Anda di halaman 1dari 5

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Cooling Watering System Di UP. Brantas PLTA Sutami


Ardanto Kusuma Nurindiyono
(3210121010)
Dosen Pembimbing:
Fifi Hesty Sholihah, S.ST., M.T
Program Studi Sistem Pembangkitan Energi, Departemen Mekanika dan Energi,
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
ABSTRAK
Peranan energi terbarukan dalam sasaran Kebijakan Energi Nasional 2025
menyumbang sebesar 80% meliputi energi air, angin, matahari, biomassa, dan
nuklir. Diantara sumber-sumber energi terbarukan tersebut, energi air dalam artian
yakni PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dimana memiliki lebih banyak
keuntungan yaitu tidak akan pernah habis pasokan air, tidak menghasilkan zat
beracun yang dapat meracuni air, udara atau tanah, dan tidak merusak alam akibat
instalasinya. Oleh karena itu perlu adanya pemeliharaan dan juga peningkatan
kualitas operasional di setiap adanya permasalahan kinerja khususnya pada
peralatan pembangkit. Salah satu permasalahan yang sering terjadi di PLTA yakni
cooling system. Pada Kerja praktik ini dilakukan penelitian untuk menganalisa
cooling watering system di PLTA Sutami sebagai penerapan ilmu teori terhadap
data langsung yang ada di lapangan. Data yang dapat menunjang untuk cooling
watering system yakni berupa main strainer, head reducing valve, cooling water tank,
drain pump, sump pit, dan float switch.
menjadi 2: Perusahaan Listrik
1. Pendahuluan
Negara dan Perusahaan Gas
Negara. Tahun 1972, status PLN
PT.
Pembangkitan
menjadi
Perusahaan
Jawa-Bali (disingkat PT PJB) adalah
umum (Perum). Tahun 1982, PLN
sebuah anak perusahaan PLN
dipecah lagi menjadi dua: Unit
BUMN produsen listrik yang
Divisi dan Unit Pembangkitan
menyuplai kebutuhan listrik di Jawa
Tenaga Listrik dan Transmisi.
Timur dan Bali. Saat ini PT PJB
Pada Tahun 1984 PLN Sektor
mengelola 6 Pembangkit Tenaga
Brantas berada di Kota Malang
Listrik di Pulau Jawa, dengan
Jawa Timur, adalah merupakan
kapasitas total 6.511 Mega Watt. PT
salah satu Sektor pada PLN
PJB juga mengelola sejumlah unit
Pembangkitan dan Penyaluran
bisnis, termasuk unit pengelolaan,
Jawa Bagian Timur dan Bali yang
teknologi
informasi,
dan
pada saat itu PLN Sektor Brantas
pengembangan. Kantor pusat PT PJB
mengelola beberapa PLTA dan
berada di Surabaya.
Transmisi Distribusi. Tahun 1985
Sejarah PJB bermula sejak
Kantor Sektor Brantas pindah ke
tahun 1945, dimana didirikan
Karangkates dan hanya mengelola
Perusahaan Listrik dan Gas. Tahun
PLTA-PLTA. Sejalan dengan
1965, perusahaan tersebut dibagi
perkembangan sistem Tenaga
Paper Kerja Praktik PT. Pembangkit Jawa-Bali UP Brantas PLTA Sutami

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Listrik di Jawa dan Bali diperlukan


adanya perubahan struktur organisasi
di PLN.
Sesuai surat Keputusan Direksi
PT PLN PJB II Nomor 021.K/ 023/
DIR/ 1997, tanggal 30 Mei 1997
terjadi perubahan sebutan Sektor
menjadi Unit Pembangkitan Brantas
yang mempunyai 11 ( sebelas) PLTA
atau 25 ( dua puluh lima) unit
pembangkit dengan daya total
sebesar 274, 88 MW, dengan
produksi rata-rata pertahun adalah
1.033, 182 GWh ( produksi rata-rata/
tahun 1991/ 1996) .
Pada
tahun
2002
PLTA
Wonorejo ( 6.50 MW ) bergabung
sehingga menjadi 12 PLTA, 26 unit
pembangkit dengan daya terpasang
281.3 MW dan produksi rata-rata
1.2000 GWH per tahun.
2.

Rencana Kerja
Saat pertama kali tiba saya dan
teman - teman diperkenalkan terlebih
dahulu dengan kondisi dan peraturan
PLTA dan juga dengan berbagai
peralatan safetynya. Kemudian kami
juga
dikenalkan
berbagai
skema-skema dan sistem kerja
keseluruhan yang ada di PLTA.
Setelah itu kami ditugaskan untuk
menemani operator dan bagian
pemeliharaan unit untuk patrol check.
Disini saya mulai memperdalam
tentang cooling watering system
yang ada di PLTA. Di akhir kerja
praktik saya dan teman - teman
diwajibkan untuk menyusun laporan
akhir kerja praktik yang berisi
tentang apa saja yang dipelajari
secara spesifik di PLTA.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Air


(PLTA)

Pembangkit listrik tenaga


air (PLTA) adalah pembangkit
yang
memanfaatkan
energi
potensial dan kinetik dari air
untuk menghasilkan energi listrik.
Energi listrik yang dibangkitkan
ini disebut sebagai hidroelektrik.
Perangkat utama dari pembangkit
listrik jenis ini adalah generator
yang dihubungkan ke turbin yang
digerakkan oleh tenaga kinetik
dari air yang mengalir dari pipa
pesat. Namun, secara luas,
pembangkit listrik tenaga air tidak
hanya terbatas pada air dari
sebuah waduk atau air terjun,
melainkan
juga
meliputi
pembangkit
listrik
yang
menggunakan tenaga air dalam
bentuk lain seperti tenaga ombak.
Hidroelektrisitas adalah sumber
energi terbarukan.
Pada PLTA, pasokan energi
listrik dimulai ketika air melewati
pipa pesat untuk menuju ke
sudu-sudu turbin sehingga turbin
dapat berputar, perputaran turbin
juga diikuti dengan perputaran
generator
sehingga
akan
menimbulkan energi listrik. Di
dalamnya
juga
terdapat
peralatan-peralatan yang bekerja
dan menimbulkan temperatur
tinggi
karena
terjadinya
gesekan-gesekan pada bantalan
poros. Untuk menjaga agar
peralatan atau mesin tidak
beroperasi pada temperatur yang
sangat tinggi (over heating) maka
diperlukan cooling water system
yang efektif agar peralatan tidak
cepat rusak. Pada persoalan kali
ini, PLTA Sutami menggunakan
air sebagai media pendingin atau
yang biasa disebut Cooling Water
System dengan sirkulasi air
gravity head.

Paper Kerja Praktik PT. Pembangkit Jawa-Bali UP Brantas PLTA Sutami

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

4.

Sistem Pendinginan
Sistem pendingin adalah suatu
sistem yang menyangkut tentang
pendinginan suatu peralatan. Sistem
pendinginan
dimaksudkan
untuk
mengurangi
panas berlebih dari
suatu peralatan agar peralatan tersebut
tidak cepat rusak.
Dalam sistem pendingin ada
beberapa media yang digunakan untuk
pendinginan yaitu air, minyak dan
udara.
Sistem pendingin pada PLTA
Sutami menggunakan media air
sebagai media pendingin atau yang
biasa disebut dengan Cooling Water
System dengan sirkulasi air, yang
menggunakan gravity head. Alasan
memilih air sebagai media pendingin
adalah karena air lebih cepat dalam
mendinginkan temperatur daripada
minyak atau udara, hal ini dikarenakan
air memiliki temperatur yang lebih
dingin daripada udara ataupun minyak.
Tetapi ada pula kelemahan
apabila menggunakan air yakni
apabila terjadi kebocoran pada pipa
pendingin maka air tersebut akan
bercampur dengan minyak sehingga
akan
terjadi
gangguan
pada
peralatan-peralatan yang mengalami
kebocoran. Peralatan yang digunakan
adalah head cooling water tank,
reducing valve dan main strainer.
a) Jenis-Jenis Sistem Pendingin
Berdasarkan
siklusnya,
terdapat 2 (dua) macam sistem air
pendingin, yaitu sistem
siklus
terbuka dan sistem siklus tertutup.
PLTA
Sutami
menggunakan
sistem siklua terbuka karena air
yang dipasok dari bendungan
setelah
digunakan
langsung
dibuang ke tail race. Serta dengan
penggunaan siklus terbuka disini

sangat
efisien
daripada
menggunakan siklus tertutup.
Hal ini karena jika PLTA
menggunakan siklus tertutup
maka masih memerlukan alat
penunjang lain yang biayanya
akan semakin membengkak.
b) Bagian dan Fungsi Sistem
Pendingin pada PLTA
Fungsi
dari
sistem
pendingin pada PLTA Sutami
adalah untuk menjaga agar
mesin tidak beroperasi pada
temperatur yang sangat tinggi
(overheating)
maka
sangat
diperlukan sistem pendingin
yang
efektif.
Jika mesin
dioperasikan pada temperatur
tinggi maka efisiensi mesin akan
menurun. Pada dasaarnya sistem
pendingin pada PLTA Sutami
menggunakan air yang diambil
dari water supply dan dipompa
oleh sebuah pompa sentrifugal.
Adapun peralatan yang
digunakan
pada
sistem
pendinginan adalah main strainer,
head reducing valve, cooling
water tank, drainage pump, sump
pit dan float switch.
c) Bagian-Bagian Peralatan
yang Perlu Didinginkan
Adapun
bagian-bagian
peralatan
yang
perlu
didinginkan
adalah
ruang
generator, oil generator thrust
bearing, oil generator guide
bearing, oil turbin guide
bearing dan sistem minyak
bertekanan.
d) Sistem Kerja Air Pendingin
1.

Air pendingin diambil dari


penstock yang sebelum
menuju inlet valve melalui

Paper Kerja Praktik PT. Pembangkit Jawa-Bali UP Brantas PLTA Sutami

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

pipa dengan diameter 20 mm,


disalurkan menuju cooling
water tank melalui reducing
valve dan floating valve.
Dengan bantuan reducing
valve, tekanan air yang
awalnya
sebesar 9 bar
diturunkan menjadi 6 bar.
Reducing valve sendiri seperti
yang sudah dijelaskan pada
pembahasan
sebelumnya
berfungsi untuk menurunkan
tekanan air dari penstock, dan
floating valve berfungsi untuk
mengatur
outlet
pipa
pemasukan yang letaknya ada
pada cooling water tank.
2. Air yang tekanannya turun
naik menuju cooling water
tank kemudian air turun lagi
dan didistribusikan ketiga set
main strainer, masing-masing
set terdiri dari 2 (dua) buah
main strainer untuk sistem
pendingin pada 1 (satu) unit
pembangkit. Main strainer
bekerja saling bergantian dan
berfungsi untuk menyaring air
pendingin
sebelum
didistribusikan
ke
massing-masing
peralatan
yang memerlukan proses
pendinginan.
3. Dari pipa outlet main strainer,
air disalurkan menuju radiator
dan
sump
tank
serta
lubrication. Setelah sirkulasi
selesai, air langsung dibuang
ke tailrace.
5.

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada
bab IV dan berdasarkan
observasi
selama
kerja praktik di PT. PJB UP.
Brantas PLTA Sutami maka

a.

b.

c.

d.

6.

dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut :
Sistem pendinginan sangat
penting di PLTA karena
dengan adanya pendinginan
dapat
menanggulangi
masalah overheat pada
mesin
dan
mencegah
terjadinya kerusakan pada
mesin.
Sistem pendinginan pada
PLTA Sutami menggunakan
media air dengan sirkulasi
terbuka,
dimana
air
didapatkan dari penstock
yang kemudian digunakan
untuk
mendinginkan
peralatan pembangkit listrik
dan kemudian dibuang
melalui tail race.
Sistem kerja dari air cooler
generator hampir sama
dengan cara kerja dari
radiator pada mobil., pada
air cooler generator, fluida
air
digunakan
untuk
mendinginkan temperatur di
sekitar generator dengan
menggunakan
Heat
Exchanger.
Jika temperatur udara yang
masuk
ke
pendingin
generator semakin besar
maka semakin berat pula
kinerja
dari
pendingin
generator tersebut dan akan
mengurangi umur (life time)
dari air cooler generator.

Saran
a. Rumitnya mekanisme kerja
air
cooler
generator
hendaknya menjadi bahan
kajian yang serius di
perusahaan
dan
pihak
kampus
agar
dapat
melahirkan teknisi handal.

Paper Kerja Praktik PT. Pembangkit Jawa-Bali UP Brantas PLTA Sutami

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

b. Mengharapkan
adanya
peningkatan hubungan pada
instansi
pendidikan
yang
berkecimpung dalam bidang
teknik,
terutama
pada
mahasiswa
yang
sangat
memerlukan dan meningkatkan
prestasi untuk mengembangkan
pengetahuan.
c. Sebaiknya
para
mekanik
diwajibkan
untuk
selalu
menggunakan peralatan safety
guna
mengurangi
resiko
terjadinya kecelakaan kerja
pada saat terjadi perbaikan
sistem.
Peralatan
safety
diantaranya: sarung tangan,
pelindung kepala, baju kerja,
sepatu safety dan earplug.

Daftar Pustaka
1.
Nippon Koie, Co., Ltd.,
Operation and Machine Manual,
Karangkates Power Station, 1972.
2 . PLTA Sutami, Pedoman
Operasi Pusat Listrik Sutami,
Karangkates, 1972.
3.
Hantoro,
Tri
dkk.,
PERALATAN
SISTEM
UTILITAS di PT. PJB UP. Brantas
PLTA Sutami, 2013.
4. PT.
PLN
PJB
II,
Unit
Pembangkitan Brantas dan Buku
Kepegawaian, Karangkates, 1996.
5. Toshiba,
Instruction
For
Hidraulic Turbine, Karangkates,
1972

Paper Kerja Praktik PT. Pembangkit Jawa-Bali UP Brantas PLTA Sutami

Anda mungkin juga menyukai