Anda di halaman 1dari 64

KONSEP DASAR FARMAKOLOGI

PENGANTAR FARMAKOLOGI
Farmakologi adalah adalah ilmu yang mempelajari kerja obat (farmakon) atau ilmu yang mempelajari tentang obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimia,
kegiatan fisiologi, resorpsi dan nasibnya di dalam tubuh.

Isilah-istilah yang berhubungan dengan farmakologi :

1. Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan yang bisa digunakan sebagai

Obat.

2. Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membuat obat, memformulasikan, menyimpan dan

menyerahkan obat kepada pasien.

3. Farmakologi klinik adalah ilmu yang mempelajari efek obat pada manusia.

4. Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari penggunaan obat dalam menyembuhkan suatu penyakit.

5. Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari nasib obat di dalam tubuh yang meliputi proses adsorpsi,

distribusi, metabolisme dan ekskresi.

6. Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup, terutama cara

dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek yang ditimbulkannya.


OBAT
Obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup yang dapat digunakan untuk pencegahan,

diagnosa dan penyembuhan penyakit.

Istilah-istilah yang berhubungan dengan obat :

1. Obat Tradisional adalah obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

2. Obat Jadi adalah obat yang sudah dalam bentuk jadi, baik dalam bentuk tablet, kapsul, syrup, injeksi, dll

yang sesuai dengan buku standar obat yang ada di indonesia (Farmakope Indonesia)

3. Obat Paten adalah obat jadi atas nama sipembuat atau yang dikuasakannya dan dijual dengan bungkus

asli dari pabrik yang membuat.

4. Obat Essensial adalah obat yang paling dibutuhkan oleh masyarakat terbanyak dan harus tersedia di

pusat pusat pelayanan kesehatan.

5. Obat Generik Berlogo (OGB) adalah zat berkhasiat yang dikandungnya sama dengan namanya sesuai

dengan buku standar obat yang ada di Indonesia (Farmakope Indonesia)

PENGGOLONGAN OBAT
Penggolongan obat menurut peraturan perundangan-perundangan dibagi menjadi 5 golongan, yaitu :

1. Obat bebas adalah obat yang dijual bebas tanpa resep dokter dan memiliki tanda lingkaran

Berwarna hijau, contoh : Antasida (Obat Maag) dan Vitamin.


2. Obat bebas terbatas adalah obat yang dijual bebas tanpa resep dokter, tetapi dengan jumlah terbatas

Karena salah satu zat yang dikandungnya adalah obat keras, memiliki tanda lingkaran berwarna biru.

contoh: obat flu.

Macam-macam tanda peringatan (P) pada obat bebas terbatas :

a. P No. 1 : Awas! Obat keras bacalah aturan pakainya, ditelan.


b. P No. 2 : Awas! Obat keras hanya untuk dikumur, jangan ditelan.
c. P No. 3 : Awas! Obat keras hanya untuk bagian luar dari badan.
d. P No. 4 : Awas! Obat keras hanya untuk dibakar
e. P No. 5 : Awas! Obat keras tidak boleh ditelan.
f. P No. 6 : Awas! Obat keras obat wasir, jangan ditelan.

3. Obat keras ( Daftar G ) adalah obat yang mengandung obat keras, untuk mendapatkannya harus dengan

resep dokter, memiliki tanda lingkaran berwarna merah dan ditengahnya ada tulisan K. Contoh :

Antibiotika dan Hormon.

4. Psikotropik (UU RI No. 5 tahun 1997) adalah obat keras yang berkahsiat psikoaktif melalui pengaruh

selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Diperolehnya harus dengan resep dokter dan penggunaanya setiap bulan harus dilaporkan kepada Dinas

Kesehatan dan Balai POM. Contoh : Amfetamin dan Diazepam.

5. Narkotika (UU RI NO.22 tahun 1997) adalah obat keras yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan

ketergantungan. Contoh : Morfin dan Kodein.

Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat, yaitu:


1. Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau mikroba, contoh antibiotik.
2. Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit, contoh vaksin dan serum.
3. Obat yang menghilangkan simtomatik atau gejala, meredakan nyeri, contoh: analgesik.
4. Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi zat yang kurang, contoh vitamin dan hormon.
5. Pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif, khususnya pada pasien normal yang mengnggap dirinya dalam keadaan
sakit, contoh aqua pro injeksi dan tablet placebo.

Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian obat, yaitu:

1. Obat dalam, yaitu obat-obatan yang dikonsumsi peroral, contoh antibioti tablet, parasetamol tablet.
2. Obat luar, yaitu obat yang dipakai secara topikal atau tubuh bagian luar, contoh sulfur

Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian, yaitu:

1. Oral, yaitu obat dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran cerna, conto tablet, kapsul, pil, sirup, serbuk, dll.
2. Perektal, yaitu obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada pasien yang tidak bisa menelan, pingsan atau menghendaki efek cepat dan
terhindar dari PH lambung.
3. Sublingual, yaitu pemakaian obaat dengan meletakkannya di bawah lidah masuk kepembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh obat hipertensi.
4. Parenteral, yaitu obat yang disuntikkan melalui kulit kealiran darah, baik secara intravena, subkutan, intramuskuler, dll.
5. Langsung ke organ, yaitu intrakardial.
6. Melalui selaput perut, yaitu intraperitoneal.

Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi, yaitu:

1. Farmakodinamik, yaitu obat-obat yang bekerja mempengaruhi fisiologis tubuh, contoh vitamin dan hormon.
2. Farmakoterapi, yaitu obat-obat yang bekerja secara kimia untuk membasmi parasit atau bibit penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.

Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya, yaitu:

1. Alamiah, yaitu obat-obat yang berasal dari alam tumbuhan( jamur= antibiotik), hewan (plasenta, kolagen) dan mineral (parafin, talkum).
2. Sintetik, yaitu cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi kimia, contoh minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan asam
salisilat.

Penggolongan obat tradisional, yaitu:

1. Jamu, yaitu obat tradisional yang disediakan secara tradisional, contoh serbuk seduhan, pil, dan cairan.
2. Obat herbal terstandar, yaitu obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, hewan atau
mineral.
3. Fitofarmaka, yaitu obat tardisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar,
ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik.

Cara-cara pemberian obat:


1. Oral adalah pemberian obat melalui mulut. contoh : tablet, kapsul, cairan ( sirup,suspensi, emulsi )

2. Parental atau injeksi adalah obat stril yang dimasukkan melalui injeksi dengan menggunakan jarum

Suntik, secara intravena, intramuskuler, subkutan, subkutan, intrakuntan, intra arteri dll

3. Rektal adalah pemberian obat melalui rektum (dubur) yang biasanya obat yang diuraikan oleh asam

lambung dan dapat digunakan juga untuk efek lokal: suppositoria (Dulkolax), ovula (Flagystatin) dan

enema (Mikrolax, Stesolid)

4. Topical adalah obat yang biasanya dipakai untuk penyakit kulit, contoh : salep, krem, jelly, lotion, dll.

5. Efek lokal : intranasal, intraokuler, intraaurikuler, inhalasi dan aerosol.

FARMAKOKINETIK
Farmakokinetik adalah aspek farmakologi yang mencakup nasib obat di dalam tubuh yang meliputi
absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.

ABSORPSI

Semua proses yang terjadi sejak obat diberikan dari tempat pemberiannya hingga obat mencapai
sirkulasi sistemik.
Obat kemungkinan hilang sebelum masuk sirkulasi karena dimetabolisme mikroflora usus, enzim
GIT, first pass effect metabolism di hepar.
Bioavailability of drug (ketersediaan hayati obat) didefinisikan sebagai besarnya obat yang dapat mencapai sirkulasi sistemik.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi absorpsi obat :

1. Fisiologi GIT (zat kimiawi dalam usus)


2. Fisiologi obat (kemampuan melarut dalam GIT)
3. Ukuran partikel dan struktur kimiawi obat
4. Formulasi farmasetika
5. Faktor fisiolofis (penyakit, stres, obat ganda)
6. Keberadaan makanan dalam GIT
7. Mikroflora dan enzim-enzim dalam GIT
8. Efek lintas pertama

DISTRIBUSI

Proses perpindahan obat secara reversible ke dan dari darah atau plasma.
Setiap obat yang berpindah dari darah dan tidak kembali akan mengalami eliminasi bukan distribusi.

Ruang distribusi :

1. Ruang intrasel (75% BB)


Cairan sel
Komponen sel padat
2. Ruang ekstrasel (25% BB)
Cairan plasma
Cairan interstisial
Cairan transel
Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi obat :

1. Ukuran molekul
Semakin kecil ukuran molekul obat semakin mudah terdistribusi
2. Ikatan obat dan protein
Meliputi protein plasma, protein jaringan dan eritrosit
Bentuk ikatan terdiri dari : ikatan ion, hidrogen, dipol-dipol, hidrofob yang bisa menyebabkan kekuatan berbeda antar obat
Ikatan obat dengan protein bersifat reversibel
Makin besar afinitasnya makin besar kekuatan ikatan
Ikatan obat-protein tergantung sifat kimia obat, PH plasma dan umur
Ikatan protein mempengaruhi intensitas, lama kerja dan eliminasi obat
Adanya obat lain dapat mempengaruhi ikatan obat
3. Sifat fisika dan kimia obat
Obat yang larut lemak akan terkonsentrasi dalam jaringan lemak, obat hidrofil dalam ekstrasel

4. Aliran darah organ


Sebelum tercapai keseimbangan, semakin tinggi aliran semakin tinggi terdistribusi
Semakin banyak kapiler semakin banyak mengambil obat
5. Fisiologi membran masing-masing organ
Senyawa diekskresi oleh empedu ke usus 12 jari akan direabsorpsi kembali (siklus enterohepatik)
Senyawa basa yang terdifusi dari darah kelambung direabsorpsi oleh usus halus ( siklus enterogaster)
Plasenta bersifat permeabel terhadap obat, karena banyak pori dalam plasenta.
6. Perbedaan PH plasma dan jaringan
Menentukan obat bebas dan obat terikat sehingga akan mempengaruhi distribusinya.

METABOLISME

Metabolisme ( Biotransformasi obat) adalah proses perubahan struktur kimia obat dalam tubuh secara enzimatik menjadi senyawa yang lebih polar sehingga
mudah diekskresi melalui ginjal.

Metabolisme obat berlangsung terutama dam hepar, selain itu juga dalam usus, ginjal, paru-paru, limfa, otot, kulit atau dalam darah.

Tujuan metabolisme :

1. Mengakhiri efek farmakologi obat


2. Merupakan proses detoksifikasi obat

EKSKRESI

Proses pengeluaran obat dan atau metabolitnya dari dalam tubuh malalui organ ekskresi.
Organ ekskresi obat adalah ginjal, empedu, usus, paru-paru, kulit, saliva dan air susu ibu.
Tujuan ekskresi obat adalah untuk menghilangkan efek farmakologi obat melalui penurunan kadar obat dan atau melalui metabolitnya dalam tubuh.
Ekskresi obat dan atau metabolitnya bergantung pada sifat fisika kimia, aliran darah organ, ikatan obat dengan protein dan kondisi organ eliminasi.

FARMAKODINAMIK
Farmakodinamik adalah aspek Farmakologi yang mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia

berbagai organ tubuh dan mekanisme kerjanya.

Tujuan : mempelajari mekanisme kerja obat.

INTERAKSI OBAT DENGAN RESEPTOR

Reseptor merupakan kompleks makromolekul dari sel yang mempunyai struktur yang spesifik dengan senyawa tertentu dari dalam atau luar tubuh
sedemikian rupa sehingga menimbulkan perubahan tertentu di dalam sel yang berakibat timbulnya efek.
Struktur spesifik digambarkan sebagai ruang berbentuk sedemikian rupa sehingga memungkinkan gugus fungsional reseptor berinteraksi dengan
gugus fungsional dari obat secara komplementer.
Reseptor kemungkinan suatu enzim yang dapat diisolasi, komponen struktural dan fungsional suatu membran sel, atau suatu zat intraseluler spesifik
seperti protein atau asam nukleat.

EFEK SAMPING
Efek samping obat menurut WHO adalah segala sesuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang
dianjurkan.
Kebanyakan obat lebih dari satu khasiat farmakologi, tergantung dari tujuan penggunaannya, ESO pada suatu saat mungkin merupakan kerja utama
yang diinginkan pada suatu keadaan lain. Contoh : Antihistamin ( Prometazin ) yang efek sedatifnya semula dianggap sebagai ESO yang tidak
diinginkan, tetapi akhirnya dijadikan titik tolak untuk mengembangkan psikofarmaka dari golongan Klorpromazin.
ESO adakalanya tidak bisa dihindarkan, misalnya rasa mual pada penggunaan Digoksin, Ergotamin.

EFEK TOKSIK

Setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek toksik.
Reaksi toksik berhubungan langsung dengan tingginya dosis , bila dosis diturunkan efek toksik dapat diturunkan.

EFEK SAMPING OBAT (ESO)

Efek samping obat menurut WHO adalah segala sesuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi

yang dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan.

Efek teratogen adalah efek obat yang pada dosis terapeutik untuk wanita hamil, tetapi dapat

mengakibatkan cacat pada janin.

Contoh obat yang ditarik dari peredaran karena memiliki efek teratogen adalah THALIDOMID.

CONTOH OBAT YANG BEREFEK TERATOGENIK :

Captopril, Karbamazepin, Gentamicin, Griseofulvin, Kinin, Lynestrenol, Retinol > 8000UI, dll.

MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)


Tujuan utama MESO adalah :

1. Mendeteksi sedini mungkin setiap kemungkinan dari Efek obat yang tidak diinginkan.

2. Mencegah terjadinya ESO secara luas.

Tugas panitia MESO adalah :

1. Menilai laporan ESO

2. Menganalisa data hasil evaluasi

3. Memberikan rekomendasi tindak lanjut yang perlu dilakukan.

PERHITUNGAN DOSIS OBAT

Dosis obat yang diberikan kepada pasien harus menghasilkan efek yang maksimal atau sesuai harapan.

Factor factor yang berhubungan dengan dosis obat adalah :

Umur

Berat badan

Jenis kelamin
Luas permukaan badan

Beratnya penyakit

System daya-tangkis penderita

Dosis Maksimum (MD) adalah dosis maksimum untuk dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi

subkutan dan rectal.

Dosis Maksimum dimuat dalam Farmakope Indonesia (FI).

Dosis Lazim adalah dosis rata-rata yang biasanya (lazim) memberikan efek yang diinginkan

Rumus Perhitungan dosis obat untuk anak-anak (Pediatri):

1. Berdasarkan umur

a. Dosis Young, untuk menghitung dosis anak usia 1-12 tahun.

Rumus : n X MD (untuk usia 1-8 tahun)

n + 12

n X MD (untuk usia > 8 tahun

20

Keterangan : n = umur

MD = dosis dewasa

b. Augsberjer

Rumus : Untuk 2-12 bulan = (m+13)% dari D


Untuk 1-11 tahun = (4n+20)% dari D

Untuk 12-16 tahun = (5n+10)% dari D

Keterangan : n = usia (tahun)

m = usia (bulan)

D = dosis dewasa

2. Berdasarkan berat badan

Rumus Clark = W X D

20

Keterangan : W = bobot dalam Kg

D = dosis dewasa

3. Berdasarkan luas Permukaan Badan (PB)

Rumus : luas permukaan x dosis dewasa = dosis anak

1,75 m2

Contoh Resep Obat Tunggal :

R / Paracetamol 100 mg

m.f.pulv.dtd.No.X

s.3.dd.1.pulv (jika panas)


Pro : reni

Umur : 4 tahun

Alamat : jl. Onta no. 28 kedaton

Keterangan : 1 tablet Paracetamol mengandung 500mg

Perintah : berapa Paracetamol yang diambil untuk Reni umur 4 tahun?

Contoh Resep Campuran :

R / Paracetamol 200 mg ( @ 500mg ) DM 1x: - DM 1h: -

CTM 2 mg ( @ 4mg ) DM 1x: - DM 1h: 40mg

Luminal 25 mg (@50mg/100mg) DM 1x: 300mg DM 1h: 600mg

Efedrin 15 mg ( @50mg) DM 1x: 50mg DM 1h: 150mg

Lactosa QS

m.f.pulv.dtd.No.XX

s.3.dd.1 pulv

Pro : Dara / 10 tahun / kedaton

Perintah : 1. Hitung masing-masing jumlah obat yang diambil?

2. Hitung dosis untuk anak yang bernama dara umur 10 tahun?


Contoh Resep Cairan :

R / Amoksisilin Syrup fls I

s.3.dd.cth1

Pro : toto

Umur: 6 tahun

Alamat : wayhalim

Perintah : berapa ml Aqua yang ditambahkan dan tulis etiket obat untuk sirup di atas dengan benar?

Contoh Pengenceran Alkohol :

R / Alkohol 70%

Aqua ad 100ml

sue

Pro : nina/4 tahun/kedamaian

Perintah : hitung alkohol 96% dan Aquadestilata yang diambil?

METODE PERHITUNGAN OBAT :


1. RUMUS DASAR
A=D xV
H
Keterangan : A = jumlah hasil hitungan
D = dosis yang diinginkan
H = dosis yang tersedia
V = bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cairan)

Contoh soal : dibutuhkan Amoksilin 0,5 gr, tersedia Amoksilin 250mg/kapsul, berapa kapsul Amoksillin
yang diambil?

2. RUMUS RASIO DAN PROPORSI


H:v=D:X
Keterangan : X= jumlah yang harus diberikan
H= obat yang tersedia
V= bentuk obat (tablet, kapsul, cairan)
D= dosis yang diinginkan

Contoh soal : dibutuhkan Ampisillin 100mg, tersedia Ampisillin 250mg/5ml. Berapa ml Ampicillin yang
diambil?

KALKULASI KECEPATAN INFUS

RUMUS :

1. Jumlah Larutan = ml/jam

Lama Pemberian (Jam)


2. ml / jam = ml/menit

60 menit

3. ml / menit x faktor drip = tetes/menit atau 1 ml cairan x faktor drip = tetes/menit

Jam x 60

Contoh soal : Pasien A diinfus dengan larutan Dekstrose 5% dengan kecepatan 20 tetes permenit. Jika larutan itu dipasang jam 8 pagi, maka perawat bisa
memperkirakan larutan itu akan habis pada jam?
OBAT OTONOM

Obat otonom adalah obat yang bekerja terhadap berbagai susunan saraf otonom, dari sel saraf sampai sel

efektor.

Susunan saraf manusia dibagi dua yaitu:

1. Susunan Saraf Pusat (SSP), yaitu : otak dan susmsum tulang belakang.

2. Susunan Saraf Perifer, yaitu : susunan saraf motoris dan susunan saraf otonom.
Susunan Saraf Otonom

Terdiri dari neuron (saraf) dan ganglion (simpul saraf) yang merupakan persarafan ke otot polos dari

berbagai organ, diantaranya bronchia, lambung, usus, pembuluh darah, otot jantung,kelenjar ludah, dll.

Fungsinya adalah mengatur secara otomatis keadaan fisiologi tubuh yang konstan, seperti suhu tubuh,

tekanan darah, pernafasan, dll.

Susunan saraf otonom dibagi menjadi 2, yaitu : Saraf Simpatik dan Saraf Parasimpatik

Kedua saraf tersebut di atas mempunyai kerja berlawanan, bila satu sistem merintangi fungsi tertentu, maka

sistem lainnya justru menstimulasinya.

Pada susunan saraf otonom impuls disalurkan ke organ tujuan (efektor) secara tidak langsung. Saraf otonom

dibeberapa tempat terkumpul pada sel-sel ganglion dimana terdapat sinaps (sela) diantara dua saraf.

Neuron preganglion adalah saraf yang meneruskan impuls dari susunan saraf pusat keganglion.

Neuron post ganglion adalah saraf antara ganglion dan efektor (organ ujung).

Neurotransmitter adalah proses pengalihan impuls dari SSP dalam sinaps satu sel saraf ke sel lainnya.

Penggolongan Obat Otonom

1. Kolinergik (Parasimpatomimetik)

2. Adrenergik (Simpatomimetik)

3. Penghambat Kolinergik (Parasimpatolitik)

4. Penghambat Adrenergik (Simpatolitik)

5. Obat Ganglion
Obat Obat Otonom

Menurut khasiatnya obat otonom dibagi 3, yaiu:

1. Zat yang bekerja terhadap saraf simpatik, contohnya : Noradrenalin dan Amfetamin, Propranolol, dll.

2. Zat yang bekerja terhadap susunsn saraf parasimpatik, contohnya : Asetilkolin.

3. Zat-zat ganglion yang merintangi penerusan impuls dalam sel-sel ganlion simpatik dan parasimpatik, contohnya : Propantelin dan Mepenzolat.

KOLINERGIK
Adalah zat yang dapat menimbulkan efek yang sama denganstimulasi susunan parasimpatis, karena

melepaskan neurohormon asetilkolin (Ach) d ujung-ujung sarafnya.

Saraf kolinergik adalah saraf yang mensintesis dan melepaska asetilkolin.

Efek kolinergik yang penting adalah :

1. Stimulasi pencernaan, yaitu : kelenjar ludah, getah lambung, air mata, dll.

2. Memperlambat sirkulasi, yaitu : menurunkan kegiatan jantung dan menurunkan tekanan darah,

3. Memperlambat pernafasan, yaitu : menciutkan bronchi, tetapi sekresi dahak diperbesar.

4. Kontraksi otot mata, yaitu menyempitkan pupil dan menurunnya tekanan intraokuler akibat lancarnya pengeluaran air mata.

5. Kontraksi kandung kemih dan ureter, yaitu memperlancar pengeluaran urin.

6. Dilatasi pembuluh dan kontraksi otot kerangka.

7. Menekan susunsn saraf pusat.

Reseptor kolinergik ada dua, yaitu :


1. Reseptor muskarinik (M)

2. Reseptor nikotinik

Penggunaan Kolinergik

1. Glaukoma adalah penyakit mata yang bercirikan peningkatan tekanan cairan mata intraokuler yang bisa menjepit saraf mata.

2. Myasthenia Gravis adalah suatu penyakit auto-imun, yang bercirikan keletihan dan kelemahan terutama otot-otot muka, mata dan mulut.

3. Demensia Alzheimer (keadaan kelemahan otot polos)

4. Atonea

Efek Samping obat kolinergik :

1. mual dan muntah

2. diare

3. meningkatnya sekresi ludah, dahak, keringat dan air mata.

4. bradikardi

5. bronchokontriksi

6. depresi pernafasan

Obat-obat kolinergik :

1. Asetilkolin klorida 4. Karbachol

2. Pilokarpin 5. Timolol

3. Eostigmin 6. Tacrin
ANTI KOLINERGIK

Penggunaan:

1. Spasmolitik (pereda kejang otot) dari saluran lambung- usus, saluran empedu dan organ urogenital.

Contoh obat : Oksibutinin, Emepromium

2. Tukak lambung-usus, contoh obat : Pirenzepin

3. Midriatikum (melebarkan pupil), contoh obat : Fenileprin

4. Sedativ, contoh obat : Atropin dan Skopolamin

5. Antiemetik. Contoh obat : Skopolamin.

ADRENERGIK

Penggunaan:

1. Pada shock : memperkuat kerja jantung, contoh obat : Noradrenalin.

2. Pada asma, mencapai bronchodilatasi, contoh obat : Salbutamol.Adrenalin & Efedrin.

3. Pada hipertensi : menurunkan daya tahan perifer dari dinding pembuluh dengan jalan menghambat

penglepasan Noradrenalin. Contoh obat : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

4. Melalui blokade reseptor alfa 1 dan betha1, contoh obat : Prazosin dan Propranolol.

ANTIADRENERGIK

Adalah zat yang dapat melawan aktivitas susunan saraf simpatis. Ada 3 kelompok:

1. Afa blockers, contoh obat :


a. Fentolamin, untuk terapi hipertensi.

b. Prazosin, Terazosin, untuk terapi hipertensi dan hiperplasia prostat.

c. Yohimbin sebagai aprodisiaka (mengatasi impotensi)

2. Beta blockers

digunakan untuk gangguan jantung dan hipertensi. Contoh obat : Atenolol, Etoprolol, Propranolol

dan Atenolol.

3. Penghambat neuron adrenergik contoh obat : Guanetidin untuk terapi glaukoma.

OBAT GANGLION

Nikotin adalah contoh obat yang merangsang ganglion.


Perangsangan ganglion terjadi dengan dosis kecil dan disebabkan oleh depolarisasi, dengan dosis yang lebih besar terjadi penghambatan ganglion karena efek depolarisasi persisten.
Nikotin dapat diserap dari semua tempat termasuk kulit.
Keracunan berat dilaporkan terjadi akibat absorpsi dikulit
Adsopsi dilambung sedikit karena sifat nikotin sebagai basa kuat
Nikotin mengalami metabolisme dihati, paru dan ginjal.
Nikotin diekskresi melalui air susu, kadarnya pada perokok berat bisa mencapai 0,5mg/l.

OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT (SSP)

1. HIPNOTIK, SEDATIV DAN ALKOHOL


2. PSIKOTROPIK
3. ANTIKONVULSI
4. OBAT PENYAKIT PARKINSON
5. ANALGETIK OPIOID DAN ANTAGONIS
6. ANALGETIK ANTIPIRETIK
7. ANALGETIK ANTIINFLAMASI NON STEROID DAN OBAT PIRAI
8. ANESTETIK UMUM

HIPNOTIK
Merupakan obat yang dapat menyebabkan mengantuk, mempercepat tidur dan mengoptimalkan keadaan tidur sedapat mungkin menyerupai tidur
alami.

Insomnia merupakan gejala berupa sulit tidur,sering terbangun dan hanya mampu tidur sebentar atau tidur tidak nyenyak.

Penyebab :

Penyebab insomnia : organik, psikogenik atau pengaruh lingkungan.

Pada insomnia dapat diberi obat hipnotik tetapi pemakaianya tidak boleh terus menerus, karena dapat menyebabkan toleransi

Insomnia kronik dapat disebabkan oleh kelainan psikiatrik, seperti cemas, depresi, penyalahan obat dan alkohol.

Contoh Obat :

1. Nitrazepam (dumolid, mogadon)

Indikasi : insomnia gangguan tidur dengan berbagai sebab

Kontra indikasi :depresi pernafasan, myasthenia gravis, fobia dan gangguan fungsi hati.

Efek samping : ataksia, bingung teruatama pada lansia, vertigo, amnesia dan Ketergantungan.

Dosis : 5- 10 mg sebelum tidur dan untuk lansia 2,5-5 mg. anak tidak dianjurkan obat ini

2. Estazolam (esilgan)

Indikasi : untuk semua gangguan tidur psikosis, kelainan organik, nyeri paska operasi, trauma

Kontra indikasi :miasthenia gravis


Efek samping :ngantuk, ketergantungan, ruam kulit, dan palpitasi

Dosis :1-2 mg sebelum tidur

3. Triazolam

Indikasi : insomnia, terutama pada keadaan sulit tidur, sering terbangun pada malam hari atau

bangun terlalu pagi.

Efek samping : ngantuk, gangguan koordinasi, binggun dan agitasi

Dosis: 0, 125-0,25 mg sebelum tidur.

ALKOHOL
Alkohol bersifat bakterisid, fungisid dan virusid, yang banyak digunakan untuk desinfeksi kulit

dan sebagai zat pembantu dalam farmasi

Pada penggunaan oral, alkohol mempengaruhi SSP, yaitu semula merangsang dan kemudian

menekan fungsi otak, juga menyebabkan vasodilatasi (muka menjadi merah dan perasaan

panas). Bila diminum pada perut kosong dapat menstimulasi produksi getah lambung

Farmakokinetik Alkohol:

Alkohol diserap dari usus halus kedalam darah kemudian disebarkan melalui cairan tubuh , kadarnya dalam darah meningkat dengan cepat karena
absorbsi nya lebih cepat dari penguraian dan ekskresinya dari tubuh. Makanan dalam lambung, terutama protein dan lemak memperlambat
resorpsinya , sehingga minum akohol pada saat perut kosong memberikan efek lebih cepat daripada sesudah makan. Di dalam hati sebagian besar
alkohol diuraikan oleh alkoholdehidrogenase menjadi asetaldehid, kemudian aldehid dirombak menjadi asam asetat, yang dikembalikan lagi pada
cairan tubuh, dimana perombakan diakhiri sampai karbondioksida dan air.

Efek Teratogen dari Alkohol :


Alkohol juga bersifat teratogen dan penggunaanya dalam jumlah besar selama kehamilan dapat menyebabkan kelainan kongenital (alkoholsindrom
fetal), dosis kecil dapat menyebabkan abortus dan gangguan psikis maupun terhambatnya perkembangan bayi yang dilahirkan dan alkohol masuk
kedalam air susu ibu.

Contoh obat alkoholisme :

1. Disulfiram (Antabuse, Refusal)

Kerjanya menghambat enzim aldehida-dehidrogenase, sehingga penguraian alkohol terhenti pada

tingkat asetaldehida. Indikasi : pengobatan alkoholisme kronik (dibawah pengawaan spesialis )

2. Acamprosat (Campral)

Merupakan obat baru (1998) yang ternyata lebih efektif sebagai obat untuk penanganan psikososial

untuk menghidari kambuhnya si pecandu pada kebiasaan minum alkohol.

PSIKOTROPIK
Psikotropik merupakan obat penyakit jiwa, yaitu obat-obat yang bekerja terhadap SSP dengan mempengaruhi fungsi-fungsi psikis dan proses mental.

Obat ini bekerja antipsikosis dan sedativ, yang digunakan khusus untuk penyakit psikose (gangguan jiwa) termasuk schizoprenia dan mania.

Contoh obat antipsikotik:

1. Klorpromazin (Largactil)

2. Thioridazin (Melleril)

3. Haloperidol (Haldol, Serenace)

4. Sulfirid (Dogmatil)

5. Klozapin (Leponex)
ANTIKONVULSI
Epilepsi atau sawan atau penyakit ayan adalah suatu gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala, biasanya dengan perubahan kesadaran.

Penyebabnya adalah aksi serentak dan mendadak dari sekelompok besar sel-sel saraf di otak, aksi ini disertai pelepasan mutan listrik yang berlebihan
dari neuron-neuron tersebut.

Serangan kejang ( konvulsi ) :

Dapat ditimbulkan oleh hipoglikemi, eclampsi, meningitis atau encepalitis, juga kecelakaan, luka diotak, seperti abses, tumor atau aterosklerotik pada
orang di atas usia 50 tahun yang dinding pembuluh otaknya sudah mengeras.

Konvulsi juga dapat disebabkan karena keracunan timah hitam atau obat (Petidin).

Dan diperkirakan 20 % penderita epilepsi tidak diketahui penyebabnya.

Epilepsi ada 3 jenis, yaitu :

1. Grand mal
2. Petit mal
3. Temporal atau psikomotor

Antiepileptika adalah obat yang dapat mengurangi serangan epilepsi karena khasiatnya dapat meredakan kejang.

Mekanisme kerja dari antiepileptik adalah :

1. Meningkatkan ambang serangan dengan jalan menstabilkan membran sel, obatnya : Asatazolamida dan

Felbamat.

2. Mencegah timbulnya pelepasan muatan listrik abnormal dipangkalnya (focus) dalam SSP, obatnya :

3. Fenobarbital dan Klonazepam.

4. Menghindari penjalaran hiperaktivitas (muatan listrik) tersebut pada neuron otak lainnya, obatnya :
Klonazepam dan Fenitoin.

5. Memperkuat efek GABA (Gamma Amino Butiric Acid), obatnya :Valproat dan Vigabatrin, yang bersifat

menghambat perombakan GABA oleh transaminase, sehingga kadarnya disinaps meningkat.

6. Mengurangi neurotransmisi glutamat. Glutamat adalah suatu neurotransmitter lain yang menimbulkan

serangan epilepsi, obatnya : Lamotrigin dan Topiramat.

Contoh obat antiepileptik :

1. Fenobarbital ( Fenobarbiton, Luminal )

Indikasi : semua jenis epilepsi, kecuali petit mal, status epiletikus

Kontraindikasi : depresi pernafasan berat

Efek samping obat : mengantuk dan depresi mental

2. Fenitoin ( Difenilhidantoin, Difantoin, Dilantin )

Indikasi : semua jenis epilepsi, kecuali petit mal, status epileptikus

Kontraindikasi : gangguan hati, wanita hamil dan ibu menyusui.

Efek samping obat : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala, tremor dan insomnia.

3. Diazepam ( Valium, Stesolid, Valisanbe )

Indikasi : status epilepsi dan kejang karena keracunan

Kontra indikasi : depresi pernafasan

Efek samping : mengantuk, pandangan mata kabur, bingung, ataksia, amnesia, ketergantungan, kadang

nyeri kepala.
4. Karbamazepin ( Tegretol, Teril )

Indikasi : semua jenis epilepsi, kecuali petit mal

Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sum-sum tulang.

Efek samping : mual, muntah, pusing, mengantuk, ataksia, bingung.

5. Valproat ( Asam Valproat, Depakane, Leptilan )

Indikasi : semua jenis epilepsi

6. Asetazolamida ( Diamox )

Indikasi : khasiat antikonvulsinya diperkirakan berdasarkan meningkatnya ekskresi ion- ion natrium,

kalium dan bikarbonat serta menjadi asamnya darah ( acidosis ), faktor ini dapat mengurangi kepekaan

pusat epilepsi berbagai rangsangan.

7. Felbamat ( Taloxia )

Indikasi : Obat ini dapat digunakan sebagai pengganti dari karbamazepin dan fenitoin.

8. Lamotrigine ( Lamictal )

Indikasi : monoterapi dan terapi tambahan pada epilepsi ( parsial, umum dan tonik- klonik)

OBAT PENYAKIT PARKINSON


Penyakit parkinson adalah suatu penyakit neurodegeneratif yang disebabkan terganggunya keseimbangan neurohormon pada sistem ekstrapiramidal
otak.

Tiga gejala parkinson adalah kekakuan anggota gerak, mobilitas berkurang secara abnormal dan gemetar. Gejala ini dapat ditimbulkan oleh antara lain
penggunaan psikotropika dalam dosis tinggi (Fenotiazin, Butirofenon) kerjanya memblokade dopamin, intoksikasi CO, Hg, Mn, HCN dan Barbital.
Contoh obat parkinson :

1. Triheksifenidil (Arkine, Artane)

Indikasi : parkinsonisme, gangguan ekstrapiramidal karena obat.

2. Levodopa-benserazid (Madopar)

Indikasi : parkinsonisme ( bukan karena obat)

3. Bromokriptin (Parlodel)

Indikasi : parkinsonisme (bukan karena obat)

ANALGETIK OPIOID DAN ANTAGONIS


Analgesik narkotik (analgesik opioid) : merupakan zat yang bekerja terhadap reseptor opioid khas pada SSP,

sehingga nyeri dan respon emosional terhadap nyeri dapat dikurangi. Tubuh dapat mensintesa zat-zat opioidnya sendiri Yaitu : zat-zat endorfin yang bekerja
melalui reseptor opioid.

Endorfin adalah Kelompok polipeptida endogen yang terdapat di CCS (Cairan Cerebro Spinalis) dan dapat menimbulkan efek yang menyerupai efek morfin.

Agonis opioid: Morfin, Kodein, Heroin danNicomorfin

Antagonis opioid : Nalokson, Nalorfin, Pentazosin, Buprenorfin dan Nalbufin.

Contoh obat analgesik Narkotik :

1. Morfin (MS contin, Kapanol).

2. Fentanil (durogesic)

3. Kodein (codipront)

4. Petidin HCL
5. Metadon (amidon, symoron).

6. Nalokson (narcan)

ANALGETIK ANTIPIRETIK
ANALGETIK NON NARKOTIK
DEFINISI : zat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.

PENYEBAB NYERI :

Adanya rangsangan mekanik atau kimiawi yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.

Rangsangan tersebut memicu pelepasan mediator nyeri, yaitu: Histamin, Serotonin, Bradikinin & Leukotrin.

MACAM MACAM NYERI :

1. Nyeri ringan

2. Nyeri sedang

3. Nyeri yang disertai inflamasi

4. Nyeri pada kanker

5. Nyeri migren

Nyeri dapat diatasi dengan 3 cara :

1. Merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri

2. Merintangi pada penyaluran rangsangan dari saraf - saraf sensoris


3. Blokade pusat nyeri di SSP

CONTOH OBAT :

1. Parasetamol = Asetaminofen

Indikasi : analgesik-antipiretik

2. Asetosal = asam asetilsalisilat

Indikasi : analgesik-antipiretik, Antiinflamasi & antitrombosit antiplatelet.

3. Aminofenzon

Indikasi : analgesik-antipertik dan Antiinflamasi

4. Fenilbutazon

Indikasi : analgesik dan antiinflamasi

5. Asam Mefenamat

Indikasi : analgesik-antipiretik dan antiinflamasi

6. Ibuprofen

Indikasi : analgesik dan antiinflamasi

7. Piroxicam

Indikasi : analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi

ANTIPIRETIK
Antiperetik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam.

Pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interleukin (IL-1).


Infeksi menimbulkan demam karena endotoksin bakteri merangsang sel polimorfonuklear (PMN) untuk

membuat prostaglandin, yaitu IL-1.

Kerja obat antipiretik :

Pirogen (IL-1)

Infeksi

Antipiretik Enzim Siklooksigenase

PG

Hipotalamus

Set piont

Demam

CONTOH OBAT :

1. Parasetamol = Asetaminofen (Panadol, Pamol, Bodrex, Paracetol, dll)

Indikasi : analgesik-antipiretik

2. Asetosal = Asam asetilsalisilat (Aspirin, Cafenol, Naspro, Aspilet, dll)


Indikasi : analgesik-antipiretik, antiinflamasi dan antitrombosit antiplatelet.

3. Aminofenzon (Aminopyrin, Pyramidon)

Indikasi : analgesik-antipertik dan antiinflamasi

4. Asam Mefenamat (Ponstan, Pondex, Mefinal, dll)

Indikasi : analgesik-antipiretik dan antiinflamasi

5. Piroxicam (Feldene)

Indikasi : analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi

ANALGETIK ANTIINFLAMASI NON STEROID (AINS) DAN OBAT PIRAI


Analgesik antiinflamasi nonsteroid (AINS) berkhasiat : Analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi dan sering

sekali digunakan untuk menghilangkan gejala penyakit rema, yaitu suatu penyakit autoimmun, dimana

antibodi tubuh menyerang dan merusak organ atau jaringan sendiri.

Penyakit rema mempunyai ciri-ciri : Perubahan- perubahan radang kronis dari sendi dan membrannya,

destruksi tulang rawan dengan perubahan anatomis.

Gejala yang khas : Bengkak dan nyeri simetris pada sendi-sendi tersebut.

CONTOH OBAT :

1. Asetosal = Asam asetilsalisilat (Aspirin, Naspro, Aspilet)

Indikasi : analgesik-antipiretik, antiinflamasi dan antitrombosit antiplatelet.

2. Aminofenzon (Aminopyrin, Pyramidon)


Indikasi : analgesik-antipertik dan antiinflamasi.

3. Fenilbutazon (new skelan, pehazon forte)

Indikasi : analgesik dan antiinflamasi.

4. Asam Mefenamat (Ponstan, Pondex, Mefinal, dll)

Indikasi : analgesik-antipiretik dan antiinflamasi.

5. Ibuprofen (Brufen, Artahrofen)

Indikasi : analgesik dan antiinflamasi.

6. Piroxicam (Feldene)

Indikasi : analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi.

OBAT PIRAI
Pirai atau encok :

merupakan penyakit gangguan pada metabolisme purin dan Asam urat, dimana kadar berlebihan dalam

plasma menimbulkan pengendapan kristal natrium urat pada sendi dan cairan synovialnya.

Encok dapat terjadi karena :

kadar asam urat yang meningkat (hiperurikemia) juga karena keturunan, jenis kelamin, kebiasaan makan

dan minum, pembebanan sendi berlebihan (overweight), diabetes melitus, hipertensi, hiperlipidemia dan

stress.
CONTOH OBAT :

1. Kolkisin ( Colchicine, Goutin )

2. Alopurinol ( Zyloric, Isoric )

3. Probenesid ( Probenid, Benemid )

ANESTETIK UMUM
Anestesia atau narkose merupakan pelumpuhan SSP yang reversibel yang terkait dengan peniadaan atau pengurangan rasa sakit, kesadaran,
kepekaan reflek dan tonus otot, tetapi pusat pusat vegetatif pusat pernafasan dan vaso motorik dimedula oblongata tidak boleh terpengaruh.

Stadium Anestesi :

1. Stadium I (St.Analgesia; St.Cisorientasi)

2. Stadium II (St.Eksitasi; St. Dalirium)

3. Stadium III (St. Operasi)

4. Stadium IV (St. Paralisis)

Tahap tahap anestesi dengan inhalasi tunggal dietileter:

I. Tahap analgesia : hambatan pusat kortikal kepekaan refleks normal sampai meningkat, rasa

nyeri berkurang sampai hilang.

II. Tahap eksitasi : hambatan pada pusat motorik lebih tinggi, sehingga hambatan pada pengatur

motorik yang lebih rendah hilangnya kesadaran, hiperaktivitas motorik, nafas tidak teratur:
pupil melebar, tetapi dapat bereaksi: muntah, bertambahnya sekresi saliva dan bronkial.

III. Tahap toleransi : otak tengah dan sum sum tulang belakang juga dihambat nafas kembali
dalam dan teratur, hilangnya tonus otot, demikian juga dengan refleks dan regulasi suhu, pupil mula mula menyempit kemudian melebar dan
tidak bereaksi.
IV. Tahap asfiksia : lumpuhnya pusat pernafasan dan vasomotorik, ada bahaya nafas berhenti dan kolaps sirkulasi darah.

CONTOH OBAT :

1. Anestetik inhalasi

a. Dinitrogenoksida
b. Desflurane
c. Halotan
d. Metoksiflurane
e. Enflurane
f. Dietileter
g. Isoflurane

2. Anestetik Parenteral

a. Metoheksital-Natrium
b. Tiopental-Natrium
c. Ketamin
d. Etomidat
ANESTETIK LOKAL, AUTAKOID DAN ANTAGONIS
ANESTETIK LOKAL
Berdasarkan tekhnik pemberiannya dapat dibedakan menjadi :

1. Anestesia permukaan : digunakan pada selaput lendir (mulut, kerongkongan, rektum, dll) , luka, selaput mata. Tidak ada efek pada kulit utuh, karena
tidak permeabel. Cara kerjanya dengan menyingkirkan reseptor dijaringan subkutan.
2. Anestesia infiltrasi : injeksi subkutan pada sekitar daerah yang akan dianestesi, cara kerjanya dengan menyingkirkan reseptor dan hantaran rangsang
pada serabut saraf eferen.
3. Anestesia konduksi : anestetik lokal disuntikkan langsung pada urat saraf atau batang saraf, sehingga konduksi rangsang sensorik ditiadakan.

CONTOH OBAT :

1. Anestetik lokal tipe ester :

a. Prokain

b. Tetrakain

c. Benzokain

2. Anestetik lokal tipe amida

a. Lidokain

b. Etidokain

c. Prilokain

d. Buvipakain

e. Artikain
AUTAKOID DAN ANTAGONIS
ANTIHISTAMIN

Merupakan zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblokir reseptor histamin.

Histamin terdapat pada kulit, mata, hidung, usus, paru-paru dan leukosit basofil darah.

Zat zat kimia yang dapat membebaskan hisatamin adalah bisa ular, tawon, obat (Morfin dan Kodein).

Fungsi histamin berperan pada proses inflamasi pada sistem daya tangkis.

Dalam keadaan normal kadar histamin dalam darah 50mcg/L, sehingga tidak menimbulkan efek. Bila mast-cells dirusak membrannya oleh sesuatu hal
maka dibebaskan histamin dalam jumlah besar, sehingga terjadi efek yang nyata.

Kelebihan histamin diuraikan oleh enzim histaminase yang terdapat dalam jaringan.

Kerja antihistamin melalui 3 jenis reseptor, yaitu :

1. Histamin 1 (H1) : Diblok oleh antihistamin.

Obat : Cetrizin, Loratadin, Astemizol dll.

2. Histamin 2 (H2) : Penghambatan asam lambung (H2 Blocker).

Obat : Simetidin, Famotidin, Ranitidin, Roxatidin dll.

3. Histamin 3 (H3) : berperan pada regulasi tonus saraf simpatik.

Obat : Salbutamol, Efedrin, Tacrin, dll.

Aktivitas penting dari histamin adalah :

1. Kontraksi otot polos bronchi, usus dan rahim.


2. Vasodilatasi semua pembuluh denhan penurunan tekanan darah.

3. Memperbesar permeabilitas kapiler untuk cairan dan protein dengan udema.

4. Hipersekresi ingus, air mata, ludah, dahak dan asam lambung.

5. Stimulsi ujung saraf dengan eritema dan gatal-gatal.

ALERGI Merupakan kepekaan terhadap suatu antigen eksogen atas dasar proses imunologik.

Zat yang dilepaskan pada saat alergi adalah: histamin, bradikinin, serotonin dan leukotrin.

Macam-macam alergi :

1. Makanan: udang, kepiting, kerang, susu sapi, putih telur, dll.

Disebabkan oleh protein yang terdapat pada makanan dan berlangsung melalui Imunoglobulin E (IgE) dan

pelepasan mediator.

2. Dermatitis atropis

Reaksi ini berdasarkan IgE, biasanya terjadi pada balita dan dengan bertambahnya umur > 5 tahun akan

hilang dengan sendirinya.

3. Asma bronchitis / asma / bengek

Pernafasan dipersempit oleh penyempitan bronchia akibat reaksi antigen IgE dan terlepasnya mediator

dengan efek vasokonstriksi disertai obstruksi bronchia akibat peradangan kronis dan pembengkakan

mukosa, banyaknya dahak dapat menyebabkan sesak.

Antihistamin dibagi 2, yaitu :


1. Antihistamin Non Sedatif

a. Astemizol ( Hismanal, Hispral )

b. Setrizin ( Incidal OD, Ryzen )

c. Loratadin ( Alloris, Claritin, Lergia )

d. Mebhidrolini Napadisilat

2. Antihistamin Sedatif

a. Klorfeniramina Maleat ( Alleron, Chlorfenon, Pehaclor )

b. Siproheptadin Hcl ( Alphahist, Heptasan, Pronicy )

c. Difenhidramin

KORTIKOSTEROIDA

Merupakan kelompok obat yang memiliki aktivitas Glukokortikoid dan mineralokortikoid, sehingga menimbulkan efek yang beragam, yaitu terhadap
karbohidrat, protein, dan lemak, efek terhadap keseimbangan air dan elektrolit dan efek terhadap fungsi berbagai sistem di dalam tubuh.
Kerjanya sangat rumit tergantung pada hormonal individu.

Khasiat Farmakologi :

Antiinflamasi

Antialergi

Peningkatan Glukogeneogenesis

Efek ketabol

Retensi Natrium dan air


Glukokortikoid telah terbukti pada :

Asma akut dan kronis

Radang usus akut

Penyakit autoimun (mengobati semua penyakit)

Setelah transplantasi organ

kanker

Efek samping kortikosteroid :

Gejala Cushing (retensi cairan pada jaringan dan lemak)

Atrofia (kelemahan otot)

Osteoporosis

Merintangi pertumbuhan pada anak-anak

Diabetogen

Contoh obat Kortikosterid :

Hidrokortison

Prednisolon

Prednison

Betametason

Deksametason
OBAT KARDIOVASKULER

Penyakit jantung dan pembuluh (PJP) seperti angina pektoris, infark jantung, dan hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar di dunia.
PJP terjadi dapat disebabkan oleh faktor makanan yang kaya kalori, protein, lemak (jenuh) dan miskin serat nabati.
Atherosclerosis adalah gangguan pembuluh yang disebabkan karena menebal dan mengerasnya dinding pembuluh nadi (arteri), hal ini disebabkan oleh
endapan kolesterol, lemak, kalsium dan fibrin (plak) didinding pembuluh.
Bila arteri jantung atau arteri otak tersumbat, maka akan terjadi infark jantung atai infark otak (stroke)

OBAT JANTUNG

Obat-obat jantung atau kardiaka adalah obat yang secara langsung dapat memulihkan fungsi otot jantung yang terganggu menjadi normal.

Gangguan Jantung :

1. Infark jantung (trombosis koroner/serangan jantung)

Adalah keadaan tersumbatnya suatu cabang pembuluh jantung yang menyalurkan darah ke jantung oleh

gumpalan darah beku (trombus).

Gejalanya berupa nyeri yang hebat dibelakang tulang dada, rasa gelisah tidak mampu menggerakkan

tangan dan kaki, muka membiru dan debar jantung cepat (takikardi)

2. Angina pectoris

Adalah gangguan yang timbul sebagai akibat hipoksia (kekurangan oksigen) otot jantung karena

kelelahan fisik atau emosional dan dapat juga disebabkan oleh penciutan arteri jantung, infark, kejang-

kejang atau adanya takikardi tertentu, anemia hebat atau penciutan aorta.
Gejalanya adalah rasa sakit hebat dibawah tulang dada yang menjalar kepundak kiri dan lengan bagian

atas, terutama bila berjalan atau sesudahnya, nyeri tersebut akan hilang bila berhenti dan istirahat.

3. Aritmia

Adalah gangguan ritme berupa kelainan dalam frekwensi denyut jantung karena (kecepatan) denyut

jantung karena serambi atau atrium dan bilik atau ventrikel berdenyut lebih cepat atau lebih lambat dari

normal.

4. Dekompensasi jantung

Adalah keadaan dimana sirkulasi darah jantung dan cardiac output menurun, misalnya akibat infark atau

katup jantung yang tidak bekerja sempurna, atau karena proses penuaan.

Gejalanya adalah sukar bernafas bila berbaring, muka membiru, dan edema.

5. Shock

Adalah suatu komplikasi dari infark jantung yang sangat ditakuti karena biasanya berakibat fatal,

sebabnya adalah takikardi yang hebat dan myocarditis.

Penggolongan obat jantung :

1. Kardiotonika : Digitalis Folium, Digoksin, Digitoksin, Quabain, Proscilaridin.

2. Obat-obat angina pectoris : Dipiridamol, Nifedipin, Diltiazem, Verapamil, Propranolol dan Acebutolol.

3. Antiaritmia : Kinidin, Lidokain, Timilol, Propranolol, Amiodaron, Nifedipin, Diltiazem, Adenosin, dan
Verapamil.

ANTIHIPERTENSI

Pengaturan tekanan darah dipengaruhi oleh saraf simpatis yang menentukan frekuensi denyut jantung kontraktilitas miokat dan pembuluh darah
( arteri dan vena ).

Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi pada organ lain, jantung, pembuluh darah otak dan perifer dan ginjal.

Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor :

1. Curah jantung, adalah hasil denyut jantung dan isi sekuncup jantung, besarnya isi sekuncup ditentukan

oleh kekuatan kontraksi otot jantung dan volume darah yang kembali ke jantung.

2. Resistensi perifer adalah gabungan tekanan otot polos arteri dan viskositas darah. Resistensi disebabkan

oleh berkurangnya elastisitas dinding pembuluh darah akibat adanya aterioschlerosis yang terjadi karena

meningkatnya usia atau karena pengendapan.

Ada 2 macam tekanan darah, yaitu :

1. Tekanan darah sistolik, adalah tekanan darah yang terjadi pada saat jantung berkontraksi, tekanan ini

selalu lebih besar dari tekanan diastolik.

2. Tekanan darah diastolik, adalah tekanan darah yang terjadi pada saat jantung berelaksasi (mengembang)

Macam-macam hipertensi :

1. Hpertensi esensial (Primer) adalah hipertensi yang tidak jelas penyebabnya. Biasanya disebabkan karena
faktor usia, jenis kelamin, merokok, kolesterol dan obesitas.

2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan karena penyakit (Ginjal) dan obat (Hormon,

Antidepresan)

Tahapan terapi hipertensi :

1. Modifikasi pola hidup ; berat badan, diet garam, berhenti merokok kopi, dan alcohol, olahraga teratur,

hindari stress, istirahat cukup, dll.

2. Bila respon kurang, lanjutkan modifikasi pola hidup dan pilih antihipertensi tahap I: Bloker,

pengambat ACE

3. Respon kurang, tahap II tambahkan obat diuretik

4. Respon belum cukup ganti obat

Sebab-sebab kegagalan terapi hipertensi:

1. Ketidakpatuhan penderita

2. Obatnya sendiri, yaitu dosis, interaksi, toleransi

3. Adanya kondisi lain, yaitu Obesitas, kerusakan ginjal

4. Hipertensi sekunder

5. Pseudohipertensi
Contoh Obat Hipertensi :

1. Reserpin ( Tab Serpasil 0,1 & 0,25 mg )

2. Prazosin Hidroklorida ( Redupress Tab 1 mg, Minipress Tab I mg, Hyperal Tab 1 & 2 mg )

3. Propranolol Hidroklorida ( Farmadral Tab Ss 10 dan 40 mg, Inderal Tab Ss 10 dan 40 mg, Propadex Tab 10

dan 40 mg)

4. Kaptopril ( Capoten 12,5 & 25 dan 50 mg Tab, Praten 2,5 dan 25 mg Tab, Tensicap 25 & 50 mg Tab )

5. Metildopa (Dopamet Tab Ss 250mg, Medopa Tab Ss 250mg, Tensipas tab Ss 125 dan 250 mg)

HIPOLIPIDEMIK

Merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid plasma yang dapat mencegah Aterosklerosis.

Komplikasi dari ateroskierosis : penyakit jantung koroner, gangguan pembuluh darah serebral, vertebral, koroner, renal, aorta dan pembuluh ditungkai.

Faktor resiko penyakit koroner adalah: Hiperlipidemia, Hipertensi, Diabetes Melitus (DM), Merokok, Kurang darah, Stres.

Faktor resiko dapat dikurangi dengan : berhenti merokok, obati hipertensi, olahraga teratur, pengawasan gula darah pada DM.

Contoh Obat Hipolipidemik :

1. Kolestiramin ( Falterol )

2. Gemfibrozil ( Dubrozil, Fibralip )

3. Atorvastatin ( Lipitor )

4. Pravastatin ( Pravachol, Mevalotion )

OBAT DIURETIK
Diuretic adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran air kemih ( diuresis ) melalui kerja langsung terhadap ginjal.

Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan jalan mengeluarkan semua zat asing dan sisa pertukaran dari dalam darah, fungsi
lainnya adalah meregulasi kadar garam dan cairan tubuh.

Diuretik digunakan pada keadaan dimana dikehendaki pengeluaran urine lebih banyak, terutama pada udema, hipertensi, diabetes inspidus
(mengurangi poliurea), dan batu ginjal (mengeluarkan endapan kristal).

ESO diuretik : hipokalemia, hiperurikemia, hiperglikemia, ganguan pencernaan.

Contoh obat diuretic :

1. Furosemid ( Farsik inj 10 mg/ml, tab 40 mg, Lasik inj. 20 mg/2m1, tab 40 mg )

2. Hidroklorthiazida (HCT)

3. Klortalidon ( Hygroton tab 50mg, Teronec tab 50mg, Tenoretic tab 100mg )

4. Spironolakton ( Carpiaton tab 25mg, Letonal tab 25mg dan 100mg )

5. Amilorida ( Puritrid tab 5mg )

6. Manitol ( Manitol infuse 20% Generik )

7. Daun Kumis Kucing ( Reinosan (350mg ekstrak) 3-4 dd 1-2 tablet )


OBAT-OBAT GANGGUAN SALURAN CERNA

ANTASIDA :
Tukak lambung (gastritis) adalah penyakit yang ditimbulkan oleh kelebihan asam lambung yang diproduksi oleh lambung dan menyebabkan iritasi
diselaput lendir lambung.

Asam dalam kondisi normal diperlukan untuk membantu pencernaan.

Penyebab sakit maag (Gastritis) adalah


Stres yang berlebihan

Makan tidak teratur

Merokok/minum kopi/minum alkohol

Makanan pedas/berminyak

Konsumsi obat AINS

Penggolongan obat anasida berdasarkan mekanisme kerjanya:

A. Antihiperasiditas : bersifat netralisasi, bekerja dengan mengikat kelebihan HCL dalam lambung. Contoh

obatnya:

Natrium Bikarbonat ( Magestro )

Aluminium Hidroksida ( Mylanta )

Magnesium Karbonat ( Alludona )

Magnesium Trisilikat ( Promag )

Kalsium Karbonat ( Neo Adiar )

B. Perintang reseptorH2

Semua perintang reseptor H2 menyembuh kan tukak lambung dan duodenum dengan cara mengurangi

sekresi asam lambung. Contoh : Ranitidin, Simetidin, Famotidin, Roxatidin dan Nizatidin

C. Penghambat pompa proton

Obat ini bekerja pada pompa proton, yaitu menghambat tempat keluarnya proton (ion H) yang akan

membentuk asam lambung. Contoh : Omeprzol, Lansoprazol, dan Pantoprazol


D. Memberikan lapisan pelindung pada mukosa lambung. Obat ini membentuk lapisan pelindung pada luka

di dinding lambung. Contoh : sukralfat, yaitu kompleks sukrosa sulfat dan aluminium hidroksida, dosis 1

gram 4 kali sehari sebelum makan.

E. Analog prostaglandin, obat ini bekerja mencegah dan mengobati tukak duodenum yang bekerja menekan

sekresi asam lambung dan meningkatkan mukus sitoprotektif. Contoh : Misoprostol

PENCAHAR :
Merupakan obat yang digunakan untuk pelintasan dan pengeluaran tinja dari kolon.

Konstipasi adalah berkurangnya frekuensi pembuangan tinja yang keras dari kolon.

Faktor faktor penyebab konstipasi adalah :

a. Psikis

b. Penyakit

c. Obat : Opium, Klonidin, Verapamil, dan Antasida

Contoh obat pencahar :

1. Ispagula Sekam ( Meatmucil, Mulax Serbuk )

2. Bisakodil ( Dulcolax, prolaxan )

3. Parafin Cair ( Laxadin Syrup )


4. Laktulosa ( Duphalac )

5. Garam Magnesium

DIARE
DEFINISI :

Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per hari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir
dan darah, yang berlangsung kurang dari 1 minggu. Bayi yang minum ASI buang air lebih dari 3-4 kali perhari masih bersifat fisologis atau normal.

EPIDEMIOLOGI:

Diare merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan pada anak terutama usia dibawah 5 tahun. Di Indonesia hasil RISKESDES 2007 diare penyebab
kematian tertinggi pada bayi dibanding dengan pnemonia 42 % : 24 % untuk golongan umur 1-4 tahun 25,2% : 15,5%

CARA PENULARAN :

Umumnya melalui cara Fekal-Oral, yaitu makanan atau minuman yang tercemar oleh entero pathogen atau kontak langsung tangan dengan penderita atau
barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau kontak tidak langsung melalui lalat.

FAKTOR UMUR :

Episode diare sebagian besar terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Tertinggi pada kelompok umur 6-11 bulan, pada saat diberikan makanan pendamping
ASI

Pengobatan:

1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru

2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut

3. ASI dan makanan tetap diteruskan

4. Antibiotika selektif
5. Nasihat kepada orang tua

OBAT DIARE:

1. ORALIT

2. KAOLIN

3. KARBON AKTIF (KARBO ADSORBEN)

4. ATTAPULGIT

5. LOPERAMID HCL

DIGESTIVA
Adalah obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan dalam lambung usus dan digunakan sebagai terapi pengganti pada keadaan
defisiensi zat enzim pencernaan.

Contoh obat:

1. pankreatin

2. lipase

3. amylase

4. bromealin

5.dimetilpolisiloksan
ANTIEMETIK
Muntah atau emesis merupakan cara perlindungan alamiah dari tubuh terhadap zat yang merangsang dan beracun, berupa gerakan peristaltik untuk
mengeluarkan isi lambung melalui mulut.

Antiemetik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan perasaan mual dan muntah.

Contoh obat:

1. Sinarizin(Nariz)

2. Difenhidramin(antimo)

3. Metoclopramide (Merislon)

4. Hyoscine (Buscopan)

5. Domperidom (Vometa, Motilium)

6. PyranthiazineTheoclat+vit B6 (Mediamer B6)

7. Ondansetron Hcl (Cendantron)

ANTIKANKER, IMUNOSUPRESAN, DAN VITAMIN


ANTIKANKER
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi

dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler.

Kanker merupakan penyakit sel yang dicirikan dengan perubahan mekanisme yang mengatur proliferasi (pembelahan) dan deferensiasi sel, sehingga sel
tersebut mengalami kelainan kromosom (mutasi) yang menyebabkan siklus sel berlangsung terus menerus (sel terus berproliferasi tapi tidak berdiferensiasi).

Sifat umum dari kanker :

1. Pertumbuhan berlebihan, umumnya berbentuk tumor.

2. Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan.

3. Bersifat invasive, mampu tumbuh dijaringan sekitarnya.

4. Bersifat metastatik, menyebar ketempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru.

5. Memiliki heriditas bawaan, turunan sel kanker juga dapat menimbulkan kanker.

6. Pergeseran metabolisme kearah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam amino

serta peningkatan ketabolisme karbohidrat untuk energi sel.

Kerja antikanker pada umumnya berdasarkan gangguan pada salah satu proses sel yang esensial, karena tidak ada perbedaan kulitatif antara sel kanker dan
sel normal (sitotoksik).

Pada kanker yang menyebar pengobatan tidak menyembuhkan, tetapi hanya bersifat paliatif terhadap gejala, pencegahan komplikasi, support psikologik dan
untuk memperpanjang umur.

Antikanker berdasarkan siklus sel nya digolongkan menjadi 2, yaitu :

1. Memperlihatkan toksisitas selektif terhadap sel yang sedang berproliferasi disebut zat Cell Cycle Spesific

(CCS), yang efektif terhadap kanker dengan ciri proliferasi tinggi, misalnya sel darah. Contoh obat :

Vincristine, Vinblastin, Sitarabin, Fluorourasil, Azositidin, Bleomisin, Merkaptopurin, Tioguanin,


Hidroksiurea, dan Metrotreksat.

2. Zat Cell Cycle Non Spesific (CCNS),yang berguna pada tumor yang berkembang lambat atau cepat. Contoh

obat : Mekloretamin, Siklofosfamid, Melfalan, Tiotepa, Mitomisin, Daktinomisin, Daksorubisin,

Daunorubisin dan Cisplatalin.

Berdasarkan kerjanya antikanker dibagi 4, yaitu

1. Zat pengalkil atau Alkilator, contoh obat : Siklofosfamid, Klorambusil, Busulfan, Melfalan, Ifosfamid dan

Lomustin.

2. Antibiotika, contoh obat :Doksorubisin, Bleomisin, Mitomisin dan Epirubisin.

3. Antimetabolit, contoh obat : Metotreksat, Fluorourasil, Sitarabin dan Merkaptopurin.

4. Alkaloid Vinka, contoh obat : Vinkristin, Vindesin dan Vinblastin.

Hormone yang berfungsi sebagai antikanker adalah :

1. Hormon Estrogen, untuk terapi kanker prostate dan payudara, contoh obat : Stilbestrol, Etinilestradiol

dan Fosferol - Tetrasodium.

2. Progesteron untuk terapi kanker payudara dan endometrium, contoh obat : Megestrol dan

Medroksi Progesteron Asetat.

3. Androgen, untuk terapi kanker payudara, contoh obat : Testosteron Propionat dan Fluoksimesteron.

IMUNOSUPRESAN
Imunosupresan adalah kelompok obat yang digunakan untuk menekan respon imun seperti pencegah penolakan transplantasi, mengatasi penyakit autoimun
dan mencegah hemolisis rhesus dan neonatus.

Imunusupresan digunakan untuk tiga indikasi utama, yaitu

1. Tranplantasi organ : digunakan untuk mencegah reaksi penolakan pada transplantasi organ, karena tubuh

membentuk antibodi terhadap sel-sel asing yang diterimanya.

Obat : kortikosteroida, azatriopin, siklofosfanida atau mycofenolat, sikloforin-A, tacrolimus, limfosit-

imunoglobulin (limfoglobulin)

2. Penyakit autoimun : guna menekan aktifitas penyakit autoimun sering digunakan zat-zai imunosupresif,

misalnya pada rematik dan penyakit radang usus (colitis ulcerosa, M.Crohn).

obat : sulfasalazin dan sitostatika (MTX, azatioprin).

3. Mencegah hemolisis rhesus pada neonatus

VITAMIN
Vitamin adalah senyawa yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dalam mempertahankan kesehatan untuk perkembangan tubuh.

Sumber vitamin yang paling baik adalah makanan, pada orang sehat yang makanannya bermutu sehat sudah mendapat Jumlah Vitamin yang cukup.

Selain terdapat pada makanan vitamin juga dapat berikan dalam bentuk murni atau kombinasi.

Sediaan vitamin untuk tujuan profilaktik harus dibedakan dari sediaan untuk pengobatan.

Defisiensi vitamin disebabkan oleh:

1. Asupan makanan yang mengandung vitamin tidak mencakupi; diet, anoreksia, keadaan ekonomi.

2. Gangguan absorsi vitamin; penyakit hati, diare, penggunaan antibiotic jangka lama.
3. Meningkatnya kebutuhan tubuh; hamil, sters, menyusui, kerja fisik, haid, dan masa pertumbuhan.

Hipervitaminosis terjadi karena:

1. Penggunaan vitamin daslam jumlah besar

2. Penggunaan vitamin secara rutin

3. Banyaknya sediaan (Multivitamin)

Vitamin larut air :

1. Vitamin B-Compleks

a. Thiamin (B1)

Defisiensi : Penyakit beri beri

Farmakodinamik : pada pemberian 1V terjadi efek langsung pada pembuluh perifer berupa vasodilatasi

ringan, disertai penurunan tekanan darah yang bersifat sementara.

Farmakokinetik : Absorpsi terjadi pada usus halus & duodenum & eksresinya melalui urin.

Sumber alami : ragi, sayuran hijau, kacang-kacangan, susu, kuning telur & hati.

Sediaan: Thiamin HCL (Vit B1 / Aneurin) ND: Betamin & vibemin.

b. Rebofiavin (B2)

Defisiensi : Ditandai dengan gejala sakit tenggorokan & radang disudut mulut ( Stomatitis angularis )

Farmakodinamik : tidak memberikan efek yang jelas.

Farmakokinetik : Diabsorpsi dengan baik & didistribusikan secara merata keseluruh jaringan.

Diekskresikan melalui urin & tinja.

Sumber alami : daging, hati, telur, & sayuran. Sediaan: Riboflavin


c. Asam Nikotinat ( Niasin )

Defisiensi : Pellagra (kelainan pada kulit, SSP & saluran cerna)

Farmakodinamik : Dalam tubuh diubah menjadi bentuk aktif NAD ( Nikotinamid Adenin Dinukleotida )

Dan NADF ( Nikotinamid Adenin Dinukleotida Fosfat ). Keduanya berperan dalam metabolisme. Sebagai

koenzim dari protein yang penting dalam respirasi jaringan.

Farmakokinetik : diabsorpsi melalui saluran cerna & didistribusikan keseluruh jaringan. Ekresinya melalui

urin.

ESO : pada dosis tinggi Hiperglikemia, asam urat, gangguan fungsi hati & sal, cerna.

Sumber alami : ragi, hati, & daging.

Sediaan : Tablet niasin 25-750 mg, inj 50 / 100 mg/ml

d. Piridoksin (B6)

Defisiensi : kelainan kulit& anemia hiprokom mikrositer.

Farmakodinamik : tidak menunjukan efek yang nyata. Di dalam tubuh merupakan koenzim yang berperan

dalam metabolism asam amino.

Farmakokinetik : Absorpsinya melalui saluran cerna & ekresinya melalui urin

ESO: neuropati sensorik / sindrom neuropati

Sumber alami : ragi, hati & biji-bijian

Sediaan : Piridoksin HCL Tab 10-100 mg, inj 100mg/ml

ND: Binam Linconam.


e. Asam Pantotenat

Defisiensi: Dermatitis

Farmakodinamik : tidak terlihat efek yang nyata.

Farmakokinetik: absorpsinya baik & diekresikan melalui urin & tinja.

Sumber Alami: Hati

Sediaan : Ca, pantotenat, tab 10, 30 mg, inj 50 mg/ml

f. Biotin (Vit H)

Defisiensi : gangguan neuromuscular, dertmatitis & rambut rontok.

Penggunaan biotin dalam terapi belum jelas.

2. Asam askorbat (vit C)

Defisiensi : malaise, mudah tersinggung, pendarahan hidung & gusi. Vit C bekerja sebagai suatu koenzim,

reduktor & antioksidan.

Farmakodinamik :

- mempercepat perubahan residu prolin & lisin menjadi prokologen. Hidroksipolin & Hidroksilisin pada

Sintesis kolagen.

- diperlukan dalam perubahan Asam folat menjadi Asam Folinat

- mereduksi ion ferri menjadi ferro

- meningkatkan aktivitas enzim amidase yang berperan dalam pembentukan Hormon

Farmakoknetik :Absorpsinya,melalui saluran cerna & eksresinya melului urin.


ESO : Diare, iritasi lambung, ginjal (dosis )

Sumber alami : Buah buahan & sayuran

Sediaan : Vit C Tab 501500 mg, injeksi 100500mg.

ND: Vitacimin, vicee, Redaxon

Vitamin Larut Lemak:

1. Vitamin A (Retinol)

Defisiensi: Buta senja, xeroftalmi, (kerusakan pada mata) kebutaan & kulit kering.

Farmakodinamika: regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap, pigmen retina yang

fotosensitif, yaitu: rodopsin & iodopsin bila terkena cahaya akan memutih terurai & menimbulakn impuls.

Pada penguraian ini membutuhkan vitamin A, sebaliknya pada tempat gelap akan terjadi regenerasi

pigmen yang memerlukan vit A.

Farmakkinetik: Absorpsinya melalui saluran cerna, & bila ada penyakit hati atau sirosis hati, maka

absorpsi vitamin A terganggu.

ESO: Dosis tinggi menimbulkan efek teratogenik.

Sediaan alami: kuning telur, hati, daging, mentega, dan sayuran (karoten)

Sediaan : vit A : 3 15 mg Retinool (10.000 50.000 lu) perkapsul.

2. Vitamin D

Defisiensi: gangguan pertumbuhan tulang pada anak (rakitis) pada orang dewasa osteomalasia
(berkurangnya densitas tulang).

Farmakodinamik: meningkatkan absorpsi Ca & Fosfat melalui usus halus, sehingga menjamin kebutuhan

fosfat & Ca pada tulang.

Formakokinetik: Absorpsimya melalui saluran cerna eksresinya melalui empedu.

ESO : Diare & penykit ginjal.

Sumber alami: ragi & jamur (ergosterol)

Sediaan: Vitamin D 200 1000 lU

3. Vitamin E ( Tokoferol)

Defisiensi : penyakit prankeas, lesi kulit & anemia hemolitik, rambut rontok.

Farmakodinamik : Aktivitasnya berhubungan dengan sifat

antioksidan, Vitamin E mencegah oksidasi bagian sel penting atau mencegah terbentuknya hasil oksidasi

yang toksik.

Farmakokinetik: absorpsinya melalui saluran cerna, & ekskresinya melalui empedu & urin.

ESO : gangguan pencernaan.

Sumber alami : telur, kacang-kacangan, susu, buah, daging & sayur ( slada & bayam ).

Sediaan : Vit E Tab 30 1000 lU, injeksi 100 200 lU / ml

ND : Natur E, Naturol & Evion.

4. Vitamin K

Defisiensi : Hipoprotombinemia & menurunnya factor pembekuan darah.

Farmakodinamik : meningkatkan biosintesis beberapa factor pembekuan darah, yaitu: protonitin.


Farmakokinetik : Absorpsinya melalui usus.

Sumber alami : sayuran hijau & buah buahan

Sediaan : Tablet fitonadion 5 mg, menadion 2,5&10 mg.

ND : Kaywan.

Anda mungkin juga menyukai