Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM EFISIENSI ENERGI

BOILER

Dosen Pembimbing: Ir. Teguh Sasoni, M.T.

Oleh:
Rd. Luthfan Sentani E. H. (151734024)

D4-TEKNIK KONSERVASI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
1. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui sistem ketel uap


2. Mahasiswa dapat memahami karateristik/parameter operasi operasi ketel uap
3. Mahasiswa dapat menentukan parameter kinarja sistem ketel uap
4. Mahasiswa dapat mengidentifikakasi operasi efisien sistem ketel uap
5. Mahasiswa dapat mengetahui dampak pengoperasian sistem ketel uap yang efisien

2. Dasar Teori

2.1 Metode langsung:

Pada perhitungan ketel ini dipilih metode langsung. Efisiensi dihitung dengan menggunakan
parameter-parameter energi masuk dan energi keluar sistim ketel uap yang berguna. Formulasi
untuk menghitung efisiensi dengan metode langsung sebagai berikut:

Atau

Jumlah energi kalor yang tersedia akibat proses pembakaran bahan bakar dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut:

Ebb = Mb x NHF (k.Joule)

Mb = Laju aliran bahan bakar (kg/s)

NHF = Nilai kalor bahan bakar cair (kJ/kg)

Jumlah energi udara pembakaran:

Eu = Mu x Hu

Mu= Laju aliran udara (kg/s)

Hu = Entalpi udara (kJ/kg)

Energi yang terkandung dalam air:

Ea = Ma x Ha
Ma = Laju aliran air (kg/s)

Ha = Entalpi air (kJ/kg)

Energi pembentukan uap

Energi yang digunakan untuk merubah air dengan entalpi yang dikandung air pengisian. Besarnya
dapat ditentukan dengan persamaan:

Eua = (Ma – Mbd)(Hua – Ha) kJ

= Ma {Hua – cap(Ta-o)}

Ma = Massa air pengisian (kg/s)

Hua = Entalpi uap (kJ/kg)

Ha = Entalpi air pengisian (kJ/kg)

Cp = panas spesifik air pengisian ketel (kJ/kg oC)

Ta = Temperatur air pengisian ketel (oC)

Bd = Blowdown, dalam pengujian blowdown tidak dilakukan maka bd dianggap nol

Tekanan absolut uap:

= tekanan gauge + tekanan atmosfer

=Pg +

= Pg + (1,33 x 10-3 H bar)

Pg adalah tekan gauge dalam bar

H adalah tekanan barometri dalam mm air raksa

Maka efisiensi ketel uap:

Keuntunga dan kerugian metode langsung:

Keuntungan:

 Pekerja pabrik dapat dengan cepat mengevaluasi efisiensi boiler


 Memerlukan sedikit parameter untuk perhitungan
 Memerlukan sedikit instrumen untuk pemantauan
 Mudah membandingkan rasio penguapan dengan data benchmark

Kerugian:

 Tidak memberikan petunjuk kepada operator tentang penyebab dari efisiensi sistim yang
lebih rendah
 Tidak menghitung berbagai kehilangan yang berpengaruh pada berbagai tingkat efisiensi

2.2 Metode tak langsung:

Standar acuan untuk Uji Boiler di tempat dengan menggunakan metode tidak langsung adalah British
Standard, BS 845:1987 dan USA Standard ASME PTC-4-1 Power Test Code Steam Generating Units.

Metode tidak langsung juga dikenal dengan metode kehilangan panas.

Efisiensi dapat dihitung dengan mengurangkan bagian kehilangan panas dari 100 sebagai berikut:

Efisiensi boiler = 100 – (i + ii + iii +iv + v + vi + vii)

Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah kehilangan panas yang diakibatkan oleh:

i Gas cerobong yang kering

ii Penguapan air yang terbentuk karena H2 dalam bahan bakar

iii Penguapan kadar air dalam bahan bakar

iv Adanya kadar air dalam udara pembakaran

v Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/ flyash

vi Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/ bottomash

vii Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung

Data yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi boiler dengan menggunakan metode tidak
langsung adalah:

 Analisis ultimate bahan bakar (H2, O2, S, C, kadar air, kadar abu)
 Persentase oksigen atau CO2 dalam gas buang
 Suhu gas buang dalam oC (Tf)
 Suhu ambeien dalam oC (Ta) dan kelembaban udara dalam kg/kg udara kering
 GCV bahan bakar dalam kkal/kg
 Persentase bahan yang dapat terbakar dalam abu (untuk bahan bakar padat)
 GCV abu dalam kkal/kg (untuk bahan bakar padat)

Keuntungan dan kerugian metode tidak langsung:

Keuntungan:

 Dapat diketahui neraca bahan dan energi yang lengkap untuk setiap aliran, yang dapat
memudahkan dalam mengidentifikasi opsi-opsi untuk meningkatkan efisiensi boiler.

Kerugian:

 Perlu waktu lama


 Memerlukan fasilitas laboratorium untuk analisis

3. Alat Ukur yang Diperlukan

Perlengkapan pengukuran yang diperlukan dalam pengujian:

 Pengukuran temperatur
 Termokopel
 Termometer bola basah dan bola kering
 Pengukuran laju alir
 Meter laju alir
 orifice
 Pengukuran tekanan
 Manometer
 Pengukuran komposisi gas buang
 Analisis gas buang
 Pengukuran fraksi uap
 Separatting dan throttlingcalorimeter
4. Prosedur Praktikum

Berdasarkan Gambar 1, skematis titik pengukuran dan data yang diperlukan pada sistem ketel uap
mencerminkan proses kerja alat. Untuk kepentingan pengambilan data operasi boiler hanya boleh
dilakukan oleh laboran yang bersertifikat, sehingga praktikan lansung melakukan pengukuran pada
kondisi tunak (steady state).

Gambar 1. Skematis Ketel Uap untuk praktikum kinerja boiler.

Keterangan:

ma = kg air

mgb = massa gas buang

mu = massa uap

mb = massa bahan bakar

hu = entalpi uap

ha = entalpi air masuk ketel

Cgb = panas spesifik gas buang (CO2, CO, HC)

Tgb = temperatur gas buang


Ta = temperatur udara sekitar

4.1 Menghidupkan ketel uap

 Siapkan sumber kelistrikan


 Hidupkan saklar sumber listrik dari PLN (panel MCB)
 Hidupkan saklar unit air pendingin
 Hidupkan sistem kelistrikan ketel uap
 Siapkan suplai air
 Tutup katup suplai air Stefan bench No. 47
 Tutup katup suplai pompa vakum No. 42
 Buka katup suplai air No. 2
 Tutup katup bypass air lunak (soffner) No. 3
 Buka katup suplai air lunak No. 4
 Buka katup suplai tangki efek Water ketel uap No. 5
 Tutup katup suplai separatting dan throttling No. 7
 Buka katup suplai pada cooling Tower
 Tutup katup suplai air heat pulp No. 25
 Buka katup suplai air ke ketel uap suplai No. 1
 Nyalakan pompa suplai air (disebelah luar gedung) dan periksa sekitar 2,5 bar
 Siapkan pengisian boiler
 Buka katup keluaran air pengisi ketel No. 9
 Buka katup suplai air pengisi ketel uap No. 10
 Tutup katup blowdown ketel uap No. 11
 Periksa ketinggian air boiler
 Buka katup blower Water coloum No. 12
 Buka katup upper Water coloumNo. 13
 Tutup katup blower tricock No. 14
 Buka katup uppertricock No. 15
 Tutup katup Water coloum blowndown No. 16
 Periksa gelas penduga
 Pastikan handel ketiga katup yang terdapat pada gelas penduga selalu dalam posisi
vertikal
 Katup-katup pengeluaran ketel uap
 Tutup katup uap utama No. 17
 Buka katup pengukuran tekanan uap No. 62
 Tutup/kunci katup pengeluaran ketel uap No. 61
 Suplai bahan bakar ketel uap
 Pastikan volume tangki bahan bakar, minimal setengah penuh
 Buka katup suplai minyak tangki No. 18
 Buka katup suplai minyak ketel uap No. 19
 Buka katup kembalian minyak dari ketel uap No. 20
 Pastikan Red ide valve Farm pada suplai minyak ketel uap berada pada posisi
terbuka
 Sistem kelistrikan pada ketel uap
 Hidupkan saklar suplai listrik untuk ketel uap (terletak pada dinding dibelakang
superheater)
 Nyalakan saklar daya ketel uap pada kotak distribusi
 Putar kunci saklar start keteluap pada posisi on. Pada posisi ini pompa pengisian air
ketel uap bekerja dan memompa air dalam ketel uap. Hal ini berlangsung terus
sampai ketinggian air pada ketel uap mencapai batas yang ditentukan, sehingga
ketel uap siap untuk dioperasikan.
 Penyalaan burner
 Nyalakan electrical circuit breaker yang terletak disebelah kiri kotak kontrol ketel
uap dan tekan tombol berwarna hijau pada sebelah kanan kotak kontrol
 Burner motor akan bekerja dan setelah lebih kurang 15 detik proses pembakaran
dimulai
 Setelah proses pembakaran dimulai. Proses pembakaran selanjutnya diatur secara
otomatis oleh kontrol tekanan pada kotak panel, dimana pembakaran akan trip pada
kondisi tekanan sekitar 10 bar (tekanan pengesetan)
 Bila ketinggian air di dalam ketel uap mencapai batas terendah maka proses
pembakaran akan trip secara otomatis
 Pastikan tekanan air dalam gelas penduga pada 2-3 cm dibawah batas ketinggian
maksimal, jika perlu dikurangi ketinggian dengan membuka katup blowdown ketel
uap No. 11
4.2 Mematikan ketel uap

 Matikan electrical circuit breaker yang terletak pada sebelah kiri kotak kontrol
 Tutup katup suplai bahan bakar on. 18, 19, 20
 Buka katup ke atmosfer No. 29 (terletak diatassuperheater
 Buka katup blowndown ketel No. 11 kurang lebih seperempat putaran sampai pompa air
pengisian ketel menyala. Kemudian tutup kembali katup tersebut
 Tunggu beberapa saat dan ulangi langkah diatas sampai sekitar tiga kali sehingga tekanan
berada dibawah 2 bar
 Tutup katup No. 17
 Matikan sistem suplai listrik pada ketel uap
 Tutup kau suplai air pengisian ketel No. 10
 Tutup katup suplai air utama No. 1
 Buka sedikit katup uppertricock No. 15

5. Data dan Pengukuran

Parameter pengukuran yang diperlukan dalam satu ketel uap tergantung pada batas yang
ditetapkan, peralatan ukur yang tersedia dan kondisi pengukuran. Dalam pengujian ini parameter
pengukuran yang diamati sebagai berikut:
 Bahan bakar
 Laju alir, Mb (lt/dt)
 Temperatur, t bahan bakar (oC)
 Air pengisi ketel uap
 Laju alir, Ma (kg/dt)
 Temperatur, t air (oC)
 Tekanan, P (bar)
 Udara pembakaran
 Temperatur udara sekitar, ta (oC)
 Temperatur bola basah, twb (oC)
 Temperatur bola kering, tdb (oC)
 Uap
 Laju alir, Mu (kg/detik)
 Temperatur, t uap (oC)
 Tekanan, P uap (bar)
 Kualitas uap, x (%)
 Gas buang
 Laju alir, mg (kg/det)
 Temperatur, tgb (oC)
 Komposisi gas buang, CO2, CO, O2 (%)
6. Data Pengamatan
7. Profil Data

Grafik Hubungan Antara Uap Steam


Terhadap Pembebanan
170
Temperatur Uap (C)

150
130
110
90
70
50
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Pembebanan (%)

Grafik Hubungan Antara Suhu Flue


Gas Terhadap Waktu
350

300
Temperatur Flue Gas (C)

250

200

150 Beban 25%


Beban 50%
100

50

0
0 10 20 30 40 50
Waktu (Menit)
Penggunaan Bahan Bakar Terhadap
Pembebanan
bahan Bakar (Liter/10 Menit) 7
6
5
4 Beban 25%
3 Beban 50%

2
1
0

Perbandingan Kualitas Uap Air


Terhadap Pembebanan
1,00

0,90
Kualitas Uap Air (x)

0,80

0,70 Beban 25%


0,60 Beban 50%

0,50

0,40

0,30
7. Perhitungan

A. Metode Langsung
1. Beban 25 %

Bahan bakar
Udara

Boiler Uap Basah


Air

Rugi-rugi

Diketahui:
 Temperatur ruang = 25 oC (Kondisi Standar)
 Temperatur bahan bakar = 27,33 oC
 Temperatur uap = 155,67 oC
 Temperatur gas buang = 269,33 oC
 Konsumsi bahan bakar = 25,6 Liter/Jam
 Penggunaan feed water = 252,95 Liter/Jam
 Entalpi Air = 2095,88 kJ/kg
 Entalpi uap = 99,78 kJ/kg
 GCV Diesel = 45000 kJ/kg

Jumlah energi kalor yang tersedia akibat proses pembakaran bahan bakar dapat
ditentukan dengan :
Ebb = mbb x Nbb

= 967.680 kJ/jam
Energi yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap adalah :

Eu = ma (hu-ha)

= 503.914,7 kJ/jam
Ket: hu dan ha didapat dari tabel appendix air.

Efisiensi Boiler

Ƞ = = = 52,07%

Metode Langsung
Beban 25 %
ṁ 252,448591 kg/jam
Energi
Hu 2095,888 kJ/kg
Uap
ha 99,78 kJ/kg

Energi Ebb 25,6 L/jam


Bahan
Ebb 21,504 kg/jam
Bakar
GCV 45000 kJ/kg

Efisiensi 52,07 %

2. Beban 50%
Dengan cara yang sama diperoleh Efisiensi Boiler pada beban 50% :

Metode Langsung
Beban 50 %
ṁ 252,9545 kg/jam
Energi
Hu 2126,12 kJ/kg
Uap
ha 98,794 kJ/kg

Energi Ebb 36,9 L/jam


Bahan
Ebb 30,996 kg/jam
Bakar
GCV 45000 kJ/kg

Efisiensi 36,77 %
B. Metode Tidak Langsung

Catatan :
Dikarenakan keterbatasan pengukuran losses dalam pelaksanaan praktikum, sehingga
parameter untukperhitungan losses sangat sedikit

Berdasarkan Bureau Energy Efficiency diperoleh kandungan senyawa bahan bakar sebagai berikut
(Lebih jelas terdapat dalam lampiran) :

Kandungan Prosentase (%) Keterangan


C 84
H 12

O 1
Asumsi (Lebih Jelas
N 0,1
Terdapat Lampiran)
S 0

Data Tambahan Keterangan


Berdasarkan Bureau Energy
GCV 10800 kCal/kg
Efficiency
CO2% 13,85 % Asumsi
Berdasarkan Bureau Energy
Cp 0,23 kCal/kg
Efficiency
Suhu rata-rata
269,3 C Pengukuran
Flue Gas (Tf)
Suhu Ambien (Ta) 25 C Asumsi
udara
Kelembaban di
0,018 kering Berdasarkan Grafik Psikometrik
udara ambient
kg/kg
Panas Spesifik uap
0,45007 kCal/kg Berdasarkan Appendix
superheated

Langkah 1 - Menentukan kebutuhan udara teoritis

Kebutuhan Udara =

Kebutuhan Udara =

Kebutuhan Udara Teoritis = 13,88


Langkah 2 - Menentukan Kadar CO2 (%) Teoritis

Mol =

Mol =
Mol = 0,39

Mol C =

Mol C =

Mol C = 0,07

(CO2 %)t (Teoritis)= x 100

(CO2 %)t (Teoritis)= 15,33 %

Langkah 3 - Menentukan Udara Berlebih yang Diberikan (%)

Excess Air (%) =

Excess Air (%) =

Excess Air (%) = 10,00 %

Langkah 4- Menentukan Jumlah Massa Udara yang Diberikan

Massa udara yang diberikan = ] x Udara Teoritis

Massa udara yang diberikan = ] x 13,88

Massa udara yang diberikan = 15,26 kg/kg bahan bakar


Langkah 5 - Menentukan Massa Gas Buang Kering

Massa gas buang kering = Massa CO2 + Mass N2 konten dalam bahan bakar + Massa N2 di udara
pembakaran yang disediakan + Massa O2 dalam bahan bakar gas

= [(0,84 x 44) / 12] + 0,001 + [(15,26 x 77) / 100] + [(15,26 – 13,88) x 23/100]

Massa gas buang kering = 15,29 kg / kg batubara

Langkah 6 - Perhitungan Losses

A. L1 - Panas kerugian akibat gas buang kering (dry flue gas)

L1 = [{mx C p x ( Tf - T a )} / GCV Bahan Bakar] x 100

L 1 = [15,29 x 0,23 x (269,3 – 25 ) / 10800] x 100


L 1 = 7,96%

B. L2 - H2 Losses

L2 = ([9 x H 2 x {584 + Cp ( Tf - T a )}] / (GCV Bahan Bakar) ) x 100

L2 = (9 x 0,12 x {584 +0,45 (269,3-25)} / 10800) x 100


L 2 = 6,94%

C. L3 – Panas kerugian akibat kelembaban dalam udara (H2O)

L3 = ([AAS x Kelembaban x C p x (T f - T a )] / GCV bahan bakar) x 100

L3 = [15,26 x 0,018 x 0,45 x (269,3 - 25) / 10800] x 100


L 3 = 0,28%

Hasil Perhtiungan Efisiensi Boiler

Kerugian Nilai Kerugian (Dalam %)

L1- Kerugian akibat gas buang kering (dry flue gas) 7,96

L2- Kerugian akibat hidrogen H2 dalam bahan bakar (H2 Loss) 6,94

L3- Kerugian akibat kelembaban di udara (H2O) 0,28


Efisiensi = 100 – (L1 + L2 + L3)

Efisiensi = 100 – (7,96 + 6,94 + 0,28)

Efisiensi = 84, 82 %

Berikut Hasil Perhitungan pada Excel :

Metode Tak Langsung


Perhitungan Awal
974,40
Udara teoritis 413,25
13,88 kg/kg bahan bakar
0,39
0,39
CO2 teoritis
0,07
15,31 %
Excess Air 10,00 %
Massa Udara yang
15,26 kg/kg bahan bakar
Diberikan
Massa gas Buang
15,31 kg/kg bahan bakar
Kering
Losses
dry flue gas (L1) 7,96 %
Kelembaban dalam
0,28 %
udara (L2)
H2 Losses (L3) 6,94 %
Efisiensi Boiler 84,82 %
8. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian terhadap boiler baik guna dihitung
besarnya nilai efisiensi boiler dengan menggunakan metode langsung maupun tidak
langsung. Secara garis besar, pada boiler uap dihasilkan dengan memanfaatkan panas
pembakaran bahan bakar dimana pada praktikum ini bahan bakar yang digunakan adalah
solar. Uap yang dihasilkan adalah uap basah yang mana masih terdapat air di dalam uap
tersebut yang ditandai dengan besarnya kualitas uapnya yang kurang dari 1.

A. Metode Langsung

Dalam perhitungan efisiensi boiler dengan metode langsung, dihitung hasil energi uap
yang dihasilkan terhadap jumlah bahan bakar yang digunakan, dimana semakin banyak
uap yang dihasilkan dengan semakin sedikitnya bahan bakar yang digunakan maka
efisiensi boiler akan bertambah. Artinya dalam pengukuran ini hanya memperhitungan
berapa output energi yang berupa uap dan input energi pada boiler berupa bahan bakar
yang digunakan untuk memanaskan air.

Dalam pengukuran input energi pada boiler, dikarenakan kesalahan praktikan maka
besarnya air yang mengalir (flow rate) pada boiler yang tidak ada datanya, sehingga
praktikan mengambil data flow rate air pada praktikum lain pada alat yang sama.
Kemudian besarnya pembebanan baik 25% maupun 50% praktikan asumsikan dengan
data flow rate air yang sama meskipun dengan flow rate bahan bakar yang berbeda.

Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan bahwa efisiensi boiler pada metode


langsung saat pembebanan 25% sebesar 52,07% sedangkan pada pembebanan 50%
bernilai 36,77%. Artinya pada pembebanan 25% jumlah energi bahan bakar yang
terkonversi menjadi uap hanya setengahnya, sedangkan sisanya terpengaruh untuk
berubah menjadi losses panas, begitu pun dengan pembebanan 50% dimana jumlah energi
uap yang terkonversikan semakin sedikit bila dibandingkan jumlah energi bahan bakar
yang digunakan. Berdasarkan efek pembebanan dapat diketahui bahwa dengan semakin
besar pembebanan pada boiler, efisiensi pada boiler semakin menurun, dimana terjadi
penurunan efisiensi sebesar 15,31%.
Berikut disajikan hubungan antara efisiensi boiler terhadap pembebanan boiler :

Grafik Hubungan Efisiensi Boiler


Terhadap Pembebanan
60
50
Efisiensi Boiler (%)

40
30
20
10
0
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Pembebanan (%)

Adapun secara teoritis seharusnya besarnya efisiensi boiler meningkat seiring


bertambahnya beban pada boiler, artinya boiler lebih baik dipasang pada pembebanan
nominalnya. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan nilai yang sebaliknya, hal ini
dikarenakan nilai flow rate air pada boiler praktikan asumsikan sama nilainya antara
pembebanan 25% dan 50% dikarenakan kekurangan data yang praktikan dapatkan.
Sehingga dengan jumlah flow rate air yang sama tetapi dengan jumlah penggunaan air
yang berbeda maka efisiensi pada pembebanan 50% pun akan terlihat lebih kecil.

B. Metode Tidak Langsung

Pada perhitungan efisiensi boiler menggunakan metode tidak langsung dilakukan


pengukuran pada parameter-parameter yang memungkinkan terjadinya losses. Akan
tetapi dalam praktiknya, dikarenakan keterbatasan praktikum jumlah losses yang dapat
diukur hanya sedikit, sehingga dalam perhitungannya tidak semua losses dapat dihitung.
Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan efisiensi ini sebesar 84, 82%. Diaman jumlah
efisiensi boiler yang besar ini disebabkan karena perhitungan dilakukan berdasarkan nilai
ideal efisiensi boiler yakni 100% kemudian dilakukan pengurangan nilai efisiensi
berdasarkan perhitungan losses yang telah dihitung. Bila perhitungan losses sedikit
sehingga tidak kompleks maka efisiensi boiler akan bernilai besar, karena tidak semua
parameter losses dihitung. Adapun dalam perhitungannya dikarenakan keterbatasan data
yang didapat maka praktikan menghitung losses pada beban 25% saja.

Dalam hal ini, ada parameter losses seperti kelembaban air dalam bahan bakar yang
praktikan asumsikan 0 dikarenakan bahan bakar yang digunakan adalah solar yang
dominan mengandung fluida cairan dan juga berdaarkan rekomendasi dosen pembimbing
bahwa losses ini tidak dihitung. Kemudian yang menjadi kendala dari praktikan
selanjutnya adalah tidak terukurnya kandungan pada gas buang seperti gas karbon
monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2) sehingga praktikan tidak bisa menghitung
besarnya ketidaksempurnaan pembakaran pada boiler. Adapun besarnya karbon dioksida
pada gas buang yang praktikan tulis sebagai asumsi, hal tersebut diperoleh agar nilai
excess air pada boiler bernilai 10%. Dimana praktikan diketahui bahwa nilai excess air
pada bahan bakar solar yang efektif bernilai 10% .

Keuntungan dari metode tidak langsung ini adalah dapat dilihatnya parameter yang
menjadi loss pada boiler sehingga dapat dilakukan peningkatan efisiensi boiler pada
aspek-aspek yang dirasa perlu dan dapat dikurangi nilai losses-nya. Meskipun sebagai
gantinya pengukuran terhadap nilai-nilai losses tersebut perlu dibutuhkan banyak
peralatan dan waktu yang lebih lama, guna mendapatkan pengukuran parameter-
parameter losses yang ingin diketahui.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :

1. Boiler merupakan alat untuk menghasilkan uap (steam) dengan menggunakan


konversi panas yang bersumber dari bahan bakar sebagai energi inputnya
2. Efisiensi Boiler pada metode langsung adalah sebagai berikut :
- Pada Beban 25% bernilai 52, 07%
- Pada Beban 50% bernilai 36,77%

3. Efisiensi Boiler pada metode tidak langsung bernilai 84, 82%

4. Losses pada boiler dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: Gas H2 yang terkandung
dalam bahan bakar, kelembaban air dalam udara, dan gas buang kering (dry flue gas)
DAFTAR PUSTAKA

Bureau Energy Efficiency. “Energy Performance Assesment Of Boilers”


Bureau Energy Efficiency.2005.ENVIR215
Yulinda, dkk.2017.Laporan Praktikum Proses Energi 2 Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Lampiran

A. Nilai Panas (Heating Value) Diesel

Sumber : Bureau Energy Efficiency

B. Kandungan Senyawa di dalam Diesel

Sumber : Bureau Energy Efficiency

C. Kandungan Sulfur Diesel

Sumber : Bureau Energy Efficiency


C. Kelembaban Air dalam Udara (Asumsi RH=80%)

Anda mungkin juga menyukai