Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MATA KULIAH FARMAKOLOGI

(Rangkuman Materi Farmakologi & 10 Soal Pilihan Ganda)


Dosen mata ajar : Drs. JUMAIN, M.Kes., Apt.

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3 (Tingkat 1 A)

1. A. Asmayanti Muslimin (PO713201201001)


2. Adnin Fauziah Saparuddin (PO713201201002)
3. Anastasnya Limbong (PO713201201005)
4. Devi Erdani (PO713201201009)
5. Husnul Khatimah (PO713201201017)
6. Lilis Aprilia Ramli (PO713201201021)
7. Luz Maria Belo Kassa Rb (PO713201201022)
8. Muh. Fikri Rachim Shamsir (PO713201201024)
9. Nur Rhika Hariana (PO713201201028)
10.Rezki Aulia Abbas (PO713201201035)
11.Ridha Nurul Amalia (PO713201201037)
12.Risna Oktafiana (PO713201201042)
13.Siti Nurhaliza (PO713201201043)
14.Sri Hesti Ramadhani (PO713201201046)
15.Yusra Wulandari (PO713201201050)

D-III Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Makassar
Tahun Ajaran 2020/2021
KONSEP DASAR FARMAKOLOGI
Perawat harus belajar farmakologi karena ini berkaitan dengan tugas perawat dalam
pelayanan kesehatan, menyangkut intervensi pengobatan dan pembrian obat.

 TUGAS POKOK PERAWAT (KepMenPan No 94 thn 2001 ttg Jabfung


Perawat)

Memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan/kesehatan Individu,


keluarga, kelompok, Masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, Serta pembinaan peran serta masyarakat
dalam rangka kemandirian di bidang keperawatan/kesehatan.

Farmakologi berasal dari kata Pharmacon yang artinya obat dan Logos artinya ilmu, jadi
farmakologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari obat.

 PENGERTIAN FARMAKOLOGI

ARTI SEMPIT : Ilmu tentang penggunaan obat untuk diagnosa, pencegahan (Propilaktis),
dan penyembuhan (Terapeutik) Suatu penyakit.

ARTI LUAS : Ilmu tentang sejarah, sumber, sifat kimia-fisika, komposisi, cara kerja, efek
fisiologis, penggunaan klinis, dan efek toksik dari obat-obatan.

 FARMASI

Ilmu yg mempelajari tentang cara pembuatan, cara penyediaan, cara pemcampuran, formulasi
obat ( Dosage form ), termasuk juga penyerahan obat kepada pasien, standar dosis dan
kontrol kualitas obat.

 CABANG ILMU FARMAKOLOGI

1. Farmakognosi

Mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat
aktifnya, begitu pula yang berasal dari mineral dan hewan.

Banyak phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani ; phyto = tanaman),
misalnya tinctura echinaceae (meningkatkan imunitas tubuh), ekstrak Ginkoa biloba
(meningkatkan daya ingat), bawang putih (antikolesterol), tingtur hyperici (antidepresi) dan
ekstrak feverfew (Chrysantemum parthenium) sebagai obat pencegah migrain.

2. Biofarmasi

Meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya. Dengan kata lain dalam
bentuk sediaan apa obat harus dibuat agar menghasilkan efek yang optimal.
3. Farmakokinetika

Mempelajari perjalanan obat mulai dari saat pemberiannya, bagaimana absorpsi dari usus,
transpor dalam darah dan distribusinya ke tempat kerjanya dan jaringan lain. Singkatnya
farmakokinetika mempelajari segala sesuatu tindakan yang dilakukan oleh tubuh terhadap
obat.

4. Farmakodinamika

Mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama cara dan mekanisme kerjanya,
reaksi fisiologi, serta efek terapi yang ditimbulkannya. Singkatnya farmakodinamika
mencakup semua efek yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh.

5. Farmakoterapi

Mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya.

6. Toksikologi

Ilmu yg mempelajari tentang efek toksis dari berbagai racun, zat kimia ( termasuk obat )
lainnya pada tubuh manusia yg dapat menimbulkan Kelainan dan kematian.

 OBAT

Obat adalah semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang dalam dosis layak dapat
menyembuhkan, meringankan,dan mencegah penyakit/ gejalanya, yang diberikan kepada
pasien dengan maksud tertentu sesuai dengan guna obat tersebut.

1. Obat Jadi :Obat dlm keadaan murni /campuran dlm bentuk serbuk,cairan, salep,
pil, suppositoria, Tablet, atau bentuk lain yg mempunyai nama teknis sesuai FI atau
buku2 lain yg ditetapkan oleh pemerintah.

2. Obat Patent: obat jadi dengan nama dagang yg terdaftar atas nama si pembuat atau
yg dikuasakannya dan di jual dalam bungkus asli dari pabrik yg memproduksinya.

3. Obat asli indonesia: obat yg di dapat langsung dari bahan2 alamiah di


indonesia,terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam
pengobatan tradisional.

4. Obat generik adalah Obat yang telah habis masa patennya, sehingga dapat
diproduksi oleh semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti.

Ada dua jenis obat generik, yaitu obat generik bermerek dagang dan obat generik berlogo
yang dipasarkan dengan merek kandungan zat aktifnya.

Dalam obat generik bermerek, kandungan zat aktif itu diberi nama (merek). Zat aktif
amoxicillin misalnya, oleh pabrik ”A” diberi merek ”inemicillin”, sedangkan pabrik ”B”
memberi nama ”gatoticilin” dan seterusnya, sesuai keinginan pabrik obat. Dari berbagai
merek tersebut, bahannya sama: amoxicillin.
 OBAT-OBAT YANG DIGUNAKAN PADA TERAPI TERBAGI 3 GOLONGAN
YAITU :

1. Obat farmakodinamis, yang bekerja terhadap tuan rumah dengan jalan


mempercepat atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi biokimia dalam
tubuh, misalnya hormon, diuretika, hipnotika, dan obat otonom.

2. Obat kemoterapeutis, dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh tuan
rumah. Obat – obat neoplasma (onkolitika, sitostatika, obat–obat kanker) juga
dianggap termasuk golongan ini.

3. Obat diagnostik, merupakan obat pembantu untuk melakukan diagnosis


(pengenalan penyakit), misalnya untuk mengenal penyakit pada saluran lambung-
usus digunakan barium sulfat dan untuk saluran empedu digunakan natrium
propanoat dan asam iod organik lainnya.

 SUMBER-SUMBER OBAT

1. Tumbuhan ( Flora, Nabati ) Contohnya: Kina, Minyak Jarak, dll

2. Hewan ( Fauna, Hayati, Contohnya: Minyak ikan, Cera, dll.

3. Mineral ( Pertambangan ), Contohnya: KI, NaCl, Vaselin, dll

4. Sintetis ( Tiruan / Buatan ), Contohnya: Vitamin C

5. Mikroba ( Antibiotika ), Contohnya: Penicillin, dll

 TERAPI OBAT

Proses perjalanan obat ke dalam tubuh hingga memberikan efek yang mengalami 3 fase/tahap
yaitu :

1. Fasa Biofarmasi/Farmaseutika Desintegrasi - Disolusi (Hancurnya bentuk


sediaan obat dan melarutnya bahan obat)

2. Fasa Farmakokinetik Absorpsi – Distribusi - Metabolisme/Biotransformasi -


Ekskresi

3. Fasa Farmakodinamik

Interaksi Obat >< Reseptor – Efek Teurapeutik

 FASE BIOFARMASI/FARMASEUTIKA

Sediaan obat menjadi hancur dan larut


 FASE FARMAKOKINETIK

Umum :

 Segala sesuatu proses yang dilakukan oleh tubuh terhadap obat, yaitu ABSORPSI-
-- DISTRIBUSI----- METABOLISME/Biotransformasi---- EKSKRESI (ADME).

 Pengaruh Tubuh terhadap obat

 Nasib obat dalam tubuh

Khusus :

Mempelajari perubahan-perubahan konsentrasi obat dan metabolitnya dalam darah dan


jaringan sebagai fungsi dari waktu.

1. ABSORPSI

Absorpsi adalah proses penyerapan obat dari tempat pemberian kedalam plasma (kecuali i.v
dan inhalasi) sebelum mencapai tempat kerjanya.

a. Absorpsi melalui rute oral

b. Absorpsi melalui bukal dan sublingual

c. Absorpsi melalui rektum

d. Absorpsi pada permukaan epitel (kulit, kornea mata, vagina,


mukosa hidung)

e. Absorpsi melalui inhalasi (paru-paru)

f. Absorpsi melalui parenteral (Suntikan)

2. DISTRIBUSI

Adalah proses penyebaran obat melalui pembuluh darah menuju sistem sirkulasi sistemik
dalam tubuh. Faktor yang mempengaruhi distribusi :

a. Perfusi/pasokan darah melalui jaringan & organ

b. Kadar, pH, ikatan zat dengan makro molekul

c. Partisi kedalam lemak

d. Transport aktif

e. Sawar (S.darah-otak, S.plasenta, S.darah-cairan cerebrospinal)

f. Ikatan obat dengan protein plasma


Obat yg terdistribusi ke tempat kerja (reseptor) akan menimbulkan efek.

3. BIOTRANSFORMASI/METABOLISME

a. Biotransformasi = metabolisme obat = proses perubahan struktur kimia obat


yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim.

b. Obat yang diabsorpsi dalam usus akan diangkut melalui pembuluh porta ke
hati. Kecuali Pemberian secara sublingual, parenteral dan rektal tidak melalui
porta & hati.

c. Di hati seluruh/sebagian obat diubah menjadi kurang/tidak aktif (Proses


Detoksifikasi / bio- inaktifasi). Dan beberapa obat malah jadi lebih aktif (bio-
aktivasi).

Tempat proses :

 Terutama terjadi dalam hati

 Tempat lain : Usus, ginjal, paru 2, limfa, otot, kulit, darah (Hanya sebagian
kecil atau kadar yang rendah).

 Dibantu dengan suatu enzim yang spesifik

Kecepatan biotransformasi tergantung pada :

 Fungsi hati

 Usia, (Bayi, anak, dewasa, lansia)

 Faktor genetika,

 Pemakaian obat lain (interaksi)

Pengaruh metabolisme terhadap usia :

 Pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur, kelengkapan beberapa enzim
yang terlibat dalam biotransformasi masih tidak mencukupi.

 Sebaliknya pada usia anak 1-8 tahun laju biotransformasi lebih cepat
dibandingkan orang dewasa, hal ini disebabkan oleh perbandingan berat hati
terhadap berat badan lebih besar.

 Sedangkan pada usia lanjut, terjadi penurunan laju metabolisme, pasokan


darah hati berkurang sehingga laju biotransformasinya berkurang.
4. EKSKRESI

Adalah proses pengeluaran obat dan atau metabolitnya dari tubuh. Alat ekskresi :

a. Terutama dilakukan oleh ginjal melalui urine

b. Kulit, melalui keringat,

c. Paru-paru, melalui pernafasan

d. Empedu, feses untuk obat yg enterohepatik,

e. ASI (hati-hati pengaruh ke bayi)

 FASE FARMAKODINAMIK

Fase terjadinya interaksi obat dengan tempat aksinya dalam sistem biologi. Mempelajari
cara/mekanisme kerja dan efek biokimia dan fisiologi obat.

CARA KERJA OBAT

1. Secara Kimiawi

Contoh : Antasida dapat mengikat dan menetralkan asam lambung secara kimiawi, logam
berat diikat oleh chelat secara ikatan kimia hingga terbentuk senyawa kompleks yang
mudah diekskresikan oleh ginjal dan tidak toksis (EDTA)

2. Secara Fisika

Contoh : diuretik osmosis (Mg-sulfat), karena lambat sekali diresorpsi usus, akan mengalami
proses osmosis menarik air dari lingkungan sekitar.

3. Mengganggu proses metabolisme

Contoh : Antibiotika (mengganggu pembentukan dinding sel, sintesa protein, dan


metabolisme asam nukleat), Diuretika (menghambat proses filtrasi atau mempertinggi).

Contoh : Parasetamol

Menghambat enzim siklooksigenase-2 (cox-2) sehingga tidak terbentuk prostaglandin dan


rasa nyeri / demam menjadi berkurang atau hilang.

Sebagian besar molekul obat bekerja melalui :

1. Reseptor protein pd membran sel atau di dlm sel

2. Saluran ion di dlm membran sel

3. Enzim dlm sel atau cairan ekstrasel

4. Kerja yg nonspesifik
Mekanisme kerja :

INTERAKSI OBAT-RESEPTOR

K1

D + R ------------------DR------------ efek

(Drug) (Reseptor) K2

Langley : “Obat bereaksi pada tempat spesifik yang reaktif yaitu molekul atau bagian
molekul dalam tubuh.

Ehrlich : “ Tempat yang reaktif merupakan bagian makromolekul, dan efek biologi itu
ditimbulkan oleh ikatan obat pada letaknya”.

Reseptor Obat :

1. Kebanyakan obat bekerja melalui reseptornya yg berupa makromolekul spesifik


pada sel.

2. Reseptor merupakan komponen sel yang bergabung dengan obat secara


kimia agar dapat menimbulkan efek.

3. Ada 3 makromolekul biologi yang merupakan reseptor : Protein enzim, protein


struktural, dan asam nukleat.

4. Obat yang menduduki reseptor fisiologik dan menimbulkan efek => AGONIS,
atau tanpa efek => ANTAGONIS / BLOKER

Contoh : Cimetidine menghambat (antagonis) reseptor H2 (H2 Blocker) sehingga mencegah


sekresi asam lambung yang berlebihan.

 Bilogical availability :

persentase obat yg diabsorpsi oleh tubuh dari suatu dosis yg diberikan dan tersedia untuk
melakukan efek terapeutiknya.

 Pharmaceutical availability :

ukuran utk bag obat yg dilepaskan dari bentuk pemberiannya dan tersedia utk proses
absorpsi
POKOK-POKOK FARMAKODINAMIKA

EFEK TERAPI :

1. Terapi kausal (menghilangkan penyebab penyakit) : Antibiotika

2. Terapi substansi/simptomatis (meringankan/meniadakan gejala penyakit) :


Analgetika-antipiretika

3. Terapi substitusi (mengganti/memberi untuk menambah zat yang lazim dibuat


oleh organ tubuh) : Insulin bagi penderita DM

EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN :

1. Efek samping

2. Idiosinkrasi

3. Allergi

4. Fotosensitasi

5. Efek toksis

6. Efek teratogen

 EFEK SAMPING OBAT

Efek yang tidak diinginkan dari suatu pengobatan. Hampir semua obat mempunyai efek
samping.

Contoh :

1. Obat batuk/Flu yang mengandung antihistamin (difenhidramin/CTM)


mengakibatkan ngantuk.

2. Obat kanker (Bleomicyn) mempunyai efek samping mual, muntah, alopesia

3. Kortikosteroid (deksametason) dapat mengakibatkan peningkatan TD, glukosa


darah, osteoporosis, cushing Syndrom

Tetapi pada saat lain efek samping dapat menjadi reaksi yang merugikan (efek yang tdk
diharapkan dan terjadi pada dosis normal).

Contoh :

1. Kloramfenikol mempunyai reaksi merugikan yang tidak diingikan yaitu anemia


aplastis, syok anafilaksis, syndrom gray

2. Metaproterenol dengan efek merugikan takikardia


 INTERAKSI OBAT

Interkasi dapat terjadi jika terdapat dua atau lebih obat yang diberikan sehingga memberikan
efek yang tidak diinginkan atau memberikan efek saling mengganggu.

Contoh : Asetosal dan dikumarol kedua obat tersebut memberikan efek penguatan sehingga
dpt menimbulkan perdarahan Luminal dan antikoagulan interaksi kedua obat tersebut dpt
menurunkan akvitas khasiatnya

Interaksi obat dengan makanan sebagian besar mengakibatkan penurunkan absorpsi obat
tersebut sehingga aktivitasnya menurun.

Contoh : Captopril dan makanan dapat menurunkan absorpsi captopril, demikian halnya
dengan tetrasiklin dan susu (logam bervalensi dua, kalsium) dapat mengakibatkan ikatan
kompleks yang dapat mengganggu proses pembentukan gigi dan tulang

 INTERVENSI KPERAWATAN

1. Anjurkan pasien untuk tdk memakan makanan yg berlemak sebelum minum tablet
bersalut enterik, karena dapat menurunkan kecepatan absorpsi

2. Periksa keterangan obat - obat untuk persentase pengikatan dengan protein, obat –
obat yg efek pengikatan yg tinggi dengan protein sebagian besar obatnya berikatan
dengan protein sehingga obat menjadi in aktif sampai dilepaskan oleh protein

3. Laporkan kepada perawat lain atau dokter jaga, apabila ada obat dengan waktu paruh
yg panjang ( lebih 24 jam ) dan diberikan hanya sekali sehari.

4. Pantau batas terapeutik yg sempit, mis; digoksin dan lain – lain


PENGGUNAAN OBAT DI RS
Di dalam rumah sakit terdapat beberapa kelompok yang mengambil peran penting, yaitu
dokter, apoteker, dan perawat.

 Dokter; bertanggungjawab terhadap mendiagnosis dan terapi.


 Apoteker; bertanggungjawab pemasokan atau pendistribusian obat, pembuatan
obat, dan narasumber informasi obat.
 Perawat; bertanggungjawab sebagai pemberi obat dan memastikan pasien
meminum obat dengan benar. Perawat juga disebut sebagai mata rantai terakhir.

Adapun yang harus dipelajari oleh seorang perawat;

1. Mengenali obat, dan pengelompokan obat ditinjau dari berbagai asal.


2. Obat untuk tjuan pengobatan, diagnosa, dan pencegahan penyakit.
3. Cara mengelola obat; penyimpanan persiapan pemberian, monotoring efek sampin
obat.
4. Penyalahgunaan obat, maupun salah menggunakan obat dengan segala akibatnya pada
masyarakat.

Prinsip pemberian obat yang benar;

1. Pasien yang benar


Identitas pasien harus jelas dan lengkap, agar terhindar dari kesalahan dalam
pemberian obat, baik identitas tertulis maupun tidak tertulis.
2. Obat yang benar
Sebelum memberikan obat ada baiknya melakukan pemeriksaan dengan baik,
guna mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.
3. Dosis yang benar
Ada baiknya memeriksa dosis dan bila meragukan harus dikonsultasikan
kepada farmasis dan pembuat res
4. Cara/rute pemberian obat yang benar
Obat diberikan melalui beberapa rute, adapun beberapa faktor yang harus diliat;
 Keadaan umum pasien.
 Kecepatan respons.
 Kecepatan respon yang diinginkan.
Adapun beberapa jenis pemberian obat;
 Oral
 Parenteral
 Topikal
 Rektal
 Inhalasi
5. Waktu yang benar
Untuk mencapai efek yang optimal harus memperhatikan waktu pemberian obat;
1. Sebelum makan (ac)
2. Sedang makan (dc)
3. Sesudah makan (pc)

Pemberian Obat dilihat dari;

1. Keadaan umum pasien.


2. Kecepatan resorpsi yang diinginkan
3. Sifat Obat
4. Tempat kerja obat yang diinginkan.

Bentuk-bentuk Obat:

 Padat (tablet, kapsul)


 Setengah padat (Topikal)
 Bentuk cair (Larutan, sirup)
 Bentuk gas (aerosol)

Penyimpanan obat dilihat dari 3 aspek;


1. Suhu
2. Letak
3. Kadaluarsa.
FARMAKOLOGI
Farmakologi berasal dari Kata “Farmakon” Yang berarti “obat” dalam arti sempit,dan
dalam makna luas ialah “Semua zat selain makanan yg dapat mengakibatkan perubahan
susunan atau fungsi jaringan tubuh”. Farmakologi dapat dirumuskan sebagai kajian terhadap
bahan-bahan yang berinteraksi dengan sistem kehidupan melalui proses kimia, khususnya
melalui pengikatan molekul-molekul regulator yang mengaktifkan/ menghambat proses-
proses tubuh yang normal (Betran G. Katzung). Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah
ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat
kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi, dan nasibnya dalam organisme hidup.
Farmakognisi ialah ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan dan pengenalan obat yang
berasal dari tanaman dan zat – zat aktifnya, begitu pula yang berasal dari mineral dan hewan.
Biofarmasi ialah ilmu yang mempelajari tentang meneliti pengaruh formulasi obat terhadap
efek terapeutiknya. Dengan kata lain dalam bentuk sediaan apa obat harus dibuat agar
menghasilkan efek yang optimal.
Farmakokinetika ialah ilmu yang mempelajari tentang meneliti perjalanan obat mulai dari
saat pemberiannya, bagaimana absorpsi dari usus, transpor dalam darah dan distribusinya ke
tempat kerja dan jaringan lain. Singkatnya farmakokinetika mempelajari segala sesuatu
tindakan yang dilakukan oleh tubuh terhadap obat.
Farmakodinamika yaitu mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama cara
dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terapi yang ditimbulkannya. Singkatnya
farmakodinamika mencakup semua efek yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh.
Farmakogenetik adalah adalah ilmu yang mempelajari efek dari variasi genetik pada gen
tunggal terhadap respon obat sedangkan farmakogenomik adalah ilmu yang mempelajari efek
dari variasi genetik pada keseluruhan gen (genom) terhadap respon obat.
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pembuatan, cara penyediaan, cara
pemcampuran, formulasi obat, termasuk juga penyerahan obat kepada pasien, standar dosis
dan kontrol kualitas obat.
Toksikologi adalah Ilmu yg mempelajari tentang efek toksis dari berbagai racun, zat kimia (
termasuk obat) lainnya pada tubuh manusia yg dapat menimbulkan Kelainan dan kematian.
DEFINISI OBAT
Obat merupakan zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang dalam dosis layak dapat
menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit.
Obat jadi ialah Obat dlm keadaan murni /campuran dlm bentuk serbuk,cairan, salep, pil,
suppositoria, Tablet, atau bentuk lain yg mempunyai nama teknissesuai FI atau buku – buku
lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
Obat paten ialah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau
yang dikuasakannya dan di jual dalam bungkus asli dari pabrik yang di produksinya.
Obat asli Indonesia ialah obat yg di dapat langsung dari bahan2 alamiah di indonesia,terolah
secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
Obat generic ialah obat yang telah habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi oleh
semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti. Obat generic terbagi menjadi dua
jenis yaitu : generik bermerek dagang dan obat generik berlogo.
Berikut adalah tiga golongan obat – obat yang digunakan pada terapi yaitu :
1. Obat farmakodinamis ialah obat yang bekerja terhadap tuan rumah dengan jalan
mempercepat atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi biokimia dalam tubuh,
misalnya hormon, diuretika, hipnotika, dan obat otonom.
2. Obat kemoterapeutis, dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh tuan rumah.
Idealnya obat ini memiliki kegiatan farmakodinamika yang sangat kecil terhadap
organisme tuan rumah dan berkhasiat sangat besar membunuh sebanyak mungkin
parasit (cacing, protozoa) dan mikroorganisme (bakteri, virus).
3. Obat diagnostic merupakan obat pembantu untuk melakukan diagnosis (pengenalan
penyakit), misalnya untuk mengenal penyakit pada saluran lambung-usus digunakan
barium sulfat dan untuk saluran empedu digunakan natrium propanoat dan asam ion
organik lainnya.
Sumber – sumber obat :
1. Tumbuhan ( Flora, Nabati ) Contohnya: Kina, Minyak Jarak, dll
2. Hewan ( Fauna, Hayati, Contohnya: Minyak ikan, Cera, dll.
3. Mineral ( Pertambangan ) Contohnya: KI, NaCl, Vaselin, dll
4. Sintetis ( Tiruan / Buatan ) contohnya: Vitamin C
5. Mikroba ( Antibiotika ) Contohnya: Penicillin, dll
Penggolongan obat menurut kegunannya :
1. Propylactis : Penggunaan / pemakaian obat untuk mencegah penyakit.
2. Terapeutic : penggunaan / pemakaian obat untuk penyembuhan penyakit.
3. Diagnostic : Penggunaan / pemakaian obat untuk mendiagnosa penyakit
Penggolongan obat menurut etketnya :
1. Medicamentorum ad usum internum {Untuk pemakaian dalam ) dengan
menggunakan etiket putih
2. Medicamentorum ad usum eksternum ( Untuk pemakaian luar ) dengan etiket biru
Penggolongan obat menurut cara penggunaannya :
1. Melalui oral ( Tablet, Kapsul, dll )
2. Secara Parenteral ( Injeksi, dll )
3. Topikal ( salep , Krim, dll )
4. Secara inhalasi ( Aerosol, dll )
5. Rektal ( Suppositoria, dll )
Penggolongan obat menurut perundang – undangannya :
1. Obat narkotika ( UU No. 35 / 2009 )
2. Obat Psikotropika ( UU No. 5 / 1997 )
3. Obat keras daftar G ( UU obat keras St. No. 419 tahun 1949 )
4. Obat bebas terbatas
5. Obat bebas
6. Obat wajib apotek ( OWA )
Farmakoterapi ialah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan obat dalam pencegahan dan
pengobatan penyakit. Proses perjalanan obat ke dalam tubuh hingga memberikan efek dapat
dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Aspek Biofarmasi
2. Prinsip Farmakokinetik
3. Prinsip Farmakodinamik
Perjalanan obat
1. Aspek biofarmasi Sediaan obat Pengaruh formulasi obat terhadap efek terapinya.
Contoh : Sirup parasetamol (anak) untuk demam.
2. Prinsip farmakokinetik adalah Bagaimana tubuh menangani obat. Konsentrasi obat
dlm plasma dan jaringan tubuh tergantung cara obat diperlakukan oleh tubuh. Tubuh
menangani obat melalui 4 tahap yaitu :
a. Absorpsi merupakan proses yang membuat obat tersedia di dalam cairan tubuh
untuk didistribusikan. Absorpsi sangat tergantung pada :
 Rute cara pemberian
 Kelarutan obat
 Kemampuan difusi melalui sel membran
 Konsentrasi obat
 Sirkulasi letak absorpsi
 Luas permukaan kontak obat
b. Distribusi Merupakan proses perjalanan obat keseluruh tubuh. Proses ini
dipengaruhi oleh :
 Pengikatan protein plasma
 Kelarutan obat dalam lipid
 Keterikatan obat
 Aliran darah ke dalam organ dan keadaan sirkulasi
 Kondisi penyakit
c. Metabolisme ialah proses dimana tubuh menghadapi benda asing dan
melakukan detoksifikasi (metabolit yang toksik) dari suatu obat dan metabolit
yang toksik akan dieliminasi. Faktor yang mempengaruhi proses metabolisme
obat dalam tubuh adalah :
 Gangguan fungsi hati (ibu hamil yang malnutrisi, sirosis hati, hepatitis,
bayi kurang gizi)
 Genetik
 Usia (bayi lebih lambat memetabolisme obat)
d. Eliminasi ialah proses pengeluaran (ekskresi) metabolik toksik (detoksifikasi)
dalam melindungi tubuh. Sebagian besar eliminasi melalui ginjal Beberapa
jalur pengeluaran melalui organ tubuh :
 Ginjal (urine)
 Kulit (keringat)
 Hati (empedu)
 Paru – paru (pernafasan)
 ASI (alkohol, nikotin, obat tidur)
 Usus (sulfa dan preparat besi)
Pemahaman tentang farmakokinetik akan memberikan dasar yg rasional
dalam :
 Merancang pemberian dosis obat yang tepat dan efektif
 Perancang pemberian dosis obat pada gangguan organ yang
berperan dalam proses farmakokinetik obat
 Memilih obat yang sesuai dengan kondisi organ tubuh yang
mengalami gangguan
 Meramalkan dampak negatif obat yang dapat terjadi pada organ
tubuh vital
 Mencegah interaksi farmakokinetik obat yang merugikan
pengobatan
 Merancang pengobatan yang efektif, aman serta ekonomis
3. Prinsip farmakodinamik ialah efek apakah yang ditimbulkan obat terhadap tubuh
(kerja obat pd tubuh) Obat bekerja sebagai hasil interaksi fisika-kimia antara molekul
obat dan molekul tubuh. Hasil interaksi tersebut dapat mengubah cara kerja sel
sehingga menimbulkan perubahan pada tubuh. Contoh : parasetamol, Menghambat
enzim siklooksigenase-2 (cox-2) sehingga tidak terbentuk prostaglandin dan rasa
nyeri / demam menjadi berkurang atau hilang. Sebagian besar molekul obat bekerja
melalui :
 Reseptor protein pada membran sel atau di dalam sel
 Saluran ion di dalam membran sel
 Enzim dalam sel atau cairan ekstrasel
 Kerja yg nonspesifik
MEKANISME KERJA FARMAKODINAMIK
Efek obat interaksi obat dengan reseptor pada sel

Obat + reseptor efek terapi

RESEPTOR

Dalam biokimia dan farmakologi, reseptor adalah molekul protein yang menerima sinyal
kimia dari luar sel. Ketika sinyal kimia semacam itu berikatan dengan reseptor, mereka
menyebabkan beberapa bentuk respons seluler/jaringan, misalnya perubahan aktivitas listrik
sel.

Kebanyakan reseptor berbentuk PROTEIN ditemukan pada membran sel.sebagian aktivitas


obat akan memberikan aksinya jika berikatan dengan reseptor.obat yang menghasilkan
respon disebut AGONIS dan obat yang menghambat respon disebut ANTAGONIS.

Contohnya : cimetidine menghambat (antagonis ) reseptor H2 (H2 Blocker) sehingga

mencegah sekresi asam lambung yang berlebihan.Metaproterenol merangsang (agonis)

reseptor beta-beta sehingga meningkatkan bronkodilator (pelebaran bronkus )

OBAT DAN RESEPTOR

Obat reseptor adalah komponen makromolekul fungsional yang mencakup 2 konsep yaitu :

a. Obat dapat mengubah kecepatan kegiatan

b. Obat tidak menimbulkan suatu fungsi baru,tetapi memodifikasi fungsi yang baru

Komponen reseptor protein,asam nukleat

TERAPI OBAT

FASE BIOFARMASI

Fase biofarmasi melibatkan seluruh unsur yang berkaitan mulai dari saat pemberian obat

hingga terjadinya penyerapan zat aktif. Fase biofarmasi dapat diuraikan dalam tiga tahap

utama yaitu LDA yang berarti Liberasi (pelepasan), Disolusi (pelarutan), dan absorpsi

(penyerapan).
ABSORSI METABOLISME DISTRIBUSI EKSRESI

Proses farmakokinetika dimulai dari penyerapan (absorpsi), lalu tersebar melalui ke seluruh

jaringan tubuh melalui darah (distribusi), selanjutnya dimetabolisi dalam organ-organ tertentu

terutama hati (biotransformasi), lalu sisa atau hasil metabolisme ini dikeluarkan dari tubuh

dengan ekskresi (eliminiasi)

FASE FARMAKOKINETIK

Merupakan proses pergerakan obat yg mencakup nasib obat di dalam tubuh Mempelajari

perubahan-perubahan konsentrasi obat dalam tubuh terhadap waktu Dimana dan berapa cepat

suatu obat di ABSORPSI, bagaimana obat ter DISTRIBUSI dalam tubuh, bagaimana enzim

organisme mengubah struktur obat “METABOLISME”

FASE FARMAKODINAMIK

Proses ini merupakan pengaruh tubuh pada obat (Katzung, 2007). Fase ini menjelaskan

bagaimana obat berinteraksi dengan reseptornya ataupun pengaruh obat terhadap fisiologi

tubuh.

SEDIAN OBAT

Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai dengan

kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan sebagai

obat dalam ataupun obat luar.

1. Aspek biofarmasi

Tablettablet pecah (zat penghancur )zat aktif lepas dan larut.

2. Aspek farmakokinetik

Absorsi distribusi metabolisme ekresi/eliminasi


3. Aspek farmakodinamika

Obat siap untuk bekerja interaksi dengan reseptor ditempat kerja (mekanisme

kerja)efek

HUBUNGAN MATERI DENGAN PROSES KEPERAWATAN YAITU :

 Perlu seseorang perawat mengingat behwa obat-obat dalam bentuk cair diabsorsi lebih

cepat dari pada bentuk padat

 Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala dari toksisitis obat

 Kaji efek samping obat yang non sfesifik,misalnya: atropin untuk takikardia,mulut

dan tenggorokan kering,konstipasi,retensi urine dan penglihatan kabur

 Periksi kadar puncak dan terendah dari obat-obat yang mempunyai batas terapeutik

yang sempit,seperti aminolgikosida,jika kadar terendah terlalu tinngi,timbul efek

toksis

INTERVENSI KEPERAWATAN

 Anjurkan pasien untuk tidak memakan makan yang berlemak sebelum meminum

tablet bersalut enterik,kerena dapat menurunkan kecepatan absorsi

 Periksa keterangan obat-obat untuk persentase pengikatan dengan protein,obat-obatt

yang berefek besar obatanya berikatan dengan protein sehingga obat menjadi aktif

sampai dilepaskan protein

 Laporkan kepada perawat lain atau dokter jaga,apabila ada obat dengan waktu paruh

yang panjangng ( lebih 24 jam ) dan diberikan hanya satu kali sehari

 Pantau batas terapeutik yang sempit misalnya digoksin dan lain-lain


EFEK SAMPING OBAT

Efek samping obatadalah efek yang tidak diinginkan dari suatu pengobatan .hampt semua

obat mempunyai efek samping.

Contohnya :

1. Obat batuk/flu yang mengandung antihistamin (difenhidramin/CTM) mengakibatkan

ngantuk

2. Obat kanker (bleomicyn) mempunyai efek samping mual,muntah,dan alopesia

3. Kortikosteroid (deksametason ) dapat mengakibatkan peningkatan TD,glukosa

darah,osteoporosis,cushing syndroin

Tetapi pada saat lain efek samping dapat menjadi reaksi yang merugikan (efek yang tidakk

diharapkan dan terjadi pada dosis normal)

Contohnya :

 Kloramfenikal mempunyai reaksi merugikan yang tidak diinginkan yaitu anemia

aplastis,syok anafilaksis,syndrom gray

 Matarroterenol efek merugikan takikardia

Interaksi obat dengan makanan sebagian besar mengakibtakan penurunan sebagian besar

mengakibatkan penurunan absorsi obat tersebut sehingga aktifitasnya menurun .

Contohnya : captopril dan makanan dapat menurunkan absorsi captopril,demikian halnya

dengan tetrasiklin dan susu (logam bervalensi dua,kalsium) dapat mengakibatkan ikatan

kompleks yang dapat menganggu proses pembentukan gigi dan tulang.


LAMA PERJALANAN OBAT

WAKTU YANG DIBUTUHKAN HINGGA MEMBERIKAN EFEK

 Intravenous 30-60 detik

 Inhalation 2-3 menit

 Sublingual 3 – 5 menit

 Intramuscular10-20 menit

 Subcutaneous15-30 menit

 Rectal 5-30 menit

 Ingestion 30-90 menit

 Transdermal (topical ) variable (menit hingga jam )

DOSIS OBAT

Dosis suatu obat adalah dosis pemakaian sekali untuk peroral atau injeksi

Dalam pemberian terapi obat yang rasional,

Dosis obat merupakan faktor yang penting dalam menghasilkan efek yang diinginkan,bahkan

dapat membahayakan jika terjadi over dosis untuk menetapakan dosis yang tetap ,perlu

diketahui macam-macam dosis :

DOSIS TERAPI (DT) : Dosis individual yang tertulis di resep dengan tujuan pengobatan

DOSIS LAZIM (DL) : Dosis yang tercamtum di leteratur yang lazimnya dapat

menyembuhkan ,dosis tersebut sebagai acuan dalam menetapkan dosis terapi per individual

DOSIS MINIMAL (DM): Batas minimal obat sudah memberikan efek terapi

DOSIS MAKSIMUM (DM):dosis terbesar yang dapat memberikan efek terapi tampa

menimbulkan bahaya/batas maksimal


DOSIS TOKSIN: menyebabkan koksik

DOSIS LETHALIS : menyebabkan kematian

Faktor yang mempengaruhi DOSIS OBAT :

Umur,berat badan,luas permukaan tubuh,jenis kelamin,status patologi,toleransi,obat yang

diberikan bersamaan,waktu pemakain,bentuk sedian dan cara pemakaian

RUMUS MENGHITUNG DOSIS

RUTE PEMBERIAN OBAT

A. PER ORAL

Rute ini merupakan rute yang sering digunakan . Rute yang paling umum adalah

melalui mulut (per oral) karena sederhana dan mudah dilakukan.


B. PARENTAL / INJEKSI

Rute yang pemberian obatnya dengan cara disuntikkan kedalam tubuh pada berbagai

tempat dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih cepat.obat yang rusak atua

dinonaktifkan dalam sel cerna atau tidak diabsorsi diberikan dalam bentuk sediaan

parental.suatu hal yang merugikan adalah sekali obat sudah disuntikkan tidak dapat

lagi dikeluarkan.

C. PER RECTAL/PER VAGINAL

Pemberian obat dengan cara memasukkan sediaan obat kedalam dubur atau vagina

diaman obat melunak atau melebur melepaskan zat aktif dab memberikan aksinya.

D. INHALASI/AEROSOL

Rute pemberian dengan cara memsemprotkan sadiaan obat yang diberi tekanan untuk

masuk melalui mulut.

E. TETES/DROPS

Rute pemberian obat dengan cara meneteskan masuk kedalam ; mulut( obat tetes

mulut) yang biasa diberikan pada ank-anak,mata,telinga dan hidung.

F. KUMUR / GARGEL

Kumur /gargel : pemberian obat dengan cara memasukkan larutan obat kedalam

mulut kemudian dikumur,tidak untuk ditelan

G. TOPIKAL

Rute pemberian obat dengan cara menggosokan atau mengoleskan obat kepermukaan

kulit sehingga zat aktif akan melakukan penetrasi dalam kulit


BENTUK SEDIAAN OBAT

 TABLET

Keuntungannya mudah diguanakan ,dibawa ,dosis tepat,tidak meninggalkan

bekas.kerugiaanya tidak dapat digunakan pada orang gangguan

pencernaanatau pingsang.

JENIS TABLET

Tablet tidak bersalut : parasetamol tablet

Tablet bersalut gula : viliron tablet (bersalut coklat,vitamin)

Tablet di bawah lidah: cedocard tablet (isosorbid,serangan jantung)

Tablet bersalut enterik : voltaren tablet ( diklofenak,analgesik)

Tablet buih (effefercent ): redoxon tablet ( vitamin)

Tablet kunyah : ( antasida tablet)

 KAPSUL

Keuntungannya yaitu mudah dibawa,digunakan,dosis tepat ,tidak

meninggalkan bekas,dapat emnutupi bau yang tidak enak dari bhan

obat,bentuknya menarik.

JENIS KAPSUL

Kapsul yg terbuat dari gelatin (keras) : Incidal kapsul (antialergi) (berisi

serbuk), Eryc kapsul (antibiotik) (berisi granul)

Kapsul yg terbuat dari gelatin (lunak) : Minyak ikan kapsul (vitamin) (berisi

minyak).

 INJEKSI

Sedian obat steril,digunakan untuk memperoleh efek yang cepat (emergency)

JENIS INJEKSI
Vial/Flacon : Dosis ganda (digunakan beberapa kali), Adidryl injeksi

(antihistamin)

Ampul : Dosis tunggal (digunakan sekali pakai), Lidocain injeksi (anastesi

lokal)

Infus intravenus : Dosis tunggal dalam jumlah besar, Ringer laktat infus

 SIRUP / ELIKSIR

Sediaan obat dalam bentuk cair dg rasa dan bau yang enak, biasanya

diberikan pada anak-anak atau orang dewasa yang tidak dpt minum obat dlm

bentuk padat atau rasa pahit

JENIS SIRUP / ELIKSIR

Parasetamol sirup (antipiretik), Bisolvon eliksir (batuk), Amoksisilin sirup

kering.

 EMULSI / SUSPENSI

Sediaan obat dalam bentuk cair (zat aktif yang tidak larut)dg rasa dan bau

yang enak, biasanya diberikan pada anak-anak atau orang dewasa yang tidak

dpt minum obat dlm bentuk padat atau rasa pahit

JENIS EMULSI / SUSPENSI

Minyak ikan emulsi, Ponstan suspensi (analgetik).

 SUPPOSITORIA

Sediaan obat dalam bentuk setengah padat dimasukkan ke dalam

rectal/vaginal, diberikan kepada penderita yang mengalami gangguan

pencernaan atau gangguan absorpsi zat aktif dlm sal. Cerna


JENIS SUPPOSITORIA

Albothyl ovula (vagina, vaginitis), Profenid supp (rectal, analgetik), Dulcolax

supp (rectal, laksativ)

 TETES

Sediaan obat dalam bentuk cair, diteteskan pada mata, mulut, hidung, telinga

JENIS TETES

Visine tetes mata, Otrivin tts hidung, Kloramfenikol tetes telinga, Mycostatin

tetes mulut.

 OINTMENT/KRIM

Sediaan obat dalam bentuk setengah padat diberikan pada bg yang sakit

(lokal)

JENIS OINTMENT/KRIM

Teramycin salep mata, Hidrokortison 2,5% krim utk kulit

 KUMUR/GARGEL/ MOUTHWASH

Sediaan obat dalam bentuk cair dimasukkan kedalam mulut utk dikumur

JENIS KUMUR/GARGEL/ MOUTHWASH

Listerin, Cepacol, Engkasari

 AEROSOL

Sediaan obat dalam bentuk gas bertekanan dimasukkan kedlm mulut utk

disemprotkan

JENIS AEROSOL

Alupent spray (Asma, metaproterenol)


PENANDAAN SEDIAN OBAT

PERINGATAN OBAT BEBAS TERBATAS

P.No.1, Awas obat keras, Bacalah aturan pakainya Contoh : Sirup Komix

P. No.2, Awas obat keras, hanya untuk dikumur, jangan ditelan Contoh: Albothyl

P. No.3, Awas obat keras, hanya untuk bagian luar dari badan Contoh: Betadin

P. No.4, Awas obat keras, hanya untuk dibakar Contoh: Serbuk untuk obat asma

P. No. 5, Awas obat keras, tidak boleh ditelan Contoh: Betadin Vagina Douche

P. No.6, Awas obat keras, Obat wasir jangan ditelan Contoh: Anusol Suppositoria
TUGAS FARMAKOLOGI
1. Pemberian obat yang dimasukkan melalui mulut adalah pengertian dari?

A. Obat intra vena

B. Obat subkuntan

C. Obat oral

D. Obat sublingual

E. Parenteral

2. Lambang dari penggolongan obat dengan baris hitam dipinggir serta hijau didalamnya
adalah?

A. Obat bebas

B. Obat psikotropika

C. Obat narkotika

D. Obat bebas

E. Obat keras

3. Peraturan undang-undang yang membahas tentang penggolongan obat dibahas dalam?

A. Undang-undang kesehatan No.23 tahun 1991

B. Undang-undang kesehatan No.19 tahun 1992

C. Undang-undang kesehatan No.24 tahun 1990

D. Undang-undang kesehatan No.23 tahun 1992

E. Undang-undang kesehatan No.10 tahun 1992

4. Sediaan obat dalam bentuk setengah padat diberikan pada bagian yang sakit (lokal),
merupakan pengertian dari?

A. Aerosol

B. Kumur / gergel

C. Oitment / krim

D. Suppostoria

E. Emulsi / suspeesi
5. Segala sesuatu proses yang dilakuan oleh tubuh terhadap obat yaitu?

A. ADME

B. TERAPEUTIK

C. EDMA

D. TOKSIS

E. TERAPI

6. Pemberian obat yang digunakan dengan cara menyemprotkan sediaan obat yang
diberikan tekanan untuk masuk melalui mulut, sebagai terapi untuk mengobati
gangguan pada saluran pernapasan disebut?

A. PARENTERAL/INJEKSI

B. PER ORAL

C. TETES/DROPS

D. INHALASI/AEROSOL

E. TROPIKAL

7. Dibawah ini yang merupakan jenis obat keras yang digunakan hanya untuk bagian
luar tubuh adalah?

A. Betadin

B. Anusol suppositoria

C. Serbuk untuk obat asam

D. Albothyl

E. Sirup komix

8. Dalam tubuh, obat mengalami tiga fase yaitu

A. Farmakodinamik, farmakokinetik, farmakogonis

B. Farmakoterapi, farmakokinetik, farmakodinamik

C. Farmakogonis, farmakoterapi, biofarmasi

D. Biofarmasi, farmakokinetik, farmakodinamik

E. Biofarmasi, farmakokinetik, farmakogonosi


9. Pengertian dari obat adalah?

A. Semua zat kimiawi dan nabati yang dapat menyembuhkan dan mencegah penyakit

B. Semua zat kimiawi, hewani, nabati yang dapat menyembuhkan penyakit dan
gejalanya

C. Semua zat kimiawi, hewani, nabati yang dalam dosis layak dapat
menyembuhkan, meringankan dan mencegah penyakit/ gejalanya

D. Semua jenis hewani yang dapat menyembuhkan dan meringankan dan mencegah
penyakitnya

E. Semua jenis kimiawi yang dapat menyembuhkan penyakit dan meringankan


gejalanya

10. Pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena
disebut?

A. Obat subkutan

B. Obat intravena

C. Obat oral

D. Obat sublingual

E. Obat bebas terbatas

Anda mungkin juga menyukai