Anda di halaman 1dari 23

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

JEMBATAN
Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Kajian Teknologi dan
Vokasi yang diampu oleh :

Disusun Oleh :
Julia Nirmala ( 1900896 )
Muhammad Fajar Sidiq ( 1900926 )
Nurulita Diah Rachmawati Waluyo ( 1901462 )
Tegar Putra Wijaya ( 1904804 )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena


dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah “Kajian Teknologi dan Vokasi”. Maka dari itu makalah ini diharapkan
dapat menjadikan sarana pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.
Di samping itu penulis juga menyadari akan segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan, baik dari segi penulisan maupun dari cara penyajiannya. Oleh
karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan
makalah ini di masa yang akan dating.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfatt khususnya bagi penulis dan
para pembaca pada umumnya.

Bandung, 5 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 5
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 5
1.2. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 5
1.3. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 6
1.4. Rumusan Masalah ............................................................................................ 6
1.5 Tujuan ................................................................................................................ 6
1.6 Sistematika......................................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................................ 8
KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................................... 8
2.1. Pengertian Jembatan ........................................................................................ 8
2.2. Sejarah Perkembangan Jembatan .................................................................. 8
BAB III............................................................................................................................... 9
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................................... 9
3.1. Lokasi ................................................................................................................. 9
3.2. Waktu ................................................................................................................. 9
3.3. Metode................................................................................................................ 9
3.4. Populasi, Sampel, Sampling Technique .......................................................... 9
3.5. Data Primer dan Sekunder .............................................................................. 9
3.6. Instrumen........................................................................................................... 9
3.7. Teknik Analisis .................................................................................................. 9
3.8. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 10
3.9. Diagram Alir.................................................................................................... 10
.......................................................................................................................................... 10
.......................................................................................................................................... 10
BAB IV ............................................................................................................................. 11
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 11
4.1. Jembatan.......................................................................................................... 11
4.2. Jenis-jenis Jembatan ....................................................................................... 11

3
BAB V .............................................................................................................................. 22
SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI ............................................................. 22
5.1. Simpulan .......................................................................................................... 22
5.2. Implikasi .......................................................................................................... 22
5.3. Rekomendasi ................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya
melakukan pembangunan di bidang infrastruktur. Infrastruktur merupakan media
acuan suatu negara dikatakan negara maju atau tidak. Hal ini terlihat dari APBN
khusus infrastruktur 2019 sebesar 415 Triliun Rupiah atau naik 62% dibanding
tahun 2015, hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam
pembangunan infrastruktur. Catatan infrastruktur yang telah dibangun dalam 4
tahun terakhir antara lain jalan sepanjang 3432 kilometer, jalan tol sepanjang 947
kilometer, jembatan sepanjang 39,8 kilometer, dan jembatan gantung sebanyak 134
unit.

Indonesia merupakan negara berkepulauan dimana infrastruktur jembatan


sangat diperlukan guna kelancaran ekonomi, baik berupa akses wisata maupun
pendistribusian umum. Infrastruktur jembatan merupakan struktur yang dibuat
untuk menyebrangi rintangan yang kedudukannya lebih rendah seperti sungai,
jurang, teluk, dan lain-lain sehingga memungkinkan untuk dilintasi dengan lancar
dan aman. Jembatan juga merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat
yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows).

Infrastruktur jembatan pada awalnya telah hadir dari zaman purba dengan
bentuk yang sederhana berupa balok yang pendek atau pohon yang tumbang dengan
bentang yang sangat pendek. Infrastruktur jembatan dari zaman ke zaman selalu
mengalami perkembangan. Seiring dengan waktu, infrastruktur jembatan
mengalami perubahan kontruksi, dimana kontruksi yang berubah dapat berdampak
pada kegunaan dari infrastruktur jembatan itu sendiri.

1.2. Identifikasi Masalah


Dari latar belakang di atas, maka dapat diambil identifikasi masalah berupa
masalah yaitu jembatan yang dibangun saat ini masih banyak mengalami kendala

5
berupa kegagalan konstruksi jembatan hingga pembebanan yang terjadi pada
jembatan.

1.3. Pembatasan Masalah


Dalam makalah ini tentu permasalah yang diangkat bersifat universal. Maka
dari itu penulis membatasi masalah supaya topik yang dibahas terfokus pada satu
masalah. Pada makalah ini masalah yang dibatasi berupa perkembangan, sejarah,
dan jenis jembatan yang ada di dunia dan Indonesia khususnya.

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah
maka rumusan masalah pada makalah ini antara lain :

1. Bagaimana sejarah infrastruktur jembatan di dunia?


2. Apa saja jenis-jenis jembatan yang sudah berkembang saat ini?

1.5 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah infrastruktur jembatan di dunia.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis jembatan yang sudah berkembang saat
ini.

1.6 Sistematika
Untuk memahami lebih jelas mengenai makalah ini. Maka materi-
materi yang terdapat di dalam makalah ini dikelompokan menjadi beberapa
subbab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan mendeskripsikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian, perancangan dan
pembuatan sistem.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan metode penelitian yang dilakukan dalam
perancangan dan implementasi.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

6
Memaparkan dari hasil-hasil tahapan penelitian, mulai dari analisis, desain,
hasil testing dan implementasinya.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Berisi kesimpulan, implikasi, dan saran dari seluruh penelitian yang telah
dilakukan.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Jembatan


Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau
rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan dibangun
untuk penyeberangan pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas
halangan.Jembatan juga merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat
yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi
komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban maksimum
kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.

2.2. Sejarah Perkembangan Jembatan


Jembatan merupakan sebuah sarana dengan struktur tertentu yang dibangun
untuk menghubungkan dua atau lebih rentang hambatan fisik seperti sungai, jurang,
teluk, lembah, dan jalan sehingga dapat melintas dengan lancar dan aman. Jembatan
pertama kali dibangun dengan sangat sederhana dan alami tanpa campur tangan
manusia seperti kayu besar atau batu besar yang melintang di atas sungai.

Dari sinilah manusia mempunyai ide untuk membangun konstruksi jembatan yang
dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Orang zaman dahulu membuat
jembatan hanya menggunakan teknik potong dan coba. Pada perkembangannya,
proses pembuatan jembatan tidak hanya mengandalkan kedua teknik tersebut.
Proses pembuatan jembatan sudah menggunakan berbagai macam teknik berupa
penerapan ilmu pengetahuan sehingga dihasilkan jembatan-jembatan yang kukuh,
kuat, dan memiliki unsur keindahan.

8
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Departemen Pendidikan Teknik Sipil,
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung, Jawa Barat

3.2. Waktu
Penelitian ini dimulai dari 4 November 2019 hingga 9 November
2019.

3.3. Metode
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kualitatif karena
dalam penyusunan makalah, penulis mengacu pada beberapa sumber data,
seperti artikel, undang-undang, dan memanfaatkan teori yang ada sebagai
pendukung.

3.4. Populasi, Sampel, Sampling Technique


Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam pengumpulan
data untuk penyusunan makalah, sehingga penulis tidak menggunakan
populasi, sampel dan sampling technique dalam penyusunan makalah ini.

3.5. Data Primer dan Sekunder


Data yang digunakan dalam makalah ini adalah data sekunder
karena peneliti memperoleh data dari sumber yang sudah ada. Data
diperoleh dari lembaga/instansi/orang lain, seperti jurnal, peraturan
perundang-undangan, dan arsip yang dipublikasikan secara umum.

3.6. Instrumen
Adapun instrumen penelitian ini yaitu smartphone dan laptop.

3.7. Teknik Analisis


Teknik analisis yang digunakan dalam penyusunan makalah ini,
yaitu teknik analisis kualitatif dimana data dalam peneltian didapat dari
berbagai sumber data yang valid dan teruji.

9
3.8. Kerangka Berpikir
Proyek konstruksi jembatan merupakan bagian dari kegiatan
ekonomi dan usaha. Pada saat ini, banyak terjadi perubahan mendasar pada
cara pelaksanaan kegiatan ekonomi dan usaha, sehingga berubah pula cara
pengelolaan kegiatan proyek konstruksi jembatan menyesuaikan dengan
perubahan-perubahan tersebut.

Perubahan-perubahan tersebut berasal dari perubahan teknologi


informasi, ekonomi pengetahuan, tenaga kerja, dan lansekap pengetahuan
yang sangat berpengaruh kepada pasar, persaingan, sumber daya, dan proses
penciptaan nilai atau proyek.

3.9. Diagram Alir

Mulai Selesai

Persiapan Studi Literatur Saran


___
__________________________ __

Identifikasi Masalah Kesimpulan

Rumusan Masalah
Analisis

Metode Penelitian Pengolahan Data

Baik
Pengumpulan Data

Revisi

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Jembatan
Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau
rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan dibangun
untuk penyeberangan pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas
halangan.Jembatan juga merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat
yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi
komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban maksimum
kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.

4.2. Jenis-jenis Jembatan


A. Berdasarkan Fungsinya
1) Jembatan Pejalan Kaki atau Penyebrangan (Pedestrian
Bridge)

Gambar 4.2.1 Jembatan Pejalan Kaki


Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban
lalu lintas kendaraanbaik kendaraan berat maupun ringan.
Jembatan jalan raya inimenghubungkan antara jalan satu ke
jalan lainnya.

11
2) Jembatan Jalan Kereta Api (Railway Bridge)

Gambar 4.2.2 Jembatan Jalan Kereta Api

Jembatan yang digunakan untuk penyebrangan jalan.


Fungsi
dari jembatan ini yaitu untuk memberikan ketertiban pada jala
n yangdilewati jembatan penyeberangan tersebut dan
memberikan keamananserta mengurangi faktor kecelakaan
bagi penyeberang jalan.
3) Jembatan Jalan Raya (Highway Bridge)

Gambar 4.2.3 Jembatan Jalan Raya


Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat
dilintasi kereta api.Perencanaan jembatan ini dari jalan rel
kereta api, ruang
bebas jembatan, hingga beban yang diterima oleh jembatan
disesuaikandengan kereta api yang melewati jembatan
tersebut.
B. Berdasarkan Lokasinya
1) Jembatan di Atas Sungai atau Danau
2) Jembatan di Dermaga (Jetty)
3) Jembatan di Atas Lembah
4) Jembatan di Atas Saluran Irigasi/Drainase (Culvert)

12
5) Jembatan di Atsa Jalan yang Ada (Fly Over)

C. Berdasarkan Konstruksinya
1) Jembatan Kayu

Gambar 4.2.4 Jembatan Kayu


Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang
mempunyaipanjang relatif pendek dengan beban yang diterima
relatif ringan.Meskipun pembuatannya menggunakan bahan
utama kayu, struktur dalam perencanaan atau pembuatannya
harus memperhatikan danmempertimbangkan ilmu
gaya (mekanika).
2) Jembatan Beton Bertulang

Gambar 4.2.5 Jembatan Beton Bertulang


Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya
hanya digunakanuntuk bentang jembatan yang pendek.
Untuk bentang yang panjangseiring dengan perkembangan
zaman ditemukan beton prategang.Dengan beton prategang
bentang jembatan yang panjang dapat dibuatdengan mudah.

13
3) Jembatan Pasangan Batu dan Batu Bata

Gambar 4.2.6 Jembatan Pasangan Batu


Jembatan pasangan batu dan bata merupakan
jembatan yang konstruksi utamanya terbuat dari batu dan
bata. Untuk membuat jembatan dengan batu dan bata
umumnya kontruksi jembatan harus dibuat melengkung.
Seiring perkembangan zaman jembatan ini sudah tidak
digunakan lagi.
4) Jembatan Baja

Gambar 4.2.7 Jembatan Baja


Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk
jembatan dengan bentang yang panjang dengan beban yang
diterima cukup besar.
Tabel 1. Konfigurasi Jembatan Rangka Baja

14
5) Jembatan Komposit

Gambar 4.2.8 Jembatan Komposit

Jembatan komposit merupakan perpaduan


antara dua bahan yang sama atau berbeda dengan
memanfaatkan sifat menguntungkan dari masing-
masing bahan tersebut, sehingga kombinasinya akan
menghasilkan elemen struktur yang lebih efisien.
D. Berdasarkan Tipe Konstruksinya
1) Jembatan Alang (Beam Bridge)

Gambar 4.2.9 Jembatan Alang


Struktur jembatan yang sangat sederhana dimana
jembatan hanya berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang
penopang pada kedua pangkalnya.
2) Jembatan Penyangga (Cantilever Bridge)

Gambar 4.3.10 Jembatan Penyangga


Struktur jembatan penyangga berupa balok horizontal
yang disangga oleh tiang penopang hanya pada salah satu

15
pangkalnya. Jembatan penyangga biasanya digunakan untuk
menahan beban jembatan dari bawah sewaktu proses pembuatan.

3) Jembatan Lengkung (Arch Bridge)

Gambar 4.2.11 Jembatan Lengkung


Jembatan lengkung memiliki dinding tumpuan pada
setiap ujungnya. Beban dari jembatan akan mendorong dinding
tumpuan pada kedua sisinya.
4) Jembatan Gantung (Suspension Bridge)

Gambar 4.2.11 Suspension Bridge


Jembatan gantung digantungkan dengan menggunakan
kabel baja. Kabel menggantung dari menara jembatan kemudian
melekat pada caisson (alat berbentuk peti terbalik yang digunakan
untuk menambatkan kabel di dalam air).
5) Jembatan Kabel-Penahan (Cable-Stayed Bridge)

Gambar 4.2.12 Cable-Stayed Bridge


Cable Stayed adalah jembatan yang menggunakan kabel-
kabel berkekuatan tinggi sebagai penggantung yang
menghubungkan gelagar dengan menara. Pada umumnya

16
jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton
atau beton pratekan sebagai gelagar utama.
6) Jembatan Kerangka (Truss Bridge)

Gambar 4.2.13 Jembatan Kerangka


Jembatan kerangka dibuat dengan menyusun tiang-
tiang jembatan membentuk kisi-kisi agar setiap tiang hanya
menampung sebagian berat struktur jembatan tersebut.
7) Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge)

\ Gambar 4.2.14 Jembatan Beton Prategang


Pada Jembatan beton prategang diberikan gaya prategang
awal yang dimaksudkan untuk mengimbangi tegangan yang
terjadi akibat beban.
8) Jembatan Box Girder

Gambar 4.2.15 Jembatan Box Girder


Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau
beton konvensional maupun prategang.
box girder terutama digunakan sebagai gelagar jembatan, dan
dapat dikombinasikan dengan sistem jembatan gantung,

17
cable-stayed maupun bentuk pelengkung.

4.3. Perkembangan Jembatan dari Setiap Zaman


A. Jembatan Zaman Purba

Pada zaman ini jembatan belum diakui sebagai hasil karya


konstruksi karena pada zaman ini manusia purba menggunakan batang kayu
tumbang untuk menyebrang sungai. Manusia zaman purba melintasi sungai
dengan memasang pilar-pilar batu, kayu gelondongan, atau pohon yang
tumbang dengan bentang yang sangat pendek. Selain itu, mereka juga
manfaatkan akar-akar atau ranting-ranting pohon sebagai jembatan gantung
untuk bergelantungan melompati pohon satu ke pohon yang lain.

Gambar 4.3.1 Jembatan Zaman Purba

Jenis jembatan yang digunakan pada zaman purba biasanya


berbentuk jembatan balok sederhana, dan digunakan hanya untuk bentangan
yang pendek. Seperti yang dibangun diatas Sungai Euprat dan Sungai Tigris
di Babylonia kira-kira 2000 SM.

B. Zaman Romawi Kuno

Zaman Romawi Kuno dimulai dari tahun 300 SM dan


berlangsung kurang lebih selama 600 tahun yang lalu. Pada zaman ini
teknologi jembatan sudah mulai berkembang. Pada zaman ini jembatan
yang dibangun telah menggunakan kayu, batu, dan beton. Namun, untuk
jembatan batu dan beton, bentuknya sama seperti pada periode jembatan
purba yaitu berbentuk lengkung (arch). Akan tetapi, pada zaman ini
manusia telah mampu mengatasi permasalahan yang lebih rumit. Pada

18
zaman ini mereka membuat konstruksi jembatan yang dibangun di atas
pilar yang berada di bawah air dan melindunginya dari bahaya banjir.

Gambar 4.3.2 Jembatan Zaman Romawi Kuno


C. Periode Zaman Pertengahan

Gambar 4.3.3 Jembatan Zaman Pertengahan

Zaman pertengahan di Eropa berlangsung dari abad ke-11 sampai


dengan abad ke-16 sesudah runtuhnya Romawi. Secara fsik konstruksi
jembatan pada periode ini tidak jauh berbeda dengan periode romawi
kuno. Bentuk jembatan lengkung dan pilar-pilar batu masih sering
digunakan pada jembatan periode ini. Beberapa ahli mengatakan bahwa
Jembatan Rialto yang dibangun pada abad ke-16 di atas Grand Canal,
Venice adalah jembatan terbaik di zaman pertengahan dalam segi
pengembangan teknik jembatan dan estétika. Pada jembatan ini, jalan raya
menghubungkan dua ruas kawasan perdagangan yang mempunyai jalan
masuk menuju jalur pejalan kaki (footwalks) yang dibangun di bagian tepi
dalam satu kesatuan konstruksi.

19
D. Teknologi Jembatan Zaman Besi dan Baja

Periode ini dilatarbelakangi adanya revolusi industri. Pada periode


ini jembatan besi dibangun dengan menggunakan prinsip-prinsip bentuk
lengkung, terutama untuk jembatan jalan raya. Pada era ini sudah
menggunakan kantilever pada konstruksinya. Pembuatan jembatan pada
era ini menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja
deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel.
Jembatan besi pertama adalah jembatan Coalbrookdale yang melintasi
Sungai Savern, Inggris.

Gambar 4.3.4 Jembatan Zaman Besi dan Baja

E. Zaman Jembatan Gantung


Periode ini dimulai pada abad ke-18. Pada tahun 1825 dibangun
jembatan gantung Menai Straits, Inggris. Konstruksi jembatan
menggunakan menara batu sebagai pilarnya. Di tahun 1851 mengalami
kemajuan dengan dibangunnya jembatan gantung Niagara, Amerika
Serikat.

20
Gambar 4.3.5 Jembatan Gantung

F. Zaman Jembatan Cable Stayed


Di Eropa jembatan cable stayed berkembang dengan baik selama
3 dekade. Jembatan ini memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan
dengan jembatan gantung.

Gambar 4.3.6 Jembatan Cable Stayed

G. Zaman Jembatan Beton


Jembatan beton mulai terkenal sejak tahun 1865 dengan bentang
terpanjang yang pernah dicapai 78 meter. Konstruksi jembatan ini
menggunakan gelagar beton bertulang. Jembatan Lengkung Sydney
merupakan jembatan beton lengkung terpanjang yang pernah dibuat.

21
BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

5.1. Simpulan
Infrastruktur jembatan merupakan media penghubung dua tempat yang
terpisah oleh suatu keadaan alam berupa sungai, jurang, dan lain-lain. Infrastruktur
jembatan mengalami perkembangan dimulai dari Zaman Purba, Romawi Kuno,
Zaman Pertengahan, Zaman Besi dan Baja, dan Abad 18 hingga kini.
Perkembangan yang paling mencolok dari zaman ke zaman berupa perkembangan
dalam bidang fungsi dan guna.

Jenis-jenis jembatan diklasifikasikan berdasarkan fungsi, material yang


digunakan, lokasi, kontruksi hingga tipe struktur. Inovasi infrastruktur jembatan di
Indonesia dihadirkan oleh Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan dari Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Teknologi jembatan yang dihadirkan
oleh Kemen PUPR bernama jembatan gantung untuk Desa Asimetris (Judesa).
Judesa ini sebagai solusi kebutuhan aksesbilitas masyarakat pedesaan pada kondisi
geografis wilayah Indonesia yang terdiri dari pegunungan, lembah, sungai dan
karakteristik alam yang sangat beragam.

5.2. Implikasi
Kemajuan infrastruktur jembatan sangat bergantung pada perkembangan
teknologi yang telah ada. Semakin maju teknologi maka semakin beragam inovasi
pada bidang infrastruktur jembatan. Semakin banyak jembatan yang dibangun akan
berdampak pada kemajuan suatu daerah.

5.3. Rekomendasi
Dengan banyaknya infrastruktur jembatan, akam berdampak pada kemajuan
suatu daerah. Hal ini diwujudkan dengan pemerataan infrastruktur agar tidak
hadirnya suatu masalah berupa tidak hadirnya pemerataan infrastruktur di berbagai
daerah, terutama daerah yang tertinggal.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6332626/Jenis_-_jenis_Jembatan Diakses pada 7 November


2019 Pukul 19.45

http://walpaperhd99.blogspot.com/2018/01/sejarah-perkembangan-kontruksi-
jembatan.html Diakses pada 4 November 3029 pukul 15.40

https://candrazr.wordpress.com/2012/04/11/konfigurasi-jembatan-rangka-baja/
Diakses pada 7 November 2019 pukul 21.46

https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan Diakses pada 4 November 2019 Pukul 15.15

23

Anda mungkin juga menyukai