Anda di halaman 1dari 3

Skenario kasus pemberian obat secara oral

Tn. Iman, 30 th,dengan berat badan 65kg mengeluh panas dan batuk berdahak dengan
lendir berwarna hijau sejak 3 hari yang lalu.

PF: suhu 38,7 ºC, lendir +/+, ronkhi -/-. Lain-lain dlm bts normal.

WD/ ISPA

Obat yang akan diberikan bentuk sediaan padat per oral :

 Antibiotik Amoxicillin capsul 500 mg


Dosis : 500 mg/x
Cara pemakaian : 3 x sehari selama 5 hari
 Antipiretik paracetamol caplet
Dosis : 500 mg/x
Cara pemakaian : 3 x sehari selama 3 hari, bila panas
 Ekspektoran Bromhexin tablet 8 mg
Dosis : 8 mg/x
Cara pemakaian : 3 x sehari selama 3 hari biIa perIu
Semua obat diberikan setelah makan.

Langkah-langkah pemberian obat oral :

 Siapkan peralatan dan cuci tangan


 Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah,
adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
 Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah
pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang
meminta.
 Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang
diperlukan)Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang
sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik
aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
 Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
 Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan
dosis yang diperlukan.
 Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan
menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan
menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena
beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.
An. Sari, 2 th, BB 15 kg, sejak 2 hari yang lalu pasien menderita panas, ½ jam sebelum
datang ke tempat praktek saudara pasien mengalami kejang ± 5 menit, saat kejang mata
terbalik ke atas disertai kekakuan seluruh badan kemudian kelojotan, setelah kejang
pasien menangis. Pada punggungnya muncul bintik-bintik merah yang gatal saat
berkeringat.

PF: suhu 39 ºC, keadaan umum baik, tidak ada defisit neurologis. Regio punggung
tampak bintik merah berukuran miliar.

WD/ Kejang demam sederhana + miliaria

Untuk profilaksis intermiten diberikan diazepam dan acetaminophen daIam satu


pulveres secara oral saat demam sedangkan untuk miliaria diberikan bedak.

 Antikonvulsan diazepam
Dosis : 0,3 – 0,5 mg/kgBB/hari
Cara pemakaian : 3 x sehari selama 3 hari saat demam
 Antipiretik Acetaminophen
Dosis : 10 – 15 mg/kgBB/x
Cara pemakaian : 3 x sehari selama 3 hari saat demam
 Bedak salicyl 2%
Cara pemakaian : untuk pemakaian luar, 2x sehari sehabis mandi

Langkah-langkah pemberian obat oral :

 Siapkan peralatan dan cuci tangan


 Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah,
adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
 Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah
pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang
meminta.
 Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang
diperlukan)Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang
sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik
aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
 Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
 Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan
dosis yang diperlukan.
 Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan
menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan
menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena
beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.
Tn. K, 50 tahun, seorang pekerja petani karet datang dengan keluhan batuk tidak berdahak.
Pasien mengatakan batuk dirasakan lebih sering pada malam hari dibandingkan pagi atau
siang hari. Keluhan tersebut telah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya pasien
mengatakan batuk timbul pada saat menyangkul dan bertambah berat pada saat
menyemprot pestisida pada kebunnya. Pasien juga mengatakan adanya demam, keringat
malam, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan yang awalnya 50 kg menjadi
47 kg dalam satu bulan. Pemeriksaan fisik yang telah dilakukan kepada pasien didapatkan
hasil berat badan pasien 47 kg, tinggi badan 163 cm, IMT 18,0 (underweight), terlihat sakit
ringan. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi napas 17 x/menit, suhu
tubuh 37,0o C.
Pasien diberikan obat paket berupa :
 Rifampicin 150 mg,
 Isoniazid 75 mg,
 Pirazinamid 400 mg, Etambutol 275 mg.
Pasien sudah mendapatkan pengobatan selama 1 bulan. Pasien merasakan gatal
setelah minum obat tersebut, namun untuk menguranginya pasien biasanya minum
teh yang hangat dan pada saat BAK berwarna merah.

Langkah-langkah pemberian obat oral :

 Siapkan peralatan dan cuci tangan


 Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah,
adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
 Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah
pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang
meminta.
 Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang
diperlukan)Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang
sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik
aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
 Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
 Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan
dosis yang diperlukan.
 Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan
menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan
menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena
beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai