Anda di halaman 1dari 65

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

TROUBLESHOOTING RESERVOIR A PADA SISTEM HIDRAULIK


DI PESAWAT BOEING 737-900 ER
Disusun Oleh:
Haris Ramadhani Nugroho
NIM. 17060005
Telah dipertahan di depan tim penguji tugas akhir pada tanggal … Juli 2020
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya.
Dosen Pembimbing
Pembimbing I
Riski Kurniawan , S.Si., M.Sc ( )
Pembimbing II
C. Sukaca B, S.T., M.T ( )
Susunan Tim Penguji
Ketua Penguji
( )
Penguji I
( )
Penguji II
( )

Yogyakarta, … Agustus 2020

A.n Ketua STTA Ketua Program Studi Aeronautika


Wakil Ketua I

(Dedet Hermawan S, S.T., M.T) (C. Sukaca B, S.T., M.T)


NIP.010202007 NIP. 011608141

1
2

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Haris Ramadhani Nugroho
Nomor Mahasiswa : 17060005
Jurusan : Aeronautika
Judul Tugas Akhir : Troubleshooting Reservoir A pada Sistem Hidraulik di
pesawat Boeing 737-900 ER.

Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini adalah asli hasil karya saya sendiri,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang pernah ditulis atau
dipublikasikan oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai
persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau instansi lain, kecuali pada
bagian tertentu yang telah dinyatakan di dalam.

Yogyakarta, … Agustus 2020


Yang menyatakan

Haris Ramadhani Nugroho


NIM. 17060005

2
ABSTRAK

Faktor keselamatan dan keamanan penerbangan pada pesawat terbang


harus mendapatkan perhatian yang sangat penting dari semua pihak industri
penerbangan. Oleh karena itu, kegiatan perawatan dan perbaikan pesawat udara
sangat dibutuhkan untuk menjaga keselamatan para penumpangnya dan bisa
membuat pesawat udara bisa beroperasi dengan baik pada saat Take off dan
Landing.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
beberapa general check, untuk mencari awal mula sumber masalah pada hydraulic
system, dilakukan internal dan eksternal leakage check. Internal check berupa
pemeriksaan system hidraulik distribusi dan eksternal check berupa detail visual
inspeksi.
Dari hasil Troubelshooting yang telah dilakukan pada reservoir sistem
hidraulik A penyebab terjadinya leak yaitu disebabkan oleh part komponen pada
reservoir sudah mengalami umur tepatnya pada packing seal dibagian drain
valve, sehingga packing seal tidak dapat menahan pada saat reservoir
pressurization (penekanan fluida di dalam reservoir dengan menggunakan bleed
air). Setelah dilakukan maintenance reservoir hidraulik system A kembali
normal.
Kata Kunci: Reservoir, Hydraulic, System, Drain, Valve

3
ABSTRACT

Aviation safety and security factors in aircraft must get very important
attention from all parties in the aviation industry. Therefore, aircraft maintenance
and repair activities are urgently needed to maintain the safety of its passengers
and enable the aircraft to operate properly during take off and landing.
The method used in this study is to use several general checks, to find the
origin of the source of the problem in the hydraulic system, internal and external
leakage checks are carried out. Internal check in the form of distribution
hydraulic system inspection and external check in the form of detailed visual
inspection.
From the results of the Troubelshooting that has been carried out on the
hydraulic system reservoir A, the cause of the leak is that the component parts in
the reservoir have aged precisely on the packing seal in the drain valve section,
so that the packing seal cannot hold the reservoir pressurization (pressing the
fluid in the reservoir using bleed water). After maintenance, system A hydraulic
reservoir returns to normal.
Keywords: Reservoir, Hydraulic, System, Drain, Valve

4
MOTTO

“Ojo wani marang wong tuwo”

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini
dengan lancar. Tugas Akhir yang kami paparkan adalah “Troubleshooting
Reservoir A pada Sistem Hidraulik di Pesawat Boeing 737-900 ER”. Pada
penulisan ini disusun sebagai tugas akhir mahasiswa untuk syarat kelulusan
selama menjalani pendidikan di Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto
Yogyakarta.

Dalam penyusunan penulisan ini kami banyak mendapat saran, dorongan,


bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan
pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan
mata kami bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah
guru yang terbaik bagi kami. Oleh karena itu dengan segala hormat dan
kerendahan hati perkenankanlah kami ucapkan terima kasih kepada :

1 Bapak Marsda TNI (Purn) Dr. Ir. Drs T. Ken Darmastono,M.Sc., selaku
Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto.
2 Bapak C. Sukaca Budiono, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi D3
Aeronautika Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto.
3 Bapak Riski Kurniawan, S. Si., M. Sc selaku dosen pembimbing Tugas
Akhir.
4 Para dosen STTA, yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis.
5 Bapak Edi selaku Enginer senior PT. BAT base maintenance surabaya serta
Staf karyawan PT BAT base maintenance surabaya.
6 PT. BAT base maintenance surabaya yang telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk pengambilan data pada saat OJT (On The Job Training).
7 Abang dan Adikku mahasiswa D3 Aeronautika yang telah membantu
pelaksanaan pengumpulan data.

6
8 Orang tua yang telah memberikan semangat dan doa untuk menyelesaikan
tugas akhir ini.
9 Teman-teman Teknik Aeronautika 2017
10 Semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir di STTA Yogyakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir yang telah disusun ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikannya.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila dalam penulisan tugas akhir ini
terdapat kesalahan-kesalahan yang disengaja maupun tidak dan semoga tugas
akhir ini dapat memberikan manfaat.

Yogyakarta , Agustus 2020

Penulis

Haris Ramadhani Nugroho

7
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ..........................................................................iii
ABSTRAK .........................................................................................................iv
MOTTO .............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.......................................................................................vii
DAFTAR ISI .....................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................x
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................2
1.4 Tujuan ...............................................................................................2
1.5 Manfaat ..............................................................................................2
1.6 Sistematika .........................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ......................4
2.1 Tinjauan Pustaka.................................................................................4
2.2 Hukum Dasar Hydraulic System ........................................................5
2.3 Hydraulic System boeing 737-900 ER................................................5
2.3.1 Hydraulic Fluid .................................................................6
2.3.2 jenis-jenis fluid hydraulic system ......................................7
2.3.3 Bagian Pada Hydraulic System di Pesawat Boeing 737-
900ER.................................................................................9
2.4 Main Hydraulic system ......................................................................13
2.4.1 Komponen pada main hydraulic system ............................13
2.5 Pengertian Reservoir Hydraulic System A..........................................19
2.6 Secondary Flight Control....................................................................21
2.7 Distribution Hydraulic System ...........................................................22

8
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................24
3.1 Waktu dan Tempat..............................................................................24
3.2 Alat dan Bahan Pelaksanaan Tugas Akhir..........................................24
3.3 Diagram Alir Troubleshooting ...........................................................32
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................33
4.1 Deskripsi Masalah...............................................................................33
4.2 Identifikasi Masalah............................................................................33
4.3 Troubleshooting Hydraulic System ....................................................34
4.4 Kerusakan dan Penyebab leak pada Drain Valve Reservoir A Sistem
Hidraulik.............................................................................................36
4.5 Maintenance Reservoir A Sistem Hidraulik .......................................38
4.6 Hasil dan Pembahasan........................................................................41
BAB V. PENUTUP ...........................................................................................42
5.1 Kesimpulan ......................................................................................42
5.2 Saran ...................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

9
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hydraulic system Boeing 737-900 ER..............................................6


Gambar 2.2 Distribution Main Hydraulic System.................................................9
Gambar 2.3 Standby Hydraulic System.................................................................10
Gambar 2.4 Hydraulic Power Transfer Unit System.............................................11
Gambar 2.5 Hydraulic Indicating System ............................................................12
Gambar 2.6 Reservoir Hydraulic System .............................................................14
Gambar 2.7 EDP Supply Shutoff Valve ................................................................15
Gambar 2.8 Engine Driven Pump ........................................................................16
Gambar 2.9 Electric Motor Driven Pump ............................................................16
Gambar 2.10 Pressure Module ............................................................................17
Gambar 2.11 Case Drain Filter Module ..............................................................18
Gambar 2.12 Return Filter Module .....................................................................19
Gambar 2.13 Reservoir Hydrulic System A ..........................................................20
Gambar 2.14 Hydraulic Distribution System ………………………………………..22
Gambar 3.1 Cutting Wire Pliers ……………………………………………………....24
Gambar 3.2 Twister ……………………………………………………………...25
Gambar 3.3 Socket ………………………………………………………………………25
Gambar 3.4 Handle Ratchet …………………………………………………………...26
Gambar 3.5 Fluid Container …………………………………………………………..26
Gambar 3.6 Gallon Turbine Oil Dispenser ……………………………………27
Gambar 3.7 High Temp Graphite Compound ………………………………….28
Gambar 3.8 Lockwire 0.32 inch ………………………………………………..29
Gambar 3.9 Skydrol Hydraulic Fluid …………………………………………29
Gambar 3.10 Kain Majun ………………………………………………………30
Gambar 3.11 Scotch Brite ……………………………………………………...30
Gambar 3.12 Seals ……………………………………………………………..31
Gambar 3.13 Diagram Alir Troubleshooting …………………………………..32
Gambar 4.1 Drain Valve Reservoir ……………………………………………40
Gambar 4.2 Drain Valve Installation ………………………………………….40

10
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 hydraulic fluid leakage limits …………………………………….37

11
LAMPIRAN

Lampiran 1. Fault isolation Manual, 29-10 task 812 Hydraulic Fluid Leakage…..
…………………………………………………………..47
Lampiran 2. Aircraft Maintenance Manual, 29-11-31 Hydraulic System A
Reservoir Removal (1 dari 2)............................................48
Lampiran 3. Aircraft Maintenance Manual, 29-11-31 Hydraulic System A
Reservoir Removal (2 dari 2) ...........................................49
Lampiran 4. Aircraft Maintenance Manual, 29-11-31 Hydraulic System A
Reservoir Installation (1 dari 2) ......................................50
Lampiran 5. Aircraft Maintenance Manual, 29-11-31 Hydraulic System A
Reservoir Installation (2 dari 2) ......................................51
Lampiran 6. Ilustration Part Catalog, 29-11-31 Reservoir Installation Hydraulic
System A ……………………………………………….52

12
13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Faktor keselamatan dan keamanan penerbangan pada pesawat terbang harus


mendapatkan perhatian yang sangat penting dari semua pihak industri
penerbangan. Oleh karena itu, kegiatan perawatan dan perbaikan pesawat udara
sangat dibutuhkan untuk menjaga keselamatan para penumpangnya dan bisa
membuat pesawat udara bisa beroperasi dengan baik pada saat Take off dan
Landing. Perawatan pada pesawat harus menggunakan metode yang tepat dan
sesuai dengan maintenance manual supaya tidak mengalami kegagalan sistem dan
komponennya.
Perawatan pada pesawat terbang berbeda dengan perawatan pada kendaraan
lain, perawatan pada pesawat tidak menunggu adanya kerusakan. Sehingga
pesawat harus airworthiness yaitu pesawat harus benar-benar baik dan layak
untuk terbang. Salah satunya adalah pesawat Boeing 737-900 ER (next
generation) yang juga memerlukan perawatan pada semua sistemnya. Sistem dari
pesawat Boeing 737-900 ER (next generation) terdiri dari Flight Control System,
Navigation System, Electrical System, Cooling System, Ice Protection System dan
Hydarulic System. Dari semua sistem tersebut, sistem hydraulic sangat penting
untuk membantu berbagai macam antara lain pergerakan dari Flight Contol dan
Landing Gear pada pesawat. Pada sistem hydraulic terdapat komponen Reservoir.
Reservoir digunakan untuk menampung cairan hydraulic yang nantinya akan
digunakan untuk membantu pergerakan semua bagian pesawat dengan bantuan
hydraulic system.
Beberapa sistem yang disebutkan sebelumnya sangat berpengaruh untuk
keamanan dan kenyamanan penumpang serta kru pesawat, yang merupakan hal
yang penting. Jika terjadi kegagalan dalam sistem hydraulic dapat berakibat fatal
yaitu tidak berfungsinya sistem flight control, sistem landing gear, serta sistem
pengereman. Sehingga penulis dapat membuat judul Tugas Akhir yaitu
14

“Troubleshooting Reservoir A pada Sistem Hidraulik di pesawat Boeing 737-900


ER”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan


masalah tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Apa kerusakan dan penyebab pada Reservoir A sistem hidraulik di pesawat
Boeing 737-900 ER ?
2. Bagaimana cara menangani Troubelshooting pada Reservoir A sistem
hidraulik di pesawat Boeing 737-900 ER ?

1.3 Batasan Masalah


Agar pembahasan ini tidak meluas, maka penulis hanya membatasi masalah
yakni :
1. Membahas tentang kerusakan dan penyebab yang terjadi pada Reservoir A
sistem hidraulik di pesawat Boeing 737-900 ER.
2. Mengatasi Troubelshooting yang terjadi pada Reservoir A sistem hidraulik
di pesawat Boeing 737-900 ER.

1.4 Tujuan Tugas Akhir

Tujuan dari pelaksanaan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui kerusakan dan penyebab Reservoir A sistem hidraulik
di pesawat Boeing 737-900 ER.
2. Untuk mengetahui cara penanganan Troubleshooting Reservoir A sistem
hidraulik di pesawat Boeing 737-900 ER.

1.5 Manfaat Tugas Akhir

Berikut adalah Manfaat dari tugas akhir sebagai berikut :


1. Mengetahui Troubelshooting Reservoir pada sistem hidraulik di Pesawat
Boeing 737-900 ER bagi penulis.
15

2. Dapat menambah wawasan dan pengalaman mengenai Troubelshooting


Reservoir pada sistem hidraulik di pesawat Boeing 737-900 ER.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi tugas akhir atau penelitian bagi
pembaca, khususnya bagi mahasiswa dan mahasiswi STTA Yogyakarta
program studi d3 Aeronautika.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan tugas akhir dan komposisi bab dalam tugas akhir ini
sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang berisi dari latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan tugas akhir, manfaat tugas akhir dan sistematika
penulisan tugas akhir.

Bab II Kajian Pustaka


Bab kedua, membahas tentang tinjuan Pustaka dan teori dasar yang akan dibahas
pada laporan tugas akhir.

Bab III Metodologi Penelitian


Bab ketiga, membahas tentang tata cara yang dilakukan, waktu pelaksanaan, alat
dan bahan serta diagram alir dalam menyelesaikan masalah terjadi.

Bab IV Hasil dan Pembahasan


Bab Keempat, merupakan hasil dan pembahasan tentang penyelesaian masalah
menggunakan metode yang telah disiapkan.

Bab V Penutup
Bab kelima, merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran dari
penulis.
16

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rizman.A, (2015) dengan judul


“Servicing Hydraulic Reservoir Pada Pesawat DC-9” Sistem hidraulik merupakan
sistem penting pada pesawat DC-9 dengan suplai power yang besar ke subsistem,
kehandalan yang baik dalam distribusi ke subsistem, ringan di sistem dan
ketahanan terhadap suhu yang tinggi.Untuk sangat tepat untuk menggerakan
bidang kontrol baik inflight dan ground. Sistem hidrolik menjadi pilihan yang
cocok sebagai medium transfer power. Sistem hidrolik harus diperhatikan dalam
servicing maintenance pada AMM (Aircraft Maintenance Manual) dengan
melihat schedule dan flight hours termaksud kategori preventive maintenance
untuk mengembalikan ke serviceable atau menjaga komponen dari kontaminasi
dan sistem supaya pesawat tetap airworthy. Di pesawat DC-9 ada dua cara dalam
metode servicing dengan cara menggunakan power pump dan handpump. Aspek
safety precaution jangan sampai dilupakan agar tidak terjadi accident atau
incident yang dapat merugikan personel, MRO (Maintenance Repair
Organitation) dan maskapai sehingga tercapai ketepatan waktu tanpa delay karena
ketidaksiapan maintenance dan kegagalan sistem pesawat.
Menurut jurnal ilmiah bidang teknologi oleh Sukaca.C, (2017) dengan judul
“Penilaian Keselamatan Sistem Hidrolik Pesawat Terbang H-8” Sistem hidrolik
termasuk secondary power yang digunakan untuk menggerakkan bidang atur
kendali terbang, mengeluarkan dan melipat roda pendarat, dan memberikan tenaga
pengereman ketika pesawat di darat. Kegagalan sistem hidrolik dapat
menyebabkan pesawat hilang kendali sehingga memungkinkan pesawat
mengalami kecelakaan dan jatuhnya korban jiwa. Penelitian ini membahas tentang
penilaian keselamatan sistem hidrolik pesawat terbang H-8 yang mencakup proses
penilaian keselamatan, regulasi mengenai sistem hidrolik pesawat terbang, beban-
beban yang harus ditanggung oleh sistem hidrolik, dan prestasi sistem hidrolik
17

pesawat H-8. Penilaian keselamatan dimulai dari melakukan identifikasi fungsi,


kondisi kegagalan, efek kegagalan, dan mengklasifikasikan kondisi kegagalan dari
sistem hidrolik tersebut.

2.2 Hukum Dasar Hydraulic system

Hukum yang mendasari pada sistem hidraulik di pesawat boeing 737-900ER


yaitu Hukum Pascal dinyatakan oleh seorang filsuf sekaligus ilmuwan Prancis,
Blaise Pascal (1623-1662)

“Jika tekanan eksternal diberikan pada sistem tertutup, tekanan pada setiap
titik pada fluida tersebut akan meningkat sebanding dengan tekanan eksternal
yang diberikan.”

Hukum Pascal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan tekanan pada


permukaan fluida, harus diteruskan ke segala arah fluida tersebut. Apabila pada
permukaan fluida mendapatkan tekanan yang terlalu besar dapat mengakibatkan
kebocoran fluida karena wadah penampung fluida tidak kuat untuk menahan
tekanan fluida.

2.3 Hydraulic System boeing 737-900 ER

Di pesawat boeing 737-900ER mempunyai general power atau daya yang


dihasilkan dari pesawat itu sendiri yaitu berupa electrical, pneumatic system dan
hydraulic system. sumber power atau daya ini digunakan untuk menggerakan
semua sistem yang ada di pesawat boeing 737-900ER. Seperti halnya hydraulic
system, sistem ini sangat dibutuhkan saat keberlangsungan pesawat akan take off,
saat terbang, dan saat landing pada ground. Fungsi dari sistem hidraulik pada
pesawat boeing 737-900ER yaitu mampu menghasilkan daya hidraulik melalui
fluida cair yang diberikan tekanan dari bleed air pesawat, lalu didistribusikan ke
sistem-sistem yang membutuhkan daya hidraulik yaitu flight control, landing
gear dan thrust reverser. Sehingga sistem hidraulik harus mendapatkan perawatan
penuh agar tidak terjadinya kegagalan sistem pada sistem yang membutuhkan
daya hidraulik. Hydraulic system boeing 737-900 ditampilkan pada gambar 2.1.
18

Reservoir
hydraulic
system A

Gambar 2.1 Hydraulic system Boeing 737-900 ER

2.3.1 Hydraulic Fluid

Sistem hidraulik membutuhkan cairan khusus yaitu fluid yang digunakan


untuk mengirim dan mendistribusikan gaya ke berbagai unit yang akan
digerakkan. Prinsip kerja fluid tersebut yaitu dengan dimampatkan dengan suatu
tekanan pada suatu tempat yang tertutup setelah itu diteruskan ke semua arah dan
sama besar. Pada fluid harus mempunyai sifat dan karakter yaitu :

1. Bersifat incompressible (tidak dapat dimampatkan), sehingga efisiensi


tekanan dapat mencapai 100%.
2. Mudah mengalir, dalam hal ini mempunyai viskositas yang cukup
rendah.
3. Tidak mudah menguap.
4. Tidak menimbulkan karat (korosi) pada metal.
5. Tidak merusak karet.
6. Tidak timbul buih (air buble) pada waktu sistem dioperasikan.
19

7. Mempunyai viskositas yang stabil pada tiap perubahan temperatur.


8. Memiliki titik nyala (flash point) di atas 100° C.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka fluida yang dipergunakan


dalam sistem hidrolik pada pesawat terbang mempunyai sifat dan jenis
tertentu yang mana memenuhi persyaratan tersebut. Karena perbedaan
sifat dan karakteristik dari masing-masing hydraulic fluid, maka suatu
jenis fluida tidak bisa dicampur dengan jenis yang lainnya. (sumber
Gibson. Kurt C, 2016)

2.3.2 Jenis-jenis fluid hydraulic system

Menurut Forenz. Thomas, (2016) Terdapat tiga jenis (kelompok) hydraulic


fluid yaitu fluida dari hasil tumbuh-tumbuhan (vegetable base), fluida hasil
mineral (mineral base), dan fluida sintetis. Masing-masing mempunyai sifat
dan karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa dicampur jenis yang
satu dengan jenis yang lain. Macam-macam fluid pada sistem hidraulik yaitu :

1. Vegetable base fluids

Fluida jenis ini merupakan hasil dari tumbuh-tumbuhan. Bahan dasar


merupakan campuran dari caster oil dan alkohol. Diberi kode Mil-H-7644,
berwarna biru, kebiru-biruan (dyed blue) atau biru hijau (blue-green) dan
bersifat mudah terbakar. Meskipun memiliki sifat yang serupa dengan
hydraulic fluid untuk otomotif, tetapi keduanya tidak bisa dicampur. Fluida ini
membutuhkan seal dari karet alam (natural rubber). Banyak dipergunakan
pada pesawat jenis lama, dan sekarang tidak dipergunakan lagi.
20

2. Mineral based fluids

Merupakan high quality petroleum oil, dari hasil tambang bahan mineral.
Umumnya berwarna merah. Mempunyai viskositas yang relatif stabil terhadap
berbagai perubahan temperatur. Dipergunakan dengan seal dari bahan sintetis,
karena dari hasil bahan mineral tidak bersifat korosif terhadap logam. Salah
satu dari jenis ini adalah Mil-H-5606 yang banyak dipergunakan pada pesawat
terbang kecil.

3. Polyalphaolefin based fluids

Karena memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan fluida jenis


lain, mineral base fluid ini dikembangkan menjadi synthetic hydrocarbon
fluid salah satunya oleh Bray Oil Company dengan identitas Braco 882 dan
diberi kode militer Mil-H-83282. Fluida jenis ini meskipun dapat terbakar
tetapi lebih tahan terhadap api dan dapat dipergunakan dengan tipe seal,
gasket ataupun hose yang sama dengan fluida Mil-H5606 (dari karet sintetis).

4. Phospate Ester based fluids

Fluida ini merupakan fluida sintetis yang banyak dipergunakan untuk


pesawat transport sekarang ini. Lebih tahan terhadap api tetapi bukan berarti
fireproof dan pada kondisi tertentu dapat terbakar (flammable). Disamping itu
mempunyai kemampuan yang stabil pada berbagai kondisi temperatur.

Dalam perkembangannya saat ini yang banyak dipergunakan adalah


skydrol LD-IV dan skydrol 500B-4 yang diproduksi oleh Solutia. Phosphate
ester base fluid dipergunakan bersama dengan seal dari bahan buthyl synthetic
rubber atau Teflon fluorocarbon resin. Fluida jenis ini umumnya berwarna
ungu (purple). Dikarenakan sifatnya berbeda, maka perlu diperhatikan bahwa
perbedaan material dapat menyebabkan kerusakan pada sistem dan fluida.
21

2.3.3 Bagian pada Hydraulic System di pesawat Boeing 737-900 ER

Berikut adalah bagian-bagian yang ada pada hydraulic system di pesawat


boeing 737-900 ER :

1. Main Hydraulics System

Main Hydraulic System ialah sistem hydraulic yang utama pada pesawat
boeing 737-900 ER, sistem ini dibagi menjadi 2 yaitu sistem A dan sistem B.
Sistem Hidrolik A dan B beroperasi secara mandiri untuk memasok Hydraulic
Power ke sistem lainnya pada pesawat. Gambar distribution main hydraulic
system ditampilkan pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Distribution Main Hydraulic System


(sumber : AMM Boeing 737-600/700/800/900)

2. Auxiliary Hydraulic system


Sistem ini digunakan untuk menyediakan sumber tekanan alternatif untuk
hidrolik sistem A dan B apabila pressure kurang dari 3000 psi. Bagian-bagian
dari auxiliary hydraulic sistem yaitu :

 Standby Hydraulic System.


 Hydraulic Power Transfer Unit (PTU) system.
22

3. Standby Hydraulic System

Sistem ini digunakan untuk menyuplai tekanan hidrolik backup ke sistem


Thrust reverse, leading edge flap and slats, dan rudder. Gambar standby
hydraulic system ditampilkan pada gambar 2.3. Standby hydraulic system ada
2 mode operasi :

 Manual for the leading edge devices and thrust reversers.


 Automatic for the rudder.

Komponen-komponen yang ada di standby hydraulic system yaitu :

 Flight control panel.


 Reservoir.
 Electric motor driven pump.
 Standby hydraulic system module.
 Case drain filter module.

Gambar 2.3 Standby Hydraulic System


(Sumber : AMM Boeing 737-600/700/800/900)

4. Hydraulic Power Transfer Unit System


Sistem ini digunakan untuk menyuplai backup pressure apabila
kekurangan tekanan pada sistem hidraulik B. Hanya untuk leading edge, flaps
dan slats. Tekanan PTU dapat digunakan Ketika pada saat operasional normal
atau untuk operasional autoslat saat tekan Engine Driven Pump sistem B
23

dibawah normal. Gambar hydraulic power transfer unit system ditampilkan


pada gambar 2.4.

Komponen yang ada pada hydraulic power transfer unit system :

 Power transfer unit


 Check valve
 PTU pressure filter module
 Flow limiter
 PTU control valve
 EDP pressure switch auto slat system

Gambar 2.4 Hydraulic Power Transfer Unit System


(Sumber : AMM Boeing 737-600/700/800/900)
24

5. Hydraulic Indicating System

Sistem ini digunakan untuk menunjukan fluid quantity, system pressure,


pump low pressure dan fluid overheat. Sehingga untuk memudahkan melihat
isi fluid. Hydraulic indicating terdapat pada panel p5 pada cockpit Gambar
hydraulic indicating system ditampilkan pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 hydraulic indicating system


(Sumber : AMM Boeing 737-600/700/800/900)

6. Hydraulic Reservoir Presurization System

Sistem ini digunakan untuk memberi pressure pada reservoir yang


nantinya digunakan untuk menyuplai fluid. Pressure tersebut di peroleh dari
udara bleed air engine kiri, kanan dan apu yang telah di saring. Setelah itu di
suplai ke main hydraulic system reservoir A dan B. Reservoir dapat
menggunakan tekanan manual dengan menggunakan external ground air
source melalui air charging valve, tanpa membutuhkan tekanan dari sistem
pneumatic crossover manifold. Sistem ini menyuplai fluid bersih ke pump, dan
menjaga tekanan tetap normal saat kembali pada sistem hidraulik, juga
membantu mencegah terjadinya busa pada reservoir. Tekanan normalnya
sekitar 45-50 psi pada reservoir melalui sistem pneumatic. Perlindungan
terhadap overpressurization di reservoir menggunakan pressure relief valve
25

yang telah diatur untuk mengurangi tekanan sekitar 60-65 psi. Komponen
yang terdapat pada hydraulic reservoir pressurization system ialah :

2.4 Main Hydraulics System

Main Hydraulic System ialah sistem hydraulic yang utama pada pesawat
boeing 737-900 ER, sistem ini dibagi menjadi 2 yaitu sistem A dan sistem B.
Sistem Hidrolik A dan B beroperasi secara mandiri untuk menggerakkan
Hydraulic Power ke sistem yang membutuhkan pada pesawat. Kedua sistem ini
beroperasi pada tekanan normal yaitu 3000 psi. sistem tekanannya berawal dari
hydraulic reservoir pressurization system menyuplai udara bertekanan yang sudah
di filter dari pneumatic system crossover manifold ke main hydraulic system
reservoir selanjutnya fluida yang bertekanan menyuplai ke engine driven pump,
setelah itu fluida di alirkan ke pressure module, di pressure module fluida
dihitung tekanannya apakah sudah menunjukkan 3000 psi, apabila pressure sudah
cukup maka pressure module mendistribusikan fluida yang bertekanan sesuai
kebutuhannya ke sistem-sistem yang membutuhkan sistem hidraulik. Setelah
digunakan fluida dikembalikan ke reservoir, tetapi di filter terlebih dahulu dengan
menggunakan return filter module.

2.4.1 Komponen pada Main Hydraulics System


Pada main hydraulics system terdapat beberapa komponen-komponen
yang untuk digunakan dalam pengoperasian. Di bawah ini komponen-
komponen pada main hydraulic system :
26

1. Reservoir

Reervoir digunakan untuk menampung fluid cair yang nantinya akan


disuplai. Didalam reservoir terdapat sistem pressurizes yang mendapatkan
dari udara bleed air sistem pneumatic. Tekanan ini digunakan untuk
menyuplai hydraulic fluid ke electric motor driven pump (EMDP) dan
engine driven pump (EDP) sistem hidraulik A dan B.

Gambar 2.6 Reservoir Hydraulic System


(Sumber : AMM Boeing 737-600/700/800/900)
27

2. EDP supply shutoff valve

EDP supply shutoff valve digunakan untuk menghentikan aliran


hydraulic fluid dari reservoir ke EDP apabila ketika engine fire switch
dihidupkan. letak EDP supply shutoff valve di bagian supply line dan
diantara reservoir dengan EDP. Gambar EDP supply shutoff valve
ditampilkan pada gambar 2.7

Gambar 2.7 EDP supply shutoff valve


(Sumber : AMM Boeing 737-600/700/800/900)
28

3. Engine Driven Pump

Engine driven pump ialah pump yang digunakan untuk menyuplai


hydraulic pressure untuk sistem hidraulik A dan B. Lokasi EDP terletak
pada engine dibagian accessory gearbox. Gambar engine driven pump
ditampilkan pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Engine Driven Pump


(Sumber : AMM Boeing 737-600/700/800/900)

4. Electric Motor Driven Pump

Engine electric motor driven pump ini sama dengan engine driven
pump, yaitu digunakan untuk menyuplai hydraulic pressure ke sistem
hidraulik A dan B. perbedaannya EMDP digunakan saat apabila pressure
EDP kurang, maka EMDP yang membantu / membackup pressurenya.
Lokasi EMDP terletak pada wheel well compartment. Gambar engine
electric motor driven pump ditampilkan pada gambar 2.9.
29

Gambar 2.9 Electric Motor Driven Pump


(Sumber : AMM Boeing 737-600/700/800/900)
5. Pressure Module
Pressure module digunakan untuk mendistribusikan tekanan dari EDP
ke sistem yang membutuhkan, untuk menyaring tekanan fluida dari
EDP dan EMDP, untuk menghitung tekanan EDP dan EMDP, untuk
memonitori system pressure dan melindungi dari high pressure.
Terletak pada wheel well compartment disebelah bulkhead. Gambar
pressure module ditampilkan pada 2.10.

Gambar 2.10 Pressure Module


(Sumber : AMM Boeing 737-600/700/800/900)
30

6. Case Drain Filter Module

Case drain filter module digunakan untuk membersihkan fluid dari


partikel dan kontaminan yang setelah digunakan untuk pendinginan EDP
dan EMDP. Selanjutnya fluid yang telah dibersihkan di kembalikan lagi ke
reservoir. Letak case drain filter module ada 2 tempat yaitu di engine
dekat EDP, dan di wheel well compartment dekat dengan EMDP. Daya
yang mampu diserap oleh case drain filter module sebesar 10-20 micron
Gambar case drain filter module ditampilkan pada gambar 2.11.

Gambar 2.11 case drain filter module

7. Heat Exchanger

Heat exchanger ini ialah alat penukar panas, jadi fluid yang telah di
filter melalui case drain filter module dialirkan kembali ke Reservoir, tapi
sebelum dikembalikan fluid digunakan untuk membantu menghangatkan
aliran fuel pada fuel tank melalui heat exchanger. Sehingga aliran fuel
menjadi hangat karena mendapatkan panas dari fluid.
31

8. Return Filter Module

Return filter module digunakam untuk membersihkan fluid yang telah


di gunakan pada sistem yang membutuhkan sebelum di kembalikan lagi ke
reservoir. Partikel dan kontaminan yang dapat di saring sebesar 15 micron.
Gambar return filter module ditampilkan pada gambar 2.12.

Gambar 2.12 Return Filter Module

2.5 Pengertian Reservoir Hydraulic System A

Reservoir Hydraulic System A ialah sama kegunaannya dengan Reservoir


sistem hidraulik lainnya. Gunanya untuk menampung cairan fluida pada sistem
hidraulik A. letak reservoir sistem hidraulik A berada di tengah main wheel well
compartment. Kapasitas isi fluida pada reservoir hydraulic system A yaitu sebesar
6.8 gallons atau setara dengan 25.8 liters. Pada reservoir hydraulic system A
terdapat sistem pressurizes yang gunanya untuk mendorong keluar fluid yang ada
di dalam reservoir yang nantinya akan di suplai ke EDP dan EMDP. Gambar
32

Reservoir Hydraulic System A ditampilkan pada gambar 2.13. komponen yang ada
pada Reservoir hydraulic system A yaitu :

1. Air Pressure Port


Air pressure port berfungsi untuk masuknya pressure dari bleed air sistem
pneumatic yang nantinya digunakan sistem pressurizes reservoir.
2. EDP dan EMDP Supply Line Port
EDP dan EMDP supply line port berfungsi untuk keluarnya aliran fluida
yang akan disuplai ke tiap pump.
3. Return line port
Return line port digunakan untuk mengembalikan fluid yang telah
digunakan agar kembali ke reservoir.
4. Drain valve
Drain valve berfungsi untuk mengeluarkan cairan fluid dari reservoir.
Biasanya digunakan untuk menguras reservoir apabila di dalam reservoir
terlalu banyak partikel-partikel.
5. Hydraulic Fluid Quantity/ Transmitter
Berfungsi untuk melihat atau mengecek jumlah fluid yang ada di dalam
reservoir.

Gambar 2.13 Reservoir Hydraulic System A


(Sumber : AMM Boeing 737-600/700/800/900)
33

2.6 Secondary Flight Control


Secondary flight control dapat digunakan untuk membantu kinerja dari
primary flight control. Secondary flight control melibatkan penggunaan sistem
hidraulik untuk membantu pergerakannya karena mendapatkan daya hidraulik dari
hydraulic system. Secondary Flight Control meliputi:

1. Leading edge devices


Leading edge devices adalah fitur aerodinamis tetap, dari beberapa sayap
pesawat untuk mengurangi kecepatan pesawat dan penanganan kecepatan
rendah. Sebuah slot terdepan dalam setiap sayap, memungkinkan udara
mengalir dari bawah sayap ke permukaan atas. Dengan cara ini
memungkinkan penerbangan pada sudut tertentu dan dengan demikian
mengurangi kecepatan pesawat.

2. Trailing edge flap


Trailing edge adalah sebuah bagian belakang sayap di mana aliran udara
yang terpisahkan oleh leading edge menyatu kembali setelah melewati upper
surface dan lower surface.

3. Spoilers and speedbrakes


Spoiler dan speedbrakes adalah secondary flight control yang dapat
digunakan secara manual oleh pilot dalam keadaan tertentu, yang meluas
secara otomatis. Speedbrakes adalah perangkat drag murni sementara spoiler
secara bersamaan meningkatkan drag dan mengurangi lift.

4. Horizontal stabilizer.
Horizontal stabilizer adalah permukaan lift kecil yang terletak di ekor
belakang. Tidak semua pesawat memiliki tailplanes. sementara di dalam
pesawat terbang ekor-v, stabilizer vertikal, kemudi, dan ekor-pesawat dan lift
digabungkan untuk membentuk dua permukaan diagonal dalam tata letak V.
Tailplane menyediakan stabilitas dan kontrol.
34

2.7 Distribution Hydraulic System

Gambar 2.14 Hydraulic Distribution System


(Sumber : AMM Boeing 737-600/700/800/900)

Sistem hidraulik pada pesawat boeing 737-900 Er ditampilkan pada


gambar 2.14. sistem hidraulik pada pesawat boeing 737-900 Er mempunyai 2
sistem utama yaitu sistem A dan sistem B juga memiliki 1 sistem standby, setiap
sistemnya mempunyai 1 reservoir yang gunanya untuk menampung fluida cair,
dan mempunyai 2 pump yaitu EDP (Engine Driven Pump), pump ini digunakan
sebagai pump utama pada sistem hidraulik, letaknya berada di engine, yang
terpasang pada accessory gearbox, dan EMDP (Electric Motor Driven Pump),
pump ini digunakan untuk backup apabila pressure dari EDP kurang dari 3000 psi
letaknya berada di whell well compartment. Berbeda dengan sistem A dan B,
Pump yang di sistem standby hanyalah cuma 1 yaitu EMDP.
35

Cara distribusi sistem hidraulik yaitu reservoir pada tiap sistem A dan B
menerima bleed air dari sistem pneumatic, yang nantinya digunakan untuk
memberikan tekanan pada fluida. Setelah itu fluida bertekanan di alirkan ke EDP
dan EMDP, di EDP tekanan fluida ditambah sampai 3000 psi, di EMDP fluida di
gunakan untuk backup apabila tekanan EDP kurang dari 3000 psi. Lalu fluida
yang telah bertekanan 3000 psi, di terima oleh sistem pressure module untuk
dihitung tekanannya dan di saring untuk menghindari partikel-partikel kecil yang
terbawa fluida, apabila tekanan fluida sudah mencapai 3000 psi, fluida bertekanan
tersebut di distribusikan ke sistem-sistem pada pesawat yang membutuhkan
sistem hidraulik. Khusus untuk pergerakan leading edge, flap, slat dan slot
menggunakan sistem PTU (Power Transfer Unit). Prinsip kerja PTU yaitu apabila
tekanan dari sistem B mengalami low pressure. Maka switch akan memberikan
inputan ke PTU control valve agar tekanan hidraulik sistem A mengalirkan fluida
bertekanan ke Motor PTU. Lalu apabila motor PTU sudah bergerak maka pump
pada PTU berputar sehingga menghasilkan tekanan untuk menggerakan leading
edge, flap, slat dan slot. Setelah apabila fluida telah digunakan untuk
menggerakan semua bagian sistem yang membutuhkan maka fluida di kembalikan
lagi ke reservoir.
36

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Lokasi pengerjaan tugas akhir dilakukan di PT. Batam Aero Technic Base
Maintenance Surabaya dan dilanjutkan pengolahan data yang dilakukan di
Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto. Selanjutnya waktu pengerjaan tugas akhir
dilakukan setelah melaksanakan praktik kerja lapangan pada bulan Oktober s/d
November 2019.

3.2 Alat dan Bahan Pelaksanaan Tugas Akhir

Alat Penelitian Pada Laporan Kerja Praktik ini dalam pelaksanaanya


penelitian telah menggunakan alat yang lazim digunakan untuk mengolah data
dari penelitian tersebut. Berikut ini adalah beberapa alat yang digunakan oleh
penulis dalam melaksanakan penelitian :

1. Cutting Wire

Gambar 3.1Cutting wire pliers


(Sumber https://public.snapon.com/R_RRD/Objects_lg/images/86ACF.jpg
Pukul 01.10 wib, 20-12-2019)
37

Cutting wire pliers membantu pekerjaan dalam memotong Safety Wire.


Gambar Cutting Wire ditampilkan pada gambar 3.1

2. Twister

Gambar 3.2 Twister


(Sumber http://motamec/media/catalog/product/061_v01.jpg
pukul 00.45 wib, 20-12-2019)

Twister untuk membuat safety wire antara bolt ke bolt atau bolt ke
nut. Agar bolt / nut tidak mengalami kendor pada saat guncangan yang
sangat tinggi. Gambar twister ditampilkan pada gambar 3.2.

3. Socket

Gambar 3.3 Socket


38

Socket adalah untuk membantu mengencangkan dan mengendorkan


bolt dan nut yang biasanya di bantu oleh handle ratchet atau torque
wrench. Gambar Socket ditampilkan pada gambar 3.3.

4. Handle Ratchet

Gambar 3.4 handle ratchet


(Sumber https://public.snapon.com/R_RRD/Objects_lg/images/S80A.jpg
pukul 01.00 wib, 20-12-2019)

Handle Ratchet untuk membantu mengencangkan dan


mengendorkan bolt dan nut. Gambar Handle ratchet ditampilkan pada
gambar 3.4.

5. Fluid container

Gambar 3.5 fluid Container


(Sumber: : https://www.topchinasupplier.com)
39

Fluid container pada troubleshooting ini digunakan untuk


menampung sisa fluid yang keluar dari drain valve. Gambar fluid
container ditampilkan pada gambar 3.5.

6. Gallon Turbine Oil Dispenser

Gambar 3.6 Gallon Turbine Oil dispenser


(sumber https://malabar.com/product/260-2/
Diakses pada tanggal 26-07-2020, pukul 20.49)

Gallon turbine oil dispenser berfungsi untuk mengisi dan menambah fluid
ke reservoir. Cara kerjanya dengan memasukkan fluid gallon ke gallon
turbine oil dispenser selanjutnya selang di colokan ke reservoir fll selector
valve setelah itu dipompa sampai batas penuh. Gambar gallon turbine oil
dispenser ditampilkan pada gambar 3.6
40

Bahan yang digunakan untuk melaukan penelitian tugas akhir :

1. High Temp Graphite Compound

Gambar 3.7 High Temp Graphite Compound


(Sumber https://dm.henkel-dam.com/is/image/henkel/Loctite_LB
Diakses pada tanggal 13-07-2020 pukul 23.25)
Graphite Compoud digunakan untuk melumasi dan melindungi ulir bolt
agar tahan terhadap panas dan tidak slack. Gambar High Temp Graphite
Compound ditampilkan pada gambar 3.7.
41

2. Lockwire Dia 0.32 inch

Gambar 3.8 Lockwire 0.32 inch


(sumber https://pilotshq.com/images/MalinStainlessWire.jpg
pukul 22.01 wib, 22-12-2019)

Lockwire digunakan untuk mengencangkan bolt dan nut agar tidak


kendor pada saat terkena tekanan yang sangat tinggi. Gambar lockwire
ditampilkan gambar 3.8.

3. Skydrol Hydraulic Fluid

Gambar 3.9 Skydrol hydraulic fluid


42

(sumber https://www.silmid.com/Images/Product/Default/large diakses


pada tanggal 13-07-2020 pukul 23.58 wib)

fluid adalah cairan utama pada sistem hidraulik untuk mendorong


actuator agar bergerak, fluida pesawat menggunakan skydrol karena sifatnya
tidak mudah terbakar dan tahan panas. Gambar skydrol hydraulic fluid
ditampilkan pada gambar 3.9.

4. Kain Majun

Gambar 3.10 Kain Majun


(Sumber https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahU
Pukul 01.54 wib, 07-01-2020)

Kain majun berfungsi untuk membersihkan part atau component


dari kotoran atau sisa-sisa grease yang menempel pada part atau
component. Gambar kain majun di tampilkan pada gambar 3.10.

5. Scotch Brite
43

Gambar 3.11 scotch brite


(sumber https://www.saranautama.co.id/wp-content/uploads/2017/11
diakses pada tanggal 26-07-2020 pukul 21.20)

Scotch Brite digunakan untuk membersihkan kontoran yang menempel


pada reservoir baik di dalam maupun luarnya untuk agar terlihat apabila ada
crack atau kebocoran. Gambar scotch brite ditampilkan pada gambar 3.11.

6. Rubber Seal

Gambar 3.12 Rubber seal


(Sumber:https://classiccarbs.co.uk/wp-content/uploads/2016/09/O-
RING.jpg diakses pada tanggal 12-08-2020, pukul 20.45)

Rubber seal merupakan seal yang digunakan pada reservoir, berfungsi


sebagai pencegah kebocoran fluid. Part number rubber seal yang ada di
reservoir dilampirkan pada lampiran 6 dan Rubber seal ditunjukkan pada
gambar 3.12.
44

3.3 Diagram Alur Troubelshoting


Diagram alur merupakan pedoman yang digunakan untuk membantu analisis
memecahkan masalah, diagram alir ini menyatakan arah dari alur troubleshooting.
Diagram alir troubleshooting Reservoir A pada sistem hidraulik di pesawat
Boeing 737-900ER yang ditunjukan pada gambar 3.12.
45

Mulai

Pengumpulan data

Identifikasi masalah

Troubleshooting

serviceable

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 3.13 Diagram alur troubleshooting

Penjelasan diagram alir troubleshooting reservoir A pada sistem hidraulik di


gambar 3. Adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data meliputi pesawat boeing 737-900 ER yang digunakan


dalam penelitian dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.
46

2. Identifikasi masalah penyebab leakage adalah mengidentifikasi masalah


tersebut. Identifikasi dilakukan oleh penulis melalui internal leakage
check dan external leakage check yang dapat dilakukan secara langsung
pada pesawat boeing 737-900 ER.
3. Troubleshooting dilakukan saat masalah leak sudah teridentifikasi melalui
internal leakage check dan external leakage check, dan melakukan
prosedur maintenance sesuai fault isolation manual.
4. Pengetesan dilakukan untuk memastikan reservoir sistem hidraulik sudah
dapat bekerja dengan baik dan untuk mengetahui kondisi sistem hidraulik
setelah dilakukan troubleshooting.
5. Sistem hidraulik Kembali normal, jika masalah masih terjadi dan masih
terjadi leak dapat dilakukan kembali ke troubleshooting dengan
melakukan panduan yang diberikan dari fault isolation manual. Jika sistem
hidraulik sudah normal dan dapat bekerja dengan baik maka dapat
dilanjutkan untuk kesimpulan dari troubleshooting yang telah dilakukan.
6. Hasil troubleshooting berupa kesimpulan dari troubleshooting yang telah
dilakukan pada tugas akhir ini.
47

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Masalah

Pada saat di PT. BAT base maintenance surabaya, saat itu pesawat boeing
737-900 ER telah selesai melakukan perawatan rutin yaitu berupa open phase.
Ketika pesawat akan di release (pengembalian pesawat dari Aircraft Maintenance
Organisation ke pihak maskapai) dilakukan double check untuk pada bagian
flight control, diketahui saat melakukan cek leading edge, flap, slat dan spoiler
dengan cara menggerakan memposisikan naik dan turun. Tiba-tiba ada
permasalahan pada pergerakan leading edge, flap, slat dan spoiler yang sangat
lambat saat posisi naik dan turun, kemudian dilakukan pengecekan hydraulic
indicating display pada panel p5 cockpit untuk melihat apakah fluid quantity dan
pressure hydraulic mengalami kekurangan yang dapat membuat pergerakan
leading edge, flap, slat dan spoiler mengalami pergerakan yang sangat lambat
pada saat posisi naik dan turun.

4.2 Identifikasi masalah

Setelah dilakukan pengecekan pada hydraulic indicating ditemukan pada


hydraulic indicating system display menunjukkan fluid quantity kurang 20%.
karena hydraulic indicating system display terhubung pada reservoir indicator,
sehingga sistem hidraulik mengalami kekurangan fluid, yang menyebabkan
transfer daya hidraulik untuk pendistribusian ke sistem leading edge, flap, slat dan
spoiler berkurang, dan menimbulkan leading edge, flap, slat dan spoiler
mengalami pergerakan yang sangat lambat.

Kemungkinan dan penyebab leading edge, flap, slat dan spoiler mengalami
pergerakan yang sangat lambat yaitu hydraulic indicating system display
menunjukkan 20% sehingga fluid pada sistem hidraulik mengalami low quantity,
oleh sebab itu leading edge, flap, slat dan spoiler tetap dapat bergerak tetapi
48

pergerakannya sangat lambat karena kekurangan daya dari hydraulic fluid. Maka
dari itu dilakukan tahapan untuk mencari penyebab dari kekurangannya hydraulic
fluid yang digunakan untuk menggerakkan leading edge, flap, slat dan spoiler.

4.3 Troubleshooting Hydraulic System


Setelah diketahui adanya masalah pada leading edge, flap, slat dan spoiler
dilakukan beberapa general check untuk mencari tahu sumber permasalahan yang
menyebabkan leading edge, flap, slat dan spoiler tidak dapat bergerak secara
maksimal.

1. Internal Leakage Check Hydraulic System


Internal leakage check dilakukan untuk mencari penyebab kebocoran pada
sistem hidraulik dari dalam seperti kebocoran pada pressure atau fluid pada saat
pendistribusian sistem hidraulik. Cara melakukan Internal leakage check
hydraulic system ditampilkan pada lampiran 1 Fault Isolation Manual 29-10 task
812.
Setelah dilakukan pengecekan internal leakage check sistem hidraulik, tidak
ditemukan adanya kebocoran pada internal hydraulic system, selanjutnya
melakukan pengecekan pada sitem hidraulik dengan pengecekan external leakage
check.
49

2. External leakage check

Pengecekan ini dilakukan untuk mencari tahu apabila ada kebocoran dari
sistem hidraulik dari dalam, seperti kerusakan seal pada setiap part komponen
sistem hidraulik, dengan cara berikut :

a. Memasang dan memastikan ground lock pins pada nose landing gear dan
main landing gear agar saat melakukan maintenance pada sistem hidraulik,
landing gear tetap extend.
b. Mendapatkan akses pada part yang mengalami leak.
c. Membersihkan hydraulic fluid pada part yang mengalami kebocoran.
d. Tetap melakukan pressurize pada sistem hidraulik, untuk mencari bagian
yang leak.
e. Melakukan langkah-langkah berikut untuk menemukan adanya kebocoran.
1. Jika memungkinkan, pindahkan part tersebut melalui three full cycles.
2. Menghitung rata-rata kebocoran pada part.
3. Membandingkan tingkat kebocoran pada part dengan batas external
leakage.
4. Membuang tekanan dari sistem hidraulik yang bertujuan untuk
menghentikan pressurize pada sistem hidraulik.
5. Jika kebocoran melebihi batas yang sudah ditentukan pada tabel 4.1, maka
menyegerakan perbaikan penyebab kebocoran.
6. Membuang hydraulic fluid dari area part yang mengalami kebocoran.
50

Tabel 4.1 hydraulic fluid leakage limits

Setelah dilakukan pengecekan pada sistem hidraulik internal dan external


ditemukan kebocoran pada bagian reservoir sistem hidraulik A dibagian drain
valve. Maka dilakukan removal pada reservoir sistem hidraulik A.

4.4 Kerusakan dan Penyebab leak pada drain valve Reservoir A sistem
hidraulik

Kerusakan pada bagian drain valve reservoir sistem hidraulik tidak boleh
disepelekan karena dapat berdampak buruk pada sistem hidraulik yaitu
kekurangan fluid pada reservoir sistem hidraulik A, apabila terjadi kebocoran
fluid pada reservoir secara terus menerus fluid akan habis pada reservoir dan
mempengaruhi leading edge, flap, slat dan spoiler sangat lambat dalam
pergerakannya karena kekurangan daya fluid. Berdasarkan Analisa dan
kemungkinan terjadi kerusakan drain valve pada reservoir sistem hidraulik A
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :

1. Found object damage pada area drain valve


Faktor FOD (foreign object damage) serta lingkungan sekitar landasan
yang kotor dapat mempengaruhi dan mempercepat kerusakan bagi komponen
dari pesawat, kerusakan ini bisa diakibatkan dari kotoran seperti debu, pasir
atau benda asing yang dapat menyebabkan rusaknya part komponen atau
51

umur suatu komponen menjadi berkurang dan dapat menyebabkan masalah.


Faktor ini jika dibiarkan akan menyebabkan kerusakan atau kebocoran pada
komponen drain valve reservoir sistem hidraulik. Setelah dilakukan
pengecekan FOD pada komponen drain valve ditemukan adanya kotoran pada
drain valve.

2. Installation packing pada drain valve kurang sempurna


Penggantian atau pelepasan suatu komponen untuk dilakukan inspection.,
Pada saat pemasangan (installation) bisa saja terjadi kerusakan atau kesalahan
yang disebabkan kelalaian dalam pemasangan. Ataupun akibat dari terburu-
buru waktu penyelesaian pada saat pemasangan komponen tersebut sehingga
menyebabkan komponen tersebut kurang sempurna pemasangannya. Setelah
dilakukan pengecekan seal pada drain valve dengan sesuai prosedur yang
mengacu dengan maintenance manual, packing pada drain valve sudah benar
pemasangannya.

3. Packing pada drain valve sudah mengalami penurunan prestasi.


Faktor ini menjadi salah satu penyebab kerusakan pada sistem. Ketidak
pahaman tentang suatu umur komponen yang seharusnya dilakukan
penggantian pada part komponen tersebut tetapi tidak dilakukan, Hal ini akan
menyebabkan masalah secara tiba-tiba akibat dari part komponen yang tidak
diganti.

Setelah dilakukan pengecekan dan diidentifikasi bahwa drain valve reservoir


mengalami kerusakan yang menyebabkan leak. kerusakan ini diakibatkan dari
packing pada drain valve reservoir sudah mengalami kelonggaran dan keretakan
karena sudah berumur sehingga fluid yang ada didalam reservoir menjadi keluar
melalui sela-sela packing yang rusak.
52

4.5 Maintenance reservoir A sistem hidraulik

Langkah yang diambil untuk melakukan maintenance pada reservoir sistem


hidraulik A sebagai berikut :

1. Removal reservoir
Pertama untuk mencari tahu sumber leak pada reservoir yaitu dengan
mengkuras isi reservoir sistem hidraulik A. langkah melakukan removal
reservoir ditampilkan pada lampiran 2.
2. Disassembly drain valve

Setelah dilakukan pengurasan reservoir, selanjutnya melepas reservoir


serta drain valve yang awal mula keluarnya fluid, langkah melakukan
disassembly drain valve ditampilkan pada lampiran 2.

Setelah dilakukan removal pada Reservoir sistem A penulis menginspeksi


penyebab terjadinya leak pada reservoir dengan cara mengecek semua bagian
reservoir. Setelah dilakukan pengecekan pada reservoir ditemukan adanya
kerusakan pada packing seal di drain valve, sehingga reservoir sistem hidraulik A
mengalami leak.
Terjadinya leak pada drain valve reservoir diakibatkan karena packing seal
drain valve sudah berumur sehingga tidak kuat menahan fluid yang bertekanan.
Kemudian menurut fault isolation manual 29-10 task 812 apabila kerusakan pada
part komponen yang dapat menyebabkan kebocoran maka, perlu diganti part
yang baru. Jadi setelah melihat maintenance manual, maka dilakukanlah
penggantian packing seal yang baru.

3. Assembly reservoir drain valve


Berikut adalah penggantian packing seal yang sudah rusak dengan diganti
yang baru. Langkah untuk melakukan assembly drain valve ditampilkan pada
lampiran 3.
53

4. Installation Reservoir system A


Setelah drain valve sudah terpasang dengan benar, selanjutnya memasang
kembali reservoir sistem hidraulik A. Langkah untuk melakukan installation
Reservoir system A ditampilkan pada lampiran 4.

5. Hydraulic System A Reservoir Installation Test


Selanjutnya reservoir sudah terpasang dengan benar dan isi fluid dalam
reservoir sudah dalam ketentuan. Maka dilanjutkan general test sistem
hidraulik A, untuk mengetahui terjadi leak atau tidaknya dengan cara :
1. Menghidupkan APU agar terjadi sistem pressurize pada reservoir
gunanya untuk melihat apakah pada reservoir Sistem hidraulik A
mengalami kebocoran lagi atau tidak.
2. Menggerakan leading edge, flap dan slat untuk mengetahui sudah
maksimal atau tidak dalam pergerakannya.
3. Menggerakkan landing gear dengan cara extend dan retract.
4. Mengecek brake system pada wheel well.
5. Mengecek berfungsinya thrust reverse pada engine.
54

Gambar 4.1 Letak Reservoir A pada whell well compartment


(sumber AMM Boeing 737-600/700/800/900)

Gambar 4.2 drain valve installation


(sumber AMM Boeing 737-600/700/800/900)
55

4.6 Hasil dan Pembahasan


1. Dari hasil Troubelshooting yang telah dilakukan pada Reservoir sistem
hidraulik A penyebab terjadinya leak yaitu disebabkan oleh part
komponen pada reservoir sudah mengalami umur tepatnya pada packing
seal dibagian drain valve, sehingga packing seal tidak dapat menahan pada
saat reservoir pressurization (penekanan fluida di dalam reservoir dengan
menggunakan bleed air). Kelemahan dari packing seal yaitu tidak taunya
umur suatu packing seal sehingga terjadinya leak tidak dapat terhindarkan.
Jika terjadi leak pada reservoir secara terus menerus mengakibatkan sistem
hidraulik kekurangan fluid dan jika fluid berkurang maka sistem yang
membutuhkan sistem hidraulik kurang maksimal dalam pergerakannya,
atau tidak berfungsi. Seperti halnya saat menggerakkan leading edge, flap,
slat dan spoiler sangat lambat saat memposisikannya menurun karena
kekurangan daya hydraulic fluid. Meskipun ada standby system tetapi
tidak akan bisa membackup sistem A dan B secara terus menerus apabila
di kedua sistem ini mengalami kebocoran fluid.
2. Sehingga apabila terjadi kebocoran maka Sistem pergerakan flight control,
serta brake system kurang maksimal, karena kekurangan tenaga hidraulik
yang dihasilkan dari fluid yang bertekanan. Setelah dilakukannya
troubleshooting reservoir sistem hidraulik A yang mengalami leak, maka
sistem A hidraulik tidak mengalami kebocoran dan pergerakan leading
edge, flap, slat, dan spoiler Kembali normal.

\
56

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berikut kesimpulan yang dapat diambil dari tugas akhir yang berjudul
Troubleshooting Reservoir pada sistem hidraulik A pada boeing 737-900ER dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyebab terjadi leak pada reservoir sistem hidraulik A yang mengalami


kebocoran, yaitu faktor umur pada packing seal drain valve yang dapat
menyebabkan kebocoran pada reservoir sistem hidraulik A. sehingga fluid
yang ada di dalam reservoir keluar dari dalam reservoir melalui drain
valve. sehingga hydraulic indicating system menunjukkan low quantity
dan menyebabkan pergerakan leading edge, flap dan slat mengalami
keterlambatan.
2. Cara mengatasi Troubleshooting reservoir sistem hidraulik A yaitu dengan
cara, mengkuras semua fluid yang ada di dalam reservoir, setelah itu
memulai mencari kerusakan yang mengakibatkan leak pada reservoir
dengan mencopot reservoir pada tempatnya, setelah dilakukan pencopotan
pada reservoir dilakukan pengecekan pada bagian drain valve yang awal
mula terjadi leak di reservoir. Selanjutnya mengidentifkasi drain valve dan
ditemukan packing seal mengalami kerusakan yang di akibatkan karena
sudah mengalami penurunan prestasi. Kemudian memasang packing seal
drain valve dengan yang baru selanjutnya memasang Kembali reservoir
pada tempatnya dan mengisi fluid pada reservoir dengan ketentuan jumlah
isi yang tertulis pada maintenance manual.
57

5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan dalam penulisan ini adalah sebagai
berikut :

1. Diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian sebelumnya dengan


lebih detail dan lengkap serta menambah sumber penelitian agar
mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang System
Operasional Hydraulic system pada pesawat boeing 737-900 ER.
2. Dalam melakukan inspection dan mengatasi terjadinya troubleshoot pada
Reservoir hydraulic system disarankan kepada calon teknisi agar teliti
dalam melaksanakan pemeriksaan, pemasangan dan pengetesan sesuai
dengan referensi yang telah ada seperti maintenance manual, training
manual, dan referensi-referensi mengenai Hydraulic System yang patut
dipahami secara baik. Selain itu untuk mencegah agar tidak terjadi
kerusakan parah pada Reservoir hydraulic system maka perlu dilakukan
schedule maintenance maupun unscheduled maintenance agar komponen
dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya dan mengurangi resiko
kerusakan pada komponen karena adanya perawatan secara berkala.
58

DAFTAR PUSTAKA

Aircraft Maintenance Manual Boeing 737-600/700/800/900


Ilustrate Parts Catalog 737-600/700/800/900
http://learntoflyblog.com/2015/10/19/aircraft-systems-flaps/ diakses pada 16 April
2020
http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/Fluids/airfoil.html diakses pada 10
April 2020
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jem/article/view/42819/.html diakses Pada 17 Juli
2020
http://www.datwiki.net/images2/Triple-Slotted-Flap.jpg diakses Pada 17 Juli 2020
https://www.okieboat.com/Hydraulic%20pumps%20and%20motors.html diakses
Pada 18 Mei 2020
https://shop.snapon.com/categories/Hand-Tools diakses Pada 18 Mei 2020
https://www.skygeek.com/aeroshell-33.html diakses pada 18 Mei 2020
https://www.skygeek.com/skydrol-assembly-mcs352b.html diakses pada 18 Mei
2020
https://shop.snapon.com/categories/Hand-Tools diakses Pada 18 Mei 2020
https://shop.snapon.com/categories/safety diakses Pada 12 Juli 2020
https://truevirtualtours.com/panorama/boing-b737-500-kabina-pilotov-
sfericeskaa-panorama diakses Pada 21 Juli 2020
http://www.oprekmotore.com/2016/02/12-goresan-akibat-filter-oli-mesin-kotor
diakses Pada 12 Juli 2020
https://na.eventscloud.com/PistonPumpFailure.pdf diakses Pada 12 Juli 2020
59

LAMPIRAN
60

Lampiran 1. Fault isolation Manual, 29-10 task 812 Hydraulic Fluid Leakage
61

Lampiran 2. Aircraft Maintenance Manual, 29-11-31 Hydraulic System A


Reservoir Removal (1 dari 2)
62

Lampiran 3. Aircraft Maintenance Manual, 29-11-31 Hydraulic System A


Reservoir Removal (2 dari 2)
63

Lampiran 4. Aircraft Maintenance Manual, 29-11-31 Hydraulic System A


Reservoir Installation (1 dari 2)
64

Lampiran 5. Aircraft Maintenance Manual, 29-11-31 Hydraulic System A


Reservoir Installation (2 dari 2)
65

Lampiran 6. Ilustrate Part Catalog, 29-11-31 Hydraulic System A


Reservoir Installation

Anda mungkin juga menyukai