Termodinamika
3. Steam Turbine - 1
3.2.2.
3. Steam Turbine - 2
3. Steam Turbine - 3
3. Steam Turbine - 4
3.2.2.1
Efisiensi
temperatur
uap diatas
Superheating
termal naik jika panas yang dipasok mempunyai
yang lebih tinggi. Salah satu cara adalah mensuperheat
temperatur jenuhnya.
3. Steam Turbine - 5
3. Steam Turbine - 6
3.2.2.4
Reheat
Menaikkan temperatur rata rata dengan memanaskan kembali
setelah sebagiannya diekspansikan menaikkan efisiensi.
uap
luasan
4-5-6-6/b-6-6-b
3. Steam Turbine - 7
3.2.2.5
Regenerative Feedwater Heating
Menaikkan temperatur rata rata dari panas yang ditambahkan dapat
juga dicapai dengan menaikkan temperatur feedwater heater yang
memasuki boiler. Hal ini dapat dilakukan dengan mengekstrak
sebagian dari uap yang sebagian dikembangkan dari turbin dan
dilangsungkan ke heat exchanger yang memanaskan feedwater ke
boiler. Proses ini dikenal dengan regenerative feedwater heating.
Fig. 13-7 menunjukkan diagram T-S siklus Rankine Regenerative.
Uap memasuki turbin pada kondisi 5 dan secara parsial
diekspansikan ke kondisi 6. Sebagian dari uap diekstrak pada
kondisi 6 dan dikirim ke sebuah feedwater heater yang beroperasi
pada kondisi 3. Sisa dari uap mengembang melalui turbin uap ke
kondisi 7. Panas dibuang sebagai uap keluaran (exhaust) turbin
dikondensasikan dalam proses 7-1. Kondesat dipompa ke feedwater
heater dan dicampur dengan uap ekstraksi turbin menjadi cairan
jenuh pada kondisi 3. Feedwater dipompa ke tekanan boiler
(kondisi 4), dipanaskan ke tingkat jenuh, dievaporasikan dalam
boiler untuk masuk kembali ke turbin pada kondisi 5. Tambahan
panas temperatur rendah kedalam siklus (2-3) dicegah dan
perbaikan dalam efisiensi datang dari kenaikan temperatur rata
rata dari tambahan panas.
3. Steam Turbine - 8
3.3
Prinsip-prinsip Operasi
3.3.1
3. Steam Turbine - 9
3. Steam Turbine - 10
3.3.2
Ekspansi uap
Ekspansi uap melalui turbin mengakibatkan terjadinya konversi
energi panas menjadi energi mekanikal dalam sudu atau bucket
berputar.
Proses
ekspansi
ini
dapat
dipelajari
dengan
memplotkannya pada sebuah diagram h-s dari Mollier.
Energi yang diekstrak dapat ditentukan dengan mengurangi kondisi
enthalpi inlet (hin-act) dengan kondisi enthalpi keluar (hout-act).
Membagi kuantitas ini dengan jumlah energi yang seharusnya
diekstrak jika prosesnya isentropis atau ideal (hin-act hout-ideal)
memberikan efisiensi turbin dan dinyatakan oleh persamaan berikut
hin-act hout-act
Efisiensi = --------------------------- x 100%
hin-act hout-ideal
3.3.3
Pembangkitan tenaga listrik
Tenaga mekanis putar dikonversikan menjadi tenaga listrik dalam
generator dengan putaran medan magnet.
Rotor generator dari tempaan baja dengan slot slot konduktor
dikenal sebagai field windings. Arus listrik searah mengalir
melalui windings, mengakibatkan terbentuknya medan magnet dalam
rotor. Medan magnet tersebut diputar oleh turbin.
Rotor dikelilingi oleh stator generator yang berada didalam
konduktor yang terbuat dari tembaga. Medan magnet dari rotor
melewati stator, menset elektron dalam konduktor stator bergerak.
Aliran elektron dikenal sebagai arus listrik. Pada waktu kutub
utara rotor melewati konduktor stator, arus listrik mengalir
dalam satu arah. Pada waktu kutub selatan dari medan magnet rotor
melewati konduktor yang sama, aliran arus listrik mengalir dalam
arah yang berlawanan. Tipe aliran tersebut dikenal sebagai
alternating current atau arus bolak balik.
Komponen tenaga yang dihasilkan dalam generator dinyatakan dengan
kilowatt (kW).
3.3.4
a.
Heat Balance
Heat Balance Diagram, Proyek PLTU Paiton dan Suralaya
a.1 Summary
Tujuan dari kriteria desain ini adalah untuk menguraikan siklus
termal yang digunakan dan membuat daftar item-item yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi performa dari siklus tersebut.
a.2 Siklus Termal
Siklus termal untuk Paiton adalah single reheat, regenerative
feedwater heating cycle
Superheated steam, setelah melewati turbine tekanan tingi
dikembalikan ke boiler untuk dipanaskan kembali. Reheat steam
3. Steam Turbine - 11
performa
(Terminal
dari
Temperature
3. Steam Turbine - 12
harus
3.4
3.4.1
Berdasar Tekanan-Reheat
Untuk turbin ukuran kecil tanpa reheat, turbin uap merupakan
turbin tunggal dengan aliran uap masuk ke turbin, mengembang di
turbin dan keluar melalui kondensor atau ke proses.
Untuk siklus reheat tunggal, uap dari boiler mengalir ke turbin
tekanan tinggi dimana ia mengembang dan dikeluarkan dari turbin
dan dikembalikan ke boiler untuk di panas ulang. Uap reheat dari
boiler mengalir ke turbin tekanan menengah dimana ia mengembang
dan dikeluarkan ke suatu saluran cross-over yang memasok uap ke
turbin tekanan rendah. Uap mengembang dalam turbin tekanan rendah
dan dikeluarkan ke kondensor.
Untuk siklus reheat ganda, uap dari boiler mengalir ke turbin
tekanan-tinggi
dimana
dia
mengembang
dan
dikeluarkan
dan
dikembalikan ke boiler untuk dilakukan pemanasan ulang. Uap
reheat
mengalir
ke
turbin
tekanan-menengah
dimana
dia
dikembangkan dan dikeluarkan kembali ke boiler lagi untuk
pemanasan ulang. Uap reheat tingkat kedua mengalir dari boiler ke
turbin reheat dimana dia dikembangkan dan dikeluarkan ke suatu
saluran cross-over yang memasok uap ke turbin tekanan rendah.
3.4.2
Kondisi Exhaust
Ada dua jenis turbin yang didasarkan pada kondisi exhaust turbin:
condensing turbine dan non-condensing turbine.
Condensing turbine mengeluarkan uapnya ke kondensor dimana uap di
kondensasi pada tekanan sub-atmosfir (vacuum). Tipe kondensornya
umumnya steam surface condensor dan untuk unit unit yang kecil
kondensor pendingin udara. Turbin condensing mempunyai exhaust
dengan luasan yang besar, karena uap dikembangkan ke tekanan yang
rendah, mengekstrak sebanyak mungkin energi bergunanya sebelum
dikeluarkan dari turbin.
Turbin non-condensing mengeluarkan uap diatas tekanan atmosfir ke
suatu saluran kembali ke boiler, ke turbin yang lain atau ke
proses. Karena tekanan exhaustnya yang lebih tinggi, luasan
exhaust turbin non-condensing secara signifikan lebih kecil
dibanding turbin condensing.
3.4.3
Berdasar Aliran
Turbin dapat juga diuraikan berdasar jumlah arah aliran uap dari
turbin ke exhaust. Turbin aliran tunggal mempunyai aliran uap
dalam satu arah dan keluar pada satu ujung dari turbin. Uap masuk
turbin dan berekspansi dalam satu arah sebagaimana ditunjukkan
dalam Gb. 3-7A.
Turbin nonreheat yang kecil, turbin penggerak mekanis, turbin
siklus reheat tekanan tinggi, siklus reheat tekanan menengah
secara tipikal menggunakan aliran arah tunggal.
3. Steam Turbine - 13
Turbin aliran ganda mempunyai dua jalur aliran uap. Uap masuk ke
tengah tengah turbin dan mengalir kedua arah yang berlawanan
sebagaimana ditunjukkan untuk section tekanan rendah dalam Gb. 37(D) dan (E). Turbin tipe ini juga disebut turbin aliran
berlawanan. Turbin tekanan rendah dalam silkus pusat pembangkit
dengan kapasitas 160 MW atau lebih besar secara tipikal merupakan
turbin aliran ganda.
Turbin aliran triple menunjukkan penggunaan satu turbin tekanan
rendah aliran ganda dalam kombinasi dengan satu turbin tekanan
rendah aliran tunggal seperti ditunjukkan dalam Gb. 3-7(F).
Turbin aliran empat menunjukkan penggunaan dua turbin tekanan
rendah aliran ganda seperti ditunjukkan dalam Gb. 3-7(G).
3.4.4
3. Steam Turbine - 14
3. Steam Turbine - 16
3.5
3. Steam Turbine - 17
3. Steam Turbine - 18
3.5.1
Katup (Valves)
Katup katup utama yang berhubungan dengan
sebagaimana ditunjukkan dalam Gb. 3-13.
turbin
uap
adalah
3.5.1.1
Main Steam Stop (Throttle) Valves. Uap dari boiler
mengalir ke main steam stop atau throtting valve. Fungsi utama
dari stop valve adalah memberikan backup protection untuk turbin
uap selama turbin genset trip dalam event main steam control
valves tidak menutup.
3.5.1.2
Main Steam Control (Governor) Valves. Uap mengalir
dari stop valves ke main steam control valve atau governor
valves. Fungsi utama dari control valves adalah mengatur aliran
uap ke turbin dan oleh karena itu mengontrol power output dari
turbin generator. Control valves juga bertindak sebagai penutup
utama dari uap ke turbin pada unit shutdown secara normal dan
pada waktu trips
3.5.1.3
Reheat Stop and Intercept Valves. Dalam Gb.3-13, uap
dikeluarkan dari turbin tekanan tinggi mengalir melalui saluran
cold reheat ke reheater dalam boiler. Uap yang sudah direheat
kemudian mengalir melalui hot reheat piping ke reheat stop and
intercept valves. Fungsi reheat stop and intercept valves sama
dengan main steam stop and control valves. Katup intercept
digunakan untuk menthrottle aliran uap ke IP turbine untuk
mengontrol laju (speed) turbin. Selama normal operasi dari unit,
reheat
stop
and
intercept
valves
terbuka
lebar
dengan
pengontrolan beban hanya oleh main steam control valves.
3.5.1.4
Ventilator Valves. Selama unit trip, penutupan main
steam stop and control valves dan reheat stop and intercept
valves menjerat (trap) uap dalam turbin tekanan tinggi. Ini
dapat merusak turbin tekanan tinggi. Untuk mencegah ini,
ventilator valve ditambahkan untuk membleed trapped steam ke
kondensor. Ventilator valve dihubungkan ke salah satu dari main
steam leads antara main steam control valves dan turbin tekanan
tinggi.
3. Steam Turbine - 19
3. Steam Turbine - 20
Gb.
3-14
Pandangan longitudinal,
tinggi-tekanan menengah
3. Steam Turbine - 21
kombinasi
turbine
tekanan
3. Steam Turbine - 22
3.5.3
Rotor Assembly
Komponen utama dari rotor assembly turbin adalah poros (rotor),
wheels, dan buckets (blades). Poros turbin merupakan single highquality forging machined untuk memberikan bagian bercontour dan
fungsi sebagaimana dibutuhkan.
3.5.4
Bearings
Turbin uap mempunyai bearings journal dan bearing thrust. Journal
bearing terletak di ujung ujung tiap rotor untuk mendukung berat
rotor. Satu trust bearing umumnya dipasang untuk menjamin posisi
axial dari rotor.
3. Steam Turbine - 23
3.5.5
Turning Gear
Turning gear memutar rotor turbin pada speed (laju) yang pelan
sebelum turbin di start dan segera setelah shutdown. Hal ini
dimaksudkan untuk tidak menimbulkan kondisi melengkung pada rotor
yang dapat mengakibatkan ketidak-merataan distribusi temperatur
pada tutup dan base dari turbin.
3.5.6
Pedestal
Fondasi pendukung turbine genset dari unit yang besar disebut
pedestal. Dua macam pedestal turbin yaitu jenis beton bertulang
atau konstruksi baja. Yang paling lazim adalah beton bertulang.
Pedestal umumnya ditumpu pada based mat terpisah dari fondasi
bangunan lainnya.
3.6
4.4.1
Rangka Generator
Rangka generator mendukung beban dari stator dan rotor dan
berbuat
sebagai
bejana
containment
untuk
gas
pendingin
(hidrogen). Baut fondasi diperlengkapkan untuk menahan torsi
short circuit yang dikenakan ke rangka generator.
4.4.2
Generator Stator
Stator generator terdiri dari core stator dan windings stator.
Stator windings memberikan output generator yang berupa tegangan
dan arus listrik.
4.4.3
Generator Rotor
Rotor memberikan medan magnet pada generator. Rotor terdiri dari
poros dan windings. Winding dihubungkan ke exciter melalui slip
ring untuk menerima tenaga untuk pembangkitan dari medan magnet.
3. Steam Turbine - 24
3. Steam Turbine - 25
3.7.1
Prediksi Unjuk Kerja Turbin
Prediksi unjuk kerja turbin generator
parameter berikut :
meliputi
pertimbangan
3.7.2
Rating
plant.
Rating Turbin
turbin tergantung
pada
siklus
uap
dari
overall
power
3.7.2.1.
Output turbin. Output generator yang dibutuhkan harus
ditentukan oleh perencana didasarkan pada net output plant plus
beban auxiliary plant.
Untuk mengurangi biaya, perencana plant mungkin menentukan rating
turbin genset dengan mempertimbangkan design margin inherent
dalam desain turbin uap. Secara historis, perencana turbin
memasukkan margin 5% diatas laju aliran dan tekanan uap yang
dibutuhkan untuk memberikan toleransi fabrikan dan variasi dalam
efisiensi aliran. Dibawah kondisi valve wide open output
generator diharapkan kira kira 104 % lebih tinggi dari laju
keluarannya.
Margin
tekanan
dimasukkan
dengan
mendesain
turbin
untuk
beroperasi secara aman dan berkesinambungan pada tekanan 105%
dari laju tekanan dengan katup kontrol terbuka lebar. Dibawah
kondisi VWO dan OP, keluaran turbin genset kira kira 109% dari
laju keluarannya dan aliran uap utamanya 110% sampai 11% lajunya.
Merancang
kondisi
VWO+OP
direkomendasikan
meskipun
tidak
dimasukkan dalam definisi dari laju turbin, mengingat keluaran
yang signifikan dapat diperoleh dengan harga lebih kecil.
3.7.2.2.
Kondisi rated uap. Selama desain konsep dari plant,
perencana menentukan tekanan dan temperatur siklus uap. Mereka
adalah kondisi pada inlet ke main steam dan reheat stop valves.
Tekanan dan temperatur tersebut adalah : 2415 psia/1000o F dan
1815 psia/1000o F
3.7.2.3.
Tekanan low pressure exhaust. Tekanan low pressure
exhaust adalah tekanan kondensor pada kondisi dimana perencana
menginginkannya.
3.7.2.4.
Aliran ekstrasi. Dalam pembuatan siklus uap, jumlah
pemanas air pengisi ketel dan sumber dari uap ekstrasi perlu
ditentukan. Aliran ekstrasi ke pemanas ditentukan fabrikan turbin
didasarkan pada desain turbin. Sumber uap ekstrasi untuk pompa
air pengisi ketel (BFP) yang digerakkan turbin umumnya diambil
3. Steam Turbine - 26
tekanan
menengah
untuk
pembangkit
ukuran
3.7.2.5.
Aliran make-up. Aliran make-up ke siklus uap umumnya
dimasukkan ke kondenser. Air makeup mengganti kehilangan uap
dalam siklus dan kehilangan dalam boiler yang berhubungan dengan
blowdown boiler dan uap untuk sootblowing. Jumlah air makeup
adalah antara 1% - 3% dari aliran throttle.
3.7.3
Rating Generator
Penentuan rating generator meliputi penentuan ukuran (power
rating), power factor, rasio short circuit, dan rasio response.
3.7.3.1.
Power rating (kVA). Laju power generator diberikan
sebagai jumlah total power yang merupakan jumlah vektor power
aktif (kW) dan power reaktif (kilovars). Laju nameplate generator
dispesify sebagai kVA terminal net dengan tekanan hydrogen
maksimum dan laju power factor. Rating generator (kVA) ditentukan
dengan membagi output tenaga riil maksimum generator dibagi power
factor.
3.7.3.2.
Power Factor. Power factor adalah desain parameter
penting dan didefinisikan sebagai rasio dari power aktif (kW)
dibagi power total (kVA). Untuk suatu power aktif yang diberikan,
makin rendah laju power factor, makin tinggi arus jangkar dan
arus medannya (power reaktif), yang menyebabkan kerugian resistiv
(I2R) lebih besar.
Umumnya, power factor yang digunakan dalam spesifikasi generator
didasarkan pada kebutuhan sistem transmisi untuk memberikan
stabilitas jika terjadi gangguan sistem. Power factor 0,9
merupakan harga yang tepat untuk hampir semua keadaan dan kurang
lebih merupakan standar industri.
3.7.3.3.
Rasio Short Circuit. Rasio short-circuit generator
adalah
ukuran
karakteristik
kestabilan
generator.
Ia
didefinisikan sebagai rasio dari arus medan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan
laju
tegangan
jangkar
tanpa-beban
pada
laju
frekuensi dibagi arus yang dibutuhkan untuk menghasilkan laju
arus jangkar pada laju frekuensi dengan terminal generator di
short circuitkan.
Rasio short circuit yang direkomendasikan mempunyai
rentang
0,58, kecuali studi stabilitas menunjukkan lain
3.7.3.4.
Rasio Response Exciter. Rasio response dari exciter
adalah variabel primer yang ada dalam spesifikasi sistem excitasi
dan menunjukkan kelajuan rata rata dari sistem excitasi merespons
kondisi
transient.
Secara
lebih
tepat,
rasio
respons
didefinisikan sebagai laju rata rata kenaikan tegangan exciter
untuk setengah detik setelah di inisiasi oleh perubahan, dibagi
laju tegangan generator. Harga standar untuk respons exciter 0,5
3. Steam Turbine - 27
untuk exciter tipe brushless dan 1,0 6,0 untuk tipe statik,
karena mereka tidak mempunyai inersia mekanikal.
3.8
3.8.1
Sistem Sealing (Perapat)
Pada ujung dari masing masing casing turbin terdapat seal poros
(shaft seal) yang mencegah kebocoran uap ke atmosfir dan
infiltrasi udara kedalam casing turbin. Shaft seal tersebut
terdiri dari ring ring packing tipe labyrinth dengan glands. Ada
dua tipe packing yaitu packing tekanan dan packing vacuum.
3. Steam Turbine - 28
3.8.2
Sistem Drains
Memasukan air kedalam turbin uap akan mengakibatkan kerusakan
yang signifikan. Sumber utama adanya air adalah kondensasi dalam
saluran uap, katup, dan casing selama tahap start-up, semburan
air untuk desuperheating, dan air dari pemanas air pengisi ketel
pada waktu unit trip. Standar ANSI/ASME No. TDP-1 memberikan
petunjuk tentang bagaimana mencegah masuknya air kedalam turbin.
3.8.3
Sistem Minyak Pelumas
Jika sistem minyak pelumas turbin memasok minyak kontrol sebagai
tambahan
terhadap
minyak
pelumas,
maka
sistem
kontrol
diidentifikasikan sebagai sistem kontrol hidrolik-mekanik.
Jika sistem kontrol hidrolik dibuat terpisah dari sistem minyak
pelumas bearing (bantalan), sistem kontrolnya disebut sebagai
sistem kontrol electrohydraulic. Pada umumnya, untuk turbin
ukuran
besar
dan
menengah,
menggunakan
sistem
kontrol
electrohydraulic.
3.8.3.1.
Sistem Pelumasan. Pada waktu unit on-line dan dalam
keadaaan operasi normal, pompa booster memasok minyak ke pompa
utama, shaft-driven, dan memasok minyak ke bearings. Selama
startup turbin, pompa isap utama memasok pompa minyak utama
sampai speed turbin mencapai 90% rated speed. Pompa minyak
turning gear digunakan pada waktu unit pada putaran turning gear.
3.8.3.2.
Sistem Pemurnian Minyak. Pemurni minyak yang dipakai
di stasiun pembangkit adalah dari jenis saringan mekanis,
centrifuge, vacuum dehydrator, dan coalester type. Jenis yang
paling umum dipakai adalah saringan mekanis dan centrifuges.
Sebagai tambahan terhadap sistem pemurnian minyak, sistem
filtrasi bearing in-line umumnya dipasang di setiap unit turbin
dan lokasinya terletak di upstream dari saluran minyak ke
bearings.
3.8.4
Pembilasan dan Pendinginan Generator.
Panas dihasilkan dalam sebuah generator sebagai akibat dari
resistive losses yang disebabkan oleh aliran arus listrik dalam
stator dan field windings (medan kumparan), stator core megnetic
losses, windage losses. Heating action ini, merupakan faktor
pembatas utama dari rating generator. Dengan memberikan pendingin
paksa pada komponen berputar dan stasioner, rating generator
dapat dinaikkan dan ukuran fisik dari komponen dapat dibuat lebih
kecil.
3. Steam Turbine - 29
SISTEM PENDINGIN
temperatur
Prinsip Operasi
3.9.1.1
3. Steam Turbine - 30
3.9.1.2
Recirculating
Cooling
System.
Dalam
sistem
pendinginan resirkulasi, air sirkulasi berfungsi sebagai media
perpindahan panas intermediate di mana panas buangan di buang
langsung ke atmosfir. Dalam Gb. 3-23, panas buangan dibebaskan
dari exhaust turbin uap dibawa air sirkulasi ke cooling tower
(menara pendingin), yang membuang panas ke atmosfir.
3.9.2.1
Kondensor. Fungsi kondensor adalah:
mengkondense uap exhaust dari siklus tenaga utama turbin
uap dan turbin penggerak pompa pengisi ketel
Merecover uap yang sudah dikondensasi sebagai kondensat
Memberikan penampungan sementara kondensat
3. Steam Turbine - 31
Kondensor diklasifikasikan :
Tekanan tunggal atau tekanan multi
Pass tunggal atau pass ganda
Kebanyakan susunan kondensor pusat pembangkit mempunyai tubes
yang tegaklurus terhadap sumbu longitudinal turbin
3.9.2.2
Cooling Tower. Menara pendingin membebaskan panas
buangan dari siklus uap ke atmosfir. Penggunaan menara pendingin
menjadi bertambah besar sebagai akibat ketersediaan air dalam
volume besar yang dibutuhkan untuk system once through kurang dan
sehubungan dengan telah berkembangnya pembatasan ketentuan
mengenai lingkungan pada buangan termal dengan sistem once
through.
Beberapa tipe cooling tower ditunjukkan pada Gb. 3-24, 3-25, 326.
3. Steam Turbine - 32
3. Steam Turbine - 33
3.9.2.3
Pompa Circulating water. Pompa air sirkulasi memasok
air pada laju aliran dan head yang dibutuhkan ke kondensor pusat
pembangkit dan peralatan penukar panas pembangkit. Pompa air
sirkulasi harus beroperasi secara ekonomis dan handal sepanjang
umur pusat pembangkit.
Ada tiga macam tipe pompa yang paling umum digunakan untuk
pelayanan air sirkulasi : pompa vertical wet pit, horizontal wet
pit dan vertical dry pit seperti ditunjukkan dalam Gb. 3-27
Gb. 3-28, 3-29 dan 3-20 menunjukkan sistem screening untuk intake
structure.
Gb. 3-28 Pandangan atas Intake Structure, Vertikal Wet Pit Pump
3. Steam Turbine - 35
3.9.3
Kimiawi Sistem Pendingin
Tujuan dari sistem klorinasi adalah melindungi pipa intake dan
permukaan kondensor dari biological growth, slimes (kotoran) dan
renik laut yang lain.
Pada dasarnya ada dua metoda yang dapat digunakan:
Proses injeksi gas khlorine.
Proses electrolysis air laut langsung.
3. Steam Turbine - 36
3. Steam Turbine - 37
3. Steam Turbine - 38
3.10.2.4
Ekstrasi Udara. Karena kondensor beroperasi pada
tekanan dibawah tekanan atmosfir, udara dapat masuk kedalam
sistem. Udara secara kontinyu harus dikeluarkan untuk memaintain
kondisi vakum.
Peralatan untuk mengeluarkan udara biasanya steam jet air
ejector.
4.8.2.5
On-line Cleaning. Penurunan unjuk kerja kondensor
mungkin diakibatkan adanya scaling dari bagian dalam permukaan
tube, akumulasi dari sedimen dalam tubes, atau akumulasi dari
daun atau lain lain kotoran pada tube sheet, menutup inlet dari
tube.
Berbagai metoda tersedia untuk on-line cleaning: backflushed dan
sponge balls.
3.10.3. Feedwater Heaters
3.10.3.1
Siklus Regeneratif. Dalam siklus regeneratif, uap
diekstrak dari turbin uap pada berbagai tingkat dan digunakan
untuk memanasi air pengisi ketel. Hal ini mengakibatkan efisiensi
siklus lebih tinggi dengan menaikkan temperatur air pengisi ketel
dan dengan mengurangi jumlah kehilangan energi dalam kondensor.
Jumlah heater air pengisi ketel yang digunakan dalam setiap
siklus khusus tergantung utamanya pada ukuran dari turbin,
kondisi inlet dan oulet uap, siklus pembangkit dan pertimbangan
ekonomis. Jumlah tipikal dari feedwater heater ditunjukkan dalam
Tabel 3-1.
Tabel 3-1 jumlah tipikal dari Feedwater Heater
Ukuran Unit (MW)
0-50
50-100
100-200
Diatas 200
Jumlah Heater
3-5
5 atau 6
5-7
6-8
3.10.3.2
Konstruksi
Pemanas.
Heater
air
pengisi
ketel
diklasifikasikan sebagai
alat penukar panas terbuka atau
tertutup. Alat penukar panas terbuka mencampur secara langsung
uap ekstraksi dengan air pengisi ketel yang dipanaskan. Uap
ekstraksi dikondensasi dan menjadi bagian dari air pengisi ketel
meninggalkan heater.
3. Steam Turbine - 39
Gb. 3-33
3. Steam Turbine - 40
3. Steam Turbine - 41
3. Steam Turbine - 42
3.10.3.3
Susunan fisik pemanas di Pusat pembangkit. Untuk
membantu melindungi terjadinya kavitasi dan flashing pada pompa
air pengisi ketel, dearator umumnya ditaruh pada titik yang
tinggi di pusat pembangkit. Mungkin di auxiliary bay atau dimana
saja dimana ada ruang dan kerangka baja penumpu. Pipa isap pompa
harus sependek mungkin dan lokasi dearator kira diatas pompa.
Closed feedwater heaters dapat diletakkan dalam ruang turbin,
auxialry bay, atau boiler bay untuk meminimalkan biaya pemipaan.
Pertimbangan lain adalah pressure drop dalam sistem pemipaan dan
ruang maintenance, termasuk ruang untuk mengambil shell atau tube
bundle. Perbedaan tekanan yang tersedia untuk mengcascade drains
dari heater ke heater harus dipertimbangkan dalam menentukan
letak heaters relatif ke next lower heater. Ini khususnya penting
untuk LP heaters. Selama operasi part load, perbedaan tekanan
antara heater dan kondensor sangat rendah, yang membuat sulit
untuk mengcascade drains ke kondensor tanpa bantuan tekanan
static.
3.10.3.4
Kavitasi pada Pompa Air Pengisi Ketel. Banyak tulisan
tentang pompa air pengisi ketel dan problem kavitasi yang dialami
dengan memflash inlet feedwater pada saat terjadi pengurangan
beban unit yang bersifat mendadak.
Beberapa langkah dapat diambil untuk meng-alleviate masalah ini,
termasuk menaikkan lokasi dearator dan menaikkan kapasitas
storage dalam bagian storage dearator.
3. Steam Turbine - 43
Gb. 3-39 Sistem pompa boiler feed. Satu full capacity dan startup/standby boiler feed pump.
b.
3. Steam Turbine - 44
c.
d.
3. Steam Turbine - 45