Anda di halaman 1dari 18

KAJIAN TEKNOLOGI

DAN VOKASI
KELOMPOK 7
Azmi ( )
Shaquille Uno (1909525)
Alifah Salmah R (1904511)
M. Fajar Shidiq (1900926)
Nadhif Akhdan (1900950)
Tiara Reza H (1904622)
PENGUKURAN KERUSAKAN DAN
PERBAIKAN STRUKTUR GEDUNG
BETON BERTULANG AKIBAT
KEBAKARAN
Oleh :
Ir. Davy Sukamta
PENGUKURAN TINGKAT KERUSAKAN
Setelah kebakaran terjadi, suatu penelitian
awal sebaiknya segera dilaksanakan. Penelitian
tingkat kerusakan dapat dibagi menjadi
beberapa langkah pokok yaitu :
1. Pengukuran kualitatif dan kuantitatif
2. Penentuan klasifikasi kerusakan struktur
akibat api.
PENGARUH KEBAKARAN TERHADAP
STRUKTUR BETON
Pengaruh Temperatur Tinggi terhadap Material Struktur

Berdasarkan riset yang dilakukan


pada beton dalam kondisi bebas
tegangan didapatkan grafik
penurunan kekuatan terhadap
kenaikan temperatur. Grafik ini
disederhanakan menjadi garis lurus.
Untuk baja giling panas, umumnya kekuatannya pulih saat setelah dingin
kembali apabila mengalami kenaikan suhu tidak melebihi 6000°C. Di atas suhu ini
akan terjadi penurunan permanen dari kuat leleh baja.
Mengingat kedua hal tersebut, maka pengukuran suhu
yang dicapai oleh elemen struktur beton pada saat
terjadinya kebakaran menjadi suatu hal yang sangat
penting.
Perubahan Warna pada Beton
Retak (Cracking)
Warna beton setelah terjadi proses
Pada temperatur tinggi, pemuaian besi
pendinginan membantu dalam
beton akan lebih besar daripada
mengindikasikan temperatur maksimum
betonnya sendiri. Tetapi pada konstruksi
yang pernah dialami beton
beton, pemuaian akan tertahan sampai
suatu saraf tertentu karena adanya
lekatan antara besi beton dengan beton.
Spalling dan Crazing pada Beton Pada temperatur yang lebih tinggi lagi hal
Kedua hal ini berkaitan langsung ini dapat menyebabkan terjadinya retak
dengan kenaikan temperatur pada dan juga pecah pecah beton di sekeliling
tulangan. Kadang kadang besi beton
beton.
dapay tertekuk karena hal ini.
PENGAMATAN VISUAL
Umum Parameter Pengamatan Visual
• Dilakukan untuk mengetahui Parameter-parameter pemeriksaan
tingkat kerusakan bangunan yang visual yang digunakan meliputi :
terjadi akibat kebakaran secara
1. Pengamatan permukaan beton
umum
2. Pengamatan perubahan warna
3. Pengamatan retakan
4. Pengamatan pengembangan
agregat beton (spalling)
5. Pengamatan lendutan
Sebagai pedoman untuk menentukan kelas kerusakan
berdasarkan pengamatan visual, dapat digunakan Tabel I
PENGUMPULAN DATA
Api dan Sisa-Sisa Kebakaran Klasifikasi Visual
• Untuk memperkirakan lamanya
api dan temperatur yang terjadi, • Penguraian dari
maka tebal pengarangan kayu pengamatan visual dapat
dan semua sisa kebakaran akan
sangat membantu. dilakukan dan disajikan
• Keterangan dari saksi mata, dalam suatu denah yang
besarnya ruangan, arah angin, menunjukkan klasifikasi
letak dan besar ventilasi,
semuanya harus dirangkum dan kerusakan yang teramati
dianalisis.
• Tujuan akhirnya adalah untuk
memperkirakan suhu maksimum
yang terjadi dan lama kebakaran
(duration of fire)
Uji Baja Tulangan
• Beberapa sampel besi beton
dapat diambil dari elemen
struktur yang ada, dengan Kondisi Beton
catatan jangan sampai Berbagai pengujian dapat
membahayakan strukturnya. dilakukan, seperti :
• Uji laboratorium untuk kuat • Uji palu beton
leleh, kuat tarik dan
• pengambilan sampel
perpanjangannya dan
secara mekanis dan uji
bandingkan dengan standar SII kuat tekannya
untuk besi pada kelas
tersebut. • pulse-echo NDT
• ultrasonic pulse velocity
dengan soniscope
• uji beban.
FAKTOR KERUSAKAN
• Seluruh pengujian pengaruh kenaikan
temperatur ini di dasarkan pada suatu api
standar, yaitu ISO834 Standard Fire. Karena itu
kita perlu melakukan analisis pendekatan
antara real fire terhadap standard fire ini dan
menentukan lama api ekuivalennya
Gambar 3 menunjukkan kurva kenaikan
suhu sebagai fungsi waktu
Sedangkan gambar 4 menunjukan bagaimana perkembangan
suatu real fire, dengan bahan bakar batang kayu yang
berbeda-beda.
PERKUATAN/PERBAIKAN STRUKTUR
Perlu dibuat perencanaan perkuatan struktur yang
mencangkup langkah-langkah sebagai berikut :
a. Studi teknik-teknik perbaikan dan pengenalan
akan bahan-bahan perbaikan yang akan
digunakan
b. Peprancangan elemen-elemen struktur yang
akan diperkuat dan pembuatan gambar-gambar
detail disertai urutan pekerjaannya
c. Penulisan spesifikasi
TEKNIK-TEKNIK PERBAIKAN
Secara garis besar, metode perbaikan dapat
dikelompokkan menurut bahan yang digunakan,
yaitu :
1. Perbaikan dengan Resin
2. Polymer modified mortar
3. Semen
4. Plesteran
5. Sprayed mineral
6. Beton tembak
STUDI KASUS
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai