Laporan sebagai salah satu syarat lulus mata kuliah OJT pada semester VI
Program Studi Diploma IV Teknik Pesawat Udara
Disusun Oleh :
Tar.U.ASARYAN RAMADHAN
NIT. 16021930049
Disusun Oleh:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pesawat Udara
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
DI PT. VOLTA PASIFIK AVIASI
Laporan On the job training (OJT) telah memenuhi salah satu syarat lulus
dari nilai Semester VI Diploma IV Teknik Pesawat Udara Angkatan ke-14 B pada
tanggal 17 Februari 2023.
Disahkan Oleh:
General Manager
PT. VOLTA PASIFIK AVIASI
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikankarunia, danrahmatNyasehinggasayadapatmenyelesaikanlaporan OJT (On
Job Training) ini. Penulisanlaporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan Diploma IV Teknik Pesawat Udara Angkatan ke-14B
Politeknik Penerbangan Indonesia Curug (PPI Curug).
2. Bapak Wira Gauthama, S.T., S.SiT., M.Pd. selaku Ketua ProgramStudi Teknik
Pesawat Udara sekaligus dosen pembimbing Program Studi Teknik Pesawat
Udaraa
4. Bapak Priyo Wiryono P selaku Direktur di PT. Volta Pasifik Aviasi Bogor
1
9. Orang tua, adik dan keluarga besar tercinta yang telah memberikan
dorongan motivasi sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
10. Seluruh rekan-rekan yang bersama-sama OJT di PT. Volta Pasifik Aviasi
Bogor
11. Serta semua pihak yang tidak dapat perancang sebutkan satu persatu yang
telah membantu penyusunan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri,
institusi pendidikan dan dapat menambah ilmu pengetahuan didunia
penerbangan.
U. Asaryan Ramadhan
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................5
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................7
1.3 Manfaat........................................................................................................................9
BAB II PROFIL PERUSAHAAN...........................................................................................10
3.1. Maintenance...............................................................................................................29
3
3.2. Spesifikasi Airbus Helicopter EC 155 B1.................................................................31
3.4.2. Wheel......................................................................................................................37
3.4.3. Tire..........................................................................................................................39
3.4.4. Brake.......................................................................................................................39
4.3 Permasalahan.............................................................................................................41
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2............................................................................................................54
Lampiran 3............................................................................................................56
Lampiran 4............................................................................................................57
Lampiran 5............................................................................................................58
Lampiran 6............................................................................................................60
Lampiran 7............................................................................................................61
Lampiran 8............................................................................................................62
Lampiran 9............................................................................................................63
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
8
sumber daya manusia juga menjadi tuntutan nyata agar dapatmemecahkan
masalah seputar perawatan pesawat udara. Sehinggapemerintah menuntut
lembaga pendidikan untuk terus meningkatkan strategi pembelajaran agar
berkembang menjadi lebih baik, guna mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas dan mampu bersaing di tingkat domestik maupun internasional.
Adanya pelaksanaan kegiatan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (On the
job training) ,taruna yang melakukan kegiatan on the job training, diharapkan
mampu belajar dan mengetahui banyak hal tentang dunia kerja yang hasilnya
kelak akan membantu untuk proses pembelajaran pada dunia kerja yang
sesungguhnya.
8
1.2 Maksud
Maksud dari pelaksanaan kegiatan on job training ini yaitu sebagaisalah
satu syarat kelulusan bagi peserta didik, yang dilaksanakan pada kurikulum
semester 6 dalam pendidikan Teknik Pesawat Udara di Politeknik Tinggi
Penerbangan Indonesia, dan untukmemenuhi standard experience yang
merupakan persyaratan untuk mengikuti ujian basic lisence. On job training juga
sebagai momen Mempersiapkan diri sebagai calon tenaga kerja professional
dalam menghadapi tantangan dunia kerja
1.3 Manfaat
9
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
10
2.2 Data Perusahaan
2.2.1 Logo PT. Volta Pasifik Aviasi
11
2.2.3 Visi Perusahaan
Untuk memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk memberikan nilai
tertinggi dan layanan berkualitas di sektor penerbangan, memposisikan diri
untuk menjadi pemimpin di industri, memberikan layanan berkualitas luar biasa,
keselamatan tanpa kompromi, dan pengalaman penerbangan yang tak
tertandingi kepada klien.
12
2. Maintenance Manager
Maintenance Manager bertanggung jawab langsung kepada direktur
dan merupakan administrasi dari semua fungsi Technical Department.
Maintenance Manager bertanggung jawab atas keseluruhan operasi,
termasuk memastikan kecukupan untuk pemeliharaan kelaikan udara
pesawat secara berkelanjutan
13
g. Mengembangkan inisiatif perawatan untuk meningkatkan
keselamatan dan efisiensi pesawat dalam operasi dan jika sesuai
untuk bertindak sebagai titik fokus utama untuk pengelolaan
program penelitian perawatan industri bersama dengan Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara dan jika perlu dengan otoritas sipil
lainnya .
14
perawatan pesawat perusahaan dan sesuai dengan biaya yang
dialokasikan.
r. Menetapkan bagian standar kerja, jam kerja dan shift kerja bagian
perawatan.
15
3. Safety, Quality & Security Manager
PT. Volta Pasifik Aviasi mengidentifikasi Safety, Quality & Security
Manager sebagai anggota manajemen yang bertanggung jawab secara
individu dan titik fokus untuk pengembangan dan perawatan SMS yang
efektif.
Safety, Quality & Security Manager adalah orang di dalam VPA yang
bertanggung jawab atas pengoperasian Safety Management System.
Tanggung jawab Safety, Quality & Security Manager memiliki penunjukan
penuh waktu dan ditambahkan ke tugas yang ada.
16
Safety, Quality & Security Manager adalah pusat dari semua proses
manajemen keselamatan dan kualitas, termasuk pencapaian program
manajemen keselamatan dan kualitas. Safety, Quality & Security Manager
adalah ketua rapat keselamatan dan melakukan Audit Internal. Safety,
Quality & Security Manager bertanggung jawab untuk menerapkan dan
memelihara sistem keselamatandan bertanggung jawab langsung kepada
President Director
17
i. Memastikan bahwa setiap proses yang diperlukan untuk SMS
ditetapkan, diimplementasikan dan menjaga laporan kepada
eksekutif yang bertanggung jawab atas kinerja SMS dan pada
setiap kebutuhan untuk perbaikan.
18
4. Engineering & PPC Departement (Technical Service)
Technical Service bertanggung jawab kepada Maintenance Manager.
Technical Service berfungsi sebagai kontrol rekayasa dan perencanaan
produk di bawah koordinasi Department of Engineering. Bagian ini
berfungsi sebagai dukungan kepada Maintenance Department untuk
pencatatan, perencanaan, pelaporan, penjadwalan.
20
5. Engineer
Engineer bertanggung jawab kepada Maintenance Manager untuk
melaksanakan tugas di pekerjaan perawatan pesawat sesuai dengan
program perawatan pesawat.
Selain itu, Engineer juga bertanggung jawab untuk:
a. Mengkoordinasikan persiapan preflight check, daily
inspection, dan troubleshooting. Termasuk memberi jadwal
kepada mekanik, dan meminta spare part dan material yang
dibutuhkan ke Gudang.
21
bulan.
22
k. Mengisi dengan benar semua pekerjaan yang tertunda ke
dalam formular yang akan dikirimkan kepada Maintenane
Manager, Chief Inspector, Technical Service untuk ditindak
lanjuti untuk menentukan langkah yang akan diambil dan
menghindari keterlambatan part yang dipesan.
23
6. Logistic & Workshop
Logistic & Workshop bertugas untuk mengkoordinasi dan mengontrol
administrasi dari penerimaan, pengiriman, penyimpanan barang dan keluar
masuk barang barang dari dan ke Store memastikan keamanan, kecocokan
antara barang dan data.
Secara umum tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Menjaga catatan dari semua part yang diterima dan dikirim
di Store.
b. Memastikan semua Parts yang dikirim dari Store dikemas
dengan benar dan aman dari kerusakan dan karat.
24
2.2.6 Struktur Organisasi
Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan agar tujuan perusahaan
dapat tercapai, dengan demikian untuk mewujudkan itu diperlukan struktur
organisasi karena fungsi dari struktur organisasi yaitu harus memungkinkan
perusahaan untuk memenuhi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dan setiap
personal dalam unit perusahaan. harus bertanggung jawab akan tugas dan
wewenang untuk melaksanakan dan memenuhi tujuan perusahaan tersebut.
2. JAG HELIPORT NUSADUA, Jl. Raya Nusa Dua Selatan, Kel. Benoa,
Kec. Kuta Selatan, Kab. Badung, Bali
Base Rancamaya terdapat hangar yang digunakan untuk kegiatan
perawatan helikopter, Tools and Sparepart Room, Engineering Room, Crew
Room, Flight Operation Room, HRD/GA Room, Training Room, dll
26
Detail lay out dari hangar di jelaskan pada bagian ini:
27
Detail lay out dari Gedung STC Office di jelaskan pada bagian ini :
28
Detail lay out JAG Heliport Nusadua dijelaskan pada bagian ini :
29
BAB III
TINJAUAN TEORI
3.1. Maintenance
30
3.1.2. Klasifikasi Perawatan Helikopter
32
pada
33
konfigurasi helikopter. Helikopter ini di pasarkan untuk transportasi
penumpang, dukungan lepas pantai, transportasi perusahaan VIP dan misi
kecelakaan. Helikopter ini melakukan penerbangan perdana pada 17 Juni
1997. Airbus Helicopter EC 155 B1 memiliki kabin yang di desain ulang
sepenuhnya yang menyediakan 30% lebih banyak ruang penumpang di
bandingkan model helikopter tipe dauphin sebelumnya, di tambah 130%
peningkatan volume bagasi. EC155B1 ditenagai oleh dua mesin turboshaft
Safran Turbomeca Arriel 2C2 60 kW (820 shp) yang di pasang di atas ruang
bagasi, yang dilengkapi sistem Full Authority Digital Engine Control
(FADEC), dan di tambahkan dengan Health and Usage Monitoring System
(HUMS). EC 155 B1 memiliki spesifikasi sebagai berikut :
General Characteristic
• Crew: 1 or 2 (pilots)
• Capacity: 13 passengers or 2,301 kg (5,073 lb) payload
• Length: 14.3 m (46 ft 11 in)
• Height: 4.35 m (14 ft 3 in)
• Empty weight: 2,618 kg (5,772 lb)
• Gross weight: 4,950 kg (10,913 lb)
• Max takeoff weight: 4,920 kg (10,847 lb)
• Powerplant: 2 × Turbomeca Arriel 2C2 turboshaft engines,
Take-off Power, 697 kW (935 hp) each
• Main rotor diameter: 12.6 m (41 ft 4 in)
• Main rotor area: 124.7 m2 (1,342 sq ft)
Performance
• Never exceed speed: 324 km/h (201 mph, 175 kn)
• Range: 857 km (533 mi, 463 nmi)
• Ferry range: 985 km (612 mi, 532 nmi)
• Service ceiling: 4,572 m (15,000 ft)
• Rate of climb: 8.9 m/s (1,750 ft/min)
34
3.3. Landing Gear
.
Gambar 3.2 Landing Gear Ec 155 B1
35
Undercarriage, lebih sering disebut landing gear, umumnya dari
Sebagian besar jenis helicopter yang saat ini digunakan adalah konfigurasi 3
landing gear.Dalam konfigurasinya yang paling sederhana, landing gear terdiri
dari nose wheel yang di pasang di dekat bagian depan helicopter dan dua roda
utama yang dipasang di kedua sisi helicopter dengan titik pemasangan di
badan helikopter .Dalam beberapa kasus,nose wheel harus dapat bergerak
dengan beberapa mekanisme agar helicopter dapat bermauver dan
mempertahankan kontrol arah selama di darat .
36
3.4. Component Landing Gear.
37
b. Lower Cylinder (Inner Cylinder)
Lower Cylinder yang biasa juga disebut dengan piston, dimana piston
tersebut yang berhubungan langsung dengan wheel assembly sehingga dapat
bebas digerakan. Pada bagian dalamnya biasanya diisi dengan oil sebagai
panghambat gaya balik akibat dari nitrogen yang ter - compress.
e. Axle Axle
merupakan device yang menempel pada Lower Cylinder yang memiliki
fungsi sebagai tempat pemasangan dari Wheel.
h. Packing Gland
Packing Gland terpasang pada persambungan antara Lower Cylinder dan
Upper Cylinder, berfungsi sebagai pembersih dari kotoran – kotoran yang
menempel pada piston sehingga tidak terbawa ke bagian dalam dari Upper
Cylinder karena dapat mengakibatkan kebocoran.
i. Torque Link
Torque Link atau yang dikenal juga dengan Torque Arm memiliki fungsi
sebagai penghubung antara Upper Cylinder dan Lower Cylinder sehingga bagian
dari Lower Cylinder tidak dapat diputar, sehingga landing gear dapat tetap lurus.
Torque Link juga menjaga piston strut tetap berada pada posisinya ketika shock
strut extend.
38
3.4.2. Wheel
Outboard wheel half dipasang menjadi satu dengan inbord wheel half
dengan cara di satukan dengan bolt. Pada bagian terdapat center boss
yang digunakan sebagai rumah bearing. Pada pesawat yang
menggunakan sistem anti skid brake, wheel spin tranducer terpasang
pada bagian ini. Pada bagian ini juga terdapat hub cap dan fairing hub
cap yang menutupi bagian utama dari wheel.
39
b. Inboard wheel Half Inner
Wheel Half memiliki fungsi utama sebagai tempat dari brake berada.
Didalamnya terdapat slot sebagai tempat dari brake rotor. Pada bagian
ini juga terdapat perangkat dari bearing, seperti bearing cup, tappered
roller bearing, grease retainer dan groove dimana tempat dari retaining
clip sebagai pemegang dari bearing. Pada inbord wheel half juga
terdapat thermal plugs yang terdapat pada gas valve extension - nya yang
berfungsi sebagai pencegah terjadinya blow up pada tire apabila terjadi
kenaikan temperatur yang diikuti dengan kenaikan pressure pada tire
akibat pengereman yang abnormal
3.4.3. Tire
a. The Bead
The bead pada tire adalah bagian yang menyatukan tire dengan wheel.
Bagian bead ini terdiri dari bead heel, bead toe, wire bead.
b. Carcass Plies
Carcass plies merupakan bagian pembentuk dari tire itu sendiri. Biasany
terdiri dari berlapis lapis rubber dan nylon ( Ply Rating ) yang
memberikan kekuatan bagi tire untuk menahan
40
c. Tread
Bagian tire yang satu ini adalah bagian yang mengalamai kontak
langsung dengan permukaan landasan sehingga memiliki bagian
penyusun yang lebih kuat diantara bagian yang lainnya, serta daya tahan
terhada gesekan ataupun terhadap FOD lebih besar.
d. Side Wall
Side wall pada tire berfungsi sebagai pelindung dari carcass plies. Pada
side wall biasanya terdapat tulisan yang mengidentifikasikan dari tire itu
sendiri. Misalnya pada side wall terdapat tulisan “ 18 X 4.25 – 10 “,
tulisan tersebut memiliki arti tire tersebut memiliki diameter luar 18
inch, lebar 4,25 inch dan memiliki diameter dalam 10 inch.
3.4.4. Brake
41
BAB IV
PELAKSANAAN ON JOB TRAINING
Jumlah : 8 Taruna
Waktu : 05 Desember 2022 s.d. 17 Februari 2023
Tempat : PT. Volta Pasifik Aviasi
Kegiatan ini diikuti oleh 8 taruna PPI Curug program studi Diploma IV
TPU angkatan 14 B. Adapun kegiatan OJT dilaksanakan pada pukul
08.00-17.00.
42
Berikut ini adalah uraian kegiatan Taruna selama
melaksanakan kegiatan on the job training (OJT) di hanggar PT. Volta
Pasifik Aviasi, diantaranya:
1. Pengenalan peralatan dan infrastruktur serta tujuan aturan kerja saat
OJT;
2. Diskusi dengan para pembimbing mengenai pekerjaan yang sedang
dilaksanakan dengan materi dasar yang telah dimiliki.
3. Pengamatan terhadap suatu pekerjaan di lokasi on the job training
(OJT);
4. Mencoba mempraktekkan pekerjaan tersebut dengan didampingi oleh
supervisor;
5. Mengamati dan menganalisa penyebab terjadinya kerusakan pada
sebuah pesawat terbang.
43
4.4 . Penyelesaian masalah On The Job Training.
A. Faktor penyebab
Berdasarkan Aircraft maintenance manual Chapter 32 serta
observasi yang Penulis lakukan maka diperoleh penyebabnya yaitu
lever yang mengalami kerusakan .
44
1. Pastikan tuas kontrol castor-lock dalam posisi terkunci
45
b. Langkah berikutnya melakukan inspeksi terhadap lever dan
catch
1. Pastikan tidak ada crack dan corrosion.
2. Periksa catch dan pastikan tidak ada keausan.
3. Pastikan lever terpasang dengan benar dengan structure box.
4. Pastikan pin terpasang dengan catch di kondisi benar dan
baik
c. Langkah terakhir yaitu melakukan installation castor lock.
1. Pasang dan adjust castorlock .
2. Oprasikan lever control untuk menekan spring.
3. Pasang cable ring di lekukan control lock dan lock pin.
4. Adjust castor lock
a. Potong dan lepas lockwire dari nuts lock dan pengatur
cable tension.
b. Lepaskan lock nut dan penyetel cable tension
c. Operasikan penyetel tension dan cable sheath untuk
menyetel gerak kabel ke posisi tengah.
d. Kunci lock nut
e. Amankan lock nut dengan lockwire
f. Posisikan handle castrol lock pada posisi terkunci(posisi
atas).
1. Pastikan lock pin masuk ke cam sepenuhnya.
2. Pastikan ketegangan kabel dan gerkan pegas tetap
benar, saat lock pin terpasang di hubungkan ke cam.
3. Pastikan anda melihat di flag”do not tow”
g. Posisikan handle castrol lock pada posisi tidak
terkunci(posisi dibawah).
1. Pastikan lock pin keluar sepenuhnya dari cam (Jarak
bebas “J” minimal 2 mm (0,08 in.)
2. Pastikan anda tidak melihat di flag “do not tow”
h. Ukur travel kontrol di handle castrol loch control.Jarak
travel “C” harus kira kira 60mm (2,3in)
i. Jika perlu, operasikan pengatur tegangan dan lakukan
penyetelan lagi
46
47
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Kesimpulan Terhadap Bab IV.
Berdasarkan hasil pembahasan penulis pada BAB IV, dapat
di simpulan bahwa penyebab terjadinya castrol lock tidak bisa keposisi
semula adalah karena terjadi kerusakan pada Spring dan terdapat
corrosion di bagian lever. Langkah yang pertama adalah melakukan
troubleshooting selanjutnya yaitu mengganti komponen Spring dan
membersihan lever dari corrosion
48
3. Mendapat pengalaman pekerjaan disuatu perusahaan, hal tersebut
sangat menunjang dalam berkarir kedepan. Semakin
menumbuhkan rasa percaya diri pada kemampuan diri sendiri dan
berani berspekulasi terhadap kesempatan apapun untuk meraih
kesuksesan.
4. Disiplin dan tanggung jawab. Kegiatan ini dapat menambah
kedisiplinan untuk mematuhi segala aturan yang berlaku. Belajar
bertanggung jawab dari segala keputusan dan tindakan yang kita
ambil
5.2. Saran
5.2.1. Saran Terhadap Bab IV.
1. Tenang dan tidak panik apabila menemukan defect atau temuan
kerusakan saat di lapangan.
2. Lakukan trouble shooting sesuai dengan prosedur yang ada.
3. Cari dan temukan sumber masalah dari sebuah troubleshooting.
4. Selalu melihat referensi dari maintenance manual saat melakukan
suatu pekerjaan.
5. Pastikan referensi yang digunakan adalah revisi terbaru.
6. Selalu berkomunikasi dengan engineer maupun inspector untuk
menyelesaikan pekerjaan atau trouble shooting.
7. Jangan mengambil tindakan inisiatif tanpa diketahui oleh engineer
maupun inspector.
49
5.2.2. Saran Terhadap Kegiatan OJT
1. Mengutamakan safety dalam setiap pekerjaan.
2. Selalu mengawali dan mengakhiri pekerjaan dengan berdoa.
3. Bekerja dalam team work agar pekerjaan dapat berjalan dengan
efektif.
4. Disiplin, sigap, dan tanggap dalam melakukan pekerjaan.
5. Peduli dengan kebersihan lingkungan area sekitar pekerjaan.
6. Selalu mencatat kegiatan yang dilakukan dan menerapkan setiap
apapun yang dicatat.
7. Pastikan penggunaan tools sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. 8.
Selalu cek tools yang kita pakai dalam bekerja..
9. Selalu fokus dalam melakukan pekerjaan.
10. Selalu tenang dan tidak gegabah dalam melakukan pekerjaan.
11. Menjalin hubungan yang baik antar crew/anggota maintenance
50
DAFTAR PUSTAKA
51
LAMPIRAN
51
52
53
Lampiran 2 Aircraft Maintenance Manual
54
55
56
57
58
Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan
59
Lampiran 4 Jadwal Kegiatan On The Job Training
60
Lampiran 5 Lembar Performance Evaluation Sheet
61
62
63
64
Lampiran 6 Lembar Personality Evaluation Sheet
65
Lampiran 7 Lembar Nilai Keseluruhan pelaksanaan On the Job Training.
66
Lampiran 8 Lembar Penilaian Laporan On the Job Training oleh Supervisor.
67
Lampiran 9 Lembar Penilaian Laporan On the Job Training oleh Dosen
LEMBAR PENILAIAN UJIAN LAPORAN ON THE JOB
TRAININGPROGRAM DIPLOMA IV TEKNIK PESAWAT UDARA
ANGKATAN 14B
A.KRITERIA PENILAIAN
ANGKA
Keterangan :
STATUS
90 - 100 Excellent
80 – 89 Good
70 - 79 Fair
60 – 69 Unsatisfactory
0 - 59 None
68
69