Anda di halaman 1dari 95

PROSEDUR START UP AIR COOLED CHILLER SINGLE SCREW AND

AIR HANDLING UNIT DAIKIN DI PROJECT PT. ONE JECT

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Pelaksanaan: 13 Juni – 19 Agustus 2022

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan


Pendidikan Diploma Empat Program Studi Teknik Pendingin dan
Tata Udara di Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

Oleh:
Yusup Hadian Nugraha
NIM: 191624030

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA


JURUSAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK

PROSEDUR START UP AIR COOLED CHILLER SINGLE SCREW AND


AIR HANDLING UNIT DAIKIN DI PROJECT PT. ONE JECT

Oleh:
Yusup Hadian Nugraha
NIM: 191624030
Menyetujui
Jakarta, 19 Agustus 2022

Pembimbing
Pembimbing Akademik Pembimbing Industri

Bowo Yuli Prasetyo, SST., M.Sc. Hari Pahlawan


NIP. 19930720 202012 1 0005 Supervisor

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

Dr. Apip Badarudin, ST., MT.


NIP. 19661230 199512 1 001

PERTANYAAN PENULIS

i
“Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa laporan Kerja
Praktik ini adalah murni hasil dari pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan
orang lain yang saya cantumkan tanpa menuliskan sumbernya.
Materi dalam laporan Kerja Praktik ini tidak/belum ada yang
menggunakan/menyajikan sebagai bahan untuk makalah/Tugas Akhir/laporan
Kerja praktik kecuali saya menyatakan dengan jelas saya menggunakannya.
Saya menyadari bahwa laporan Kerja Praktik yang saya kerjakan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk mendeteksi adanya plagiarisme
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dalam keadaan
sadar sepenuhnya.”
Jakarta, 19 Agustus 2022
Yang Menyatakan,

Yusup Hadian Nugraha


NIM: 191624030

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Industri

Bowo Yuli Prasetyo, SST., M.Sc. Hari Pahlawan


NIP. 19930720 202012 1 0005 Supervisor

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaannirrohiim,

ii
Dengan rahmat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang yang
selalu memberikan karunia dan hidayah-Nya
Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi seluruh umat manusia
Dengan ini saya persembahkan karya tulis ini kepada,
Yang tercinta keluarga yang selalu ikhlas dan sabar memberikan do’a, dukungan
dan kasih sayang kepada penulis baik secara materi maupun moral.
Pembimbing akademik dan pembimbing lapangan serta seluruh staff dan rekan
kerja di PT.Daikin Applied Solutions Indonesia (DASI) yang telah sabar
mengajari dan membimbing penulis pada saat pelaksanaan Kerja Praktik.
Teman-teman di Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara khususnya D4
Teknik Pendingin dan Tata Udara Angkatan 2019.
Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan
kerja praktik ini.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah kalian berikan kepada
penulis, Aamiin ya Rabbal Alamin.

iii
ABSTRAK

Start Up dan Pre Commissioning diperlukan agar unit Chiller dan Air Handling
Unit bekerja dalam keadaan yang baik dan sesuai dengan standar yang telah
ditentukan oleh perusahaan dan dilakukan oleh perusahaan terkait. Seringkali unit
yang dikirimkan dalam keadaan kurang baik sehingga menimbulkan keluhan dari
pelanggan. Agar unit bekerja dalam keadaan dan kualitas yang baik ketika akan
dijalankan, diperlukan suatu proses yang disebut start up dan pre commissioning.
Hal yang dilakukan dalam proses ini adalah memeriksa seluruh kelengkapan dan
kesesuaian pada unit, seperti membandingkan keadaan aktual dan rancangan, lalu
menjalankan Chiller dan Air Handling Unit sesuai prosedur yang diberikan oleh
pihak perusahaan. Sehingga ketika unit tersebut dapat bekerja dengan baik dan
dijalankan sesuai prosedur yang telah perusahaan terapkan.

Kata kunci: Start Up dan Pre Commissioning, Chiller, Air Handling Unit

iv
ABSTRACS

Start Up and Pre Commissioning are required so that the Chiller unit and Air
Handling Unit work in good condition and in accordance with the standards
determined by the company and carried out by the related company. Often the
units sent are not in good condition, causing complaints from customers. In order
for the unit to work in good condition and quality when it will be run, a process
called start up and pre commissioning is needed. What is done in this process is
to check all the completeness and suitability of the unit, such as comparing the
actual and design conditions, then running the Chiller and Air Handling Unit
according to the procedures provided by the company. So that when the unit can
work properly and run according to the procedures that the company has
implemented.

Keywords: Start Up and Pre Commissioning, Chiller, Air Handling Unit

v
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktik yang
berjudul “PROSEDUR START UP AIR COOLED CHILLER SINGLE
SCREW AND AIR HANDLING UNIT DAIKIN DI PROJECT PT. ONE
JECT”.
Laporan Kerja Praktik ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah pada semester VI dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Diploma Empat Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara di
Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Kerja Praktik ini tidak lepas
dari bantuan, bimbingan dan dukungan baik secara materi maupun moral dari
banyak pihak. Oleh karena itu dengan segenap ketulusan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa memberikan
kesehatan dan kemampuan dalam Menyusun laporan Kerja Praktik ini.
2. Nabi Muhammad SAW, sebagai tauladan umat manusia yang menuntun ke
jalan yang benar.
3. Keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, do’a, dukungan serta motivasi.
4. Bapak Dr. Apip Badarudin, ST., MT., selaku ketua Jurusan Teknik Refrigerasi
dan Tata Udara.
5. Triaji Pangripto Pramudantoro, ST., M.Eng selaku ketua Program Studi D4
Teknik Pendingin dan Tata Udara.
6. Bapak Bowo Yuli Prasetyo, SST., M.MSc., selaku dosen pembimbing Kerja
Praktik yang telah memberikan nasihat serta bimbingan dalam menyelesaikan
laporan ini.
7. Dosen-dosen Teknik Refrigerasi dan Tata Udara yang telah mendidik penulis
sesuai standar kompetensi.

vi
8. Kang Hari Pahlawan selaku pembimbing lapangan di PT. Daikin Applied
Solutions Indonesia yang telah membantu dan memberikan banyak ilmu
kepada penulis selama pelaksanaan Kerja Praktik.
9. Kang Ilham, Kang Niko, Bapak Ronald, Kang Hari Pahlawan, Tulus Januar,
Acep Ahmad, Team QRT dan seluruh staff di PT. Daikin Applied Solutions
Indonesia (DASI) yang telah membantu dan membimbing penulis selama
melaksanakan Kerja Praktik.

Semoga Allah SWT membalas segenap kebaikan semua pihak yang telah
membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun sebagai perbaikan yang dapat meningkatkan kemampuan
penulis di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi penulis, pembaca dan semua pihak.
Jakarta, 19 Agustus 2022

Yusup Hadian Nugraha


NIM. 191624030

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK.............................i


PERTANYAAN PENULIS...................................................................................ii
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
ABSTRACS.............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................12
1.1 Latar Belakang.....................................................................................12
1.2 Tujuan...................................................................................................12
1.3 Ruang Lingkup.....................................................................................12
1.4 Manfaat.................................................................................................13
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.......................................................13
1.6 Kegiatan selama Kerja Praktik..........................................................13
1.7 Sistematika Penulisan..........................................................................14
BAB II DESKRIPSI TEMPAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN................15
2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan.........................................................15
2.2 Alamat Perusahaan..............................................................................18
2.3 Struktur Perusahaan...........................................................................18
2.4 Kepegawaian.........................................................................................19
2.5 Fasilitas.................................................................................................19
2.6 Disiplin kerja........................................................................................19
2.7 Kewajiban Perusahaan........................................................................20
2.8 Tanggung Jawab Karyawan...............................................................20
BAB III HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK..................................22
3.1 Pengertian Chiller................................................................................22
3.1.1 Chiller Single Screw Daikin.........................................................23
3.1.1.1 Kompresor................................................................................24
3.1.1.2 Kondensor.................................................................................25
3.1.1.3 Katup Ekspansi........................................................................26
3.1.1.4 Evaporator................................................................................27
3.1.1.5 Electrical Panel Control Single System..................................28
3.1.1.6 Panel Operation Single System...............................................29
3.1.1.7 Electrical Power Supply Single System....................................29
3.2 Pengertian AHU (Air Handling Unit).................................................30
3.2.1 Air Handling Unit DM2-1519B Daikin.......................................30
3.2.1.1 Coil Section...............................................................................32
3.2.1.2 Drain Pan..................................................................................32
3.2.1.3 Fan.............................................................................................33
3.2.1.4 Motor.........................................................................................33
3.2.1.5 Fan / Motor Assemblies...........................................................34
3.2.1.6 VFD/Frequency Inverter.........................................................35
3.2.1.7 Electric Heater..........................................................................35
3.2.1.8 Filter Section.............................................................................36
3.2.1.9 Mixing Box/Damper.................................................................37
3.3 Proses Start Up dan Commissioning Air Handling Unit....................37
3.3.1 Proses Pre Commissioning...........................................................38
3.3.2 Proses Start Up..............................................................................40
3.4 Proses Start Up dan Commissioning Chiller.......................................42
3.4.1 Proses Pre Commissioning...........................................................43
3.4.2 Proses Start Up..............................................................................46
BAB IV PENUTUP.............................................................................................51
4.1 Kesimpulan...........................................................................................51
4.2 Saran.....................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................53
LAMPIRAN..........................................................................................................54
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gedung PT. DASI (Jakarta).................................................................5


Gambar 2.2 Kantor DASI Jakarta............................................................................6
Gambar 3.3 Chiller UAA150ST3M-FBBA.............................................................13
Gambar 3.4 Struktur Penamaan chiller.................................................................14
Gambar 3.5 Pemipaan Chiller...............................................................................14
Gambar 3.6 Single Screw Characteristics.............................................................15
Gambar 3.7 Kondensor tipe “W”..........................................................................16
Gambar 3.8 Electronic Expansion Valve...............................................................17
Gambar 3.9 Evaporator.........................................................................................18
Gambar 3.10 Elecrtical Panel Control Single System...........................................18
Gambar 3.11 Panel Operation Single System........................................................19
Gambar 3.12 Electrical Part Power Supply...........................................................19
Gambar 3.13 Struktur Penamaan AHU.................................................................21
Gambar 3.14 AHU Daikin......................................................................................21
Gambar 3.15 Coil AHU..........................................................................................22
Gambar 3.16 Plug Fan...........................................................................................23
Gambar 3.17 Motor Fan........................................................................................24
Gambar 3.18 V-Belt Fan........................................................................................25
Gambar 3.19 Variable Speed Drive.......................................................................25
Gambar 3.20 Electric Heater.................................................................................26
Gambar 3.21 Filter AHU.......................................................................................26
Gambar 3.22 Mixing Box dan Damper..................................................................27
Gambar 3.23 Flow Chart AHU..............................................................................28
Gambar 3.24 Damper dan Electric Heater............................................................28
Gambar 3.25 Panel Kontrol Electric Heater dan VSD..........................................29
Gambar 3.26 Aksesoris Pemipaan AHU................................................................29
Gambar 3.27 Terminal Motor Fan.........................................................................30
Gambar 3.28 Name Plat Motor dan VSD..............................................................30
Gambar 3.29 Motorized dan Pressure Gauge.......................................................31
Gambar 3.30 Gate Valve........................................................................................31
Gambar 3.31 Variable Speed Drive.......................................................................32
Gambar 3.32 Flow Chart Chiller...........................................................................32
Gambar 3.33 Panel Electrical dan Control...........................................................33
Gambar 3.34 Pompa Chiller..................................................................................33
Gambar 3.35 Komponen Electrical Panel.............................................................34
Gambar 3.36 Komponen Control Panel.................................................................34
Gambar 3.37 Panel Kompresor.............................................................................34
Gambar 3.38 Three Phase Indikator......................................................................35
Gambar 3.39 Flow Switch......................................................................................36
Gambar 3.40 Suction Valve....................................................................................37
Gambar 3.41 Manifold Gauge...............................................................................37
Gambar 3.42 AHU/FCU........................................................................................37
Gambar 3.43 Pompa Chiller..................................................................................38
Gambar 3.44 Start/Stop Panel...............................................................................38
Gambar 3.45 Microtech III....................................................................................39
Gambar 3.46 Oil Level Compressor......................................................................39
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman modern ini, peserta didik diharuskan memiliki kualitas diri
yang baik agar mampu bersaing di dunia kerja, sehingga sudah menjadi kewajiban
bagi institusi Pendidikan untuk mempersiapkan peserta didiknya agar memiliki
kualitas diri yang baik. Oleh karena itu, Kerja Praktik merupakan pilihan yang
efektif untuk dapat mengembangkan kualitas diri dari peserta didik. Kerja Praktik
dalam dunia industri merupakan hal yang penting dalam menunjang kemampuan
peserta didik dalam hal pengalaman kerja sebelum lulus dari Pendidikan yang
ditempuh sehingga peserta didik dapat memiliki kualitas diri yang baik.
Dalam dunia Pendidikan Politeknik diadakan program kuliah Kerja Praktik
dimana peserta didik diharuskan melakukan Kerja Praktik di perusahaan-
perusahaan yang mereka pilih sendiri. Kerja Praktik ini bertujuan untuk
mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah didapat selama perkuliahan langsung
ke lapangan kerja, selain itu peserta didik juga mendapat keahlian, keterampilan
dan pengalaman kerja yang nantinya akan berguna di dunia kerja.
Program Studi Diploma IV Teknik Pendingin dan Tata Udara Politeknik
Negeri Bandung menyelenggarakan mata kuliah Kerja Praktik II yang
dikhususkan bagi peserta didik semester VII. Pada Kerja Praktik ini penulis
melaksanakan Kerja Praktik selama 10 minggu di PT. Daikin Applied Solutions
Indonesia yang bergerak di bidang Air Conditioning, Air Handling Unit (AHU),
Chiller yang digunakan di industri yang besar.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Laporan Kerja Praktik ini adalah:
1. Mengetahui cara proses pre commissioning.
2. Mengetahui cara proses start up.
1.3 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup materi Kerja Praktik yang dilaksanakan di PT.
Daikin Applied Solutions Indonesia (DASI) adalah sebagai berikut:
1. Pre Commissioning Chiller dan Air Handling Unit.
13

2. Start Up Chiller dan Air Handling Unit.


3. Monitoring kinerja dari Chiller dan Air Handling Unit.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan Kerja Praktik adalah sebagai
berikut:
1. Lebih mengetahui secara mendalam tentang melakukan pemasangan unit
Chiller dan Air Handling Unit.
2. Lebih mengetahui bagaimana prosedur yang baik untuk melakukan pre
commissioning hingga start up.
3. Lebih mengetahui komponen yang ada pada system pemipaan air maupun di
sistem.
4. Lebih mengetahui monitoring unit setelah di start up.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Praktik yaitu:
Tempat : PT. Daikin Applied Solutions Indonesia (DASI)
Alamat :jL’Avenue Office Building 25th Floor Jl.Raya Pasar
Minggu Kav.16, Pancoran, Jakarta Selatan
Waktu : 13 Juni 2022 – 19 Agustus 2022
Hari Kerja : Senin s.d Jum’at
Jam Kerja : 08.30 WIB s.d 17.30 WIB
1.6 Kegiatan selama Kerja Praktik
Selama Kerja Praktik di PT. Daikin Applied Solutions Indonesia (DASI)
penulis ditempatkan di bagian Application & Post PO Engineer, Departemen
Applied. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan supervisi proyek pemasangan instakasi chiller maupun air
handling unit.
2. Melakukan pre commissioning hingga start up chiller maupun air handling
unit.
3. Melakukan test commissioning sampai monitoring unit chiller maupun air
handling unit.
4. Melakukan troubleshooting pada unit air handling unit maupun fan coil unit.
14

5. Pemasangan kelistrikan pada unit yang akan diuji.


6. Membuat time schedule untuk suatu proyek.

1.7 Sistematika Penulisan


Agar dalam penulisan memiliki acuan yang terarah dan berurut, laporan
Kerja Praktik ini terbagi menjadi 4 bab dengan perincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan
tujuan, batasan masalah, ruang lingkup, manfaat kerja praktik, waktu dan tempat
pelaksanaan kerja praktik, kegiatan selama kerja praktik, dan sistematika
penulisan.
BAB II DESKRIPSI TEMPAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN,
menjelaskan tentang profil perusahaan yang meliputi sejarah perusahaan, visi dan
misi perusahaan, logo perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan foto
perusahaan.
BAB III HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK, menjelaskan tentang
pengertian Air Handling Unit dan Chiller, komponen utama, komponen
tambahan, komponen kontrol/kelistrikan, unloading Chiller dan Air Handling
Unit hingga pemasangan, pre commissioning dan start up Chiller dan Air
Handling Unit, test commissioning hingga monitoring Chiller dan Air Handling
Unit tersebut.
BAB IV PENUTUP, berisikan simpulan dari laporan Kerja Praktik dan saran
sebagai perbaikan dalam penyusunan laporan kedepannya.
BAB II
DESKRIPSI TEMPAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN

2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan


PT. TATA SOLUSI PRATAMA (sekarang menjadi PT. DAIKIN
APPLIED SOLUTIONS INDONESIA) perusahaan berbasiskan engineering yang
bergerak di bidang HVAC (heating, ventilating, air conditioning) adalah
perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) dari Singapura. Perusahaan berpusat
di Surabaya dan memiliki 4 cabang yaitu Jakarta, Medan, Bali,dan Timika Papua.
Bisnis utama yang dijalankan perusahaan adalah trading distribution untuk
produk air conditioning (AC) dengan merek dagang Daikin, Mc Quay, Acson dan
Japan Air Filter dari Jepang. Selain menjadi distributor resmi, PT. DAIKIN
APPLIED SOLUTIONS INDONESIA juga memiliki departemen service yang
menyediakan jasa perbaikan/maintenance dari produk-produk yang dijual.

Gambar 2.1 Gedung PT. DASI (Jakarta)


Sumber Gambar : (https://www.sewakantorcbd.com/id/building/426-l-avenue-
office-park-pancoran-jakarta-selatan)
16

Gambar 2.2 Kantor DASI Jakarta


Awal pendirian perusahaan ini dimulai pada tanggal 13 Januari 1993
dengan akta perusahaan nomor 4, Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia nomor : Y. A. 7 /14/7 dengan nama PT. TACI yang berkedudukan di
Surabaya. Mr. Alex Adam Nangoy selaku Direktur Utama dan Tn. Ir. Kusumo
Handojo Aditirto selaku dewan komisaris, melatar belakangi pendirian perusahaan
ini dengan tujuan awal yaitu melakukan usaha dalam bidang perdagangan umum
termasuk impor dan ekspor, menjadi penyalur/distributor/agen untuk produk
teknik, menjadi perwakilan dari perusahaan-perusahaan lain di luar negeri
maupun dalam negeri terutama untuk produk teknik dan melakukan usaha dalam
bidang industri seperti pembuatan, perakitan dan pemasangan instalasi jenis
produk teknik, menjadi provider utama sistem tata udara yang memberikan
kenyamanan dalam konstruksi bangunan dan solusi untuk proses-proses industri
di berbagai tempat di seluruh Indonesia.
Di awal berkembang cakupan bisnis perusahaan ini hanyalah di bidang
distribusi pendingin udara (air conditioning) dan jasa servis, lalu dengan
berkembangnya roda bisnis, perusahaan pun mengembangkan cakupan bisnisnya
menjadi instalasi ductless systems, precisions controls, refrigeration, filtration,
ice storage systems, elevators and escalators, application and engineering.
17

Pada tanggal 30 Juli 1994 dengan surat akta perbaikan No. 44, PT. TACI
mengalami perubahan nama menjadi PT. TATA SOLUSI PRATAMA (sekarang
menjadi PT. DAIKIN APPLIED SOLUTIONS INDONESIA) dan berkedudukan
di Surabaya. PT. TATA SOLUSI PRATAMA (sekarang menjadi PT. DAIKIN
APPLIED SOLUTIONS INDONESIA) merupakan salah satu perusahaan dari
Solutions Group yang berkantor pusat di Singapura. Mr. Peter Chan Ngai Choong,
selaku presiden direktur, Mr. John S. R. Kirkham selaku presiden komisaris, dan
Mr. Justin M. Taylor serta Tn. Ir. Kusumo Handojo Aditirto selaku dewan
komisaris. Hingga sampai saat ini, PT. TATA SOLUSI PRATAMA (sekarang
menjadi PT. DAIKIN APPLIED SOLUTIONS INDONESIA) masih bertahan di
tengah persaingan bisnis yang semakin meningkat dan telah mengalami beberapa
kali pergantian direktur.
Kantor pusat tetap berkedudukan di Jl. Kayoon no 42-44 Surabaya dan
kantor cabang di Jakarta yaitu (L’avenue Office Building 25th Floor Jl.Raya Pasar
Minggu Kav.16,Pancoran Jakarta Selatan.), Medan (Jl. Pinang Baris No. 28,
Komp. Imperium, Kel. Sunggal, Medan), Bali (Pertokoan Gunung Soputan Blok
B, Jl. Gunung Soputan No. 11, Denpasar), Balikpapan (Sentra Eropa II AB – 5
No. 1 Balikpapan Baru), Timika (Jl. Cendrawasih Jalur SP 2, Timika, Papua). PT.
DAIKIN APPLIED SOLUTIONS mempunyai beberapa departemen, yaitu
departemen salaes and distribution, departemen finance, departemen service,
departemen operation, dan departemen General Affair and Human Reources.
Sejak tanggal 25 July 2013 lalu telah diumumkan melalui sebuah situs
resmi Daikin (www.daikin.com) PT. TATA SOLUSI PRATAMA resmi menjadi
cabang perusahaan dari DAIKIN Industries Ltd., Japan. Dan pada tanggal 20
November 2013 Pada situs resmi perusahaan mengumumkan bahwa PT. TATA
SOLUSI PRATAMA berubah nama menjadi PT. DAIKIN APPLIED
SOLUTIONS INDONESIA, yang telah ditandatangani oleh Presiden Direktur
Peter N.C. Chan pada surat pernyataan yang terpapar pada situs tersebut
menunjukkan Keyakinan dan komitmen perusahaan sebagai yang terdepan di
pasar HVAC di Indonesia.
18

Berdasarkan pengalaman selama 15 tahun, PT. DAIKIN APPLIED


SOLUTIONS INDONESIA optimis dalam menjalankan bisnis penjualan AC di
Indonesia. Mitra bisnis PT. DAIKIN APPLIED SOLUTIONS INDONESIA
adalah pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, bandara, gedung pemerintahan,
pabrik-pabrik, perhotelan dan apartemen, rumah sakit, sampai rumah-rumah
mewah siap dilayani.
2.2 Alamat Perusahaan
PT. TATA SOLUSI PRATAMA (sekarang PT. DAIKIN APPLIED
SOLUTIONS INDONESIA) mempunyai kantor pusat yang beralamat di
Surabaya yang menangani Indonesia wilayah timur dan cabangnya ada di Jakarta
yang menangani Indonesia wilayah barat.
Kantor Pusat : Jl.Kayoon No.42-44 Surabaya 60271
Telp:031-5325365 Fax: 031-5320049
Kantor cabang Jakarta : L’avenue Office Building 25th Floor
Jl.Pasar Minggu Jakarta Selatan
Kantor cabang Medan : Jl.Pinang Baris No.28 Imperium Medan
Sumatera Utara
Telp : +62-21-9002 5528, 8002 5828
Kantor cabang Bali : Petokoan Gunung Soputan Blok B
Jl.Gunung Soputan No.11 Denpasar Bali
Telp : +62-361-485 854
Kantor cabang Timika. : Jl. Cenderawasih (Jalur SP 2), Timika
99910 Papua
2.3 Struktur Perusahaan
Struktur organisasi merupakan satu faktor yang menentukan maju atau
mundur suatu perusahaan, karena dalam struktur organisasi inilah manajemen
perusahaan diterapkan. Struktur organisasi dapat digunakan untuk melihat ada
beberapa tingkat jabatan yang ada di perusahaan dan dapat juga melihat informasi
untuk para karyawan supaya mereka tahu jabatan mereka masing-masing. Dengan
adanya struktur organisasi ini diharapkan pula pengontrolan kerja akan lebih
mudah dan terkontrol serta mempertegas konsekuensi kerja dari setiap karyawan.
19

2.4 Kepegawaian
Saat ini jumlah karyawan berjumlah sekitar 200 orang yang, meliputi staff,
bagian administrasi, teknisi, dan lain-lain. Dalam setiap pekerjaan untuk tim TSP
Service, selalu bekerja sesuai SOP, dan dipantau oleh para supervisor, untuk
pekerjaan repair pun dilakukan sesuai standar job prosedur, dan kontraktor akan
diberikan training khusus, berupa panduan, cara instalasi, dan customer pun
diberikan training untuk operational maintenance.
2.5 Fasilitas
PT. DAIKIN APPLIED SOLUTIONS INDONESIA berusaha memberikan
sesuatu untuk membuat suasana kerja yang nyaman, aman, dan efektif kepada
semua pegawai. Setiap karyawan diberikan pakaian seragam dan perlengkapan
kerja yang cukup memadai. Kegiatan perusahaan ke jobsite dan sebaliknya serta
memperlancar kegiatan service dan repair yang membutuhkan kendaraan
operasional, telekomunikasi untuk internal dan eksternal.
2.6 Disiplin kerja
Disiplin merupakan faktor penting dalam suatu organisasi, dimana disiplin
kerja ini menciptakan suasana kerja teratur dan tertib. Adapun disiplin kerja yang
diterapkan terhadap karyawan di PT. DAIKIN APPLIED SOLUTIONS
INDONESIA adalah sebagai berikut :
Hari kerja bagi karyawan PT. DAIKIN APPLIED SOLUTIONS
INDONESIA dimulai dari hari senin sampai dengan jum’at dengan ketentuan
sebagai berikut :
Masuk : Pukul 08:30 WIB
Istirahat : Pukul 12:00 – 13:00 WIB
Pulang : Pukul 17:30 WIB
Jika karyawan bekerja di luar jam kerja atau pada hari libur, maka
terhitung lembur (overtime) sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku di
perusahaan dengan sepengetahuan dan seizin pimpinan. Bentuk Absensi
Kehadiran bagi setiap karyawan yaitu dengan melakukan finger print absent jadi
absen yang digunakan dengan sidik jari.
20

Setiap karyawan PT. DAIKIN APPLIED SOLUTIONS INDONESIA


mempunyai tempat jobsite nya masing-masing. Dalam melaksanakan tugasnya di
lapangan setiap teknisi harus sesuai perintah dari atasannya, baik di tempat kerja
atau jobsite nya. Dalam melaksanakan tugasnya karyawan harus berusaha
menyelesaikan job tersebut dengan segera dan dengan hasil yang terbaik. Jika
mengalami kesulitan dalam pekerjaannya maka dapat meminta pertolongan rekan
yang lain yang lebih mengerti dan dapat menyelesaikan bersama atau dapat
meminta saran kepada atasan.
Khusus bagi setiap teknisi yang ke jobsite diwajibkan membawa service
report. Service report berisikan uraian yang telah kita lakukan pada hari tersebut
dan dapat juga berisikan rekomendasi dari teknisi terhadap pekerjaannya, report
tersebut harus ditandatangani oleh customer, lampiran service report ini terdapat 3
lembar kopian dan 1 asli, dimana terdapat warna kuning, biru dan pink, jika sudah
ditandatangani oleh customer maka kertas kopian berwarna pink diberikan kepada
customer.
2.7 Kewajiban Perusahaan
Memberikan imbalan yang layak sesuai dengan kompetensi karyawan dan
kontribusi, jasa dan prestasi yang diberikan karyawan kepada perusahaan dengan
sebagai berikut.
1. Mempertimbangkan kemampuan perusahaan.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan.
3. Memperhatikan perlindungan dan keselamatan kerja bagi karyawan.
2.8 Tanggung Jawab Karyawan
Memberikan kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap
karyawan kepada perusahaan dengan sebagai berikut :
Setiap karyawan wajib untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan penuh
tanggung jawab.
1. Setiap karyawan wajib mengikuti dan mematuhi perintah dari atasannya atau
prosedur departemen.
2. Setiap dari karyawan wajib menjaga ketertiban, keamanan, ketenangan dan
keselamatan kerja di tempat masing-masing.
21

3. Setiap karyawan wajib menjaga kerahasiaan perusahaan yang mencakup data


intern yang bersifat rahasia tapi tidak terbatas pada data perusahaan mengenai
rencana kegiatan, tindakan denah atau keputusan-keputusan khusus yang
berlaku untuk perusahaan serata semua bahan tertulis maupun tidak, baik
untuk kepentingan pribadi dan umum.
4. Setiap karyawan wajib memberitahukan pimpinan jika mengetahui sesuatu
yang tidak wajar yang berhubungan dengan perusahaan.
5. Setiap karyawan wajib bersikap sesuai norma manusia dalam pekerjaannya.
6. Setiap dari karyawan wajib mengetahui apa kewajiban di perusahaannya dan
melaksanakan dengan sebaik-baiknya.
7. Dalam jam kerja karyawan harus berada di tempat kerja dan tidak
diperkenankan meninggalkan tempat tanpa izin dari atasan, kecuali bagi
karyawan yang tugasnya di luar.
BAB III
HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

3.1 Pengertian Chiller


Chiller adalah alat perpindahan panas yang menggunakan sistem
pendingin untuk menghilangkan panas dari beban proses dan mengalihkan atau
melepaskan panas ke lingkungan. Chiller juga dapat dikategorikan sebagai mesin
pendingin pilihan untuk mengkondisikan fasilitas industri dan fasilitas umum.
Chiller dapat diklasifikasikan sebagai pendingin absorpsi dan pendingin kompresi
refrigeran, berdasarkan siklus refrigeran tempat mereka bekerja. Proses
pendinginan berbeda secara signifikan pada dua jenis pendingin. Penyerap
pendingin menggunakan sumber panas seperti gas alam atau uap untuk
menciptakan efek pendinginan. Pendingin Chiller umumnya  menggunakan
kompresi mekanik dan merupakan yang paling umum. Chiller kompresi
(compressor chiller) terdiri dari empat komponen utama , meliputi  kompresor,
evaporator, kondensor dan valve matering sistem. Pada dasarnya, pendingin
mengumpulkan panas, dan kemudian menggunakan penukar panas evaporator
untuk menghilangkan panas itu.
Ada dua jenis media pendingin chiller, yakni dengan menggunakan
pendingin udara dan air. Kondensor udara didinginkan dengan memanfaatkan
udara, sedangkan kondensor air didinginkan dengan menggunakan sumber air.
Pendingin air umumnya digunakan untuk keperluan pendiginan di dalam gedung
dan menggunakan menara pendingin, kolam, atau sungai yang terletak di dekat
gedung untuk melepaskan panas air dari kondensor.
Chiller dengan kondensor yang didinginkan oleh udara beroperasi pada
dasarnya sama dengan yang didinginkan oleh air terkait siklus refrigeran dan
tangga di sepanjang jalan. Media pendingin pada kondensor tentu saja udara,
bukan air. Chiller berpendingin udara ditujukan untuk pemasangan dan
pengoperasian luar ruangan. Jenis ini melepaskan panas ke atmosfir dengan cara

22
mekanis seperti sirkulasi udara luar oleh kipas secara langsung melalui kondensor
mesin. Jenis unit
24

pendingin kondensor ini tidak memerlukan menara pendingin seperti yang biasa
dilakukan pendingin air.
Berdasarkan metode kompresi refrigeran dalam fase uapnya, chiller juga dapat
dikelompokkan menjadi empat kategori. Kompresor yang digunakan bisa berupa
reciprocating, sentrifugal, rotary screw dan rotary scroll.
3.1.1 Chiller Single Screw Daikin

Gambar 3.3 Chiller UAA150ST3M-FBBA


Sumber Gambar : (http://daikinapplied.co.id/product-solutions/applied/)

Unit UAA150ST3M-FBBA adalah salah satu jenis chiller Daikin Air


Conditioning. UAA150ST3M-FBBA merupakan jenis chiller air cooled water
cooled artinya unit ini menggunakan media udara sebagai penukar kalornya di sisi
kondensor dan media air pada sisi evaporator. Unit ini menggunakan satu
kompresor dimana jenis dari kompresor tersebut merupakan single screw.
Refrigerant yang digunakan R134a dengan kapasitas pendinginan 150 TR.
25

Gambar 3.4 Struktur Penamaan chiller


Sumber Gambar : (http://daikinapplied.co.id/product-solutions/applied/)

Gambar 3.5 Pemipaan Chiller


Sumber Gambar : (http://daikinapplied.co.id/product-solutions/applied/)

3.1.1.1 Kompresor
Kompresor adalah komponen utama yang berperan sangat penting dalam
sistem pendingin, komponen ini bisa di katakan jantungnya sistem refrigerasi.
Cara kerja komponen tersebut ialah menghisap dan menekan freon (refrigerant) 
didalam sistem / mengsirkulasikan refrigerant didalam sistem. Adapun chiller
UAA150ST3M-FBBA ini menggunakan kompresor single screw.
26

Single Screw Air Compressor bekerja dengan menggunakan 1 buah Screw


Ulir dan 2 buah Gaterotor/Star Wheels, Kompresi dimulai setelah Udara yang
terhisap mengisi bagian alur atas dan bawah sekrup utama, karena Screw
Compressor memiliki dua gaterotors, proses kompresi terjadi secara bersamaan di
sisi berlawanan dari sekrup bagian atas dan bawah. Sebagai sekrup utama
berputar, pada gilirannya mendorong gaterotors. Keterlibatan dari gaterotor
dengan alur sekrup perangkap Udara menghisap dan memulai proses kompresi.
Sebagai sekrup berputar, keterlibatan gaterotors terus, sehingga mengurangi
volume awal alur dan meningkatkan tekanan di alur. Sekali lagi ini terjadi secara
bersamaan di sisi berlawanan dari sekrup.

Gambar 3.6 Single Screw Characteristics


Sumber Gambar : (http://daikinapplied.co.id/product-solutions/applied/)

3.1.1.2 Kondensor
Kondensor adalah suatu alat yang terdiri dari jaringan pipa dan digunakan
untuk mengubah uap menjadi zat cair (air). dapat juga diartikan sebagai alat
27

penukar kalor (panas) yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida.  Dalam


penggunaanya kondensor diletakkan di luar ruangan yang sedang didinginkan
supaya panas yang keluar saat pengoprasiannya dapat dibuang ke luar sehingga
tidak mengganggu proses pendinginan.
Adapun kondensor yang digunakan pada chiller UAA150ST3M-FBBA
berjenis air-cooled condenser coil. Air-cooled condenser coil “W” type coil pada
unit UAA150ST3M-FBBA. Semua unit didalamnya terbuat dari pipa tembaga
yang tersusun berbaris dalam satu tahap dan dilapisi dengan alumunium fin yang
tersusun penuh, ini bertujuan untuk memperluas permukaan perpindahan panas.

Gambar 3.7 Kondensor tipe “W”

3.1.1.3 Katup Ekspansi


Model ini menggunakan electronic expansion valve (EEV) yang mengukur
refrigeran ke evaporator. Dalam aplikasi pompa panas, EEV digunakan secara dua
arah untuk mengukur zat pendingin dalam mode pemanasan dan pendinginan.
EEV terbuat dari motor stepper yang dikendalikan dengan output langkah dari
pengontrol. Katup ini mampu 480 langkah yang menggerakkan katup jarum yang
pada gilirannya mengatur aliran refrigeran. EEV memungkinkan kontrol yang
lebih ketat dan manajemen kapasitas yang lebih baik dalam berbagai kondisi
pengoperasian dibandingkan TXV standar. Sistem EEV terdiri dari katup dan
stator elektronik, papan kontrol, relay, sensor suhu hisap, dan transduser tekanan
hisap. Transduser tekanan dan sensor suhu memantau jalur hisap untuk
memberikan data waktu nyata ke papan kontrol sehingga superheat waktu nyata
28

dapat dihitung. Ini kemudiangmenentukandposisijEEV.

Gambar 3.8 Electronic Expansion Valve

3.1.1.4 Evaporator
Evaporator merupakan bagian dari sistem pendingin yang berfungsi untuk
menyerap kalor, dalam sistem pendinginan chiller terdapat jenis evaporator shell
and tube dan jenis tersebut digunakan di unit chiller UAA150ST3M-FBBA.
Refrigerant yang terdapat pada shell akan menyerap kalor pada air yang terdapat
di tube sehingga akan terjadi proses perpindahan kalor dari refrigerant menuju air.
Refrigerant kembali bersirkulasi di sistem pendinginan chiller, sedangkan air
yang telah didinginkan tadi disirkulasikan menuju AHU (air handling unit) atau
FCU (fan coil unit) untuk di supply menuju ruangan. Tekanan cairan refrigerant
yang diturunkan pada katup ekspansi, didistribusikan secara merata menuju
evaporator, pada saat itu refrigerant akan menguap dan menyerap kalor. Cairan
refrigerant diuapkan secara berangsur-angsur karena menerima kalor sebanyak
kalor laten penguapan, selama proses penguapan itu, di dalam pipa akan terdapat
campuran refrigerant dalam fasa cair dan gas. Suhu penguapan dan tekanan
penguapan dalam keadaan konstan pada saat itu terjadi. Evaporator adalah
penukar kalor yang memegang peranan paling penting di dalam siklus refrigerasi,
yaitu mendinginkan.
29

Gambar 3.9 Evaporator


3.1.1.5 Electrical Panel Control Single System

Gambar 3.10 Elecrtical Panel Control Single System

1. Main Control Board (PCO)


2. Circuit Breaker
3. Fuse
4. 24 volt Transformator
5. Ultracap Module
6. Relay
7. Time Relay
8. Phasa Protector
30

3.1.1.6 Panel Operation Single System

Gambar 3.11 Panel Operation Single System


1. Microtech III
2. Emergency Switch
3. Unit Switch
4. Compressor Switch
3.1.1.7 Electrical Power Supply Single System

Gambar 3.12 Electrical Part Power Supply


1. Main Switch and Fan Breaker
2. Compressor Fuse
3. Compressor and Fan Contactor
4. Compressor and Fan Overload Relay
5. Tranformator
6. Compressor Delta Contactor
31

7. Compressor Start Contactor


8. Compressor Line Contactor
9. Kabel

3.2 Pengertian AHU (Air Handling Unit)


Air Handling Unit merupakan sistem pengkondisian udara yang terdiri
dari unit penanganan udara dan sistem distribusi udara. Air Handling Unit
dirancang untuk memasok udara dengan volume konstan atau variable untuk
distribusi udara dengan velocity rendah, sedang atau tinggi. Pada umumnya, Air
Handling Unit diletakan di basement, penthouse atau service area. Komponen
pada Air Handling Unit antara lain, Filter, Fan Blower, Cooling Coil, Heating
Coil atau Dehumidifier.
Cara kerja Air Handling Unit yaitu udara yang didapat dari fresh air
dan/atau return air akan di Tarik oleh blower sehingga udara melewati filter untuk
dibersihkan dari kotoran seperti debu dan lain-lain, setelah itu udara akan melalui
cooling coil dimana kalor dari udara akan diserap oleh refrigerant sehingga
temperatur udara menjadi turun serta kelembaban udaranya naik, setelah itu udara
lewatkan pada heating coil agar kelembaban udaranya turun hingga mencapai
kelembaban yang di inginkan, setelah itu udara di distribusikan melalui sistem
saluran udara atau ducting.
Air Handling Unit dibagi menjadi dua jenis, yaitu DX System dan Chilled
Water, perbedaan pada kedua jenis AHU ini berada pada media pendinginnya.
Media pendingin pada AHU DX System adalah refrigerant dimana udara yang
melewati koil pendingin diserap kalornya langsung oleh refrigerant, sedangkan
pada AHU Chilled Water udara yang melewati AHU didinginkan oleh air yang
berada di dalam Cooling Coil atau Evaporator.

3.2.1 Air Handling Unit DM2-1519B Daikin


Air Handling Unit double skin modular dirancang berdasarkan konsep
panel modular untuk memenuhi persyaratan kualitas udara dalam ruangan. Aliran
udara DM AHU berada dalam kisaran 195 hingga 25.000 lps (700 hingga 90000
CMH) dan hingga tekanan statis total 2000 pa (8” W.G) untuk DM1, DM2,
32

DM2TB, dan 2500 pa (10” W.G.) untuk DMA6. Model AHU berkisar dari 0204
hingga 2539.
Program perangkat lunak pilihan tersedia untuk DM AHU, untuk
mengoptimalkan pengaturan dan kinerja terbaik untuk sistem air dingin atau
sistem DX. Komponen standar dapat dipilih dan ditempatkan sesuai dengan
kebutuhan pelanggan. Setelah unit ditentukan, item dan aksesori opsional
diidentifikasi. Program memberikan umpan balik segera jika tidak ada pilihan
yang cocok untuk unit. Program pemilihan yang mudah digunakan menyediakan
data kurva kipas, data kinerja koil, dimensi, dan berat pengiriman.
Daikin memproduksi unit penanganan udara yang fleksibel dan berkualitas
tinggi yang dapat memberikan efisiensi termal yang sangat baik dan kedap udara.
Selain itu, unit penanganan udara yang diproduksi memiliki fitur fleksibilitas
untuk memenuhi kualitas udara dalam ruangan, efisiensi pengoperasian, tingkat
suara, dan persyaratan pemasangan untuk pasar komersial dan kustomisasi yang
luas saat ini. Lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan kualitas hidup
manusia.

Gambar 3.13 Struktur Penamaan AHU


Sumber Gambar : (http://daikinapplied.co.id/product-solutions/applied/)
33

Gambar 3.14 AHU Daikin


Sumber Gambar : (http://daikinapplied.co.id/product-solutions/applied/)

3.2.1.1 Coil Section


Coil dipasang sedemikian rupa sehingga unit casing melampirkan header
dan tikungan kembali. Coil dirancang berdasarkan pemanfaatan maksimum luas
penampang yang tersedia untuk mencapai perpindahan panas yang paling efisien.
Sambungan kumparan harus disegel pabrik dengan grommet pada interior,
eksterior dan selongsong gasket antara dinding luar dan liner di mana setiap pipa
memanjang melalui casing unit untuk meminimalkan kebocoran udara dan
kondensasi di dalam rakitan panel. Gulungan harus dilepas melalui panel samping
dan/atau atas unit tanpa perlu melepas dan membongkar seluruh bagian dari unit.
Cooling coils dapat digunakan ketika kecepatan muka tidak melebihi 2,5
m/s. Untuk kecepatan muka yang lebih tinggi, eliminator kelembaban diperlukan
untuk mencegah air kondensat terbawa. Untuk stacked coil di bagian coil, drip
pan dipasang di belakang diantara coil untuk mengalirkan kondensat ke main
drain pan tanpa membanjiri bagian lower coil. Drain pan penguras perantara
dapat disuplai untuk kebutuhan akses pembersihan di antara koil. Air Handling
Unit Daikin dapat menangani air dingin (chilled water) dan sistem ekspansi
langsung (DX system).
34

Gambar 3.15 Coil AHU


3.2.1.2 Drain Pan
Drain pan yang dalam dan miring dirancang untuk mengalirkan air
kondensat dengan cepat. Itu dibuat oleh lembaran baja galvanis yang dilindungi
dengan cat powder coating atau stainless steel sebagai pilihan. Di bawah panci
pembuangan, ditutupi dengan insulasi PE 10 mm untuk mencegah terjadinya
kondensasi. Untuk stacked coil, tambahan drip pan atau intermediate drain pan
yang dibuat dari bahan yang sama dengan drain pan utama akan dipasang di
belakang antara dua coil.
3.2.1.3 Fan
Fan digunakan secara luas di AC untuk sirkulasi udara di atas koil. Jenis
kipas termasuk forward, backward, airfoil wheel fan, twins fans dengan kipas
sentrifugal double width double inlet (DWDI). Opsi biaya rendah pertama adalah
kipas melengkung ke depan yang umumnya digunakan untuk aplikasi tekanan
statis rendah. Bilah kipas terbuat dari baja galvanis. Ini terdiri dari bilah yang
memiliki ujung melengkung ke depan yang searah dengan putaran roda kipas.
Selain itu, rangkaian lengkap kipas AC & EC tersedia untuk memenuhi
kriteria desain yang berbeda. Kipas ini dirancang untuk beroperasi tanpa tempat di
dalam AHU. Bagian kipas fleksibel menyediakan kombinasi luas pengaturan
pelepasan. Kipas pleno juga berkontribusi untuk menurunkan penurunan tekanan
sistem secara keseluruhan, sehingga mengurangi konsumsi energi.
35

Gambar 3.16 Plug Fan


Sumber Gambar : (http://daikinapplied.co.id/product-solutions/applied/)

3.2.1.4 Motor
Motor terpasang secara internal integral ke rakitan kipas terisolasi. Motor
standar harus berupa pemasangan kaki horizontal, motor induksi, sangkar tupai,
berpendingin kipas total tertutup (TEFC) dengan perlindungan IP 55 dan insulasi
kelas F. Kapasitas motor tidak boleh terlalu kecil tetapi terlalu besar untuk
kapasitas berjalan yang diinginkan. Untuk kecepatan operasi yang diinginkan
antara kipas dan motor, kutub yang berbeda (2, 4, 6 dan 8 kutub) dapat
dipertimbangkan.
MOTOR OPTION
 380-415 Volt / 3 phase/ 50 Hz (standard)
 220/230/380/460 Volt/ 3 phase/ 60Hz
 Motor efficiency from IE1, IE2, IE3 up to IE4 (EC motor)
 Dual speed motor
 Motor with space heater & Thermistor
 Flame proof
Ada beberapa komponen yang mampu memberikan fitur keamanan,
efisiensi dan fleksibilitas untuk pengoperasian AHU. Ini termasuk termistor,
penggerak frekuensi variabel (VFD), sakelar pemutus dan lainnya. Saat beroperasi
dengan VFD, frekuensi dalam 30 hingga 60 Hz direkomendasikan untuk motor
induksi standar.
36

Gambar 3.17 Motor Fan


Sumber Gambar : (http://daikinapplied.co.id/product-solutions/applied/)

3.2.1.5 Fan / Motor Assemblies


Rakitan kipas mudah diservis dengan:
1. Basis motor yang dapat disetel memungkinkan pengencangan sabuk yang
tepat setiap saat.
2. Pelindung sabuk split dua bagian
3. Pelindung sabuk dikencangkan dengan baut dan mur melalui tiga klem.

Gambar 3.18 V-Belt Fan


3.2.1.6 VFD/Frequency Inverter
VFD menyediakan kontrol kecepatan yang dapat disesuaikan dari motor
kipas tunggal. Biasanya, AHU yang telah dipasang oleh VFD dapat
memvariasikan frekuensi antara 30 hingga 60 Hz untuk mengontrol kecepatan
putaran motor. Ini juga memberikan perlindungan untuk operasi motor.
37

Gambar 3.19 Variable Speed Drive


3.2.1.7 Electric Heater
Electric heater digunakan untuk mencapai kondisi ruangan yang
diinginkan pada kelembaban relatif tertentu yang diinginkan. Dengan penurunan
tekanan udara yang dapat diabaikan, kemampuan kontrol yang akurat, bobot yang
ringan, kemudahan servis yang mudah, dan perlindungan pembekuan yang
melekat, pemanas listrik adalah alternatif yang berharga untuk koil pemanas uap
dan air panas konvensional.
Electric heater bersifat opsional dengan proses pemanasan satu langkah
atau multi langkah. Itu sangat tergantung pada kapasitas pemanasan. Pemanas
tersedia dalam 220-240V dan kabel dapat dalam fase tunggal / 3 fase untuk
kontrol kontaktor atau thyristor.

Gambar 3.20 Electric Heater


38

3.2.1.8 Filter Section


Filter memainkan peran utama dalam menjaga kualitas udara dalam
ruangan yang baik dengan penyaringan. Ada berbagai pilihan filter yang
disediakan oleh produsen filter terkemuka. DM AHU telah dirancang untuk
menangani filtrasi primer, sekunder & HEPA. Selain itu, tersedia filter karbon
aktif yang dirancang untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan melalui
penghilangan kontaminan gas dalam dan luar ruangan secara efektif yang
biasanya ditemukan di lingkungan perkotaan. Ini termasuk VOC, SOx, NOx, dan
Ozon.

Gambar 3.21 Filter AHU


Sumber Gambar : (http://daikinapplied.co.id/product-solutions/applied/)

3.2.1.9 Mixing Box/Damper


Mixing Box/Damper adalah bagian saluran masuk udara untuk mencampur
udara segar dan udara kembali sesuai dengan kebutuhan perancang sistem. Mixing
Box/Damper dapat mengatur jumlah udara luar dan kembali yang dipasok ke
ruang yang dikondisikan. Ini terdiri dari peredam di bilah paralel dengan bilah
berputar berlawanan dengan poros penggerak. Bilah peredam dibuat dari
aluminium dan segel Thermoplastic Elastomer (TPE) kontinu dimasukkan ke
setiap bilah peredam. Batang pegangan yang diputar terbuat dari kuningan dan
pegangan dibuat dari pengecoran aluminium. Ada beberapa jenis susunan: atas,
belakang dan kombinasi atas dan belakang. Kotak pencampuran dapat
menggunakan pendinginan gratis dengan membuka peredam udara luar ketika
39

udara sekitar akan membantu mengkondisikan aliran udara suplai. Selain itu,
peredam mungkin berukuran individual untuk memberikan efek pencampuran
yang lebih baik.

Gambar 3.22 Mixing Box dan Damper


Sumber Gambar : (http://daikinapplied.co.id/product-solutions/applied/)

3.3 Proses Start Up dan Commissioning Air Handling Unit


Sebuah pengujian atau pengecekan suatu pekerjaan secara real atau nyata dan
simulasi untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut telah dilaksanakan dan
memenuhi semua peraturan yang berlaku.

Gambar 3.23 Flow Chart AHU


40

3.3.1 Proses Pre Commissioning


Langkah kerja commisioning sebagai berikut:
1. Persiapan alat-alat seperti obeng (plus, minus), kunci inggris, kunci L, tespen,
kunci sock, kunci pas ring, avometer, tang ampere.
2. Pengecekan kembali unit meliputi kelengkapan komponen-komponen pada
AHU seperti Pre Filter, Medium Filter, Hepa Filter (bila ada), Volume
Damper, Heater, Fan, Cooling Coil.

Gambar 3.24 Damper dan Electric Heater


3. Lalu pada sisi electrical lakukan pengecekan seperti koneksi terhadap electric
heater, VSD, Motorized Valve, Fan, dan Thermostat.

Gambar 3.25 Panel Kontrol Electric Heater dan VSD


4. Lalu pengecekan komponen pada sisi pemipaan air yang masuk dan keluar dari
AHU seperti, Gate Valve, Pressure Gauge, Thermometer Stick, Strainer,
Motorized Valve.
41

Gambar 3.26 Aksesoris Pemipaan AHU


5. Lalu lakukan terminasi pada motor fan untuk memastikan putaran fan tidak
terbalik pada saat AHU di running.

Gambar 3.27 Terminal Motor Fan


3.3.2 Proses Start Up
Sebuah pekerjaan awal memulai mengoprasikan atau menghidupkan suatu
sistem contohnya AHU. Langkah kerja start up sebagai berikut:
1. Setelah proses pre commsioning telah selesai, maka AHU bisa melakukan
start.
2. Sebelum AHU dinyalakan, setting pada VSD untuk memasukan data sesuai
motor fan yang kita gunakan seperti RPM, Frequency, Ampere, dan Voltage.
42

Gambar 3.28 Name Plat Motor dan VSD


3. Lalu pompa dinyalakan agar air bersikulasi dan cek keadaan tekanan air di
pressure gauge lalu perhatikan delta pressure drop di inlet dan outlet AHU,
kemudian lihat keadaan motorized valve dalam keadaan 100% terbuka.

Gambar 3.29 Motorized dan Pressure Gauge


4. Pastikan semua valve seperti gate valve harus terbuka dan tidak ada lagi yang
masih tertutup.

Gambar 3.30 Gate Valve


43

5. Lalu setelah semua sudah dipastikan aman, seperti sirkulasi air, putaran
motor fan, valve terbuka semua, maka AHU sudah bisa dinyalakan dengan
menekan tombol ON pada VSD.
6. Setelah AHU running maka Chiller bisa di start juga karena sudah ada beban
dari AHU, lalu bisa juga di setting frequency dari putaran motor minimal 30
Hz dan maksimal 50 Hz yang bisa di setting di VSD.

Gambar 3.31 Variable Speed Drive


3.4 Proses Start Up dan Commissioning Chiller
Sebuah pengujian atau pengecekan suatu pekerjaan secara real atau nyata
dan simulasi untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut telah dilaksanakan dan
memenuhi semua peraturan yang berlaku, Lalu start upSebuah pekerjaan awal
memulai mengoprasikan atau menghidupkan suatu sistem contohnya chiller.
44

Gambar 3.32 Flow Chart Chiller

3.4.1 Proses Pre Commissioning


Langkah kerja commisioning sebagai berikut:
1. Persiapan alat-alat seperti obeng (plus, minus), kunci inggris, kunci L, tespen,
kunci sock, kunci pas ring, avometer, tang ampere, kuas ¼ dan ¾, majun.
2. Pengecekan kembali unit meliputi kelengkapan komponen-komponen pada
chiller sisi control panel maupun electrical panel.
45

Gambar 3.33 Panel Electrical dan Control


3. Pengecekan kelengkapan komponen tambahan atau aksesoris pada sisi
pempiaan air seperti: flow switch, termometer, gate valve, pressure gauge,
balancing valve, pompa air.

Gambar 3.34 Pompa Chiller


4. Setelah itu harus melakukan pengecekan kekencangan koneksi-koneksi kabel
pada komponen-komponen electrical panel agar tidak ada kabel yang ngefong
akibat kurang kencang dan mengakibatkan percikan api dengan cara
mengencangkan setiap koneksi meliputi: MCCB (Mold Case Circuit Breaker)
dengan menggunakan kunci pas ring atau kunci sock, Contactor Start-Delta
dan Current Contactor Breaker dengan menggunakan kunci pas ring atau
kunci sock, Overload Fan dan Contactor Fan dengan menggunakan obeng
plus, Bas Bar dengan menggunakan kunci pas ring atau kunci sock.
46

Gambar 3.35 Komponen Electrical Panel


5. Pada sisi control panel juga harus di periksa kekencangan koneksi kabel ke
komponen-komponen meliputi: MCB (Miniatur Circuit Breaker) , Relay,
Terminal Box, Extension, EXP Driver, Microtech. Semua komponen tersebut
dikencangkan menggunakan obeng min kecil atau obeng plus.

Gambar 3.36 Komponen Control Panel


6. Setelah itu cek kekencangan kabel pada sisi panel kompresor.

Gambar 3.37 Panel Kompresor


47

7. Lalu bersihkan area control, electrical, dan kompresor panel supaya tidak ada
benda atau kotoran yang bisa membahayakan dan mengakibatkan konsleting
listrik.
8. Lalu cek kekencangan pada inrush kabel RST dan pastikan telah terkoneksi
dengan power panel konsumen.
9. Setelah semua siap pada sisi chiller, maka bisa langsung di on power ke chiller
di panel elektrik konsumen.
10. Setelah itu cek rotasi RST agar putaran motor tidak terbalik pada saat
dinyalakan. Pengecekan rotasi dengan menggunakan Three Phase Indacator
dengan cara menyambungkan atau menempakan kabel pada Three Phese
Indicator ke inrush RST dan apabila putaran di alat tersebur berputar searah
jarum jam atau ke kanan, maka putaran motor sudah benar dan tidak terbalik.

Gambar 3.38 Three Phase Indikator


Sumber Gambar : (https://spesialiselektronik.com/pengertian-phase-rotation-
tester/)

11. Lalu cek volatage RST dengan menggunakan avometer dan besar tegangan
tersebut 380V.
12. Biarkan chiller pada posisi on power untuk heating oil pada komprssor agar
tidak bersatu dengan refrigerant , dan heating oil ini memerlukan waktu 1x24
jam untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
48

13. Lalu melakukan megger test untuk mengetahui tahanan kabel dengan
menggunakan megger, dan hasil megger tersebut harus 200 megaohm dengan
hasil yang bagus.
14. Setelah itu konek kabel flow switch untuk mengirim sinyal dari pompa ke
chiller dan disambungkan ke terminal box input control panel pada nomer 8
dan 23. Lalu cek flow switch tersebut dengan ditekan lidah flow switch dan
apabila ada tahanan berarti flow switch menyambung.

Gambar 3.39 Flow Switch


Sumber Gambar : (http://saranasafety.com/Flow%20Switch.html)

3.4.2 Proses Start Up


Sebuah pekerjaan awal memulai mengoprasikan atau menghidupkan suatu
sistem contohnya chiller. Langkah kerja start up sebagai berikut:
1. Setelah proses commsioning telah selesai dan chiller sudah di heating oil
selama 1x24 jam, maka chiller bisa melakukan start.
2. Lalu buka valve suction line karena chiller dalam keadaan pump down.
49

Gambar 3.40 Suction Valve

3. Lalu cek pressure refrigerant dengan menggunakan manifold gauge untuk


monitoring tekanan refrigerant.

Gambar 3.41 Manifold Gauge


4. Setelah itu nyalakan beban yaitu AHU/FCU.

Gambar 3.42 AHU/FCU


Sumber Gambar : (http://daikinapplied.co.id/product-solutions/applied/)
50

5. Setelah beban (AHU/FCU) sudah bekerja, selanjutnya nyalakan pompa air


chiller dan cek pressure drop di pressure gauge. Delta dari pressure drop
tersebut harus sesuai desaign chiller yaitu 0,6 kg/cm2. Apabila delta tidak
sesuai maka bisa di setting di balancing valve tersebut.

Gambar 3.43 Pompa Chiller


6. Lalu pastikan oil temperature dalam kondisi panas agar refrigerant dengan oil
di kompresor tidak bersatu.
7. Lalu siapkan tang ampere di inrush ke kompresor setelah current contactor
dan posisikan di 2000 ampere.
8. Pastikan juga chiller tidak dalam posisi alarm, karena apabila dalam posisi
alarm chiller tidak bisa menyala dan harus di reset terlebih dahulu.
9. Lalu setelah itu chiller bisa di start mulai dari menyalakan unit switch pada
posisi on (Local).
10. Setelah itu nyalakan commpressor switch pada posisi on (1).

Gambar 3.44 Start/Stop Panel


51

11. Lalu di microtech posisi “Unit SW” pindahkan ke posisi on.

Gambar 3.45 Microtech III


12. Lalu chiller akan running dan lihat atau monitoring ampere chiller tersebut.
13. Lalu monitoring pressure refrigerant di manifold gauge supaya bisa
mengetahui chiller tersebut kurang atau kelebihan tekanan refrigerant.
14. Lalu monitoring oil level pada kompresor.

Gambar 3.46 Oil Level Compressor


Sumber Gambar : (http://daikinapplied.co.id/product-solutions/applied/)

15. Setelah itu lakukan Log Sheet data dan membuat service report dari hasil
start up dan commissioning.
52
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di PT. DAIKIN
APPLIED SOLUTIONS INDONESIA selama 2 bulan dan pembahasan pada
BAB IV, maka dengan ini penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui berbagai macam model chiller mulai dari mini chiller
hingga chiller yang memiliki kapasitas yang besar, lalu macam-macam Air
Handling Unit (AHU) dan aksesorisnya
2. Dapat mengetahui prosedur cara Pre Commisioning hingga Commissioning
Chiller UAA150ST3M-FBBA dan Air Handling Unit (AHU) Daikin.
3. Dapat mengetahui prosedur cara Start Up Chiller UAA150S3M-FBBA AHU
(Air Handling Unit) Daikin.
4. Mengetahui komponen-komponen pada chiller dan Air Handling Unit (AHU)
Daikin seperti komponen utama maupun komponen tambahan.
5. Mengatahui komponen-komponen kelistrikan pada chiller dan AHU (Air
Handling Unit).
6. Mengetahui siklus pada sistem pemipaan pada sisi air chiller dan AHU (Air
Handling Unit).
7. Pentingnya proses commisioning yang baik agar pada saat start up tidak
terdapat kendala pada komponen-komponen chiller dan AHU (Air Handling
Unit).
8. Pentingnya melakukan monitoring pada chiller dan AHU (Air Handling Unit)
setelah start up, karena untuk mengatahui chiller dan AHU (Air Handling
Unit) tersebut bekerja dengan baik atau tidak dengan melakukan log sheet
data chiller dan AHU tersebut
9. Mengetahui sistem kerja AHU (Air Handling Unit) yang salah satu unit
tersebut bernama UAA150ST3M-FBBA.
10. Mengetahui sistem kerja AHU (Air Handling Unit) yang salah satu unit
tersebut bernama DDM2-1619B
54

11. Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan disekolah untuk


diterapkan di dunia industri.

4.2 Saran
Setelah melaksanakan kegiatan Kerja Praktik di PT. DAIKIN
APPLIED SOLUTIONS INDONESIA, banyak sekali ilmu dan pengalaman
yang didapatkan. Seperti proses yang harus dilalui sebelum unit sampai ke
tangan konsumen, serta banyak peralatan dan komponen yang dapat dilihat
secara langsung di lapangan. Maka dari itu, untuk mencapai tujuan dengan
lebih baik lagi, ada beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Start Up harus dilakukan sesuai dengan prosedur dan standar yang ada,
agar kualitas produk tetap terjaga.
2. Berdiskusi dengan pembimbing lapangan terkait kegiatan yang dilakukan
selama kerja praktik di PT. DAIKIN APPLIED SOLUTIONS
INDONESIA.
3. Memanfaatkan kesempatan kerja praktik sebagai tempat untuk belajar,
mencari pengalaman, dan mengembangkan keterampilan untuk
menghadapi dunia kerja.
4. Melakukan kegiatan kerja praktik dengan sungguh-sungguh.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Hadian, Yusup. 2012. START UP AND COMMISSIONING CHILLER


UAA150ST3M-FBBA DI BATAN.Cimahi: SMK Negeri 1 Cimahi.
[2] Firdaus, Erick 2017, Laporan Hasil Praktik Kerja Lapangan. Disertasi tidak
di terbitkan. Cimahi: SMK Negeri 1 Cimahi.
[3] Muflikh Marsetyo. 2015.”Pre Commissioning dan Commissioning
Engineering”Diakses pada 05 Juli 2022 pukul 13.45 WIB
[4] Daikin Applied. (tanggal 7 Agustus 2022). [Online]. Avaible :
http://daikinapplied.co.id/wp-content/uploads/2012/10/CATALOGUE-AIR-
HANDLING-UNIT-DDM-AHU.pdf
LAMPIRAN
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94

Anda mungkin juga menyukai