Nim : 14120190121
Kelas : B4
1. Kekuatan (Strenght)
Hal ini didefinisikan oleh ukuran dasar yang diukur dengan tes statistik yang sesuai.
Semakin kuatasosiasi, semakin besar kemungkinan bahwa hubungan dari "A" ke "B"
adalah kausal.
Contoh: semakin tinggi hubungan hipertensi dengan diet sodium, semakin kuat hubungan
antarasodium dan hipertensi.
4. Reversibilitas
Jika penyebabnya dihapus maka efeknya juga akan hilang.
5. Ketetapan (Consistency)
Asosiasi (hubungan) ini menjadi konsisten (tetap) ketika hasilnya direplikasi dalam studi
di settingyang berbeda dan menggunakan metode yang berbeda. Artinya, jika sebuah
hubungan menjadi sebab akibat, maka kita akan mengharapkan untuk menemukannya
secara konsisten (tetap) dalamstudi yang berbeda dan dalam populasi yang berbeda.
Inilah sebabnya mengapa percobaan harusbanyak dilakukan terlebih dahulu, sebelum
laporan yang berarti dibuat tentang hubungan sebabakibat antara dua faktor.
Contoh: diperlukan ribuan penelitian yang sangat teknis dari hubungan antara merokok
dan kanker sebelum kesimpulan yang pasti bisa dibuat bahwa merokok meningkatkan
risiko (tetapi tidak menyebabkan) kanker.
7. Kekhususan (Specifity)
Ketika ditemukan kekhususan antara dua faktor yang berhubungan, maka akan
menyediakan dukungan tambahan untuk hubungan sebab akibat. Namun, tidak adanya
kekhususan sama sekali tidak meniadakan hubungan kausal. Karena hasil (apakah itu
penyebaran penyakit, kejadian perilakusosial tertentu manusia atau perubahan suhu
global) yang cenderung memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi mereka, sangat
mungkin bahwa kita akan menemukan satu per satu penyebab pengaruh hubungan antara
dua fenomena. Hubungan sebab akibat itu sangat banyak. Oleh kerena itu, perlu untuk
menguji hubungan sebab akibat tertentu dalam cara pandang sistematik yang lebih besar.
Contoh: pada kanker paru, merokok diprediksi sebagai penyebab kanker paru
8. Analogi (Analogy)
Jika suatu kausalitas sudah ada sebelumnya pada kondisi yang relatif sama, maka hasil
penelitian yang memiliki karakteristik hamper sam dapat dianologikan memiliki tingkat
kausalitas yang sama pula. Ada kesamaan untuk penyebab dan akibat serupa.
Contoh : hasil penelitian pada beberapa sub klas antioksidan menunjukkan efek
antioksidan.