Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENELITIAN

Optimalisasi Lifetime Charge Air Cooler


(CAC) Terhadap Kondisi Lingkungan di
PLTMG 20 MW Langgur

Disusun untuk memenuhi persyaratan pada Program Program


Pelatihan Calon Pegawai (PPCP) Wijaya Rekayasa Konstruksi
Angkatan 1

Disusun oleh:
Agus Rifai
Operation & Maintenance

Mentor : Arpan Fadly Harahap

DEPARTEMENT OPERATION & MAINTENANCE


PT WIJAYA KARYA REKAYASA KONSTRUKSI
JAKARTA
2019
Optimalisasi Lifetime Charge Air Cooler (CAC) Terhadap
Kondisi Lingkungan di PLTMG 20 MW Langgur

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi persyaratan pada Program Pelatihan Calon Pegawai


(PPCP) Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi, Angkatan 1

Disusun Oleh:
Nama : AGUS RIFAI
Posisi : O&M
Mentor : Arpan Fadly Harahap

DEPARTEMENT OPERATION & MAINTENANCE


PT WIJAYA KARYA REKAYASA KONSTRUKSI
JAKARTA
2019

PT Wika Rekayasa Konstruksi – PPCP Angkatan 1 i


LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Makalah :

Optimalisasi Lifetime Charge Air Cooler (CAC) Terhadap


Kondisi Lingkungan di PLTMG 20 MW Langgur

Disusun Oleh :

Agus Rifai
PPCP Angkatan 1

Makalah ini telah disetujui untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat
lulus Program Pelatihan Calon Pegawai (PPCP)

Disetujui tanggal : ......................

Mentor Lapangan 1 Mentor Lapangan 2 Mentor Lapangan 3

Agus Nugraha Deviandra Ginanjar B Hendra Fadholi


Manager O&M Kasi O&M Leader Commisioning

Mentor Utama:

Arpan Fadly Harahap


Manager Operation & Maintenance

PT Wika Rekayasa Konstruksi – PPCP Angkatan 1 ii


MOTTO

َ ّ ّ َٗ ُۡ ُۡ ۡ َ ۡ َ ۡ ََّ ۡ َ ۡ َ ۡ ّ َ َ َ
�‫ا‬ ٓ
ِ ‫ وٱحلل �قدة مِن ل ِس‬٢٦ ‫ و� ِ� ِ� أم ِري‬٢٥ ‫ب ٱ�ح ِ� صدرِي‬ ِ ‫قال ر‬
َ ْ َۡ
٢٨ �ِ ‫ َ�فق ُهوا ق ۡو‬٢٧
Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah
untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku.” (QS. Thoha: 25-28)

“ Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is
not to stop questioning. ” (Albert Einstein)

"Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang
harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka
menyukainya atau tidak." (Aldus Huxley)

“ Jadilah diri sendiri bukan orang lain. Karena dari situ lah kita bangga apa yang
kita miliki dari hasil usaha sendiri. ” (Agus Rifai)

ً ۡ ُ ۡ ُ ۡ َ َ َّ َ
٥ ‫� ��ا‬ ِ ‫فإِن مع ٱلع‬
“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. ” (Al-Insyirah:5)

PT Wika Rekayasa Konstruksi – PPCP Angkatan 1 iii


KATA PENGANTAR

Assalamu ’alaikum Wa rahmatullahi Wabarakatu.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga kita dapat diberikan kesehatan sampai sekarang ini.
Shalawat dan salam kita curahkan kepada nabi Agung Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah hingga Islamiyah. Alhamdulillahi robbil
‘alamin saya dapat menyelesaikan Makalah : Optimalisasi Lifetime Charge Air
Cooler (CAC) Terhadap Kondisi Lingkungan di PLTMG 20 MW Langgur
dengan lancar.
Dalam makalah ini menjelaskan tentang Charge Air Cooler (CAC) dengan
metode pengumpulan data dari manual book MAN Diesel & Turbo, data aktual
lapangan, dan sumber pendukung lainnya. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui
sifat Charge Air Cooler (CAC) pada mesin diesel sesuai kondisi aktual dilapangan
dan menjaga performa mesin tetap bekerja dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, keterbatasan referensi dan waktu yang tersedia untuk penyusunannya.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran guna membangun
makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan untuk referensi bagi
penelitian selanjutnya. Atas perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wa rahmatullahi Wabarakatu.

Jakarta, 16 Desember 2019


Penyusun,

(Agus Rifai)

PT Wika Rekayasa Konstruksi – PPCP Angkatan 1 iv


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
MOTTO.................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................... 2
1.4 Tujuan.......................................................................................................... 3
1.5 Manfaat........................................................................................................ 3
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................. 3
BAB II DASAR TEORI.......................................................................................... 5
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Engine Gas (PLTMG)..................................... 5
2.2 Air Intake ..................................................................................................... 5
2.3 Turbocharger .............................................................................................. 7
2.4 Cooling Water ............................................................................................. 8
2.5 Charge Air Cooler..................................................................................... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 12
3.1 Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 12
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 13
3.3 Studi Literatur ........................................................................................... 13
3.4 Pengumpulan Data .................................................................................... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 14
BAB V MANAJEMEN RISIKO ......................................................................... 14
BAB VI SISTEM MANAJEMEN WIKA ........................................................... 14
BAB VIII PENUTUP............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

PT Wika Rekayasa Konstruksi – PPCP Angkatan 1 vi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Proses PLTMG ........................................................................ 5


Gambar 2.2 Air Intake dari depan ........................................................................... 6
Gambar 2.3 Air Intake dari samping ....................................................................... 6
Gambar 2.4 Turbocharger ...................................................................................... 7
Gambar 2.5 Prinsip kerja Turbocharger ................................................................. 8
Gambar 2.6 Cooling water ...................................................................................... 8
Gambar 2.7 Charge Air Cooler (CAC) ................................................................. 10
Gambar 2.8 CAC dengan sirip .............................................................................. 11
Gambar 2.9 CAC Tipe Shell and Tube Cooler ..................................................... 11

PT Wika Rekayasa Konstruksi – PPCP Angkatan 1 vii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi sekarang ini penggunaan energi semakin meningkat dan
bervariasi seiring dengan kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari. PLTMG 20 MW
Langgur salah satunya merupakan pembangkit listrik yang dikerjakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Langgur. Pembangkit ini
menghasilkan listrik yang ditransferkan dari putaran engine melalui altenator.
Selain itu, pengoperasian engine ini menggunakan engine dual fuel yaitu bahan
bakar minyak berupa biodiesel blend B20 dan natural gas.

Beberapa sistem yang mendukung dalam proses membangkitkan engine antara


lain; air intake system, exhause system, fuel system, cooling system, lubrication
system, dan power generator system. Cooling system merupakan salah satu sistem
pendinginan selama engine bekerja sehingga meminimalisir terjadinya overheat.
Agar kinerja engine tetap stabil dan tidak overheat perlunya sistem pendingan udara
pada intercooler yang baik. Sistem ini memanfaatkan udara dari hasil pembakaran
yang bertekanan tinggi untuk memutar turbin pada turbocharger yang kemudian
memutar kompresor melalui poros. Udara yang dihisap oleh kompresor diteruskan
ke ruang bakar sehingga menghasilkan daya yang lebih besar. Jadi setelah
mengalami pemadatan pada kompresor udara perlu didinginkan menggunakan
intercooler untuk memaksimalkan proses pembakaran. Oleh karena itu, udara yang
masuk ke ruang bakar mempunyai massa jenis yang tinggi sehingga jumlah udara
dan bahan bakar saat diproses diruang bakar lebih banyak.

PLTMG 20 MW Langgur ini merupakan pembangkit listrik yang baru mulai


dari konstruksi bangunan hingga mesin yang digunakan juga baru. Area
pembangkit yang berdekatan langsung dengan laut dengan jarak ± 500 meter dari
permukaan laut sehingga gas buang yang dihasilkan antara lain karbon monoksida,
sulfur, uap air dan lain sebagainya dapat mempengaruhi proses pembakaran pada
mesin menjadi tidak maksimal. Selain itu, adanya kandungan sulfur yang memiliki

1
2

zat dapat mengakibatkan material menjadi korosi dan kerak saat melewatinya.
Meningkatnya humidity dan salinity pada area pinggir laut sangat berpengaruh
dengan kinerja mesin karena penurunan fungsi Charge Air Cooler (CAC). Apabila
CAC mengalami masalah hingga kerusakan maka proses pendinginan udara
sebagai suplai ke ruang bakar tidak maksimal dikarenakan beban menjadi derating
dan suhu engine menjadi naik.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memilih
tipe Charge Air Cooler (CAC) yang berdasarkan kondisi aktual lapangan dan biaya
terjangkau untuk operation and maintenance dengan mutu yang handal.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana memilih tipe Charge Air Cooler (CAC) sesuai kondisi aktual di
lapangan?
2. Bagaimana cara operation and maintenance Charge Air Cooler (CAC) dengan
efisien?

1.3 Batasan Masalah


Dalam melaksanakan makalah ini perlu adanya batasan lingkup agar sistematis
dalam pembahasan sehingga sesuai dengan judul yang diangkat.
Adapun batasan – batasan yang diterapkan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Membahas pengaruh letak geografis dengan kondisi aktual di lapangan dalam
pemilihan tipe Charge Air Cooler (CAC).
2. Membahas Charge Air Cooler (CAC) yang digunakan di PLTMG 20 MW
Langgur.

2
3

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan pemilihan tipe Charge Air Cooler (CAC) sesuai kondisi lapangan.
2. Mengetahui pengaruh pemilihan tipe Charge Air Cooler (CAC) dengan biaya
Operation and Maintenance dan kehandalan mutunya.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai acuan referensi dalam pemilihan spare part atau equipments sesuai
dengan kondisi aktual lapangan yang berdampak langsung pada lifetime atau
umur pemakaian.
2. Sebagai antisipasi untuk menekan biaya operation and maintenance dan
kehilangan pendapatan akibat terjadinya breakdown.
3. Sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang Charge
Air Cooler (CAC).

1.6 Sistematika Penulisan


Secara garis besar untuk memberikan gambaran – gambaran, dalam hal ini
penyusunan menjelaskan isi dari beberapa bab. Adapun sistematika penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah,
tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Berisi dasar teori sebagai penguat dalam penulisan penelitian yang antara
lain; air intake, turbocharger, cooling water, charge air cooler (CAC).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang diagram alir penelitian, tempat dan waktu penelitian, alat
yang digunakan, dan tahapan penelitian.

3
4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Berisi tentang hasil perbandingan charge air cooler (CAC) coating dan
non coating.
BAB V MANAJEMEN RESIKO
Berisi tentang manajemen resiko secara umum dan manajemen resiko
menurut PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
BAB VI SISTEM MANAJEMEN WIKA
Berisi tentang prosedur untuk menjalankan suatu project sesuai dengan
sistem manajemen wika.
BAB VII PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang
membangun untuk penelitian.

4
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Engine Gas (PLTMG)


PLTMG merupakan salah satu pembangkit dengan memanfaatkan kerja engine
yang diteruskan ke poros dan terhubung dengan alternator sehingga menghasilkan
energi listrik yang disuplai untuk melayani kebutuhan masyarakat setiap hari.
Engine yang bekerja dengan memanfaatkan bahan bakar dua fuel yaitu biodiesel
blend B20 dan natural gas. Skema proses PLTMG dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Skema Proses PLTMG


2.2 Air Intake
Air intake merupakan sistem yang berfungsi untuk menghisap udara dari luar
lingkungan luar dan memasukannya ke dalam engine untuk proses pembakaran.
Pada air intake terdapat filter udara sebagai penghalang kotoran berupa debu dan
partikel – partikel kecil lainnya yang masuk ke sistem udara masuk. Air intake pada
PLTMG 20 MW Langgur dapat dilihat pada Gambar 2.2 untuk posisi depan dan
Gambar 2.3 untuk posisi samping.

5
6

Gambar 2.2 Air Intake dari depan

Gambar 2.3 Air Intake dari samping


7

2.3 Turbocharger
Turbocharger merupakan salah satu komponen tambahan yang berfungsi
untuk meningkatkan performa mesin diesel pada pembakaran dalam mulai dari
kapasitas sedang hingga besar. Turbocharger ini memiliki dua sisi yaitu sisi
compressor (sisi hisap) dan sisi turbin (sisi buang). Prinsip kerja dari turbocharger
yaitu memanfaatkan sisa panas dan tekanan gas buang sebagai tenaga untuk
memampatkan udara pembakaran (force induction) sehingga menghasilkan daya
yang besar. Aliran gas buang exhaust manifold yang bertekanan dari hasil
pembakaran digunakan untuk memutar turbin yang mengakibatkan poros perputar
dan sisi compressor bergerak menghisap udara dari luar. Udara bertekanan yang
dihisap tersebut selanjutnya disalurkan ke ruang bakar untuk proses pembakaran
kembali. Sebelum udara masuk ke ruang bakar udara perlu di filter dan didinginkan
melalui Charge Air Cooler (CAC). Gas buang yang sudah melewati turbin
kemudian dibuang melalui silincer yaitu untuk mengoptimalkan sistem kerja turbin
dan mengurangi vibration dan noise pada mesin diesel tersebut. Prinsip kerja
turbocharger dapat dilihat pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5.

Gambar 2.4 Turbocharger


8

Gambar 2.5 Prinsip kerja Turbocharger

2.4 Cooling Water


Cooling water merupakan sistem pendinginan pada engine yang sangat penting
dan harus terjaga kestabilannya. Hal ini dikarenakan pendinginan memiliki banyak
manfaat. Adapun manfaat dari cooling water pada Gambar 2.6 antara lain:
a. Mencegah engine dari panas yang berlebihan
b. Mengurangi engine dari keausan
c. Sebagai media pendingin engine yang efisien

Gambar 2.6 Cooling water


9

Bagian-bagian dari sistem pendingin air antara lain :


a. Water jacket, sebagai jalur pendingin saat bersirkulasi didalam engine yaitu
sekeliling lubang silinder dan kepala silinder.
b. Radiator, merupakan suatu alat perpindahan panas untuk membuang panas dari
engine melalui media cair yang bersirkulasi sehingga temperatur kerja mesin
terjaga. Bagian utama radiator adalah inti radiator yang berupa sirip-sirip dan
bekas pipa yang disusun diantara sirip-sirip tersebut. Fluida yang keluar dari
engine berupa air panas mengalir kedalam inti radiator yang terdiri dari tabung-
tabung yang mempunyai sirip-sirip pendingin radiator.
c. Kipas radiator, berfungsi untuk mempercepat aliran udara melewati bagian inti
radiator, dengan mengalirnya udara melewati inti radiator berarti panas pada air
akan dibawa oleh udara yang mengalir tersebut. Udara akan menyerap panas
pada sirip-sirip radiator sehingga temperatur air pendingin pada radiator dapat
diturunkan.
d. Water pump, berguna untuk sirkulasi air pendingin engine yang berada didalam
water jacket dan radiator.
e. Thermostat, merupakan sebuah katup yang dapat bekerja untuk mengatur buka
tutup sirkulasi cairan pendingin mesin. Berdasarkan temperatur air pendingin,
thermostat ini dipasang pada saluran air keluar dari engine menuju ke radiator.

sSistem kerjanya, ketika engine menjadi sudah panas thermostat terbuka dan
katup bypass tertutup dalam circuit bypass. Fluida yang panas di dalam water jacket
kemudian disalurkan menuju radiator untuk proses pendinginan menggunakan
kipas. Fluida yang sudah dingin didistribusikan ke water jacket oleh water pump
untuk proses pendinginan kembali secara terus-menerus.
10

2.5 Charge Air Cooler


Charge Air Cooler (CAC) pada Gambar 2.7 merupakan komponen yang
berfungsi sebagai pendingin udara yaitu menghisap udara dari luar lingkungan
melalui kompresor sehingga memiliki kepadatan atau masa jenis yang tinggi, untuk
memaksimalkan kinerja udara dan bahan bakar di ruang bakar. Pada CAC
beroperasi lebih berat pada lingkungan (pada pembakaran mesin) sehingga perlu di
desain khusus dan tahan lama. Pada mesin diesel letak CAC sendiri mengikat pada
engine yaitu tergabung dengan turbocharger, saluran air intake, dan saluran
langsung ke ruang bakar sehingga udara yang dimampatkan (force induction) dari
kompresor langsung di proses oleh CAC untuk mendapatkan suhu yang diinginkan.
CAC dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe udara – udara ( fluida pertama dan kedua
menggunakan udara) dan tipe udara – air (fluida primer udara dan fluida skunder
adalah air). Penukar pemanas udara dan air di desain dengan model blok bersirip,
shell, dan desain tabung. CAC dengan menggunakan sirip dapat dilihat pada
Gambar 2.8 dan CAC dengan tipe shell and cooler dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.7 Charge Air Cooler (CAC)


11

Gambar 2.8 CAC dengan sirip

Gambar 2.9 CAC Tipe Shell and Tube Cooler

Pemakaian CAC tipe udara – air banyak digunakan pada mesin diesel seperti di
kapal dan pembangkit listrik. Pada mesin diesel CAC ditempatkan menyatu satu
kesatuan dengan engine yaitu antara turbocharger sebagai penyuplai udara hasil
pembakaran dengan kompresi udara dan intake manifold.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Tahap Persiapan
Identifikasi dan Perumusan Masalah

Studi Proyek dan Studi Literatur

Pengumpulan Data

Tidak
Analisis

Ya

Analisis Biaya, Mutu, dan Waktu

Analisis
Manajemen Resiko

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

12
13

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Proses penelitian dilaksanakan di proyek PLTMG 20 MW Langgur, Maluku
Tenggara. Penelitian yang dilakukan yaitu menganalisis Charge Air Cooler (CAC)
dan sebagai referensi dalam pemilihan CAC yang baik dan efisien sesuai kondisi
aktual lapangan . Waktu penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 3 bulan.

3.3 Studi Literatur


Studi literatur adalah kegiatan mempelajari teori dan praktik dari sebuah
pekerjaan. Dalam penelitian ini peneliti mencari literatur yang cocok dan sesuai
untuk mengatasi permasalahan tersebut.

3.4 Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang peneliti lakukan ada dua jenis yaitu data primer dan
data skunder. Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung dari
narasumber atau sumber data tersebut. Data primer yang dilakukan pada penelitian
ini adalah spesifikasi CAC dan manual book MAN Diesel & Turbo. Sedangkan data
Skunder adalah data yang didapatkan tidak langsung dari narasumber atau sumber
data tersebut. Data skunder terssebut bisa berupa buku, jurnal, artikel, makalah, dan
lain-lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V
MANAJEMEN RISIKO

BAB VI
SISTEM MANAJEMEN WIKA

BAB VIII
PENUTUP

14
DAFTAR PUSTAKA

Gozali, L., Lieanda, K., Jap, L., & Daywin, F. J. (2019, April). Analysis of Mak
Diesel Engine Services at Merawang Power Plant Using FMEA Method. In
IOP Conference Series: Materials Science and Engineering (Vol. 508, No.
1, p. 012083). IOP Publishing.
Havendri, A. (2008). Kaji eksperimental prestasi dan emisi gas buang motor bakar
diesel menggunakan variasi campuran bahan bakar biodiesel minyak jarak
(Jatropha curcas L) dengan solar. Teknika Unand, 1(29), 65-72.
Latumahina, A., Wijono, W., & Suyono, H. (2015). Optimalisasi Penjadwalan,
Perawatan dan Perbaikan Pembangkit PLTD 20 kV dengan Levelized
Reserve Method. Jurnal EECCIS, 9(1), 95-102.
Mahadi, M. (2010). PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER
DENGAN INTERCOOLER TERHADAP PERFORMANSI MOTOR
BAKAR DIESEL. Jurnal Dinamis, (7).
Morey, D. (2018). U.S. Patent No. 10,047,707. Washington, DC: U.S. Patent and
Trademark Office.
Sulaksono, B. (2012). EVALUASI UNJUK KERJA SISTEM TURBOCHARGER
PADA MESIN DIESEL. Mekanikal: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 8(2),
128-132.
Syahrani, A. (2006). Analisa Kinerja Mesin Bensin Berdasarkan Hasil Uji Emisi.
SMARTek, 4(4).
TOYIB, A. (2018). Analisis Korosi Pada Intercooler Diesel Generator di Kapal
MV. Oriental Mutiara (Doctoral dissertation, POLITEKNIK ILMU
PELAYARAN SEMARANG).

15

Anda mungkin juga menyukai