Anda di halaman 1dari 102

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknik Kimia merupakan salah satu bagian dari disiplin ilmu yang banyak
mempelajari tentang pengendalian produksi serta prosesnya, kelayakan sosial
ekonomi, perencanaan produk dan perencanaan lokasi pabrik, optimasi, maupun
fasilitas dan lain sebagainya sebagai dasar untuk memberikan kontribusi terhadap
industri jasa maupun industri manufaktur.
Peran Perguruan Tinggi sebagai penghasil Sumber Daya Manusia (SDM)
yang memiliki tingkat kredibilitas tertentu diharapkan mampu menjawab tantangan
dalam perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi aspek-aspek dalam proses
produksi di perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan perlunya suatu hubungan yang
baik guna meningkatkan mutu dan produktivitas pada Perguruan Tinggi dan Industri.
Dengan terjun langsung dan menemukan realita permasalahan yang ada di
industri, mahasiswa dilatih agar dapat memecahkan permasalahan sesuai dengan yang
telah didapatkan di bangku kuliah. Solusi terhadap permasalahan diambil dengan
pendekatan sistem integral komprehensif, artinya permasalahan yang ada tidak
diselesaikan secara terpisah namun antara satu dengan yang lain ada keterkaitan.
Sehingga dengan adanya Kerja Praktek akan tercipta kerjasama yang saling
menguntungkan dan kemitraan yang saling mendukung antara Perguruan Tinggi dan
dunia industri. Selain itu kerja praktek juga merupakan salah satu syarat kelulusan
bagi mahasiswa S-1 Teknik Kimia Khususnya Teknik Kimia Universitas Lambung
Mangkurat.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan praktis serta pengalaman
kerja secara nyata di bidang proses produksi suatu industri kimia.
2. Mengenal budaya kerja pada suatu perusahaan, sehingga mampu
menyiapkan diri dalam rangka menuju dunia kerja.
3. Mendapatkan gambaran nyata tentang wujud dan pengoperasian sistem
pemroses atau fasilitas yang berfungsi sebagai sarana produksi.
4. Mendapatkan gambaran nyata tentang organisasi kerja dan penerapannya
dalam upaya mengoperasikan suatu sarana produksi secara efektif dan efisien,
termasuk pengenalan terhadap praktek-praktek pengelolaan dan peraturan-
peraturan kerja.
5. Memperoleh pengalaman dalam hal engineering praktis, kemampuan
berkomunikasi serta bersosialisasi dalam dunia industri.
6. Mengenal dan lebih memahami wujud dan karakteristik perangkat-
perangkat proses, termasuk alat ukur dan alat pengendalian proses atau fasilitas
perancangan dan peralatan pembangunan.
7. Memenuhi syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktek sebagai
bagian dari proses pendidikan pada Program Studi S1-Teknik Kimia Universitas
Lambung Mangkurat (UNLAM).

2
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Ringkasan Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT. Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Kintap Jaya Wattindo merupakan
salah satu pabrik yang berada dalam pengelolaan PT. Jaya Agra Wattie (JAW) Group.
PT. PMKS Kintap Jaya Wattindo merupakan pabrik yang bergerak di bidang
pengolahan buah sawit dengan produk utama Crude Palm Oil (CPO) dan Palm
Kernel (PK). PT. PMKS Kintap Jaya Wattindo terletak di desa Kintappura, Kec.
Kintap Kab. Tanah Laut Kalimantan Selatan yang menempati tanah seluas 149.800
M2.
PT. PMKS Kintap Jaya Wattindo mulai beroperasi sejak tanggal delapan
Agustus dua ribu delapan (08 – 08 – 2008) dan diresmikan pada tanggal dua puluh
Agustus dua ribu delapan (20 – 08 – 2008) oleh Direktur Utama (DIRUT PT. JAW)
Bp. Harijadi Soedarjo, MBA. PT. JAW memiliki beberapa anak perusahaan antara
lain sebagai berikut:

3
Tabel 2.1 Nama-Nama Anak Perusahaan PT. JAW
No. Nama Perusahaan Produksi Lokasi
PT. Perkebunan Rubber West Java
1
Kroewoek
PT. Agri Bumi Sentosa Rubber/Oil Palm West
2 Java/South
Kalimantan
PT. Indojava Rubber Rubber Central Java
3
Planting CO
4 PT. Banjoemas Landen Rubber Central Java
5 PT. Perkebunan Biting Rubber Central Java
PT. Kaliduren Estates Rubber/coffee/Tea West Java
6
Rubber/coffee East Java
PT. Corah Mas Keputren Rubber/coffee East Java
7
Estates
8 PT. Mulyaningsih Coffee/Rubber East Java
PT. Toraja Agra Wattie Coffe South
9
Sulawesi
PT. Kintap Jaya Wattindo Oil Palm/Rubber South
10
Kalimantan
PT. Bumi Prada Oil Palm South
11
Sumatra

PT. PMKS Kintap Jaya Wattindo dibangun dengan kapasitas pabrik 30


ton/jam Tandan Buah segar (TBS). TBS yang masuk ke PT. PMKS Kintap Jaya
Wattindo selain berasal dari kebun sendiri ( Perkebunan Kintap I dan Perkebunan
Kintap II ), juga berasal dari beberapa suplier luar yang terdiri dari PT. Indo Raya
Everlatex, PT. Candi Artha, PT. Citra Putra Kebun Asri, PT. Pola Kahuripan Inti
Sawit, Koperasi Unit Desa (KUD) Muki tama, KUD Tani Subur, KUD Tawakkal, CV.
Unggul Cahaya Abadi, PT. Perkebunan Nusantara XIII, dan GP. Tanah Laut.

4
2.2 Uraian Proses Produksi

5
Gambar 2.1 Flow chart proses produksi minyak kelapa sawit PT. Kintap Jaya Wattindo (KJW)

6
Uraian proses produksi pada PMKS melewati beberapa stasiun dengan
fungsinya masing-masing. Stasiun proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) pada
Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) umumnya terdiri dari:
a. Stasiun Utama
Stasiun utama adalah stasiun yang berfungsi sebagai:
1. Penerimaan TBS (Fruit reception)
Sebelum diolah dalam PMKS, TBS yang berasal dari kebun pertama kali
diterima pada stasiun penerimaan buah untuk ditimbang dijembatan timbang
(weightbridge), kemudian disortir pada sortir area (grading) dan ditampung pada
penampungan TBS sementara (loading ramp).
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penerimaan TBS:
 Penimbangan yang akurat untuk produk yang masuk dan keluar dari PMKS.
 Kehilangan brondolan (fruitlet) seminimal mungkin.
 Pelaksanaan sortir/grading kualitas TBS yang akurat.
 Penanganan/perlakuan yang seminimal mungkin terhadap TBS.
 Sistem keluar masuk alat pembawa TBS yang lancar.
Adapun tahapan dalam stasiun penerimaan TBS sebagai berikut:
a). Jembatan Timbang (weightbridge)
Fungsi utama jembatan timbang adalah untuk menghitung kapasitas bahan
mentah (TBS) yang dibawa kedalam pabrik, serta hasil produksi (CPO dan kernel)
yang dibawa keluar pabrik.
Penimbangan TBS dilakukan dua kali untuk setiap angkutan TBS, CPO dan
kernel yaitu pada saat truk dan tangki masuk dan keluar. Dari selisih timbangan saat
truk dan tangki masuk dan keluar, diperoleh berat bersih TBS yang masuk ke pabrik
maupun CPO serta kenel yang dibawa keluar dari pabrik. Jembatan timbang yang
digunakan oleh PMKS umumnya mempunyai kapasitas timbang 50-60 ton. Jembatan
timbang sangat sensitive terhadap beban kejut sehingga truk dan tangki yang masuk
harus berjalan perlahan, pada saat penimbangan posisi truk harus berada ditengah
agar beban yang dipikul oleh jembatan timbang merata.

b). Sortir/Grading Area


Tanaman kelapa sawit (Elaesis guinensis Jacq) pertama kali ditemukan di
Afrika Barat. Tanaman ini pertama kali dimasukkan ke Indonesia sebagai sentra

7
plasma nutfah pada tahun 1848 dan ditanam dikebun raya Bogor. Berdasarkan
penampang irisan buah, maka kelapa sawit bisa dibagi menjadi:
 Dura : Cangkang tebal, daging buah tipis
 Psifera : Cangkang sangat kecil, daging buah tebal, inti kecil
 Tenera : Merupakan hasil persilangan Dura dan Psifera, kernel
medium, cangkang tipis, daging buah cukup tebal, inti besar.
TBS yang telah tiba di pabrik perlu diketahui mutunya dengan cara visual.
Pengujian atau sortasi sebaiknya dilakukan pada setiap truk yang tiba dipabrik, akan
tetapi hal ini dianggap tidak ekonomis sehingga sortasi panen dilakukan secara acak,
yaitu 10% terhadap truk yang diterima. Sortasi dilakukan dengan kriteria panen yang
dibagi dalam fraksi sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kriteria derajat kematangan panen TBS dalam fraksi

Fraksi Derajat kematangan


00 Sangat mentah
0 Mentah
1 Kurang matang
2 Matang I
3 Matang II
4 Lewat matang I
5 Lewat matang II
6 Tandan kosong/busuk

Tabel 2.3 Pedoman penentuan fraksi TBS


Fraksi Derajat Kematangan Jumlah brondolan
00 Sangat mentah Tidak ada, warna buah hitam
0 Mentah 1% -12,5% buah luar membrondol
1 Kurang matang 12,5% -25% buah luar membrondol
2 Matang I 25% -50% buah luar membrondol

8
3 Matang II 50% -75% buah luar membrondol
4 Lewat matang I 75% -100% buah luar membrondol
5 Lewat matang II Buah dalam ikut membrondol
6 Tandan kosong/busuk Semua buah membrondol

Komposisi CPO sebagai berikut:


Tabel 2.4 Komposisi CPO
No Asam lemak Jumlah (%)
1 Asam Kaplirat -
2 Asam Kaproat -
3 Asam Laurat 0,2
4 Asam Miristat 1,1
5 Asam Palmintat 44,0
6 Asam Stearat 4,5
7 Asam Palmitoleat -
8 Asam Oleat 39,2
9 Asam Linoleat 10,1

c). Loading Ramp


Setelah disortasi, selanjutnya TBS dibongkar dari truk secara langsung ke
loading ramp. Loading ramp merupakan suatu bangunan dengan lantai berupa kisi-
kisi pelat besi dengan kemiringan 270, loading ramp dilengkapi dengan chute/pintu
keluaran yang digerakkan secara hidrolik untuk memudahkan transfer TBS menuju
lori, jumlah chute/pintu keluaran adalah 16 buah, kapasitas perchute adalah 17 ton.
Setiap lori mempunyai kapasitas maksimum 15 ton TBS.

2. Perebusan (sterilizer)

9
Lori-lori yang telah berisi TBS kemudian dikirim ke stasiun rebusan dengan
cara didorong dan ditarik menggunakan indexer dan transfer carriage, digerakkan
oleh motor listrik hingga memasukkan sterilizer, jumlah lori TBS yang masuk
kedalam sterilizer sebanyak 3 lori (1 cycle). Sterilizer yang digunakan umumnya
berupa bejana tekan horizontal. Setelah lori-lori masuk, pintu ketel kemudian ditutup
rapat. Perebusan dilakukan dengan menggunakan panas dari uap yang bertekanan
tinggi dengan dua cara perpindahan panas, yaitu:
 Perpindahan panas secara konveksi yaitu dari uap ke brondolan.
 Perpindahan panas secara konduksi yaitu panas masuk kedalam kernel dan lapisan
dalam dari TBS.
Perebusan dilakukan dengan pemanasan TBS hingga temperatur 120 0C,
tekanan 3 bar dan waktu 90 menit. Mekanisme perebusan TBS menggunakan sistem
perebusan secara bertahap dengan tiga puncak tekanan (triple peak):
 Peak 1 berfungsi untuk proses pembuangan kondensat, dengan waktu 20 menit dan
tekanan 1,3-1,5 bar.
 Peak 2 berfungsi untuk menaikkan tekanan menjadi 2,2-2,5 bar dengan waktu 25
menit.
 Peak 3 disebut juga sebagai masa tahan yang berfungsi untuk proses kematangan
buah, tekanan 2,7-3,0 bar dengan waktu 45 menit.
Kualitas minyak yang baik, tingkat keasaman yang rendah dan kemudahan
minyak untuk dipucatkan (bleaching) merupakan harapan bagi setiap PMKS.
Perebusan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas hasil proses
produksi CPO, dimana proses perebusan tersebut mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Mematikan dan menghentikan aktifitas enzim-enzim yang dapat menyebabkan
kenaikan FFA (free fatic acid), enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 50
0
C dan akan mati pada temperature 120 0C.
2) Memudahkan proses pelepasan brondolan (fruitlet) dari janjang (spiklet).
3) Melunakkan brondolan sehingga memudahkan pelepasan/pemisahan antara daging
buah dan nut pada proses digestion dan depericarper.
4) Mengkondisikan daging buah sehingga sehingga sel minyak dapat mudah terlepas
pada pressing dan mempercepat proses pemurnian CPO.
5) Merenggangkan buah inti dengan cangkang yang memudahkan pemecahan biji.
6) Mengurangi kadar air daging buah dan inti sawit (nut).

10
Hal-hal yang mempengaruhi hasil perebusan yaitu:
1) Tekanan yang terlalu tinggi dan waktu perebusan yang terlalu lama akan
menimbulkan warna minyak yang diperoleh akan terlalu tua sehingga sulit untuk
dipucatkan dan losses minyak bertambah.
2) Tekanan yag terlalu rendah dan waktu perebusan yang terlalu sebentar akan
menyebabkan buah kurang masak sehingga brondolan sulit lepas dari
janjangannya, pelumatan dalam digester tidak sempurna dan fibre menjadi besar
dan pembakaran dalam boiler tidak sempurna.
Pada proses perebusan diperlukan pembuangan udara (deaeration) agar udara
keluar dan bisa digantikan oleh uap basah sebagai media perebusan. Pembuangan
udara dilakukan pada saat awal perebusan dimana uap dimasukkan melelui kran
pemasukan (inlet valve), sedangkan kran pengeluaran (outlet valve) dibiarkan
terbuka. Pengurasan lainnya dilakukan pada saat tekannan mencapai 1,3-1,5 bar dan
pada pencak kedua dengan tekanan 2,2-2,5 bar. Setelah pembuangan kedua selesai
maka uap dimasukkan hingga mencapai 3,7-3,0 bar dan dipertahankan selama 45
menit untuk pemasakan buah. Setelah perebusan selesai, steam yang berada di dalam
sterilizer dibuang sampai habis dengan cara membuka purge valve yang berada
dibagian bawah sterilizer.

3. Pemipilan (strippler)
Alat pemipil buah berfungsi untuk memisahkan buah dari tandan yang telah
direbus. Keberhasilan perebusan jika tidak didukung oleh pemipilan yang baik maka
akan terjadi kehilangan minyak yang tinggi. Buah kelapa sawit yang telah matang
bersama lori yang telah direbus dibawa ke bagian tippler dengan menggunakan
transfer carriage sebagai alat bantu. Tippler adalah alat yang berfungsi untuk
menuang buah kelapa sawit yang sudah melewati proses perebusan dengan putaran
2100, waktu total penuangan untuk 1 lori adalah 20 menit . Kemudian menuju kealat
pemipilan (thresher) dengan bantuan bunch conveyor. Pada stasiun ini buah kelapa
sawit beserta janjangannya yang sudah mengalami proses perebusan tadi akan
mengalami pemipilan (pembantingan) untuk melepaskan brondolan dari
janjangannya. Proses pemipilan (pembantingan) ini terjadi akibat tromol berputar

11
pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga membanting-
banting TBS tersebut dan menyebabkan brondolan lepas dari janjangannya,
pembantingan janjangan ini didasarkan kepada berat janjangan itu sendiri. Pada
bagian dalam thresher dipasang besi-besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi
yang memungkinkan brondolan keluar dari thresher. Brondolan yang keluar dari
bagian bawah thresher ditampung oleh screw conveyor atau biasa disebut under
thresher conveyor kemudian masuk kedalam fruit elevator untuk dikirim ke bagian
digesting dan pressing. Sementara janjang kosong yang keluar dari belakang thresher
ditampung oleh horizontal empty bunch conveyor selanjutnya dibawa menuju
inclined empty bunch conveyor selanjutnya ditampung pada tempat penampungan
janjangan kosong dan selanjutnya akan digunakan untuk pupuk kebun kelapa sawit.
Pada proses ini kadang-kadang masih ada buah yang melekat pada janjangan (katte
kopper). Keadaan katte kopper ini disebabkan oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
o Keadaan buah yang sakit dan abnormal dari kebun.
o Buah mentah dari kebun.
o Waktu perebusan yang terlalu singkat.
o Proses bantingan yang tidak tepat.

4. Pencacahan (digester) dan Pengempaan (presser)


Brondolan yang telah lepas dari janjang pada bagian thresher kemudian
diangkut kebagian pencacahan dan pengadukan (digester). Digester merupakan
sebuah alat yang sering juga disebut sebagai ketel aduk yang terdiri dari bejana
vertikal yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas (90-95 0C) untuk
mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa oleh screw press dengan kerugian
minyak yang sekecil-kecilnya. Digester dilengkapi dengan alat pengaduk yang
berupa lengan-lengan pencacah (pisau-pisau pengaduk), alat pengaduk ini
dikendalikan oleh motor listrik dengan kecepatan 25-26 rpm. Fungsi alat pengduk
pada digester adalah:
o Mencegah terjadinya penumpukan brondolan di dalam digester sehingga
brondolan lebih mudah bergerak terutama ke dalam screw press.

12
o Memindahkan panas dari mantel, yakni mengatur agar brondolan bergantian dalam
mengabsorsi panas.
o Untuk melumatkan buah sehingga lebih mudah dikempa di screw press dan
kehilangan minyak yang terjadi semakin kecil.
o Mengeluarkan minyak pada permukaan sel yang pecah.
Dalam pengadukan perlu diperhatikan beberapa faktor, yakni:
o Kecepatan pengadukan yang tinggi akan menyebabkan kurang memberikan nilai
positif, karena terjadinya pembuangan energi.
o Pelumatan buah harus berjalan baik, berarti daging buah lepas secara sempurna.
o Jumlah pisau yang terlalu banyak akan menyebabkan pelumatan yang berlebihan.
o Serat-serat buah harus masih jelas kelihatan.
o Bentuk pisau harus dibuat sedemikian rupa, yaitu dapat mengangkat dan menekan
buah dengan cara menyapu.
Setelah mengalami pencacahan dan pengadukan, brondolan dikeluarkan dari
bagian bawah digester kemudian dibawa ke screw press yang berada dibawah
digester untuk dikempa. Tujuan pengempaan adalah mengekstraksi CPO dari
rondolan yang telah cacah dengan oil losses dan nut pecah minimum pada ampas
press (press cake).
Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw mendesak fiber beserta
nut sedangkan dari arah berlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding
cone ini berada di dalam sebuah selubung baja yang disebut press cake, dimana
dindingnya berlubang diseluruh permukaannya. Dengan demikian, minyak dan fiber
yang terdesak akan keluar dari lubang-lubang press cake dan masuk kedalam sand
trap tank, sedangkan ampasnya (terdiri dari fiber dan nut) keluar melalui celah antara
sliding cone dan press cake melalui bantuan.
Penambahan air panas selama proses pengempaan sangat penting, hal ini
dilakukan untuk pengenceran (dilution), sehingga fiber hasil dari mesin kempa tidak
terlalu rapat. Karena jika massa fiber terlalu rapat maka akan dihasilkan cairan
dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses pemisahan sehingga
mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah penambahan air berkisar 10-15% dari berat
TBS yang diolah dengan temperatur 90 0C.

13
5. Pemurnian (clarification)
Cairan yang keluar dari alat kempa terdiri dari campuran minyak, air, dan
sludge. Stasiun pemurnian bertujuan untuk memurnikan CPO dari kotoran-kotoran
tersebut.
Minyak kasar diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran,
baik yang berupa padatan, sludge, maupun air tujuan dari pembersihan atau
pemurnian minyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas sebaik
mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak.
Minyak yang dihasilkan dari pengempaan dialirkan menuju vibrating screen
untuk disaring agar kotoran berupa serabut kasar tersebut dialirkan menuju crude oil
tank (COT). Minyak kasar yang tertampung di crude oil tank dipanaskan hingga
mencapai temperatur 95-100 0C. Menaikkan temperatur minyak kasar sangat penting
artinya, yaitu untuk memperbesar berat jenis antara minyak, air dan sludge sehingga
dapat membantu proses pengendapan, minyak dari COT kemudian dikirimkan ke
tangki pengendap (continuous settling tank/CST).
Di dalam CST, minyak kasar terpisah menjadi minyak dan sludge karena
adanya proses pengendapan. Dari CST , minyak selanjutnya dikirim ke oil tank,
sedangkan lumpur dikirim ke sludge tank. Sludge merupakan fasa campuranyang
masih mengandung minyak. Pada PMKS, sludge diolah lagi untuk dikutib kembali
minyak yang masih terkandung didalamnya.
Pengolahan sludge umumnya menggunakan alat yang disebut centrifuge yang
menghasilkan 3 fase, yaitu:
- Light phase yang merupakan fase cairan dengan kandungan minyak yang cukup
tinggi. Oleh karena itu, fase ini harus segera dikembalikan ke COT dan siap untuk
diproses kembali.
- Heavy phase merupakan fase cair dengan sedikit kandungan minyak sehingga fase
ini dikirim ke bak fat pit untuk kemudian diteruskan ke kolam limbah. Akumulasi
dari heavy phase yang tertampung pada fat pit juga masih menghasilkan minyak,
minyak ini dikirim ke COT lagi untuk diproses kembali.

14
- Solid, merupakan padatan dengan kadar minyak maksimum 3,5% dari berat sampel.
Solid yang dihasilkan ini selanjutnya digunakan untuk kebun kelapa sawit sebagai
pupuk.

Proses pemurnian Minyak Kelapa Sawit.


Minyak yang keluar dari COT kemudian dimasukkan pada alat-alat
penjernihan dengan tahapan sebagai berikut:
- Continuous settling tank
Minyak dalam tangki ini masih bercampur dengan sludge. Disini minyak
dipisahkan dari sludge berdasarkan perbedaan berat jenis, minyak dialirkan ke oil
tank sedangkan sludge di alirkan ke sludge tank.
- Oil tank
Berfungsi untuk mengendapkan kotoran dan sebagai bak penampungan
sebelum minyak masuk ke oil purifier. Temperatur pada tangki ini mencapai 90-95 0C
sehingga air menguap. Karena minyak masih mengandung air dan kotoran, maka
perlu diolah lagi sampai kdar kotoran dan airnya sedikit.

- Oil purifier
Proses ini merupakan pembersihan lanjutan berdasarkan perbedaan berat jenis
dan gaya-gaya sentrifugal dengan kecepatan 7.500 rpm, kotoran dan air yang berat
jenisnya lebih berat daripada minyak akan berada di bagian luar. Minyak yang ada
dibagian tengah dapat keluar menuju vacuum dryer.
- Vacuum dryer
Vacuum dryer, minyak diambil dengan sistem pengabutan minyak. Minyak
yang sudah air dipompakan ke tangki penimbunan (storage tank) melalui flow meter.
- Sludge tank
Di dalam Sludge tank dilakukan proses pengolahan sludge yang keluar dari
continuous tank yang masih mengandung minyak diolah lagi untuk mengambil
minyaknya dengan cara memanaskan hingga tercapai temperatur 80-90 0C.
- Centrifuge
Sludge yang keluar dari sludge tank kemudian dimasukkan kedalam centrifuge
untuk merecovery minyak dari kandungan sludge underflow dan meminimalkan
losses minyak pada kandungan sludge.
- Fat pit

15
Fat pit merupakan bak penampung sludge, tumpahan minyak dan air cucian
PMKS. Sludge yang keluar dari sludge centrifuge masih mengandung minyak.
Sludge ini bersama air pencuci mesin centrifuge dikumpulkan dalam fat pit untuk
diambil minyaknya.
Ada tiga metode yang digunakan dalam pemurnian minyak kasar di PMKS,
yaitu metode pengendapan, metode pemusingan dan metode pemisahan biologis.
a) Metode pengendapan (settling)
Metode ini merupakan metode pemisahan minyak dan air karena terjadi
pengendapan pada bagian yang lebih berat. Jika minyak kasar yang ditampung di
dalam tangki dibiarkan, isi tangki akan mengendap dan terbentuk beberapa lapisan
sesuai dengan berat jenis dari fase yang terkandung didalam minyak kasar tersebut.
Lapisan pertama merupakan lapisan minyak yang masih mengandung butir-butir air
dan zat pengotor lainnya dengan kadar 99% minyak, 0,75 % air dan 0,25% zat padat.
Minyak dengan kandungan tersebut belum memenuhi standar kualitas jual
sehngga harus diproses lebih lanjut untuk menurunkan kadar air dan zat padatnya.
Lapisan kedua merupakan lapisan air yang mengandung minyak dalam bentuk
terhomogenesir. Lapisan ketiga merupakan fase yang mengandung zat organik padat
serta emulsi minyak-air yang tidak terpecahkan dan menjadi stabilisator dari emulsi
tidak hidup.
b) Metode pemusingan (centrifuge)
Metode ini merupakan metode pemisahan dengan cara memusingkan minyak
kasar sehingga bagian yang lebih berat akan terlempar lebih jauh akibat adanya gaya
sentrifugal. Seperti yang telah diketahui, pemisahan minyak dapat dilakukan dengan
pengendapan. Proses lanjutan (penjernihan) sebenarnya masih dapat dilakukan
dengan pemanasan dan pegendapan. Namun hal ini akan memakan waktu yang lebih
lama dan berisiko meningkatkan bilangan peroksida dalam minyak akibat pemanasan
yang berlebihan didalam tangki. Hal ini sangat tidak dinginkan karena akan
menurunkan harga jual minyak kelapa sawit. Karena alasan tersebut, proses
penjernihan lebih disukai dengan metode pemusingan karena waktu pemisahan lebih
cepat dan tingkat oksidasi yang terjadi jauh lebih kecil.

16
Metode pemisahan dengan pemusingan dengan mesin putaran tinggi
diigunakan untuk memisahkan cairan-cairan yang tidak saling bersenyawa,
mempunayi berat jenis yang berbeda dan benda padat yang terkandung didalamnya.
Fase yang lebih berat akan mendapat gaya sentrifugal yang lebih besar sehingga akan
terlempar lebih jauh kebagian luar dari sumbu putar.
Dengan demikian, pemusingan dapat digunakan dalam berbagai proses
pemisahan cairan-cairan atau antara cairan dengan bahan padat yang terkandung
didalamnya. Aplikasi dari prinsip pemisahan dengan metode pemusingan digunakan
di PMKS untuk melakukan tugas sebagai berikut:
o Menjernihkan minyak yang dihasilkan oleh proses pengendapan di CST sebelum
diproses ke vacuum dryer. Jenis pemusingan yang digunakan untuk aplikasi ini
yaitu oil purifier yang memisahkan air dan kotoran-kotoran ringan yang
terkandung didalam minyak.
o Mengutip kembali mengutip kembali minyak yang masih terikut dengan lumpur
(sludge) yang berasal dari CST. Jenis pemusingan yang digunakan untuk aplikasi
ini yaitu centrifuge, nozzle separator atau kombinasi keduanya.
c) Metode pemisahan biologis
Yaitu pemecahan molekul-molekul minyak sebagai akibat dari proses
fermentasi. Pemisahan yang dimaksud disini adalah pengutipan minyak yang
dilakukan di fat pit. Minyak yang diperoleh dari fat pit ini sebagian terjadi karena
peristiwa pengendapan dan sebagian lagi karena proses biologi, yaitu terjadinya
pemecahan molekul-molekul minyak sebagai akibat fermentasi. Minyak yang
diperoleh di fat pit selanjutnya dikembalikan ke COT, sedangkan sisa lumpur dan air
yang dialirkan ke kolam limbah masih saja ada minyak yang terikut. Minyak yang
ikut ke dalam limbah ini dihitung sebagai losses (kerugian).

6. Pemisahan biji dan kenel (MCC Depericarper and kernel)


Proses pemisahan biji-serabut dari ampas pengempaan bertujuan terutama
untuk memilih biji sebersih mungkin. Kemudian dari biji tersebut harus
menghasilkan inti sawit secara rasional, yakni kerugian yang sekecil-kecilnya dengan

17
hasil inti sawit yang setinggi-tingginya. Pemisahan biji dari gumpalan ampas
pengempaan sangat dipengaruhi oleh segi-segi teknis dari proses yang
mendahuluinya. Jika proses tersebut tidak menghasilkan biji bersih yang bersih, maka
sebab utama dari kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
o Perebusan kurang baik sehingga biji sukar lepas dari serabut (fibre).
o Pengadukan yang kurang baik menyebabkan buah kurang tercacah sehingga
serabut masih melekat pada biji.
o Ampas pengempaan tidah cukup kering karena kondisi buah kurang bagus,
tekanan pengempaan kurang mencukupi, penambahan air yang terlalu banyak pada
proses pengempaan, atau keausan pada sliding cone sudah berlebihan
o Pemuatan/pengisian alat pemisah biji-serabut dengan ampas melebihi
kapasitasnya.
o Kotoran-kotoran berat seperti batu, kerikil dan lain-lain yang memperkecil
kapasitas alat pemisah.
o Kebersihan alat tidak terpelihara sehingga mempengaruhi hasil kerja.

a. Metode pemisahan biji-serabut


Cara yang umumnya digunakan untuk memisahkan biji dengan serabut kelapa
sawit adalah cara pneumatic, yaitu pemisahan biji dari serabut dengan menggunakan
tarikan atau hisapan udara pada sebuah kolom pemisah.
b. Pengolahan dan pemisahan inti kelapa sawit (kernel)
Pengolahan dan pemisahan kernel dilakukan dengan proses pengeringan biji,
pemisahan biji, pemecahan biji serta pemisahan kernel dan cangkang dengan teknik
pemisahan basah dan dilanjutkan dengan pengeringan kernel.
1) Pemisahan dan pengeringan biji (nut)
Biji yang bersih selanjutnya dibawa dengan cake breaker conveyor ke nut
grading untuk dipisahkan atas fraksi besar, sedang dan kecil. Tujuan dari pemisahan
biji ini yaitu untuk memperoleh efisiensi pemecahan biji yang optimal, dimana alat
pemecah biji telah diset untuk memecahkan biji dengan ukuran tertentu.
Biji bersih yang ditampung di nut silo dan dibiarkan beberapa lama untuk
menjalani proses pengeringan dan penguapan kandungan air sehingga hubungan inti
an cangkang akan lekang atau kocak. Disamping penguapan, biji dalam nut silo juga

18
mengalami proses fermentasi sehingga serabut yang mesih menempel pada biji akan
mengalami pelapukan.
Pengeringan biji di nut silo dilakukan dengan temperatur 60-80 0C dengan
lama pengeringan 16-18 jam. Jika temperatur kurang daripada temperatur yang telah
ditetapkan diatas maka akan menyulitkan pemisahan inti dari cangkangnya, karena
kadar air yang masih tinggi. Namun, jika temperatur telalu tinggi maka inti akan
berwarna gelap (kualitas rendah).

2) Pemecahan biji
Biji yang telah dipilah selanjutnya diumpankan ke alat pemecah biji. Saat ini,
alat yang digunakan untuk alat pemecah biji yang digunakan di PMKS adalah nut
cracker rotor horizontal (ripple mill).
Pada ripple mill, biji seakan dikupas pada suatu stator yang dibuat bergerigi,
ketika rotor berputar untuk menggerakkan biji-biji tersebut sehingga biji-biji tersebut
pecah. Ripple mill lebih banyak digunakan karena tanaman sawit yang digunakan saat
ini adalah jenis tenera, dimana bijinya cenderung lebih kecil dan cangkangnya lebih
tipis.
3) Pengeringan kernel
Kernel yang sudah terpisah dari cangkang dan masih mengandung 12% air
dimasukkan ke silo pengering (kernel dryer) untuk diturunkan airnya hingga
mencapai 7%. Pengeringan dilakukan dengan udara yang mempunyai temperatur 60-
70 0C selama 14-15 jam. Penurunan kadar air bertujuan untuk menonaktifkan
mikroorganisme sehingga proses kenaikan asam dapat dibatasi pada saat kernel
disimpan.
Adapun aturan pekerjaannya adalah sebagai berikut:
1) Cake breaker conveyor (CBC)
Cake (ampas campur biji) yang beral dari perasan dimasukkan ke dalam CBC.
Alat ini berupa talang yang memiliki dinding rangkap dan terdapat as screw yang
mempunyai pisau-pisau pemecah.
2) Depericarper

19
Depericarper merupakan tromol panjang dan tegak yang memilkini blower
atau penghisap. Campuran ampas dan biji yang datang dari CBC akan jatuh ke
Depericarper. Didalam alat ini, ampas terhisap ke fibre cyclone yang selanjutnya bisa
dijadikan bahan bakar boiler. Sementara itu bijinya jatuh ke nut polishing drum.

3) Nut polishing drum


Alat ini berupa drum dengan kerangka berputar dan memiliki plat pada as-nya.
Biji kelapa sawit yang telah dipisahkan dari ampasnya masuk kedalam alat ini. Akibat
putaran drum tersebut, biji-biji akan dipoles (dilepaskan serat-seratnya yang masih
teertinggal pada biji) oleh plate yang ada pada ada pada as.
4) Nut bin atau nut silo
Biji yang keluar dari nut polishing drum diangkut ke alat ini untuk
dikeringkan. Pengeringan ini dilakukan agar kernel tidak melekat pada cangkang dan
untuk memudahkan pemecahan, jika kurang kering maka yang terjadi adalah biji utuh
dan biji setengan pecah banyak terbawa pada cangkang.
5) Nut cracker (ripple mill)
Alat ini merupakan alat yang memiliki rotor beputar dengan kecepatan tinggi.
Biji-biji dari nut bin akan masuk ke dalam alat ini, dalam rotor yang berputar tersebut
biji-biji akan terlempar kedinding cracker dan pecah sehingga kernel lepas dari
cangkangnya. Campuran pecahan ini selanjutnya akan dibawa ke hydrocyclone.
6) Hydrocyclone
Kernel dan cangkang yang masih tercampur akan dan dipisahkan dalam alat ini
berdasarkan gaya sentrifugal dan perbedaan berat jenis.
7) Kernel bin atau kernel silo
Alat ini berfungsi untuk mengeringkan kernel yang telah terpisah dari
cangkang dengan cara mengalirkan udara panas atau uap.
8) Kernel cyclone
Kernel yang sudah kering dibawa kealat ini untuk membuang ampas yang
masih terdapat pada kernel. Ampas akan terhisap ke dust cyclone, kernel masuk ke
bagian bin.

20
2.3 Uraian Peralatan Proses
2.3.1 Alat Utama
Pengolahan MKS pada PT. Kintap Jaya Wattindo dilakukan melalui beberapa
peralatan utama pada masing-masing stasiun, sebagai berikut:
a. Penerimaan TBS (Fruit Reception)
 Loading Ramp Station
Loading ramp berfungsi sebagai tempat penampungan TBS sementara serta
berperan untuk memuat buah kedalam lori sebelum dimasukkan kedalam sterilizer.

Gambar 2.2 Loading Ramp


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (satu) unit
Merk/type : 1 Ramp x 16 chute
Konstruksi : Ramp: MS Plate 6 Thk
Panjang chute loading ramp : 3m x 16 chute
Lebar atas : 3,2m
Kemiringan : 270
Kapasitas perchute : 17 ton
Kapasitas total loading ramp : 272 ton

21
b. Perebusan (Strerilizer)
Sterilizer merupakan alat yang diguanakan untuk perebusan TBS dengan
menggunakan panas yang berasal dari steam yang dihasilkan oleh boiler. Fungsi
utama dari perebusan adalah untuk melepaskan brondolan dari janjangannya
disamping beberapa manfaat lainnya, yaitu:
 Mematikan dan menghentikan aktifitas enzim-enzim yang dapat menyebabkan
kenaikan FFA (free fatic acid).
 Melunakkan brondolan sehingga memudahkan pelepasan/pemisahan antara daging
buah dan nut pada proses digestion dan depericarper.
 Mengkondisikan daging buah sehingga sehingga sel minyak dapat mudah terlepas
pada pressing dan mempercepat proses pemurnian CPO.
 Merenggangkan buah inti dengan cangkang yang memudahkan pemecahan biji.
 Mengurangi kadar air daging buah dan inti sawit (nut).
Lama perebusan adalah 90 menit dengan temperatur 120 0C, seperti yang telah
diketahui sistem perebusan menggunakan sistem perebusan secara bertahap dengan
tiga puncak tekanan (triple peak).

Gambar 2.3 Sterilizer

Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) unit
Kapasitas : 45 Ton/Alat
Diameter : 3,2 m
Panjang : 19,5 m
Merk/Type : Horizontal Twin Doors (Kapasitas 3 lori)
Dimensi : Ø 3,2 M OD x 19,5 m

22
Konstruksi : - Tebal Sheel Plate: 18 mm
-
Material Shell Plate: ASTM A 516 Grade 70
-
Liner Mild Steels: 12 mm
-
Tekanan kerja: 3,5 kg/cm2
-
Pintu: “Wang Yuen” Quick Opening ang Clossing
-
Isolasi: Rockwool tebal 50 mm x 100 kg/cm3 dilapisi
Aluminium Cladding 0,7 mm
-
Plate diffuser: 9 mm
c. Pemipilan (Thresher)
Alat pemipil buah berperan untuk memisahkan brondolan dari janjangan
setelah mengalami perebusan, sistem yang dipakai pada alat ini adalah sistem putar
bantingan. Pada bagian dalam thresher dipasang besi-besi perantara sehingga
membentuk kisi-kisi yang memungkinkan brondolan keluar dari thresher.

Gambar 2.4 Thresher


Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) Unit
Dimensi : Ø 2473 x 600 mm
Elektromotor : 18,5 kW, 1450 rpm, fluid coupling
Shaft : AISI 4140
Kecapatan putaran thresher : 22 rpm

d. Pencacahan (Digester) dan pengempaan (Presser)


Digester merupakan sebuah alat yang sering juga disebut sebagai ketel aduk
yang terdiri dari bejana vertikal yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas
(90-95 0C) untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa oleh screw press
dengan kerugian minyak yang sekecil-kecilnya. Digester dilengkapi dengan alat
pengaduk yang berupa lengan-lengan pencacah (pisau-pisau pengaduk), alat
pengaduk ini dikendalikan oleh motor listrik dengan kecepatan 25-26 rpm.

23
Gambar 2.5 Digester
Spesifikasi alat:
Jumlah : 4 (Empat) Unit
Kapasitas : 4000 L/Unit
Merk/Type : Modipalm Engineering SDN BHD/Direct Steam Injection
Model : CB 4000 L
Elektomotor : Electrim 37 kW, 1450 rpm, 380-415 V, 50 Hz, TEFC
Squirrel Cage Motor
Konstruksi : - Gear Ruducer: SEW Helical Gear Unit
-
Type MC3PVSF06
-
Shaft: 115 mm Mild Steel Square Shaft
-
Chute: 3 mm SS C/W Indicator.
-
Body: 12 mm Mild Steel
-
Liner: 9 mm Mild Steel
-
Bottom Wear Plate: 15 mm Mild Steel
-
Coupling: Ø 6” Type Pin
-
Arm: Stirring Arm (5 set) Expeller arm (1 set)
-
Isolasi: Rockwool 50 mm x 100 kg/m3Thick Aluminium
Sheet 0,7 mm
-
Thermometer: Ø 6” 0-120 0C
Pengempaan adalah suatu proses yang dilakukan untuk mendapatkan minyak
dari brondolan yang telah tercacah digester. Proses pemisahan minyak terjadi akibat
putaran screw mendesak fiber beserta nut sedangkan dari arah berlawanan tertahan
oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada di dalam sebuah selubung baja
yang disebut press cake, dimana dindingnya berlubang diseluruh permukaannya.
Dengan demikian, minyak dan fiber yang terdesak akan keluar dari lubang-lubang
press cake dan masuk kedalam sand trap tank, sedangkan ampasnya (terdiri dari
fiber dan nut) keluar melalui celah antara sliding cone dan press cake melalui
bantuan.

24
Gambar 2.6 Screw Press
Jumlah : 4 (Empat) Unit
Merk/Type : Modipalm Engineering SDN BHD/Horizontal
Double Worm Screw
Kapasitas : 15.000-17.000 kg
Model : CT 15 T/C
Elektromotor : Electrim 30 kW, 1450 rpm, 380-415 V, 50 Hz,
TEFC Squirrel Cage Motor
Konstruksi :1. Gear Reducer: - SEW Helical Gear Unit
- Type M3PSF50SPD
2. Hydrolic: - Rexroth Cone control System
- RRCS-2B-15/Vickers (Dolphin)

e. Pemurnian (Clarification)
Merupakan perlakuan penjernihan crude oil dari pengempaan pada stasiun
press yang masih mengandung kadar air dan sludge melalui tahapan-tahapan
klarifikasi yang sangat menentukan terhadap produksi CPO untuk kualitas dan
kuantitas. Alat utama yang terdapat pada stasiun ini antara lain:
a) Purifier
Purifier pada stasiun klarifikasi ini berfungsi untuk membersihkan minyak dari
kotoran yang berjumlah sekitar 1-2%, dengan cara pemusingan minyak dengan
kecepatan 8200 rpm, maka kotoran akan terlempar karena perbedaan berat jenis
antara kotoran dan minyak itu sendiri. kotoran akan keluar menuju saluran
pembuangan (parit) sedangkan minyak akan menuju vacuum dryer untuk selanjutnya
dihilangkan kandungan airnya.

25
Gambar 2.7 Purifier

Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Kapasitas : 12 m3/Hours
Merk/Type : Westfalia/OSD 35-02-067
Elektromotor : 15 kW, AC 380 V, 50 Hz, 3 Phase

b) Centrifuge
Alat ini berfungsi sebagai pengutip minyak yang berasal dari sludge tank agar
dapat diproses agar dapat diproses kembali di COT, metode yang digunakan adalah
metode centrifugal.

Gambar 2.8 Centrifuge

Spesifikasi alat:
Jumlah : 4 (Empat) Unit
Kapasitas : 8000 L/Hours
Merk : Modipalm Engineering SDN BHD
Model : NSC 8000
Elektromotor : TEFC Squirell Cage Motor Via Fluid Drive 15 kW 1450 rpm
Keterangan : - Nozzel: 12 Unit (Ø 1,9 mm)
-
Fruit Coupling: Mdl 11KSD
-
Flexible Join: Ø 4” Mdl Flange

c) Vacuum dryer
Vacuum dryer adalah alat yang berupa tabung, alat ini berfungsi untuk
mengeringkan minyak dari air yang berjumlah ±1% yang masih tercampur dalam

26
minyak, dengan cara minyak diumpankan kedalam tabung vacuum dryer maka air
akan akan terhisap ke atas dan minyak murni yang jatuh ke bawah.

Gambar 2.9 Vacuum dryer


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Kapasitas : 15 Ton/Hours
Merk/Type : Westfalia/CSDV 15T

f. Pemisahan Biji (Nut) dan Inti Sawit (Kernel)


Pada stasiun ini terdapat beberapa alat utama, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Depericarper column
Depericarper column berfungsi sebagai pemisah serabut dan biji dengan
menggunakan tarikan astau hisapan udara. Depericarper merupakan tromol panjang
dan tegak yang memilkini blower atau penghisap. Campuran ampas dan biji yang
dating dari CBC akan jatuh ke Depericarper. Didalam alat ini, ampas terhisap ke
fibre cyclone yang selanjutnya bisa dijadikan bahan bakar boiler. Sementara itu
bijinya jatuh ke nut polishing drum.

27
Gambar 2.10 Depericarper column
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/ : Modipalm Engineering SDN BHD
Lebar : 1,2 m
Tinggi : 5,05 m

2) Nut polishing drum


Alat ini berfungsi sebagai pemisah serabut (fibre) yang masih tersisa pada biji
setelah masuk dalam depericarper dengan cara berputar.

Gambar 2.11 Nut polishing drum


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk : Modipalm Engineering SDN BHD
Diameter : 1,2 m
Panjang :8m
Kecepatan putaran : 12 rpm

3) Nut grading drum


Nut grading drum Alat ini berupa untuk memisahkan biji atas fraksi besar,
sedang dan kecil. Tujuan dari pemisahan biji ini yaitu untuk memperoleh efisiensi
pemecahan biji yang optimal, dimana alat pemecah biji telah diset untuk
memecahkan biji dengan ukuran tertentu.

28
Gambar 2.12 Nut grading drum
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Modipalm Engineering SDN BHD
Diameter : 9,5 m
Panjang : 3,1 m

4) Ripple mill
Ripple mill digunakan sebagai alat pemecah biji menjadi cangkang dan inti
sawit (kernel)

Gambar 2.13 Ripple mill


Spesifikasi alat:
Jumlah : 3 (Tiga) Unit
Merk/Type : Modipalm Engineering SDN BHD
Model : CB 6 T King Cracker
Kapasitas : 6000 kg

5) Claybath
Clybath berfungsi sebagai alat untuk mempermudah lepasnya inti dari
cangkang.

29
Gambar 2.14 Clybath
Spesifikasi alat:
a). Clybath vibrating screen
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Sweco Asia
Model : MA 60 S888
Jumlah deck: Tripple deck
Diameter : 1,5 m
Screen : 10/8 mesh
b). Slurry tank
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Silinder vertical dengan dasar kerucut
Diameter : 1,9 m
Tinggi : 1,2 m
c). Agitator slurry tank
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Shaft with paddle
Putaran : 6 rpm
6) Kernel silo
Kernel silo berfungsi sebagai tempat untuk pengeringan kernel dengan
temperatur 60-80 0C.

Gambar 2.15 Kernel silo


Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) Unit
Type : Silinder dengan dasaran kerucut
Diameter : 2,9 m
Tinggi silinder : 7,5 m
Tinggi kerucut : 1,3 m
Kapasitas : 50 m3
Alat pendukung pada masing-masing stasiun:
1. Fruit Reception
a. Jembatan timbang (weigtbridge)

30
Fungsi utama jembatan timbang adalah untuk menghitung kapasitas bahan
mentah (TBS) yang dibawa kedalam pabrik, serta hasil produksi (CPO dan kernel)
yang dibawa keluar pabrik.

Gambar 2.16 Jembatan timbang (weightbridge)


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Cardinal America/ Pit less
Model : Platform 15 x 3 x10 mm
Kapasitas : 60 Ton

b. Fresh fruit bunch (FFB) conveyor


FFB conveyor adalah alat yang digunakan untuk mengangkut TBS denagn
tujuan mempermudah pengisian TBS tersebut ke dalam lori. Alat ini terbuat dari besi
yang membentuk sekat-sekat dimana jarak antara plat satu dengan yang lainnya
kurang lebih 1 m. Pada saat chute pada loading ramp dibuka, TBS pada grading area
akan segera jatuh ke alat ini, sekat-sekat yang ada pada alat ini akan mempermudah
pengangkutan TBS ke dalam lori

Gambar 2.17 Fresh fruit bunch conveyor


Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) Unit

31
Merk/Type : Scrapper bar, double chain, bottom deck
Lebar :1m
Plate body : MS Plate 6 mm
Putaran Conveyor : 6-15 rpm

2. Sterilizer Station
a). Lori
Lori adalah suatu alat yang dipakai sebagai tempat menampung buah saat
perebusan berlangsung. Lori digerakkan oleh sebuah motor listrik yang dinamakan
indexer.

Gambar 2.18 Lori


Spesifikasi alat:
Jumlah : 18 (Delapan belas) Unit
Kapasitas : 15 Ton/Lori
Panjang :6m
Lebar : 2,133 m
Tinggi :2m
Bahan : - Plate samping: MS Plate 6 mm
-
Plate ujung: MS Plate 6 mm
-
Plate atas: MS Plate 8 mm, lubang Ø 20 mm
-
Roda: Cast steel Ø 560 mm

b). Transfer carriage


Alat ini digunakan sebagai alat untuk menggerakkan atau memidahkan lori dari
satu indexer ke indexer lainnya. Alat ini digunakan untuk menghemat lahan
perlintasan dari loading ramp menuju ke sterilizer dan dari sterilizer menuju tippler,
dengan menggunakan alat nini maka waktu yang digunakan untuk memindahkan lori
akan lebih cepat.

32
Gambar 2.19 Transfer carriage
Spesifikasi alat:
Jumlah : 4 (Empat) buah
Merk/Type : Modipalm engineering SDN BHD/Pit hydrolic
Kapasitas : 1 lori/carriage

3. Thresher station
a). Tippler
Tippler adalah alat yang berfungsi untuk menuang buah kelapa sawit yang
sudah melewati proses perebusan dengan putaran 2100, waktu total penuangan untuk
1 lori adalah 20 menit.

Gambar 2.20 Tippler


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Kapasitas : 1 Unit lori/ 15 Ton
Merk/Type : Modipalm engineering SDN BHD/Round drum tipper
rotating to 210 degree
Putaran : 2100
Kecepatan Putaran : 1-2,5 rpm

b). Bunch Hopper


Bunch hopper adalah alat yang digunakan sebagai alat penampung sementara
untuk buah kelapa sawit yang telah di rebus dan telah ditumpahkan dari tippler. Alat
ini dibuat dengan kemiringan 450 terbuat dari besi yang berbentuk seperti kerucut
dengan lubang dibawahnya, lubang ini tepat berada di atas bunch conveyor.

33
Gambar 2.21 Bunch hopper
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Hopper dengan sudut 300
Elektromotor : 11 kW, 1450 rpm
Plate dasar : MS plate 9 mm
Plate samping : MS plate 6 mm

c). Bunch conveyor


Bunch conveyor berfungsi sebagai adalah alat yang digunakan untuk membawa
buah kelapa sawit dari bunch hopper menuju thresher.

Gambar 2.22 Bunch conveyor

Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) Unit
Merk/Type : Scrapper bar, double chain, bottom deck
Lebar : - Bunch conveyor 1: 1,112 m
-
Bunch conveyor 2: 1,112 m
Panjang : - Bunch conveyor 1: 27,889 m

34
-
Bunch conveyor 2: 12 m
Elektromotor : 11 kW, 1450 rpm
Kecepatan putaran conveyor : 14 rpm
Plate body : MS plate 6 mm

c). Horizontal bunch empty conveyor


Horizontal bunch empty conveyor berfungsi sebagai alat untuk membawa
janjangan kosong dari thresser ke Inclined empty bunch conveyor

Gambar 2.23 Horizontal empty bunch conveyor


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Scrapper bar, double chain, bottom deck
Lebar : 750 mm
Panjang : 1.564 cm
Elektromotor : 4 kW, 1450 rpm
Kecepatan putaran conveyor : 14 rpm
Plate samping dan Plate dasar: MS plate 6 mm

c). Inclined empty bunch conveyor


Inclined empty bunch conveyor adalah alat yang digunakan untuk membawa
janjangan kosong dari horizontal bunch empty conveyor ke empty bunch area.

Gambar 2.24 Inclined empty bunch conveyor


Spesifikasi alat:

35
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Scrapper bar, double chain, bottom deck
Lebar : 750 mm
Panjang : 5.575 cm
Lebar : 93 cm
Tinggi : 58,9 cm
Elektromotor : 11 kW, 1460 rpm
Kecepatan putaran conveyor : 14 rpm
Plate samping dan Plate dasar : MS plate 6 mm

d). Under thresher conveyor


Alat ini berfungsi untuk menampung dan membawa brondolan yang jatuh dari
thresher kemudian dibawa ke bottom cross conveyor.

Gambar 2.25 Under thresher conveyor


Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) Unit
Merk/Type : Full fligt screw
Dimensi : Ø 600 x 6000 mm
Panjang : 8,95 m
Diameter : 58 cm
Elektromotor : 4 kW, 1420 rpm, flexible shaft coupling
Plate body, liner, screw : MS plate 6 mm
Hollow Shaft : Pipa steam Ø 3” Sch 40
Kecepatan putaran conveyor : 55 rpm

e). Bottom cross conveyor


Alat ini berfungsi untuk membawa brondolan dari under thresher conveyor
menuju fruit elevator.

36
Gambar 2.26 Bottom cross conveyor
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Full fligt screw
Dimensi : Ø 600
Diameter : 58 cm
Panjang :15 m
Elektromotor : 7,5 kW, 1420 rpm, flexible shaft coupling
Plate body, liner, screw : MS plate 6 mm
Hollow Shaft : Pipa steam Ø 3” Sch 40
Kecepatan conveyor : 55 rpm

f). Fruit elevator


Alat ini berfungsi sebagai alat transportasi brondolan kelapa sawit dari bottom
cross conveyor menuju ke digester. Alat ini berupa bucket conveyor.

Gambar 2.27 Fruit elevator


Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) Unit
Merk/Type : Bucket elevator
Model : Double chain
Panjang : 16,2 m
Lebar : 0,924 m
Elektromotor : 7,5 kW, 1450 rpm
Plate body : MS plate 6 mm
Linear rel : 8 mm
Kecepatan elevator : 15 rpm

37
4. Press Station
a). Fruit distributing conveyor
alat ini berfungsi untuk mendistribusikan brondolan menuju digester agar
brondolan dapat diproses lebih lanjut.

Gambar 2.28 Fruit distributing conveyor


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Full flight screw
Dimensi : Ø 600 mm
Panjang : 1360 cm
Diameter : 60 cm
Elektromotor : 7,5 kW, 1450 rpm, flexible shaft coupling
Plate body : MS plate 6 mm
Hollow shafe : Pipa steam Ø 3” Sch 40
Kecepatan conveyor : 55 rpm

b). Overflow fruit conveyor

38
Alat ini berfungsi untuk mengembalikan brondolan yang belum diolah di
dalam digester untuk dikembalikan kedalam digester.

Gambar 2.29 Overflow fruit conveyor


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Full flight screw
Dimensi : Ø 500 mm
Panjang : 1400 cm
Diameter : 50 cm
Elektromotor : 4 kW, 1420 rpm, flexible shaft coupling
Plate body, linear,Screw : MS plate 6 mm
Hollow shaft : Ø 2,5” Sch 40
Kecepatan conveyor : 55 rpm

c). Oil gutters


Oil gutters adalah tempat dimana air panas ditambahkan menuju screw press.
Ini dilakukan untuk proses pengenceran (dilution) sehingga hasil dari mesin kempa
tidak terlalu rapat. Karena massa fibre yang terlalu rapat akan menghasilkan cairan
dengan viskositas tinggi, hal ini akan menyulitkan proses pemisahan sehingga
mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah air yang ditambahkan berkisar antara 10-
15% dari berat TBS yang diolah dengan temperatur 90 0C.

39
Gambar 2.30 Oil gutters
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Material : Plate SS SUS 304 tebal 4 mm
Dimensi : 0,5 x 0,5 x 0,5 m

5. Clarification station
Beberapa alat penunjang yang terdapat pada stasiun ini adalah:
a). Sand trap tank
Sand trap tank merupakan sebuah tangki yang digunakan untuk menampung
minyak kotor yang berasal dari digester dan press, temperatur pada sand trap tank
adalah 85 0C.

Gambar 2.31 Sand trap tank


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Silinder vertical dengan dasaran kerucut
Dimensi : Ø 2,9 x 3 m, Tinggi kerucut 2 m.
Panjang : 300/200 cm
Diameter : 290 cm
Kapasitas : 20 m3
b). Crude oil vibrating screen
Oil vibrating screen berfungsi sebagai penyaring fibred dan cangkang halus
yang terbawa oleh crude oil sebelum menuju crude oil tank.

40
Gambar 2.32 Crude oil vibrating screen
Spesifikasi alat:
Jumlah : 3 (Tiga) Unit
Merk/Type : Sweco asia/vibro energy model bulat
Model : MA60 S 888 sweco separator
Dimensi : Ø 60”
Diameter :150 cm
Elektromotor : 2,5 kW, IP 55, 380 V, 50 Hz, 1500 rpm
Jumlah deck : Double deck
Screen : 40/20 mesh
Kapasitas tiap screen : 15 Ton/hours dilluete crude oil

c). Crude oil tank


Crude oil tank merupakan suatu tempat yang terdiri dari dua sekat yang
berfungsi untuk memisahkan minyak, sludge dan air. Kemudian minyak di pompa ke
CST.

Gambar 2.33 Crude oil tank


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Square
Dimensi : 4,5 x 3 x 1,5 m
Panjang : 450 cm
Lebar : 300 cm
Tinggi : 150 cm
Material : Plate SS SUS 304 tebal 4 mm
Isolasi : Rockwool tebal 50 mm x 100 kg/m3 dilapisi dengan
aluminium cladding 0,7 mm, temperatur: Ø 6”0-1200

d). Sludge vibrating screen


Alat ini berfungsi untuk menyaring sludge dari pasir halus kemudian sludge
diproses kembali menuju centrifuge.

41
Gambar 2.34 Sludge vibrating screen

Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) Unit
Merk/Type : Sweco asia/Vibro Energy model bulat
Dimensi : Ø 60”
Elektromotor : 2,5 HP, IP 55, 380 V, 50 Hz, 1500 rpm
Jumlah deck : Singgle deck
Screen : 50 mesh
Kapasitas tiap screen : 15 Ton/hours diluted crude oil

e). Sludge tank


Tangki ini berfungsi untuk menampung sludge yang berasal dari CST dan
sebelumnya telah di saring dengan sludge vibrating screen.

Gambar 2.35 Sludge tank


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Silinder vertical dengan dasaran kerucut
Dimensi : 3,5 x 3 m, Tinggi kerucut 1 m
Elektromotor : 2,5 HP, IP 55, 380 V, 50 Hz, 1500 rpm
Crude oil isolation : Rockwool 50 mm x 100 kg/m3, dilapisi dengan aluminium
sheet 0,7 mm
Plate dinding : 9 mm
Plate dasar : 12 mm

42
Plate atas : 6 mm
Kaki penyangga : H 200 x 200 x 8 x 12
Termometer : Ø 6” 0-120 0C

f). Collecting oil tank


Collecting oil tank berfungsi untuk mengutip minyak yang berasal dari sludge
tank dan dikembalikan ke crude oil tank. Kandungan minyak yang terdapat pada
collecting oil tank sebesar 5%.

Gambar 2.36 Collecting oil tank


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Persegi
Dimensi : 2,5 x 2 , 0,9 m
Elektromotor : 2,5 HP, IP 55, 380 V, 50 Hz, 1500 rpm
Material : MS Plate 6 mm

g). Fat pit


Fat pit merupakan bak penampung sludge, tumpahan minyak yang tercecer di
saluran-saluran (got) yang berasal dari berbagai stasiun serta air cucian PMKS.

Gambar 2.37 Fat pit

43
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
panjang : 600 cm
Lebar : 400 cm
Tinggi : 350 cm
Kapasitas : 84 m3
Fat pit sendiri terbagi menjadi 4 kompartemen, yaitu:
1) Sludge fit tank
2) Final effluent tank
3) Sluge fit pump
4) Final effluent pump

h). Oil recovery tank


Oil recovery tank merupakan salah satu bagian dari stasiun klarifikasi yang
berfungsi sebagai pengutip minyak yang dipompakan berasal dari fat pit. Fat pit
merupakan bak penampungan cairan yang berasal dari kondensat perebusan dan
sludge drain stasiun klarifikasi. Sludge drain merupakan saluran untuk mengalirkan
air cucian lantai, air pembilas purifier serta sludge yang didrain secara rutin.

Gambar 2.38 Oil recovery tank


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Kapasitas : 210 m3
Merk/Type : Silinder tegak dengan dasaran kerucut
Dimensi : Ø 2,76 x 3 m, tinggi silinder 3,05 m, tinggi kerucut 5,2 m
Diameter : 7,6 m
Konstruksi : 1. Plate dasar: MS Plate 9 mm
Kaki penyangga : H 150x150x7x10

44
i). Reclaimed oil tank
Reclaimed oil tank berfungsi untuk mengutip minyak yang masih terdapat di
recovery tank untuk diproses kembali di COT.

Gambar 2.39 Reclaimed oil tank


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Kapasitas : 10 m3
Merk/Type : Persegi
Dimensi : 15 x 1,5 x 1,5 m
Material : MS Plate 6 mm

j). Clean oil tank


Clean oil tank berfungsi untuk menampung CPO yang berasal sari CST dan
masih terdapat kotoran sebelum sampai di purifier. Suhu minyak yang berada di
clean oil tank adalah 95 0C.

Gambar 2.40 Clean oil tank


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Kapasitas : 20 m3
Merk/Type : Silinder tegak dengan dasaran kerucut
Dimensi : 2,9 x 3 m, Tinngi kerucut 1 m
Isolasi : Rockwool 50 mm x 100 kg/m3 dilapisi dengan aluminium
sheet 0,7 mm
Plate dinding : 9 mm
Plate dasar : 12 mm
Plate atas : 6 mm

45
Kaki penyangga : H 200x 200 x 8 x 12
Termometer : Ø 6” 0-120 0C
k). Storage tank
Tangki ini berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan/menimbun CPO
sebelum dikirim ke pembeli, tangki ini berbentuk silinder tegak, temperatur yang
dipertahankan dalam tangki adalah 90 0C.

Gambar 2.41Oil storage tank


Spesifikasi alat:
Jumlah : 3 (Tiga) Unit
Kapasitas : 1000 ton 2 (Dua) unit dan 3000 ton 2 (Dua) unit
Dimensi : Ø 13500 x 9150 mm
Plate dinding : MS Plate 9 mm
Plate dasar : MS Plate 8 mm, 8 mm, 6mm, 6mm, 6mm
Plate atas : MS Plate 6 mm

6. MCC Depericarper and Kernel Station


Alat-alat penunjang yang terdapat pada stasiun ini antara lain:
a). Cake breaker conveyor
Cake breaker conveyor adalah alat yang berfungsi untuk membawa ampas
yang berupa Nut dan fibre dari screw press menuju ke depericarper coloumn.

46
(a) (b)
Gambar 2.42 (a) Cake breaker conveyor 1
(b) Cake breaker conveyor 2
Spesifikasi alat:
(a). Cake breaker conveyor 1
Jumlah : 2 (Dua) Unit
Type : Paddle
Dimensi : Ø 660 mm
Elektromotor : 7,5 Kw, 1460 Rpm, Flexible Shaft Coupling
Keterangan : Plate Body, Liner & Screw : MS Plate 6 mm, 6 mm, 9mm
Plate Penutup : MS Plate 3 mm
Hollow Shaft : Pipa Steam Ø 4” Sch 40
Putaran : 55 rpm
Panjang : 1400 cm
Diameter : 66 cm

b). Nut auger conveyor


Nut auger conveyor berfungsi untuk mengangkut nut yang dijatuhkan dari nut
polishing drum menuju pneumatic nut transport

47
Gambar 2.43 Nut auger conveyor
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Full Flight Screw
Dimensi : Ø 300 Mm
Elektromotor : 2,2 Kw, 1420 Rpm, Flexible Shaft Coupling
Keterangan : Plate Body, Liner & Screw : MS Plate 5 Mm, 5 Mm,6Mm
Hollow Shaft : Pipa Steam Ø 2” Sch 40
Diameter :300 mm
Panjang : 4000 mm
Putaran : 55 rpm

c). Pneumatic nut transport


Pneumatic nut transport berfungsi sebagai alat untuk mengangkat nut beserta
shell yang terbawa ke nut auger conveyor dan selanjutnya shell akan dibawa ke shell
bin, sedangkan nut yang masih utuh dibawa ke nut grading drum untuk dipecahkan di
ripple mill.

48
Gambar 2.44 Pneumatic nut transport
Spesifikasi alat:
Jumlah :1 (Satu) Unit
Bahan : Plate : MS Plate 6
Panjang : Vertical = 730 mm, Horizontal = 485 mm
Diameter : Vertical = 15750 mm, Horizontal = 19625 mm

d). Cracked mixture conveyor


Craked mixture conveyor 1 berfungsi sebagai alat untuk mengangkut nut yang
telah dipecahkan di dalam ripple mill menuju cracked mixture elevator. sedangkan
cracked mixture elevator 2 berfungsi sebagai alat untuk mengangkut cangkang dan
kernel menuju LTDS 1

Gambar 2.45 Cracked mixture conveyor


Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) Unit
a. Cracked mixture conveyor 1

49
Type : Full Flight Screw
Dimensi : Ø 300 Mm
Elektromotor : 2,2 Kw, 1420 Rpm, Flexible Shaft Coupling
Keterangan : Plate Body, Liner & Screw : MS Plate 5 Mm, 5 Mm,6Mm
Hollow Shaft : Pipa Steam Ø 2” Sch 40
Panjang : 6450 mm
Diameter : 300 mm
Putaran : 55 rpm
b. Cracked mixture conveyor 2
Type : Full Flight Screw
Dimensi : Ø 300 Mm
Elektromotor : 1,5 Kw, 1420 Rpm, Flexible Shaft Coupling
Keterangan : Plate Body, Liner & Screw : MS Plate 5 mm, 5 mm, 6 mm
Plate Penutup Conveyor “ MS Plate 5 Mm
Hollow Shaft : Pipa Steam Ø 2” Sch 40
Panjang : 1950 mm
Diameter : 300 mm
Putaran : 55 rpm

e). Cracked mixture elevator


Cracked mixture elevator berfungsi untuk membawa nut yang telah pecah
menjadi cangkang dan kernel menuju cracked mixture elevator dan kemudian dibawa
ke LTDS.

50
Gambar 2.46 Cracked mixture elevator

Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Bucket
Model : Single chain
Elektromotor : 2,2 Kw / 1450 rpm
Keterangan : Plate Bodi : MS Plate 6 mm
Liner Rel : 8 mm
Panjang : 7500 mm
Putaran : 15 rpm

f). Light tenera dust separating 1(LTDS 1)


Light tenera dust separating 1(LTDS 1) berfungsi untuk memisahkan cangkang
dan nut yang telah dibawa oleh cracked mixture conveyor 2, dimana cangkang akan
dibawa ke shell bin LTDS 1 dan nut akan dibawa ke LTDS 2. Sedangkan LTDS 2
berfungsi untuk memisahkan cangkang dan nut yang berasal dari LTDS 1, cangkang
akan dibawa ke shell bin LTDS 2 sedangkan nut di bawa ke claybath.

51
Gambar 2.47 Light tenera dust separating

Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) Unit
(a). LTDS 1
Type : Dua Tingkat Vertical Column Pneumatic Suction
Keterangan : Plate : MS Plate 6 Mm
Tinggi : 401
Diameter : 650 cm
(b). LTDS 2
Type : Dua Tingkat Vertical Column Pneumatic Suction
Keterangan : Plate : MS Plate 6 Mm
Tinggi : 401
Diameter : 700 cm

g). Wet kernel elevator dan wet shell elevator

52
Wet kernel elevator berfungsi untuk membawa kernel yang berasal dari
claybath menuju wet kernel conveyor dan wet shell elevator berfungsi untuk
membawa cangkang yang berasal dari claybath menuju wet shell conveyor.

Gambar 2.48 Wet kernel elevator dan wet shell elevator


Spesifikasi alat:
(a). Wet kernel elevator
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Bucket
Model : Single Chain
Elektromotor : 2,2 Kw / 1450 rpm
Keterangan : Rpm Elevator : 15 rpm
Plate Bodi : MS Plate 6 mm
Liner Rel : 8 mm
Panjang : 14000 mm
Putaran : 15 rpm
(b). Wet shell elevator
Type : Bucket
Model : Single Chain
Elektromotor : 2,2 Kw / 1420 rpm
Keterangan : Plate Bodi : MS Plate 6 mm

53
Liner Rel : 8 mm
Panjang : 14000 mm
Putaran : 15 rpm

h). Wet kernel conveyor


Wet kernel conveyor berfungsi untuk membawa kernel yang berasal dari wet
kernel elevator menuju nut silo.

Gambar 2.49 Wet kernel conveyor


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Full Flight Screw
Dimensi : Ø 300 Mm
Elektromotor : 2,2 Kw, 1420 Rpm, Flexible Shaft Coupling
Keterangan : Plate Body, Liner & Screw : MS Plate 5 mm, 5 mm,6mm
Hollow Shaft : Pipa Steam Ø 2” Sch 40
Panjang : 5560 mm
Diameter : 300 mm
Putaran : 55 rpm

i). Wet shell conveyor


Wet shell conveyor berfungsi untuk mengangkut cangkang yang berasal dari
wet shell elevator menuju shell bin.

54
Gambar 2.50 Wet shell conveyor
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Full Flight Screw
Dimensi : Ø 300 Mm
Elektromotor : 2,2 Kw, 1420 Rpm, Flexible Shaft Coupling
Keterangan : Plate Body, Liner & Screw : MS Plate 5 mm, 5 mm,6mm
Plate Penutup Conveyor : MS Plate 3 mm
Hollow Shaft : Pipa Steam Ø 2” Sch 40
Panjang : 10250 mm
Diameter : 300 mm
Putaran : 55 rpm

j). Shell bin (shell hopper)


Shell bin berfungsi sebagai alat penampung cangkang yang berasal dari wet
shell elevator.

55
Gambar 2.51 Shell bin (shell hopper)
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Model : Rectangular
Type : Persegi empat dan kerucut
Keterangan : MS Plate 6mm
Panjang : 4149 mm
Tinggi : Persegi = 2700 mm; kerucut = 2000 mm
Lebar : 2970 mm
Kapasitas : 40 m3

l). Kernel bunker


Kernel bunker berfungsi sebagai tempat penampungan kernel sementara
sebelum kernel dikirimkan ke pembeli.

Gambar 2.52 Kernel bunker

Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Silinder verikal dengan dasaran kerucut
Dimensi : Ø 8,7 x 6,1 MT Kerucut 3,675 m

56
Keterangan : Plate Dinding : MS Plate 8 mm, 6 mm
Plate Dasar : 9 mm
Plate Atas : 6 mm
Kaki Penyangga : H 300 x 300 x 10 x 15
Diameter : 870 cm
Tinggi : Silinder = 610 cm; kerucut = 367,5 cm
Kapasitas : 250 m3

2.4 Uraian Utilitas dan Fasilitas Penunjang


Selain stasiun utama dan stasiun pendukung, pada PMKS juga terdapat utilitas
dan fasilitas penunjang yang berfungsi untuk mendukung proses produksi MKS pada
PMKS.
2.4.1 Uraian Utilitas
Utilitas pada PMKS terdiri dari:
a). Boiler station
Boiler merupakan suatu bejana yang digunakan sebagai tempat untuk
memproduksi uap (steam) sebagai hasil pemanasan air pada temperatur tertentu untuk
kemudian digunakan keperluan pabrik, kantor dan perumahan karyawan. Pada

57
umumnya PMKS menggunakan boiler jenis pipa air (water tube boiler). Uap yang
dihasilkan dari pemanasan air dalam pipa-pipa boiler dengan memanfaatkan serabut
dan cangkang kelapa sawit sebagai bahan bakar disebut SPOF (solid palm oil fuel).
Boiler yang digunakan pada PMKS KJW adalah boiler Takuma N-900 R,
dirancang dengan sistem balanced draft dan sirkulasi natural. Boiler ini adalah tipe
dengan konstruksi dinding dapur yang sama sekali didinginkan oleh air yang dapat
menyerap panas radiasi secara efektif dalam dapur pembakaran, sehingga mempunyai
efisiensi yang tinggi dan sangat flesibel terhadap fluktuasi beban.

Gambar 2.53 Boiler (bagian dalam)

Spesifikasi alat:
Type/merk : TAKUMA N – 900 R Water tube boiler/PT. Super
Andalas Steel
Tekanan Uap maksimum : 21 Bar G
Maximum steam evap : 30.000 kg uap/Jam
Steam temperature : Saturated oC

Konstruksi dan perlengkapan boiler ini terdiri dari badan ketel dan dapur
pembakaran (boiler proper and combustion chamber) yang terdiri dari:
 Susunan pipa-pipa air
 Boiler supporting structure

58
 Konstruksi combustion chamber
 Alur gas pembakaran
 Sirkulasi dari ketel
 Pemisah air dan uap
 Alarm air level tinggi/rendah: meter-leve dan meter tekan
 Frame and casing
 Gang way and operating plat form
 Automatic regular air pengisi
 Mechanical soot blower
 Forced draft and 2nd FD fan
 Induced daft fan
 Peralatan pembakaran
 Bahan untuk dapur
 Dust collector

b). Power house


Power house berfungsi sebgai tempat untuk mengkonversi tenaga uap yang
telah dihasilkan oleh boiler menjadi energi listrik dan sebagai tempat untuk
menampung uap dari keluaran turbin (BPV)
Adapun mesin-mesin yang terdapat pada power house antara lain:
 Turbin
Turbin adalah alat pembangkit listrik yang mengonversi atau merubah tenaga
uap yang dihasilkan dari boiler menjadi tenaga listrik.

59
Gambar 2.54 Turbin
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : SHINKO/Horizontal Curtis Single Stage C/W Integral
ReductionGear, Forced Lubrication, Reject For Extracting
Gland Leakage, Steam and T&T Valve
Model : RB-4
Keterangan : Speed turbin : 5292 rpm
Speed alternator : 1500 rpm
Tekanan Inlet steam : 19 bar
Tekanan outlet steam: 3.2 bar
Temperature steam : Drv saturated
Steam flow : 31.200 kg/J
Konsumsi steam : 26 kg/kW h
Diameter bore inlet steam: 150 mm
Diameter bore outlet steam: 400 mm
Berat : 6650 kg
Regulation-Governoor: Woodward UG 10
Frame/core:P1374C2

 Diesel Generator

60
(a) (b)
Gambar 2.55 Diesel Generator (a). 400 kW; (b) 160 kW
Spesifikasi alat:
(a). 400 kW
Jumlah : 2 (Dua) Unit
Merk/Type : KOMATSU/EGS630-6 Open Type
Model : EGS 630-6
Keterangan : Serial: 65123
Enggine Type : SAA6D140-P580
Prime: 400 kW; 500 kVA
Standby: 440 kW; 500 kVA
Voltage: 380 V
Ampere: 760 A
Frekuensi: 50 Hz
Berat: 8900 kg
Frame/core: KC.153D1
Alternator: Stamford
1.500 rpm

(a). 160 kW
Jumlah : 1 (Satu) Unit

61
Merk/Type : KOMATSU/EGS240-3 Open Type
Model : EGS 240-6
Keterangan : Enggine Type : S6D125-1
Serial: 65010
Prime: 160 kW; 200 kVA
Standby: 176 kW; 220 kVA
Voltage: 380 V
Ampere: 304 A
Frekuensi: 50 Hz
Berat: 2120 kg
Frame/core:UC. 274H
Alternator: Stamford
1.500 rpm

 Back pressure valve


Back pressure valve berfungsi untuk menyimpan serta mendistribusukan steam
yang berasal dari turbin ke stasiun-stasiun pengolahan pada PMKS.

Gambar 2.56 Back Pressure valve


Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Dimensi : Ø 1,2 x 6 m

62
Keterangan : Tek. Kerja : 3,5 kg/cm²
Plate Dinding : 12 mm
Material Vessel : ASTM A-516 Gr.70
Isolasi : 50 mm Rockwool 100 kg/m³ + Lembaran
Alumunium 0,7 mm
Pressure Recorder & Temp recorder,
Merk : George Kent
Range Tekanan : 0 – 4 barG
Penggerak : Listrik
Putaran : 24 Jam / Putaran Chart Speed

c). Water treatment plant (WTP)


Sasaran
- Memproduksi air yang bersih dan jernih
- Mengurangi biaya raw water treatment
- Mengurangi biaya boiler water treatment dengan hasil air yang bersih dan
jernih
- Memperpanjang umur operasional boiler sehingga dapat mengurangi biaya
perbaikan
Air merupakan kebutuhan utama bagi PMKS, karena air dibutuhkan untuk
umpan boiler serta proses pengolahan. Oleh karena itu air yang digunakan harus
memiliki syarat-syarat tertentu. Air yang diperoleh langsung dari sumbernya
umumnya belum memenuhi persyaratan teknis untuk digunakan pada PMKS serta
persyaratan higienis untuk keperluan air minum.
Pengolahan air untuk kebutuhan PMKS dimulai dari penampungan air berupa
waduk. Air dari waduk kemudian dipompakan ke raw water tank (untreated water
tank), kemudian dibawa ke clarifier tank untuk pengendapan tetapi sebelum itu air
terlebih dahulu ditambahkan bahan kimia berupa (soda abu, aluminium sulfat dan
flokulan) ke dalam air sehingga partikel-pertikel yang ada dalam air lebih cepat

63
mengendap, kemudian air dibawa ke bak pengendapan (water settling basin) untuk
mendapatkan pengendapan lebih lanjut. Air dari bak pengendapan selanjutnya
dilewatkan pada sand filter untuk menyaring zat tersuspensi, kemudian air di
masukkan ke demint plant (Resin penukar anion dan resin penukar kation). Setelah
itu air dibawa ke feed water tank dan selanjutnya dimasukkan ke deaerator untuk
digunakan sebagai umpan awal boiler.

Gambar 2.47 Water treatment plant

 Demint plant
Demint plant berfungsi untuk menghilangkan ion-ion positif (kation) ditukar
dengan ion hydrogen (H+) dan ion-ion negative (anion) dalam air ditukar dengan ion
hidroksida (OH-).
Pada demint plant biasanya dilakukan back wash, fungsi dari back wash
adalah:
- Memberikan efek pengadukan pada resin sehingga butiran resin akan mengembang.
- Resin akan mengembang ± 20% untuk menjamin proses regenerasi maksimal
- Membantu mengurangi resiko iron fouling.
Jika terlalu lama digunakan resin akan mengalami kejenuhan. Untuk
mengatasi hal ini, diperlukan regenasi resin:
- Standart kebutuhan H2SO4 dan NaOH = 60-100 gr/L resin
- Larutan direkomendasikan = 2-5 % larutan
- Waktu regenerasi = 40-60 menit

64
Setelah diregenerasi, kemudian dilakukan pembilasan pada resin yang
berfungsi untuk menghilangkan sisa H2SO4 dan NaOH yang terdapat pada resin
setelah proses regenerasi dan menghindari terjadinya fouling.

 Feed water tank


Feed water tank berfungsi sebagai penampung air sebelum dimasukkan ke
deaerator. Temperatur air yang dipertahankan antara 80-90 oC.

 Deaerator
Deaerator berfungsi sebagai penampung umpan untuk boiler, pada alat ini
temperatur dipertahankan100 oC, air (umpan) yang ada pada deaerator harus diatas
setengah ketinggian deaerator.

2.4.2 Fasilitas penunjang


1. Laboratorium
Laboratorium berfungsi sebagai pengendalian terhadap proses dan kualitas
yang dihasilkan selama dan setelah proses produksi berlangsung. Hasil-hasil analisis
laboratorium digunakan sebagaii umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan proses
produksi.
Adapun kegiatan yang dilakukan di laboratorium meliputi:
a). Analisa CPO
Analisa CPO meliputi analisa:
 Standarisasi NaOH
 Kadar asam lemak bebas
 Penentuan kadar air (moisture)
 Penentuan kadar kotoran (dirt)
b). Analisa oil gutter
Analisa oil gutter meliputi:
 Oil gutter pada COT
 Oil gutter pada underflow CST

c). Analisa oil losses


Analisa oil losses meliputi:
 Moisture

65
 Oil losses
d). Analisa inti sawit
Analisa inti sawit meliputi:
 Moisture
 Oil content
 FFA kernel
 Kadar kotoran (dirt)
e). Efisiensi ripple mill
f). Kerugian kernel

2. Work shop (Maintenance)/ Bengkel


Proses pengolahan kelapa sawit di PMKS sangat tergantung dari jumlah dan
kualitas TBS yang dihasilkan oleh kebun. Produksi TBS tinggi mengharuskan PMKS
beroperasi dengan jam olah yang tinggi karena TBS yang dibiarkan terlalu lama
restand akan meningkatkan kadar asam lemak bebas. Ekstraksi minyak yang baik
selain dipengaruhi oleh kualitas TBS yang baik juga dipengaruhi oleh proses
pengolahan yang baik. Untuk mencapai jam olah tinggi dan kualitas produk yang
baik, PMKS harus didukung oleh sebuah bengkel yang mempunyai bagian elektrikal
dan mekanikal.
Bagian elektrikal melakukan pemeliharaan terhadap seluruh peralatan listrik di
PMKS terutama motor listrik yang berjumlah ratusan. Jenis pekerjaan yang dilakukan
antara lain perawatan panel- panel listrik, pembuatan atau modifikasi sirkuit listrik
dan pembuatan galungan kawat bagi motor-motor listrik yang telah terbakar.
Bagian mekanikal melakukan pemeliharaan umum terhadap semua jenis
peralatan pabrik. Jenis pekerjaan yang dilakukan antara lain, lubrikasi, perbaikan alat-
alat, pembuatan suku cadang, maupun modifikasi peralatan sesuai dengan kondisi
lapangan. Bagian makanikal didukung oleh peralatan bengkel seperti las bubut, mesin
skrap, mesin gerinda, mesin bor, mesin las, mesin pengeloran, mesin potong, mesin
gergaji besi serta peralatan pendukung bengkel lainnya.

3. Limbah dan pengolahan limbah

66
Tandan buah sawit yang diolah di pabrik akan menghasilkan minyak sawit, inti
sawit, cangkang, serat dan tandan kosong. Dalam proses pengolahan terdapat bahan
yang tidak termanfaatkan seperti tandan kosong dan air buangan pabrik. Karena
kapasitas pabrik yang cukup besar maka buangan tersebut dapat mempengaruhi
lingkungan biotik dan abiotik.
Perkembangan areal perkebunan kelapa sawit yang diikuti dengan
pembangunan pabrik yang cukup pesat akan mempengaruhi klingkungan di sekitar
terutama lingkungan badan penerima limbah. Untuk mengurangi dampak negatif
pabrik pengolah kelapa sawit, maka pengendalian limbah pabrik kelapa sawit harus
dilakukan dengan baik. Pengendalian limbah pabrik kelapa sawit dapat dilakukan
dengan cara pemanfaatan limbah, pengurangan volume limbah dan pengawasan mutu
limbah.
Pembangunan instalasi pengendalian limbah dilakukan bersamaan dengan
pembangunan pabrik kelapa sawit dengan sistem yang didasarkan kepada kapasitas
dan kualitas limbah yang diinginkan

a. Karateristik Limbah
 Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolah kelapa sawit ialah tandan
kosong, serat dan tempurung. Pada tabel berikut ini akan disajikan jenis-jenis limbah
padat dari pengolahan kelapa sawit serta kandungan komponen-komponen organik
yang terdapat di dalamnya.

Tabel 2.5 Rendemen Limbah Padat


Jenis % terhadap TBS Hasil proses
Tandan kosong 22 Bantingan
Serat 15 Screw press
Tempurung 7 Shell separator

67
Tabel 2.6 Komposisi Bahan Organik pada Serat dan Tandan Kosong
Tandan Kosong
Komposisi Serat (%)
(%)
Karbohidrat 38,8 34,2
Glucan 21,9 21,6
Xylan 15,3 15,7
Arabinan 1,6 1,2
Galactan 0 0
Mannan 0 0
Rhamnan 0 0
Nitrogen 0,61 0,66
Lignin 23,4 15,6
Ekstraksi benzen/alkohol 11,2 10,5
Ekstraksi air panas 10,9 20,0
Kalor bakar kkal/kg
4586 4888
(bebas air)
Abu (500°C) 5,1 7,9
SiO2 63,2 34,7
Al2O7 4,5 1,2
Fe2O3 3,9 1,8
CaO 7,2 3,3
MgO 3,8 2,9
Na2O 0,8 0,8
K2O 9,0 40,1
TiO2 0,2 0,1
P2O5 2,8 2,5
SO3 2,8 8,0
CO2 2,2 0,1

Tandan kosong kadang-kadang masih mengandung buah yang tidak lepas di


antara celah-celah ulir di bagian dalam. Kejadian ini timbul bila perebusan dan
bantingan tidak sempurna sehingga pelepasan buah sangat sulit. Hal ini sering terjadi
bila tekanan kerja ketel rebusan di bawah 2,8 bar disertai produksi uap yang tidak

68
memenuhi kebutuhan. Perebusan yang tidak sempurna menghasilkan tandan kosong
yang masih mengandung buah hingga 9%.
Serat yang merupakan hasil pemisahan dari fibre cyclone mempunyai
kandungan cangkang, minyak dan inti. Kandungan tersebut tergantung pada proses
ekstraksi di screw press dan pemisahan pada fibre cyclone. Kualitas asap pembakaran
pada dapur boiler juga dipengaruhi oleh komposisi serat tersebut. Ampas serat
sekarang ini telah habis terpakai di pabrik sehingga dampak yang mungkin
ditimbulkan pada lingkungan ialah polusi udara.
Cangkang (shell) merupakan hasil dari kernel plant yaitu shell separator masih
mengandung biji bula dan inti sawit. Bila bahan ini digunakan sebagai bahan bakar
pada dapur boiler, akan menghasilkan gas-gas yang tidak terbakar sempurna.

 Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan pabrik pengolah kelapa sawit ialah air kondensat,
air cucian pabrik, claybath dan sebagainya. Jumlah air buangan tergantung :
- Jumlah air pengencer yang digunakan pada vibrating screen atau screw press.
- Sistem, kapasitas dan keadaan alat yang digunakan dalam stasiun klarifikasi.
- Efisiensi pengutipan minyak dari air limbah akan mempengaruhi karakteristik
limbah cair yang dihasilkan.

Tabel 2.7 Komposisi Kimia Limbah Pabrik Kelapa Sawit


Komponen % (Berat kering)
Ekstraksi dengan Eter 31,6
Protein 8,2
Serat 11,9

69
Ekstraksi tanpa N 34,2
Abu 14,1
P 0,24
K 0,99
Ca 0,97
Mg 0,30
Na 0,08
Energi (kkal/100g) 454

Tabel 2.8 Komposisi Asam Amino pada Limbah Cair Segar


Asam Amino %
Lisine 0,98
Histidine 2,02
Arginine 0,74
Asam aspartat 8,37
Threoine 3,37
Serine 3,19
Asam glutamat 13,12
Piroline 3,80
Glycine 1,96
Alanine 5,67
Valine 4,05
Methionine 0,14
Isoleusine 3,10
Leusine 8,76
Tyrosine 2,06
Phenylalanine 3,48

70
b. Mekanisme Perombakan Limbah dengan Reaksi biokimia
Limbah industri yang terdiri dari bahan organik akan dapat dirombak menjadi
senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan mikroba atau disebut reaksi biokimia.
Reaksi ini terjadi pada :
 Proses perombakan anaerobik
Proses perombakan anaerobik berlangsung tanpa kehadiran oksigen pada cairan
limbah. Perombakan ini dibantu oleh bakteri anaerobik yang aktif menghasilkan
enzim dan merombak bahan organik. Reaksi anaerobik ini lebih cepat dibandingkan
dengan reaksi aerobik, hal ini disebabkan proses anaerobik yang dibantu dengan
mikroba tidak memerlukan bahan pereaksi dari luar media. Hal ini lebih efisien
dibandingkan dengan reaksi kimia yang berkaitan dengan energi aktifasi.
Mikroba yang berperan dalam perombakan limbah mengahsilkan enzim yang
dapat memecah karbohidrat, protein, lemak atau bahan-bahan organik lainnya
menjadi senyawa-senyawa sederhana. Jenis mikroba yang berperan dalam reaksi
perombakan bahan organik adalah bakteri yang membutuhkan lingkungan reaksi
sebagai berikut :
CnH2nOn + O CO2 + H2O
- Keasaman limbah
Kehidupan mikroba dalam cairan memerlukan keadaan lingkungan yang cocok
antara lain pH, suhu, nutrisi dan kehadiran udara. Derajat keasaman pada mikroba
yaitu antara 5-9. Oleh karena itu limbah yang bersifat asam merupakan media
yang tidak cocok untuk pertumbuhan bakteri. Maka untuk mengaktifkan bakteri,
cairan limbah tersebut dinetralisasi dengan penambahan alkali. Perubahan alkali
harus dibatasi agar keasamannya tidak melebihi pH 9, karena pada pH 5 dan pH 9
dapat menyebabkan terganggunya enzim bakteri (enzim terdiri dari protein yang
dapat mengkoagulasi pada pH tertentu).
- Suhu

71
Suhu limbah yang keluar dari pabrik umumnya berkisar antara 50° - 70°C
tergantung pada kondisi pengolahan pada fat pit atau oil recovery tank. Mikroba
menghendaki suhu cairan sesuai dengan jenis mikroba yang dikembangkan, seperti
yang telah dikemukakan terlebih dahulu bahwa jenis mikroba yang dikembangkan
pada limbah cair adalah bakteri. Bakteri ada yang bersifat aerobik dan anaerobik.
- Mengurangi kadar oksigen dalam cairan
Reaksi perombakan anaerobik tidak menginginkan kehadiran oksigen, karena
oksigen dapat menonaktifkan bakteri. Kehadiran oksigen pada cairan limbah dapat
bersumber dari air hujan. Perombakan bahan organik limbah yang berlangsung
dengan baik ditandai adanya gelembung-gelembung gas yang keluar dari
permukaan kolam. Dan pada waktu hujan turun gelembung-gelembung tersebut
berhenti.
Kedalaman kolam mempengaruhi jalannya reaksi perombakan, semakin dalam
kolam maka reaksi perombakan akan semakin baik. Reaksi anaeobik dapat
berlangsung dengan baik pada kedalaman mulai dari 2,5 meter. Pada kedalaman
tersebur penetrasi sinar matahari yang tembus sangat kecil, oleh sebab itu scum
yang terdapat di permukaan limbah tetap dipertahankan setipis mungkin agar
kontak antara air limbah dengan udara yang menyebabkan difusi menjadi
berkurang, demikian juga penetrasi sinar matahari akan berkurang.

 Reaksi Aerobik
Reaksi aerobik sering juga disebut dengan fermentasi aerobik yang banyak
dikembangkan dalam indusutri pembuatan makanan. Fermentasi aerobik
menggunakan oksigen yang berasal dari udara yang dipompakan ke dalam cairan.
Pemberian oksigen tetap menjadi perhatian karena jumlah oksigen yang tinggi
terkadang menyebabkan kematian mikroba. Oleh sebab itu dipertimbangkan
kandungan nitrogen dalam air limbah karena ini dapat mengurangi oksigen
(menghilangkan kelebihan oksigen). Pemberian oksigen dilakukan dengan beberapa
cara :

72
- Diffuse, yaitu menginjeksikan udara ke dalam cairan dalam bentuk gelembung
halus dan kemudian oksigen akan melarut dalam cairan.
- Aeration blowing, yaitu mengangkut air dengan kipas (propeller) sehingga air naik
dan membentuk lapisan tipis kemudian kontak dengan udara.
- Sprinkle, yaitu alat yang memompa cairan limbah melalui nozzle sehingga
membentuk siraman halus dan kontak dengan udara.
- Aeration tower, yaitu menara tempat pembentukan butiran air yang kecil melalui
lubang-lubang halus dan jatuh bebas. Saat air jatuh bebas akan bersinggungan
dengan udara.

c. Pengendalian Limbah Cair


 Baku Mutu Limbah
Pembuangan limbah segar ke badan penerima akan menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan, oleh sebab itu perlu dikendalikan agar sesuai dengan
persyaratan baku yang diperkenankan.
 Pengendalian Mutu Limbah PMKS KJW dengan Sistem Kolam
Pengendalian dengan sistem kolam masih dianggap murah terutama pada
perkebunan yang terletak jauh dari kota, akan tetapi masih membutuhkan retention
time yang lebih lama.
Urutan pengolahan limbah pada PMKS KJW senagai berikut:
1). Proses pendinginan
Air limbah segar yang keluar dari pabrik umumnya masih panas (80°C –
40°C). Maka sebelum pengolahan lebih lanjut limbah yang masih panas ini harus
melalui pendinginan terlebih dahulu pada kolam pendingin (cooling pond).
2). Kolam 1
Merupakan kolam penampungan air limbah yang telah mencapai suhu 40°C,
di kolam ini suhu air limbah masih akan turun hingga mencapai 27°C. Pada kolam ini
air limbah masih mengandung minyak, maka pada kolam ini harus dilakukan
pengutipan minyak agar tidak menggangu aktifitas bakteri pada kolam selanjutnya.
Pada PMKS KJW kolam untuk pengutipan minyak ini masih dalam tahap pembuatan.

73
3). Kolam 2
Pada kolam ini terjadi proses netralisasi untuk menyesuaian pH cairan limbah
hingga mencapai pH 6 – 7. Untuk menetralkan dilakukan penambahan kapur. Di
kolam ini juga terjadi proses perombakan oleh bakteri anaerob.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk kelancaran proses pada kolam ini :
- Sirkulasi, dilakukan untuk mempertinggi kontak antara bakteri dan substrat
sehingga proses perombakan dapat berjalan lebih baik.
- Resirkulasi, untuk memperbaiki pH dan populasi bakteri. Selain itu nutrisi untuk
pertumbuhan bakteri juga harus selalu tersedia, hal ini dilakukan dengan
penambahan urea (mengandung unsur nitrogen).
- Kandungan minyak yang seringkali mengapung dipermukaan cairan.
- Kedalaman dan volume kolam, jika kedalaman dan volume kolam berkurang akan
mengganggu aktifitas bakteri.
Seringkali untuk mengefisiensikan perombakan substrat kolam anaerobik dibuat 2
tahap.
4). Kolam 3
Di kolam ini juga terjadi proses perombakan limbah oleh bakteri anaerob. Kolam ini
berfungsi untuk menambah retention time setiap partikel air limbah sehingga
memperlama kontak dengan bakteri.
5). Kolam 4
Merupakan kolam tempat berlangsungnya perombakan oleh bakteri aerobik.
Kolam ini dibuat tidak terlalu dalam agar sinar matahari dapat sampai ke dasar kolam
sehingga membantu reaksi oksidasi dan membantu aktifitas bakteri.
6). Kolam 5
Dinamakan kolam sedimentasi yang berfungsi untuk mengurangi lumpur pada
air limbah. Pada kolam ini ditambahkan alum (tawas) sebagai flokulan. Bila pH
cairan belum mencapai pH netral, pada kolam ini juga dapat ditambahkan NaOH
untuk menetralkan keasaman.
7). Kolam 6
Kolam penampung air limbah yang telah mengalami sedimentasi.

74
8). Kolam indikator dan kolam aerasi
Berfungsi untuk mengetahui ada atau tidaknya limbah yang masih terkandung
dalam air, sebagai indikator ikan diletakkan dalam kolam. Pada kolam ini juga
ditanam eceng gondok sebab tumbuhan air ini mampu menyerap logam-logam berat
yang mungkin saja masih terkandung dalam air. Sedangkan kolam aerasi bertujuan
untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air yang akan dikeluarkan ke
lingkungan. Pemberian oksigen dilakukan dengan penyemprotan air ke udara
sehingga air akan mengalami kontak dengan udara.

75
2.5 Aspek Ekonomi, Organisasi dan Manajemen Pabrik
2.5.1 Aspek Ekonomi PMKS PT. Kintap Jaya Wattindo
Aspek ekonomi merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi
kelangsungan suatu perusahaan. Kemajuan perusahaan sangat tergantung pada
keadaan perekonomian perusahaan itu sendiri maupun perekonomian secara global.
Hal-hal yang berkaitan dengan aspek ekonomi perusahaan adalah antara lain:
1. Sistem pengupahan karyawan
Sistem pengupahan merupakan suatu sistem yang mengatur tentang
pembayaran gaji (pengupahan) karyawan. Sistem pengupahan karyawan ini
merupakan kewenangan Direksi perusahaan dengan tetap memperhatikan saran
Serikat Pekerja.
Upah ditetapkan melalui hasil perundingan antara Serikat Pekerja dan Direksi
tersebut harus tetap memperhatikan mutu kehidupan karyawan untuk hidup layak,
kondisi perusahaan serta disesuaikan dengan bobot pekerjaan yang dilakukan
karyawan. Adapun pembayaran upah yang dilakukan tiap akhir bulan mempunyai
ketentuan:
- Pada setiap pembayaran upah dilampirkan rincian upah sebalum upah itu diterima
selambat-lambatnya pada akhir bulan.
- Pengambilan upah tidak bisa diwakilkan kepada siapa pun, kecuali karyawan yang
bersangkutan berhalangan dengan alas an ynag dapat diterima dan telah
memberikan kuasa penuh diatas materai dengan diketahui oleh bagian personalia
atau mengikuti sistem dan ketentuan yang berlaku.

76
- Saat pengambilan upah wajib menunjukkan kartu jati diri yang bersangkutan
kepada petugas.
- Apabila tanggal pembayaran upah jatuh pada hari libur, maka tanggal pembayaran
upah dimajukan sehari.
- Apabila terjadi kterlambatan pembayaran upah, maka berlaku ketentuan Peraturan
Pemerintah No.8 Tahun 1981.
- Sistem pelaksanaan pembayaran upah ditentukan sendiri sesuai kebijakan
perusahaan tanpa mengurangi hak karyawan.
Komponen upah karyawan terdiri dari:
 Gaji dasar
Gaji dasar adalah suatu imbalan dalam nilai rupiah yang diberikan kepada
karyawan sesuai dengan golongan gaji dan golongan jabatan.
 Tunjangan tingkatan
Tunjangan tingkatan merupakan suatu bentuk tunjangan yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan eselon V.
 Tunjangan prestasi
Tunjangan prestasi adalah tunjangan yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan berdasarkan prestasi yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan.
 Tunjangan pengabdian
Tunjangan pengabdian merupakan suatu bebtuk tunjangan yang diberikan
oleh perusahaan kepada karyawan berdasarkan lamanya atau jangka waktu masa
kerja yang telah ditempuh oleh karyawan yang bersangkutan.
 Tunjangan perumahan
Tunjangan ini diberikan perusahaan sebagai bantuan biaya perumahan bagi
karyawan. Tunjangan ini tidak berlaku bagi karyawan yang telah mendapat fasilitas
dinas perusahaan.
 Tunjangan transport
Tunjangan ini diberikan sebagai bantuan biaya transport bagi karyawan.

2. Jumlah Produksi dan penjualan produk


Produk yang berupa CPO yang dihasilkan oleh PMKS PT. KJW dipasarkan
pada PT. SMART, Tbk. Data jumlah produksi dan penjualan produk pada periode
2008-2009 dapat dilihat pada table berikut

77
Tabel 2.9 Jumlah produksi dan penjualan CPO PT. KJW
Periode
2008/2009
Bulan
Produksi (Ton/Bulan) Penjualan
(Ton/Bulan)
Agustus 1000
September 1000 500
Oktober 1000 500
November 1000 1000
Desember 1000 2000
Januari 1500 1500
Februari 1500 2000
Maret 2000 2000
Total 1000 9500

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil produksi CPO makin mengalami
peningkatan pada tahun 2009. Untuk penjualan CPO juga mengalami peningkatan
yang serupa, tetapi akibat adanya krisis global yang melanda perekonomian dunia
harga penjualan CPO mengalami penurunan dari Rp.9000,00-Rp.10.000,00/kg
sebelum krisis global menjadi Rp.4.500,00-Rp.5.000,00/kg setelah terjadinya krisis
global.

78
2.5.2 Organisasi
Organisasi kerja merupakan kumpulan dari satuan kegiatan yang biasanya
disebut dengan peranan dan jabatan yang ditata dalam satu kesatuan tunggal
operasional

Gambar 2.58 Struktur Organisasi PT. PMKS Kintap Jaya Wattindo

Pada struktur organisasi PT. Kintap Jaya Wattindo, pimpinan tertinggi adalah
seorang Mill Manager yang dibantu oleh Mill Head Asisstant dan staff selaku asisten
Mill Manager. Mill Manager membawahi 1 pabrik bertugas mengawasi operasional
pabrik.
 Main Process Building A (MPBA)
Bertugas mengawasi operasional pabrik, mencakup stasiun loading ramp,
sterilizer dan tippler.

79
 MainProcess Building B (MPBB)
Bertugas mengawasi operasional pabrik, mencakup stasiun thresher, digester,
press dan kernel station.

 Main Process Building C (MPBC)


Bertugas mengawasi operasional pabrik, mencakup stasiun klarifikasi, power
house dan boiler.
 Office Asisstant
Bertugas mengawasi operasional pabrik, mencakup dibidang ketatausahaan.
 Laboratory Asisstant
Bertugas mengawasi operasional pabrik, mencakup stasiun laboratorium,
water treatment, limbah, sortasi, mengontrol mutu produk, bahan mentah serta air
yang digunakan untuk proses produksi.
 Maintenance Departement
Bertugas melakukan pemeriksaan dan perbaikan terhadap peralatan pabrik yang
digunakan dan perbaikan apabila ada kerusakan-kerusakan alat yang terjadi.

2.5.3 Manajemen Pabrik


Manajemen pabrik sangat diperlukan karena pada manajemen pabrik ini
dilakukan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
terhadap usaha-usaha dalam suatu pabrik dengan menggunakan sumber daya yang
ada guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen pabrik mencakup hal-
hal sebagai berikut:
1). Ketenagakerjaan
Pada PT. KJW, tenaga kerja dibedakan berdasarkan kategori masing-masing
karyawan, yaitu tenaga kerja tetap, tenaga kerja harian dan tenaga kerja bulanan. PT.
KJW memberikan kesempatan training kepada karyawan untuk mengadakan studi
banding keperusahaan lain yang nantinya setelah selesai dapat kembali keperusahaan

80
dan dapat menerapkan serta mempraktekkan hal-hal ataupun teknologi baru yang
diperoleh selama masa training.
Pelaksanaan penarikan tenaga kerja di perusahaan ini berdasarkan kebutuhan
perusahaan dengan dasar peningkatan produksi, jumlah tenaga kerja yang diperlukan
dan keahlian yang diperlukan perusahaan. PT. KJW memberikan fasilitas sosial dan
kesejahteraan kepada karyawan berupa jaminan keluarga, jaminan perumahan serta
jaminan kesejahteraan.
Hal-hal yang diatur dalam masalah ketenagakerjaan antara lain:
a). Penerimaan dan pengangkatan
penerimaan karyawan baru adalah hak sepenuhnya dari perusahaan yang
harus berdasarkan kualifikasi yang diperlukan untuk suatu pekerjaan atau jabatan
dalam organisasi perusahaan dengan melalui prosedurbyang berlaku dan telah
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Setelah memenuhi
persyaratan, maka bagi calon karyawan yang dinyatakan dapat diterima akan
diberitahukan dan dipekerjakan dengan masa percobaan paling lama 3 bulan. selama
masa percobaan baik calon karyawan maupun perusahaan dapat menggunakan
haknya masing-masing untuk memutuskan hubungan kerja tanpa adanya suatu
kewajiban bagi perusahaan untuk memberikan/membayar pesangon dalam bentuk
apapun selain dari upah yang telah disetujui. Setelah calon karyawan dinyatakan lulus
masa percobaan, maka calon karyawan akan diberitahukan secara tertulis tentang
pengangkatannya sebagai karyaean dan jabatan yang dipercayakan kepadanya
terhitung sejak tanggal masa percobaan sebagai calon karyawan.

b). Pencatatan waktu dan tata tertib kehadiran


Setiap karyawan diwajibkan untuk mengisi daftar hadir yang sudah disediakan
oleh perusahaan. Pencatatan waktu kehadiran dilakukan oleh karyawan segera setelah
dating ke tempat pekerjaan dan pada saat meninggalkan pekerjaan untuk pulang.

c). Kerja lembur


Kerja lembur merupakan pekerjaan yang dilaksanakan terus-menerus melebihi
jam kerja biasa. Setelah kerja lembur harus segera dibuatkan laporan kerja lembur
(workflow overtime). Pekerjaan yang dapat dikatakan lembur apabila:

81
 Berdasarkan panggilan yang dilakukan diluar jam kerja oleh perusahaan.
 Pekerjaan tersebut tidak terjadwal.
 Karyawan sedang berada diluar lokasi perusahaan.
 Pekerjaan tersebut bukan kelanjutan dari pekerjaan lanjutan sebelumnya.
Pembayaran upah lembur dilakukan bersamaan dengan pembayaran upah tiap akhir
bulan berikutnya.

d) Pemutusan hubungan kerja, uang pesangon, mengundurkan diri dan


ketidakmampuan bekerja karena terganggu kesehatannya.
Apabila pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindarkan, maka diatur
berdasarkan peraturan serta perundang-undangan yang berlaku dan pelaksanaannya
dirundingkan dengan serikat pekerja melalui Bipartit.
Karyawan yang diberhentikan dengan hormat oleh perusahaan yang diakibatkan
oleh karena pengurangan tenaga kerja seizing pemerintah, maka karyawan berhak
mendapatkan uang pesangon, uang penghargaan mas kerja dan uang pengganti hak,
yang besarnya dirundingkan dengan serikat pekerja.
Bagi karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja atas kemauan
sendiri, perusahaan memberikan hak-haknya sesuai dengan perundang-undangan
ketenagakerjaan dan referensi kerja. Pengunduran diri dilakukan dengan mengajukan
surat permohonan pengunduran diri maksimal 1 bulan sebelumnya dan diketahui oleh
atasan atau orang yang berwenang untuk mengembalikan dokumen-dokumen dan
perlengkapan-perlengkapan serta inventaris yang dipinjamkan perusahaan kepadanya
serta mempertanggungjawabkan pekerjaannya terhadap atasannya.
Bagi karyawan yang tenaganya sudah tidak memenuhi syarat lagi berhubungan
dengan kesehatannya dan/atau oleh dokter dinyatakan tidak dapat bekerja lagi, maka:
- Dapat diberhentikan dengan hormat dengan memdapat pembayaran sesuai dengan
pedoman dan perundang-undangan yang berlaku dan kebijaksanaan perusahaan.
- Atas kemauan sendiri memutuskan hubungan kerja dengan pihak perusahaan, akan
mendapatkan pembayaran sesuai dengan peraturan perundang-undangna yang
berlaku.

82
e). Tunjangan-tunjangan di luar pengupahan.
 Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur melebihi pukul 24.00 dan/atau 10 jam
kerja atau lebih akan mendapat makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400
kalori.
 Tunjangan perjalanan dinas, pemindahan sementara dan tugas belajar.
 Tunjangan hari raya (THR)
Perhitungan besarnya THR yang diberikan oleh perusahaan, dalam
pelaksanaannya tidak terlepas dari prestasi kerja dan penilaian lainnya yang berlaku
pada tahun tersebut. Nilai THR yang diterima tidak boleh lebih kecil dari 1 (satu)
bulan upah sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
 Bonus
Bonus adalah hadiah yang diberikan oleh perusahaan pada setiap perhitungan
akhir tahun. Bonus diberikan sebagai hasil usaha karyawan sesuai dengan
kemampuan perusahaan.
 Tunjangan resiko medan kerja.

2. Pengakuan hak dan kewajiban


a. Hak perusahaan
- Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan adalah
wewenang perusahaan, dengan memperhatikan hal-hal yang diatur dalam perjanjian
kerja bersama.
- Perusahaan berhak meminta daya kerja yang memadai dari setiap karyawan sesuai
dengan Perjanjian Kerja Barsama.
- Perusahaan dapat memilih dan mempekerjakan tenaga ahli untuk suatu pekerjaan
tertentu.

b. Hak Serikat Pekerja


- Menerima karyawan untuk menjadi anggota Serikat Pekerja dan melakukan
perlindungan terhadap anggota-anggotanya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
- Mengajukan permintaan pada pihak perusahaan untuk mengadakan perundingan
mengenai kesejahteraan karyawan.

83
- Mengadakan rapat dengan anggotanya sehubungan dengan kegiatan organisasi atas
persetujuan pimpinan perusahan.

c. Kewajiban perusahaan
- Mengakui bahwa Serikat Pekerja PT. KJW adalah organisasi pekerja yang sah
untuk mewakili anggotanya.
- Menampung dan memperhatikan setiap permasalahan ketenagakerjaan yang
disampaikan oleh Serikat Pekerja menurut prosedur yang berlaku dan berusaha
menyelesaikannya secara bipartit.
- Menerima pengurus Serikat Pekerja apabila ada hal yang perlu dibicarakan dengan
perusahaan.
- Memasyarakatkan tentang maksud, tujuan dan isi Perjanjian Kerja Bersama baserta
ketentuan pelaksanaannya sehingga hal tersebut dilaksanakan dengan kesadaran dan
penuh tanggung jawab oleh semua pihak.
- Memberikan informasi dan menjelaskan kepada Serikat Pekerja terhadap setiap
perubahan kebijakan yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan masalah
kesejahteraan dan ketenagakerjaan.
- Perusahaan menjamin tidak akan melakukan tindakan penekanan, diskriminasi,
kepada anggota maupun pengurus Serikat Pekerja baik secara langsung maupun
tidak langsung.
- Dalam hal penetapan dan perubahan kebijakan yang berdampak langsung terhadap
karyawan perlu mengadakan musyawarah dengan serikat pekerja.

d). Kewajiban Serikat Pekerja


- Mendukung perusahaan dalam mengatur dan mengawasi karyawannya serta
jalannya perusahaan sesuai dengan kebijakan perusahaan dengan tetap
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Menampung/mengatasi setiap masalah ketenagakerjaan yang disampaikan oleh
anggotanya maupun perusahaan menurut prosedur yang telah berlaku dan berusaha
menyelesaikannya secara Bipartit.

84
- Secara sungguh-sungguh menegakkan dan memelihara disiplin kerja, tanggung
jawab dan loyalitas para anggotanya terhadap perusahaan demi tercapainya
ketenangan kerja dan kelancaran operasional perusahaan.
- Mengatur segala kegiatan Serikat Pekerja dengan tetap memperhatikan kepentingan
perusahaan.
- Bersama-sama dengan perusahaan memasyarakatkan tentang maksud, tujuan dan isi
Perjanjian Kerja Bersama beserta ketentuan pelaksanaannya sehingga hal tersebut
dilaksanakan dengan kesadaran dan penuh tanggung jawab oleh semua pihak.
- Memberikan saran dan dukungan kepada perusahaan dalam hal program pembinaan
lingkungan (community development).

e). Kewajiban bersama


Mengadakan rapat koordinasi secara berkala sekurang-kurangnya 3 kali dalam
setahun, yang waktu dan tempatnya akan ditentukan kemudian.

3. Pemasaran
a. Sistem pemasaran
PT. KJW memasarkan produknya yang berupa CPO melalui jalur laut sungai
danau-surabaya.
b. Strategi pemasaran
Harga CPO ditetapkan oleh bagian marketing yang ditetapkan oleh kantor pusat
yang berada di Jakarta.

4. Prosedur keselamatan kerja pada PT. Kintap Jaya Wattindo


Kebijaksanaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilaksanakan oleh PT. PMKS Kintap Jaya Wattindo mempunyai sasaran sebagai
berikut:
a) Tidak terjadi kecelakaan.
b) Tidak mencelakakan manusia.
c) Tidak merusak lingkungan dan mematuhi peraturan.
PT. PMKS Kintap Jaya Wattindo dalam rangka mencapai tujuannya juga tidak
terlepas dari komitmen untuk menjaga keselamatan kerja para karyawan dan juga

85
menjaga kelestarian lingkungan hidup. Beberapa ketentuan keselamatan kerja yang
harus diikuti, yaitu:
1. Dilarang merokok kecuai tempat yang telah ditentukan.
2. Mengenal suara alarm dan tempat berkumpul darurat.
3. Dilarang membuka dan menutup valve, kecuali dengan izin dan kehadiran
bagian produksi.
4. Dilarang melintasi unit operasi.
5. Selama keadaan darurat dilarang berlari.
6. Selalu mengenakan alat pelindung diri.
7. Dilarang bercanda di pabrik.
8. Dilarang menulis atau menggambar pada peralatan pabrik.
9. Karyawan bertanggung jawab:
a) Melaksanakan tata kerja yang bersih dan aman.
b) Memakai perlengkapan keselamatan kerja antara lain:
1) Sepatu safety
2) Pelindung kepala (Helmet)
3) Masker
4) Kacamata safety
5) Sarung tangan
6) Ear plug dan ear muff untuk melindungi telinga dari kebisingan
10. Dilarang membawa korek api di dalam kawasan pabrik.
11. BAB III
12. LAPORAN KEGIATAN
13.
14. 3.1 Jadwal Kerja Praktek
15. Kerja praktek ini dilaksanakan terhitung sejak tanggal 27 April 2009-
03 Juni 2009. Kerja praktek dilakukan selama 10 jam/hari (07.15 WITA-
17.15 WITA) dengan waktu istirahat 1 jam (12.00-13.00 WITA).
16. Tabel 3.1 Jadwal kegiatan Kerja Praktek di PT. Kintap Jaya Wattindo
Minggu Ke-

86
No Urutan Kegiatan 1 2 3 4 5
1 Pengenalan pabrik secara keseluruhan
2 Pelaksanaan praktek kerja lapangan
3 Review/peninjauan kembali hasil praktek kerja lapangan
4 Analisa Laboratorium
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35. 3.2 Uraian Kerja Praktek
36. Uraian Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. Kintap Jaya Wattindo
dengan alamat Desa Kintapura Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut
Kalimantan Selatan 70883, seperti pada table di bawah ini:
37. Tabel 3.2 Uraian Kerja Praktek di Kintap Jaya Wattindo
No Tanggal Kegiatan Keterangan
1 27 April 2009 Pengenalan keseluruhan pabrik Terlaksana
- Mempelajari penerimaan TBS
pada Jembatan Timbangan
2 28 April 2009 - Mempelajari sortir buah kelapa Terlaksana
sawit pada (Grading)

- Mempelajari cara pengangkutan


3 29 April 2009 buah dari Hopper menuju Terlaksana
sterilizer
4 30 April 2009 - Mempelajari sistem dan cara Terlaksana

87
kerja Loading Ramp
- Mempelajari sistem dan cara
kerja Sterilizer
- Mempelajari sistem dan cara
5 01 Mei 2009 Terlaksana
kerja Sterilizer
- Mempelajari sistem dan cara
6 02 Mei 2009 Terlaksana
kerja Tippler
- Mempelajari sistem dan cara
kerja Thresser
7 04 Mei 2009 Terlaksana
- Mempelajari sistem dan cara
kerja Stasiun Press
- Mempelajari sistem dan cara
8 05 Mei 2009 Terlaksana
kerja Stasiun Press
- Mempelajari sistem dan cara
9 06 Mei 2009 Terlaksana
kerja Stasiun Press
- Mempelajari sistem dan cara
10 07 Mei 2009 Terlaksana
kerja Stasiun Klarifikasi
- Mempelajari sistem dan cara
11 08 Mei 2009 Terlaksana
kerja Stasiun Klarifikasi
- Mempelajari sistem dan cara
12 09 Mei 2009 Terlaksana
kerja Stasiun Klarifikasi
- Mempelajari sistem dan cara
13 11 Mei 2009 kerja MCC Depericarper dan Terlaksana
Stasiun Kernel
- Mempelajari sistem dan cara
14 12 Mei 2009 kerja MCC Depericarper dan Terlaksana
Stasiun Kernel
- Mempelajari sistem dan cara
15 13 Mei 2009 Terlaksana
kerja Boiler
- Mempelajari sistem dan cara
16 14 Mei 2009 Terlaksana
kerja Boiler
- Mengerjakan tugas dari pabrik
17 15 Mei 2009 - Mempelajari sistem dan cara Terlaksana
kerja Power House
- Mempelajari sistem dan cara
18 16 Mei 2009 Terlaksana
kerja Power House
19 18 Mei 2009 - Mempelajari sistem dan cara Terlaksana
kerja Boiler

88
- Mempelajari sistem dan cara
kerja Power House
- Mempelajari sistem Water
20 19 Mei 2009 Treatment pabrik Terlaksana

- Mempelajari sistem Water


21 20 Mei 2009 Terlaksana
Treatment pabrik
- Mempelajari sistem dan cara
22 25 Mei 2009 Terlaksana
kerja Stasiun Press
- Mempelajari sistem dan cara
kerja MCC Depericarper dan
23 27 Mei 2009 Terlaksana
stasiun Kernel
- Mengerjakan tugas dari pabrik
24 28 Mei 2009 - Mengerjakan tugas dari pabrik Terlaksana
- Mempelajari jenis-jenis analisa
25 29 Mei 2009 Terlaksana
laboratorium
- Mempelajari jenis-jenis analisa
26 30 Mei 2009 Terlaksana
laboratorium
27 01 Juni 2009 - Mempelajari pengolahan limbah Terlaksana
28 02 Juni 2009 - Mempelajari pengolahan limbah Terlaksana
39 03 Juni 2009 - Perpisahan Terlaksana

89
BAB IV
PEMBAHASAN TUGAS KERJA PRAKTEK

4.1 Pendahuluan
Pada pabrik kelapa sawit PT. Kintap Jaya Wattindo terdapat 6 stasiun, stasiun-
stasiun tersebut meliputi: stasiun penerimaan TBS (Fruit reception), stasiun
perebusan (sterilizer), stasiun pemipilan (strippler), stasiun pencacahan (digester) dan
pengempaan (presser), stasiun pemurnian (clarification) dan stasiun pemisahan biji
dan kernel (MCC depericarper and kernel). Yang menjadi tugas khusus pada Kerja
Praktek ini adalah:
o Pembahasan mengenai oil purifier yang terletak pada stasiun pemurnian
(clarification) PT. Kintap Jaya Wattindo, dimana pembahasan tersebut meliputi:
pengertian serta kondisi operasi oil purifier, spesifikasi oil purifier, cara kerja oil
purifier, serta perawatan oil purifier pada PT. Kintap Jaya Wattindo.

90
o Pembahasan mengenai digester yang terletak pada stasiun press (pengempaan)
pada PT. Kintap Jaya Wattindo, dimana pembahasan tersebut meliputi: penertian
dan fungsi digester dan perancangan digester.

4.2 Pembahasan Topik Kerja Praktek


4.2.1 Oil Purifier
a. Pengertian Serta Kondisi Operasi Oil Purifier
Oil Purifier adalah sebuah alat yang berfungsi untuk membersihkan minyak
dari kotoran yang berjumlah sekitar 1-2%. Proses ini merupakan pembersihan
lanjutan berdasarkan perbedaan berat jenis dan gaya-gaya sentrifugal dengan
kecepatan 7.500 rpm. Kotoran dan air yang berat jenisnya lebih berat daripada
minyak akan berada di bagian luar, sehingga dengan cara pemusingan minyak dengan
kecepatan 8200 rpm, maka kotoran akan terlempar karena perbedaan berat jenis
antara kotoran dan minyak itu sendiri. Kotoran akan keluar menuju saluran
pembuangan (parit) sedangkan minyak akan menuju vacuum dryer untuk selanjutnya
dihilangkan kandungan airnya.
Oil purifier beroperasi secara batch, dengan waktu pemasukan umpan selama
10 menit, waktu pencucian 10 menit, waktu pemusingan CPO 30 menit dan waktu
pengeluaran minyak serta pengeluaran kotoran dari oil purifier selama 10 menit,
sehingga total waktu operasi dalam 1 batch adalah selama 60 menit. Tekanan operasi
pada alat ini sebesar 1,8 bar dengan suhu operasi sebesar 930C.

b. Spesifikasi Oil Purifier


Oil purifier yang terdapat pada PT. Kintap Jaya Wattindo seperti pada gambar
di bawah ini:

91
Gambar 4.1 Oil Purifier

Oil purifier yang digunakan pada PT. Kintap Jaya Wattindo adalah Westfalia Oil
Purifier dengan spesifikasi sebagai berikut:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Kapasitas : 12 m3/Hours
Merk/Type : Westfalia Oil Purifier Germany/OSD 35-02-067
Serial –No : 9000-223
Part-No : 2050-1100-020
Elektromotor : 15 kW, AC 380 V, 50 Hz
Pemilihan produk purifier ini didasarkan pada beberapa hal, diantaranya:
o Layanan yang mudah dari tempat pemesanan alat
o Kemudahan untuk meng-upgrade performa alat
o Penanganan kerusakan langsung oleh engineer alat
o Kemudahan perawatan alat
c. Cara Kerja dan Neraca Massa Oil Purifier
Cara kerja alat ini dimulai dari pemasukan CPO dari pure oil tank, kemudian di
dalam oil purifier dilakukan metode pemusingan, metode ini merupakan metode
pemisahan dengan cara memusingkan CPO kasar sehingga bagian yang lebih berat
akan terlempar lebih jauh akibat adanya gaya sentrifugal. Sebenarnya pemisahan
CPO dari kotorannya (penjernihan) masih dapat dilakukan dengan pemanasan dan
pegendapan, namun hal ini akan memakan waktu yang lebih lama dan berisiko
meningkatkan bilangan peroksida dalam minyak akibat pemanasan yang berlebihan
didalam tangki. Hal ini sangat tidak dinginkan karena akan menurunkan harga jual
CPO, karena alasan tersebut proses penjernihan lebih disukai dengan metode
pemusingan karena waktu pemisahan lebih cepat dan tingkat oksidasi yang terjadi
jauh lebih kecil.
Metode pemisahan dengan pemusingan dengan mesin putaran tinggi
digunakan untuk memisahkan cairan-cairan yang tidak saling bersenyawa,
mempunayi berat jenis yang berbeda dan benda padat yang terkandung didalamnya.
Fase yang lebih berat akan mendapat gaya sentrifugal yang lebih besar sehingga akan
terlempar lebih jauh kebagian luar dari sumbu putar.

92
Pemusingan CPO terjadi pada bagian tumpukan disk, total disk berjumlah 133
termasuk 2 blind disk (disk penutup)

Gambar 4.2 Disk

disk tersebut yang tersususun pada sebuah distributor complete disk stack (tempat
untuk tumpukan disk) yang terdapat di dalam purifier tersebut.

Gambar 4.3 Distributor Complete Disk Stack


perputaran disk tersebut yang dibantu oleh sebuah single centripetal yang berfungsi
sebagai penggerak tumpukan disk tersebut,

Gambar 4.4 Single Centripetal


serta dibantu oleh bowl atas dan bowl bawah sebagai penguat tumpukan disk tersebut.

93
Gambar 4.5 Bowl
Dari pemusingan tersebut, didapatkan hasil berupa minyak yang kemudian akan
dibawa menuju vacuum dryer dan kotoran minyak akan dibawa menuju fat pit.

Cara kerja oil purifier secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.6 Skema Cara Kerja Oil Purifier

Neraca massa pada oil purifier terdapat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Neraca massa pada oil purifier


Massa masuk Massa keluar
Tujuan
Komponen (kg/Jam) (kg/Jam)
CPO dari pure oil
tank 7029
hot water 150 150 pat fit
CPO dari purifier 6924 vacuum dryer
dirt,sludge,oil 105 pat fit
7179 7179

94
d. Perawatan Oil Purifier
Perawatan rutin oil purifier biasanya dilakukan setelah oil purifier beroperasi
selama 90 jam kerja. Perawatan rutin tersebut akan mengurangi resiko kerusakan
pada alat, jika perawatan tidak dilakukan sesuai jadwal tersebut maka yang sering
terjadi adalah putusnya atau lepasnya gasket (perekat pada bowl)

Gambar 4.7 Gasket Pada Bowl Oil Purifier

yang akan mengakibatkan berkurangnya kemampuan oil purifier untuk memurnikan


CPO. Perawatan ini biasa dilakukan dengan pembersihan bagian dalam purifier,
pembersihan ini bisa dilakukan secara mekanis maupun secara manual. Pada PT.
Kintap Jaya Wattindo pembersihan bagian-bagian oil purifier biasanya dilakukan
secara manual, dengan cara mengangkat kemudian mencuci secara langsung
peralatan bagian dalam purifier.

95
4.2.2 Perancangan Digester (Mesin Pencacah)
a. Pengertian Digester
Digester merupakan sebuah alat yang sering juga disebut sebagai ketel aduk
yang terdiri dari bejana vertikal yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas
(90-95 0C) untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa oleh screw press
dengan kerugian minyak yang sekecil-kecilnya. Digester dilengkapi dengan alat
pengaduk yang berupa lengan-lengan pencacah (pisau-pisau pengaduk), alat
pengaduk ini dikendalikan oleh motor listrik dengan kecepatan 25-26 rpm.
Fungsi alat pengaduk pada digester adalah:
1. Mencegah terjadinya penumpukan brondolan di dalam digester sehingga
brondolan lebih mudah bergerak terutama ke dalam screw press.
2. Memindahkan panas dari mantel, yakni mengatur agar brondolan bergantian dalam
mengabsorsi panas.
3. Untuk melumatkan buah sehingga lebih mudah dikempa di screw press dan
kehilangan minyak yang terjadi semakin kecil.
4. Mengeluarkan minyak pada permukaan sel yang pecah.
Dalam pengadukan perlu diperhatikan beberapa faktor, yakni:
1. Kecepatan pengadukan yang tinggi akan menyebabkan kurang memberikan nilai
positif, karena terjadinya pembuangan energi.
2. Pelumatan buah harus berjalan baik, berarti daging buah lepas secara sempurna.
3. Jumlah pisau yang terlalu banyak akan menyebabkan pelumatan yang berlebihan.
4. Serat-serat buah harus masih jelas kelihatan.
5. Bentuk pisau harus dibuat sedemikian rupa, yaitu dapat mengangkat dan menekan
buah dengan cara menyapu.

96
Spesifikasi alat:
Jumlah : 4 (Empat) Unit
Kapasitas : 4000 L/Unit
Merk/Type : Modipalm Engineering SDN BHD/Direct Steam Injection
Model : CB 4000 L
Elektomotor : Electrim 37 kW, 1450 rpm, 380-415 V, 50 Hz, TEFC
Squirrel Cage Motor
Konstruksi : - Gear Ruducer: SEW Helical Gear Unit
-
Type MC3PVSF06
-
Shaft: 115 mm Mild Steel Square Shaft
-
Chute: 3 mm SS C/W Indicator.
-
Body: 12 mm Mild Steel
-
Liner: 9 mm Mild Steel
-
Bottom Wear Plate: 15 mm Mild Steel
-
Coupling: Ø 6” Type Pin
-
Arm: Stirring Arm (5 set) Expeller arm (1 set)
-
Isolasi: Rockwool 50 mm x 100 kg/m3Thick Aluminium Sheet 0,7
mm
-
Thermometer: Ø 6” 0-120 0C

b. Perancangan Digester
Diketahui: Kapasitas = 4000 L = 4000 dm3
o Menghitung diameter dan tinggi digester
H/D = 2,5
H = 2,5 D
V = ¼ × π × D2 × H
V = ¼ × π × 2,5 D3
V = 7,85/4 D3
D3 = 2,0382 m
D = 1,2678 m = 4,226 ft
H = 2,5 D
H = 2,5 (4,226 ft)
H = 10,565 ft
o Luas area dinding / sheel (ft2)

97
A1 = πDH
A1 = 3,14 × 4,226 ft × 10,565 ft
A1 = 140, 1937 ft2
o Luas dasaran tangki
A2 = πD2/4
A2 = (3,14 × (4,226 ft)2)/ 4
A2 = 14, 01937 ft2
o Tebal tangki
konstruksi double welded butt joint
Beban Kerja = 17.000 psi
jenis baja SA-167 grade 3 (E = 0,8)
ρminyak = 856,1 kg/m3= 50,959 lb/ft3

t= p = ρ (H-1)/ 144

t =

t = 0,000156126 × (H-1) (D)


t = 0,0001561 × (10,565-1) (4,226)
t = 0,006 in
tangki dirancang terdiri dari 1 plat melingkar dngan 2 plat tersusun vertikal
tebal sambungan vertikal yang di ijinkan 2/32
 Untuk plat ke-1

L1=( d – panjang sambungan)/ 12 n

L1= (3,14 (4,226(12) + 0,006) – 1(2/32))/12(1)


L1= (159,2545 – 0,0625)/ 12
L1=13,26 ft

98
Untuk plat ke-1 t1= 0,006 in, L1 = 13 ft 2 inchi
Sambungan yang di ijinkan antar plat dengan lebar 96 in untuk spesifikasi butt
welded, maka lebar plat = 96/12 = 8 ft
 Untuk plat ke-2
t2 = 0,000156126 × (H-1) × D
t2 = 0,000156126 × (2,565 – 1) × 4,226
t2 = 0,001 L2 = 13,26 ft = 13 ft 2 inchi
o Lebar Plat
D Vessel = 50,712 in
 2 plat shell
D = 50,712 in ambil 54 in
2 plat 176 ¾ × 91 × 31/16
Panjang plat yang tersedia 8-50 ft
Untung masing-masing plate L1 = 13,26 ft
L2 = 13,26 ft
Dimensi tangki
H = 10,565 ft = 126, 78 inchi
D = 4,226 ft = 50,712 inchi

Gambar 4.8 Dimensi Digester


Keterangan:
Tabel 4.2 Keterangan dimensi digester

99
Kode Jumlah Keterangan
1 1 Set 16" flexible coupling
1a 1 PC coupling lock nut
2 1 unit sew MC3PYSF06 gear reducer
3 1 PC gear reducer puller
3a 1 PC motor pulley
5 1 PC 37 KW 1450 rpm s/cage motor
6 1 PC spherical roller bearing 22222
6a 1 PC spacer (inside)
7 1 PC taperl roller bearing 22222
8 1 PC bearing cover plate
8a 1 PC spacer(outside)
9 1 PC bearing housing
10 1 PC oil seal 110x140x14
11 1 LGHT 115 mm EN 9 square shaft
12 2 Set linier
13 5 PCS short arm
14 5 PCS long arm
15 2 PCS expeller arm
16 1 PC shaft holder
17 1 PC bush
18 1 PC 15 mm THK m/s bottom plate
19 1 PC chute
20 10 PCS V' block

4.3 Penutup
Dari uraian pembahasan tugas khusus Kerja Praktek di atas dapat
disimpulkan bahwa:

100
1. Oil purifier merupakan salah satu alat yang harus ada pada PKS, karena fungsinya
yang sangat penting untuk pemurnian CPO dari kotorannya.
2. Penggunaan oil purifier yang menggunakan metode pemusingan untuk
menghilangkan kotoran pada CPO lebih baik dari pada penggunaan pemanasan
dan pegendapan, karena waktu yang diperlukan untuk pemurnian lebih cepat
sehingga mengurangi resiko peningkatkan bilangan peroksida dalam CPO akibat
pemanasan dan pengendapan yang berlebihan didalam tangki.
3. Perawatan harus dilakukan secara teratur untuk menghindari adanya kerusakan
bagian tertentu pada oil purifier.
4. Digester merupakan salah satu alat yang penting pada pabrik kelapa sawit, karena
fungsinya sebagai alat pencacah brondolan agar brondolan tersebut mudah
dikempa ketika memasuki proses selanjutnya pada alat pengempa (screw press).
5. Digester merupakan alat yang baik untuk pencacahan buah kelapa sawit, kemudian
dapat dilanjutkan menuju screw press untuk mendapatkan minyak yang lebih
banyak dari buah tersebut.
6. Perancangan digester menggunakan konstruksi dengan jenis sambungan double
welded butt joint dengan beban kerja 17.000 psi efisiensi 80 % dan jenis SA-167
Grade 3. Dimana masing-masing plate L1 = 13,26 ft dan L2 = 13,26 ft. dengan
Tinggi digester rancangan 126, 78 inchi, Diameter rancangansebesar 50, 712 in,
panjang pisau 45, 5 in.

101
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesan

Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerja samanya selama kami
melaksanakan Kerja Praktek di PT. Kintap Jaya Wattindo, sehingga kami
berkesempatan untuk mempraktekkan pengetahuan yang sudah diperoleh dari bangku
kuliah untuk menganalisa jalannya proses dan memecahkan persoalan nyata yang ada
di dalam kegiatan pengoperasian pabrik. Kami juga berharap apa yang telah kami
peroleh selama Kerja Praktek ini dapat bermanfaat dimasa yang akan datang dan
dapat menjadi suatu pengalaman menuju dunia kerja yang akan dihadapi, khususnya
dibidang industri proses.

5.2 Pesan

Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan untuk lebih memahami
proses produksi CPO khususnya pada PT. Kintap Jaya Wattindo, untuk lebih
lengkapnya ada baiknya pembaca menambah referensi lain utuk melengkapi
informasi yang kami berikan.

102

Anda mungkin juga menyukai