Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Annisa Sultan

Nim : 14120190121
Kelas : B4

Teori Kausalitas Bradford Hill (Hills Criteria Causation)


Hills Criteria Causation menguraikan kondisi minimal yang diperlukan untuk membangun
hubungansebab akibat antara dua faktor. Kriteria tersebut awalnya disampaikan oleh Austin
Bradford Hill(1897-1991), seorang ahli statistik medis Inggris sebagai cara untuk menentukan
hubungan sebabakibat antara faktor tertentu (misalnya, merokok) dan penyakit (seperti emfisema
atau kanker paru-paru).

1. Kekuatan (Strenght)
Hal ini didefinisikan oleh ukuran dasar yang diukur dengan tes statistik yang sesuai.
Semakin kuatasosiasi, semakin besar kemungkinan bahwa hubungan dari "A" ke "B"
adalah kausal.
Contoh: semakin tinggi hubungan hipertensi dengan diet sodium, semakin kuat hubungan
antarasodium dan hipertensi.

2. Hubungan Temporal (Temporal Relationship)


Paparan selalu mendahului hasilnya. Jika faktor "A" adalah diyakini menyebabkan
penyakit, maka jelas bahwa faktor "A" tentu harus selalu mendahului terjadinya penyakit.
Kriteria ini meniadikan validitas dari semua penjelasan fungsional yang digunakan dalam
ilmu sosial.
Contoh: untuk melihat pengaruh asupan energy pada desain case control obesitas pada
balita tentu tidak menggunakan food recall 24 jam. Karena food recall adalah untuk
memotren gambaran masa kini, sedangkan outcome obesitas sudah terjadi. Sehingga dari
segi temporal harus dilihat bahwa pengukuran asupan makanan harus mendahui kejadian
obesitas.

3. Hubungan Dosis-Respon (Dose-Respon Relationship)


Semakin tinggi dosis obat/intervensi/paparan diberikan semakain tinggi atau bahkan
semakin rendah outcome yang didapatkan.
Contoh: semakin tinggi mengkonsumsi bahan makanan goitrogenetik semakin menurun
pula kadar yodium dalam darah mencit walaupun diberikan makanan berupa singkong
diolesi garam beryodium dengan standard SNI.

4. Reversibilitas
Jika penyebabnya dihapus maka efeknya juga akan hilang.

5. Ketetapan (Consistency) 
Asosiasi (hubungan) ini menjadi konsisten (tetap) ketika hasilnya direplikasi dalam studi
di settingyang berbeda dan menggunakan metode yang berbeda. Artinya, jika sebuah
hubungan menjadi sebab akibat, maka kita akan mengharapkan untuk menemukannya
secara konsisten (tetap) dalamstudi yang berbeda dan dalam populasi yang berbeda.
Inilah sebabnya mengapa percobaan harusbanyak dilakukan terlebih dahulu, sebelum
laporan yang berarti dibuat tentang hubungan sebabakibat antara dua faktor.
Contoh: diperlukan ribuan penelitian yang sangat teknis dari hubungan antara merokok
dan kanker sebelum kesimpulan yang pasti bisa dibuat bahwa merokok meningkatkan
risiko (tetapi tidak menyebabkan) kanker.

6. Layak Biologi (Plausibility)


Suatu hubungan kausalitas yang didapatkan secara statistic harus dapat dijelaskan dengan
pengetahuan yang ada saat ini, berupa penjelasan secara biologis.
Contoh: asosiasi terbalik yang diamati dari asupan apel dengan risiko kanker paru.
Asosiasi /kausalitas ini dapat dijelaskan Karena telah sesuai dengan konsep biologi,
dimana apel banyak mengandung senyawa flavonoid yang secara biologis bersifat
antioksidan.

7. Kekhususan (Specifity)
Ketika ditemukan kekhususan antara dua faktor yang berhubungan, maka akan
menyediakan dukungan tambahan untuk hubungan sebab akibat. Namun, tidak adanya
kekhususan sama sekali tidak meniadakan hubungan kausal. Karena hasil (apakah itu
penyebaran penyakit, kejadian perilakusosial tertentu manusia atau perubahan suhu
global) yang cenderung memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi mereka, sangat
mungkin bahwa kita akan menemukan satu per satu penyebab pengaruh hubungan antara
dua fenomena. Hubungan sebab akibat itu sangat banyak. Oleh kerena itu, perlu untuk
menguji hubungan sebab akibat tertentu dalam cara pandang sistematik yang lebih besar.
Contoh: pada kanker paru, merokok diprediksi sebagai penyebab kanker paru

8. Analogi (Analogy)
Jika suatu kausalitas sudah ada sebelumnya pada kondisi yang relatif sama, maka hasil
penelitian yang memiliki karakteristik hamper sam dapat dianologikan memiliki tingkat
kausalitas yang sama pula. Ada kesamaan untuk penyebab dan akibat serupa.
Contoh : hasil penelitian pada beberapa sub klas antioksidan menunjukkan efek
antioksidan.

Anda mungkin juga menyukai