Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KERJA PRAKTEK

III.2 Profil Produksi PLTGU


III.2.2 Siklus Ideal Pada PLTGU
PLTGU sebagai pembangkit listrik tenaga termal memiliki dasar siklus yang digunakan.
Siklus yang digunakan adalah siklus Brayton pada unit PLTG dan siklus Rankine pada unit
PLTU. Siklus Brayton dapat dilihat pada gambar 3.55 (b) dengan penjelasan sebagai berikut.

(a)

(b)

Gambar 3.55 (a) Alur pembakaran pada sistem turbin gas ; (b) Siklus Brayton ideal

Siklus Brayton yang terjadi pada PLTG :


Langkah 1-2 : Udara luar dihisap dan ditekan di dalam kompresor, menghasilkan
udara bertekanan (langkah kompresi)
Langkah 2-3 : Udara bertekanan dari kompresor dicampur dengan bahan bakar,
terjadi reaksi
pembakaran yang menghasilkan gas panas (langkah pemasukan kalor)
Langkah 3-4 : Gas panas hasil pembakaran dialirkan untuk memutar turbin (langkah
ekspansi)
Langkah 4-1 : Gas panas dibuang keluaran turbin gas (langkah pembuangan kalor)
Pada unit PLTU menggunakan siklus tertutup dengan dasar siklus Rankine. Dengan gambar
yang dapat dilihat pada gambar 3.56 (b) dengan penjelasan sebagai berikut.
Proses 3 - 4 : kompresi isentropik oleh pompa, dari kondensor menuju boiler
Proses 4 - 1
: pemanasan air dalam boiler pada tekanan konstan (air menjadi uap)
Proses 1 - 2
: ekspansi isentropik dalam Steam Turbine
Proses 2 - 3
: pelepasan kalor pada tekanan konstan dalam kondensor (uap air
dikondensasikan menjadi air)

Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Gambar 3.56 (a) Siklus tertutup PLTU ; (b) Siklus Rankine ideal

Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

III.2.3 Proses Produksi PLTGU


PLTGU adalah pembangkit listrik termal yang memanfaatkan tenaga gas dan uap sebagai
hasil combine system dari sistem pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dan pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU). Pada PLTGU energi hasil pembakaran bahan bakar akan digunakan untuk
menggerakkan turbin gas dan memutar generator lalu dilanjutkan dengan proses pemanasan
air hingga menjadi uap dengan memanfaatkan hasil gas buang dari turbin gas yang nantinya
energi dari uap air tersebut akan dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin uap.
Proses konversi energi pada PLTGU berlangsung melalui tiga tahapan pada PLTG dan tiga
tahapan pada PLTU. Pada tahapan pertama PLTG, energi kimia dari bahan bakar diubah
menjadi energi panas dalam bentuk gas bertekanan dan temperatur tinggi. Kedua, energi
panas (gas) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran turbin gas. Ketiga, energi
mekanik (turbin gas) akan diubah menjadi energi listrik pada generator. Pada tahapan PLTU,
energi panas dari gas buang PLTG dirubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan
dan bertemperatur tinggi dari proses pemanasan air di HRSG (Heat Recovery Steam
Generator). Energi panas (uap) akan diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
turbin uap. Selanjutnya energi mekanik (turbin uap) akan diubah menjadi energi listrik pada
generator. Dengan skema proses konversi energi yang dapat dilihat pada gambar 3.2.4 berikut.

Energi
kimia
(bahan
bakar)

Energi
panas
(gas
tekanan
dan
temperatur
tinggi)

Energi
mekanik
(turbin gas)
Energi
listrik
(generator)

Energi
Energi
mekanik
panas
(turbin uap)
(uap
Gambar 3.57tekanan
Skema proses konversi energi pada PLTGU
dan
temperatur
Proses produksi dimulai dengan pengoperasian unit PLTG dimana dimulai proses start up
tinggi)
Energi
panas
(gas buang)

sampai proses memutar turbin dan menghasilkan listrik, yaitu:


1. Saat kondisi awal PLTGU belum beroperasi maka proses produksi dimulai dengan
mengaktifkan unit penggerak mula / starting unit untuk menggerakkan kompresor yang
ada pada unit turbin gas.
2. Kompresor yang telah dikopel langsung dengan turbin gas dan generator akan
berputar bersamaan. Kompresor yang berputar akibat mendapatkan daya dari starting
unit akan berputar dengan kecepatan putaran yang terus bertambah. Hingga mencapai
putaran 1100 rpm, kompresor mulai menyuplai udara bertekanan yang nantinya akan
digunakan dalam proses pembakaran bahan bakar (gas/minyak) pada ruang bakar /
combution chamber.
Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

3. Gas hasil pembakaran bahan bakar pada ruang bakar akan memiliki energi dalam
bentuk tekanan dan temperatur yang sangat tinggi. Energi inilah yang digunakan untuk
memutar turbin gas. Pembakaran yang terus menerus akan menghasilkan energi
keluaran semakin meningkat akibatnya putaran turbin akan naik. Hingga mencapai
putaran 2850 rpm strating unit akan berhenti beroperasi karena pada putaran itu sistem
trasnmisi pada starting unit yang dikopel dengan generator, kompresor dan turbin akan
lepas.
4. Pada putaran 2850 rpm sistem PLTG sudah mampu aktif tanpa harus dibantu dengan
starting unit. Kenaikan putaran akibat pembakaran hingga putaran turbin mencapai 3000
rpm akan mulai menghasilkan listrik pada generator.
5. Dengan putaran konstan 3000 rpm, generator menghasilkan listrik dan disalurkan
menuju daerah pendistribusian.
Proses pada PLTGU dilanjutkan dengan proses pada unit PLTU, yaitu:
1. Proses pada unit PLTU dimulai dari gas buang dari turbin gas yang masih memiliki
energi panas dengan temperatur yang cukup tinggi yaitu sekitar 500 oC dimanfaatkan
untuk memanaskan air yang berada pada HRSG . Pemanasan air pada HRSG akan
menghasilkan uap panas yang dimanfaatkan untuk memutar turbin uap. Dimana uap
hasil pemanasan yang bertekanan tinggi akan digunakan untuk memutar turbin
bertekanan tinggi dan uap yang bertekan rendah akan digunakan untuk memutar turbin
yang bertekanan rendah.
2. Putaran turbin uap baik turbin tekanan tinggi maupun turbin tekanan rendah akan
dikopel dengan generator yang nantinya akan menghasilkan listrik yang akan disalurkan
pada unit pendistribusian.
3. Sedangkan uap hasil keluaran turbin uap akan disirkulasi kembali dengan
mengkondensasikan uap tersebut pada kondensor. Proses kondensasi pada kondensor ini
memanfaatkan air laut sebagai media pendinginnya.
4. Air hasil kondensasi dari kondensor akan dipompakan menuju HRSG untuk
dipanaskan kembali sebagai kelanjutan sistem. Namun dengan adanya losses dalam
bentuk kebocoran sistem maka air pengisi HRSG harus ditambahkan dari air laut yang
telah dinetralkan melalui proses water treatment sehingga kebutuhan air untuk HRSG
tetap pada kondisi ideal.

Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Gambar 3.58 Alur proses produksi listrik pada PLTGU

III.2.3 Sistem Distribusi PLTGU


PT. PJB UP Gresik adalah salah satu perusahaan pembangkit energi listrik yang paling besar
di antara perusahaan pembangkit energi listrik yang ada di Indonesia. Produksi di PT. PJB UP
Gresik dapat menghasilkan listrik hingga mencapai kapasitas 2280 MW. Mengingat PT. PJB
UP Gresik ini hanyalah sebagai produsen listrik tanpa menangani pemasaran, sistem distribusi
pemasaran ditangani oleh Penyaluran dan Pusat pengaturan Beban (P3B). Sama halnya
dengan PT. PJB UP Gresik, P3B juga merupakan elemen yang berada di bawah PT. PLN
untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia. Dalam hal ini, P3B mempunyai hubungan
komunikasi secara langsung dengan konsumen dan media distributor di setiap daerah.
Kapasitas produksi energi listrik yang dihasilkan PT. PJB UP Gresik yang semula ditentukan
berkapasitas sebesar 2280 MW, dapat berubah naik atau turun tergantung pada permintaan
dari P3B yang menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Dari kapasitas total tersebut
PLTU mampu memberikan daya maksimal sebesar 600 MW.
Energi listrik hasil produksi di PT. PJB UP Gresik selain disalurkan ke P3B juga digunakan
untuk keperluan operasional perusahaan itu sendiri. Keperluan operasional perusahaan itu
sendiri. Keperluan operasional tersebut antara lain seperti penggerak peralatan proses
produksi (sebesar 5% dari jumlah produksi) dan kebutuhan listrik untuk perkantoran di PT.
PJB UP Gresik. Unit-unit yang membutuhkan energi listrik dan kesiapan peralatan penunjang
produksinya kepada bagian perniagaan sehingga dapat dihitung berapa kebutuhan listrik
internal PT. PJB UP Gresik. Hal ini membuat PT. PJB UP Gresik bisa memprediksi apakah
sanggup memenuhi permintaan energi listrik dari P3B atau tidak.
Listrik yang berasal dari main trafo kemudian dibangkitkan dari tegangan 15 kV menjadi
tegangan 150 kV disalurkan ke gardu induk melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
Gardu induk menurunkan tegangan menjadi 70 kV yang langsung masuk ke industri
menengah, sperti PT. PETROKIMIA Gresik dan yang lainnya. Kebutuhan konsumen rumah
Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

tangga dan industri kecil disuplai dari jaringan yang sama dengan terlebih dahulu
tegangannya diturunkan lagi.
PT. PJB UP Gresik dapat memenuhi dua kebutuhan tegangan listrik yaitu 150 kV untuk
saluran Jawa Timur dan 500 kV untuk saluran antar propinsi. Unit PLTU biasanya menyuplai
untuk kebutuhan 150 kV dan 500 kV dengan menggunakan sarandang pendukung. Sedangkan
penghubung dapat menaikkan tegangan dari 150 kV ke 500 kV dan sebaliknya. Hal ini sngat
berguna jika ada keadaan darurat dimana salah satu dari saluran kekurangan daya dan harus
dipenuhi segera.
III.2.4 Peralatan Utama pada PLTGU
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) terdapat komponen utama yang
sangat vital peranannya dalam pembangkitan listriknya, diantaranya :
III.2.4.1 Turbin Gas
Turbin gas merupakan komponen dari PLTGU yang mempunyai fungsi untuk
menggerakkan generator pada area PLTG. Putaran turbin gas diakibatkan karena tekanan dari
gas hasil pembakaran pada ruang bakar. Meskipun efisiensinya relatif rendah, turbin gas tetap
digunakan karena beberapa alasan, yaitu:
1. Sering terjadi kenaikan beban (load) yang sulit diprediksi, terutama dengan semakin
berkembangnya lapangan industri di Indonesia.
2. Relatif lebih mudah dalam pembangunan, perawatan, dan pengoperasiannya jika
dibandingkan dengan pembangkit yang menggunakan turbin uap.
3. Sebagai pembangkit cadangan dalam keadaan darurat jika ada trouble pada
pembangkit lainnya, karena proses starting yang relatif cepat jika dibandingkan
pembangkit dengan turbin uap.
III.2.4.2 Prinsip Dasar Turbin Gas
Turbin gas bekerja karena tekanan yang diberikan gas hasil pembakaran pada ruang bakar.
Dengan proses sebagai berikut.
1. Kompresor yang digerakkan dengan penggerak mula akan menyuplai udara
bertekanan pada putaran 1100 rpm. Udara bertekanan digunakan dalam proses
pembakaran bahan bakar (gas/minyak) pada ruang bakar / combution chamber.
2. Gas hasil pembakaran bahan bakar pada ruang bakar akan memiliki energi dalam
bentuk tekanan dan temperatur yang sangat tinggi. Energi inilah yang digunakan untuk
memutar turbin gas. Pembakaran yang terus menerus akan menghasilkan energi
keluaran semakin meningkat akibatnya putaran turbin akan naik. Hingga mencapai
putaran 2850 rpm strating unit akan berhenti beroperasi karena pada putaran itu sistem
trasnmisi pada starting unit yang dikopel dengan generator, kompresor dan turbin akan
lepas.
3. Pada putaran 2850 rpm sistem PLTG sudah mampu aktif tanpa harus dibantu dengan
starting unit. Kenaikan putaran akibat pembakaran hingga putaran turbin mencapai 3000
rpm akan mulai menghasilkan listrik pada generator.
Dalam satu rangkaian turbin gas mempunyai tiga komponen utama antara lain :
Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

1. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk mengkompresikan udara masuk kedalam ruang bakar
dengan tekanan mencapai 12-16 atm. Udara ini nantinya dipakai dalam proses
pembakaran dan tekanan udara yang dihasilkan kompresor digunakan untuk
mempercepat proses pembakaran.
2. Ruang Bakar
Ruang bakar merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar dan udara. Proses
ini menghasilkan gas panas dengan tekanan tinggi panas dan keluar melalui nozzle. Gas
panas hasil pembakaran inilah yang menggerakan turbin.
3. Turbin
Turbin merupakan peralatan utama yang menggerakkan peralatan lain (generator dan
kompresor). Putaran turbin ini merupakan akibat dari tekanan gas hasil pembakaran dari
ruang pembakaran. Gas panas hasil pembakaran ini memutar sudu sudu turbin, karena
sudu turbin berputar maka poros pada turbin akan ikut berputar. Poros turbin yang
dikopel dengan poros generator inilah yang mengakibatkan generator ikut berputar.

Gambar 3.59 Penampang dalam Turbin Gas

III.2.4.1.1. Spesifikasi Turbin Gas


Spesifikasi Turbin
Tipe
: Axial Flow, Reaction Type
Jumlah tingkat
:4
Putaran rata rata : 3000 rpm
Putaran maksimum : 3750 rpm
Model
: MW 701 D
Spesifikasi Kompresor
Tipe
: Axial flow
Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Jumlah tingkat
: 19
Spesifikasi Ruang Bakar
Tipe
: Canular Type
Jumlah ruang bakar : 18

III.2.4.2 Heat Recovery Steam Generator


Heat Recovery Steam Generator (HRSG) adalah peralatan utama dari combine cycle yang
berfungsi untuk menangkap panas dari gas buang turbin gas (PLTG), digunakan untuk
memproduksi uap air bertekanan. Yang selanjutnya digunakan untuk menggerakkan turbin
uap. Proses perpindahan panas terjadi seperti pada boiler pada PLTU konvensional.

III.2.4.2.1 Prinsip Dasar Heat Recovery Steam Genarator (HRSG)


Gas sisa hasil pembakaran dari turbin gas yang masih memiliki tekanan dan temperatur
yang tinggi dimanfaatkan untuk memanaskan air pada HRSG. Proses perpindahan panasnya
terjadi antara air yang ada pada tube dengan gas buang hasil pembakaran pada area shell
dengan suhu hasil gas buang sekitar 500 oC.
Perpindahan panas ini mengakibatkan air pengisi pada HRSG berubah fase menjadi uap
panas. Uap panas tekanan tinggi akan dihasilkan pada HRSG daerah inlet, dan uap panas
tekanan rendah dihasilkan pada HRSG daerah outlet. Uap tekanan tinggi pada daerah inlet
HRSG nantinya dikirimkan pada High Pressure Turbine (HPH) dan uap tekanan rendah pada
daerah outlet HRSG dikirim pada Low Pressure Turbine (LPH).
KOSONG
Gambar 3.60 Heat Recovery Steam Generator (HRSG)

Peralatan utama HRSG dapat dilihat pada gambar 3.60 dengan penjelasan sebagai berikut.
1. Super Heater
Super Heater berfungsi memanaskan uap jenuh yang keluar dari HP steam drum dengan
gas buang dari area PLTG. Tujuan super heater adalah agar uap yang dihasilkan benar
benar kering. Hal ini dilakukan agar tidak ada air yang masuk kedalam turbin yang
dapat mengakibatkan abrasi dan merusak turbin uap. Pada PLTGU UP Gresik, super
heater yang digunakan memiliki dua tingkatan yaitu primary super heater dan
secondary super heater.
2. LP Economizer
Peralatan ini sebagai pemanas awal air sebelum diuapkan pada LP evaporator dengan
memanfaatkan gas buang yang akan dibuang melalui cerobong.
3. HP Economizer
Peralatan yang berfungsi sebagai pemanas awal setelah LP Economizer dari deaerator
dimana air mencapai titik didihnya masuk ke High Pressure Evaporator.
4. LP Evaporator

Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Peralatan sebagai yang mengubah air menjadi dalam menjadi uap basah. Uap ini
kemudian ditampung kembali pada LP steam drum untuk dialirkan ke LP steam drum
dan sebagian ke deaerator.
5. HP Evaporator
Mengubah wujud air dari HP Drum menjadi uap kering yang selanjutnya melalui HP
super heater masuk kedalam HP turbine.
b. Spesifikasi Heat Recovery Steam Generator (HRSG)
Spesifikasi HRSG
Tipe
: Vertical Gas Flow Up Word Circulation Dual Pressure
Produksi
: CMI Belgium
Kemampuan penguapan
: HP = 181,8 ton/h ; LP = 48,5 ton/h
Tekanan uap
: HP = 77 kg/cm2 ; LP = 5,5 kg/cm2
Temperatur uap
: HP = 507 oC ; LP = saturation
Kapasitas gas
: 1500 ton/h
Temperatur gas
: inlet = 532o C ; outlet = 99 oC
III.2.4.3 Turbin Uap
Turbin uap merupakan komponen dari PLTGU yang mempunyai fungsi untuk
menggerakkan generator pada area PLTU. Putaran turbin uap diakibatkan oleh tekanan uap
dari hasil pemanasan air pada HRSG.
III.2.4.3.1 Prinsip Dasar Turbin Uap
Turbin uap berputar akibat gaya dorong yang diberikan oleh uap hasil pemanasan pada
HRSG dengan tekanan tinggi. Uap tekanan tinggi (HP steam) datang dari HP super heater dari
area HRSG menuju turbin uap tekanan tinggi (HP steam turbine), begitu juga untuk uap tekan
rendah (LP steam) datang dari evaporator pada area HRSG menuju turbin uap tekanan rendah
(LP steam turbine). Uap mengalir melalui sudu sudu reaksi turbin sehingga mengakibatkan
putaran poros turbin uap. Untuk turbin tekanan tinggi, uap keluaran dari turbin ini dicampur
dengan aliran uap menuju turbin tekanan rendah karena masih memiliki energi yang cukup
tinggi untuk dimanfaatkan lagi.

Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Gambar 3.61 Penampang dalam Turbin uap

III.2.4.3.2 Spesifikasi Turbin Uap


Spesifikasi turbin uap
Tipe turbin uap
:TC2F 33,5 (Tandem Compound two casing
double exhaust type)
Jumlah set
: Tiga untuk Blok I, II, III
Kapasitas
: 188,91 kW
Putaran
: 3000 rpm
Arah putaran
: clockwise (dilihat dari ujung governor)
Tekanan vakum kondensor : 697 mmHg
Tekanan uap masuk
: HP = 75 kg/cm2 ; LP = 5,1 kg/cm2
Temperatur uap masuk
: HP = 505 oC ; LP = 175,9 oC
Jumlah tingkat turbin
: HP = 20 ; LP = 5 x 2
III.2.4.4 Kondensor
Kondensor adalah peralatan konversi energi yang merubah fase uap air menjadi air, air hasil
kondensasi ini biasa disebut dengan air kondensat. Air kondensat ini yang nantinya akan di
sirikulasi menuju kedalam HRSG untuk dipanaskan pada proses selanjutnya menjadi uap yang
digunakan untuk memutar turbin uap.
III.2.4.4.1.Prinsip Dasar Kondensor
Uap panas dari turbin gas yang masih memiliki temperatur yang tinggi dikondensasi
menjadi air untuk di sirkulasi menuju HRSG. Proses perpindahan panasnya terjadi saat
kondensasi terjadi antara air laut sebagai media pendingin yang ada pada tube kondensor dan
uap yang jatuh dari turbin uap. Perpindahan panas ini mengakibatkan uap yang datang dari
turbin uap mengalami penurunan temperatur dan berubah fase menjadi air, dan air pendingin
mengalami kenaikan temperatur tanpa mengalami perubahan fase. Air hasil kondensasi uap
ini akan ditampung pada hot well yang nantinya akan dipompakan menuju HRSG untuk
proses selanjutnya. Sedangkan air laut sebagai media pendingin yang telah mengalami
Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

kenaikan temperatur dibuang menuju laut. Kondensor memiliki bagian bagian utama
diantaranya :
1. Shell
2. Water box
3. Tube sheet
4. Diaphragma plate
5. Cooling tube
6. Tube support plate
7. Hot well
8. Steam inlet dan steam outlet

Gambar 3.62 Kondensor tampak luar

III.2.4.4.2. Spesifikasi Kondensor


Spesifikasi kondensor :
Tipe
Cooling surface area
Cooling water flow
Inlet cooling water tempetarure
Vacuum
Cooling water velocity
Disolved O2 content

Tube

: Radial flow cooling surface


: 14.150 m2
: 46.070 m3/h
: 30 oC
: 697 mmHg
: 2,1 m/s (dalam tube)
: < 0,01 cm3/liter

: Diameter

= 25 mm

Ketebalan

= 1,25 mm/0,5 mm

Jumlah

= 14.636/636

Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Panjang efektif
Bahan

= 11.797 mm
= alumunium brass

III.2.4.5 Generator
Generator merupakan bagian pokok dalam pembangkitan tenaga listrik, karena disinilah
energi listrik dihasilkan dengan merubah energi mekanis. Pada PLTGU terdapat 9 generator
denga penggerak turbin gas dan 3 generator dengan penggerak turbin uap. Generator yang
digunakan menggunakan generator 3 fase sinkron dengan rotor silindris dan sistem 2 kutub.
Generator pada turbin gas didinginkan dengan pendingin berupa udara dan pada generator
turbin uap didinginkan dengan media pendingin hidrogen.
Generator didesain untuk beroperasi secara kontinyu dan mampu beroperasi pada fluktuasi
beban yang tinggi serta dilengkapi dengan peralatan proteksi untuk melindungi generator
terhadap kondisi kerja yang tidak normal.

Gambar 3.63 Penampang dalam Generator

III.2.4.5.1. Bagian utama generator


Genarator memiliki bagian utama yang sangat penting dalam pengoperasiannya, guna
mendukung penghasilan energi listrik. Bagian tersebut adalah
1. Stator

Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Terdiri atas kumparan yang terdiri dari dua lapis dengan hubungan bintang dan bahan
yang digunakan tembaga berlapis rangkap dengan luas penampang kecil, dimasukkan
kedalam alur dengan posisi ujung kumparan dibalik untuk mengurangi arus Eddy.
2. Rotor
Pada rotor terdapat kumparan sebagai pembangkit medan magnet. Rotor terbuat dari
baja berkualitas tinggi dengan bentuk silindris.
3. Bearing
Rotor disanggah oleh dua sleeve bearing dengan pelumasan minyak bertekanan.
Beraing terletak pada upper dan lower pedestal dengan pelumasan dan pendinginan
didapat dari sistem pelumasan turbin. Bearing pedestal diisolasi terhadap slevee bearing
untuk mencegah aliran arus pada poros serta sebagai isolasi bearing terhadap ground.
Kedua bearing dilengkapi dengan hydraulic shaft lift oil system untuk meredam gesekan
yang terjadi pada saat turning gear dioperasikan. Dengan thermocouple dipasang pada
posisi di dekat babit metal bearing guna memonitoring temperatur.
III.2.4.5.2.Spesifikasi generator
Spesifikasi generator turbin gas :
Tipe
Output
Tegangan
Arus
Faktor daya
Sambungan
Phase
Spesifikasi generator turbin uap :
Tipe
Output
Tegangan
Arus
Faktor daya
Sambungan
Phase

: TLRI 108/36/SIEMENS
: 153,75 MW
: 10,5 + 5% kV
: 8454 S1
: 0,8
: YY
: 3 phase

: M SIEMENS 127534 THRI 100/42


: 251,75 MW
: 15,75 + 5% kV
: 9228 S1
: 0,8
: YY
: 3 phase

III.2.5 Peralatan Bantu pada PLTGU


Dalam proses produksinya, PLTGU memiliki unit unit penunjang sebagai penyuplai
kebutuhan tambahan dalam proses produksi diantaranya.

III.2.5.1 Desalination Plant

Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Desalination plant adalah serangkaian unit pemurnian air laut dengan menjadi air tawar,
dengan menggunakan proses distilasi. Dimana pada unit ini terjadi pemisahan ion Cl - dengan
air.

Gambar 3.64 Desalination Plant pada PLTGU PT. PJB UP Gresik

III.2.5.1.1 Prinsip Dasar Desalination Plant


Air laut dipompakan dan dilewatkan ke dalam pipapipa kondensor evaporator dan
sekaligus dipanaskan oleh uap yang timbul di ruang penguapan (flash chamber). Pada
desalination plant ini menggunakan sistem multistage flash. Selanjutnya air laut dipanaskan di
dalam pemanas air laut (brine heater), dan dimasukkan ke dalam ruang penguapan stage
pertama. Tiap tiap stage diatur kevakumannya dengan peralatan pembuat vakum yang
berupa ejector uap. Perbedaan tekanan tiaptiap flash chamber diatur dengan cara melewatkan
brine melalui suatu orifice yang dipasang pada sisi masuk tiap stage. Sebagai hasilnya air laut
yang sudah dipanaskan tersebut mengalir ke stage pertama yang paling tinggi dan mengalir ke
stage stage selanjutnya.
Uap air ini melalui suatu pemisah uap-air (demister), dan masuk ke dalam ruang
pengembunan. Dengan memanfaatkan media air laut sebagai media pendigin dalam proses
pengembunan. Hasil pengembunan ini telah berupa hasil tawar. Air tawar hasil desalinasi
dikontrol kualitasnya dengan alat conductivity meter. Alat ini digunakan untuk mengetahui
kualitas air hasil desalinasi dan air kondensat.
Kualitas air distilat dibatasi dengan nilai konduktivitas tertinggi senilai 20 s/cm. Saat
kualitas air menurun hingga diatas 20 s/cm maka sistem kontrol secara otomatis akan
memerintahkan control valve untuk menutup sehingga jalur aliran air distilat akan berubah
langsung menuju ke laut, agar air yang masuk ke dalam raw water tank sesuai dengan standar.
Sedangkan air kondensat dibatasi dengan kondutivitas tertinggi senilai 10 s/cm. Saat
kualitas air menurun hingga diatas 10 s/cm maka sistem kontrol secara otomatis akan
Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

memerintahkan control valve untuk menutup sehingga jalur aliran air kondensat akan berubah
langsung menuju ke laut, agar air yang masuk ke dalam make up water tank sesuai dengan
standar.
III.2.5.1.2 Spesifikasi Desalination Plant
Jumlah Unit
Pabrikasi
Produksi Distilasi
Kualitas Distilasi
- Kandungan benda padat
- Kandungan besi
Ratio output evaporator
Temperatur maksimum brine
Kandungan TDS dalam air laut
Tekanan uap air suplai
Temperatur uap air suplai
Laju air laut suplai
Tekanan air laut suplai
Temperatur air distilat
Tekanan air distilat
Laju aliran air distilat

: 3 (tiga)
: Sasakura Engineering Co. Ltd.
: 1000 Ton/hari (rata rata)
: 10 ppm
: 0,2 ppm (Fe)
: 6 kg Distilat / kg Uap
: 113 oC
: 45000 ppm
: 5,5 kg/cm2 (abs)
: 154,7 oC
: 440000 kg / jam
: 4 kg / cm2 (gauge)
: 39 oC
: 2 kg / cm2 (gauge)
: 41,67 kg / jam

III.2.5.2 Water Treatment Plant


Water treatment plant di PLTGU Gresik menggunakan tiga buah mixed bed polisher,
masing masing mampu menghasilkan 300 m3 per hari air bebas mineral (make up water).
Air distilat / Raw water sebagai produk hasil desaliniation plant sebelum di proses dalam
mixed polisher terlebih dahulu dilewatkan melalui prefilter.
Prefilter ini berfungsi menghilangkan partikel partikel padatan yang masih terkandung
dalam raw water, dengan menggunakan seratserat polipropilin di dalamnya. Partikel
padatan dari raw water ini dapat mengotori resin dalam mixed bed polisher. Mixed bed
polisher ini berisi resin asam (RH) dan resin basa (ROH). Resin asam ini berfungsi untuk
mengikat ion ion positif / kation (misalnya : Mg +,Mg++ ,Ca+ ,Ca++ ,Na+) dan resin basa
berfungsi mengikat ion ion negatif (misalnya : SO4-, Cl-)
Adapun syarat make up water sebagai produk dari water treatment plant adalah sebagai
berikut :
Konduktifitas
: < 1 s/cm2 (pada 25 oC)
Kandungan benda padat
: 0,1 ppm sebagai CaCO3
Kandungan Silika
: 0,02 ppm sebagai SiO2

Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Gambar 3.65 Raw Water Tank pada Water Treatment Plant PLTGU PT. PJB UP Gresik

III.5.3 Chlorination Plant


Chlorination Plant merupakan salah satu unit bantu pada PLTGU, chlorination plant adalah
unit yang menghasilkan sodium hypoclorida (NaOCl). NaOCl dalam proses pembangkitan
digunakan sebagai pencegah masuknya biota laut kedalam Circulating Water Pump (CWP)
yang akan menuju kondensor. Dengan tujuan agar kondensor bekerja pada kondisi optimal,
karena perpindahan panas yang terjadi tidak terganggu karena adanya biota laut yang masuk
kedalam kondensor. Selain itu mencegah kerusakan pada CWP dan tube kondensor.

Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Gambar 3.66 Chlorination Plant pada PLTGU PT. PJB UP Gresik

NaOCl diproduksi dengan proses elektrolisis air laut. Air laut yang dipompakan oleh Sea
Water Booster Pump (SWBP) akan dialirkan menuju modul reactor. Dengan pemberian
tegangan sebesar 70 volt dan arus DC sebesar 2000 Ampere proses elektrolisis terjadi pada
modul reactor. Saat proses elektrolisis air laut akan berubah menjadi larutan NaOCl dan gas
H2. Reaksi kimia secara sederhana yang terjadi dalam modul reactor dapat dilihat pada
gambar 3.67 berikut.

Gambar 3.67 Proses elektrolisis air laut menjadi chlorin

NaOCl dan H2 akan ditampung pada tangki yang dinamakan degassing tank. Gas H2 akan di
venting ke udara bebas dengan prinsip perbedaan tekanan dalam dan luar tangki. Sedangkan
NaOCl akan dipompakan menuju bagian inlet CWP.

Program Studi D3 Teknik Mesin Kerjasama PLN - ITS

Anda mungkin juga menyukai