BAB I
TURBIN GAS
Turbin
dimampatkan
dengan
menggunakan
kompresor
pada
kondisi
isentropik
(reversibel
adiabatik/entropi konstan). Udara yang bertekanan tinggi ini kemudian dibakar dalam ruang bakar
pada tekanan tetap. Dari ruang bakar, gas yang sudah dibakar bersama dengan bahan bakar
Turbin
diekspansikan ke turbin sebagai penggerak beban generator. Apabila digambar dalam diagram
d
P-V dan
T-S,, siklus turbin gas akan terlihat seperti gambar dibawah ini:
proses 2-3
: Pemasukan
emasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Pemasukan bahan baker ini dilakukan
di dalam combuster
proses 3-4
: Proses ekspansi
kspansi gas hasil pembakaran (dari combuster). Ekspansi gas panas hasil
pembakaran dilakukan pada turbin. Ekspansi dilakukan dalam kondisi
kondis isentropik.
proses 4-1
Turbin
Wc= ma (h2-h1).
Qc= (ma+mf)(h3-h2)
Wt= (ma+mf)(h3-h4)
dimana ma adalah massa dari udara dan mf adalah massa bahan bakar.
Namun pada aplikasi di lapangan, siklus secara ideal ini sangat sulit tercapai. Entropi akan naik
dan tekanan akan turun. Apabila dinyatakan dalam T
T-ss dan diagram akan terlihat seperti gambar
berikut:
yang
dapat
menyebabkan
turunnya
daya
yang
dihasilkan
oleh
turbin
gas
dan berakibat pada menurunnya performansi turbin gas itu sendiri jika dibanding dengan kondisi ideal.
ideal
Kerugian-kerugian
kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebabsebab terjadinya kerugian antara lain:
Turbin
Turbin
proses coating yang cukup bagus untuk melindungi material dari korosi dan memaksimalkan umur dari
komponen ini.
Turbin
Turbin
Gambar 1.8 Variasi Temperatur, Kecepatan, dan Tekanan melalui Kompresor Aksial
Merupakan bagian dari kompresor axial yang berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki beberapa
tingkat sudu yang mengkompresikan
ompresikan aliran udara secara axial dari 1 atm menjadi beberapa kalinya
(sesuai dengan tingkat sudu), sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun
dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu
sudu-sudu
sudu yang disusun kosentris di sekeliling sumbu rotor.
Turbin
rotor
Compressor Stator.
G
Gambar 1.9 Rotor Gas Turbine
Inlet Casing,, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke inlet bellmouth
dan selanjutnya masuk ke inlet Guide Vane.
Aft Casing,, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade tingkat 5-10.
5
Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat keluarnya udara
yang telah dikompresi.
Turbin
b. Kompresor sentrifugal
Gambar
ambar 1.11 Kompresor Sentrifugal
ompresor sentrifugal digunakan untuk turbin gas yang berukuran relatif kecil.
kecil Kompresor
Kompresor
sentrifugal ini terdiri dari impeler yang tersimpan dalam suatu rumah yang berisi difuser. Udara
disedot ke dalam pusat impeller yang berputar dengan cepat. Dari impeller, udara berputar
melewati semacam difusor. Pada dif
difusor
usor akan terjadi penurunan kecepatan (energi kinetik) dan
kenaikan tekanan sehingga udara termampatkan (tekanan tinggi). Impeller pada kompresor
sentrifugal mempunyai masukan udara tunggal dan ganda. Kompresor dengan pemasukan udara
ganda menaikkan kapasitas
tas aliran
aliran.
Turbin
10
Bagian-bagian
bagian utama dari kompresor sentrifugal
Casing
Casing merupakan bagian paling luar kompresor yang berfungs
berfungsi untuk:
1. Sebagai pelindung terhadap pengaruh mekanik dari luar.
2. Sebagai pelindung dan penumpu/pendukung dari bagian
bagian-bagian
bagian yang bergerak.
3. Sebagai tempat kedudukan nozel suction dan discharge serta bagian diam lainnya.
Gambar
ambar 1.14 Casing Kompresor Sentrifugal
Turbin
11
Inlet Wall
Inlet wall adalah diafram (dinding penyekat) yang dipasang pada sisi suction sebagai inlet
Guide Vane
Guide Vane di tempatkan pada bagian depan eye impeller pertama pada bagian suction (inlet
channel). Fungsi utama Guide Vane adalah mengarahkan aliran agar gas dapat masuk impeller dengan
distribusi yang merata. Konstruksi vane ada yang fixed dan ada yang dapat diatur
atur (movable) posisi
sudutnya dengan tujuan agar operasi kompresor dapat bervariasi dan dicapai effisiensi dan stabilitas
stab
yang tinggi.
Turbin
12
Impeller
Impeller berfungsi untuk menaikan kecepatan gas dengan cara berputar, sehingga menimbulkan
gaya. Hal ini menyebabkan gas masuk/mengalir dari inlet tip (eye impeller) ke discharge tip.
tip Karena
adanya perubahan jari-jari
jari dari sumbu putar antara tip sudu masuk dengan tip sudu keluar maka terjadi
kenaikan energi kecepatan.
Gambar 1. 17 Impeller
Bantalan (Bearing)
Bearing adalah bagian internal kompresor yang berfungsi untuk mendukung beban radial dan
axial yang berputar dengan tujuan memperkecil gesekan dan mencegah kkerusakan
erusakan pada komponen
lainnya. Pada kompresor sentrifugal
ugal terdapat dua jenis bearing.
Pada siklus turbin gas,, terdapat Air Inlet Section yang berfungsi untuk menyaring kotoran/ debu
sebelum masuk ke dalam kompresor. Bagian-bagian pada Air Inlet Section adalah:
a. Air Inlet Housing, merupakan
erupakan tempat udara masuk dimana di dalamnya tedapat peralatan pembersih
udara.
b. Inertia Separator, berfungsi
erfungsi untuk membersihkan debu
debu-debu atau partikel-partikel
partikel yang terbawa
besama udara yang disedot.
c. Pre-Filter, penyaring
enyaring udara awal yang dipasang pada inlet house.
d. Main Filter, merupakan
erupakan penyaringan utama yang tedapat pada inlet ho
house,
use, udara yang telah
melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor axial.
e. Inlet Bellmouth, berfungsi
erfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki ruang kompresor.
f. Inlet Guide Fan, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang masuk agar
sesuai dengan yang diperlukan.
Turbin
13
Turbin
14
Turbin
15
ruang dan dipasang disekeliling sumbu tengah. Ruang bakar dengan pipa api di dalamnya masingmasing berdiri sendiri sehingga apabila salah satu ruang bakar mati yang lainnya tidak terpengaruh.
Dibagian luar ruang bakar terdapat lubang udara primer dan sekunder, nosel bahan-bakar
bahan
dan
penyalanya dan juga terdapat lubang
lubang- lubang pendingin. Di sini udara pendingin sangat penting untuk
menjaga ruang bakar dari temperatur yang terlampau tinggi sehingga gas pembakaran yang mengalir ke
turbin juga tidak terlalu tinggi.
Combustion Liners,, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya pembakaran.
Fuel Nozzle,, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam combustion liner.
Ignitors (Spark Plug),, berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam combustion chamber
sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.
Transition Fieces,, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai
dengan ukuran nozzle dan sudu
sudu-sudu turbin gas.
Cross Fire Tubes,, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber.
Flame Detector,, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran terjadi.
Turbin
16
Turbin
17
d. Catalytic Combustor
Campuran udara bahan bakar dilewatkan melalui catalytic. Catalyst tersebut dapat membuat
pembakaran terjadi jika konsentrasi fuel yang sangat rendah. Oleh karena itu temperatur reaksi yang
dihasilkan akan rendah, mengakibatkan konsentrasi NOx yang dihasilkan juga rendah.
Pada atmosfir, komposisi nitrogen dengan oksigen adalah 79%:21%. Terdapat 4 molekul
nitrogen dalam setiap molekul oksigen pada udara di atmosfir.. Jika kandungan nitrogen ini
diikutsertakan, maka reaksi kimia menjadi:
Pembakaran metana sebesar 1m3 akan membutuhkan 2m3 oksigen dan 8m3 nitrogen. Selama
pembakaran methana berlangsung, terjadi reaksi kimia yang lain. Reaksi ini membentuk asam nitrat.
Turbin
18
pembentukan senyawa oksida nitrat. Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi temperatur pembakaran.
Suhu pembakaran biasanya sekitar 3400
3400-3500 F (1870 - 1927C). Konsentrasi volumetris dari oksida
nitrat ini berkisar 0.01%. Konsentrasi ini akan dikurangi secara berarti jika suhu pembakaran
diturunkan. Penurunan suhuu pembakaran untuk 2800 F (1538 C) pada burner akan mengurangi
konsentrasi volumetrik oksida nitrat hingga di bawah 20 ppm (bagian per million) atau sekitar 0.002%.
Tingkat
ini
dicapai
dalam
beberapa
pembakar
dengan
menyuntikkan
noncombustible
Jumlah asam sulfat tidak dapat dikurangi selama pembakaran. Pembentukan sulfat
asam dapat dihilangkan dengan menghilangkan belerang dari bahan bakar. Ada dua cara berbeda untuk
menghiklangkan sulfur dari bahan bakar yang akan dibakar.
Seperti disebutkan sebelumnya, rasio volumet
volumetrik
rik ideal udara untuk metana 10:1. Jika
sebenarnya rasio volumetrik lebih rendah dari 10:1, produk pembakaran akan mengandung karbon
monoksida. Reaksi ini dapat ditulis sebagai berikut:
Rasio volumetrik udara turbin gas metana di dipertahankan biasanya di atas 10:1.
10:1 Dengan
demikian, karbonmonoksida
monoksida tidak menjadi masalah.
1.3.1.3.Turbin
Proses ekspansi gas pembakaran pada turbin gas terjadi pada turbin. Karena
arena terjadi perubahan
energi kinetik,
gas pembakaran
ini
Turbin
19
First Stage Nozzle,, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage turbine wheel.
wheel
First Stage Turbine Wheel,, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari aliran udara
yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor.
Second Stage Turbine,, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih cukup besar
dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang lebih besar.
Turbin
20
1.3.2.2.Starting Equipment
Berfungsi untuk melakukan sstart up sebelum turbin bekerja. Jenis-jenis starting
arting equipment yang
digunakan pada unit-unit turbin gas pada umumnya adalah diesel Engine, Induction Motor,
Motor dan Gas
Expansion Turbine (Starting Turbine).
1.3.2.3. Cooling System
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara dipakai untuk
mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing. Komponen-komponen
komponen utama dari cooling
system adalah:
1. Off base Water Cooling Unit
2. Lube Oil Cooler
3. Main Cooling Water Pump
4. Temperatur Regulation Valve
5. Auxilary Water Pump
6. Low Cooling Water Pressure Switch
Turbine Blade Cooling Methode
Apabila udara pada sisi inlet dilakukan pemasan awal,maka secara keseluruhan efisiensi dari
sistem gas turbine ini akan naik. Namun dengan menaikkan temperatur udara dari sisi inlet ini maka
ketahanan bahan dari blades / sudu
sudu-sudu
sudu turbin perlu diperhatikan. Bahan yang dipilih harus tahan
beroperasi pada temperatur tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi biaya yang berlebihan karena
pemilihan material yang mahal, maka digunakan teknik pendinginan pada turbine blades.
blade Udara untuk
mendinginkan diambil dari compressor discharge
discharge,, dialirkan ke rotor, stator, dan bagian mesin lain
la yang
membutuhkan pendinginan.
Beberapa metode yang digunak
digunakan dalam pengoperasian turbin gas adalah:
a. Convection Cooling
Merupakan suatu metode m
mengalirkan udara dingin ke dalam turbine blade
untuk
menghilangkan
kan panas yang melewati dinding. Aliran udara yang digunakan adalah aliran
radial, yang melewati berbagai jalur dari hub sampai ke tip dari blade . Metode ini merupakan
metode yang paling umum digu
digunakan pada turbin gas.
Turbin
21
b. Impingement Cooling
Metode ini merupakan pengembangan
engembangan dari convection cooling.. Udara disemprotkan di dalam
permukaan blade dengan high-velocity air jets. Hal ini meningkatkan transfer panas dari
permukaan
mukaan metal ke udara pendingin
pendingin. Kelebihan dari metode ini adalah sistemnya dapat
diterapkan hanya di tempat yang membutuhkan pendinginan lebih banyak.
c. Film Cooling
Metode ini dibuat dengan m
membuat insulating layer diantara aliran gas panas dan blade .
Metode ini juga berguna untuk melind
melindungi combustor liners dari gas panas.
d. Transpiration Cooling
Transpiration cooling dapat dicapai dengan mengalirkan udara pendingin melalui lubang pori
pada dinding blade . Aliran udara pendingin akan mendinginkan aliran gas panas secara
langsung . Metode ini
ni sangat efektif untuk temperatur yang sangat tinggi, karena seluruh bagian
blade dilewati oleh udara pendingin.
e. Water Cooling
Mengalirkan air ke dalam tube di dalam blade , dan air tersebut akan keluar pada bagian tip dari
blade dalam wujud uap. Air ha
harus
rus mengalami pemanasan awal untuk mencegah terjadinya
thermal shock. Metode ini dapat menurunkan temperatur blade hingga di bawah 1000 OF
(538C)
Turbine Blade Cooling Designs
Ada beberapa macam desain dari blade cooling. Lima desain tersebut adalah:
a. Convection and Impingement Cooling / Strut Insert Design
Convection cooling dilakukan pada bagian midchord section melewati horizontal fins.
fins Media
pendingin keluar melalui split trailing edge
edge. Udara bergerak ke atas pada bagian central cavity
karena dibentuk oleh strut insert melalui lubang pada leading edge untuk mendinginkan bagian
leading edge dari blade
diantara shell dan strut yang kemudian keluar melalui slot pada trailing edge dari blade .
Turbin
22
menggunakan convection dan film cooling. Udara pendingin dimasukkan pada tiga port dari
dasar blade . Udara mengalir naik dan turun melalui vertical channels dan akhirnya melewati
lubang kecil pada leading edge
edge. Udara akan mengenai permukaan bagian dalam leading edge
dan melewati lubang untuk membuat film cooling.. Udara akan keluar melalui slots untuk
un
mendinginkan trailing edge dengan convection.
Turbin
23
Turbin
24
pada saat mencapai tip dari blade , kemudian gas ini diinjeksikan menjadi aliran gas.
gas
Keuntungan : temperatur inlet pada turbin dapat mencapai 3000 OF (1649 OC), temperatur blade
dapat dijaga tetap di bawah 1000
F (538
masalah hot-corrosion.
Turbin
25
Turbin
26
1.3.2.6.Lube-oil system
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap komponen sistem
turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian -bagian utama turbin gas dan trush bearing
bearin juga untuk
accessory gear dan yang lainnya. Lube oil system terdiri dari:
1. Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
2. Oil Quantity
3. Pompa
4. Filter System
5. Valving System
6. Piping System
7. Instrumen untuk oil
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap komponen sistem
turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian
bagian-bagian
bagian utama turbin gas dan trush bearing juga untuk
accessory gear dan yang lainnya. Lube oil system terdiri dari Oil Tank (Lubee Oil Reservoir), Oil
Quantity, Pompa, Filter System, Valving System, Piping System
System,, Instrumen untuk oil. Pada turbin gas
terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:
1. Main Lube Oil Pump,, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP shaft pada gear box yang
mengatur tekanan discharge lube oil.
2. Auxilary Lube Oil Pump,, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh tenaga listrik, beroperasi
apabila tekanan dari main pump turun.
3. Emergency Lube Oil Pump,, meru
merupakan
pakan pompa yang beroperasi jika kedua pompa diatas tidak
mampu menyediakan lube oil.
Turbin
27
Turbin
28
Turbin
29
Gambar
ambar 1. 29 Turbin Gas Siklus Terbuka
Udara segar pada kondisi ambient (atmosfir) disedot ke dalam kompresor, dimana terjadi
peningkatan suhu dan tekanan . Udara bertekanan tinggi diproses di dalam ruang pembakaran,
dimana bahan bakar dibakar pada tekanan konstan. Gas temper
temperatur
atur tinggi yang dihasilkan
kemudian masuk turbin, di mana gas temperatur tinggi dan bahan bakar dibakar pada tekanan
atmosfer terbuka. sehingga menghasilkan tenaga.Gas buang yang dihasilkan turbin dibuang keluar
(tidak disirkulasikan kembali), menyebabkan siklus harus diklasifikasikan sebagai siklus terbuka.
Turbin
30
Turbin
31
untuk menggerakkan poros yang dikopel dengan generator listrik. Generator listrik inilah yang
mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik dengan mengguna
menggunakan
kan konsep Gaya Gerak
Listrik Induksi (GGL Induksi).
Uap yang digunakan untuk memutar poros turbin kemudian diekspansikan ke kondensor. Pada
kondensor, uap yang keluar dari turbin dikondensasikan/diembunkan menjadi air kondensat.
Kondensor dilengkapi dengan
gan ejector untuk memvakumkan kondenseor untuk mempercepat proses
kondensasi. Air kondensat kemudian dipompakan ke dalam HRSG dengan menggunakan pompa
kondensat dan pompa pompa pengisi HRSG yang energi panasnyadiambil dari auxiliary steam. Hal ini
perlu dilakukan
lakukan agar idak terjadi perbedaan temperatur yang besar antara temperatur air dalam HRSG
dengan temperatur air yang akan masuk ke dalam HRSG, sehingga bebab yang dialami HRSG tidak
terlalu besar.
Walaupun dalam siklus tertutup, karena terjadi water loss (kehilangan air) pasti akan terjadi
kekurangan air kalau tidak dilakukan penambahan air. Air penambah (Make
Make Up Water)
Water ditambahkan
melalui kondensor.
Turbin
32
BAB II
TURBIN UAP (STEAM TURBINE)
Turbin
33
(empat) komponen utama, yaitu Boiler/steam generator, steam turbine , condenser , dan pompa.
Boiler berfugsi sebagai penghasil uap bertekanan yang nantinya uap ini akan diekspansikan ke
steam turbine . Steam turbine akan memutar poros yang dihubungkan dengan generator listrik. Uap
yang telah diekspansikan oleh turbine akan diembunkan/dikondensasikan di kondesor. Dari
condenser , uap yang sudah berubah wujud menjadi air, dipompakan kembali ke dalam Boiler.
Begitu seterusnya siklus ini berulang.
Turbin
34
2.3.2.
efisiensi dari sikluss secara keseluruhan. Modifikasi yang dilakukan anatara lain turbine 3 tingkat
(High, Intermediate, Low Pressure Turbine)
Turbine). Untuk memaksimalkan efisiensi steam turbine , maka
pada siklus ini diberi beberapa alat bantu. Alat banti tersebut adalah:
a) Reheater
b) Feed Water Heater
c) Deaerator
d) High and Low Pressure Heater
e) Superheater
Turbin
35
Turbin
36
Gambar 2.5
2.5. Steam Turbine 3
Turbin
37
Turbin
38
a.
losses yang mungkin terjadi akibat gaya gesek dan dapat meningkatkan kecepatan uap panas. Sudusudu (blades)) yang ada pada turbine,, biasanaya terdiri dari sejumlah silinder meliputi High
Turbin
39
Klasifikasi Sudu
Turbin
40
Turbin
41
c.
Casing
Casing
berfungsi untuk melindungi proses ekspansi uap oleh turbine agar tidak terjadi
kebocoran dari dan kearah luar. Casing juga berfungsi untuk melindungi komponen-komponen
komponen
dalam turbine terhadap debu atau benda
benda-benda asing dari luar. Casing juga berfungsi sebagai
sebagai dudukan dari bearing rotor. Permukaan dalam (internal surface) dari casing harus dibuat
seefisien agar uap yang berlalu melewati casing tidak banyak losses karena permukaan
p
casing
yang tidak kurang baik. Desain dari casing juga harus mampu menjadi support dari blades/ sudu
dan nozzles pada semua stage.
Uap yang digunakan untuk menggerakkan turbine merupakan uap dengan tekanan dan
temperatur yang tinggi. Oleh kare
karena itu casing dari steam Turbine harus tahan terhadap thermal
stress.
d. Poros/ shaft
Poros merupakan salah satu bagian dari turbine yang menjadikan rotor-rotor
rotor berbagai tingkat
turbine menjadi satu kesatuan. Poros ini juga mentransmisikan torsi rotor turbine untuk memutar
bagian dari poros generator listrik. Perlu diperhatikan saat pemasangan anatara dua poros (poros
turbine dengan poros generator) adalah saat pemasangan.. Pemasangan kedua poros harus benarbenar
benar lurus. Tidak boleh terjadi missalignment (ketidaklurusan) karena akan mengakibatkan
timbulnya vibrasi/getaran.
rotor
poros
stator
Gambar 2.11.
.11. Stator dan Rotor yang Sudah Dirangkai dengan Poros
Turbin
42
2.4.2.
Agar steam turbine beroperasi dengan baik, maka dilengkapi dengan beberapa alat pelengkap.
Alat-alat
alat pelengkap tersebut meliputi:
a.
axial bearing digunakan untuk melawan gaya axial dari poros. Aliran uap yang memutar turbine
mengakibatkan turbine bergerak ke arah axial (searah sumbu poros). Jika gerakan kearah axial ini
melewati batas yang dizinkan, maka terjadilah gesekan antar rotor turbine dengan statornya. Jarak
antara sudu tetap dan sudu jalan dibuat kecil sekali yang berguna untuk mengurangi energy loss.
Rotor didukung oleh journal bearing yang dilapisi logam putih. Kee dalam bearing tersebut
dialirkan minyak pelumas secara kontinyu untuk pendinginan dan pelumasan. Daerah pada setiap
bearing merupakan daerah yang rawan, maka pada setiap bearing juga dipasang peralatan
instrumentasi untuk mendeteksi parameter
parameter-parameter yang perlu dimonitor. Peralatan instrumentasi
yang perlu dipasang pada setiap bearing adalah:
1) indikator
kator temperatur metal atau indikator tekanan minyak pelumas balik baik untuk
penunjukan local atau remote.
2) alat ukur tekanan suplai minyak pelumas
3) alat ukur tekanan jacking oil
4) deteksi getaran
5) monitor eksentrisitas
Journal
Bearing
Gambar 2.12. Journal Bearing
Turbin
43
Turbine. Pada saat start up,, MSV berfungsi mengatur laju aliran uap yang masuk ke HP Turbine
dan juga sebagai proteksi saat turbine trip.
MSV
Main steam
CV
HP Turbine
menuju reheater
Gambar 2.15. Skema dari MSV
Turbin
44
c.
Secara umum ada 3 macam tipe governor yang banyak digunakan, yaitu governor mekanik,
governor hidrolik, dan governor elektrik.
1)
Governor mekanik
Pada governor mekanik,
kanik, kecepatan putar poros generator yang sebanding dengan
frekuensi yang dihasilkan generator didapat dengan menggunakan bola-bola
bola
berputar yang
menghasilkan gaya sentrifugal. Gaya Sentrifugal ini dibandingkan dengan gaya mekanik
yang didapat dari pegas referensi. Selisih besarnya gaya sentrifugal dengan gaya pegas ini
menjadi sinyal pengerak sistem mekanik atau hidrolik yang selanjutnya akan menambah
uap, air, atau bahan bakar mesin penggerak generator.
2)
Governor hidrolik
Pada
ada governor hidrolik pengukuran frekuensi didapat melalui gaya sentrifugal dari bolabola
bola yang berputar. Dari gambar di bawah ini, terlihat adanya umpan balik melalui engsel
E untuk menghentikan kerja governor. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjainya
osilasi. Besarnya umpan
mpan balik dapat diatur melalui posisi engsel E.
Turbin
45
3)
Governor elektronik
Deteksi
eteksi frekuensi dilakukan melalui generator kecil yang empunyai magnet permanen
permane
sehingga tegangan jepitnya sebanding dengan putarannya. Generator kecil ini dikopel
dengan poros generator utama, sehingga putarannya sebanding dengan poros generator
utama. Akibatnya tegangan jepit generator kecil ini sebanding dengan frekuensi generator
generato
utama. Selanjutnya, tegangan jepit generator kecil ini dibandingkan dengan tegangan
frekuensi di mana selisihnya menjadi sinyal penggerak sistem elektronik.
Sistem control valve pada turbine berfungsi mengatur laju aliran uap ke dalam turbine. Sistem
valve digerakkan oleh servo valve actuator dan minyak hidrolik sebagai penggerak valve.
Control Valve turbine terdiri dari
dari:
RSV
ICV
IP Turbine
Menuju LP Turbine
Gambar 2.17. Skema RSV dan ICV
d.
Lubrication System
Lubrication System berfungsi uuntuk melumasi bearing, Turning Gear dan lain lain. Fungsi
lain dari pelumasan ini adalah mencegah korosi, mencegah keausan pada turbine yang bergerak,
Turbin
46
pengangkut partikel kotor yang berasal dari luar atau kotoran dari luar, dan sebagai pendingin
terhadap panas yang timbul akibat gesekan.
Sistem pelumasan pada turbine merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan karena
pelumasan yang baik dapat mencegah kerusakan memperpanjang umur peralatan.
peralatan Harus mencakup
right time,right amount,right place,right methode, dan right lubricant. Sistem pelumas
p
dilengkapi
dengan beberapa pompa minyak pelumas untuk memenuhi kebutuhan turbine pada kondisi yang
beberapa kondisi yang berbeda. Pompa
Pompa-pompa
pompa pelumasan yang terdapat pada sistem
s
pelumasan
adalah:
mensuplai minyak untuk keperluan sistem governor, seperti power oil dan pilot oli.
Pompa pelumas bantu (auxiliary oil pump). Pompa ini digerakkan oleh motor listrik AC
dan mensuplai minyak ke turbine bila pompa minyak pelumas utama tidak dapat
mensuplai. Misalnya pada saat putaran rendah atau pada saat start turbine.
turbine Seperti pompa
minyak utama, selain mensuplai sistem pelumasan, pompa ini juga untuk mensuplai
turbine sedang berada dalam keadaan berputar dengan pemutar poros (Turning
(
Gear)
Pompa pelumas darurat (Emergency oil pump). Pompa ini digerakkan oleh motor listrik
DC yang biasanya disuplai dari baterai. Pompa ini hanya mensuplai minyak pelumas dan
hanya digunakan dalam keadaan darurat, yaitu bila suplai minyak dari pompa lainnya
terganggu.
Pompa pendingin minyak (Oil cooler pump). Oil cooler berfungsi untuk menyerap
panas minyak pelumas yang keluar dari bantalan turbin. Terdapat 2 cooler dimana yang
satu standby. Jika cooler yang satu kotor maka cooler yang lain akan berjalan. Arti
standby
tandby disini saluran cooler dalam minyak benar-benar
benar bebas dari udara dan saluran
minyak telah terisi penuh dengan udara. Untuk membuang udara yang ada dalam sauran
minyak maka dilakukan venting pada saluran tersebut, dan dalam waktu yangh bersamaan
Turbin
47
minyakk pelumas menalir dan mendorong udara keluar dari cooler.. Bila saluran venting
telah keluar minyak, maka udara telah habis dan venting harus segera ditutup. Temperatur
minyak ini diatur karena berhubungan dengan voiscositas pelumas yang membentuk
lapisan (film
film ) saat melumasi bantalan.
Pada umumnya pompa minyak yang digerakkan oleh tenaga listrik dapat dijalankan dan
dimatikan secara otomatis dari Pressure switch yang terdapat dalam sistem minyak pelumas pada
turbine. Minyak diambil dari tangki minyak pelum
pelumas utama (main oil) yang sering disebut tangki
minyak utama (Main
Main Oil Tank
Tank).
). Minyak pelumas dipompakan melalui sebuah saringan minyak
untuk mengeluarkan partikel-partikel
partikel padat dan kotoran lainnya. Minyak kemudian dilewatkan
pendingin minyak pelumas (oil cooler) untuk selanjutnya dialirkan ke bearing-bearing
bearing
turbine.
Tekanan minyak bearing turbine diatur antara 1-2 kg/cm2.
Temperatur minyak pelumas menuju bantalan diatur dengan cara mengatur aliran air pendingin
minyak pelumas. Pada beberapa sistem, pengaturan temperatur minyak dilakukan dengan cara
langsung menyalurkan minyak melintasi pendingin minyak, dimana sebagian minyak
miny disimpan
agar tidak melewati pendingin untuk kemudian bercampur dengan sisa minyak yang telah
Turbin
48
dilewatkan melalui pendingin. Temperatur suplai minyak pada bantalan turbine diatur antara 37 C40 C.
Saringan minyak pelumas dan pendingin pelumas dilengkap
dilengkapii dengan katup by pass otomatis.
Katup-katup
katup ini biasanya bekerja secara mekanik berdasarkan regangan pegas. Regangan pegas
diatur sehingga katup akan terbuka pada saat perbedaan tekanan melintasi saringan. Hal ini dapat
terjadi disebabkan antara lain dise
disebabkan
babkan oleh tersumbatnya saringan atau kegagalan pengoperasian
dari katup-katup.
katup. Juga perlu diingat bahwa pompa pelumas darurat (Emergency
Emergency oil pump)
menyalurkan secara langsung tanpa melewati saringan minyak dan pendingin karena memang
hanya digunakan dalam
m kondisi darurat.
Tangki minyak pelumas utama dilengkapi dengan kipas vent yang berfungsi menghisap gas-gas
gas
dari minyak pelumas. Hal ini menyebabkan tekanan tangki sedikit dibawah tekanan atmosfir
sehingga dapat mencegah masuknya gas
gas-gas dari minyak pelumas ke dalam turbine.
turbine
Pada kebanyakan sistem pelumas, pompa
pompa-pompa
pompa minyak pelumas yang digerakkan dengan
motor AC dan DC dipasang dalam posisi vertikal. Pompa
Pompa-pompa
pompa tersebut diletakkan di dalam
tangki main oil pump (terbenam di bawah permukaan minyak). Sedan
Sedangkan
gkan motor-motornya
motor
diletakkan di atas tangki.
e.
menekan/mendesak minyak pelumas yang ada diantara permukaan poros dan journal bearing
(bantalan luncur). Hal ini mengakibatkan kedua permukaan logam tersebut memungkinkan
terjadinya metal to metal contact. Suplai minyak pelumas utama yang mengalir ke dalam bearing
hanya akan memberikan lapisan minyak bila poros berputar.
Bila poros dicoba diputar dalam keadaan se
seperti
perti diam, baik dengan motor pemutar poros atau
cara lain,maka poros akan sulit untuk diputar. Bahkan dapat mengakibatkan matinya motor pemutar
poros karena over load (kelebihan beban). Apabila ternyata poros dapat berputar, maka akan
mengakibatkan rusaknya
ya poros dan lapisan dari bearing.. Oleh karena itu, untuk dapat memutar
poros dari keadaan diam, terlebih dahulu poros harus sedikit diangkat. Untuk mengangkat poros,
perlu digunakan fluida (minyak) bertekanan tinggi yang dikenal dengan nama
Jacking Oil.
Tekanan minyak dapat mencapai 100kg/cm2 yang diperoleh dari pompa multicylinder positive
Turbin
49
displacement. Saluran jacking oil dipasang pada setiap bearing atau hanya pada beberapa bearing
saja.
Pompa-pompa
pompa tersebut mangambil minyak langsung dari main oil tank atau dari suplai utama
pelumas bearing.. Minyak dialirkan dari bagian bawah bantalan melalui satu atau lebih saluran
dalam bearing housing (rumah bantalan) dan pelapisnya. Poros akan terangkat oleh tekanan minyak
dan suatu lapisan minyak yang tipis akan te
terbentuk diantara permukaan poros dengan bantalan
sehingga poros dapat diputar dengan mudah.
Jacking oil pump terdiri dari dua buah pompa piston yang digerakkan oleh motor DC. MasingMasing
masing pompa mempunyai beberapa silinder yang masing
masing-masing
masing menyuplai minyak.
miny
Komponen
Sistem Jacking oil antara lain:
1. motor DC
2. non return valve
3. peralatan pengaman dan monitoring
f.
Turning Gear
Bila beban turbine shut down, maka temperatur casing dan rotor turbine masing-masing
masing
sangat
tinggi (450C-500C).
500C). Bila poros turbine kemudian dibiarkan untuk tetap diam dalam jangka waktu
tertentu, maka akan terjadi beda temperatur antara bagian atas dengan bagian bawah rotor maupun
casing . Beda temperatur ini akan menyebabkan bagian bawah masing
masing-masing
masing rotor akan menyusut
lebih cepat dibandingkan bagian atas, sehingga akan menyebabkan terjadinya pembengkokan ke
atas/hogging. Hal ini akhirnya dapat menyebabkan terjadinya persinggungan mekanis antara
komponen yang bergerak dengan komponen yang stationary/diam. Apabila turbine dicoba diputar
pada kondisi ini, maka akan menyebabkan timbulnya getaran yang serius dan bahkan dapat
mengakibatkan kerusakan mekanis. Bengkokan yang disebabkan oleh temperatur yang tidak merata
ini dapat dihindari apabila porosnya dijaga tetap berputar meski dengan putaran rendah (3rpm(3rpm
40rpm) selama pendinginan. Untuk tujuan tersebut, turbine dilengkapi dengan Turning Gear.
Turning Gear terdiri dari motor dan suatu seri roda gigi pengurang putaran (reduction gear)
yang dapat dihubungkan ke roda gigi pada poros turbine.. Penggerak akhir dari susunan roda gigi ini
dirancang sedemikian rupa sehingga secara penggerak tersebut dapat terputus (disconnect) secara
Turbin
50
otomatis dengan roda gigi poros turbine pada saat kecepatan turbine mencapai lebih dari kecepatan
yang diberikan oleh penggeraknya ((Turning Gear motor).
Hal ini dapat dimaksudkan untuk Turning Gear Motor diputar oleh poros turbine dengan
kecepatan yang lebih tinggi. Urutan operasi yang umum adalah mengamati poros turbine saat mulai
dimatikan sampai saat poros berhenti. Dalam interval ini suplai minyak pelumas bantalan tetap
masih diperlukan. Selanjutnya suplai minyak pengangkat ((jacking
jacking oil supply)
supply dijalankan untuk
memberikan suatu lapisan minyak secara pasti antara rotor dengan bearing.
bearing Setelah ini gigi
penggerak Turning Gear dimasukkan pada roda gigi poros turbine.. Hal ini dilakukan dengan cara
manual atau otomatis, kemudian baru motor Turning Gear dihidupkan. Kecepatan puta poros
turbine tergantung dari rekomendasi dari pembuat turbine.. Tetapi umumnya diantara 3-40
3
rpm.
Selain rotor menjadi dingin dengan cara dengan cara ini, pergerakan sudu-sudu
sudu
rotor juga
menimbulkan sirkulasi udara dalam casing , sehingga mengakibatkan pendinginan yang merata
pada sudu-sudu.
Turbin-turbin modern saat ini dilengkapi dengan perlengkapan pengaturan urutan operasi
Turning Gear yang lebih canggih. Pada turbine ini, pompa minyak jacking dan motor Turning
Gear akan berjalan secar otomatis bila putaran turbine telah mencapai 100-200
200 rpm. Hanya saja
bila putaran poros turun sampai pada putaran turning, selfsynchro-shift
shift centrifugal clutch akan
menghubungkan drive ke poros turbine sehingga putaran turbine dapat dipertahankan pada putaran
yang telah ditentukan tanpa
pa berhenti. Dalam banyak hal, bila putaran poros turbine naik di atas
putaran gear, secara otomatis Turning Gear akan lepas dan motor Turning Gear berhenti/mati.
Hal penting yang harus dilakukan untuk menghindari bengkoknya poros pada saat turning
gear macet atau tidak berfungsi, maka poros turbine harus diputar secara manual. Poros turbine
harus diputar separuh putaran tiap 10 menit. Secara umum hal ini dapat dianggap cukup
menghindari pembengkokan poros.
Bila oleh suatu
uatu sebab poros dalam keadaan panas atau hangat tidak dapat diputar sama sekali,
maka bengkoknya poros karena panas dapat menyebabkan terjadinya kontak antara bagian yang
tetap dengan bagian yang diam/tetap pada turbine. Kontak tersebut pertama-tama
tama akan terjadi pada
perapat poros dan biasanya
ya sementara. Setelah temperatur turbine secara perlahan-lahan
perlahan
turun dan
mulai sebanding, bengkokan rotor akan hilang dengan dengan sendirinya. Bila terjadi gangguan
serius seperti itu, cobalah putar poros secara manual dengan segera untuk meyakinkan bahwa
bahw
Turbin
51
poros dapat berputar secara bebas. Bila berhasil, motor pemutar segera dijalankan untuk
memperpanjang waktu putar dan mengurangi sisa bengkokan. Bila ada indikasi goresan pada arah
radial, berarti terjadi kerusakan yang pemanen sebagai akibat bengkokan yyang
ang terjadi. Memutar
poros turbine terus dilanjutkan sampai penunjukkan temperatur metal turun pada harga yang
direkomendasikan. (150C-200C).
200C). Pada temperatur ini sebenarnya bengkokan masih dapat terjadi .
pemutaran poros juga diperlukan sebelum start turbine untuk mengurangi starting torque (torsi
awal). Memutar turbine langsung dengan uap tidak direkomendasikan. Beberpa metode ditetapkan
untuk mempercepat laju pendinginan turbine secara aman. Pendinginan dengan uap bisa dilakukan
dengan program shut down yang telah direncanakan. Temperatur uap masuk ke turbine, kemudian
diturunkan perlahan-lahan
lahan dan dimonitor secara seksama.
Waktu putar yang singkat setelah shut down dapat dicapai karena turbine stop pada temperatur
rendah. Cara lebih efektif lagi adalah dengan metode penghembusan udara pendingin untuk
mempercepat laju pendinginan setelah shut down.
Setelah terjadi pendinginan alami sampai pada putaran Turning Gear,, udara dengan tekanan
rendah disemprotkan
semprotkan pada silinder turbine yang paling panas melalui instalasi pipa yang disediakan
dan dikeluarkan dari ruang lantai turbine.. Dengan pengoperasian yang cermat dan pengamatan
yang teliti terhadap pengaruh turbine,, metode ini dapat mengurangi waktu kerja
ke
dari 72 jam
menjadi 28 jam.
Selama poros turbine masih diputar, perlu dilakukan pengamatan dengan cermat terhadap
kondisi seluruh unit. Bila ditemukan kelainan baik pada arus motor Turning Gear,
Gear eksentrisitas,
getaran, temperatur bearing atau tanda
tanda-tanda
da yang dapat dideteksi melalui (suara) telinga, harus
segera diperiksa dan bila perlu putaran poros dihentikan. Operator harus tanggap terhadap batasan
operasi dan instruksi dari unitnya untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan.
g.
dari turbine pada adalah uap yang bertemperatur sekitar 541oC dan tekanan uap 169 kg/cm2.
Dalam hal ini, uap yang dbutuhkan tergantung pada besar kecilnya beban. Jika beban tinggi maka
jumlah uap yang diperlukan juga besar, sebaliknya jika beban rendah maka uap yang masuk ke
turbine dilakukan oleh kontrol valve yang bekerja secara otomatis tergantung pada besar beban.
Turbin
52
Peralatan yang bekerja pada tekanan dan temperatur tinggi apabila terjadi kesalahan tentunya akan
berakibat sangat fatal. Dapat membahayakan perusahaan pada umumnya karena beberapa perlatan
akan trip dan butuh biaya perawatan atau mungkin penggantian peralatan. Secra khusus tentu saja
keselamatan jiwa dari operator-operator
operator yang berinteraksi langsung dengan peralatan tersebut.
Dalam pengoperasiannya, turbine tidak selalu berada dalam kondisi yang aman. Artinya turbine
bisa saja dalam suatu saat berada dalam kondisi yang berbahaya. Apabila tidak dilakukan langkah
safety,, maka bisa saja menimbulakan kerusakan yang fatal. Sebagai contoh putaran turbine perlu
dijaga konstan pada 300 rpm. Pengendalian putaran turbine bisa dicapai dengan mengontrol
kapasitas uap yang masuk pada steam turbine . Apabila mass flow rate nya terlalu banyak, maka
akan mengakibatkan turbine overspeed. Overspeed dapat menyebabkan gaya sentrifugal yang
diterima rotor akan melebihi desain dari rotor itu sendiri. Contoh lain adalah pada bearing.
Temperatur dari pelumas bearing perlu dijaga temperaturnya. Bearing didesain untuk bekerja pada
interval operasi tertentu. Apabila pelumas tidak dapat mendinginkan temperatur operasi bearing,
maka bearing akan rusak dan turbine tidak dapat beroperasi dengan baik karena akan menyebabkan
timbulnya vibrasi, missalignment
missalignment// ketidaklurusan poros penggerak. Ketidaklurusan dapat
menyebabkan kerusakan pada komponen
komponenkomponen steam turbine yang lain.
Seorang operator lapangan
apangan harus dapat mengidentifikasi situasi dan mengambil keputusan
setiap saat. Selain dari segi operator, dari segi turbine itu sendiri juga perlu dilengkapi dengan
perlalatan proteksi yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan turbine.. Unsur yang paling
p
penting dari peralatan proteksi turbine ini adalah ESV (Emergency Shut-off Valve).
Valve Selain ESV,
peralatan proteksi yang lain adalah sebagai berikut :
Turbin
53
Gambar 2.18.
.18. Gaya Sentrifugal pada Gerak Partikel yang Bergerak Melingkar
Setiap turbine biasanya dilengkapi dengan 2 set peralatan overspeed protection yang
dipasang di ujung luar dari rotor HP Turbine. Peralatan ini diset
iset untuk bekerja pada putaran
sekitar 10% di atas putaran normal. Bila salah satu alat ini bekerja, maka signal trip akan akan
dikirim dan katup ESV akan menutup. Pada turbine modern, telah disediakan fasilitas untuk
pengujian sehingga mekanisme peralatan overspeed protection dan katup ESV dapat diuji pada
waktu unit sedang berjalan.
Saat terjadi overspeed,, torsi yang dialami oleh rotor menjadi sangat besar. Rotor akan
mulur melebihi batas yield dari material rotor tersebut. Jarak antara rotor , casing , dan stator
sengaja didesain dengan clearence yang sekecil mungkin agar tidak banyak losses yang terjadi,
sehingga apabila rotor menerima gaya sentrifugal melebihi batas yield,
yield maka rotor akan
bersinggungan dengan stator sehingga rotor akan rusak.
Adapun pengaman dari sistem pengatur kecepatan turbine ini terdiri dari instrumen
komponen berikut:
1) Magnetic pickup,, yang berfungsi sebagai sensor pendeteksi putaran lebih pada turbine.
2) Contol box (control
control drawer
drawer), sebagai setting kontrol pengaman turbine putaran lebih.
3) Amplifier transmitter,, yang bekerja mengubah perubahan besaran tekanan yang diukur
menjadi suatu besaran yang besarnya sebanding dengan perubahan tahanan listrik.
4) Relay, sebagai penerima
ima sinyal yang berasal dari penguatan yang memberikan pengaman
atau sakelar penerima sinyal logika biner.
Turbin
54
Perangkat trip tersebut merupakan proteksi untuk over speed elektris. Mekanisme trip
secara elektris pada ujungnya akan menjalankan mekanisme kumparan
n yang pada gilirannya
juga akan men-drain
drain semua saluran hidrolik yang terkait. Adapun perangkat trip yang
digerakkan secara mekanis dikendalikan oleh perangkat setrifugal mekanis yang terhubung
dengan poros utama turbine melalui seperangkat roda gigi.
Jika sistem proteksi turbine terhadap putaran lebih turbine,, baik dilakukan secara elektris
maupun secara mekanis gagal, terdapat perangkat akhir pen-trip turbine dalam putaran lebih
yang disebut Emergency hand trip
trip.. Mekanisme trip ini berbentuk tungkai yang berhubungan
dengan governor pedestal yang akan mengoperasikan trip valve dari mekanisme over speed
trip. Perangkat ini dimaksud sebagai back up atau cadangan bila semua perangkat putaran
turbine gagal beroperasi.
Perangkat tambahan lainnya adalah over speed Emergency trip device.. Alat ini merupakan
pengetesan kinerja atau keandalan unit terhadap putaran turbine yang telah tergabung dalam
sistem protective device test
test. Dalam kondisi operasi, turbine dapat bekerja dalam keadaan yang
berbahaya dimana bila tidak dilakukan tindakan apapun dapat mengakibatkan kerusakan yang
fatal. Peralatan ini harus dites secara periodik agar apabila terjadi penyimpangan atau
kerusakan pada sistem proteksi tersebut dapat segera diketahui dan diperbaiki.
Turbin
55
Turbin
56
interlock dengan turbine karena tidak akan dimasuki uap jika tekanan
condenser belum vakum.. Alat ini akan mentrip turbine jika uap yang keluar dari turbine
menuju kondensor
densor tersebut naik dari batas
batas-batas
batas yang telah diizinkan. Kondisi vakum adalah
kondisi dimana tekanan sistem berada di bawah tekanan 1 atm (1 atm= 760mmHg).
Secara skema dari alur peral
peralatan
atan pengaman ini, dapat dilihat pada gambar di bawah. Pada
sisi exhaust Low Pressure Turbine diberi sensor temperatur dan tekanan.
tekanan Sensor diset pada
point tertentu yang akan memberikan perintah pada aktuator unutk menutup valve. Valve ini
yang akan segera
ra menutup aliran uap menuju Low Pressure Turbine sehingga turbine akan
trip.
Apabila peralatan pengaman ini gagal, maka ada resiko proses kondensasi tidak berjalan
sempurna. Tidak semua uap terkondensasi menjadi air kondensat. Akibatnya air yang
ditampung pada hotwell tidak cukup jumlahnya untuk dialirkan menuju feed water heater,
Turbin
57
deaerator dan boiler feed pump. Jika feedwater yang dialirkan sedikit, ada resiko terjadi
overheat pada peralatan-peralatan
peralatan tersebut.
Selain itu jika tekanan pada condenser
condenser dengan turbine tidak cukup besar untuk merubah seluruh fase uap menjadi
men
air
kondensat.. Akibatnya, temperatur exhaust pada turbine lebih panas dan pada blade tingkat
akhir pada low pressure Turbine akan terjadi overheat dan dapat terjadi kerusakan.
kerusakan Akibat
yang lain adlah terjadinya back pressure dari uap yang akan dikondensasikan. Uap ekspansi
akan sulit mengalir ke condenser
condenser. Uncondensable steam (uap yang tidak terkondensasi) ini
akan dikeluarkan melalui air ejector
Turbin
58
Apabila peralatan ini belum mampu menghentikan penurunan tekanan uap yang
disebabkan oleh beberapa gangguan (misal kehilangan penyalaan burner), maka peralatan trip
tekanan uap rendah bekerja men
men-trip turbine.. Peralatan tersebut dipasang sedemikian
sedemikia rupa
HP
COLD
50-60oC
IP
LP
H/E
Cooling Fluid
Turbin
59
Gambar di atas menunjukkan siklus sederhana dari siklus peluma pada salah satu journal
bearing.. Apabila suhu keluar dari bearing lebih dari 95oC, maka turbine akan trip. Apabila
sistem dari pengaman ini gagal, maka bantalan akan mengalami overheat dan dapat merusak
permukaan bearing. Rusaknya bearing akan menimbulkan gangguan pada operasi turbine.
Turbin
60
Turbin
61
Turbin
62
Emergency trip
Emergency Trip merupakan langkah tera
terakhir
khir yang dilakukan apabila peralatan-peralatan
peralatan
pengaman
gaman turbin yang lain tidak dapat men
mentripkan turbin. Emergency turbin berupa suatu tuas
yang bekerja secara manual dengan menarik tuas tersebut untuk men
mentripkan
kan turbin.
2.4.3.
a.
kondensat (dari condenser ) yang dipompakan ke dalam boiler dengan memanfaatkan panas dari
ekstraksi uap turbine. Air kondensat dari condenser ini dipanaskan dengan tujuan agar beban pada
steam generator tidak terlalu berat. Pada Feed water heater terdapat 2 tipe utama, yaitu tipe Open
Feed water heater dan tipe Closed Feed Water Heater
Heater.
Pada open FWH tipe, antara ai
airr kondensate dengan uap panas bercampur menjadi satu. Salah
satu kekurangan dari Open FWH adalah minyak pelumas pada pelumas pada bagian exhaust ikut
bercampur dengan FWH menuju ke Boiler. Sedangkan pada closed FWH, air dilewatkan pada pipa
kecil yang terdapat
apat dalam semacam steam chamber (ruang uap). Kekurangan dari closed FWH ini
adalah terdapat tambahan pipa tembaga kecil yang rentan terhadap kebocoran.
Feed water heater yang dipakai kebanyakan merupakan feed water heater dengan tipe closed.
Pada tipe closed ini, pabila dilihat secara konstruksinya, terdiri dari sheel and tube. Tube
merupakan semacam pipa yang digunakan untuk mengalirkan air. Sedangkan Shell merupakan
tempat untuk mengalirkan ekstraksi uap dari turbine. Tube dipasang di dalam shell dengan
bafflessebagai penumpu tube.
Turbin
63
Gambar
Gambar2.24. FWH closed type
tube
tube
Turbin
64
Dilihat dari gambar di atas, konstruksi dari feed water heater (closed type) secara umum terdiri
dari 2 (dua) laluan fluida (air sebagai fluida dingin dan uap sebagai fuida panas). Part yang
ditunjuk dengan anak panah hijau merupakan tube yang
b.
didistribusikan ke Boiler dengan cara melakukan pertukaran panas antara steam hasil ekstraksi HP
Turbine dengan feedwater yang berasal dari feed water pump. Untuk tipe Open HPH,
HPH uap panas
yang diambil dari HP Turbine digunakan untuk memanaskan air. Air bercampur dengan dengan uap
secara langsung, sehingga terjadi pertukaran panas dari uap ke air. Uap terkondensasi menjadi air,
sedangkan air menajadi semakin panas dan siap diuapkan kemali di Boiler.
Pada tipe closed HPH,, di dalam HPH merupakan komponen shell and tube.
tube Tube berisi air
kondensat. Sedangkan shell berisi uap panas dari HP Turbine. Antara shell and tube terjadi
perpindahan panas.
Turbin
Uap akan terkodensasi menjadi air dan air akan mengalami kenaikan
65
temperatur. Air yang sudah panas (belum mendidih) dibawa ke Boiler.. Sedangkan uap yang
terkondensasi dipompakan ke condenser .
Turbin
66
c.
d.
Deaerator
Deaerator berasal dari kata deaerasi. Proses deaerasi pemanasan adalah proses pemisahan yang
dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanik yang telah dirancang sedemikian rupa yang
digunakan
kan untuk proses kerja sesuai dengan yang diinginkan. Prinsip dasar dari deaerasi dengan
sistem
tem pemanasan adalah apabila temperatur dinaikkan pada air maka kelarutan dari gas-gas
gas
akan
berkurang atau turun. Jadi syarat
syarat-syarat
syarat terjadinya deaerasi secara maksimal itu sangat
sa
tergantung
pada temperatur. Jika temperatur tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka deaerasi tersebut tidak
berjalan baik.
Deaerator adalah suatu komponen dalam Sistem Tenaga Uap yang berfungsi untuk mereduksi
oksigen atau gas-gas
gas terlarut lainnya pada feed water sebelum masuk kedalam Boiler. Berfungsi
juga sebagai tempat penyimpanan air yang menyuplai air ke dalam Boiler.. Oksigen
Ok
dan gas-gas
terlarut lain dalam feedwater perlu dihilangkan karena dapat menyebabkan korosi pada pipa logam
dan peralatan logam lainnya dengan membentuk senyawa oksida (karat). Air apabila bereaksi
dengan karbon dioksida terlarut juga akan membentuk senyawa asam karbonat yang dapat
menyebabkan korosi lebih lanjut. Proses deaerasi dilakukan dengan memanfaatkan sebagian uap
sebelum masuk steam turbine untuk dipakai sebagai pemanas air yang masuk ke dalam deaerator.
Bahan kimia yang bisa mengurangi ka
kadar
dar oksigen sangat sering ditambahkan kedalam
feedwater yang telah dideaerasi untuk mengurangi kadar oksigen yang tidak dapat dibuang oleh
deaerator. Zat pelarut oksigen yang biasa digunakan adalah Natrium Sulfit (Na2SO3). Hal ini sangat
efektif dan cepat bereaksi dengan sisa
sisa-sisa
sisa oksigen untuk membentuk Natrium Sulfat (Na2SO4).
Selain Natrium Sulfit zat pelarut oksigen yang juga sering digunakan adalah Hidrazin (N2H4). Zat
pelarut lain yang juga digunakan adalah 1,3 -diaminourea
diaminourea (juga dikenal sebagai carbohydrazide),
diethylhidroxylamine (DEHA), asam nitrioacetic (NTA), hydroquinon dan juga asam
ethylendiaminetetraacetic (EDTA).
Turbin
67
Turbin
68
Deaerator terdiri dari dua drum dimana drum yang lebih kecil merupakan tempat pemanasan
pendahuluan dan pembuangan gas
gas-gas dari bahan air boiler. Sedangkan drum yang lebih besar adalah
merupakan tempat penampungan bahan air boiler yang jatuh dari drum di atasnya.
Pada drum yang lebih kecil terdapat spray nozzle yang berfungsi untuk menyemprot bahan air
kondensat menjadi butiran-butiran
butiran air halus (droplet) agar proses pemanasan dan pembuangan gas-gas
gas
dari bahan air ketel lebih mudah dan lebih sempurna. Pada drum yang lebih kecil disediakan satu
saluran vent agar gas-gas
gas dapat terbuang (bersama steam)) ke atmosfer. Unsur utama dalam menentukan
keberhasilan dari proses ini adalah kontak fisik antara bahan air boiler dengan panas yang diberikan
oleh uap.
2)
3)
4)
Jika deaerator tidak dapat bekerja dengan baik dapat berpengaruh buruk terhadap sistem feed water,
sistem kondensat dan juga menaikkan pemakaian bahan kimia yang lebih tinggi. Untuk mencapai
efisiensi yang optimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
Bagian-Bagian
Bagian Utama Deaera
Deaerator
Untuk menunjang kerja deaerator, maka pada deaerator tersebut perlu dilengkapi dengan
instrumen pengkuran, yang berguna untuk me
me-monitoring operasi atau kerja dari deaerator itu
sendiri. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Bagian-bagian utama dari deaerator
dan beberapa instrumen pengukuran yang melengkapinya.
Turbin
69
Jenis-Jenis Deaerator
Adapun jenis-jenis
jenis deaerator yang sering dijumpai adalah :
1) Deaerator type Spray . Deaerator ini digunakan apabila air umpan perlu dipanaskan
lebih dahulu dengan mempergunakan uap sebagai pemanas. Seperti dibawah ini, uap
yang masuk kedalam deaerator aliran memecahkan air menjadi serpihan-serpihan
serpihan
kecil yang mengakibatkan gas
gas-gas
gas yang larut dalam air dipaksa keluar sehingga
sehingg
konsentrasi oksigen dalam air turun.
2) Deaerator Vakum. Mekanisme kerja deaerator vakum adalah gas-gas
gas
yang larut
dalam air dihilangkan dengan mempergunakan ejector uap atau atau dengan pompa
vakum. Untuk memperoleh vakum yang diperlukan, mekanisme deaerator vakum
dapat dilihat pada gambar di bawah. Besarnya vakum tergantung pada suhu air, akan
tetapi biasanya 730 mmHg
Turbin
70
Turbin
71
Condenser
Condenser merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk mengkondensasikan uap yang
diekspansikan dari steam turbine . Proses kondensasi ini menggunakan fluida pendingin. Air laut
biasanya dipilih sebagai fluida pendingin. Hal ini dikarenakan air laut ada dalam jumlah besar.
Agar condenser yang digunakan lebih efisien, maka tekanan di condenser harus dibuat vacum
agar uap yang telah diekspansikan dari steam turbine dapat dengan
gan mudah mengalir ke condenser .
Air hasil kondensasi dari turbine dinamakan air condensate. Air condensate masih mengandung
sedikit O2. Air ditampung di hotwell kemudian dialirkan kembali ke siklusnya.
snya. Udara dan gas-gas
gas
yang tidak terkondensasi dikeluarkan oleh Steam Jet Air Ejector agar tidak ada udara yang terbawa
saat air condensate ini dialirkan ke feed water pump.
Gambar 2.33 menjelaskan contoh dari salah satu condenser . Bagian utama dari condenser
adalah : 1). Water bos, 2). Tube sheet, 3). Hotwell dan 4). Cooling tube.
Turbin
72
Turbin
73
2.5. SISTEM-SISTEM
SISTEM TERKAIT STEAM TURBINE
2.5.1. Feed Water System
Feed Water System merupakan suatu rangkaian dari komponen
komponen-komponen
komponen yang berfungsi untuk
memanaskan air kondensat dari condenser (sisi hotwell). Panas di dapat dari turbine sebelum uap
diekspansikan ke stage berikutnya. Dalam sistem ini, terdapat beberapa komp
komponen
onen yang dilalui
dila air
kondensat sebelum air dimasukan dalam Boiler (economizer).
a.
Pressure Heater.. Air yang masuk pada BFP merupakan air yang berasal dari hotwell condenser .
Kemudian dipompakan ke Low Pressure Heater dengan menggunakan condensate pump.
pump Di dalam
Low Pressure Heater, air kondensat dipanaskan dengan menggunakan ekstraksi uap panas yang
diambil dari LP Turbine.. Air pada Low Pressure Heater dipanaskan namun tidak sampai merubah
wujud air menjadi uap. Dengan kata lain, pada Low Pressure Heater,, air hanya dihangatkan saja.
Turbin
74
b.
kondensat yang telah mengalami proses mulai dari Hotwell, condensate pump,
pump Low Preesure
Heater, deaerator dan dipompakan dengan menggunakan Boiler Feed Pump// BFP. Dari HPH air
yang sudah sedikit panas ini dimasukkan ke dalam economizer untuk mengalami proses
pembangkitan uap.
menuju
economizer
HP Turbine
air dari
boiler feed
pump
Gambar 2.3
2.36 Sistem High Pressure Heater
pressure steam turbine yang dikendensasikan oleh condenser menjadi air kondensat. Air kondensat ini
kemudian ditampung pada hotwell
hotwell.
condenstae pump. Condensate pump merupakan jenis pompa sentrifugal.. Condensate pump
Turbin
75
komponen. Perubahan wujud dari uap menjadi air terjadi karena terajadi pertukaran panas antara
Turbin
76
perlu untuk
Turbin
77
menuju
enuju ke LPH kemudian ditampung di deaerator untuk menghilangkan gas-gas
gas
yang tidak
diperlukan.
ekspansi uap LP trubine
uap ekstraksi
LP Turbine
condensate
pump
menuju deaerator
Gambar 2.
2.38. Sistem LPH dan Condensate Pump
d. Sistem Deaerator
Deaerator merupakan peralatan yang berfungsi untuk mereduksi O2 dan gas-gas
gas
lain agar tidak
ikut dihisap oleh Boiler feed pump
pump.. Dari deaerator, air yang sudah cukup panas ini dibawa ke HPH
Turbin
78
untuk dipanaskan lagi. Dari HPH kemudian air kondensat yang sudah semakin panas tadi dibawa
ke Boiler (tepatnya economizer).
).
ekstraksi uap
LP Turbine
low pressure
heater
Boiler Feed
Pump
Gambar 2.
2.39. Sistem pada Deaerator
2.5.2 Cooling Water System (Sea Water)
Cooling water system merupakan komponen-komponen
komponen pada PLTU yang digunakan untuk suplai
fluida pendingin pada condenser .
a. Condenser (sisi air laut)
Pada condenser dengan air laut sebagai fluida pendingin, harus diperhatikan masalah water
treatment pada air laut. Karena air laut mengandung kadar garam yang cukup tinggi, maka air laut
merupakan fluida yang korosif. Apabila tidak dilakukan
kan pemurnian, maka akan menyebabkan
korosi pada logam.
Air laut yang digunakan sebagai fluida pendingin untuk condenser,
condenser dialirkan dengan
menggunakan circulating water pump
pump. Untuk menyaring kotoran-kotoran
kotoran pada air laut, sebelum
masuk ke dalam condenser air laut disaring dengan menggunakan screnner.
.
Meskipun air laut sudah disaring, pada kenyataannya masih terdapat beberapa hewan laut yang
masuk ke dalam. Untuk mengusir
mengusir hewan laut tersebut, pada air laut diberi hipokhlorit dengan
konsentrasi 3 ppb (part per billion). Air laut masuk condenser dengan temperatur 28oC.
Air laut keluar dari condenser dengan temperatur 34oC. Kenaikan temperatur dari air laut ini
dikarenakan
ikarenakan air laut telah mending
mendinginkan uap panas dari ekspansi low pressure turbine.
turbine Saat air laut
dikembalikan lagi ke laut, selisih antara air laut yang telah mengalami proses dalam condenser
Turbin
79
dengan air laut pada lingkungan tidak boleh lebih dari 5oC. Hal ini dilakukan agar air sisa
condenser tidak merusak biota laut.
b. Circulate Water Pump (CWP)
Circulate water pump berfungsi untuk mengalirkan air laut yang sudah diberi hipoklorit
menuju ke condenser. CWP adalah bagian pertama dari ssistem
stem pendingin. Pompa ini yang
bertugas untuk mengambil air pendingin dari laut. Pompa ini biasanya terletak
terleta pada areal Water
Intake.. Pada PLTU Muara Karang terdapat 9 buah pompa CWP. Pompa ini bentuknya vertical
dengan suctionnya berada pada kedalaman laut yang agak dalam, sehingga bisa dihasilkan air
pendingin yang maksimal. Dari CWP, air dipompakan menuju duaa alat pendingin lainnya yakni
condenser dan Heat Exchanger.
LP Turbine
circulating
water pump
sea water
Gambar 2.
2.40. Sistem pada Circulating Water Pump
2.6. OPERASI STEAM TURBINE
2.6.1. Cold Start Up ( Start Dingin ).
Cold statr up adalah suatu proses pengoperasian dimana untuk temperatur inner metal pada
cold start up ini adalah 0~100 oC. Untuk periode waktu shutdown boiler adalah 48 jam. (Grafik
cold start up tiap unit dapat dilihat dilampiran).
Turbin
80
Pembukaan inlet damper FD fan 5 % - 10 % ( agar tidak terjadi back pressure pada sudu
turbin)
Pembukaan inlet damper FD fan untuk kondisi normal 30 %.( kondisi uap kering )
Turbin
Secondary air dan flue gas damper harus pada posisi open.
FGD inlet outlet damper harus pada posisi close,, tujuannya agar rmemperoleh flow aliran
yang stabil.
Total boiler air flow > 30 %.
81
Inlet Damper
air heater pada
posisi close
FDF
Control
Drive
Air Heater A
FDF A
SCAH
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
By Pass Damper
To
Furnace
Boiler
Wind
Box
By Pass Damper
FDF B
Air Heater B
SCAH
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
Inlet Damper
air heater pada
posisi close
Gambar 2.41
2.41. Inlet damper heater pada posisi close.
5. Igniter Burner
Turbin
82
7.
Konfirmasi untuk steam kondisi pada HP auxiliary steam dengan tekanan 14 kg/cm2 g.
Start auxiliary oil pump ( AOP ).
Tekanan oli hydrolic 14 kg/cm2g.
Stop oil pump turning gear (TGOP ) dan control switch pada posisi auto.
Check tekanan oli bearing
bearing, biasanya tekanan oli bearing 12 kg/cm2 g.
Buka beberapa valve yang meliputi turbin casing drain,MSV seat drain atas, MSV seat
drain bawah.
Reset lockout relay (86G), check white lamp pada posisi ON.
Menempatkan AVR transfer switch pada posisi MAN .
9. Gland steam seal system untuk membentuk kondisi vakum pada kondensor.
Turbin
Operasikan boiler.
Operasikan control switch gland steam exhaust blower pada kondisi AUTO .
Buka valve inlet steam regulator dengan tekanan 0,07 kg/cm2 g.
Lakukan keseimbangan tekanan gland steam dengan pemberian exhaust spray.
spray
83
Operasikan Turbin dengan memutar Hand Wheel MSV sampai putaran 200
2 RPM dan sesaat
MSV ditutup kembali untuk pemeriksaan. Kemudian MSV dibuka
uka pelan-pelan
pelan
sampai
Turbin
84
1. Start boiler
Start FD Fan.
Start seal air booster fan.
Start boiler feed pump.
Start HSD oil pump.
Start furnace purge.
Light off warm up burner.
Insert furnace gas thermo probe
Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi.
Penarikan termo probe pada furnace gas untuk mengetahui temperature pada furnace.
RH gas damper pada posisi auto.
Penyalaan HSD oil.
Start pembebanan untuk load 15 -20 %
Start BFP.
2. Start Turbine
Turbin
85
Inlet Damper
air heater pada
posisi open
FDF
Control
Drive
Air Heater A
FDF A
SCAH
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
By Pass Damper
To
Furnace
Boiler
Wind
Box
By Pass Damper
FDF B
Air Heater B
SCAH
Outlet Air Damper
Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
Inlet Damper
air heater pada
posisi open
Gambar 2.42.
2. Inlet Damper Air Heater harus pada Posisi Open.
Open
2.6.3. Warm I Start Up
Warm I start up adalah suatu pro
proses dimana untuk temperature inner metal pada cold start up
ini adalah 200 ~ 300 oC. Untuk periode waktu shutdown boiler adalah 24 jam. Yakinkan bukaan inlet
damper air heater pada kondisi open pada saat kondisi ini.
Standart Operational Procedure (SOP) warm II start up.
1.
Start boiler
Turbin
Start FD Fan.
Start seal air booster fan.
Start boiler feed pump.
Start HSD oil pump.
Start furnace purge.
86
2.
Start turbin
Turbin
87
Start boiler
2.
Start FD Fan
Start seal air booster fan.
Start boiler feed pump.
Start furnace purge.
Light off warm up burner.
HP by pass control beroperasi manual.
Buka valve damper reheat gas
gas( manual ).
Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi.
Penyalaan HSD oil
Reheat gas damper pada kondisi AUTO
Start BFP.
Start turbin
Turbin
Start Boiler.
2.
Start FD Fan
Start seal air booster fan.
Start HSD oil pump.
Boiler feed pump kondisi siap beroperasi.
Start furnace purge.
Light off main burners.
HP by pass control beroperasi manual.
Buka valve damper reheat gas
gas.
Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi
Reset gas damper pada kondisi auto
Check silica drum press
press.
Start tubin
Turbin
2.7. GANGGUAN-GANGGUAN
GANGGUAN PADA STEAM TURBINE
Dalam pengoperasiannya, steam turbine
energi. Kerugian ini secara langsung menyebabkan berkurangnya energi bangkitan dari turbine tersebut
karena sebagian energi uap tidak terkonversi menjadi energi mekanik. Apabila kerugian-kerugian
kerugian
ini
cukup besar nilainya maka operasi turbine menjadi kurang efisien. Pada dasarnya losses memang tidak
bisa dihindari, namun dapat diminimalkan. Kerugian
Kerugian-kerugian
kerugian tersebut anatara lain:
a. Kerugian karena throtling uap masuk ((h) terutama ketika operasi start turbine dan beban
rendah
b. Kerugian karena gesekan uap pada nozzle dan sudu (Fix Blades dan Moving Blades)
c. Kerugian pada kebocoran perapatan antar tingkat sudu (labirint)
d. Kerugian akibat uap basah terutama pada sudu akhir LP Turbine.
e. Kerugian kecepatan ke atas (leaving loss)
f. Kavitasi
Kavitasi pada steam turbine terjadi uap yang masuk k dalam turbine tidak sepenuhnya
berwujud uap. Mungkin masih berwujud campuran (mixture) yang masih masih mengandung
Turbin
90
dimana:
dimana:
Untuk menentukan besarnya actual Enthalpy drop digunakan persamaan sebagai berikut:
hAHP = hMS - hCR
Enthalpy dihitung dari ASME steam table dengan parameter Tekanan (P) dan Temperatur (T)
Turbin
91
hSHP = enthalpy dari uap yang berekspansi pada kondisi exhaust dari HP Turbine
hSIP = enthalpy dari uap yang berekspansi pada kondisi exhaust dari IP Turbine
Enthalpy dihitung dari ASME steam table dengan parameter tekanan (P) dan Entropy (s) sebagai
berikut:
hSP :
hSIP :
f(PEX, SHR)
entropy dihitung dari steam table menggunakan tekanan (P) dan Temperatur (T) sebagai berikut :
SMS : f((PMS = PATM), SMS)
SHR : f((PHR = PATM), THR)
kondisi mixture/campuran
kondisi sub-cold
entalpi
entropi
Turbin
92
Turbin
93
Namun demikian, ruang lingkup pekerjaan Preventive Maintenance tidak termasuk bongkar
pasang peralatan atau overhaul peralatan. Dengan demikian, temuan-temuan
temuan kerusakan serta
penanganan tindak lanjutnya tidak lagi termasuk Preventive Maintenance,, namun sudah masuk pada
kriteria Corrective Maintenance, Overhaul atau Proactive. Pelaksanaan Preventive Maintenance
dilakukan tanpa harus melakukan shutdown unit pembangkit.
Tindakan-tindakan
tindakan yang perlu dilakukan dalam perawatan ini dikenal sebagai TLC (Tight, Lube,
Clean// pengencangan, pelumasan, dan pembersihan). Perawatan pada preventive ini hanya melakukan
tindakan-tindakan
tindakan semacam pengencangan baut dan ko
komponen-komponen
komponen lain yang perlu dikencangan
dan pengcekan pelumas.
Dalam preventive maintenance terdapat tindakan-tindakan
tindakan inspeksi. Tindakan inspeksi
dibeedakan menjadi 3, yaitu:
a. Simple Inspection (SI)
Scope kerja dari pemeliharaan ini adalah pemeriksaan pada pemeriksaan Main Stop Valve
(MSV) dan Control Valve (CV
(CV).
). Pemeriksaan dilakukan hanya pada sebatas pemeriksaan
kondisi dari MSV dan CV apakah masih dalam kondisi baik atau tidak. Tanpa melakukan
pelepasan.
b. Mean Inspection (ME)
Tindakan yang dilakukan dilakukan pada bearing.. Data yang didapatkan dari mean
inspection akan digunakan sebagai data pada serious inspection. Mean inspection dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan level dan kondisi pelumas pada ra
radial
dial dan axial bearing.
c. Serious Inspection (SE)
Pada serious inspection tindakan yang dilakukan berdasarkan pada data dari mean
inspection. Pada serious inspection apabila dirasa part/komponen dari steam turbine sudah
tidak layak pakai, maka dilakukan pergantian part/komponen tersebut.
Turbin
94
Turbin
95