PENGANTAR FARMAKOLOGI
Farmakologi adalah adalah ilmu yang mempelajari kerja obat (farmakon) atau ilmu yang mempelajari tentang obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimia,
kegiatan fisiologi, resorpsi dan nasibnya di dalam tubuh.
1. Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan yang bisa digunakan sebagai
Obat.
2. Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membuat obat, memformulasikan, menyimpan dan
3. Farmakologi klinik adalah ilmu yang mempelajari efek obat pada manusia.
4. Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari penggunaan obat dalam menyembuhkan suatu penyakit.
5. Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari nasib obat di dalam tubuh yang meliputi proses adsorpsi,
6. Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup, terutama cara
2. Obat Jadi adalah obat yang sudah dalam bentuk jadi, baik dalam bentuk tablet, kapsul, syrup, injeksi, dll
yang sesuai dengan buku standar obat yang ada di indonesia (Farmakope Indonesia)
3. Obat Paten adalah obat jadi atas nama sipembuat atau yang dikuasakannya dan dijual dengan bungkus
4. Obat Essensial adalah obat yang paling dibutuhkan oleh masyarakat terbanyak dan harus tersedia di
5. Obat Generik Berlogo (OGB) adalah zat berkhasiat yang dikandungnya sama dengan namanya sesuai
PENGGOLONGAN OBAT
Penggolongan obat menurut peraturan perundangan-perundangan dibagi menjadi 5 golongan, yaitu :
1. Obat bebas adalah obat yang dijual bebas tanpa resep dokter dan memiliki tanda lingkaran
Karena salah satu zat yang dikandungnya adalah obat keras, memiliki tanda lingkaran berwarna biru.
3. Obat keras ( Daftar G ) adalah obat yang mengandung obat keras, untuk mendapatkannya harus dengan
resep dokter, memiliki tanda lingkaran berwarna merah dan ditengahnya ada tulisan K. Contoh :
4. Psikotropik (UU RI No. 5 tahun 1997) adalah obat keras yang berkahsiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Diperolehnya harus dengan resep dokter dan penggunaanya setiap bulan harus dilaporkan kepada Dinas
5. Narkotika (UU RI NO.22 tahun 1997) adalah obat keras yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
1. Obat dalam, yaitu obat-obatan yang dikonsumsi peroral, contoh antibioti tablet, parasetamol tablet.
2. Obat luar, yaitu obat yang dipakai secara topikal atau tubuh bagian luar, contoh sulfur
1. Oral, yaitu obat dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran cerna, conto tablet, kapsul, pil, sirup, serbuk, dll.
2. Perektal, yaitu obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada pasien yang tidak bisa menelan, pingsan atau menghendaki efek cepat dan
terhindar dari PH lambung.
3. Sublingual, yaitu pemakaian obaat dengan meletakkannya di bawah lidah masuk kepembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh obat hipertensi.
4. Parenteral, yaitu obat yang disuntikkan melalui kulit kealiran darah, baik secara intravena, subkutan, intramuskuler, dll.
5. Langsung ke organ, yaitu intrakardial.
6. Melalui selaput perut, yaitu intraperitoneal.
1. Farmakodinamik, yaitu obat-obat yang bekerja mempengaruhi fisiologis tubuh, contoh vitamin dan hormon.
2. Farmakoterapi, yaitu obat-obat yang bekerja secara kimia untuk membasmi parasit atau bibit penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.
1. Alamiah, yaitu obat-obat yang berasal dari alam tumbuhan( jamur= antibiotik), hewan (plasenta, kolagen) dan mineral (parafin, talkum).
2. Sintetik, yaitu cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi kimia, contoh minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan asam
salisilat.
1. Jamu, yaitu obat tradisional yang disediakan secara tradisional, contoh serbuk seduhan, pil, dan cairan.
2. Obat herbal terstandar, yaitu obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, hewan atau
mineral.
3. Fitofarmaka, yaitu obat tardisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar,
ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik.
2. Parental atau injeksi adalah obat stril yang dimasukkan melalui injeksi dengan menggunakan jarum
Suntik, secara intravena, intramuskuler, subkutan, subkutan, intrakuntan, intra arteri dll
3. Rektal adalah pemberian obat melalui rektum (dubur) yang biasanya obat yang diuraikan oleh asam
lambung dan dapat digunakan juga untuk efek lokal: suppositoria (Dulkolax), ovula (Flagystatin) dan
4. Topical adalah obat yang biasanya dipakai untuk penyakit kulit, contoh : salep, krem, jelly, lotion, dll.
FARMAKOKINETIK
Farmakokinetik adalah aspek farmakologi yang mencakup nasib obat di dalam tubuh yang meliputi
absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
ABSORPSI
Semua proses yang terjadi sejak obat diberikan dari tempat pemberiannya hingga obat mencapai
sirkulasi sistemik.
Obat kemungkinan hilang sebelum masuk sirkulasi karena dimetabolisme mikroflora usus, enzim
GIT, first pass effect metabolism di hepar.
Bioavailability of drug (ketersediaan hayati obat) didefinisikan sebagai besarnya obat yang dapat mencapai sirkulasi sistemik.
DISTRIBUSI
Proses perpindahan obat secara reversible ke dan dari darah atau plasma.
Setiap obat yang berpindah dari darah dan tidak kembali akan mengalami eliminasi bukan distribusi.
Ruang distribusi :
1. Ukuran molekul
Semakin kecil ukuran molekul obat semakin mudah terdistribusi
2. Ikatan obat dan protein
Meliputi protein plasma, protein jaringan dan eritrosit
Bentuk ikatan terdiri dari : ikatan ion, hidrogen, dipol-dipol, hidrofob yang bisa menyebabkan kekuatan berbeda antar obat
Ikatan obat dengan protein bersifat reversibel
Makin besar afinitasnya makin besar kekuatan ikatan
Ikatan obat-protein tergantung sifat kimia obat, PH plasma dan umur
Ikatan protein mempengaruhi intensitas, lama kerja dan eliminasi obat
Adanya obat lain dapat mempengaruhi ikatan obat
3. Sifat fisika dan kimia obat
Obat yang larut lemak akan terkonsentrasi dalam jaringan lemak, obat hidrofil dalam ekstrasel
METABOLISME
Metabolisme ( Biotransformasi obat) adalah proses perubahan struktur kimia obat dalam tubuh secara enzimatik menjadi senyawa yang lebih polar sehingga
mudah diekskresi melalui ginjal.
Metabolisme obat berlangsung terutama dam hepar, selain itu juga dalam usus, ginjal, paru-paru, limfa, otot, kulit atau dalam darah.
Tujuan metabolisme :
EKSKRESI
Proses pengeluaran obat dan atau metabolitnya dari dalam tubuh malalui organ ekskresi.
Organ ekskresi obat adalah ginjal, empedu, usus, paru-paru, kulit, saliva dan air susu ibu.
Tujuan ekskresi obat adalah untuk menghilangkan efek farmakologi obat melalui penurunan kadar obat dan atau melalui metabolitnya dalam tubuh.
Ekskresi obat dan atau metabolitnya bergantung pada sifat fisika kimia, aliran darah organ, ikatan obat dengan protein dan kondisi organ eliminasi.
FARMAKODINAMIK
Farmakodinamik adalah aspek Farmakologi yang mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia
Reseptor merupakan kompleks makromolekul dari sel yang mempunyai struktur yang spesifik dengan senyawa tertentu dari dalam atau luar tubuh
sedemikian rupa sehingga menimbulkan perubahan tertentu di dalam sel yang berakibat timbulnya efek.
Struktur spesifik digambarkan sebagai ruang berbentuk sedemikian rupa sehingga memungkinkan gugus fungsional reseptor berinteraksi dengan
gugus fungsional dari obat secara komplementer.
Reseptor kemungkinan suatu enzim yang dapat diisolasi, komponen struktural dan fungsional suatu membran sel, atau suatu zat intraseluler spesifik
seperti protein atau asam nukleat.
EFEK SAMPING
Efek samping obat menurut WHO adalah segala sesuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang
dianjurkan.
Kebanyakan obat lebih dari satu khasiat farmakologi, tergantung dari tujuan penggunaannya, ESO pada suatu saat mungkin merupakan kerja utama
yang diinginkan pada suatu keadaan lain. Contoh : Antihistamin ( Prometazin ) yang efek sedatifnya semula dianggap sebagai ESO yang tidak
diinginkan, tetapi akhirnya dijadikan titik tolak untuk mengembangkan psikofarmaka dari golongan Klorpromazin.
ESO adakalanya tidak bisa dihindarkan, misalnya rasa mual pada penggunaan Digoksin, Ergotamin.
EFEK TOKSIK
Setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek toksik.
Reaksi toksik berhubungan langsung dengan tingginya dosis , bila dosis diturunkan efek toksik dapat diturunkan.
Efek samping obat menurut WHO adalah segala sesuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi
Efek teratogen adalah efek obat yang pada dosis terapeutik untuk wanita hamil, tetapi dapat
Contoh obat yang ditarik dari peredaran karena memiliki efek teratogen adalah THALIDOMID.
Captopril, Karbamazepin, Gentamicin, Griseofulvin, Kinin, Lynestrenol, Retinol > 8000UI, dll.
1. Mendeteksi sedini mungkin setiap kemungkinan dari Efek obat yang tidak diinginkan.
Dosis obat yang diberikan kepada pasien harus menghasilkan efek yang maksimal atau sesuai harapan.
Umur
Berat badan
Jenis kelamin
Luas permukaan badan
Beratnya penyakit
Dosis Maksimum (MD) adalah dosis maksimum untuk dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi
Dosis Lazim adalah dosis rata-rata yang biasanya (lazim) memberikan efek yang diinginkan
1. Berdasarkan umur
n + 12
20
Keterangan : n = umur
MD = dosis dewasa
b. Augsberjer
m = usia (bulan)
D = dosis dewasa
Rumus Clark = W X D
20
D = dosis dewasa
1,75 m2
R / Paracetamol 100 mg
m.f.pulv.dtd.No.X
Umur : 4 tahun
Lactosa QS
m.f.pulv.dtd.No.XX
s.3.dd.1 pulv
s.3.dd.cth1
Pro : toto
Umur: 6 tahun
Alamat : wayhalim
Perintah : berapa ml Aqua yang ditambahkan dan tulis etiket obat untuk sirup di atas dengan benar?
R / Alkohol 70%
Aqua ad 100ml
sue
Contoh soal : dibutuhkan Amoksilin 0,5 gr, tersedia Amoksilin 250mg/kapsul, berapa kapsul Amoksillin
yang diambil?
Contoh soal : dibutuhkan Ampisillin 100mg, tersedia Ampisillin 250mg/5ml. Berapa ml Ampicillin yang
diambil?
RUMUS :
60 menit
Jam x 60
Contoh soal : Pasien A diinfus dengan larutan Dekstrose 5% dengan kecepatan 20 tetes permenit. Jika larutan itu dipasang jam 8 pagi, maka perawat bisa
memperkirakan larutan itu akan habis pada jam?
OBAT OTONOM
Obat otonom adalah obat yang bekerja terhadap berbagai susunan saraf otonom, dari sel saraf sampai sel
efektor.
1. Susunan Saraf Pusat (SSP), yaitu : otak dan susmsum tulang belakang.
2. Susunan Saraf Perifer, yaitu : susunan saraf motoris dan susunan saraf otonom.
Susunan Saraf Otonom
Terdiri dari neuron (saraf) dan ganglion (simpul saraf) yang merupakan persarafan ke otot polos dari
berbagai organ, diantaranya bronchia, lambung, usus, pembuluh darah, otot jantung,kelenjar ludah, dll.
Fungsinya adalah mengatur secara otomatis keadaan fisiologi tubuh yang konstan, seperti suhu tubuh,
Susunan saraf otonom dibagi menjadi 2, yaitu : Saraf Simpatik dan Saraf Parasimpatik
Kedua saraf tersebut di atas mempunyai kerja berlawanan, bila satu sistem merintangi fungsi tertentu, maka
Pada susunan saraf otonom impuls disalurkan ke organ tujuan (efektor) secara tidak langsung. Saraf otonom
dibeberapa tempat terkumpul pada sel-sel ganglion dimana terdapat sinaps (sela) diantara dua saraf.
Neuron preganglion adalah saraf yang meneruskan impuls dari susunan saraf pusat keganglion.
Neuron post ganglion adalah saraf antara ganglion dan efektor (organ ujung).
Neurotransmitter adalah proses pengalihan impuls dari SSP dalam sinaps satu sel saraf ke sel lainnya.
1. Kolinergik (Parasimpatomimetik)
2. Adrenergik (Simpatomimetik)
5. Obat Ganglion
Obat Obat Otonom
1. Zat yang bekerja terhadap saraf simpatik, contohnya : Noradrenalin dan Amfetamin, Propranolol, dll.
3. Zat-zat ganglion yang merintangi penerusan impuls dalam sel-sel ganlion simpatik dan parasimpatik, contohnya : Propantelin dan Mepenzolat.
KOLINERGIK
Adalah zat yang dapat menimbulkan efek yang sama denganstimulasi susunan parasimpatis, karena
1. Stimulasi pencernaan, yaitu : kelenjar ludah, getah lambung, air mata, dll.
2. Memperlambat sirkulasi, yaitu : menurunkan kegiatan jantung dan menurunkan tekanan darah,
4. Kontraksi otot mata, yaitu menyempitkan pupil dan menurunnya tekanan intraokuler akibat lancarnya pengeluaran air mata.
2. Reseptor nikotinik
Penggunaan Kolinergik
1. Glaukoma adalah penyakit mata yang bercirikan peningkatan tekanan cairan mata intraokuler yang bisa menjepit saraf mata.
2. Myasthenia Gravis adalah suatu penyakit auto-imun, yang bercirikan keletihan dan kelemahan terutama otot-otot muka, mata dan mulut.
4. Atonea
2. diare
4. bradikardi
5. bronchokontriksi
6. depresi pernafasan
Obat-obat kolinergik :
2. Pilokarpin 5. Timolol
3. Eostigmin 6. Tacrin
ANTI KOLINERGIK
Penggunaan:
1. Spasmolitik (pereda kejang otot) dari saluran lambung- usus, saluran empedu dan organ urogenital.
ADRENERGIK
Penggunaan:
3. Pada hipertensi : menurunkan daya tahan perifer dari dinding pembuluh dengan jalan menghambat
4. Melalui blokade reseptor alfa 1 dan betha1, contoh obat : Prazosin dan Propranolol.
ANTIADRENERGIK
Adalah zat yang dapat melawan aktivitas susunan saraf simpatis. Ada 3 kelompok:
2. Beta blockers
digunakan untuk gangguan jantung dan hipertensi. Contoh obat : Atenolol, Etoprolol, Propranolol
dan Atenolol.
OBAT GANGLION
HIPNOTIK
Merupakan obat yang dapat menyebabkan mengantuk, mempercepat tidur dan mengoptimalkan keadaan tidur sedapat mungkin menyerupai tidur
alami.
Insomnia merupakan gejala berupa sulit tidur,sering terbangun dan hanya mampu tidur sebentar atau tidur tidak nyenyak.
Penyebab :
Pada insomnia dapat diberi obat hipnotik tetapi pemakaianya tidak boleh terus menerus, karena dapat menyebabkan toleransi
Insomnia kronik dapat disebabkan oleh kelainan psikiatrik, seperti cemas, depresi, penyalahan obat dan alkohol.
Contoh Obat :
Kontra indikasi :depresi pernafasan, myasthenia gravis, fobia dan gangguan fungsi hati.
Efek samping : ataksia, bingung teruatama pada lansia, vertigo, amnesia dan Ketergantungan.
Dosis : 5- 10 mg sebelum tidur dan untuk lansia 2,5-5 mg. anak tidak dianjurkan obat ini
2. Estazolam (esilgan)
Indikasi : untuk semua gangguan tidur psikosis, kelainan organik, nyeri paska operasi, trauma
3. Triazolam
Indikasi : insomnia, terutama pada keadaan sulit tidur, sering terbangun pada malam hari atau
ALKOHOL
Alkohol bersifat bakterisid, fungisid dan virusid, yang banyak digunakan untuk desinfeksi kulit
Pada penggunaan oral, alkohol mempengaruhi SSP, yaitu semula merangsang dan kemudian
menekan fungsi otak, juga menyebabkan vasodilatasi (muka menjadi merah dan perasaan
panas). Bila diminum pada perut kosong dapat menstimulasi produksi getah lambung
Farmakokinetik Alkohol:
Alkohol diserap dari usus halus kedalam darah kemudian disebarkan melalui cairan tubuh , kadarnya dalam darah meningkat dengan cepat karena
absorbsi nya lebih cepat dari penguraian dan ekskresinya dari tubuh. Makanan dalam lambung, terutama protein dan lemak memperlambat
resorpsinya , sehingga minum akohol pada saat perut kosong memberikan efek lebih cepat daripada sesudah makan. Di dalam hati sebagian besar
alkohol diuraikan oleh alkoholdehidrogenase menjadi asetaldehid, kemudian aldehid dirombak menjadi asam asetat, yang dikembalikan lagi pada
cairan tubuh, dimana perombakan diakhiri sampai karbondioksida dan air.
2. Acamprosat (Campral)
Merupakan obat baru (1998) yang ternyata lebih efektif sebagai obat untuk penanganan psikososial
PSIKOTROPIK
Psikotropik merupakan obat penyakit jiwa, yaitu obat-obat yang bekerja terhadap SSP dengan mempengaruhi fungsi-fungsi psikis dan proses mental.
Obat ini bekerja antipsikosis dan sedativ, yang digunakan khusus untuk penyakit psikose (gangguan jiwa) termasuk schizoprenia dan mania.
1. Klorpromazin (Largactil)
2. Thioridazin (Melleril)
4. Sulfirid (Dogmatil)
5. Klozapin (Leponex)
ANTIKONVULSI
Epilepsi atau sawan atau penyakit ayan adalah suatu gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala, biasanya dengan perubahan kesadaran.
Penyebabnya adalah aksi serentak dan mendadak dari sekelompok besar sel-sel saraf di otak, aksi ini disertai pelepasan mutan listrik yang berlebihan
dari neuron-neuron tersebut.
Dapat ditimbulkan oleh hipoglikemi, eclampsi, meningitis atau encepalitis, juga kecelakaan, luka diotak, seperti abses, tumor atau aterosklerotik pada
orang di atas usia 50 tahun yang dinding pembuluh otaknya sudah mengeras.
Konvulsi juga dapat disebabkan karena keracunan timah hitam atau obat (Petidin).
1. Grand mal
2. Petit mal
3. Temporal atau psikomotor
Antiepileptika adalah obat yang dapat mengurangi serangan epilepsi karena khasiatnya dapat meredakan kejang.
1. Meningkatkan ambang serangan dengan jalan menstabilkan membran sel, obatnya : Asatazolamida dan
Felbamat.
2. Mencegah timbulnya pelepasan muatan listrik abnormal dipangkalnya (focus) dalam SSP, obatnya :
4. Menghindari penjalaran hiperaktivitas (muatan listrik) tersebut pada neuron otak lainnya, obatnya :
Klonazepam dan Fenitoin.
5. Memperkuat efek GABA (Gamma Amino Butiric Acid), obatnya :Valproat dan Vigabatrin, yang bersifat
6. Mengurangi neurotransmisi glutamat. Glutamat adalah suatu neurotransmitter lain yang menimbulkan
Efek samping obat : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala, tremor dan insomnia.
Efek samping : mengantuk, pandangan mata kabur, bingung, ataksia, amnesia, ketergantungan, kadang
nyeri kepala.
4. Karbamazepin ( Tegretol, Teril )
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sum-sum tulang.
6. Asetazolamida ( Diamox )
Indikasi : khasiat antikonvulsinya diperkirakan berdasarkan meningkatnya ekskresi ion- ion natrium,
kalium dan bikarbonat serta menjadi asamnya darah ( acidosis ), faktor ini dapat mengurangi kepekaan
7. Felbamat ( Taloxia )
Indikasi : Obat ini dapat digunakan sebagai pengganti dari karbamazepin dan fenitoin.
8. Lamotrigine ( Lamictal )
Indikasi : monoterapi dan terapi tambahan pada epilepsi ( parsial, umum dan tonik- klonik)
Tiga gejala parkinson adalah kekakuan anggota gerak, mobilitas berkurang secara abnormal dan gemetar. Gejala ini dapat ditimbulkan oleh antara lain
penggunaan psikotropika dalam dosis tinggi (Fenotiazin, Butirofenon) kerjanya memblokade dopamin, intoksikasi CO, Hg, Mn, HCN dan Barbital.
Contoh obat parkinson :
2. Levodopa-benserazid (Madopar)
3. Bromokriptin (Parlodel)
sehingga nyeri dan respon emosional terhadap nyeri dapat dikurangi. Tubuh dapat mensintesa zat-zat opioidnya sendiri Yaitu : zat-zat endorfin yang bekerja
melalui reseptor opioid.
Endorfin adalah Kelompok polipeptida endogen yang terdapat di CCS (Cairan Cerebro Spinalis) dan dapat menimbulkan efek yang menyerupai efek morfin.
2. Fentanil (durogesic)
3. Kodein (codipront)
4. Petidin HCL
5. Metadon (amidon, symoron).
6. Nalokson (narcan)
ANALGETIK ANTIPIRETIK
ANALGETIK NON NARKOTIK
DEFINISI : zat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
PENYEBAB NYERI :
Adanya rangsangan mekanik atau kimiawi yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
Rangsangan tersebut memicu pelepasan mediator nyeri, yaitu: Histamin, Serotonin, Bradikinin & Leukotrin.
1. Nyeri ringan
2. Nyeri sedang
5. Nyeri migren
CONTOH OBAT :
1. Parasetamol = Asetaminofen
Indikasi : analgesik-antipiretik
3. Aminofenzon
4. Fenilbutazon
5. Asam Mefenamat
6. Ibuprofen
7. Piroxicam
ANTIPIRETIK
Antiperetik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam.
Pirogen (IL-1)
Infeksi
PG
Hipotalamus
Set piont
Demam
CONTOH OBAT :
Indikasi : analgesik-antipiretik
5. Piroxicam (Feldene)
sekali digunakan untuk menghilangkan gejala penyakit rema, yaitu suatu penyakit autoimmun, dimana
Penyakit rema mempunyai ciri-ciri : Perubahan- perubahan radang kronis dari sendi dan membrannya,
Gejala yang khas : Bengkak dan nyeri simetris pada sendi-sendi tersebut.
CONTOH OBAT :
6. Piroxicam (Feldene)
OBAT PIRAI
Pirai atau encok :
merupakan penyakit gangguan pada metabolisme purin dan Asam urat, dimana kadar berlebihan dalam
plasma menimbulkan pengendapan kristal natrium urat pada sendi dan cairan synovialnya.
kadar asam urat yang meningkat (hiperurikemia) juga karena keturunan, jenis kelamin, kebiasaan makan
dan minum, pembebanan sendi berlebihan (overweight), diabetes melitus, hipertensi, hiperlipidemia dan
stress.
CONTOH OBAT :
ANESTETIK UMUM
Anestesia atau narkose merupakan pelumpuhan SSP yang reversibel yang terkait dengan peniadaan atau pengurangan rasa sakit, kesadaran,
kepekaan reflek dan tonus otot, tetapi pusat pusat vegetatif pusat pernafasan dan vaso motorik dimedula oblongata tidak boleh terpengaruh.
Stadium Anestesi :
I. Tahap analgesia : hambatan pusat kortikal kepekaan refleks normal sampai meningkat, rasa
II. Tahap eksitasi : hambatan pada pusat motorik lebih tinggi, sehingga hambatan pada pengatur
motorik yang lebih rendah hilangnya kesadaran, hiperaktivitas motorik, nafas tidak teratur:
pupil melebar, tetapi dapat bereaksi: muntah, bertambahnya sekresi saliva dan bronkial.
III. Tahap toleransi : otak tengah dan sum sum tulang belakang juga dihambat nafas kembali
dalam dan teratur, hilangnya tonus otot, demikian juga dengan refleks dan regulasi suhu, pupil mula mula menyempit kemudian melebar dan
tidak bereaksi.
IV. Tahap asfiksia : lumpuhnya pusat pernafasan dan vasomotorik, ada bahaya nafas berhenti dan kolaps sirkulasi darah.
CONTOH OBAT :
1. Anestetik inhalasi
a. Dinitrogenoksida
b. Desflurane
c. Halotan
d. Metoksiflurane
e. Enflurane
f. Dietileter
g. Isoflurane
2. Anestetik Parenteral
a. Metoheksital-Natrium
b. Tiopental-Natrium
c. Ketamin
d. Etomidat
ANESTETIK LOKAL, AUTAKOID DAN ANTAGONIS
ANESTETIK LOKAL
Berdasarkan tekhnik pemberiannya dapat dibedakan menjadi :
1. Anestesia permukaan : digunakan pada selaput lendir (mulut, kerongkongan, rektum, dll) , luka, selaput mata. Tidak ada efek pada kulit utuh, karena
tidak permeabel. Cara kerjanya dengan menyingkirkan reseptor dijaringan subkutan.
2. Anestesia infiltrasi : injeksi subkutan pada sekitar daerah yang akan dianestesi, cara kerjanya dengan menyingkirkan reseptor dan hantaran rangsang
pada serabut saraf eferen.
3. Anestesia konduksi : anestetik lokal disuntikkan langsung pada urat saraf atau batang saraf, sehingga konduksi rangsang sensorik ditiadakan.
CONTOH OBAT :
a. Prokain
b. Tetrakain
c. Benzokain
a. Lidokain
b. Etidokain
c. Prilokain
d. Buvipakain
e. Artikain
AUTAKOID DAN ANTAGONIS
ANTIHISTAMIN
Merupakan zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblokir reseptor histamin.
Histamin terdapat pada kulit, mata, hidung, usus, paru-paru dan leukosit basofil darah.
Zat zat kimia yang dapat membebaskan hisatamin adalah bisa ular, tawon, obat (Morfin dan Kodein).
Fungsi histamin berperan pada proses inflamasi pada sistem daya tangkis.
Dalam keadaan normal kadar histamin dalam darah 50mcg/L, sehingga tidak menimbulkan efek. Bila mast-cells dirusak membrannya oleh sesuatu hal
maka dibebaskan histamin dalam jumlah besar, sehingga terjadi efek yang nyata.
Kelebihan histamin diuraikan oleh enzim histaminase yang terdapat dalam jaringan.
ALERGI Merupakan kepekaan terhadap suatu antigen eksogen atas dasar proses imunologik.
Zat yang dilepaskan pada saat alergi adalah: histamin, bradikinin, serotonin dan leukotrin.
Macam-macam alergi :
Disebabkan oleh protein yang terdapat pada makanan dan berlangsung melalui Imunoglobulin E (IgE) dan
pelepasan mediator.
2. Dermatitis atropis
Reaksi ini berdasarkan IgE, biasanya terjadi pada balita dan dengan bertambahnya umur > 5 tahun akan
Pernafasan dipersempit oleh penyempitan bronchia akibat reaksi antigen IgE dan terlepasnya mediator
dengan efek vasokonstriksi disertai obstruksi bronchia akibat peradangan kronis dan pembengkakan
d. Mebhidrolini Napadisilat
2. Antihistamin Sedatif
c. Difenhidramin
KORTIKOSTEROIDA
Merupakan kelompok obat yang memiliki aktivitas Glukokortikoid dan mineralokortikoid, sehingga menimbulkan efek yang beragam, yaitu terhadap
karbohidrat, protein, dan lemak, efek terhadap keseimbangan air dan elektrolit dan efek terhadap fungsi berbagai sistem di dalam tubuh.
Kerjanya sangat rumit tergantung pada hormonal individu.
Khasiat Farmakologi :
Antiinflamasi
Antialergi
Peningkatan Glukogeneogenesis
Efek ketabol
kanker
Osteoporosis
Diabetogen
Hidrokortison
Prednisolon
Prednison
Betametason
Deksametason
OBAT KARDIOVASKULER
Penyakit jantung dan pembuluh (PJP) seperti angina pektoris, infark jantung, dan hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar di dunia.
PJP terjadi dapat disebabkan oleh faktor makanan yang kaya kalori, protein, lemak (jenuh) dan miskin serat nabati.
Atherosclerosis adalah gangguan pembuluh yang disebabkan karena menebal dan mengerasnya dinding pembuluh nadi (arteri), hal ini disebabkan oleh
endapan kolesterol, lemak, kalsium dan fibrin (plak) didinding pembuluh.
Bila arteri jantung atau arteri otak tersumbat, maka akan terjadi infark jantung atai infark otak (stroke)
OBAT JANTUNG
Obat-obat jantung atau kardiaka adalah obat yang secara langsung dapat memulihkan fungsi otot jantung yang terganggu menjadi normal.
Gangguan Jantung :
Adalah keadaan tersumbatnya suatu cabang pembuluh jantung yang menyalurkan darah ke jantung oleh
Gejalanya berupa nyeri yang hebat dibelakang tulang dada, rasa gelisah tidak mampu menggerakkan
tangan dan kaki, muka membiru dan debar jantung cepat (takikardi)
2. Angina pectoris
Adalah gangguan yang timbul sebagai akibat hipoksia (kekurangan oksigen) otot jantung karena
kelelahan fisik atau emosional dan dapat juga disebabkan oleh penciutan arteri jantung, infark, kejang-
kejang atau adanya takikardi tertentu, anemia hebat atau penciutan aorta.
Gejalanya adalah rasa sakit hebat dibawah tulang dada yang menjalar kepundak kiri dan lengan bagian
atas, terutama bila berjalan atau sesudahnya, nyeri tersebut akan hilang bila berhenti dan istirahat.
3. Aritmia
Adalah gangguan ritme berupa kelainan dalam frekwensi denyut jantung karena (kecepatan) denyut
jantung karena serambi atau atrium dan bilik atau ventrikel berdenyut lebih cepat atau lebih lambat dari
normal.
4. Dekompensasi jantung
Adalah keadaan dimana sirkulasi darah jantung dan cardiac output menurun, misalnya akibat infark atau
katup jantung yang tidak bekerja sempurna, atau karena proses penuaan.
Gejalanya adalah sukar bernafas bila berbaring, muka membiru, dan edema.
5. Shock
Adalah suatu komplikasi dari infark jantung yang sangat ditakuti karena biasanya berakibat fatal,
2. Obat-obat angina pectoris : Dipiridamol, Nifedipin, Diltiazem, Verapamil, Propranolol dan Acebutolol.
3. Antiaritmia : Kinidin, Lidokain, Timilol, Propranolol, Amiodaron, Nifedipin, Diltiazem, Adenosin, dan
Verapamil.
ANTIHIPERTENSI
Pengaturan tekanan darah dipengaruhi oleh saraf simpatis yang menentukan frekuensi denyut jantung kontraktilitas miokat dan pembuluh darah
( arteri dan vena ).
Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi pada organ lain, jantung, pembuluh darah otak dan perifer dan ginjal.
1. Curah jantung, adalah hasil denyut jantung dan isi sekuncup jantung, besarnya isi sekuncup ditentukan
oleh kekuatan kontraksi otot jantung dan volume darah yang kembali ke jantung.
2. Resistensi perifer adalah gabungan tekanan otot polos arteri dan viskositas darah. Resistensi disebabkan
oleh berkurangnya elastisitas dinding pembuluh darah akibat adanya aterioschlerosis yang terjadi karena
1. Tekanan darah sistolik, adalah tekanan darah yang terjadi pada saat jantung berkontraksi, tekanan ini
2. Tekanan darah diastolik, adalah tekanan darah yang terjadi pada saat jantung berelaksasi (mengembang)
Macam-macam hipertensi :
1. Hpertensi esensial (Primer) adalah hipertensi yang tidak jelas penyebabnya. Biasanya disebabkan karena
faktor usia, jenis kelamin, merokok, kolesterol dan obesitas.
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan karena penyakit (Ginjal) dan obat (Hormon,
Antidepresan)
1. Modifikasi pola hidup ; berat badan, diet garam, berhenti merokok kopi, dan alcohol, olahraga teratur,
2. Bila respon kurang, lanjutkan modifikasi pola hidup dan pilih antihipertensi tahap I: Bloker,
pengambat ACE
1. Ketidakpatuhan penderita
4. Hipertensi sekunder
5. Pseudohipertensi
Contoh Obat Hipertensi :
2. Prazosin Hidroklorida ( Redupress Tab 1 mg, Minipress Tab I mg, Hyperal Tab 1 & 2 mg )
3. Propranolol Hidroklorida ( Farmadral Tab Ss 10 dan 40 mg, Inderal Tab Ss 10 dan 40 mg, Propadex Tab 10
dan 40 mg)
4. Kaptopril ( Capoten 12,5 & 25 dan 50 mg Tab, Praten 2,5 dan 25 mg Tab, Tensicap 25 & 50 mg Tab )
5. Metildopa (Dopamet Tab Ss 250mg, Medopa Tab Ss 250mg, Tensipas tab Ss 125 dan 250 mg)
HIPOLIPIDEMIK
Merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid plasma yang dapat mencegah Aterosklerosis.
Komplikasi dari ateroskierosis : penyakit jantung koroner, gangguan pembuluh darah serebral, vertebral, koroner, renal, aorta dan pembuluh ditungkai.
Faktor resiko penyakit koroner adalah: Hiperlipidemia, Hipertensi, Diabetes Melitus (DM), Merokok, Kurang darah, Stres.
Faktor resiko dapat dikurangi dengan : berhenti merokok, obati hipertensi, olahraga teratur, pengawasan gula darah pada DM.
1. Kolestiramin ( Falterol )
3. Atorvastatin ( Lipitor )
OBAT DIURETIK
Diuretic adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran air kemih ( diuresis ) melalui kerja langsung terhadap ginjal.
Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan jalan mengeluarkan semua zat asing dan sisa pertukaran dari dalam darah, fungsi
lainnya adalah meregulasi kadar garam dan cairan tubuh.
Diuretik digunakan pada keadaan dimana dikehendaki pengeluaran urine lebih banyak, terutama pada udema, hipertensi, diabetes inspidus
(mengurangi poliurea), dan batu ginjal (mengeluarkan endapan kristal).
1. Furosemid ( Farsik inj 10 mg/ml, tab 40 mg, Lasik inj. 20 mg/2m1, tab 40 mg )
2. Hidroklorthiazida (HCT)
3. Klortalidon ( Hygroton tab 50mg, Teronec tab 50mg, Tenoretic tab 100mg )
ANTASIDA :
Tukak lambung (gastritis) adalah penyakit yang ditimbulkan oleh kelebihan asam lambung yang diproduksi oleh lambung dan menyebabkan iritasi
diselaput lendir lambung.
Makanan pedas/berminyak
A. Antihiperasiditas : bersifat netralisasi, bekerja dengan mengikat kelebihan HCL dalam lambung. Contoh
obatnya:
B. Perintang reseptorH2
Semua perintang reseptor H2 menyembuh kan tukak lambung dan duodenum dengan cara mengurangi
sekresi asam lambung. Contoh : Ranitidin, Simetidin, Famotidin, Roxatidin dan Nizatidin
Obat ini bekerja pada pompa proton, yaitu menghambat tempat keluarnya proton (ion H) yang akan
di dinding lambung. Contoh : sukralfat, yaitu kompleks sukrosa sulfat dan aluminium hidroksida, dosis 1
E. Analog prostaglandin, obat ini bekerja mencegah dan mengobati tukak duodenum yang bekerja menekan
PENCAHAR :
Merupakan obat yang digunakan untuk pelintasan dan pengeluaran tinja dari kolon.
Konstipasi adalah berkurangnya frekuensi pembuangan tinja yang keras dari kolon.
a. Psikis
b. Penyakit
5. Garam Magnesium
DIARE
DEFINISI :
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per hari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir
dan darah, yang berlangsung kurang dari 1 minggu. Bayi yang minum ASI buang air lebih dari 3-4 kali perhari masih bersifat fisologis atau normal.
EPIDEMIOLOGI:
Diare merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan pada anak terutama usia dibawah 5 tahun. Di Indonesia hasil RISKESDES 2007 diare penyebab
kematian tertinggi pada bayi dibanding dengan pnemonia 42 % : 24 % untuk golongan umur 1-4 tahun 25,2% : 15,5%
CARA PENULARAN :
Umumnya melalui cara Fekal-Oral, yaitu makanan atau minuman yang tercemar oleh entero pathogen atau kontak langsung tangan dengan penderita atau
barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau kontak tidak langsung melalui lalat.
FAKTOR UMUR :
Episode diare sebagian besar terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Tertinggi pada kelompok umur 6-11 bulan, pada saat diberikan makanan pendamping
ASI
Pengobatan:
4. Antibiotika selektif
5. Nasihat kepada orang tua
OBAT DIARE:
1. ORALIT
2. KAOLIN
4. ATTAPULGIT
5. LOPERAMID HCL
DIGESTIVA
Adalah obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan dalam lambung usus dan digunakan sebagai terapi pengganti pada keadaan
defisiensi zat enzim pencernaan.
Contoh obat:
1. pankreatin
2. lipase
3. amylase
4. bromealin
5.dimetilpolisiloksan
ANTIEMETIK
Muntah atau emesis merupakan cara perlindungan alamiah dari tubuh terhadap zat yang merangsang dan beracun, berupa gerakan peristaltik untuk
mengeluarkan isi lambung melalui mulut.
Antiemetik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan perasaan mual dan muntah.
Contoh obat:
1. Sinarizin(Nariz)
2. Difenhidramin(antimo)
3. Metoclopramide (Merislon)
4. Hyoscine (Buscopan)
Kanker merupakan penyakit sel yang dicirikan dengan perubahan mekanisme yang mengatur proliferasi (pembelahan) dan deferensiasi sel, sehingga sel
tersebut mengalami kelainan kromosom (mutasi) yang menyebabkan siklus sel berlangsung terus menerus (sel terus berproliferasi tapi tidak berdiferensiasi).
5. Memiliki heriditas bawaan, turunan sel kanker juga dapat menimbulkan kanker.
6. Pergeseran metabolisme kearah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam amino
Kerja antikanker pada umumnya berdasarkan gangguan pada salah satu proses sel yang esensial, karena tidak ada perbedaan kulitatif antara sel kanker dan
sel normal (sitotoksik).
Pada kanker yang menyebar pengobatan tidak menyembuhkan, tetapi hanya bersifat paliatif terhadap gejala, pencegahan komplikasi, support psikologik dan
untuk memperpanjang umur.
1. Memperlihatkan toksisitas selektif terhadap sel yang sedang berproliferasi disebut zat Cell Cycle Spesific
(CCS), yang efektif terhadap kanker dengan ciri proliferasi tinggi, misalnya sel darah. Contoh obat :
2. Zat Cell Cycle Non Spesific (CCNS),yang berguna pada tumor yang berkembang lambat atau cepat. Contoh
1. Zat pengalkil atau Alkilator, contoh obat : Siklofosfamid, Klorambusil, Busulfan, Melfalan, Ifosfamid dan
Lomustin.
1. Hormon Estrogen, untuk terapi kanker prostate dan payudara, contoh obat : Stilbestrol, Etinilestradiol
2. Progesteron untuk terapi kanker payudara dan endometrium, contoh obat : Megestrol dan
3. Androgen, untuk terapi kanker payudara, contoh obat : Testosteron Propionat dan Fluoksimesteron.
IMUNOSUPRESAN
Imunosupresan adalah kelompok obat yang digunakan untuk menekan respon imun seperti pencegah penolakan transplantasi, mengatasi penyakit autoimun
dan mencegah hemolisis rhesus dan neonatus.
1. Tranplantasi organ : digunakan untuk mencegah reaksi penolakan pada transplantasi organ, karena tubuh
imunoglobulin (limfoglobulin)
2. Penyakit autoimun : guna menekan aktifitas penyakit autoimun sering digunakan zat-zai imunosupresif,
misalnya pada rematik dan penyakit radang usus (colitis ulcerosa, M.Crohn).
VITAMIN
Vitamin adalah senyawa yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dalam mempertahankan kesehatan untuk perkembangan tubuh.
Sumber vitamin yang paling baik adalah makanan, pada orang sehat yang makanannya bermutu sehat sudah mendapat Jumlah Vitamin yang cukup.
Selain terdapat pada makanan vitamin juga dapat berikan dalam bentuk murni atau kombinasi.
Sediaan vitamin untuk tujuan profilaktik harus dibedakan dari sediaan untuk pengobatan.
1. Asupan makanan yang mengandung vitamin tidak mencakupi; diet, anoreksia, keadaan ekonomi.
2. Gangguan absorsi vitamin; penyakit hati, diare, penggunaan antibiotic jangka lama.
3. Meningkatnya kebutuhan tubuh; hamil, sters, menyusui, kerja fisik, haid, dan masa pertumbuhan.
1. Vitamin B-Compleks
a. Thiamin (B1)
Farmakodinamik : pada pemberian 1V terjadi efek langsung pada pembuluh perifer berupa vasodilatasi
Farmakokinetik : Absorpsi terjadi pada usus halus & duodenum & eksresinya melalui urin.
Sumber alami : ragi, sayuran hijau, kacang-kacangan, susu, kuning telur & hati.
b. Rebofiavin (B2)
Defisiensi : Ditandai dengan gejala sakit tenggorokan & radang disudut mulut ( Stomatitis angularis )
Farmakokinetik : Diabsorpsi dengan baik & didistribusikan secara merata keseluruh jaringan.
Farmakodinamik : Dalam tubuh diubah menjadi bentuk aktif NAD ( Nikotinamid Adenin Dinukleotida )
Dan NADF ( Nikotinamid Adenin Dinukleotida Fosfat ). Keduanya berperan dalam metabolisme. Sebagai
Farmakokinetik : diabsorpsi melalui saluran cerna & didistribusikan keseluruh jaringan. Ekresinya melalui
urin.
ESO : pada dosis tinggi Hiperglikemia, asam urat, gangguan fungsi hati & sal, cerna.
d. Piridoksin (B6)
Farmakodinamik : tidak menunjukan efek yang nyata. Di dalam tubuh merupakan koenzim yang berperan
Defisiensi: Dermatitis
f. Biotin (Vit H)
Defisiensi : malaise, mudah tersinggung, pendarahan hidung & gusi. Vit C bekerja sebagai suatu koenzim,
Farmakodinamik :
- mempercepat perubahan residu prolin & lisin menjadi prokologen. Hidroksipolin & Hidroksilisin pada
Sintesis kolagen.
1. Vitamin A (Retinol)
Defisiensi: Buta senja, xeroftalmi, (kerusakan pada mata) kebutaan & kulit kering.
Farmakodinamika: regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap, pigmen retina yang
fotosensitif, yaitu: rodopsin & iodopsin bila terkena cahaya akan memutih terurai & menimbulakn impuls.
Pada penguraian ini membutuhkan vitamin A, sebaliknya pada tempat gelap akan terjadi regenerasi
Farmakkinetik: Absorpsinya melalui saluran cerna, & bila ada penyakit hati atau sirosis hati, maka
Sediaan alami: kuning telur, hati, daging, mentega, dan sayuran (karoten)
2. Vitamin D
Defisiensi: gangguan pertumbuhan tulang pada anak (rakitis) pada orang dewasa osteomalasia
(berkurangnya densitas tulang).
Farmakodinamik: meningkatkan absorpsi Ca & Fosfat melalui usus halus, sehingga menjamin kebutuhan
3. Vitamin E ( Tokoferol)
Defisiensi : penyakit prankeas, lesi kulit & anemia hemolitik, rambut rontok.
antioksidan, Vitamin E mencegah oksidasi bagian sel penting atau mencegah terbentuknya hasil oksidasi
yang toksik.
Farmakokinetik: absorpsinya melalui saluran cerna, & ekskresinya melalui empedu & urin.
Sumber alami : telur, kacang-kacangan, susu, buah, daging & sayur ( slada & bayam ).
4. Vitamin K
ND : Kaywan.