Disusun Oleh:
NIT. 15052010010
COURSE : TMB 13
Oleh
Tar(i). HASNA FATHARANI ATHAQIYA
NIT. 15052010010
Laporan On The Job Training telah diterima dan disetujui sebagai salah satu
syarat penilaian On The Job Training
Disetujui oleh:
Supervisor Dosen Pembimbing
On The Job Training II On The Job Training II
i
LEMBAR PENGESAHAN
Tim Penguji,
Mengetahui,
KETUA PROGRAM STUDI
DIII TEKNIK MEKANIKAL BANDAR UDARA
ii
KATA PENGANTAR
1. Allah SWT, Sang Maha Pencipta yang telah memberikan limpahan anugrah
dan lindungan pada hamba-Nya.
2. Orang Tua dan keluarga yang telah memberikan Ridho, Restu, Do’a dan
bantuan serta dukungan kepada penulis sehingga dapat melaksanakan
kegiatan On The Job Training (OJT) ini dengan lancar dan menyelesaikannya
dengan baik.
3. Bapak Agustono, S.Sos., M.MTr.., selaku Direktur Politeknik Penerbangan
Indonesia Curug.
4. Bapak Hari Kurniawanto, S.T., S.SiT., M.M., selaku Ketua Program Studi
Teknik Mekanikal Bandar Udara.
5. Bapak Indra Gunawan, S.SiT, M.M.Tr., selaku Kepala Kantor Unit
Penyelenggara Bandar Udara Budiarto.
6. Bapak Abdul Rozzak, selaku Kepala Seksi Teknik dan Operasional Bandar
Udara Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto.
7. Ibu Yenni Arnas S.T., M.Si., selaku Dosen Pembimbing On The Job
Training.
iii
8. Bapak Sefry Irhash, selaku Kepala Unit AAB dan Supervisor OJT II Kantor
Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto.
9. Bapak Mulyana, selaku Kepala Unit Listrik Unit Penyelenggara Bandar
Udara Budiarto.
10. Bapak Budiono, Bapak Bambang, Bapak Ari Wibowo, Bapak surya dan
Bapak Verdy Rahadian, selaku Teknisi Mekanikal Unit Penyelenggara
Bandar Udara Budiarto.
11. Seluruh Teknisi PK-PPK, AAB dan Listrik di Unit Penyelenggara Bandar
Udara Budiarto.
12. Seluruh rekan – rekan seperjuangan Prodi Teknik Mekanikal Bandara
angkatan ke 13 yang memberikan dukungan dalam pelaksanaan On The Job
Training.
13. Seluruh senior prodi TMB yang memberikan dukungan dan pengalaman
ilmunya kepada kami dalam pelaksanaan On The Job Traning.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan
kegiatan On The Job Training dan penulisan laporan On The Job Training.
Penulis menyadari bahwa laporan On The Job Training ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis.
Semoga laporan On The Job Training ini dapat bermanfaat dikemudian hari untuk
orang orang sekitar.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................12
v
3.1.1 Air Conditioning Sytem (ACS)......................................................22
3.2.3 Pompa............................................................................................33
3.2.11 Relay.........................................................................................44
4.3 Permasalahan.........................................................................................56
vi
4.3.4 Hasil Analisa Permasalahan.......................................................59
BAB V PENUTUP................................................................................................73
5.1 Kesimpulan.............................................................................................73
5.2 Saran.......................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................75
LAMPIRAN..........................................................................................................77
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 3.26 Kendaraan PKP-PK (Sumber: Dokumen Pribadi)...........................46
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Umum Kantor Unit Penyelenggara Unit Bandar Udara Budiarto -
Curug......................................................................................................................18
Tabel 2.2 Fasilitas Runway....................................................................................18
x
BAB I
PENDAHULUAN
12
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto menjadi salah
satu lokasi OJT Taruna/I Program Studi Teknik Mekanikal Bandar Udara.
Berdasarkan dengan PM 41 Tahun 2014 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto, yang tercantum
pada Bab I Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Klasifikasi, Pasal 2, bahwa
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan jasa kebandarudaraan, penyediaan prasarana
penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan penerbangan,
kegiatan keamanan dan keselamatan penerbangan, pengoperasian,
perawatan dan perbaikan fasilitas keselamatan, sisi udara, sisi darat, alat-
alat besar bandar udara dan fasilitas penunjang serta pelayanan pengaturan
pergerakan pesawat udara (AMC) dan penyusunan jadwal penerbangan
(slot time). Mengacu pada pasal tersebut, pengoperasian, perawatan dan
perbaikan alat-alat besar merupakan hal penting sebagai penunjang
fasilitas di Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto.
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara memiliki fasilitas
keselamatan dan keamanan penerbang, salah satunya yaitu adanya sistem
hydrant gedung yang berstandar SNI. Saat ini sistem hydrant gedung tidak
dapat beroperasi karena terdapat trouble pada pompa jockey yang
merupakan salah satu komponen utama pada sistem hydrant. Untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, hal ini sangat penting menjadi
perhatian lingkungan sekitar karena sistem hydrant ini merupakan salah
satu fasilitas keamanan dan keselamatan di lingkungan bandara jika terjadi
kebakaran.
13
1.2 Maksud dan Tujuan On The Job Training
Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan OJT selama kurang
lebih 5 bulan di Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto, yaitu:
14
BAB II
PROFIL LOKASI ON THE JOB TRAINING
15
Kemayoran yang bersamaan dengan peresmian sekolah ini dilakukan
pelatihan praktek. Pada pembukaan ini dilakukan uji terbang dengan tiga
pesawat pelatihan tipe Auster Aiglet (buatan Inggris). Pelatihan ini akan
berlangsung 2,5 hingga 3 tahun. Dalam peresmian ini dihadiri oleh
Menteri Perhubungan Ir. Djoeanda. Pelatihan penerbangan di Kemayoran
ini adalah fase pertama pelatihan yang nantinya akan dikonsentrasikan di
Curug, Tangerang. Pelatihan personil penerbangan sipil di Indonesia saat
ini sedang berlangsung di Jakarta, tetapi pemerintah sedang
mempersiapkan bandar udara dan akomodasi untuk ini di Curug,
Tangerang. Diharapkan mereka siswa non-pilot ini akan bisa pindah ke
Tangerang pada pertengahan tahun ini.
Bandar Udara Budiarto yang mulanya disebut lapangan terbang
Curug, diambil dari nama Direktur Akademi Penerbangan Indonesia (API)
yang ke-4 meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat terbang Fokker 27
di Filipina tahun 1967.
16
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 41
tahun 2014. [2] Logo Kementerian Perhubungan adalah suatu bentuk
simbolis yang menggambarkan keluarga besar Perhubungan. Warna
logo terdiri dari warna biru langit (cerulean blue) berarti kedamaian
dan kuning berarti keagungan. Logo terdiri dari bentuk lingkaran
mempunyai unsur-unsur roda bergigi, jangkar, burung Garuda, dan
bulatan bumi. Berikut merupakan arti dari masing-masing unsur :
a) Roda bergigi berarti matra Perhubungan Darat
b) Jangkar berarti matra Perhubungan Laut
c) Burung Garuda berarti matra Perhubungan Udara
d) Bulatan bumi berarti lingkup pelayanan jasa Perhubungan
Visi :
Menjadikan Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto
sebagai bandar udara yang andal, terpadu dan efisien dalam
pelayanan jasa kebandarudaraan, mendukung pendidikan dan
pelatihan penerbangan, pemeliharaan dan perbaikan pesawat udara
serta operasi penerbangan non komesial.
Misi :
1. Menyelenggarakan pengelolaan bandar udara yang prima dan
efisien
17
2. Mewujudkan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
penerbangan melalui profesionalisme petugas
3. Mengembangkan bandar udara Budiarto sebagai bandar udara
pusat pendidikan dan pelatihan penerbangan
2.2 Data Umum
2.2.1 Data Aerodrome
Aerodrome adalah kawasan di daratan dan/atau perairan
dengan batas – batas tertentu yang hanya digunakan sebagai tempat
pesawat udara mendarat, lepas landas, dan pergerakan pesawat
udara. [3]
Tabel 2.1 Data Umum Kantor Unit Penyelenggara Unit Bandar Udara
Budiarto - Curug
BTO – BUDIARTO
Kode ICAO WIRR
Kode IATA BTO
Kategori Bandar Udara Domestik
Kelas Bandar Udara Kelas 1
Pengelola Bandar Udara UPT Dirjen Hubud
Nomor Telepon (021) 5982208,(021) 5985250,(021)
59899998
Fax 021 5985250
Alamat E-mail bandaracurug@gmail.com
Lokasi (ARP) 0617’36”S 10634’6”E
Runway
Tabel 2.2 Fasilitas Runway
No True & MAG Dimensi Kekuatan (PCN) Koordinate
Runway BRG Runway dan Permukaan Threshold
06° 17’.38”S
12 120° 1.800 x PCN 37 F/C/X/T 106° 33’39.56”E
45 m Hotmix 06° 17’ 46.75’ S
30 300° 106° 34’31.22”E
06° 17’09” S
04 043° 1.600 x PCN 37 F/C/X/T 106° 34” 07” E
45 m Hotmix 06° 17’ 09” S
22 223° 106° 34’ 66” E
Runway 30, Instrument Precision Cut 1, Kode Referensi 3 C, Tipe Pesawat
Udara Terkritis, B737 Series
18
Apron
Tabel 2. 3 Apron
Taxiway
Tabel 2. 4 Taxiway
19
2.2.2 Layout Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto
20
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kantor UPBU Budiarto [3]
21
BAB III
TINJAUAN TEORI
22
Fasilitas di Bidang ACS
23
AC Cassette merupakan seperangkat alat yang digunakan
untuk menurunkan suhu udara pada ruangan tertentu. Biasanya
AC ini dipasang pada langit-langit ruangan Unit indoor dari AC
ini diletakkan di plafon dan outdoor-nya diletakkan cukup jauh
agar tidak mengganggu distribusi aliran udara.
d) Exhaust Fan
24
Traction Equipment (TQM) atau yang biasa disebut sebagai
Peralatan Terminal Bandar Udara merupakan kompetensi yang
mempelajari tentang alat-alat penunjang jalannya sistem operasional
yang terdapat dalam suatu Bandar Udara, seperti Escalator dan
Travelator, Automatic Door, Conveyor, Elevator, dan Garbarata.
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto belum
sepenuhnya memiliki alat-alat traksi seperti yang telah disebutkan.
Salah satu alat yang dimiliki yaitu conryor pada X-Ray.
25
Fasilitas di Bidang WPS
26
3.1.4 Alat – Alat Besar (A2B)
Menurut standar kompetensi personel bidang mekanikal Bandar
Udara berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor KP 22 Tahun 2015 [4] yang didalamnya memuat kompetensi
personel bidang mekanikal Bandar udara khususnya bidang Alat –
Alat Besar yaitu :
a) Runway Sweeper
27
Runway Sweeper yaitu salah satu alat dari Alat-Alat Berat yang
memiliki fungsi untuk membersihkan debu, kotoran atau FOD
(Foreign Object Damage) yang berada di Runway, Taxiway atau
Apron dan juga sebagai salah satu peralatan penunjang
operasional kebandarudaraan.
b) Tractor
28
Kendaraan PKP-PK adalah Kendaraan Utama yang dilengkapi
dengan peralatan pendukung operasional PKP-PK dan Kendaraan
Pendukung digunakan unit PKP-PK untuk melakukan tugas-tugas
operasional. Kendaraan utama PKP-PK adalah kendaraan jenis
foam tender, Rapid Intervention Vehicle termasuk rescue boat.
29
dirancang agar dapat memasok air untuk proses pemadaman api
minimal selama 30 menit.
2. Sistem pompa yang handal
Instalasi fire hydrant juga dilengkapi dengan ruang pompa.
Pump room merupakan ruangan yang berisi komponen header,
panel control, suction, pressure tank dan fire pump hydrant.
Pompa hydrant sendiri terdiri dari tiga jenis, yaitu :
a. Diesel Pump
b. Electric Pump
c. Jockey Pump
3. Sistem jaringan pipa yang memadai
Jaringan perpipaan hydrant merupakan sejumlah perlengkapan
pipa yang memiliki beragam diameter. Sistem jaringan pipa
inilah yang berfungsi untuk mengalirkan media air dari water
reservoir menuju ke jaringan output, seperti hydrant pillar.
4. Sistem output hydrant yang mencukupi
Fire hydrant sistem memiliki sistem output yang menjadi tempat
keluarnya media air yang mengalir dari jaringan perpipaan
hydrant. Sistem output hydrant berupa hydrant pillar dan
hydrant valve yang nantinya disambungkan dengan fire hose
reel agar dapat menyalurkan air ke titik kebakaran.
5. Hydrant box dengan aksesoris yang lengkap
Kinerja fire hydrant juga didukung oleh berbagai macam
aksesoris hydrant. Mulai dari hose nozzle, fire hose reel dan
hose rack. Aksesoris hydrant tersebut disimpan dalam hydrant
box agar lebih rapi dan selalu dalam kondisi yang siap
digunakan.
30
channel atau sungai atau parit atau gorong-gorong. Adapun jenis –
jenis Flow Sensor ialah : [6]
1. Sensor Contact
Flow Sensor kontak digunakan dalam aplikasi di mana
cairan atau gas yang diukur diperkirakan tidak akan tersumbat di
dalam pipa saat bersentuhan dengan bagian sensor yang bergerak
a. Thermal Mass Flow
31
Aliran vortex bergantung pada pengukuran jumlah pulse
vortex yang dihasilkan oleh bluff body yang terbenam dalam
aliran stream. Bluff body bekerja di dalam meter aliran
vortex. Saat aliran melewati tubuh gertakan ini, vortisitas
dihasilkan di kedua sisi tubuh gertakan. Laju aliran dapat
ditentukan dengan mengukur jumlah vortisitas.
2. Sensor non-contact
Flow Sensor kontak digunakan dalam aplikasi di mana
cairan atau gas yang diukur diperkirakan akan tersumbat di dalam
pipa saat bersentuhan dengan bagian sensor yang bergerak. Yang
termasuk non contact flow sensor yaitu :
a. Ultrasonic Flow Sensor
32
Flow transmitter Ultrasonic akan menangkap dan
mengolah signal dari sensor atau transduser dengan
memberikan jumlah kecepatan rata rata aliran dari media
yang diukur. Flowmeter ultrasonic memanfatkan getaran
suara ultra yang dihasilkan transducer untuk mengukur laju
aliran cairan. Ada dua jenis flowmeter ultrasonic yaitu
Doppler dan Transit Time. flow meter ultrasonic sangat ideal
untuk mengukur semua jenis fluida atau cairan yang
homogen dan tidak tergantung pada konduktifitas cairan.
b. Differential Pressur Flow Meter
33
3.2.3 Pompa
Menurut Tyler G. Hicks dalam bukunya Pump Operational
And Maintenance (2008:48) [7], pompa adalah mesin atau peralatan
mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari bagian rendah
ke bagian tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah
bertekanan rendah ke daerah yang bertekanan tinggi dan juga
sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem jaringan perpipaan.
c. Dynamic pump
Dynamic pump atau pompa dinamik terbagi menjadi beberapa
macam yaitu pompa sentrifugal dan pompa spesial-efek (special-
effect pump). Pompa-pompa ini beroperasi dengan menghasilkan
kecepatan fluida tinggi dan mengkonversi kecepatan menjadi
tekanan melalui perubahan penampang aliran fluida.
1. Pompa Sentrifugal
Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeler dan
saluran inlet di tengah-tengahnya. Dengan desain ini maka
pada saat impeler berputar, fluida mengalir menuju casing di
sekitar impeler sebagai akibat dari gaya
sentrifugal. Casing ini berfungsi untuk menurunkan
34
kecepatan aliran fluida sementara kecepatan putar impeler
tetap tinggi. Kecepatan fluida dikonversikan menjadi tekanan
oleh casing sehingga fluida dapat menuju titik outletnya.
Adapun jenis – jenis pompa sentrifugal yaitu:
a. Pompa sentrifugal vertical
b. Pompa sentrifugal horizontal
c. Pompa sentrifugal aksial (multistage dan singlestage)
d. Pompa sentrifugal radial
2. Special-Effect Pump
Pompa jenis ini digunakan pada industri dengan kondisi
tertentu. Yang termasPk ke dalam pompa jenis ini yaitu jet
(eductor), gas lift, hydraulic ram, dan electromagnetic.
d. Pompa Positive Displacement
Pompa positive displacement bekerja dengan cara memberikan
gaya tertentu pada volume fluida tetap dari sisi inlet menuju titik
outlet pompa. Kelebihan dari penggunaan pompa jenis ini adalah
dapat menghasilkan power density (gaya per satuan berat) yang
lebih besar. Dan juga memberikan perpindahan fluida yang
tetap/stabil di setiap putarannya.
1. Pompa Reciprocating
Pada pompa jenis ini, sejumlah volume fluida masuk ke
dalam silinder melalui valve inlet pada saat langkah masuk
dan selanjutnya dipompa keluar dibawah tekanan positif
melalui valve outlet pada langkah maju. Fluida yang keluar
dari pompa reciprocating, berdenyut dan hanya bisa berubah
apabila kecepatan pompanya berubah. Ini karena volume sisi
inlet yang konstan. Pompa jenis ini banyak digunakan untuk
memompa endapan dan lumpur.
35
Gambar 3.17 Pompa Reciprocating
(Sumber : https://www.google.com)
2. Rotary Pump
Rotary Pump adalah pompa yang menggerakkan fluida
dengan menggunakan prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh
rotasi dari pompa dan selanjutnya menghisap fluida masuk.
Keuntungan dari tipe ini adalah efisiensi yang tinggi karena
secara natural ia mengeluarkan udara dari pipa alirannya, dan
mengurangi kebutuhan pengguna untuk mengeluarkan udara
tersebut secara manual.
Fungsi utama dari pompa joki atau Jockey Pump adalah untuk
menstabilkan tekanan fluida di dalam sistem hydrant dan sprinkle
setelah pompa elektik mengisi saluran pipa dengan air dari tandon.
Saat terjadi kebakaran, pompa jockey memastikan hydrant dan
sprinkle terus memancarkan fluida dengan tekanan yang normal
selama proses pemadaman terjadi.Selain itu,[8] Adapun bagian –
bagian dari Jockey Pump adalah sebagai berikut :
36
Gambar 3.18 Bagian-Bagian Jockey Pump
(Sumber: https://bit.ly/3Xolvw5)
1. Motor Pompa
Motor berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
gerak atau energi mekanik sehingga mampu menggerakkan
impeler yang berada pada bagian pump. Pada bagian motor
terdapat dynamo yang berfungsi untuk menggerakan poros.
2. Coupling Motor Pump
Coupling Motor Pump digunakan untuk menghubungkan poros
sehingga dapat mentransfer kekuatan torsi dari motor ke pompa .
3. Impeller
Impeller adalah bagian yang berputar dari pompa sentrifugal,
yang berfungsi untuk mentransfer energi dari putaran motor
menuju fluida yang dipompa dengan jalan mengakselerasinya
dari tengah impeller ke luar sisi impeller.
4. Discharge Water dan Suction Water
Discharge Water yaitu bagian keluarnya air dari bagian pompa,
sedangkan suction water yaitu bagian masuknya air dari bak
penampungan.
37
3.2.5 Spesifikasi Jockey Pump CR 5 – 20
Adapun pompa jockey pada sistem hydrant yang ada di Kantor
Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto adalah type CR5 – 20
dengan tekanan 25 bar. Dengan motor penggerak dengan daya 3 kW.
Adapaun spesifikasi dari pompa dan motor penggerak menurut
manual book Grundfos Vertical Multistage Pump. [9]
38
3.2.6 Assembly Jockey Pump
39
3.2.7 Troubleshotting Jockey Pump
Berdasarkan Handbook Grundfos CR 5 – 20 terdapat beberapa
troubleshotting pada Jockey Pump. [9]
Sebab Memperbaiki
Motor tidak a. Kegagalan suplai Hubungkan satu daya
berjalan saat b. Sekring Putus Ganti Sekring
dihidupkan c. Pemulus sirkuit Aktifkan Kembali pemutus sirkuit
pelindung motor telah anjlok pelindung motor
d. Perlindungan ternal telah Aktifkan Kembali perlindungan
terputus termal
e. Kontak utama pada Ganti kontak atau kumparan
pemutus sirkuit pelindung magnet
motor tidak melakukan
kontak atau koil rusak
f. Sirkuit control rusak Perbaiki sirkuit kontrol
g. Motor rusak Ganti motornya
Kinerja pompa a. Tekanan saluran Periksa kondisi saluran masuk
tidak konstan masuk pompa terlalu rendah
b. Pipa atau pompa saluran Pipa saluran masuk atau pompa
masuk sebagian tersumbat
oleh kotoran
c. Pompa menarik udara Periksa kondisi saluran masuk
Pompa bekerja a. Pipa saluran masuk Bersihkan pipa saluran masuk atau
tetapi tidak atau pompa tersumbat oleh pompa
memberikan kotoran
tekanan b. Kavitasi Periksa kondisi saluran masuk
c. Ada kebocoran pada Periksa komponen pompa
komponen pompa
d. Ada udara dipipa hisap atau Periksa kondisi saluran masuk
pompa
e. Motor berjalan dengan Mengubah arah putaran motor
arah putaran salah
40
3.2.8 Sistem Kendali
Sistem kendali adalah suatu susunan komponen fisik yang
terhubung atau terkait sedemikian rupa sehinga dapat memerintah,
mengarahkan, atau mengatur diri sendiri atau sistem lain (Permana
et al., 2015). [10] Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau
pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel,
parameter) sehingga berada pada suatu harga range tertentu. Istilah
lain sistem kontrol atau teknik kendali adalah teknik pengaturan,
sistem pengendalian, atau sistem pengontrolan (Megido &
Ariyanto, 2016). [11]
41
Berdasarkan tipe kendalinya, sistem kendali terdiri atas 2 yaitu
sistem kendali loop terbuka dan sistem kendali loop tertutup:
1) Sistem Kendali Untai Terbuka Pada sistem kendali loop
terbuka, sinyal keluarannya tidak berpengaruh langsung
terhadap proses pengendalian. Sinyal keluaran yang dihasilkan
tidak dapat dikembalikan untuk mengubah sinyal masukan.
Sehingga setiap masukan memiliki kondisi yang tetap dan
harus dilakukan kalibrasi terlebih dahulu (Molle, Poekoel, &
Kambey, 2020).
42
sebuah microcontroller 8bit dengan merk Atmega yang dibuat oleh
perusahaan Atmel Corporation.(Rimbawati, Ardiansyah, &
Evalina, 2019) [12]
43
8. Flash Memory : 16KB (ATmega168) atau 32KB
(ATmega328) 2KB digunakan oleh Bootloader
9. SRAM : 1 KB (ATmega168) atau 2 KB (ATmega328)
10. EEPROM : 512 byte (ATmega168) atau 1KB (ATmega328)
11. Clock Speed : 16 MHz Ukuran Ukuran : 1.85cm x 4.3cm
44
6. Kekuatan Listrik: 1250 V/mnt
7. Kisaran tekanan air: ≤ 1,75 MPa
8. Suhu Fluida Operasional: ≤ 1200C
9. Kisaran Kelembaban: 35% – 90% RH
10. Resistansi Isolasi: ≥ 100 M ohms
3.2.11 Relay
Relay adalah suatu komponen atau rangkaian elektronika yang
bersifat elektronis dan sederhana serta tersusun oleh saklar, lilitan
dan poros besi. Cara kerja komponen ini dimulai pada saat
mengalirnya arus listrik melalui koil, lalu membuat medan magnet
sekitarnya sehingga dapat merubah saklar yang ada di dalam relay
tersebut (Sinaulan, yaulie d.y, & brave A, 2015). [13]
45
BAB IV
PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING
46
Bandar Udara, meliputi :
4.1.1 Unit Mekanikal
Di UPBU Budiarto, unit mekanikal terdapat dalam unit alat-
alat besar yang dibawahi oleh Seksi Teknik dan Operasi Bandar
Udara. Dengan ruang lingkup sebagai berikut :
47
e. RIV Ford Ranger dengan kapasitas DCP 250 kg
2. Tractor
48
3. Runway Sweeper
49
Gambar 4.5 Water Tank Car
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
50
untuk penampungan air dan akan didistribusikan
menggunakan jet pump menuju 2 tandon air yang masing-
masing berukuran 1000 liter yang berada di lantai paling atas
gedung kantor, kemudian air pada tandon dialirkan melalui
pipa distribusi menggunakan gaya gravitasi.
Tandon air dilengkapi dengan sensor radar air yang
digunakan sebagai pengganti saklar manual untuk
menghidupkan/mematikan jet pump yang akan memompa
dan mengisi air dalam tandon ketika air dalam tandon sudah
dalam batas ketentuan pengisian.
2. Sistem Hydrant
51
Gambar 4.8 Ground Water Tank
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Penampungan air sebagai tempat menyimpan air yang
nantinya akan dialirkan menuju jaringan output yaitu
hydrant pillar, sprinkler dan hydrant box. Penampungan
air atau ground water tank di Kantor Unit Penyelenggara
Bandar Udara Budiarto memiliki ukuran 7 m x 11 m
dengan kedalaman 2.2 m dengan kapasitas air 146,88 m3.
b. Sistem distribusi
52
Gambar 4.10 Rumah Pompa
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Ruang pompa merupakan sebuah ruang atau bangunan
yang berisi mesin utama instalasi hydrant yaitu pompa
hydrant dan panel pengendali sistem hydrant. Ukuran
rumah pompa di Kantor UPBU Budiarto yaitu 6 x 4 meter.
d. Pompa hydrant
Pompa hydrant berfungsi memindahkan air dari reservoir
ke sistem distribusi hydrant. Pompa hydrant ada 3 yaitu:
53
e. Panel Control.
Panel kontrol berfungsi mengatur dan mengendalikan
sistem kerja pompa hydrant agar dapat bekerja sesuai
fungsinya. Hydrant pump bekerja berdasarkan tekanan
yang ada pada instalasi pipa. Untuk mengatur sistem kerja
pompa berdasarkan tekanan, panel kontrol mendapatkan
input dari pressure switch.
54
Gambar 4.13 AC di UPBU Budiarto
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
4.1.2 Unit Listrik
UPBU Budiarto memiliki peralatan kelistrikan yang menjadi
tanggung jawab dalam unit listrik, sebagi berikut :
55
Jadwal pelaksanaan kegiatan On The Job Training taruna di Kantor
Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto mengikuti jam kerja
operasional (office hour).
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan On The Job Training
HARI JAM MASUK JAM PULANG
Senin – Jum’at 07:30 WIB 16:30 WIB
BULAN
KEGIATAN I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengumpulan
syarat OJT
Pengenalan unit
mekanikal
Observasi
permasalahan
Pengajuan judul
Pengerjaan BAB 1
Pengerjaan BAB 2
Pengerjaan BAB 3
Pengerjaan BAB 4
Pengerjaan BAB 5
Pengerjaan power
56
point
4.3 Permasalahan
Setelah melakukan pengamatan selama kurang lebih 5 bulan, ada salah
satu unit mekanikal yang menjadi konsentrasi pengamat sebagai
pengangkatan judul laporan pada kompetensi Water Pumping Sistem yaitu
permasalahan pada sistem Hydrant.
Permasalahan pada sistem hydrant di Kantor Unit Penyelenggara
Bandar Udara Budiarto yaitu, pressure gauge menunjukan tekanan pada
sistem hydrant turun dari 8 bar terus menerus.
Penurunan tekanan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Menurut
NFPA 20 standar instalasi pompa pada sistem hydrant salah satunya
terdapat pompa jockey yang berfungsi untuk menstabilkan tekanan air
pada sistem hydrant. Adanya kerusakan komponen komponen pompa yang
disebabkan oleh berputarnya terus menerus pompa jockey menjadi salah
satu perhatian untuk merancang sistem pengaman dari pompa jockey itu
sendiri. Oleh karena itu, penulis menganalisa dan membuat prototipe alat
pengamanan kerusakan pompa jockey.
57
Budiarto bertekanan sebesar 8 bar. Sehingga jika sistem tersebut
mengalami masalah yang mengakibatkan tekanan turun terus
menerus, sistem tersebut dapat dikatakan tidak layak dan tidak dapat
memenuhi dalam menangani proteksi kebakaran secara keseluruhan
kantor.
58
kerusakan alat dan kesiap siagaan Kantor UPBU Budiarto jika terjadi
kebakaran pada gedung.
59
sebagai penstabil tekanan mengalami kerusakan pada impeller
terkikis dan seal pompa yang kering sehingga pompa jockey tidak
dapat memberikan output tekanan air pada sistem hydrant.
1. Impeller
2. Seal Pompa
60
3. Tidak adanya pengaman untuk pompa jika tidak dapat
mengalirkan air.
Hasil analisa penulis komponen tersebut rusak akibat tidak
adanya pengaman saat pompa tersebut terus menerus hidup tanpa
ada air yang keluar. Sebagai pengamanan bagian – bagian pompa
jockey, penulis merancang sebuah alat otomatis untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada pompa ketika pompa tidak dapat
mengalirkan air.
61
(2014: 297) “metode penelitian dan pengembangan atau Research
and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut”.
Produksi
62
4.4.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penulisan ini adalah pembuatan prototipe
alat pengaman pompa sebagai gambaran sistem skala kecil agar
sistem tersebut dapat diimplementasikan sebagai alat pengaman
Jockey Pump pada sistem hydrant di kantor UPBU Budiarto.
63
4.4.4 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Arduino Nano Laptop
Sensor Flow Kabel mini USB
Mini Breadboard Kabel Male - male
Pompa Air 220 V Kabel Male - female
Relay Pipa
LED Wadah Penampung
Buzzer
64
2. Mikrokontroller Arduino Nano berfungsi sebagai
pengontrolan dan pemroses data.
3. Pompa air berfungsi sebagai pemompa air dari sumber
melalui pipa – pipa.
4. Relay berfungsi sebagai switch tegangan 220 pada pompa air.
5. LED dan Buzzer berfungsi sebagai indikator pompa mati.
b. Skema Rangkaian
Skema rangkaian pengaman pompa berbasis Arduino sebagai
berikut :
65
Arduino bekerja ketika pompa dalam keadaan hidup, sensor flow
mendeteksi adanya air atau tidak. Jika sensor flow mendeteksi
tidak ada aliran air dalam waktu 30 detik saat pompa menyala,
maka relay akan mendapatkan input dam mematikan pompa. Pada
saat pompa mati, LED dan buzzer menyala untuk
mengindikasikan bahwa pompa menyala tanpa mengalirkan air.
66
Gambar 4.23 Perancangan Software Prototipe
67
4.4.7 Hasil Pengujian Rangkaian
a. Pengujian Flow Meter
68
b. Pengujian Rangkaian Prototipe
69
rancangan rangkaian Jockey Pump ketika ditambahkan sistem
pengaman pompa :
70
4. Lampu 220 V AC
5. Buzzer 220 V AC
6. Kabel NYM 380 V AC atau 220 V AC
71
Gambar 4.29 Perencanaan pemasangan sensor flow
Sebelum Sesudah
72
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil uraian pada bab 4 maka pada jockey pump sistem hydrant
di Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Budiarto dapat diambil
kesimpulan :
1. Turunnya tekanan secara terus menerus disebabkan ada permasalahan
kavitasi pada pompa jockey yang berdampak pada kerusakan impeller
dan seal pompa karena pompa berputar terus menerus tanpa ada air
yang keluar. Pompa dan impeller rusak dikarenakan tidak ada sistem
pengaman. Untuk melindungi komponen – komponen pompa di masa
mendatang prototipe sistem pengaman pompa otomatis yang dibuat
penulis dapat mengamankan komponen-komponen pompa dengam
mematikan pompa secara otomatis jika tidak terdapat air yang keluar
saat pompa terus menerus bekerja selama 30 detik. Hal ini, agar tidak
terjadi kerusakan apabila terdapat permasalahan pompa yang terus
menerus bekerja tanpa mengeluarkan air. Modifikasi rangkaian pompa
jockey yang dirancang penulis dapat memberikan gambaran sistem
73
pengaman pompa yang dapat diimplementasikan pada sistem hydrant
di Kantor UPBU Budiarto untuk mengamankan komponen –
komponen pompa apabila terjadi permasalahan pompa tidak dapat
mengalirkan air saat kondisi menyala.
2. Sistem alat pengaman kerusakan pompa yang dibuat penulis dapat
digunakan pada sistem pemompaan yang belum terdapat alat
pengaman.
5.2 Saran
Adapun saran yang penulis berikan dalam laporan OJT “Prototipe
alat pengaman kerusakan pompa jockey pada sistem hydrant di kantor unit
UPBU Budiarto - Curug” adalah sebagai berikut :
74
DAFTAR PUSTAKA
75
[8] Sistem Hydrant, “Pengertian”. (28 Desember 2023) https://www.mjs-
quickfire.com/post/jockey-pump-pada-sistem-fire-hydrant-dan-fire-
sprinkler/.
[9] Lenntech BV. 2013. Grundfos Jockey Pump CR5-20 A-A-A-E-HQQE.
[10] Permana, A., Triyanto, D., & Rismawan, T. (2015). Rancang Bangun
Sistem Monitoring Volume Dan Pengisian Air Menggunakan Sensor
Ultrasonik. Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan, 03(2), 76–87.
[11] Sugiyono, (2012). Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung :
ALFABETA.
[12] Megido, A., & Ariyanto, E. (2016). Sistem Kontrol Suhu Air
Menggunakan Pengendali Pid. Dan Volume Air Pada Tangki Pemanas Air
Berbasis Arduino Uno. Gema Teknologi, 18(4), 21–28.
[13] Rimbawati, Lubis, F., & Siregar, R. B. (2021). Perancangan Sistem Filtrasi
Air Siap Minum Berbasis Tenaga Surya Di Bintang Asih. Martabe, 4(3),
805–813.
[14] Sinaulan, O. M., Yaulie D.Y, R., & Brave A, S. (2015). Perancangan Alat
Ukur Kecepatan Kendaraan Menggunakan Atmega 16. Teknik Elektro
Dan Komputer, 60–70.
76
LAMPIRAN
77
Lampiran 1
78
79
Lampiran 2
80
Lampiran 3
81
82
Lampiran 4
83
84
85
Lampiran 5
86
Lampiran 6
87
88
89
Lampiran 7
90
91
DOKUMENTASI KEGIATAN OJT II
92
Uji Coba Alat Bersama Kasi Teknik
dan Operasional Bandara dan Pra Sidang
Supervisor
93