widhi.abas@gmail.com
ABSTRACT
Indonesia needs to have complete facilities and infrastructure to improve the quality
and quantity of work, especially in Badung Regency which is the largest tourism area in
Bali. Where the floors addition to be carried out on the Multipurpose Denpasar city police
building has the same room function as the existing floor. Planning for the addition of this
building floor while maintaining the three floors of the existing building so that it does not
need to be dismantled. The structural strengthening is a step to increase the capacity of a
building due to floors addition or changes in building functions. With the floor addition, then
the stethening reinforced concrete structures of existing method is carried out by using
concvete jacketing method.
ABSTRAK
Indonesia perlu memiliki fasilitas maupun sarana prasarana yang lengkap untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam bekerja khususnya pada Kabupaten Badung
yang merupakan daerah pariwisata terbesar di Bali. Dimana penambahan lantai yang akan
dilakukan pada gedung Serbaguna Polresta Denpasar memiliki fungsi ruangan yang sama
dengan lantai eksisiting Perencanaan penambahan lantai bangunan ini dengan tetap
mempertahankan tiga lantai bangunan eksisting sehingga tidak perlu dibongkar. Perkuatan
struktur merupakan suatu langkah untuk meningkatkan kapasitas suatu bangunan akibat
penambahan lantai atau perubahan fungsi bangunan. Dengan adanya penambahan
lantai,maka dilakukan metode perkuatan struktur beton bertulang bangunan eksisting
dengan menggunakan metode concrete jacketing
2.4.1 Balok 𝑑
𝑀𝑛𝑐 = 𝐶𝑐 . (𝑑 − ) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
2
A. Menghitung kuat lentur balok
𝐶𝑐 = 0,85. 𝑓′𝑐 . 𝑎. 𝑏
Berikut ini dilukiskan bentuk
𝑀𝑛𝑠 = 𝐶𝑠 . (𝑑 − 𝑑 ′ )𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
penampang balok yang dilengkapi dengan
𝐶𝑠 = 𝐴𝑠 ′. 𝑓𝑠 ′
distribusi regangan dan tegangan balok.
𝑀𝑟 = ∅. 𝑀𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ∅ = 0,90
B. Menghitung kuat geser balok
Jenis sengkang yang biasa dipakai
dibedakan berdasarkan jumlah kakinya,
Gambar 2. 2. Distribusi Regangan dan yaitu: sengkang 2 kaki, sengkang 3 kaki,
Tegangan pada Balok Tulangan Rangkap dan sengkang 4 kaki seperti terlukis pada
(Sumber: Asroni, 2010)
Gambar 3 berikut:
1. Gaya tekan beton (Cc)
Tegangan tekan persegi ekivalen dapat
dihitung besar gaya tekan beton sebagai
berikut:
𝐶𝑐 = 0,85. 𝑓𝑐′ . 𝑎. 𝑏 Gambar 2.3.Berbagai Jenis Sengkang pada
Balok
2. Gaya tekan baja tulangan (Cs)
(Sumber: Asroni, 2010)
Gaya tekan baja tulangan (Cs) dapat
dihitung dengan cara membuat perkalian
Pasal 11.1.1 hal.87 SNI 03-2847-2013 Gaya tarik bagian kiri ditahan oleh
∅. 𝑉𝑛 ≥ 𝑉𝑢 tulangan, sebesar:
𝑉𝑛 = 𝑉𝑐 + 𝑉𝑠 𝑇𝑠 = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑠
2. Gaya geser yang ditahan beton (Vc) Gaya tekan yang ditahan beton bagian
2013, untuk komponen struktur yang Gaya tekan yang ditahan oleh
dikenai geser dan lentur saja, rumus tulangan kanan (Cs), yaitu:
Diperoleh persamaan beban sentris (Po) ukuran/dimensi kolom, dan jumlah serta
sebagai berikut: letak baja tulangan yang ada/terpasang pada
𝑃𝑜 = 0,85. 𝑓𝑐 ′ . (𝐴𝑔 − 𝐴𝑠𝑡 ) + 𝐴𝑠𝑡 . 𝑓𝑦 kolom tersebut. Hubungan antara beban
Pasal 10.3.6.1 dan 10.3.6.2 hal.75 SNI 03- aksial dan momen lentur digambarkan
2847-2013 persamaan beban sentris untuk dalam suatu diagram yang disebut diagram
komponen struktur non-prategang adalah interaksi kolom M-N.
sebagai berikut:
a. Untuk komponen struktur dengan
tulangan spiral
∅𝑃𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,85. ∅[0,85. 𝑓′𝑐 . (𝐴𝑔
− 𝐴𝑠𝑡 ) + 𝐴𝑠𝑡 . 𝑓𝑦 ]
b. Untuk komponen struktur dengan
tulangan sengkang Gambar 2.4. Contoh Diagram Interaksi
∅𝑃𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,80. ∅[0,85. 𝑓′𝑐 . (𝐴𝑔 Kolom M-N
(Sumber: Asroni, 2010
− 𝐴𝑠𝑡 ) + 𝐴𝑠𝑡 . 𝑓𝑦 ]
Gaya (kN) Lengan ke sumbu (m) Momen (kNm)
B. Menghitung kuat geser kolom
−𝑇𝑠 = −𝐴𝑠 . 𝑓𝑠 ℎ 𝑇𝑠 × 𝑍𝑠
−𝑍𝑠 = − ( ) − 𝑑𝑠
2
1. Gaya geser rencana, gaya geser
𝐶𝑐 = 0,85. 𝑓′𝑐 . 𝑎. 𝑏 ℎ 𝑎 𝐶𝑐 × 𝑍𝑐
𝑍𝑐 = ( ) − ( )
2 2
nominal, gaya geser yang ditahan
𝐶𝑠 = 𝐴𝑠 ′. 𝑓𝑠 ′ ℎ 𝐶𝑠 × 𝑍𝑠 ′
𝑍𝑠 ′ = ( ) − 𝑑𝑠 ′
2
oleh beton dan sengkang
Pn Mn
dirumuskan sebagai berikut:
Pasal 11.1.1 hal.87 SNI 03-2847-
Menghitung momen nominal (Mn) dan
2013
momen rencana (Mr)
∅. 𝑉𝑛 ≥ 𝑉𝑢
𝑎
𝑀𝑛𝑐 = 0,85. 𝑓′𝑐 . 𝑎. 𝑏. (𝑑 − 2)
𝑉𝑛 = 𝑉𝑐 + 𝑉𝑠
𝑀𝑛𝑠 = 𝐴𝑠 ′. 𝑓𝑠 ′. (𝑑 − 𝑑𝑠 ′) 2. Gaya geser yang ditahan beton (Vc)
𝑀𝑛 = 𝑀𝑛𝑐 + 𝑀𝑛𝑠 dihitung dengan rumus:
𝑀𝑟 = ∅. 𝑀𝑛 Pasal 11.2.1.2 hal. 89 SNI 03-2847-
Beban yang bekerja pada kolom, 2013, untuk komponen struktur yang
biasanya berupa kombinasi antara beban dikenai geser dan lentur saja, rumus
aksial dan momen lentur. Besar-beban yang digunakan adalah sebagai berikut:
aksial dan momen lentur yang mampu 𝑉𝑐 = 0,17𝜆. √𝑓′𝑐 . 𝑏. 𝑑
ditahan oleh kolom bergantung pada
Pasal 11.4.7.1 hal. 93 SNI 03-2847- Gedung Serbaguna Polresta Denpasar yang
2013 bila Vu melebihi øVc, maka berada di jalan Gunung Sanghyang No.110,
tulangan geser harus dihitung sebagai Padangsambian, Denpasar.
berikut:
3.2 Skema Perencanaan
𝐴𝑣 . 𝑓𝑦𝑡 . 𝑑
𝑉𝑠 =
𝑠 Skema perencanaan pelaksanaan
Dihitung luas begel terpasang Av,t
disajikan pada Gambar 3.1
dengan rumus:
𝑛
𝜋.𝑑𝑝2 .𝑆
4
𝐴𝑣,𝑡 =
𝑠
3 METODE PENRENCANAAN
Jenis Mu Mr Mu ≤ Keterangan
Balok (kNm) (kNm) Mr
BI 297,116 533,408 Oke Tidak diperkuat
BA 165,395 189,381 Oke Tidak diperkuat Gambar 4.3 Diagram interaksi kolom K2
SLOOP 80,804 155,955 Oke Tidak diperkuat eksisting
RB 74,533 295,224 Oke Tidak diperkuat
Sumber : Hasil analisis
Kolom K2 eksisting berada di luar diagram Tabel 4.7 Analisis balok tumpuan
rencana pada interaksi kolom berati kolom tambahan lantai
Jenis Vu (kN) Vn Vu ≤ Keterangan
eksisting mampu menahan beban yang
Balok (kN) Vn
bekerja. BI 308,250 358,988 Oke Tidak diperkuat
BA 148,405 233,118 Oke Tidak diperkuat
SLOOP 72,464 200,759 Oke Tidak diperkuat
4.4.3 Kuat Geser kolom eksisting RB 71,554 259,930 Oke Tidak diperkuat
Sumber : Hasil analisis
Tabel 4.4 Analisis kolom geser eksisting
4.5.2 Analisis kolom
Jenis Vu (kN) Vn Vu ≤ Keterangan
Kolom (kN) Vn
K1 103,990 320,157 Oke Tidak
diperkuat
K2 62,715 232,986 Oke Tidak
diperkuat
Sumber : Hasil analisis
berkerja, sedangkan pada elemen kolom pada sub bab 4.10.3 setelah perkuatan
K1 dan K2 pada struktur eksisting tidak masih ampu menahan momen dan geser
mampu menahan beban-beban yang ultimate setelah perkuatan.
bekerja akibat penambahan 3 lantai 7. Perencanan kolom lantai tambahan yaitu
tambahan sehingga dilakukan perkuatan pada kolom K1 dengan dimensi
dengan metode concrete jacketing. 400x400 mm dan tulangan 20D19 pada
3. Desain perencanaan perkuatan struktur lantai 4 dan 5 dan K2 dengan dimensi
gedung Serbaguna Polresta Denpasar 350x350mm dan tulangan 16D19 pada
menggunakan metode concrete jucket lantai 6 dengan mutu tulangan BJTD.
dengan mutu beton f’c 21 Mpa, mutu 37, dari hasil kontrol kolom mampu
tulangan Bj 37,tebal minimum perkuatan menahan gaya aksial ultimate dan
10 cm,diameter tulangan utama D19, momen ultimate pada lantai tambahan.
sehingga dimensi kolom yang diperkuat 8. Dari Hasil perhitungan pertambahan
yaitu pada K1 600 x 600 mm dan K2 550 pondasi bore pile setelah penambahan
x 550 mm dengan detail perkuatan lantai dan perkuatan didapatkan
penulangan K1 adalah 18 D19 dan K2 tambahan 2 tiang bore pile dengan
adalah 12 D19. dimensi bore pile (350 mm) dan kedalam
4. Dari hasil analisis elemen balok setelah tiang yang sama seperti pondasi bore pile
perkuatan pada elemen balok yaitu BI, existing yaitu kedalaman 6 m dengan
BA, RB, dan Sloop masih mampu control ( Dk > P, 2787,018 > 2139,723
menahan momen ultimate dan geser kN).
ultimate setelah perkuatan. 9. Dari hasil kontrol pertambahan pile cap
5. Dari hasil analisis elemen kolom didapatkan dimensi 1900 x 900 x 550
eksisitng K1 dan K2 setelah perkuatan, mm, dipakai (tulangan tarik) arax x
pada elemen kolom eksisting K1 dan K2 dipasang 16 D19 – 53 mm dan arah y
setelah perkuatan mampu menahan dipasang 8D19 -284 mm dan dipakai
beban-beban yang bekerja akibat (tulangan atas) arax x dipasang 12D16 –
penambahan 3 lantai tambahan. 71 mm dan arah y dipasang 7D16-343.
6. Perencanan balok lantai tambahan pada
lantai 4, 5 dan 6 memiliki dimensi yang
sama dengan struktur eksisting karena
dari hasil kontrol balok yang dijelaskan
Vol. 3, No. 3.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/j
ss/, diunduh 15 April 2018.