PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan praktis serta pengalaman
kerja secara nyata di bidang proses produksi suatu industri kimia.
2. Mengenal budaya kerja pada suatu perusahaan, sehingga mampu
menyiapkan diri dalam rangka menuju dunia kerja.
3. Mendapatkan gambaran nyata tentang wujud dan pengoperasian sistem
pemroses atau fasilitas yang berfungsi sebagai sarana produksi.
4. Mendapatkan gambaran nyata tentang organisasi kerja dan penerapannya
dalam upaya mengoperasikan suatu sarana produksi secara efektif dan efisien,
termasuk pengenalan terhadap praktek-praktek pengelolaan dan peraturan-
peraturan kerja.
5. Memperoleh pengalaman dalam hal engineering praktis, kemampuan
berkomunikasi serta bersosialisasi dalam dunia industri.
6. Mengenal dan lebih memahami wujud dan karakteristik perangkat-
perangkat proses, termasuk alat ukur dan alat pengendalian proses atau fasilitas
perancangan dan peralatan pembangunan.
7. Memenuhi syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktek sebagai
bagian dari proses pendidikan pada Program Studi S1-Teknik Kimia Universitas
Lambung Mangkurat (UNLAM).
2
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Kintap Jaya Wattindo merupakan
salah satu pabrik yang berada dalam pengelolaan PT. Jaya Agra Wattie (JAW) Group.
PT. PMKS Kintap Jaya Wattindo merupakan pabrik yang bergerak di bidang
pengolahan buah sawit dengan produk utama Crude Palm Oil (CPO) dan Palm
Kernel (PK). PT. PMKS Kintap Jaya Wattindo terletak di desa Kintappura, Kec.
Kintap Kab. Tanah Laut Kalimantan Selatan yang menempati tanah seluas 149.800
M2.
PT. PMKS Kintap Jaya Wattindo mulai beroperasi sejak tanggal delapan
Agustus dua ribu delapan (08 – 08 – 2008) dan diresmikan pada tanggal dua puluh
Agustus dua ribu delapan (20 – 08 – 2008) oleh Direktur Utama (DIRUT PT. JAW)
Bp. Harijadi Soedarjo, MBA. PT. JAW memiliki beberapa anak perusahaan antara
lain sebagai berikut:
3
Tabel 2.1 Nama-Nama Anak Perusahaan PT. JAW
No. Nama Perusahaan Produksi Lokasi
PT. Perkebunan Rubber West Java
1
Kroewoek
PT. Agri Bumi Sentosa Rubber/Oil Palm West
2 Java/South
Kalimantan
PT. Indojava Rubber Rubber Central Java
3
Planting CO
4 PT. Banjoemas Landen Rubber Central Java
5 PT. Perkebunan Biting Rubber Central Java
PT. Kaliduren Estates Rubber/coffee/Tea West Java
6
Rubber/coffee East Java
PT. Corah Mas Keputren Rubber/coffee East Java
7
Estates
8 PT. Mulyaningsih Coffee/Rubber East Java
PT. Toraja Agra Wattie Coffe South
9
Sulawesi
PT. Kintap Jaya Wattindo Oil Palm/Rubber South
10
Kalimantan
PT. Bumi Prada Oil Palm South
11
Sumatra
4
2.2 Uraian Proses Produksi
5
Gambar 2.1 Flow chart proses produksi minyak kelapa sawit PT. Kintap Jaya Wattindo (KJW)
6
Uraian proses produksi pada PMKS melewati beberapa stasiun dengan
fungsinya masing-masing. Stasiun proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) pada
Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) umumnya terdiri dari:
a. Stasiun Utama
Stasiun utama adalah stasiun yang berfungsi sebagai:
1. Penerimaan TBS (Fruit reception)
Sebelum diolah dalam PMKS, TBS yang berasal dari kebun pertama kali
diterima pada stasiun penerimaan buah untuk ditimbang dijembatan timbang
(weightbridge), kemudian disortir pada sortir area (grading) dan ditampung pada
penampungan TBS sementara (loading ramp).
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penerimaan TBS:
Penimbangan yang akurat untuk produk yang masuk dan keluar dari PMKS.
Kehilangan brondolan (fruitlet) seminimal mungkin.
Pelaksanaan sortir/grading kualitas TBS yang akurat.
Penanganan/perlakuan yang seminimal mungkin terhadap TBS.
Sistem keluar masuk alat pembawa TBS yang lancar.
Adapun tahapan dalam stasiun penerimaan TBS sebagai berikut:
a). Jembatan Timbang (weightbridge)
Fungsi utama jembatan timbang adalah untuk menghitung kapasitas bahan
mentah (TBS) yang dibawa kedalam pabrik, serta hasil produksi (CPO dan kernel)
yang dibawa keluar pabrik.
Penimbangan TBS dilakukan dua kali untuk setiap angkutan TBS, CPO dan
kernel yaitu pada saat truk dan tangki masuk dan keluar. Dari selisih timbangan saat
truk dan tangki masuk dan keluar, diperoleh berat bersih TBS yang masuk ke pabrik
maupun CPO serta kenel yang dibawa keluar dari pabrik. Jembatan timbang yang
digunakan oleh PMKS umumnya mempunyai kapasitas timbang 50-60 ton. Jembatan
timbang sangat sensitive terhadap beban kejut sehingga truk dan tangki yang masuk
harus berjalan perlahan, pada saat penimbangan posisi truk harus berada ditengah
agar beban yang dipikul oleh jembatan timbang merata.
7
plasma nutfah pada tahun 1848 dan ditanam dikebun raya Bogor. Berdasarkan
penampang irisan buah, maka kelapa sawit bisa dibagi menjadi:
Dura : Cangkang tebal, daging buah tipis
Psifera : Cangkang sangat kecil, daging buah tebal, inti kecil
Tenera : Merupakan hasil persilangan Dura dan Psifera, kernel
medium, cangkang tipis, daging buah cukup tebal, inti besar.
TBS yang telah tiba di pabrik perlu diketahui mutunya dengan cara visual.
Pengujian atau sortasi sebaiknya dilakukan pada setiap truk yang tiba dipabrik, akan
tetapi hal ini dianggap tidak ekonomis sehingga sortasi panen dilakukan secara acak,
yaitu 10% terhadap truk yang diterima. Sortasi dilakukan dengan kriteria panen yang
dibagi dalam fraksi sebagai berikut:
8
3 Matang II 50% -75% buah luar membrondol
4 Lewat matang I 75% -100% buah luar membrondol
5 Lewat matang II Buah dalam ikut membrondol
6 Tandan kosong/busuk Semua buah membrondol
2. Perebusan (sterilizer)
9
Lori-lori yang telah berisi TBS kemudian dikirim ke stasiun rebusan dengan
cara didorong dan ditarik menggunakan indexer dan transfer carriage, digerakkan
oleh motor listrik hingga memasukkan sterilizer, jumlah lori TBS yang masuk
kedalam sterilizer sebanyak 3 lori (1 cycle). Sterilizer yang digunakan umumnya
berupa bejana tekan horizontal. Setelah lori-lori masuk, pintu ketel kemudian ditutup
rapat. Perebusan dilakukan dengan menggunakan panas dari uap yang bertekanan
tinggi dengan dua cara perpindahan panas, yaitu:
Perpindahan panas secara konveksi yaitu dari uap ke brondolan.
Perpindahan panas secara konduksi yaitu panas masuk kedalam kernel dan lapisan
dalam dari TBS.
Perebusan dilakukan dengan pemanasan TBS hingga temperatur 120 0C,
tekanan 3 bar dan waktu 90 menit. Mekanisme perebusan TBS menggunakan sistem
perebusan secara bertahap dengan tiga puncak tekanan (triple peak):
Peak 1 berfungsi untuk proses pembuangan kondensat, dengan waktu 20 menit dan
tekanan 1,3-1,5 bar.
Peak 2 berfungsi untuk menaikkan tekanan menjadi 2,2-2,5 bar dengan waktu 25
menit.
Peak 3 disebut juga sebagai masa tahan yang berfungsi untuk proses kematangan
buah, tekanan 2,7-3,0 bar dengan waktu 45 menit.
Kualitas minyak yang baik, tingkat keasaman yang rendah dan kemudahan
minyak untuk dipucatkan (bleaching) merupakan harapan bagi setiap PMKS.
Perebusan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas hasil proses
produksi CPO, dimana proses perebusan tersebut mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Mematikan dan menghentikan aktifitas enzim-enzim yang dapat menyebabkan
kenaikan FFA (free fatic acid), enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 50
0
C dan akan mati pada temperature 120 0C.
2) Memudahkan proses pelepasan brondolan (fruitlet) dari janjang (spiklet).
3) Melunakkan brondolan sehingga memudahkan pelepasan/pemisahan antara daging
buah dan nut pada proses digestion dan depericarper.
4) Mengkondisikan daging buah sehingga sehingga sel minyak dapat mudah terlepas
pada pressing dan mempercepat proses pemurnian CPO.
5) Merenggangkan buah inti dengan cangkang yang memudahkan pemecahan biji.
6) Mengurangi kadar air daging buah dan inti sawit (nut).
10
Hal-hal yang mempengaruhi hasil perebusan yaitu:
1) Tekanan yang terlalu tinggi dan waktu perebusan yang terlalu lama akan
menimbulkan warna minyak yang diperoleh akan terlalu tua sehingga sulit untuk
dipucatkan dan losses minyak bertambah.
2) Tekanan yag terlalu rendah dan waktu perebusan yang terlalu sebentar akan
menyebabkan buah kurang masak sehingga brondolan sulit lepas dari
janjangannya, pelumatan dalam digester tidak sempurna dan fibre menjadi besar
dan pembakaran dalam boiler tidak sempurna.
Pada proses perebusan diperlukan pembuangan udara (deaeration) agar udara
keluar dan bisa digantikan oleh uap basah sebagai media perebusan. Pembuangan
udara dilakukan pada saat awal perebusan dimana uap dimasukkan melelui kran
pemasukan (inlet valve), sedangkan kran pengeluaran (outlet valve) dibiarkan
terbuka. Pengurasan lainnya dilakukan pada saat tekannan mencapai 1,3-1,5 bar dan
pada pencak kedua dengan tekanan 2,2-2,5 bar. Setelah pembuangan kedua selesai
maka uap dimasukkan hingga mencapai 3,7-3,0 bar dan dipertahankan selama 45
menit untuk pemasakan buah. Setelah perebusan selesai, steam yang berada di dalam
sterilizer dibuang sampai habis dengan cara membuka purge valve yang berada
dibagian bawah sterilizer.
3. Pemipilan (strippler)
Alat pemipil buah berfungsi untuk memisahkan buah dari tandan yang telah
direbus. Keberhasilan perebusan jika tidak didukung oleh pemipilan yang baik maka
akan terjadi kehilangan minyak yang tinggi. Buah kelapa sawit yang telah matang
bersama lori yang telah direbus dibawa ke bagian tippler dengan menggunakan
transfer carriage sebagai alat bantu. Tippler adalah alat yang berfungsi untuk
menuang buah kelapa sawit yang sudah melewati proses perebusan dengan putaran
2100, waktu total penuangan untuk 1 lori adalah 20 menit . Kemudian menuju kealat
pemipilan (thresher) dengan bantuan bunch conveyor. Pada stasiun ini buah kelapa
sawit beserta janjangannya yang sudah mengalami proses perebusan tadi akan
mengalami pemipilan (pembantingan) untuk melepaskan brondolan dari
janjangannya. Proses pemipilan (pembantingan) ini terjadi akibat tromol berputar
11
pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga membanting-
banting TBS tersebut dan menyebabkan brondolan lepas dari janjangannya,
pembantingan janjangan ini didasarkan kepada berat janjangan itu sendiri. Pada
bagian dalam thresher dipasang besi-besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi
yang memungkinkan brondolan keluar dari thresher. Brondolan yang keluar dari
bagian bawah thresher ditampung oleh screw conveyor atau biasa disebut under
thresher conveyor kemudian masuk kedalam fruit elevator untuk dikirim ke bagian
digesting dan pressing. Sementara janjang kosong yang keluar dari belakang thresher
ditampung oleh horizontal empty bunch conveyor selanjutnya dibawa menuju
inclined empty bunch conveyor selanjutnya ditampung pada tempat penampungan
janjangan kosong dan selanjutnya akan digunakan untuk pupuk kebun kelapa sawit.
Pada proses ini kadang-kadang masih ada buah yang melekat pada janjangan (katte
kopper). Keadaan katte kopper ini disebabkan oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
o Keadaan buah yang sakit dan abnormal dari kebun.
o Buah mentah dari kebun.
o Waktu perebusan yang terlalu singkat.
o Proses bantingan yang tidak tepat.
12
o Memindahkan panas dari mantel, yakni mengatur agar brondolan bergantian dalam
mengabsorsi panas.
o Untuk melumatkan buah sehingga lebih mudah dikempa di screw press dan
kehilangan minyak yang terjadi semakin kecil.
o Mengeluarkan minyak pada permukaan sel yang pecah.
Dalam pengadukan perlu diperhatikan beberapa faktor, yakni:
o Kecepatan pengadukan yang tinggi akan menyebabkan kurang memberikan nilai
positif, karena terjadinya pembuangan energi.
o Pelumatan buah harus berjalan baik, berarti daging buah lepas secara sempurna.
o Jumlah pisau yang terlalu banyak akan menyebabkan pelumatan yang berlebihan.
o Serat-serat buah harus masih jelas kelihatan.
o Bentuk pisau harus dibuat sedemikian rupa, yaitu dapat mengangkat dan menekan
buah dengan cara menyapu.
Setelah mengalami pencacahan dan pengadukan, brondolan dikeluarkan dari
bagian bawah digester kemudian dibawa ke screw press yang berada dibawah
digester untuk dikempa. Tujuan pengempaan adalah mengekstraksi CPO dari
rondolan yang telah cacah dengan oil losses dan nut pecah minimum pada ampas
press (press cake).
Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw mendesak fiber beserta
nut sedangkan dari arah berlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding
cone ini berada di dalam sebuah selubung baja yang disebut press cake, dimana
dindingnya berlubang diseluruh permukaannya. Dengan demikian, minyak dan fiber
yang terdesak akan keluar dari lubang-lubang press cake dan masuk kedalam sand
trap tank, sedangkan ampasnya (terdiri dari fiber dan nut) keluar melalui celah antara
sliding cone dan press cake melalui bantuan.
Penambahan air panas selama proses pengempaan sangat penting, hal ini
dilakukan untuk pengenceran (dilution), sehingga fiber hasil dari mesin kempa tidak
terlalu rapat. Karena jika massa fiber terlalu rapat maka akan dihasilkan cairan
dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses pemisahan sehingga
mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah penambahan air berkisar 10-15% dari berat
TBS yang diolah dengan temperatur 90 0C.
13
5. Pemurnian (clarification)
Cairan yang keluar dari alat kempa terdiri dari campuran minyak, air, dan
sludge. Stasiun pemurnian bertujuan untuk memurnikan CPO dari kotoran-kotoran
tersebut.
Minyak kasar diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran,
baik yang berupa padatan, sludge, maupun air tujuan dari pembersihan atau
pemurnian minyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas sebaik
mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak.
Minyak yang dihasilkan dari pengempaan dialirkan menuju vibrating screen
untuk disaring agar kotoran berupa serabut kasar tersebut dialirkan menuju crude oil
tank (COT). Minyak kasar yang tertampung di crude oil tank dipanaskan hingga
mencapai temperatur 95-100 0C. Menaikkan temperatur minyak kasar sangat penting
artinya, yaitu untuk memperbesar berat jenis antara minyak, air dan sludge sehingga
dapat membantu proses pengendapan, minyak dari COT kemudian dikirimkan ke
tangki pengendap (continuous settling tank/CST).
Di dalam CST, minyak kasar terpisah menjadi minyak dan sludge karena
adanya proses pengendapan. Dari CST , minyak selanjutnya dikirim ke oil tank,
sedangkan lumpur dikirim ke sludge tank. Sludge merupakan fasa campuranyang
masih mengandung minyak. Pada PMKS, sludge diolah lagi untuk dikutib kembali
minyak yang masih terkandung didalamnya.
Pengolahan sludge umumnya menggunakan alat yang disebut centrifuge yang
menghasilkan 3 fase, yaitu:
- Light phase yang merupakan fase cairan dengan kandungan minyak yang cukup
tinggi. Oleh karena itu, fase ini harus segera dikembalikan ke COT dan siap untuk
diproses kembali.
- Heavy phase merupakan fase cair dengan sedikit kandungan minyak sehingga fase
ini dikirim ke bak fat pit untuk kemudian diteruskan ke kolam limbah. Akumulasi
dari heavy phase yang tertampung pada fat pit juga masih menghasilkan minyak,
minyak ini dikirim ke COT lagi untuk diproses kembali.
14
- Solid, merupakan padatan dengan kadar minyak maksimum 3,5% dari berat sampel.
Solid yang dihasilkan ini selanjutnya digunakan untuk kebun kelapa sawit sebagai
pupuk.
- Oil purifier
Proses ini merupakan pembersihan lanjutan berdasarkan perbedaan berat jenis
dan gaya-gaya sentrifugal dengan kecepatan 7.500 rpm, kotoran dan air yang berat
jenisnya lebih berat daripada minyak akan berada di bagian luar. Minyak yang ada
dibagian tengah dapat keluar menuju vacuum dryer.
- Vacuum dryer
Vacuum dryer, minyak diambil dengan sistem pengabutan minyak. Minyak
yang sudah air dipompakan ke tangki penimbunan (storage tank) melalui flow meter.
- Sludge tank
Di dalam Sludge tank dilakukan proses pengolahan sludge yang keluar dari
continuous tank yang masih mengandung minyak diolah lagi untuk mengambil
minyaknya dengan cara memanaskan hingga tercapai temperatur 80-90 0C.
- Centrifuge
Sludge yang keluar dari sludge tank kemudian dimasukkan kedalam centrifuge
untuk merecovery minyak dari kandungan sludge underflow dan meminimalkan
losses minyak pada kandungan sludge.
- Fat pit
15
Fat pit merupakan bak penampung sludge, tumpahan minyak dan air cucian
PMKS. Sludge yang keluar dari sludge centrifuge masih mengandung minyak.
Sludge ini bersama air pencuci mesin centrifuge dikumpulkan dalam fat pit untuk
diambil minyaknya.
Ada tiga metode yang digunakan dalam pemurnian minyak kasar di PMKS,
yaitu metode pengendapan, metode pemusingan dan metode pemisahan biologis.
a) Metode pengendapan (settling)
Metode ini merupakan metode pemisahan minyak dan air karena terjadi
pengendapan pada bagian yang lebih berat. Jika minyak kasar yang ditampung di
dalam tangki dibiarkan, isi tangki akan mengendap dan terbentuk beberapa lapisan
sesuai dengan berat jenis dari fase yang terkandung didalam minyak kasar tersebut.
Lapisan pertama merupakan lapisan minyak yang masih mengandung butir-butir air
dan zat pengotor lainnya dengan kadar 99% minyak, 0,75 % air dan 0,25% zat padat.
Minyak dengan kandungan tersebut belum memenuhi standar kualitas jual
sehngga harus diproses lebih lanjut untuk menurunkan kadar air dan zat padatnya.
Lapisan kedua merupakan lapisan air yang mengandung minyak dalam bentuk
terhomogenesir. Lapisan ketiga merupakan fase yang mengandung zat organik padat
serta emulsi minyak-air yang tidak terpecahkan dan menjadi stabilisator dari emulsi
tidak hidup.
b) Metode pemusingan (centrifuge)
Metode ini merupakan metode pemisahan dengan cara memusingkan minyak
kasar sehingga bagian yang lebih berat akan terlempar lebih jauh akibat adanya gaya
sentrifugal. Seperti yang telah diketahui, pemisahan minyak dapat dilakukan dengan
pengendapan. Proses lanjutan (penjernihan) sebenarnya masih dapat dilakukan
dengan pemanasan dan pegendapan. Namun hal ini akan memakan waktu yang lebih
lama dan berisiko meningkatkan bilangan peroksida dalam minyak akibat pemanasan
yang berlebihan didalam tangki. Hal ini sangat tidak dinginkan karena akan
menurunkan harga jual minyak kelapa sawit. Karena alasan tersebut, proses
penjernihan lebih disukai dengan metode pemusingan karena waktu pemisahan lebih
cepat dan tingkat oksidasi yang terjadi jauh lebih kecil.
16
Metode pemisahan dengan pemusingan dengan mesin putaran tinggi
diigunakan untuk memisahkan cairan-cairan yang tidak saling bersenyawa,
mempunayi berat jenis yang berbeda dan benda padat yang terkandung didalamnya.
Fase yang lebih berat akan mendapat gaya sentrifugal yang lebih besar sehingga akan
terlempar lebih jauh kebagian luar dari sumbu putar.
Dengan demikian, pemusingan dapat digunakan dalam berbagai proses
pemisahan cairan-cairan atau antara cairan dengan bahan padat yang terkandung
didalamnya. Aplikasi dari prinsip pemisahan dengan metode pemusingan digunakan
di PMKS untuk melakukan tugas sebagai berikut:
o Menjernihkan minyak yang dihasilkan oleh proses pengendapan di CST sebelum
diproses ke vacuum dryer. Jenis pemusingan yang digunakan untuk aplikasi ini
yaitu oil purifier yang memisahkan air dan kotoran-kotoran ringan yang
terkandung didalam minyak.
o Mengutip kembali mengutip kembali minyak yang masih terikut dengan lumpur
(sludge) yang berasal dari CST. Jenis pemusingan yang digunakan untuk aplikasi
ini yaitu centrifuge, nozzle separator atau kombinasi keduanya.
c) Metode pemisahan biologis
Yaitu pemecahan molekul-molekul minyak sebagai akibat dari proses
fermentasi. Pemisahan yang dimaksud disini adalah pengutipan minyak yang
dilakukan di fat pit. Minyak yang diperoleh dari fat pit ini sebagian terjadi karena
peristiwa pengendapan dan sebagian lagi karena proses biologi, yaitu terjadinya
pemecahan molekul-molekul minyak sebagai akibat fermentasi. Minyak yang
diperoleh di fat pit selanjutnya dikembalikan ke COT, sedangkan sisa lumpur dan air
yang dialirkan ke kolam limbah masih saja ada minyak yang terikut. Minyak yang
ikut ke dalam limbah ini dihitung sebagai losses (kerugian).
17
hasil inti sawit yang setinggi-tingginya. Pemisahan biji dari gumpalan ampas
pengempaan sangat dipengaruhi oleh segi-segi teknis dari proses yang
mendahuluinya. Jika proses tersebut tidak menghasilkan biji bersih yang bersih, maka
sebab utama dari kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
o Perebusan kurang baik sehingga biji sukar lepas dari serabut (fibre).
o Pengadukan yang kurang baik menyebabkan buah kurang tercacah sehingga
serabut masih melekat pada biji.
o Ampas pengempaan tidah cukup kering karena kondisi buah kurang bagus,
tekanan pengempaan kurang mencukupi, penambahan air yang terlalu banyak pada
proses pengempaan, atau keausan pada sliding cone sudah berlebihan
o Pemuatan/pengisian alat pemisah biji-serabut dengan ampas melebihi
kapasitasnya.
o Kotoran-kotoran berat seperti batu, kerikil dan lain-lain yang memperkecil
kapasitas alat pemisah.
o Kebersihan alat tidak terpelihara sehingga mempengaruhi hasil kerja.
18
mengalami proses fermentasi sehingga serabut yang mesih menempel pada biji akan
mengalami pelapukan.
Pengeringan biji di nut silo dilakukan dengan temperatur 60-80 0C dengan
lama pengeringan 16-18 jam. Jika temperatur kurang daripada temperatur yang telah
ditetapkan diatas maka akan menyulitkan pemisahan inti dari cangkangnya, karena
kadar air yang masih tinggi. Namun, jika temperatur telalu tinggi maka inti akan
berwarna gelap (kualitas rendah).
2) Pemecahan biji
Biji yang telah dipilah selanjutnya diumpankan ke alat pemecah biji. Saat ini,
alat yang digunakan untuk alat pemecah biji yang digunakan di PMKS adalah nut
cracker rotor horizontal (ripple mill).
Pada ripple mill, biji seakan dikupas pada suatu stator yang dibuat bergerigi,
ketika rotor berputar untuk menggerakkan biji-biji tersebut sehingga biji-biji tersebut
pecah. Ripple mill lebih banyak digunakan karena tanaman sawit yang digunakan saat
ini adalah jenis tenera, dimana bijinya cenderung lebih kecil dan cangkangnya lebih
tipis.
3) Pengeringan kernel
Kernel yang sudah terpisah dari cangkang dan masih mengandung 12% air
dimasukkan ke silo pengering (kernel dryer) untuk diturunkan airnya hingga
mencapai 7%. Pengeringan dilakukan dengan udara yang mempunyai temperatur 60-
70 0C selama 14-15 jam. Penurunan kadar air bertujuan untuk menonaktifkan
mikroorganisme sehingga proses kenaikan asam dapat dibatasi pada saat kernel
disimpan.
Adapun aturan pekerjaannya adalah sebagai berikut:
1) Cake breaker conveyor (CBC)
Cake (ampas campur biji) yang beral dari perasan dimasukkan ke dalam CBC.
Alat ini berupa talang yang memiliki dinding rangkap dan terdapat as screw yang
mempunyai pisau-pisau pemecah.
2) Depericarper
19
Depericarper merupakan tromol panjang dan tegak yang memilkini blower
atau penghisap. Campuran ampas dan biji yang datang dari CBC akan jatuh ke
Depericarper. Didalam alat ini, ampas terhisap ke fibre cyclone yang selanjutnya bisa
dijadikan bahan bakar boiler. Sementara itu bijinya jatuh ke nut polishing drum.
20
2.3 Uraian Peralatan Proses
2.3.1 Alat Utama
Pengolahan MKS pada PT. Kintap Jaya Wattindo dilakukan melalui beberapa
peralatan utama pada masing-masing stasiun, sebagai berikut:
a. Penerimaan TBS (Fruit Reception)
Loading Ramp Station
Loading ramp berfungsi sebagai tempat penampungan TBS sementara serta
berperan untuk memuat buah kedalam lori sebelum dimasukkan kedalam sterilizer.
21
b. Perebusan (Strerilizer)
Sterilizer merupakan alat yang diguanakan untuk perebusan TBS dengan
menggunakan panas yang berasal dari steam yang dihasilkan oleh boiler. Fungsi
utama dari perebusan adalah untuk melepaskan brondolan dari janjangannya
disamping beberapa manfaat lainnya, yaitu:
Mematikan dan menghentikan aktifitas enzim-enzim yang dapat menyebabkan
kenaikan FFA (free fatic acid).
Melunakkan brondolan sehingga memudahkan pelepasan/pemisahan antara daging
buah dan nut pada proses digestion dan depericarper.
Mengkondisikan daging buah sehingga sehingga sel minyak dapat mudah terlepas
pada pressing dan mempercepat proses pemurnian CPO.
Merenggangkan buah inti dengan cangkang yang memudahkan pemecahan biji.
Mengurangi kadar air daging buah dan inti sawit (nut).
Lama perebusan adalah 90 menit dengan temperatur 120 0C, seperti yang telah
diketahui sistem perebusan menggunakan sistem perebusan secara bertahap dengan
tiga puncak tekanan (triple peak).
Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) unit
Kapasitas : 45 Ton/Alat
Diameter : 3,2 m
Panjang : 19,5 m
Merk/Type : Horizontal Twin Doors (Kapasitas 3 lori)
Dimensi : Ø 3,2 M OD x 19,5 m
22
Konstruksi : - Tebal Sheel Plate: 18 mm
-
Material Shell Plate: ASTM A 516 Grade 70
-
Liner Mild Steels: 12 mm
-
Tekanan kerja: 3,5 kg/cm2
-
Pintu: “Wang Yuen” Quick Opening ang Clossing
-
Isolasi: Rockwool tebal 50 mm x 100 kg/cm3 dilapisi
Aluminium Cladding 0,7 mm
-
Plate diffuser: 9 mm
c. Pemipilan (Thresher)
Alat pemipil buah berperan untuk memisahkan brondolan dari janjangan
setelah mengalami perebusan, sistem yang dipakai pada alat ini adalah sistem putar
bantingan. Pada bagian dalam thresher dipasang besi-besi perantara sehingga
membentuk kisi-kisi yang memungkinkan brondolan keluar dari thresher.
23
Gambar 2.5 Digester
Spesifikasi alat:
Jumlah : 4 (Empat) Unit
Kapasitas : 4000 L/Unit
Merk/Type : Modipalm Engineering SDN BHD/Direct Steam Injection
Model : CB 4000 L
Elektomotor : Electrim 37 kW, 1450 rpm, 380-415 V, 50 Hz, TEFC
Squirrel Cage Motor
Konstruksi : - Gear Ruducer: SEW Helical Gear Unit
-
Type MC3PVSF06
-
Shaft: 115 mm Mild Steel Square Shaft
-
Chute: 3 mm SS C/W Indicator.
-
Body: 12 mm Mild Steel
-
Liner: 9 mm Mild Steel
-
Bottom Wear Plate: 15 mm Mild Steel
-
Coupling: Ø 6” Type Pin
-
Arm: Stirring Arm (5 set) Expeller arm (1 set)
-
Isolasi: Rockwool 50 mm x 100 kg/m3Thick Aluminium
Sheet 0,7 mm
-
Thermometer: Ø 6” 0-120 0C
Pengempaan adalah suatu proses yang dilakukan untuk mendapatkan minyak
dari brondolan yang telah tercacah digester. Proses pemisahan minyak terjadi akibat
putaran screw mendesak fiber beserta nut sedangkan dari arah berlawanan tertahan
oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada di dalam sebuah selubung baja
yang disebut press cake, dimana dindingnya berlubang diseluruh permukaannya.
Dengan demikian, minyak dan fiber yang terdesak akan keluar dari lubang-lubang
press cake dan masuk kedalam sand trap tank, sedangkan ampasnya (terdiri dari
fiber dan nut) keluar melalui celah antara sliding cone dan press cake melalui
bantuan.
24
Gambar 2.6 Screw Press
Jumlah : 4 (Empat) Unit
Merk/Type : Modipalm Engineering SDN BHD/Horizontal
Double Worm Screw
Kapasitas : 15.000-17.000 kg
Model : CT 15 T/C
Elektromotor : Electrim 30 kW, 1450 rpm, 380-415 V, 50 Hz,
TEFC Squirrel Cage Motor
Konstruksi :1. Gear Reducer: - SEW Helical Gear Unit
- Type M3PSF50SPD
2. Hydrolic: - Rexroth Cone control System
- RRCS-2B-15/Vickers (Dolphin)
e. Pemurnian (Clarification)
Merupakan perlakuan penjernihan crude oil dari pengempaan pada stasiun
press yang masih mengandung kadar air dan sludge melalui tahapan-tahapan
klarifikasi yang sangat menentukan terhadap produksi CPO untuk kualitas dan
kuantitas. Alat utama yang terdapat pada stasiun ini antara lain:
a) Purifier
Purifier pada stasiun klarifikasi ini berfungsi untuk membersihkan minyak dari
kotoran yang berjumlah sekitar 1-2%, dengan cara pemusingan minyak dengan
kecepatan 8200 rpm, maka kotoran akan terlempar karena perbedaan berat jenis
antara kotoran dan minyak itu sendiri. kotoran akan keluar menuju saluran
pembuangan (parit) sedangkan minyak akan menuju vacuum dryer untuk selanjutnya
dihilangkan kandungan airnya.
25
Gambar 2.7 Purifier
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Kapasitas : 12 m3/Hours
Merk/Type : Westfalia/OSD 35-02-067
Elektromotor : 15 kW, AC 380 V, 50 Hz, 3 Phase
b) Centrifuge
Alat ini berfungsi sebagai pengutip minyak yang berasal dari sludge tank agar
dapat diproses agar dapat diproses kembali di COT, metode yang digunakan adalah
metode centrifugal.
Spesifikasi alat:
Jumlah : 4 (Empat) Unit
Kapasitas : 8000 L/Hours
Merk : Modipalm Engineering SDN BHD
Model : NSC 8000
Elektromotor : TEFC Squirell Cage Motor Via Fluid Drive 15 kW 1450 rpm
Keterangan : - Nozzel: 12 Unit (Ø 1,9 mm)
-
Fruit Coupling: Mdl 11KSD
-
Flexible Join: Ø 4” Mdl Flange
c) Vacuum dryer
Vacuum dryer adalah alat yang berupa tabung, alat ini berfungsi untuk
mengeringkan minyak dari air yang berjumlah ±1% yang masih tercampur dalam
26
minyak, dengan cara minyak diumpankan kedalam tabung vacuum dryer maka air
akan akan terhisap ke atas dan minyak murni yang jatuh ke bawah.
27
Gambar 2.10 Depericarper column
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/ : Modipalm Engineering SDN BHD
Lebar : 1,2 m
Tinggi : 5,05 m
28
Gambar 2.12 Nut grading drum
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Modipalm Engineering SDN BHD
Diameter : 9,5 m
Panjang : 3,1 m
4) Ripple mill
Ripple mill digunakan sebagai alat pemecah biji menjadi cangkang dan inti
sawit (kernel)
5) Claybath
Clybath berfungsi sebagai alat untuk mempermudah lepasnya inti dari
cangkang.
29
Gambar 2.14 Clybath
Spesifikasi alat:
a). Clybath vibrating screen
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Sweco Asia
Model : MA 60 S888
Jumlah deck: Tripple deck
Diameter : 1,5 m
Screen : 10/8 mesh
b). Slurry tank
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Silinder vertical dengan dasar kerucut
Diameter : 1,9 m
Tinggi : 1,2 m
c). Agitator slurry tank
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Shaft with paddle
Putaran : 6 rpm
6) Kernel silo
Kernel silo berfungsi sebagai tempat untuk pengeringan kernel dengan
temperatur 60-80 0C.
30
Fungsi utama jembatan timbang adalah untuk menghitung kapasitas bahan
mentah (TBS) yang dibawa kedalam pabrik, serta hasil produksi (CPO dan kernel)
yang dibawa keluar pabrik.
31
Merk/Type : Scrapper bar, double chain, bottom deck
Lebar :1m
Plate body : MS Plate 6 mm
Putaran Conveyor : 6-15 rpm
2. Sterilizer Station
a). Lori
Lori adalah suatu alat yang dipakai sebagai tempat menampung buah saat
perebusan berlangsung. Lori digerakkan oleh sebuah motor listrik yang dinamakan
indexer.
32
Gambar 2.19 Transfer carriage
Spesifikasi alat:
Jumlah : 4 (Empat) buah
Merk/Type : Modipalm engineering SDN BHD/Pit hydrolic
Kapasitas : 1 lori/carriage
3. Thresher station
a). Tippler
Tippler adalah alat yang berfungsi untuk menuang buah kelapa sawit yang
sudah melewati proses perebusan dengan putaran 2100, waktu total penuangan untuk
1 lori adalah 20 menit.
33
Gambar 2.21 Bunch hopper
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Hopper dengan sudut 300
Elektromotor : 11 kW, 1450 rpm
Plate dasar : MS plate 9 mm
Plate samping : MS plate 6 mm
Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) Unit
Merk/Type : Scrapper bar, double chain, bottom deck
Lebar : - Bunch conveyor 1: 1,112 m
-
Bunch conveyor 2: 1,112 m
Panjang : - Bunch conveyor 1: 27,889 m
34
-
Bunch conveyor 2: 12 m
Elektromotor : 11 kW, 1450 rpm
Kecepatan putaran conveyor : 14 rpm
Plate body : MS plate 6 mm
35
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Scrapper bar, double chain, bottom deck
Lebar : 750 mm
Panjang : 5.575 cm
Lebar : 93 cm
Tinggi : 58,9 cm
Elektromotor : 11 kW, 1460 rpm
Kecepatan putaran conveyor : 14 rpm
Plate samping dan Plate dasar : MS plate 6 mm
36
Gambar 2.26 Bottom cross conveyor
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : Full fligt screw
Dimensi : Ø 600
Diameter : 58 cm
Panjang :15 m
Elektromotor : 7,5 kW, 1420 rpm, flexible shaft coupling
Plate body, liner, screw : MS plate 6 mm
Hollow Shaft : Pipa steam Ø 3” Sch 40
Kecepatan conveyor : 55 rpm
37
4. Press Station
a). Fruit distributing conveyor
alat ini berfungsi untuk mendistribusikan brondolan menuju digester agar
brondolan dapat diproses lebih lanjut.
38
Alat ini berfungsi untuk mengembalikan brondolan yang belum diolah di
dalam digester untuk dikembalikan kedalam digester.
39
Gambar 2.30 Oil gutters
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Material : Plate SS SUS 304 tebal 4 mm
Dimensi : 0,5 x 0,5 x 0,5 m
5. Clarification station
Beberapa alat penunjang yang terdapat pada stasiun ini adalah:
a). Sand trap tank
Sand trap tank merupakan sebuah tangki yang digunakan untuk menampung
minyak kotor yang berasal dari digester dan press, temperatur pada sand trap tank
adalah 85 0C.
40
Gambar 2.32 Crude oil vibrating screen
Spesifikasi alat:
Jumlah : 3 (Tiga) Unit
Merk/Type : Sweco asia/vibro energy model bulat
Model : MA60 S 888 sweco separator
Dimensi : Ø 60”
Diameter :150 cm
Elektromotor : 2,5 kW, IP 55, 380 V, 50 Hz, 1500 rpm
Jumlah deck : Double deck
Screen : 40/20 mesh
Kapasitas tiap screen : 15 Ton/hours dilluete crude oil
41
Gambar 2.34 Sludge vibrating screen
Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) Unit
Merk/Type : Sweco asia/Vibro Energy model bulat
Dimensi : Ø 60”
Elektromotor : 2,5 HP, IP 55, 380 V, 50 Hz, 1500 rpm
Jumlah deck : Singgle deck
Screen : 50 mesh
Kapasitas tiap screen : 15 Ton/hours diluted crude oil
42
Plate atas : 6 mm
Kaki penyangga : H 200 x 200 x 8 x 12
Termometer : Ø 6” 0-120 0C
43
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
panjang : 600 cm
Lebar : 400 cm
Tinggi : 350 cm
Kapasitas : 84 m3
Fat pit sendiri terbagi menjadi 4 kompartemen, yaitu:
1) Sludge fit tank
2) Final effluent tank
3) Sluge fit pump
4) Final effluent pump
44
i). Reclaimed oil tank
Reclaimed oil tank berfungsi untuk mengutip minyak yang masih terdapat di
recovery tank untuk diproses kembali di COT.
45
Kaki penyangga : H 200x 200 x 8 x 12
Termometer : Ø 6” 0-120 0C
k). Storage tank
Tangki ini berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan/menimbun CPO
sebelum dikirim ke pembeli, tangki ini berbentuk silinder tegak, temperatur yang
dipertahankan dalam tangki adalah 90 0C.
46
(a) (b)
Gambar 2.42 (a) Cake breaker conveyor 1
(b) Cake breaker conveyor 2
Spesifikasi alat:
(a). Cake breaker conveyor 1
Jumlah : 2 (Dua) Unit
Type : Paddle
Dimensi : Ø 660 mm
Elektromotor : 7,5 Kw, 1460 Rpm, Flexible Shaft Coupling
Keterangan : Plate Body, Liner & Screw : MS Plate 6 mm, 6 mm, 9mm
Plate Penutup : MS Plate 3 mm
Hollow Shaft : Pipa Steam Ø 4” Sch 40
Putaran : 55 rpm
Panjang : 1400 cm
Diameter : 66 cm
47
Gambar 2.43 Nut auger conveyor
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Full Flight Screw
Dimensi : Ø 300 Mm
Elektromotor : 2,2 Kw, 1420 Rpm, Flexible Shaft Coupling
Keterangan : Plate Body, Liner & Screw : MS Plate 5 Mm, 5 Mm,6Mm
Hollow Shaft : Pipa Steam Ø 2” Sch 40
Diameter :300 mm
Panjang : 4000 mm
Putaran : 55 rpm
48
Gambar 2.44 Pneumatic nut transport
Spesifikasi alat:
Jumlah :1 (Satu) Unit
Bahan : Plate : MS Plate 6
Panjang : Vertical = 730 mm, Horizontal = 485 mm
Diameter : Vertical = 15750 mm, Horizontal = 19625 mm
49
Type : Full Flight Screw
Dimensi : Ø 300 Mm
Elektromotor : 2,2 Kw, 1420 Rpm, Flexible Shaft Coupling
Keterangan : Plate Body, Liner & Screw : MS Plate 5 Mm, 5 Mm,6Mm
Hollow Shaft : Pipa Steam Ø 2” Sch 40
Panjang : 6450 mm
Diameter : 300 mm
Putaran : 55 rpm
b. Cracked mixture conveyor 2
Type : Full Flight Screw
Dimensi : Ø 300 Mm
Elektromotor : 1,5 Kw, 1420 Rpm, Flexible Shaft Coupling
Keterangan : Plate Body, Liner & Screw : MS Plate 5 mm, 5 mm, 6 mm
Plate Penutup Conveyor “ MS Plate 5 Mm
Hollow Shaft : Pipa Steam Ø 2” Sch 40
Panjang : 1950 mm
Diameter : 300 mm
Putaran : 55 rpm
50
Gambar 2.46 Cracked mixture elevator
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Bucket
Model : Single chain
Elektromotor : 2,2 Kw / 1450 rpm
Keterangan : Plate Bodi : MS Plate 6 mm
Liner Rel : 8 mm
Panjang : 7500 mm
Putaran : 15 rpm
51
Gambar 2.47 Light tenera dust separating
Spesifikasi alat:
Jumlah : 2 (Dua) Unit
(a). LTDS 1
Type : Dua Tingkat Vertical Column Pneumatic Suction
Keterangan : Plate : MS Plate 6 Mm
Tinggi : 401
Diameter : 650 cm
(b). LTDS 2
Type : Dua Tingkat Vertical Column Pneumatic Suction
Keterangan : Plate : MS Plate 6 Mm
Tinggi : 401
Diameter : 700 cm
52
Wet kernel elevator berfungsi untuk membawa kernel yang berasal dari
claybath menuju wet kernel conveyor dan wet shell elevator berfungsi untuk
membawa cangkang yang berasal dari claybath menuju wet shell conveyor.
53
Liner Rel : 8 mm
Panjang : 14000 mm
Putaran : 15 rpm
54
Gambar 2.50 Wet shell conveyor
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Full Flight Screw
Dimensi : Ø 300 Mm
Elektromotor : 2,2 Kw, 1420 Rpm, Flexible Shaft Coupling
Keterangan : Plate Body, Liner & Screw : MS Plate 5 mm, 5 mm,6mm
Plate Penutup Conveyor : MS Plate 3 mm
Hollow Shaft : Pipa Steam Ø 2” Sch 40
Panjang : 10250 mm
Diameter : 300 mm
Putaran : 55 rpm
55
Gambar 2.51 Shell bin (shell hopper)
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Model : Rectangular
Type : Persegi empat dan kerucut
Keterangan : MS Plate 6mm
Panjang : 4149 mm
Tinggi : Persegi = 2700 mm; kerucut = 2000 mm
Lebar : 2970 mm
Kapasitas : 40 m3
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Type : Silinder verikal dengan dasaran kerucut
Dimensi : Ø 8,7 x 6,1 MT Kerucut 3,675 m
56
Keterangan : Plate Dinding : MS Plate 8 mm, 6 mm
Plate Dasar : 9 mm
Plate Atas : 6 mm
Kaki Penyangga : H 300 x 300 x 10 x 15
Diameter : 870 cm
Tinggi : Silinder = 610 cm; kerucut = 367,5 cm
Kapasitas : 250 m3
57
umumnya PMKS menggunakan boiler jenis pipa air (water tube boiler). Uap yang
dihasilkan dari pemanasan air dalam pipa-pipa boiler dengan memanfaatkan serabut
dan cangkang kelapa sawit sebagai bahan bakar disebut SPOF (solid palm oil fuel).
Boiler yang digunakan pada PMKS KJW adalah boiler Takuma N-900 R,
dirancang dengan sistem balanced draft dan sirkulasi natural. Boiler ini adalah tipe
dengan konstruksi dinding dapur yang sama sekali didinginkan oleh air yang dapat
menyerap panas radiasi secara efektif dalam dapur pembakaran, sehingga mempunyai
efisiensi yang tinggi dan sangat flesibel terhadap fluktuasi beban.
Spesifikasi alat:
Type/merk : TAKUMA N – 900 R Water tube boiler/PT. Super
Andalas Steel
Tekanan Uap maksimum : 21 Bar G
Maximum steam evap : 30.000 kg uap/Jam
Steam temperature : Saturated oC
Konstruksi dan perlengkapan boiler ini terdiri dari badan ketel dan dapur
pembakaran (boiler proper and combustion chamber) yang terdiri dari:
Susunan pipa-pipa air
Boiler supporting structure
58
Konstruksi combustion chamber
Alur gas pembakaran
Sirkulasi dari ketel
Pemisah air dan uap
Alarm air level tinggi/rendah: meter-leve dan meter tekan
Frame and casing
Gang way and operating plat form
Automatic regular air pengisi
Mechanical soot blower
Forced draft and 2nd FD fan
Induced daft fan
Peralatan pembakaran
Bahan untuk dapur
Dust collector
59
Gambar 2.54 Turbin
Spesifikasi alat:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Merk/Type : SHINKO/Horizontal Curtis Single Stage C/W Integral
ReductionGear, Forced Lubrication, Reject For Extracting
Gland Leakage, Steam and T&T Valve
Model : RB-4
Keterangan : Speed turbin : 5292 rpm
Speed alternator : 1500 rpm
Tekanan Inlet steam : 19 bar
Tekanan outlet steam: 3.2 bar
Temperature steam : Drv saturated
Steam flow : 31.200 kg/J
Konsumsi steam : 26 kg/kW h
Diameter bore inlet steam: 150 mm
Diameter bore outlet steam: 400 mm
Berat : 6650 kg
Regulation-Governoor: Woodward UG 10
Frame/core:P1374C2
Diesel Generator
60
(a) (b)
Gambar 2.55 Diesel Generator (a). 400 kW; (b) 160 kW
Spesifikasi alat:
(a). 400 kW
Jumlah : 2 (Dua) Unit
Merk/Type : KOMATSU/EGS630-6 Open Type
Model : EGS 630-6
Keterangan : Serial: 65123
Enggine Type : SAA6D140-P580
Prime: 400 kW; 500 kVA
Standby: 440 kW; 500 kVA
Voltage: 380 V
Ampere: 760 A
Frekuensi: 50 Hz
Berat: 8900 kg
Frame/core: KC.153D1
Alternator: Stamford
1.500 rpm
(a). 160 kW
Jumlah : 1 (Satu) Unit
61
Merk/Type : KOMATSU/EGS240-3 Open Type
Model : EGS 240-6
Keterangan : Enggine Type : S6D125-1
Serial: 65010
Prime: 160 kW; 200 kVA
Standby: 176 kW; 220 kVA
Voltage: 380 V
Ampere: 304 A
Frekuensi: 50 Hz
Berat: 2120 kg
Frame/core:UC. 274H
Alternator: Stamford
1.500 rpm
62
Keterangan : Tek. Kerja : 3,5 kg/cm²
Plate Dinding : 12 mm
Material Vessel : ASTM A-516 Gr.70
Isolasi : 50 mm Rockwool 100 kg/m³ + Lembaran
Alumunium 0,7 mm
Pressure Recorder & Temp recorder,
Merk : George Kent
Range Tekanan : 0 – 4 barG
Penggerak : Listrik
Putaran : 24 Jam / Putaran Chart Speed
63
mengendap, kemudian air dibawa ke bak pengendapan (water settling basin) untuk
mendapatkan pengendapan lebih lanjut. Air dari bak pengendapan selanjutnya
dilewatkan pada sand filter untuk menyaring zat tersuspensi, kemudian air di
masukkan ke demint plant (Resin penukar anion dan resin penukar kation). Setelah
itu air dibawa ke feed water tank dan selanjutnya dimasukkan ke deaerator untuk
digunakan sebagai umpan awal boiler.
Demint plant
Demint plant berfungsi untuk menghilangkan ion-ion positif (kation) ditukar
dengan ion hydrogen (H+) dan ion-ion negative (anion) dalam air ditukar dengan ion
hidroksida (OH-).
Pada demint plant biasanya dilakukan back wash, fungsi dari back wash
adalah:
- Memberikan efek pengadukan pada resin sehingga butiran resin akan mengembang.
- Resin akan mengembang ± 20% untuk menjamin proses regenerasi maksimal
- Membantu mengurangi resiko iron fouling.
Jika terlalu lama digunakan resin akan mengalami kejenuhan. Untuk
mengatasi hal ini, diperlukan regenasi resin:
- Standart kebutuhan H2SO4 dan NaOH = 60-100 gr/L resin
- Larutan direkomendasikan = 2-5 % larutan
- Waktu regenerasi = 40-60 menit
64
Setelah diregenerasi, kemudian dilakukan pembilasan pada resin yang
berfungsi untuk menghilangkan sisa H2SO4 dan NaOH yang terdapat pada resin
setelah proses regenerasi dan menghindari terjadinya fouling.
Deaerator
Deaerator berfungsi sebagai penampung umpan untuk boiler, pada alat ini
temperatur dipertahankan100 oC, air (umpan) yang ada pada deaerator harus diatas
setengah ketinggian deaerator.
65
Oil losses
d). Analisa inti sawit
Analisa inti sawit meliputi:
Moisture
Oil content
FFA kernel
Kadar kotoran (dirt)
e). Efisiensi ripple mill
f). Kerugian kernel
66
Tandan buah sawit yang diolah di pabrik akan menghasilkan minyak sawit, inti
sawit, cangkang, serat dan tandan kosong. Dalam proses pengolahan terdapat bahan
yang tidak termanfaatkan seperti tandan kosong dan air buangan pabrik. Karena
kapasitas pabrik yang cukup besar maka buangan tersebut dapat mempengaruhi
lingkungan biotik dan abiotik.
Perkembangan areal perkebunan kelapa sawit yang diikuti dengan
pembangunan pabrik yang cukup pesat akan mempengaruhi klingkungan di sekitar
terutama lingkungan badan penerima limbah. Untuk mengurangi dampak negatif
pabrik pengolah kelapa sawit, maka pengendalian limbah pabrik kelapa sawit harus
dilakukan dengan baik. Pengendalian limbah pabrik kelapa sawit dapat dilakukan
dengan cara pemanfaatan limbah, pengurangan volume limbah dan pengawasan mutu
limbah.
Pembangunan instalasi pengendalian limbah dilakukan bersamaan dengan
pembangunan pabrik kelapa sawit dengan sistem yang didasarkan kepada kapasitas
dan kualitas limbah yang diinginkan
a. Karateristik Limbah
Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolah kelapa sawit ialah tandan
kosong, serat dan tempurung. Pada tabel berikut ini akan disajikan jenis-jenis limbah
padat dari pengolahan kelapa sawit serta kandungan komponen-komponen organik
yang terdapat di dalamnya.
67
Tabel 2.6 Komposisi Bahan Organik pada Serat dan Tandan Kosong
Tandan Kosong
Komposisi Serat (%)
(%)
Karbohidrat 38,8 34,2
Glucan 21,9 21,6
Xylan 15,3 15,7
Arabinan 1,6 1,2
Galactan 0 0
Mannan 0 0
Rhamnan 0 0
Nitrogen 0,61 0,66
Lignin 23,4 15,6
Ekstraksi benzen/alkohol 11,2 10,5
Ekstraksi air panas 10,9 20,0
Kalor bakar kkal/kg
4586 4888
(bebas air)
Abu (500°C) 5,1 7,9
SiO2 63,2 34,7
Al2O7 4,5 1,2
Fe2O3 3,9 1,8
CaO 7,2 3,3
MgO 3,8 2,9
Na2O 0,8 0,8
K2O 9,0 40,1
TiO2 0,2 0,1
P2O5 2,8 2,5
SO3 2,8 8,0
CO2 2,2 0,1
68
memenuhi kebutuhan. Perebusan yang tidak sempurna menghasilkan tandan kosong
yang masih mengandung buah hingga 9%.
Serat yang merupakan hasil pemisahan dari fibre cyclone mempunyai
kandungan cangkang, minyak dan inti. Kandungan tersebut tergantung pada proses
ekstraksi di screw press dan pemisahan pada fibre cyclone. Kualitas asap pembakaran
pada dapur boiler juga dipengaruhi oleh komposisi serat tersebut. Ampas serat
sekarang ini telah habis terpakai di pabrik sehingga dampak yang mungkin
ditimbulkan pada lingkungan ialah polusi udara.
Cangkang (shell) merupakan hasil dari kernel plant yaitu shell separator masih
mengandung biji bula dan inti sawit. Bila bahan ini digunakan sebagai bahan bakar
pada dapur boiler, akan menghasilkan gas-gas yang tidak terbakar sempurna.
Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan pabrik pengolah kelapa sawit ialah air kondensat,
air cucian pabrik, claybath dan sebagainya. Jumlah air buangan tergantung :
- Jumlah air pengencer yang digunakan pada vibrating screen atau screw press.
- Sistem, kapasitas dan keadaan alat yang digunakan dalam stasiun klarifikasi.
- Efisiensi pengutipan minyak dari air limbah akan mempengaruhi karakteristik
limbah cair yang dihasilkan.
69
Ekstraksi tanpa N 34,2
Abu 14,1
P 0,24
K 0,99
Ca 0,97
Mg 0,30
Na 0,08
Energi (kkal/100g) 454
70
b. Mekanisme Perombakan Limbah dengan Reaksi biokimia
Limbah industri yang terdiri dari bahan organik akan dapat dirombak menjadi
senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan mikroba atau disebut reaksi biokimia.
Reaksi ini terjadi pada :
Proses perombakan anaerobik
Proses perombakan anaerobik berlangsung tanpa kehadiran oksigen pada cairan
limbah. Perombakan ini dibantu oleh bakteri anaerobik yang aktif menghasilkan
enzim dan merombak bahan organik. Reaksi anaerobik ini lebih cepat dibandingkan
dengan reaksi aerobik, hal ini disebabkan proses anaerobik yang dibantu dengan
mikroba tidak memerlukan bahan pereaksi dari luar media. Hal ini lebih efisien
dibandingkan dengan reaksi kimia yang berkaitan dengan energi aktifasi.
Mikroba yang berperan dalam perombakan limbah mengahsilkan enzim yang
dapat memecah karbohidrat, protein, lemak atau bahan-bahan organik lainnya
menjadi senyawa-senyawa sederhana. Jenis mikroba yang berperan dalam reaksi
perombakan bahan organik adalah bakteri yang membutuhkan lingkungan reaksi
sebagai berikut :
CnH2nOn + O CO2 + H2O
- Keasaman limbah
Kehidupan mikroba dalam cairan memerlukan keadaan lingkungan yang cocok
antara lain pH, suhu, nutrisi dan kehadiran udara. Derajat keasaman pada mikroba
yaitu antara 5-9. Oleh karena itu limbah yang bersifat asam merupakan media
yang tidak cocok untuk pertumbuhan bakteri. Maka untuk mengaktifkan bakteri,
cairan limbah tersebut dinetralisasi dengan penambahan alkali. Perubahan alkali
harus dibatasi agar keasamannya tidak melebihi pH 9, karena pada pH 5 dan pH 9
dapat menyebabkan terganggunya enzim bakteri (enzim terdiri dari protein yang
dapat mengkoagulasi pada pH tertentu).
- Suhu
71
Suhu limbah yang keluar dari pabrik umumnya berkisar antara 50° - 70°C
tergantung pada kondisi pengolahan pada fat pit atau oil recovery tank. Mikroba
menghendaki suhu cairan sesuai dengan jenis mikroba yang dikembangkan, seperti
yang telah dikemukakan terlebih dahulu bahwa jenis mikroba yang dikembangkan
pada limbah cair adalah bakteri. Bakteri ada yang bersifat aerobik dan anaerobik.
- Mengurangi kadar oksigen dalam cairan
Reaksi perombakan anaerobik tidak menginginkan kehadiran oksigen, karena
oksigen dapat menonaktifkan bakteri. Kehadiran oksigen pada cairan limbah dapat
bersumber dari air hujan. Perombakan bahan organik limbah yang berlangsung
dengan baik ditandai adanya gelembung-gelembung gas yang keluar dari
permukaan kolam. Dan pada waktu hujan turun gelembung-gelembung tersebut
berhenti.
Kedalaman kolam mempengaruhi jalannya reaksi perombakan, semakin dalam
kolam maka reaksi perombakan akan semakin baik. Reaksi anaeobik dapat
berlangsung dengan baik pada kedalaman mulai dari 2,5 meter. Pada kedalaman
tersebur penetrasi sinar matahari yang tembus sangat kecil, oleh sebab itu scum
yang terdapat di permukaan limbah tetap dipertahankan setipis mungkin agar
kontak antara air limbah dengan udara yang menyebabkan difusi menjadi
berkurang, demikian juga penetrasi sinar matahari akan berkurang.
Reaksi Aerobik
Reaksi aerobik sering juga disebut dengan fermentasi aerobik yang banyak
dikembangkan dalam indusutri pembuatan makanan. Fermentasi aerobik
menggunakan oksigen yang berasal dari udara yang dipompakan ke dalam cairan.
Pemberian oksigen tetap menjadi perhatian karena jumlah oksigen yang tinggi
terkadang menyebabkan kematian mikroba. Oleh sebab itu dipertimbangkan
kandungan nitrogen dalam air limbah karena ini dapat mengurangi oksigen
(menghilangkan kelebihan oksigen). Pemberian oksigen dilakukan dengan beberapa
cara :
72
- Diffuse, yaitu menginjeksikan udara ke dalam cairan dalam bentuk gelembung
halus dan kemudian oksigen akan melarut dalam cairan.
- Aeration blowing, yaitu mengangkut air dengan kipas (propeller) sehingga air naik
dan membentuk lapisan tipis kemudian kontak dengan udara.
- Sprinkle, yaitu alat yang memompa cairan limbah melalui nozzle sehingga
membentuk siraman halus dan kontak dengan udara.
- Aeration tower, yaitu menara tempat pembentukan butiran air yang kecil melalui
lubang-lubang halus dan jatuh bebas. Saat air jatuh bebas akan bersinggungan
dengan udara.
73
3). Kolam 2
Pada kolam ini terjadi proses netralisasi untuk menyesuaian pH cairan limbah
hingga mencapai pH 6 – 7. Untuk menetralkan dilakukan penambahan kapur. Di
kolam ini juga terjadi proses perombakan oleh bakteri anaerob.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk kelancaran proses pada kolam ini :
- Sirkulasi, dilakukan untuk mempertinggi kontak antara bakteri dan substrat
sehingga proses perombakan dapat berjalan lebih baik.
- Resirkulasi, untuk memperbaiki pH dan populasi bakteri. Selain itu nutrisi untuk
pertumbuhan bakteri juga harus selalu tersedia, hal ini dilakukan dengan
penambahan urea (mengandung unsur nitrogen).
- Kandungan minyak yang seringkali mengapung dipermukaan cairan.
- Kedalaman dan volume kolam, jika kedalaman dan volume kolam berkurang akan
mengganggu aktifitas bakteri.
Seringkali untuk mengefisiensikan perombakan substrat kolam anaerobik dibuat 2
tahap.
4). Kolam 3
Di kolam ini juga terjadi proses perombakan limbah oleh bakteri anaerob. Kolam ini
berfungsi untuk menambah retention time setiap partikel air limbah sehingga
memperlama kontak dengan bakteri.
5). Kolam 4
Merupakan kolam tempat berlangsungnya perombakan oleh bakteri aerobik.
Kolam ini dibuat tidak terlalu dalam agar sinar matahari dapat sampai ke dasar kolam
sehingga membantu reaksi oksidasi dan membantu aktifitas bakteri.
6). Kolam 5
Dinamakan kolam sedimentasi yang berfungsi untuk mengurangi lumpur pada
air limbah. Pada kolam ini ditambahkan alum (tawas) sebagai flokulan. Bila pH
cairan belum mencapai pH netral, pada kolam ini juga dapat ditambahkan NaOH
untuk menetralkan keasaman.
7). Kolam 6
Kolam penampung air limbah yang telah mengalami sedimentasi.
74
8). Kolam indikator dan kolam aerasi
Berfungsi untuk mengetahui ada atau tidaknya limbah yang masih terkandung
dalam air, sebagai indikator ikan diletakkan dalam kolam. Pada kolam ini juga
ditanam eceng gondok sebab tumbuhan air ini mampu menyerap logam-logam berat
yang mungkin saja masih terkandung dalam air. Sedangkan kolam aerasi bertujuan
untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air yang akan dikeluarkan ke
lingkungan. Pemberian oksigen dilakukan dengan penyemprotan air ke udara
sehingga air akan mengalami kontak dengan udara.
75
2.5 Aspek Ekonomi, Organisasi dan Manajemen Pabrik
2.5.1 Aspek Ekonomi PMKS PT. Kintap Jaya Wattindo
Aspek ekonomi merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi
kelangsungan suatu perusahaan. Kemajuan perusahaan sangat tergantung pada
keadaan perekonomian perusahaan itu sendiri maupun perekonomian secara global.
Hal-hal yang berkaitan dengan aspek ekonomi perusahaan adalah antara lain:
1. Sistem pengupahan karyawan
Sistem pengupahan merupakan suatu sistem yang mengatur tentang
pembayaran gaji (pengupahan) karyawan. Sistem pengupahan karyawan ini
merupakan kewenangan Direksi perusahaan dengan tetap memperhatikan saran
Serikat Pekerja.
Upah ditetapkan melalui hasil perundingan antara Serikat Pekerja dan Direksi
tersebut harus tetap memperhatikan mutu kehidupan karyawan untuk hidup layak,
kondisi perusahaan serta disesuaikan dengan bobot pekerjaan yang dilakukan
karyawan. Adapun pembayaran upah yang dilakukan tiap akhir bulan mempunyai
ketentuan:
- Pada setiap pembayaran upah dilampirkan rincian upah sebalum upah itu diterima
selambat-lambatnya pada akhir bulan.
- Pengambilan upah tidak bisa diwakilkan kepada siapa pun, kecuali karyawan yang
bersangkutan berhalangan dengan alas an ynag dapat diterima dan telah
memberikan kuasa penuh diatas materai dengan diketahui oleh bagian personalia
atau mengikuti sistem dan ketentuan yang berlaku.
76
- Saat pengambilan upah wajib menunjukkan kartu jati diri yang bersangkutan
kepada petugas.
- Apabila tanggal pembayaran upah jatuh pada hari libur, maka tanggal pembayaran
upah dimajukan sehari.
- Apabila terjadi kterlambatan pembayaran upah, maka berlaku ketentuan Peraturan
Pemerintah No.8 Tahun 1981.
- Sistem pelaksanaan pembayaran upah ditentukan sendiri sesuai kebijakan
perusahaan tanpa mengurangi hak karyawan.
Komponen upah karyawan terdiri dari:
Gaji dasar
Gaji dasar adalah suatu imbalan dalam nilai rupiah yang diberikan kepada
karyawan sesuai dengan golongan gaji dan golongan jabatan.
Tunjangan tingkatan
Tunjangan tingkatan merupakan suatu bentuk tunjangan yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan eselon V.
Tunjangan prestasi
Tunjangan prestasi adalah tunjangan yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan berdasarkan prestasi yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan.
Tunjangan pengabdian
Tunjangan pengabdian merupakan suatu bebtuk tunjangan yang diberikan
oleh perusahaan kepada karyawan berdasarkan lamanya atau jangka waktu masa
kerja yang telah ditempuh oleh karyawan yang bersangkutan.
Tunjangan perumahan
Tunjangan ini diberikan perusahaan sebagai bantuan biaya perumahan bagi
karyawan. Tunjangan ini tidak berlaku bagi karyawan yang telah mendapat fasilitas
dinas perusahaan.
Tunjangan transport
Tunjangan ini diberikan sebagai bantuan biaya transport bagi karyawan.
77
Tabel 2.9 Jumlah produksi dan penjualan CPO PT. KJW
Periode
2008/2009
Bulan
Produksi (Ton/Bulan) Penjualan
(Ton/Bulan)
Agustus 1000
September 1000 500
Oktober 1000 500
November 1000 1000
Desember 1000 2000
Januari 1500 1500
Februari 1500 2000
Maret 2000 2000
Total 1000 9500
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil produksi CPO makin mengalami
peningkatan pada tahun 2009. Untuk penjualan CPO juga mengalami peningkatan
yang serupa, tetapi akibat adanya krisis global yang melanda perekonomian dunia
harga penjualan CPO mengalami penurunan dari Rp.9000,00-Rp.10.000,00/kg
sebelum krisis global menjadi Rp.4.500,00-Rp.5.000,00/kg setelah terjadinya krisis
global.
78
2.5.2 Organisasi
Organisasi kerja merupakan kumpulan dari satuan kegiatan yang biasanya
disebut dengan peranan dan jabatan yang ditata dalam satu kesatuan tunggal
operasional
Pada struktur organisasi PT. Kintap Jaya Wattindo, pimpinan tertinggi adalah
seorang Mill Manager yang dibantu oleh Mill Head Asisstant dan staff selaku asisten
Mill Manager. Mill Manager membawahi 1 pabrik bertugas mengawasi operasional
pabrik.
Main Process Building A (MPBA)
Bertugas mengawasi operasional pabrik, mencakup stasiun loading ramp,
sterilizer dan tippler.
79
MainProcess Building B (MPBB)
Bertugas mengawasi operasional pabrik, mencakup stasiun thresher, digester,
press dan kernel station.
80
dan dapat menerapkan serta mempraktekkan hal-hal ataupun teknologi baru yang
diperoleh selama masa training.
Pelaksanaan penarikan tenaga kerja di perusahaan ini berdasarkan kebutuhan
perusahaan dengan dasar peningkatan produksi, jumlah tenaga kerja yang diperlukan
dan keahlian yang diperlukan perusahaan. PT. KJW memberikan fasilitas sosial dan
kesejahteraan kepada karyawan berupa jaminan keluarga, jaminan perumahan serta
jaminan kesejahteraan.
Hal-hal yang diatur dalam masalah ketenagakerjaan antara lain:
a). Penerimaan dan pengangkatan
penerimaan karyawan baru adalah hak sepenuhnya dari perusahaan yang
harus berdasarkan kualifikasi yang diperlukan untuk suatu pekerjaan atau jabatan
dalam organisasi perusahaan dengan melalui prosedurbyang berlaku dan telah
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Setelah memenuhi
persyaratan, maka bagi calon karyawan yang dinyatakan dapat diterima akan
diberitahukan dan dipekerjakan dengan masa percobaan paling lama 3 bulan. selama
masa percobaan baik calon karyawan maupun perusahaan dapat menggunakan
haknya masing-masing untuk memutuskan hubungan kerja tanpa adanya suatu
kewajiban bagi perusahaan untuk memberikan/membayar pesangon dalam bentuk
apapun selain dari upah yang telah disetujui. Setelah calon karyawan dinyatakan lulus
masa percobaan, maka calon karyawan akan diberitahukan secara tertulis tentang
pengangkatannya sebagai karyaean dan jabatan yang dipercayakan kepadanya
terhitung sejak tanggal masa percobaan sebagai calon karyawan.
81
Berdasarkan panggilan yang dilakukan diluar jam kerja oleh perusahaan.
Pekerjaan tersebut tidak terjadwal.
Karyawan sedang berada diluar lokasi perusahaan.
Pekerjaan tersebut bukan kelanjutan dari pekerjaan lanjutan sebelumnya.
Pembayaran upah lembur dilakukan bersamaan dengan pembayaran upah tiap akhir
bulan berikutnya.
82
e). Tunjangan-tunjangan di luar pengupahan.
Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur melebihi pukul 24.00 dan/atau 10 jam
kerja atau lebih akan mendapat makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400
kalori.
Tunjangan perjalanan dinas, pemindahan sementara dan tugas belajar.
Tunjangan hari raya (THR)
Perhitungan besarnya THR yang diberikan oleh perusahaan, dalam
pelaksanaannya tidak terlepas dari prestasi kerja dan penilaian lainnya yang berlaku
pada tahun tersebut. Nilai THR yang diterima tidak boleh lebih kecil dari 1 (satu)
bulan upah sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Bonus
Bonus adalah hadiah yang diberikan oleh perusahaan pada setiap perhitungan
akhir tahun. Bonus diberikan sebagai hasil usaha karyawan sesuai dengan
kemampuan perusahaan.
Tunjangan resiko medan kerja.
83
- Mengadakan rapat dengan anggotanya sehubungan dengan kegiatan organisasi atas
persetujuan pimpinan perusahan.
c. Kewajiban perusahaan
- Mengakui bahwa Serikat Pekerja PT. KJW adalah organisasi pekerja yang sah
untuk mewakili anggotanya.
- Menampung dan memperhatikan setiap permasalahan ketenagakerjaan yang
disampaikan oleh Serikat Pekerja menurut prosedur yang berlaku dan berusaha
menyelesaikannya secara bipartit.
- Menerima pengurus Serikat Pekerja apabila ada hal yang perlu dibicarakan dengan
perusahaan.
- Memasyarakatkan tentang maksud, tujuan dan isi Perjanjian Kerja Bersama baserta
ketentuan pelaksanaannya sehingga hal tersebut dilaksanakan dengan kesadaran dan
penuh tanggung jawab oleh semua pihak.
- Memberikan informasi dan menjelaskan kepada Serikat Pekerja terhadap setiap
perubahan kebijakan yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan masalah
kesejahteraan dan ketenagakerjaan.
- Perusahaan menjamin tidak akan melakukan tindakan penekanan, diskriminasi,
kepada anggota maupun pengurus Serikat Pekerja baik secara langsung maupun
tidak langsung.
- Dalam hal penetapan dan perubahan kebijakan yang berdampak langsung terhadap
karyawan perlu mengadakan musyawarah dengan serikat pekerja.
84
- Secara sungguh-sungguh menegakkan dan memelihara disiplin kerja, tanggung
jawab dan loyalitas para anggotanya terhadap perusahaan demi tercapainya
ketenangan kerja dan kelancaran operasional perusahaan.
- Mengatur segala kegiatan Serikat Pekerja dengan tetap memperhatikan kepentingan
perusahaan.
- Bersama-sama dengan perusahaan memasyarakatkan tentang maksud, tujuan dan isi
Perjanjian Kerja Bersama beserta ketentuan pelaksanaannya sehingga hal tersebut
dilaksanakan dengan kesadaran dan penuh tanggung jawab oleh semua pihak.
- Memberikan saran dan dukungan kepada perusahaan dalam hal program pembinaan
lingkungan (community development).
3. Pemasaran
a. Sistem pemasaran
PT. KJW memasarkan produknya yang berupa CPO melalui jalur laut sungai
danau-surabaya.
b. Strategi pemasaran
Harga CPO ditetapkan oleh bagian marketing yang ditetapkan oleh kantor pusat
yang berada di Jakarta.
85
menjaga kelestarian lingkungan hidup. Beberapa ketentuan keselamatan kerja yang
harus diikuti, yaitu:
1. Dilarang merokok kecuai tempat yang telah ditentukan.
2. Mengenal suara alarm dan tempat berkumpul darurat.
3. Dilarang membuka dan menutup valve, kecuali dengan izin dan kehadiran
bagian produksi.
4. Dilarang melintasi unit operasi.
5. Selama keadaan darurat dilarang berlari.
6. Selalu mengenakan alat pelindung diri.
7. Dilarang bercanda di pabrik.
8. Dilarang menulis atau menggambar pada peralatan pabrik.
9. Karyawan bertanggung jawab:
a) Melaksanakan tata kerja yang bersih dan aman.
b) Memakai perlengkapan keselamatan kerja antara lain:
1) Sepatu safety
2) Pelindung kepala (Helmet)
3) Masker
4) Kacamata safety
5) Sarung tangan
6) Ear plug dan ear muff untuk melindungi telinga dari kebisingan
10. Dilarang membawa korek api di dalam kawasan pabrik.
11. BAB III
12. LAPORAN KEGIATAN
13.
14. 3.1 Jadwal Kerja Praktek
15. Kerja praktek ini dilaksanakan terhitung sejak tanggal 27 April 2009-
03 Juni 2009. Kerja praktek dilakukan selama 10 jam/hari (07.15 WITA-
17.15 WITA) dengan waktu istirahat 1 jam (12.00-13.00 WITA).
16. Tabel 3.1 Jadwal kegiatan Kerja Praktek di PT. Kintap Jaya Wattindo
Minggu Ke-
86
No Urutan Kegiatan 1 2 3 4 5
1 Pengenalan pabrik secara keseluruhan
2 Pelaksanaan praktek kerja lapangan
3 Review/peninjauan kembali hasil praktek kerja lapangan
4 Analisa Laboratorium
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35. 3.2 Uraian Kerja Praktek
36. Uraian Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. Kintap Jaya Wattindo
dengan alamat Desa Kintapura Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut
Kalimantan Selatan 70883, seperti pada table di bawah ini:
37. Tabel 3.2 Uraian Kerja Praktek di Kintap Jaya Wattindo
No Tanggal Kegiatan Keterangan
1 27 April 2009 Pengenalan keseluruhan pabrik Terlaksana
- Mempelajari penerimaan TBS
pada Jembatan Timbangan
2 28 April 2009 - Mempelajari sortir buah kelapa Terlaksana
sawit pada (Grading)
87
kerja Loading Ramp
- Mempelajari sistem dan cara
kerja Sterilizer
- Mempelajari sistem dan cara
5 01 Mei 2009 Terlaksana
kerja Sterilizer
- Mempelajari sistem dan cara
6 02 Mei 2009 Terlaksana
kerja Tippler
- Mempelajari sistem dan cara
kerja Thresser
7 04 Mei 2009 Terlaksana
- Mempelajari sistem dan cara
kerja Stasiun Press
- Mempelajari sistem dan cara
8 05 Mei 2009 Terlaksana
kerja Stasiun Press
- Mempelajari sistem dan cara
9 06 Mei 2009 Terlaksana
kerja Stasiun Press
- Mempelajari sistem dan cara
10 07 Mei 2009 Terlaksana
kerja Stasiun Klarifikasi
- Mempelajari sistem dan cara
11 08 Mei 2009 Terlaksana
kerja Stasiun Klarifikasi
- Mempelajari sistem dan cara
12 09 Mei 2009 Terlaksana
kerja Stasiun Klarifikasi
- Mempelajari sistem dan cara
13 11 Mei 2009 kerja MCC Depericarper dan Terlaksana
Stasiun Kernel
- Mempelajari sistem dan cara
14 12 Mei 2009 kerja MCC Depericarper dan Terlaksana
Stasiun Kernel
- Mempelajari sistem dan cara
15 13 Mei 2009 Terlaksana
kerja Boiler
- Mempelajari sistem dan cara
16 14 Mei 2009 Terlaksana
kerja Boiler
- Mengerjakan tugas dari pabrik
17 15 Mei 2009 - Mempelajari sistem dan cara Terlaksana
kerja Power House
- Mempelajari sistem dan cara
18 16 Mei 2009 Terlaksana
kerja Power House
19 18 Mei 2009 - Mempelajari sistem dan cara Terlaksana
kerja Boiler
88
- Mempelajari sistem dan cara
kerja Power House
- Mempelajari sistem Water
20 19 Mei 2009 Treatment pabrik Terlaksana
89
BAB IV
PEMBAHASAN TUGAS KERJA PRAKTEK
4.1 Pendahuluan
Pada pabrik kelapa sawit PT. Kintap Jaya Wattindo terdapat 6 stasiun, stasiun-
stasiun tersebut meliputi: stasiun penerimaan TBS (Fruit reception), stasiun
perebusan (sterilizer), stasiun pemipilan (strippler), stasiun pencacahan (digester) dan
pengempaan (presser), stasiun pemurnian (clarification) dan stasiun pemisahan biji
dan kernel (MCC depericarper and kernel). Yang menjadi tugas khusus pada Kerja
Praktek ini adalah:
o Pembahasan mengenai oil purifier yang terletak pada stasiun pemurnian
(clarification) PT. Kintap Jaya Wattindo, dimana pembahasan tersebut meliputi:
pengertian serta kondisi operasi oil purifier, spesifikasi oil purifier, cara kerja oil
purifier, serta perawatan oil purifier pada PT. Kintap Jaya Wattindo.
90
o Pembahasan mengenai digester yang terletak pada stasiun press (pengempaan)
pada PT. Kintap Jaya Wattindo, dimana pembahasan tersebut meliputi: penertian
dan fungsi digester dan perancangan digester.
91
Gambar 4.1 Oil Purifier
Oil purifier yang digunakan pada PT. Kintap Jaya Wattindo adalah Westfalia Oil
Purifier dengan spesifikasi sebagai berikut:
Jumlah : 1 (Satu) Unit
Kapasitas : 12 m3/Hours
Merk/Type : Westfalia Oil Purifier Germany/OSD 35-02-067
Serial –No : 9000-223
Part-No : 2050-1100-020
Elektromotor : 15 kW, AC 380 V, 50 Hz
Pemilihan produk purifier ini didasarkan pada beberapa hal, diantaranya:
o Layanan yang mudah dari tempat pemesanan alat
o Kemudahan untuk meng-upgrade performa alat
o Penanganan kerusakan langsung oleh engineer alat
o Kemudahan perawatan alat
c. Cara Kerja dan Neraca Massa Oil Purifier
Cara kerja alat ini dimulai dari pemasukan CPO dari pure oil tank, kemudian di
dalam oil purifier dilakukan metode pemusingan, metode ini merupakan metode
pemisahan dengan cara memusingkan CPO kasar sehingga bagian yang lebih berat
akan terlempar lebih jauh akibat adanya gaya sentrifugal. Sebenarnya pemisahan
CPO dari kotorannya (penjernihan) masih dapat dilakukan dengan pemanasan dan
pegendapan, namun hal ini akan memakan waktu yang lebih lama dan berisiko
meningkatkan bilangan peroksida dalam minyak akibat pemanasan yang berlebihan
didalam tangki. Hal ini sangat tidak dinginkan karena akan menurunkan harga jual
CPO, karena alasan tersebut proses penjernihan lebih disukai dengan metode
pemusingan karena waktu pemisahan lebih cepat dan tingkat oksidasi yang terjadi
jauh lebih kecil.
Metode pemisahan dengan pemusingan dengan mesin putaran tinggi
digunakan untuk memisahkan cairan-cairan yang tidak saling bersenyawa,
mempunayi berat jenis yang berbeda dan benda padat yang terkandung didalamnya.
Fase yang lebih berat akan mendapat gaya sentrifugal yang lebih besar sehingga akan
terlempar lebih jauh kebagian luar dari sumbu putar.
92
Pemusingan CPO terjadi pada bagian tumpukan disk, total disk berjumlah 133
termasuk 2 blind disk (disk penutup)
disk tersebut yang tersususun pada sebuah distributor complete disk stack (tempat
untuk tumpukan disk) yang terdapat di dalam purifier tersebut.
93
Gambar 4.5 Bowl
Dari pemusingan tersebut, didapatkan hasil berupa minyak yang kemudian akan
dibawa menuju vacuum dryer dan kotoran minyak akan dibawa menuju fat pit.
Cara kerja oil purifier secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Neraca massa pada oil purifier terdapat pada tabel dibawah ini:
94
d. Perawatan Oil Purifier
Perawatan rutin oil purifier biasanya dilakukan setelah oil purifier beroperasi
selama 90 jam kerja. Perawatan rutin tersebut akan mengurangi resiko kerusakan
pada alat, jika perawatan tidak dilakukan sesuai jadwal tersebut maka yang sering
terjadi adalah putusnya atau lepasnya gasket (perekat pada bowl)
95
4.2.2 Perancangan Digester (Mesin Pencacah)
a. Pengertian Digester
Digester merupakan sebuah alat yang sering juga disebut sebagai ketel aduk
yang terdiri dari bejana vertikal yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas
(90-95 0C) untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa oleh screw press
dengan kerugian minyak yang sekecil-kecilnya. Digester dilengkapi dengan alat
pengaduk yang berupa lengan-lengan pencacah (pisau-pisau pengaduk), alat
pengaduk ini dikendalikan oleh motor listrik dengan kecepatan 25-26 rpm.
Fungsi alat pengaduk pada digester adalah:
1. Mencegah terjadinya penumpukan brondolan di dalam digester sehingga
brondolan lebih mudah bergerak terutama ke dalam screw press.
2. Memindahkan panas dari mantel, yakni mengatur agar brondolan bergantian dalam
mengabsorsi panas.
3. Untuk melumatkan buah sehingga lebih mudah dikempa di screw press dan
kehilangan minyak yang terjadi semakin kecil.
4. Mengeluarkan minyak pada permukaan sel yang pecah.
Dalam pengadukan perlu diperhatikan beberapa faktor, yakni:
1. Kecepatan pengadukan yang tinggi akan menyebabkan kurang memberikan nilai
positif, karena terjadinya pembuangan energi.
2. Pelumatan buah harus berjalan baik, berarti daging buah lepas secara sempurna.
3. Jumlah pisau yang terlalu banyak akan menyebabkan pelumatan yang berlebihan.
4. Serat-serat buah harus masih jelas kelihatan.
5. Bentuk pisau harus dibuat sedemikian rupa, yaitu dapat mengangkat dan menekan
buah dengan cara menyapu.
96
Spesifikasi alat:
Jumlah : 4 (Empat) Unit
Kapasitas : 4000 L/Unit
Merk/Type : Modipalm Engineering SDN BHD/Direct Steam Injection
Model : CB 4000 L
Elektomotor : Electrim 37 kW, 1450 rpm, 380-415 V, 50 Hz, TEFC
Squirrel Cage Motor
Konstruksi : - Gear Ruducer: SEW Helical Gear Unit
-
Type MC3PVSF06
-
Shaft: 115 mm Mild Steel Square Shaft
-
Chute: 3 mm SS C/W Indicator.
-
Body: 12 mm Mild Steel
-
Liner: 9 mm Mild Steel
-
Bottom Wear Plate: 15 mm Mild Steel
-
Coupling: Ø 6” Type Pin
-
Arm: Stirring Arm (5 set) Expeller arm (1 set)
-
Isolasi: Rockwool 50 mm x 100 kg/m3Thick Aluminium Sheet 0,7
mm
-
Thermometer: Ø 6” 0-120 0C
b. Perancangan Digester
Diketahui: Kapasitas = 4000 L = 4000 dm3
o Menghitung diameter dan tinggi digester
H/D = 2,5
H = 2,5 D
V = ¼ × π × D2 × H
V = ¼ × π × 2,5 D3
V = 7,85/4 D3
D3 = 2,0382 m
D = 1,2678 m = 4,226 ft
H = 2,5 D
H = 2,5 (4,226 ft)
H = 10,565 ft
o Luas area dinding / sheel (ft2)
97
A1 = πDH
A1 = 3,14 × 4,226 ft × 10,565 ft
A1 = 140, 1937 ft2
o Luas dasaran tangki
A2 = πD2/4
A2 = (3,14 × (4,226 ft)2)/ 4
A2 = 14, 01937 ft2
o Tebal tangki
konstruksi double welded butt joint
Beban Kerja = 17.000 psi
jenis baja SA-167 grade 3 (E = 0,8)
ρminyak = 856,1 kg/m3= 50,959 lb/ft3
t= p = ρ (H-1)/ 144
t =
98
Untuk plat ke-1 t1= 0,006 in, L1 = 13 ft 2 inchi
Sambungan yang di ijinkan antar plat dengan lebar 96 in untuk spesifikasi butt
welded, maka lebar plat = 96/12 = 8 ft
Untuk plat ke-2
t2 = 0,000156126 × (H-1) × D
t2 = 0,000156126 × (2,565 – 1) × 4,226
t2 = 0,001 L2 = 13,26 ft = 13 ft 2 inchi
o Lebar Plat
D Vessel = 50,712 in
2 plat shell
D = 50,712 in ambil 54 in
2 plat 176 ¾ × 91 × 31/16
Panjang plat yang tersedia 8-50 ft
Untung masing-masing plate L1 = 13,26 ft
L2 = 13,26 ft
Dimensi tangki
H = 10,565 ft = 126, 78 inchi
D = 4,226 ft = 50,712 inchi
99
Kode Jumlah Keterangan
1 1 Set 16" flexible coupling
1a 1 PC coupling lock nut
2 1 unit sew MC3PYSF06 gear reducer
3 1 PC gear reducer puller
3a 1 PC motor pulley
5 1 PC 37 KW 1450 rpm s/cage motor
6 1 PC spherical roller bearing 22222
6a 1 PC spacer (inside)
7 1 PC taperl roller bearing 22222
8 1 PC bearing cover plate
8a 1 PC spacer(outside)
9 1 PC bearing housing
10 1 PC oil seal 110x140x14
11 1 LGHT 115 mm EN 9 square shaft
12 2 Set linier
13 5 PCS short arm
14 5 PCS long arm
15 2 PCS expeller arm
16 1 PC shaft holder
17 1 PC bush
18 1 PC 15 mm THK m/s bottom plate
19 1 PC chute
20 10 PCS V' block
4.3 Penutup
Dari uraian pembahasan tugas khusus Kerja Praktek di atas dapat
disimpulkan bahwa:
100
1. Oil purifier merupakan salah satu alat yang harus ada pada PKS, karena fungsinya
yang sangat penting untuk pemurnian CPO dari kotorannya.
2. Penggunaan oil purifier yang menggunakan metode pemusingan untuk
menghilangkan kotoran pada CPO lebih baik dari pada penggunaan pemanasan
dan pegendapan, karena waktu yang diperlukan untuk pemurnian lebih cepat
sehingga mengurangi resiko peningkatkan bilangan peroksida dalam CPO akibat
pemanasan dan pengendapan yang berlebihan didalam tangki.
3. Perawatan harus dilakukan secara teratur untuk menghindari adanya kerusakan
bagian tertentu pada oil purifier.
4. Digester merupakan salah satu alat yang penting pada pabrik kelapa sawit, karena
fungsinya sebagai alat pencacah brondolan agar brondolan tersebut mudah
dikempa ketika memasuki proses selanjutnya pada alat pengempa (screw press).
5. Digester merupakan alat yang baik untuk pencacahan buah kelapa sawit, kemudian
dapat dilanjutkan menuju screw press untuk mendapatkan minyak yang lebih
banyak dari buah tersebut.
6. Perancangan digester menggunakan konstruksi dengan jenis sambungan double
welded butt joint dengan beban kerja 17.000 psi efisiensi 80 % dan jenis SA-167
Grade 3. Dimana masing-masing plate L1 = 13,26 ft dan L2 = 13,26 ft. dengan
Tinggi digester rancangan 126, 78 inchi, Diameter rancangansebesar 50, 712 in,
panjang pisau 45, 5 in.
101
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesan
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerja samanya selama kami
melaksanakan Kerja Praktek di PT. Kintap Jaya Wattindo, sehingga kami
berkesempatan untuk mempraktekkan pengetahuan yang sudah diperoleh dari bangku
kuliah untuk menganalisa jalannya proses dan memecahkan persoalan nyata yang ada
di dalam kegiatan pengoperasian pabrik. Kami juga berharap apa yang telah kami
peroleh selama Kerja Praktek ini dapat bermanfaat dimasa yang akan datang dan
dapat menjadi suatu pengalaman menuju dunia kerja yang akan dihadapi, khususnya
dibidang industri proses.
5.2 Pesan
Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan untuk lebih memahami
proses produksi CPO khususnya pada PT. Kintap Jaya Wattindo, untuk lebih
lengkapnya ada baiknya pembaca menambah referensi lain utuk melengkapi
informasi yang kami berikan.
102