Disusun Oleh :
Disusun oleh:
PUTRA TIRANDA
19 611 087
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulisan dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang Etika Profesional
dalam Konstruksi.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
PUTRA TIRANDA
ii
DAFTAR ISI
MAKALAH ETIKA...................................................................................................................i
PROFESIONAL KONSTRUKSI...............................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB 1.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................................3
1.4 Metode Pengumpulan Data.............................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan..................................................................................................3
BAB 2.........................................................................................................................................5
ISI...............................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Etika...............................................................................................................5
2.2 Prinsip-prinsip Etika.........................................................................................................6
2.3 Prinsip Umum Etika Insinyur..........................................................................................6
2.4 Profesi..........................................................................................................................7
2.5 Ciri- Ciri Profesi............................................................................................................8
2.6 Mengenali faktor-faktor pelanggaran kode etik engineering.......................................8
2.7 Sanksi terhadap pelaku pelanggaran kode etik............................................................9
2.8 Fungsi Kode Etik Engineering...................................................................................10
2.9 Permasalahan Profesinal Konstruksi......................................................................... 11
BAB III.....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................18
3.2 Saran...........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Konsultan secara umum, adalah kumpulan Ide, Pikiran, gagasan atau ketentuan yang
baik dan bermoral yang dibuat dan dilaksanakan oleh kelompok atau orang-orang yang
berkeahlian dalam bidang konsultan, yang berprofesional, untuk menjunjung tinggi
kemulian profesi mereka demi tangunjawabnya terhadap profesi mereka, masyarahkat,
lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa.
Kontraktor secara umum, adalah kumpulan Ide, Pikiran, gagasan atau ketentuan
yang baik dan bermoral yang dibuat dan dilaksanakan oleh kelompok atau orang-orang
yang berkeahlian dalam bidang kontraktor, yang berprofesional, untuk menjunjung tinggi
kemulian profesi mereka demi tangunjawabnya terhadap profesi mereka, masyarahkat,
lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan Pabrik Material Bangunan secara umum, adalah kumpulan Ide, Pikiran,
gagasan atau ketentuan yang baik dan bermoral yang dibuat dan dilaksanakan oleh
kelompok atau orang-orang y ang berkeahlian dalam bidang Industri, yang
berprofesional, untuk menjunjung tinggi kemulian profesi mereka demi tangunjawabnya
terhadap profesi mereka, masyarahkat, lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi Secara Keseluruhan Kode Etika adalah sekumpulan peraturan atau ketentuan
yang baik dan bermoral yang dibuat dan dilaksanakan oleh sekelompok orang yang
berkeahlian tertentu, yang berprofesional, untuk menjunjung tinggi kemuliaan profesi
mereka demi tanggungjawabnya terhadap profesi mereka, masyarahkat, lingkungan dan
Tuhan Yang Maha Esa.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
2
1.3 Tujuan
Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penulisan Laporan Akhir ini
dengan menggunakan data sekunder, menurut Suliyanto (2006:131), yaitu:
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang
bukan pengolahnya. Data sekunder ini penulis peroleh mengenai etika
professional dalam konstruksi diperoleh dari berbagai literature di Internet ,serta
referensi-referensi dari buku yang berkaitan dengan Etika profesi dalam bidang
teknik sipil.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang
lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi
sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
ISI
1. Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan
oleh akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai
nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan
buruknya prilaku manusia :
1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar
dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai seorang
insinyur yang disebut kode etik insinyur Indonesia dalam “Catur Karsa Sapta Dharma
Insinyur Indonesia. (Wardiman,2015) Dalam kode etik insinyur terdapat prinsip-prinsip
dasar yaitu:
2.4 Profesi
Harus kita ingat dan fahami betul bahwa “Pekerjaan / Profesi” dan “Profesional”
terdapat beberapa perbedaan :
1. Profesi :
2. Profesional :
Kode etik Engineering memberikan pedoman bagi setiap anggota Engineering tentang
prinsip Engineeringonalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
Engineering, pelaksana Engineering mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan
dan yang tidak boleh dilakukan. Kode etik Engineering merupakan sarana kontrol sosial bagi
masyarakat atas Engineering yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika Engineering dapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti
pentingnya suatu Engineering, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para
pelaksana di lapangan keja (kalangan sosial).
Kode etik Engineering mencegah campur tangan pihak diluar organisasi Engineering
tentang hubungan etika dalam keanggotaan Engineering. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa
para pelaksana Engineering pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh
mencampuri pelaksanaan Engineering di lain instansi atau perusahaan.
Permasalahan
Permasalahan berasal dari kata dasar masalah, yang berarti suatu kendala atau persoalan
yang harus dipecahkan (dari KBBI). jika di tambah dengan imbuhan per-an yang berarti
peristiwa itu sendiri, maka permasalahan adalah persoalan – persoalan tersebut dan
harus dipecahkan.
Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah bagian dari proses untuk melakukan suatu pekerjaan, dimana
sebelum melakukan pelaksanaan sudah dilakukan tahap-tahap sebelumnya seperti
perencanaan, studi kelayakan, ataupun yang lainnya.
Konstruksi
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam
sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai
bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara
ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari
bagian-bagian struktur.
Maka, “Permasalahan pada tahap pelaksanaan konstruksi” adalah segala persoalan dan kendala
yang terjadi pada suatu proses pekerjaan suatu proyek bangunan. Agar pelaksanaan pada tahap
pelaksanaan konstruksi baik, dapat diketahui sebagai berikut;
Pada proyek konstruksi, ada tiga proses yang harus dilakukan untuk mendapatkan mutu
yang baik. Ini adalah syarat yang harus dilakukan dalam memanajemen mutu dalam
suatu proyek. Adapun ketiga proses mutu tersebut adalah perencanaan mutu (Quality
Planning), pengendalian mutu (Quality Control) dan penjaminan mutu (Quality Assurance).
Ketiga proses ini dilakukan dalam suatu manajemen proyek agar proyek tersebut
menghasilkan mutu yang baik.
3. Penjaminan Mutu
Penjaminan mutu adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan
untuk memberikan keyakinan bahwa instansi atau sistem yang akan diwujudkan dapat
beroperasi secara memuaskan. Tujuan utama kegiatan penjaminan mutu adalah
mengadakan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan
kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa semua tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tingkatan mutu proyek telah dilaksanakan dengan berhasil. Proses penjaminan
mutu dilaksanakan pada tahap pelaksanaan suatu proyek. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam proses penjaminan mutu adalah:
1. Periksa manual dari prosedur proyek yaitu suatu tahap-tahap kegiatan untuk
menyelesaikan suatu aktivitas proyek sehingga tercapai tujuan proyek.
2. Periksa isi dokumen kontrak dan spesifikasi teknisnya, kemudian susun kriteria rencana
kerja, proses kerja, dan hasil kerja.
3. Prosedur pemeriksaan proyek yang berisi antara lain gambar kerja, spesifikasi, dan
laporan pemeriksaan terhadap kegiatan.
4. Pemeriksaan secara menyeluruh dan terpadu terhadap dokumen yang diperlukan untuk
penyerahan terakhir, dengan tujuan menyelaraskan koordinasi hasil kerja pelaksanaan dan
menghindari terjadinya konflik/pertentangan dari isi dokumen.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum dokumen di distribusikan adalah diperiksa
terlebih dahulu oleh manajer proyek sebelum diserahkan ke pemilik proyek.
4. Pengendalian Mutu
Tahap pelaksanaan dilakukan setelah melakukan ketiga tahap sebelumnya, yaitu tahap
studi kelayakan, perencanaan, dan pelelangan. Jika ketiga tahap sebelumnya belum
dilakukan, maka tidak akan bisa melakukan tahap pelaksanan konstruksi. Tahap
pelaksanaan adalah tahap dimana perwujudan dari desain, rencana anggaran biaya dan
rencana waktu yang sudah di rencanakan pada tahap perencanaan. Kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap pelaksanaan kosntruksi adalah merencanakan, mengendalikan,
dan mengkoordinasikan semua oprasional di lapangan.
Kegiatan perencanaan dan pengendalian dalam tahap pelaksanaan adalah:
a) Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan
b) Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan
c) Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja
d) Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material
6. Permasalahan yang Terjadi Pada Tahap Pelaksanaan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa ada tiga proses manajemen mutu, yaitu
perencanaan mutu (Quality Planning), pengendalian mutu (Quality Control) dan penjaminan
mutu (Quality Assurance). Pengendalian dan penjaminan mutu dilaksanakan pada tahap
pelaksanaan, sedangkan perencanaan mutu dilaksanakan pada tahap desain. Hal ini tidak
berarti bahwa pada tahap pelaksanaan, proses perencanaan mutu tidak mempengaruhi tahap
pelaksanaan. Jika pada proses perencanaan mutu tidak dilakukan dengan baik, hal tersebut
akan mempengaruhi proses manajemen mutu selanjutnya. Maka akan terjadi permasalahan
pada tahap pelaksanaan. Permasalahan yang bisa terjadi adalah:
Perubahan desain pada tahap pelaksanaan akan berpengaruh terhadap perubahan biaya
dan waktu. Waktu pelaksanaan akan semakin lama dari yang sudah direncakan dan
biaya pelaksanaan juga meningkat seiring meningkatnya waktu pelaksanaan, karena
seperti yang kita ketahui biaya, waktu, dan mutu saling berkaitan satu sama lain. Jika
waktu dan biaya berubah, maka tentu saja mutu juga akan berubah.
Beberapa kesalahan yang dilakukan sehingga terjadinya perubahan desain pada tahap
pelaksanaan adalah:
Pengawasan dan pengendalian adalah dua dari tiga kegiatan yang dilakukan pada tahap
pelaksanaan. Kegiatan-kegiatan tersebut harus dilakukan oleh kontraktor pengawas dan
kontraktor pengendali. Tugas pengawas dan pengendali tidak sama. Pengawas hanya
memperhatikan setiap kegiatan lapangan dan melaporkannya, sedangkan pengendali
melakukan tindakan jika terjadi perbedaan pekerjaan dari yang direncanakan.
Faktor menimbulkan melemahnya pengawasan dan pengendalian adalah kontraktor
pengawas dan pengendali yang tidak memiliki pengetahuan. Solusi yang dilakukan
adalah kontraktor pengawas dan pengendali harus memiliki ilmu mengenai konstruksi
agar mengetahui saat terjadi kesalahan pada proses pembangunan. Pengetahuan ini juga
diperlukan untuk mengendalikan biaya, waktu, dll.
Koordinasi yang dimaksud adalah kurangnya komunikasi antar pihak yang terlibat di
lapangan. Koordinasi ini dimaksudkan agar apa yang diinginakan pemilik dapat
dimengerti oleh konsultan dan kontraktor, lalu apa yang konstraktor pengawas
iperintahkan dapat dimengerti sepenuhnya oleh pekerja lain sampai ke tingakt yang
paling bawah sekalipun.
1) Owner (pemilik)
2) Konsultan studi kelayakan dan konsultan manajemen konstruksi
3) Konsultan pengawas
4) Pelaksana konstruksi, seperti kontraktor, subkontraktor, dan pemasok
Solusi yang dapat dilakukan adalah mengurangi gap (kesalahan komunikasi) antara
berbagai pihak. Gap yang di maksud adalah:
I. Gap antara pemilik dengan konsultan, yaitu perbedaan apa yang diinginkan oleh
pemilik dengan apa yang di gambar oleh konsultan.
II. Gap antara konsultan dengan konstraktor, yaitu perbedaan antara apa yang di
gambar konsultan (arsitek) dengan apa yang dipikirkan oleh kontraktor.
III. Gap antara kontraktor dengan sub kontraktor, yaitu perbedaan antara apa yang di
pikirkan kontraktor berbeda dengan yang dipikirkan sub kontraktor.
IV. Gap antara subkontraktor dengan pekerja lapangan (mandor dan tukang), yaitu
perbedaan apa yang dipikirkan sub kontraktor dengan yang dilaksanakan di
lapangan.
Keterlambatan pemesanan material akan berdampak kepada perubahan waktu dan biaya
dari sudah direncanakan. Jika material terlambat di pesan, maka selama material belum
datang tenaga kerja tidak akan bekerja di lokasi padahal sudah di bayar sesuai waktu
bekerjanya. Ini akan menambah biaya tenaga kerja. Selain itu, waktu juga akan
bertambah karena tidak sesuai dengan waktu yang sudah diperkirakan. Jika waktu dan
biaya bertambah, maka akan mempengaruhi mutu juga.
1) Memperhatikan datang matang material yang akan dipesan. Jika lokasinya jauh,
maka sudah jauh sebelumnya di pesan. Lalu jika jenis alat termasuk yang susah
dicari, maka terlebih dahulu mencari alat tersebut sebelum dibutuhkan.
2) Membuat time schedulu untuk material.
3) Kontraktor ataupun subkontraktor memiliki banyak relasi yang berhubungan
dengan bahan bangunan. Ini akan mempermudah untuk berkomunikasi sehingga
alat dan bahan material dapat datang sesuai dengan waktunya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya maka dapat di simpulkan bahwa :
1. Etika dalam engineering adalah sekumpulan standar yang menentukan kewajiban
engineering terhadap publik, klien, atasan dan kepada engineering itu sendiri. Etika
akan menjadi pemandu untuk seorang engineering agar dapat meningkatkan kualitas
pekerjaannya sekaligus beratanggung jawab terhadap keselamatan dan
kesejahteraan publik. Etika dalam engineering adalah konsep yang sangat luas.
Didalamnya, terdapat poin-poin yang bersifat teknik hingga nilai-nilai kemanusiaan
yang harus selalu dijunjung oleh setiap engineering.
2. Dalam Etika Engineering, seorang engineer harus bias menumbuhkan nilai-nilai kode
etik engineering, mengenali faktor-faktor pelanggaran kode etik engineering dan
sanksi terhadap pelaku pelanggaran kode etik.
3.2 Saran
Agar dapat memahami dan memperoleh pengetahuan baru maka usaha yang dapat di
lakukan adalah memperbanyak pemahaman terhadap etika Engineering dan
mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan yang di
jalani.
DAFTAR PUSTAKA
2. Appelbaum, D., Lawton, SV, 1990, Etika dan profesi, Prentice-Hall, USA. Amerika
Serikat.
4. Badger, WW, Gay, SW, 1996, The sepuluh pelajaran dalam konstruksi kontraktor,
Biaya Rekayasa, 38 (5), Mei, 20-9.
5. Bologna, GJ, Linquist, RJ, Wells, JT, 1996., Penipuan dan kejahatan komersial, John
Wiley & Sons, USA
6. Butt, S., 2001, "Kualitas Mark", Guru Builder, Majalah Federasi Guru Pembangun Mar,
18.
7. Calhoun, CH, Wolitzer, P., 2001, Etika sebagai nilai tambah layanan, CPA Journal, 71 (1)
Jan, 71-3.
8. Cohen, S., Grace, D., 1998, Etika bisnis: masalah Australia dan kasus, Oxford University
Press, Australia.
9. Coleman, JW, 1998, elit kriminal, pemahaman kejahatan kerah putih, St Martins Press,
New York
10. Davis, aku, 2001, "Kesehatan dan keselamatan":.. Masalah ekonomi dan moral,
Guru Builder, Majalah Federasi Guru Builders Mar, 17.
12. Ferguson, WC, 1994, Membangun landasan etika yang kokoh dalam bisnis,
Eksekutif Speaker, 9 (1), Agustus-September, 33-9.