Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL JURNAL REVIEW (CJR)

CRITICAL JURNAL REVIEW

MK. SISTEM BANGUNAN


IRIGASI + TUGAS
PERENCANAAN

PRODI S1 TEKNIK SIPIL

SKOR NILAI:

NAMA : Andre Alfama Afrizal NST

NIM : 5193550004

NAMA DOSEN : - Dr. Ir. Rumilla Harahap, MT

- Sarra Rahmadani, S.T., M.eng.

MATA KULIAH : SISTEM BANGUNAN IRIGASI + TUGAS


PERENCANAAN

KELAS : Reguler B Teknik Sipil S1 2019

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL B 2019

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat TUHAN Yang Maha Esa, karena berkat
anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Critical Jurnal Review (CJR) ini yang diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Bangunan Irigasi + Tugas Perencanaan tepat
waktu.

Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:


Ibu Sarra Rahmadani, S.T., M.eng. selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Bangunan
Irigasi + Tugas Perencanaan, yang telah memberikan tugas ini dan bimbingannya sehingga
tugas ini berjalan dengan baik.

Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
kesalahan yang ada.

Medan, 18 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3

A Rasionalisasi Pentingnya CJR ..................................................................................... 1

B Tujuan Penulisan CJR ................................................................................................. 1

C Manfaat CJR ................................................................................................................ 1

D Identitas Jurnal ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Jurnal Utama ............................................................................................................... 3

2.1.1 ABSTRAK PENELITIAN ................................................................................. 3

2.1.2 TUJUAN PENELITIAN .................................................................................... 3

2.1.3 METODE PENELITIAN ................................................................................... 4

2.1.4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 6

2.2 Jurnal Pembanding ...................................................................................................... 9

2.2.1 ABSTRAK PENELITIAN ................................................................................. 9

2.2.2 TUJUAN PENELITIAN .................................................................................... 9

2.2.3 METODE PENELITIAN ................................................................................... 9

2.2.4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 10

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL ..................................................... 12

3.1 Jurnal Utama ............................................................................................................. 12

3.1.1 KELEBIHAN ................................................................................................... 12

3.1.2 KEKURANGAN .............................................................................................. 12

3.2 Jurnal Pembanding .................................................................................................... 12

3.2.1 KELEBIHAN ................................................................................................... 12

3.2.2 KEKURANGAN .............................................................................................. 12


BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 13

4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13

4.2 Saran .......................................................................................................................... 13

4.3 Rekomendasi ............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14


BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CJR

Dalam mempelajari suatu hal kerap sekali kita membutuhkan referensi untuk
mendukung ilmu yang akan kita pelajari. Namun terkadang kita bingung mencari sumber
referensi yang akan kita pakai karena tidak mengetahui info tentang referensi yang kita
pakai.

Salah satu referensi yang cukup awam di pakai adalah jurnal. Namun, dari begitu
banyaknya jurnal yang ada di dunia dan begitu banyak judul penelitian yang di terbitkan
kita tidak lantas dapat memilih jurnal mana yang akan kita pakai. Untuk mengatasi hal
itu maka dilakukanlah kegiatan CRITICAL JURNAL REVIEW ini untuk membantu
dalam memberikan review jurnal yang akan digunakan sebagai referensi oleh
pembacanya. Terutama untuk judul yang ingin di pelajari. Sehingga, memberikan
kemudahan kepada pembaca.

B. Tujuan penulisan CJR

Mengkritisi atau membandingkan satu topik materi kuliah Sistem Bangunan Irigasi +
Tugas Perencanaan dalam dua atau lebih jurnal yang berbeda.

C. Manfaat CJR

1. Untuk menambah wawasan tentang sistem pengairan atau irigasi, dan kebutuhan air yang
ada di beberapa daerah di Indonesia.

2. Untuk mengetahui metode dan cara dalam penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
jaringan irigasi di Indonesia .

3. Untuk memenuhi salah satu tugas pada kurikulum KKNI.

4. Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam mengevaluasi jurnal.


D. Identitas Jurnal

1. Jurnal Utama
Judul Artikel : KETAHANAN AIR IRIGASI PADA WILAYAH SUNGAI DI
INDONESIA IRRIGATION WATER SECURITY AT RIVER
BASIN AREAS IN INDONESIA
Nama Jurnal : Jurnal Irigasi
Penulis : Waluyo Hatmoko dan Radhika dan Rendy Firmansyah dan
Anthon Fathoni
Instansi : Puslitbang Sumber Daya Air, Balitbang Kementrian PUPR
Volume dan No : Vol. 12, No. 2
Tahun : 2018
Kota Terbit : Bandung
Halaman : Hal 65 – 76

2. Jurnal Pembanding
Judul Artikel : SISTEM PENGONTROL IRIGASI OTOMATIS
MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ARDUINO UNO
Nama Jurnal : Jurnal Teknik Sipil Terapan
Penulis : Selamet Samsugi, Zinabun Mardiyansyah dan Andi Nurkholis
Instansi : Universitas Teknokrat Indonesia
Volume dan No : Vol. 1, No. 1
Tahun : 2020
Kota Terbit : Lampung
Halaman : Hal 17-22
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jurnal Utama


2.1.1 ABSTRAK PENELITIAN
Ketahanan air merupakan kemampuan masyarakat untuk menjaga keberlanjutan dalam
pemenuhan kebutuhan air untuk berbagai keperluan dan mengelola bencana terkait air.
Nilai indikator ketahanan air pada negara-negara di Asia telah dirumuskan dan dihitung
oleh Asian Development Bank (ADB), namun ketahanan air pada tingkat wilayah sungai,
termasuk juga ketahanan air irigasi masih belum dikaji. Irigasi di Indonesia merupakan
pengguna air terbesar, dan oleh karena itu ketahanan air irigasi berperan penting dalam
pengelolaan sumber daya air. Makalah ini merumuskan, menghitung dan memetakan
ketahanan air untuk irigasi pada seluruh wilayah sungai di Indonesia. Metode yang
digunakan untuk menghitung ketahanan air irigasi diadopsi dari ADB, kemudian
dikembangkan sesuai dengan kondisi ketersediaan data dan karakteristik wilayah sungai
di Indonesia, dengan asumsi bahwa masingmasing wilayah sungai kondisinya homogen.
Disimpulkan bahwa ketahanan air irigasi pada wilayah sungai di Indonesia pada
umumnya berada dalam kondisi “sedang”. Kondisi “sangat buruk” hanya terjadi pada
wilayah sungai Ciliwung-Cisadane dan Progo-Opak-Serang. Kondisi “buruk” meliputi
wilayah sungai Bangka, Belitung, CidanauCiujung-Cidurian, Ciliman-Cibungur, Bali-
Penida, dan Lombok. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan air
irigasi adalah dengan mengembangkan dan meningkatkan kinerja jaringan irigasi,
meningkatkan keandalan pasok air dengan pembangunan waduk dan embung, serta
mengurangi tekanan penggunaan air dengan penghematan air.

2.1.2 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai
kondisi ketahanan air irigasi pada wilayah sungai di Indonesia, sebagai masukan terhadap
pengembangan sumber daya air, dan khususnya pengembangan irigasi pada wilayah
sungai di Indonesia.

2.1.3 METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada seluruh wilayah sungai di Indonesia. Nilai ketahanan
air irigasi diidentifikasi pada setiap wilayah sungai berdasarkan indikator-indikator yang
telah dirumuskan dan data pendukungnya. Dalam hal ini, kondisi dalam satu wilayah
sungai diasumsikan homogen.
3.2. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan indikator ketahanan air yang diadopsi dari ADB
(2016), namun dikembangkan dan disesuaikan dengan ketersediaan data dan karakteristik
wilayah sungai di Indonesia. Bobot masing-masing indikator yang nilainya sama pada
ADB (2016), juga tidak dibuat sama nilainya, melainkan dipertimbangkan kembali
menurut relevansi dan kepentingan pengembangan sumber daya air di Indonesia.
Metode Analytical Hierarvhy Process (AHP) yang merupakan suatu Decision
Support System (DSS) untuk mendukung pengambilan keputusan dengan memberi bobot
kriteria dan menyusun urutan prioritas, dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan
bobot masing-masing indikator, yang juga merupakan kriteria Ketahanan Air Irigasi.
Sedangkan proses pengolahan peta untuk konversi dari data provinsi ke wilayah sungai
serta penyajian hasil peta dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis (GIS).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Indikator Variabilitas Pasok Air
Indikator variabilitas ketersediaan air yang dinyatakan dengan besaran statistik
koefisien variasi limpasan Cv di wilayah sungai. Semakin tinggi nilai koefisien variasi
maka semakin bervariasi pasok air atau debit limpasan (runoff), pada musim hujan
limpasan tinggi dan kering pada musim kemarau, yang berarti pasok air tidak dapat
diandalkan, dan nilai indikator semakin buruk. Dengan adaptasi kriteria serupa untuk
hujan dari ADB (2016)
4.2. Indikator Tampungan
Indikator tampungan merupakan rasio antara jumlah kapasitas tampungan
terhadap jumlah rerata air yang tersedia pada wilayah sungai. Semakin banyak air yang
dapat ditampung pada musim hujan, akan semakin banyak pula yang dapat digunakan
pada musim kemarau, menstabilkan pasok, dan meningkatkan nilai ketahanan air.
4.3. Indikator Tekanan Penggunaan Air
Besarnya ketersediaan air relatif terhadap penggunaan atau kebutuhan air yang
dinyatakan sebagai rasio antara kebutuhan air terhadap ketersediaan air dinamakan
Indeks Penggunaan Air (IPA), dan menyatakan Tekanan Penggunaan Air. Semakin tinggi
nilai IPA, semakin sulit mendapatkan air karena ketersediaan air yang relatif kecil
dibandingkan dengan kebutuhan air.
4.4. Indikator Swasembada Beras
Indikator swasembada beras merupakan kebalikan dari ketergantungan beras.
Kriteria ketergantungan beras menyatakan ketergantungan suatu wilayah sungai terhadap
beras. Indikator ketergantungan beras merupakan rasio antara kebutuhan beras dan
produksi beras pada wilayah sungai, dengan mengadopsi kriteria yang digunakan ADB
(2016) yang aslinya adalah ketergantungan pangan dalam bentuk air maya.
4.5. Indikator Produktivitas Sawah
Data produktivitas sawah diperoleh dari BPS, untuk provinsi di Indonesia. Untuk
memperoleh nilai produktivitas sawah pada wilayah sungai, maka dilakukan analisis
informasi geografis dengan cara tumpang tindih dengan asumsi homogenitas dalam
provinsi, sehingga dapat dilakukan perhitungan produktivitas di wilayah sungai, dengan
cara perbandingan luas provinsi yang masuk dalam wilayah sungai yang dikaji.
4.6. Indikator Ketahanan Air Irigasi
1. Penentuan bobot indikator
Dari lima buah indikator yang dikaji, yaitu produktivitas sawah, swasembada
beras, tampungan, variabilitas hujan, dan tekanan penggunaan air, tidaklah memiliki
bobot atau pengaruh yang sama terhadap ketahanan air irigasi. Untuk menentukan bobot
masing-masing indikator, dilakukan penilaian dengan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP), berdasarkan pengelompokan tiga kriteria: a) variabilitas pasok, b)
tekanan penggunaan air dalam bentuk Indeks Penggunaan Air (IPA), dan c) kondisi
irigasi.
2. Peta Ketahanan Air Irigasi
Hasil Peta Ketahanan Air Irigasi pada wilayah sungai di Indonesia disajikan pada
Gambar 8, sedangkan detail nilai indikator pada beberapa wilayah sungai dinyatakan
dalam Diagram Radar pada Gambar 9. Pada umumnya ketahanan air irigasi di Indonesia
selain Jawa adalah dalam kondisi “sedang” dan “baik”.
3. Validasi hasil
Untuk validasi hasil perhitungan nilai ketahanan air pada wilayah sungai, berikut
ini adalah cuplikan berita-berita terkait dengan masalah kekurangan air irigasi.
4. Upaya peningkatan ketahanan air irigasi
Peningkatan ketahanan air irigasi dilakukan berdasarkan indikator ketahanan air
irigasi, yaitu: (i) menambah tampungan air berupa waduk, embung dan sebagainya; (ii)
menambah luas irigasi jika kondisi ketersediaan pasok airmemungkinkan; (iii)
penghematan air irigasi, antara lain dengan meningkatkan efisiensi irigasi; dan (iv)
penghematan air untuk pengguna air lainnya.

2.2 Jurnal Pembanding


2.2.1 ABSTRAK PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan merancang dan mengimplementasikan sebuah rangkaian yang
berfungsi untuk membuka dan menutup pintu irigasi secara otomatis. Dengan
menggunakan sistem pengontrol irigasi otomatis agar dapat memudahkan petani dalam
mengontrol masukknya air dalam aliran irigasi. Dengan berkembangnya teknologi,
adanya sensor dan mikrokontroler, mempermudah dalam membuat alat pengontrol irigasi
otomatis dengan menggunakan sensor ultrasonik. Untuk membaca jarak air apabila jarak
air normal, maka motor servo akan terbuka 180º. Dan jika air mengalami ketinggian
dalam jarak yang tertentu, maka motor servo akan bergerak menutup. Sebagai pengontrol
jarak air, sensor ultrasonik membaca jarak air yang akan di tampilkan ke layar LCD.
Adaptor berfungsi sebagai penyuplai arus AC (220V) ke DC (12V) yang digunakan
untuk mengaliri arus ke arduino. Agar aliran irigasi berfungsi secara otomatis, maka
diperlukan mikrokontroler Arduino UNO R3 untuk menerima datadata yang dikirim dari
motor servo, sensor ultrasonik. Sehingga alat ini bisa diprogram untuk melakukan
pengontrolan pada aliran irigasi berdasarkan perintah yang telah ditentukan.

2.2.2 TUJUAN PENELITIAN


Untuk merancang dan mengimplementasikan sebuah rangkaian yang berfungsi untuk
membuka dan menutup pintu irigasi secara otomatis. Dengan menggunakan sistem
pengontrol irigasi otomatis agar dapat memudahkan petani dalam mengontrol masukknya
air dalam aliran irigasi.

2.2.3 METODOLOGI PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan terdiri beberapa tahapan yaitu, studi literatur dan
observasi, analisis data, persiapan alat dan bahan, desain, implementasi, pengujian.
Analisis data yang baik sangat membantu untuk proses penyelesaian masalah dan
menghasilkan suatu teknologi. berikut adalah penjabaran dari lima tahapan yang
dilakukan:
A. Studi Literatur dan Observasi
Pada tahap ini, dilakukan studi literatur terlebih dahulu. Studi literatur dilakukan
dengan memahami dan mempelajari konsep sistem kontrol irigasi yang hendak
dibangun, yang kemudian pencarian solusi terhadap alat dan bahan yang dibutuhkan.
Demi tercapainya kegunaan pada sistem yang dikembangkan, dilakukan juga
observasi secara langsung di lahan tani untuk memperoleh spesifikasi alat yang
dibutuhkan secara tepat.
B. Persiapan Alat dan Bahan
Berdasarkan hasil tahapan sebelumnya, pada tahap ini dilakukan proses
mempersiapkan kebutuhan alat dan bahan dalam membangun alat. Berikut adalah
beberapa komponen alat yang dibutuhkan: 1. Komputer/laptop, digunakan dalam
membuat program yang kemudian diunggah dengan memanfaatkan software Arduino
IDE ke mikrokontroler Arduino. 2. Bor, digunakan untuk membuat lubang pada
talang dan paralon sebagai tempat keluar masuknya air. 3. Solder, digunakan untuk
menggabungkan komponen-komponen agar saling terhubung sesuai dengan
rancangan yang dibuat. 4. Timah Solder, berbentuk seperti kawat yang akan
dilelehkan dengan solder sebagai perekat untuk tiap-tiap komponen. 5. Pisau Cutter,
digunakan untuk memotong talang dan paralon agar sesuai dengan ukuran.
2.2.4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem pengontrol irigasi secara otomatis dibangun menggunakan Arduino UNO
(sebagai pusat kontrol), sensor ultrasonik HCSRF-04 (sebagai pendeteksi debit air), serta
beberapa komponen elektronika lainnya (sebagai penunjang kesatuan alat). Alat yang
telah dibangun Sistem yang telah dibangun pada Gambar 7 memiliki alur proses sebagai
berikut: • Pada awal sistem akan mulai memproses komponen untuk instalasi sensor
ultrasonik. • Sensor ultrasonik membaca jarak air dan mengirim data ke arduino. •
Kemudian sensor ultrasonik mengirimkan data ke arduino, dan memproses ke motor
servo. • Jika jarak air dengan sensor ultrasonik lebih dari 10 cm, maka motor servo
terbuka. • Jika jarak air dengan sensor ultrasonik 7 cm, maka motor servo menutup ½. •
Jika jarak air dengan sensor ultrasonik kurang dari 5 cm, maka motor servo akan
menutup total. Dalam menunjang keberhasilan alur proses tersebut, pada penelitian ini
dilakukan beberapa pengujian. Mulamula pengujian dilakukan dengan terpisah, mulai
dari komponen-komponen (LCD 16x2 karakter, motor servo, dan sensor ultrasonik) yang
digunakan dalam perancangan alat ini sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan.
Setelah itu pengujian dilanjutkan dengan pengujian dari keseluruhan rangkaian
komponen mikrokontroler yang telah terpasang.
A. Pengujian LCD
Pada tahap ini dilakukan pengujian komunikasi mikrokontroler Arduino UNO
dengan module LCD 16x2, pada alat ini module LCD 16x2 digunakan sebagai
monitoring untuk mengetahui kondisi kerja sistem pemantauan lebih mudah. Serta
untuk melihat ketinggian air yang akan ditampilkan pada LCD.
A. Pengujian Motor Servo
Pengujian motor servo digunakan untuk mengatur buka dan tutupnya secara
otomatis sesuai yang sudah di atur.
B. Pengujian Sensor Ultrasonik
Pengujian sensor ultrasonik ini bekerja berdasarkan pantulan gelombang
untuk mendeteksi keberadaan suatu objek atau benda tertentu yang berada
didepan sensor ultrasonic.
C. Pengujian Kesatuan Alat
Dari hasil pengujian alat secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa jika
jarak permukaan air ke sensor ultrasonik lebih dari sama dengan 10 cm,
maka pintu irigasi terbuka 3.5 cm dari bawah permukaan air. Sedangkan
jika jarak air mencapai 7 cm dari permukaan air, maka pintu irigasi tertutup
2 cm dan jika jarak air mencapai kurang dari sama dengan 5 cm dari
permukaan air, maka pintu irigasi akan tertutup total.
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL

3.1 Jurnal Utama

3.1.1 KELEBIHAN
Bahasa yang digunakan dalam jurnal ini sudah cukup baku dan materi yang
disampaikan juga mudah untuk dipahami. Data-data hasil survey/penelitian juga
dipaparkan dengan lengkap.

3.1.2 KEKURANGAN
Terdapat susunan kata-kata atau penyusunan penjelasan yang sedikit sulit untuk
dipahami. Dan tidak adanya saran yang diberikan

3.2 Jurnal Pembanding

3.2.1 KELEBIHAN
Pemaparan materi dan data – data hasil penelitian sangat lengkap dan jelas. Bahasa
yang digunakan sudah cukup baku.

3.2.2 KEKURANGAN
Tidak dijelaskan metode seperti apa yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada jurnal pertama Ketahanan air irigasi pada wilayah sungai di Indonesia pada
umumnya dalam kondisi “sedang” dan “baik”. Kondisi “sangat buruk” hanya terjadi pada
wilayah sungai Ciliwung-Cisadane dan Wilayah Sungai Progo-Opak-Serang. Upaya yang
dapat dilakukan adalah pembangunan tampungan air berupa waduk dan embung, serta
penghematan air untuk semua pengguna air.
Dan pada jurnal pembanding Berhasil membangun sistem pengontrol irigasi
menggunakan mikrokontroler Arduino UNO, yang dapat digunakan untuk membantu
pengairan pertanian kebun ataupun sawah lebih secara otomatis. Berdasarkan hasil
pengujian dan analisis alat secara menyeluruh, diperoleh bahwa, 1) Dengan
menggunakan alat motor servo, pintu irigasi dapat membuka dan menutup secara
otomatis sesuai jarak air dengan bantuan komponen sensor ultrasonik yang terhubung
melalui mikrokontroler arduino uno, 2) Dengan menggunakan sensor ultrasonik sebagai
alat pembaca jarak air. Pintu irigasi dapat bekerja (membuka dan menutup) secara
otomatis dengan mengirimkan data yang diterima arduino untuk diproses, lalu motor
servo akan bekerja sebagai penggerak pintu irigasi.
4.2 Saran
Beberapa saran untuk pembaca agar tidak mudah diselewengkan oleh pihak lain.
Tidak seperti jurnal-jurnal lain, yang cenderung terlalu dalam dan menjelimet. Jurnal ini
justru memberikan materi yang mudah dimengerti oleh pembacanya.

4.3 Rekomendasi
Semoga dengan adanya tugas CJR ini dapat membuat mahasiswa berfikir kritis dan
aktif dalam mempelajari pengetahuan serta menambah minat dalam membaca jurnal.
DAFTAR PUSTAKA

Hatmoko, Waluyo. Radhika. Firmansyah, Rendy. Fathoni, Anthon (2017). KETAHANAN AIR
IRIGASI PADA WILAYAH SUNGAI DI INDONESIA IRRIGATION WATER
SECURITY AT RIVER BASIN AREAS IN INDONESIA . Jurnal Irigasi. Vol. 12, No. 2
Hal 65-76

Samsugi, Selamet. Mardiyansyah, Zainabun. Nurkholis, Andi (2020). SISTEM PENGONTROL


IRIGASI OTOMATIS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ARDUINO UNO.
Jurnal Teknik Sipil Terapan. . Vol. 1, No. 1. Hal 17-22

Anda mungkin juga menyukai