Obat ?
setiap zat kimia (alami maupun sintetik) selain makanan
yang mempunyai pengaruh terhadap atau dapat
menimbulkan efek pada organisme hidup, baik efek
psikologis, fisiologis, maupun biokimiawi
Tujuan Pengobatan ?
1. Obat bebas
2. Obat bebas terbatas
3. Obat keras
4. Obat wajib apotek
5. Obat narkotika
6. Obat psikotropika
Permenkes RI
No. 949/Menkes/Per/VI/2000
1. Oral
pemberian obat melalui mulut, praktis, mudah dan aman.
obat-obat yang bersifat merangsang (emetin, aminofillin)
atau obat yang akan diuraikan asam lambung (insulin,
oksitosin) tidak dapat diberikan secara p.o
melalui first pass effect dimana obat-obat tersebut
dapat mengalami inaktivasi sebelum didistribusikan
ke lokasi kerjanya
dapat digunakan untuk tujuan efek lokal di usus,
misalnya obat cacing dan antibiotika pada infeksi
lambung usus, atau pada saat sebelum
pembedahan, obat kontras rontgen untuk diagnostik
lambung usus
2. Sublingual
Obat diletakkkan di bawah lidah dimana obat akan di absorbsi oleh selaput
lendir setempat ke dalam vena lidah.
Obat langsung masuk ke peredaran darah tanpa melalui hati.
hanya untuk obat-obat yang bersifat lipofil saja.
kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dpt merangsang mukosa
mulut.
3. Injeksi
Pemberiannya dengan cara merobek jaringan.
dipilih bila diinginkan efek yang cepat, kuat dan lengkap.
dapat digunakan untuk obat yang merangsang atau dirusak oleh asam lambung atau
tidak di absorbsi usus.
kerugian : mahal dan efek nyeri
steril → bahaya infeksi
Subkutan (hipodermal)
injeksi di bawah kulit dan hanya untuk obat yg tidak merangsang dan
melarut baik dalam air atau minyak.
Intrakutan
absorbsinya sangat lambat
Intramuskular
injeksi di dalam otot, bertujuan untuk memperpanjang kerja obat
Intravena
injeksi ke dalam pembuluh darah. Onset cepat, durasi cepat.
Intraarteri
Injeksi ke pembuluh nadi, untuk obat-obat yang sangat cepat diinaktifkan.
Intralumbal
di injeksikan diantara ruas tulang belakang pinggang
4. Implantasi
Memasukkan obat yang berbentuk pellet steril (tablet
silindris kecil) ke bawah kulit dengan alat khusus (trocar).
digunakan sebagai efek sistemis dalam jangka lama.
Misal : implanon, 5 tahun
5. Rektal
Pemberian obat melalui rektum, biasanya untuk obat yang
bersifat merangsang atau yang diuraikan oleh asam
lambung.
untuk pasien mual-muntah,tidak dapat menelan tablet,
bila diinginkan efek lokal yang cepat.
Efek Lokal
1. Intranasal
obat diberikan melaui selaput lendir hidung, digunakan untuk menciutkan
selaput/mukosa hidung yang bengkak
kadang obat dapat juga memberikan efek sistemis, misalnya vasopresin
dan kortikosteroid.
2. Intra okuler dan Intra aurikuler
3. Intrapulmonal (inhalasi)
obat diberikan dengan cara disedot melalui hidung atau mulut dengan
cara disemprotkan (aerosol). Absorpsi terjadi oleh mukosa mulut,
tenggorokan dan saluran napas.
4. Intravaginal
5. Kulit (topikal) jika terjadi kerusakan.
Obat diberikan dengan jalan mengoleskan pada
permukaan kulit.
kulit yang sehat sukar sekali ditembus obat, tetapi
absorpsi akan berlangsung dengan mudah jika
terjadi kerusakan.
Rute penggunaan obat