Kata farmasetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu farmakon yang artinya adalah medika
atau obat. Jadi farmasetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang:
resep
bahasa latin (?)
dosis
hingga metode pengerjaan/pembuatan sediaan farmasi
Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari cara penyediaan bahan aktif dalam bentuk
tertentu (cara tersebut disebut meracik) hingga siap digunakan sebagai obat (art of drug
compounding).
Galen (130-200M): dokter dan ahli farmasi dari Yunani, yang memperkenalkan obat-obatan
yang berasal dari alam, formula dan sediaan farmasi. Ketiga hal tersebut disebut Farmasi
Galenika.
Berdasarkan cara penggunaannya:
1. Medicamentum ad usum internum
- Pemakaian dalam (oral)
- Beretiket putih
Berdasarkan cara kerjanya:
1. Lokal
Obat yang bersifat lokal adalah obat yang bekerja hanya di suatu tempat tidak melalui
peredaran darah
2. Sistemik
Obat yang bersifat sistemik adalah obat yang bekerja melalui sistem peredaran darah
Berdasarkan Undang-Undang yaitu Permenkes no. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib
Daftar Obat
1. Obat bebas
Obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter dan bisa dijual di apotek maupun toko
obat.
Contoh: Parasetamol, Mylanta, Oralit, Curcuma plus, dll
Golongan obat ini sebenarnya termasuk obat keras, namun hingga batas tertentu bisa
diperoleh di apotek tanpa resep dokter.
Contoh: Efedrin HCl, klorfeniramin maleat, Promag, Dulcolax, Methicol, dll
Hanya bisa dibeli dengan resep dokter, semua jenis psikotropika dan antibiotik
termasuk ke dalam golongan ini sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Contoh: Triamsinolon asetonida, bethametason valerat, ampisilin, prednison, asetosal,
kloramfenikol, dan papaverin HCl.
4. Obat Narkotika
Distribusi obat dalam golongan ini diawasi secara ketat karena rawan
penyalahgunaan sehingga hanya bisa dibeli dengan resep asli. Untuk pengobatan rutin,
salinan resep bisa digunakan di apotek yang menyimpan resep aslinya.
Contoh: codein HCl, ophium, morfin, heroin, dll
Resep
Adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan yang diberi izin
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlakuk kepada Apoteker Pengelola
Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat
kepada pasien.
R/ artinya ambillah
Kelengkapan Resep
1. Nama, SIP, dan alamat Dokter
2. Nama Kota dan tanggal resep ditulis [insriptio]
3. Tanda R/ singkatan dari recipe, ambillah (supercriptio) [invocatio]
4. Nama dari setiap jenis atau bahan obat yang diberikan serta jumlahnya
(inscriptio) [praescriptio]
5. Cara pembuatan atau bentuk sediaan yang dikehendaki (subcriptio)
6. Aturan pemakaian obat oleh penderita (transcriptio)
7. Identitas pasien yang meliputi nama, umur (untuk penderita anak-anak), dan alamat
pasien
8. Tanda tangan atau paraf dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan yang menuliskan
resep tersebut (doctor’s signature) [signatura]
9. Refill information [iteratie/iter]
1. Larutan
2. Suspensi
3. Emulsi
4. Eliksir
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa. Mengandung selain obat atau
zat tambahan seperti,gula atau zat pemanis lainnya, zat pengawet, zat warna, dan zat
pewangi. Digunakan sebagai obat dalam.
5. Sirup
6. Aerosol
7. Obat suntik
Pasal 1
Pasal 5
1. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pengadaan Sediaan Farmasi
2. Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi
3. Pekerjaan Kefarmasian dalam Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi
4. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pelayanan Sediaan Farmasi.
Zat Aktif
chemical compound with pharmacological (or other direct effect ) intended for used in
diagnosis, treatment or prevention of diseases
senyawa kimia dengan efek farmakologi ( efek langsung yang lain) dimaksudkan untuk
penggunaan untuk diagnosa, pengobatan, atau pencegahan penyakit.
Penggunaan secara langsung zat aktif jarang dilakukan karena beberapa alasan:
- Penanganan bahan aktif sulit atau tidak mungkin dilakukan, karena massanya yang terlalu
kecil
- Dosis obat yang akurat juga sulit atau tidak mungkin dilakukan
- Administrasi zat aktif dapat menjadi tidak praktis, tidak layak
- Beberapa zat actif ada yang bisa terkena langsung dengan paparan lingkungan (seperti
cahaya, kelembapan). Namun beberapa yang lainnya tidak bisa, mereka harus distabilkan
dengan bahan lainnya secara kimiawi
- Zat aktif dapat didegradasikan pada tempat kerjanya dengan beberapa persyaratan (misal,
pH lambung yang rendah)
- Zat aktif dapat menyebabkan iritasi lokal atau luka apabila diambil dalam konsentrasi yang
tinggi pada tempat kerjanya.
- Zat aktif memiliki kualitas organoleptik yang tidak menyenangkan (seperti rasanya yang
pahit, atau baunya yang tidak sedap)
Selain menentukan zat aktif mana yang dipilih, kita juga perlu memilih rute perjalanan
obatnya dan bentuk sediaannya (drug delivery system) -- pilihan yang salah dapat
menyebabkan gagalnya terapi.