Disusun oleh:
Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat akademis dalam mencapai
derajat Sarjana Teknik Program Studi S1 Teknik Sipil Departemen Teknik Sipil
dan Lingkungan, FT UGM
Disusun oleh:
Ketua Program Studi S1 Teknik Sipil Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Fakultas Teknik UGM
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
karena rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja
Praktik Pelaksanaan Pekerjaan Struktural Proyek Pembangunan Apartemen
Taman Melati @Sinduadi Yogyakarta.
Kegiatan kerja praktik ini dimaksudkan untuk mengaplikasikan teori-
teori yang telah diperoleh selama di kelas dan untuk mengetahui praktik dan
teori tersebut dalam rekayasa teknik sipil di lapangan. Kerja praktik ini
diharapkan dapat menjadikan mahasiswa menjadi insinyur yang kompeten, dan
memberikan wawasan mengenai keadaan nyata dari lingkungan kerja nantinya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membatu
dalam proses penyelesaian kerja praktik dan penulisan laporan ini, yaitu:
1. Orang tua penulis atas dukungan sehingga penulis memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan laporan ini,
2. Bapak Dr. Ir. Muslikh, M.Sc., M.Phil. atas bimbingan sebelum, selama
pelaksanaan kerja praktik dan selama penyusunan laporan ini,
2. Tinjauan khusus
Membahas mengenai pekerjaan struktur meliputi:
- plat lantai
- balok
- kolom
- shear wall & core wall
1.4 Manfaat Kerja Praktik
Yogyakarta
Dengan adanya shear wall ini maka dimensi kolom struktur yang
digunakan dapat berkurang (reduksi). Dimana penempatan dari shear wall
di sini pada tepi bangunan, agar mencegah terjadinya gaya eksentrisitas
pada bangunan ini.
c. Supervisor
1. Merencanakan metoda kerja atau sistem pelaksanaan bersama dengan
Engineering, bagian mechanical electrical dan sub contractor
2. Memimpin atau mengarahkan secara langsung para sub kontraktor,
mandor dan pelaksana proyek untuk memenuhi persyaratan biaya,
mutu, waktu, dan safety yang telah disepakati.
3. Melakukan koordinasi dengan Kepala K3 terkait dengan K3.
4. Melakukan koordinasi dengan supplier atau sub kontraktor terkait
kelancaran pelaksanaan proyek.
5. Melakukan koordinasi dengan logistik dan mekanik yang terkait
dengan material dan peralatan.
6. Memastikan pelaksanaan kerja sehari-hari di lapangan sesuai jadwal
yang dibuat.
7. Memastikan tersedianya tenaga kerja, material dan alat yang
memadai
8. Memastikan tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh
mandor atau sub kontraktor.
9. Memastikan tersedianya dana pembayaran upah atau opname
mandor.
10. Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai IK (Instruksi Kerja)
yang berlaku.
11. Bersama PM mengevaluasi kinerja sub kontraktor berdasarkan
hasil kerja di lapangan.
5. Bertanggung jawab atas bahan baku dan material yang dipakai selama
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi serta memperbaiki
kerusakan-kerusakan selama masa pemeliharaan.
Owner
Konsultan Manajemen
Konstruksi Konsultan Perencana
Kontraktor
2 pekerjaan struktur
4 pekerjaan arsitektur
2. Agregat
Agregat yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. Kontraktor harus
mengajukan sample dan hasil test dari agregat yang akan digunakan
sebelum agregat tersebut dikirim kedalam site.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada ayakan no. 5,
agregat halus adalah agregat yang dapat melewati ayakan no.5.
Kedua jenis agregat ini harus dikombinasikan dalam suatu proporsi
yang baik, sehingga menghasilkan agregat yang disyaratkan dan
menghasilkan beton dengan mutu yang baik.
Agregat kasar harus bersih dari lumpur dan bahan-bahan kimia
yang dapat mempengaruhi kekuatan beton, memiliki ukuran yang
beragam, keras dan memiliki bentuk yang baik.
Agregat yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. Kontraktor harus
mengajukan sample dan hasil test dari agregat yang akan digunakan
sebelum agregat tersebut dikirim kedalam site.
3. Air
Air yang digunakan adalah air yang jernih, tidak mengandung
bahan kimia maupun bahan-bahan organik. Air yang dapat
digunakan adalah air PAM maupun air yang berasal dari sumber
lain yang telah ditest dan disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi. Test terhadap air ini harus mengacu pada Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-
2002. Apabila dianggap perlu air dapat ditampung di site, tetapi
harus terjaga dari pencemaran
4. Bahan Tambahan
Diameter dalam dari pipa tidak boleh lebih kecil dari 3 kali diameter
agregat maksimum yang digunakan. Pipa alumunium tidak
diperkenankan untuk digunakan.
8.
Beton harus dilindungi dari matahari, angin, hujan atau aliran air
selama proses pengerasan. Semua permukaan beton yang terbuka harus
dijaga tetap basah, selama 4 hari dengan menyemprotkan atau
menggenangi air pada permukaan beton. Selain menggunakan air, dapat
dilakukan dengan campuran kimia untuk pemeliharaan beton.
3. jenis pekerjaan
7. kapasitas alat kerja, biaya operasional dan jumlah unit yang tersedia
5. pondasi, sebagai bantalan dan penyangga tiang supaya stabil dan tidak
roboh
3.4.13 Scaffolding
Scaffolding merupakan suatu sistem penyangga sementara untuk
material dalam konstruksi atau pekerja yang ada di atasnya. Biasanya
scaffolding yang dipakai berbahan tabung logam yang disusun
bertingkat dan bisa dilepas sewaktu-waktu.
Terdapat 2 jenis fungsi scaffolding yaitu sebagai berikut:
3.4.16 Anyaman
Anyaman digunakan sebagai pelindung plat lantai agar floor
hardener tidak terkena air secara langsung dan melindungi dari
scafollding yang digunakan untuk pekerja dilantai atasnya.
Gambar 3.16 Anyaman
Beton decking adalah benda yang terbuat dari mortar yang sering
digunakan sebagai selimut beton. Benda ini biasanya dipakai pada plat,
balok, kolom dan semua benda yang membutuhkan selimut beton.
Beton ready mix adalah adukan beton siap pakai yang dibuat
sesuai dengan mutu pesanan sehingga pemesan dapat langsung
menggunakannya untuk keperluan pengecoran. Efisiensi waktu, biaya,
tenaga kerja dan jaminan keseragaman mutu beton adalah faktor utama
pemilihan penggunaan ready mix dalam pekerjaan pengecoran beton.
Supplier beton ready mix pada Proyek Apartemen Taman Melati
ini adalah PT. Pioneer Beton, Varia Usaha, dan Jaya Mix. Pengangkutan
beton dari tempat pembuatan beton ready mix (batching plant) ke lokasi
proyek menggunakan mixer truck yang disediakan oleh pihak supplier.
Mutu beton yang menggunakan beton ready mix adalah K-350, K-400
& K-450.
Gambar 3.22 Beton Ready Mix
3.5.9 Plywood
3.5.10 Waterstop
3.5.11 Styrofoam
Mulai
Pengecoran Kolom
Selesai
b.Pembesian Kolom
Tulangan kolom dikerjakan di luar site project sampai tulangan
kolom jadi satu kesatuan, setelah itu diangkat menngunakan tower
crane untuk ditempatkan pada kolom yang sesuai dengan tulangannya.
1. Pembuatan Tulangan Kolom
Langkah pekerjaan pada tahap pembuatan tulangan kolom
adalah sebagai berikut:
a. persediaan tulangan baja
b. pemotongan tulangan dengan bar cutter
c. pembengkokan tulangan sengkang dengan bar bender
d. perangkaian tulangan utama dengan tulangan sengkang
d. Pengecoran Kolom
Setelah bekisting dipastikan siap dicor oleh bagian quality
control, maka pengecoran dapat dilakukan. Proses pengecoran adalah
sebagai berikut:
1. beton ready mix didatangkan dari batching plant menggunakan
truck concrete mixer
2. campuran beton dituang ke concrete bucket yang bawahnya
telah dipasang pipa tremi
3. campuran beton dalam concrete bucket diangkat dengan tower
crane diposisikan pada kolom yang siap di cor, setelah pada
posisi yang tepat concrete bucket di buka dan diatur dengan
handle
4. bersamaan dengan pengecoran juga dilakukan pemadatan
dengan concrete vibrator supaya tidak terdapat gelombang
udara pada hasil cor
Pelepasan Shoring
Bongkar Bekisting
Selesai
Gambar 3.40 Flowchart Pekerjaan Balok dan Plat
a. Penentuan As Balok
Penentuan as balok harus dilakukan secara cermat dan teliti,
agar menghasilkan elevasi yang sama dalam pembuatan balok dan
pelat lantai. Pengukuran dengan menggunakan alat autolevel untuk
memastikan kedataran balok dan pelat.
Ada beberapa dalam penentuan as balok dan pelat lantai (arah
horisontal) antara lain:
1. mengukur setinggi 1 m dari dasar kolom dan diberi kode pada
kolom tersebut
2. kemudian dengan menggunakan autolevel, kolom yang lain
juga diberi kode elevasi 1 m dari dasar kolom
3. dari kode tersebut, diukur sesuai tinggi yang diinginkan
sebagai elevasi dasar bekisting balok
4. kemudian dari dasar bekisting balok tersebut diukur setinggi
ketinggian balok sebagai elevasi dasar bekisting plat lantai
Ly
arah adalah <3 (Ly = panjang pelat dan Lx = lebar pelat)
Lx
dan pembesian pelat dibuat secara 2 lapis. Proses pemotongan
dan pembengkokan tulangan dilakukan di los besi, kemudian
dipindahkan ke lokasi akan dibuat pelat lantai. Tahapan
pembesian plat lantai adalah sebagai berikut:
a. pemasangan tulangan bawah lapis pertama di atas beton
decking
b. ujung tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan balok
sebagai penjangkaran, minimal 30 kali diameter tulangan
c. pemasangan tulangan bawah lapis kedua di atas tulangan
bawah lapis pertama dengan arah tegak lurus, kemudian
diikat dengan kawat bendrat
d. pemasangan tulangan penumpu/kaki ayam. tulangan tersebut
diikat dengan tulangan bawah lapis kedua dengan kawat
bendrat
e. pemasangan tulangan atas lapis pertama di atas tulangan
penumpu (kaki ayam), kemudian diikat dengan kawat bendrat
f. pemasangan tulangan atas lapis kedua di atas tulangan atas
lapis pertama dengan arah tegak lurus, kemudian kedua
tulangan tersebut diikat dengan kawat bendrat
terpisah
Mulai
Pasang Bekisting
Bongkar Bekisting
Selesai
Gambar 3.46 Flowchart Pekerjaan Shear Wall dan Core Wall
b. Pemasangan Platform
Platform adalah plat yang terbuat dari pipa baja dan balok kayu
yang dibentuk sedemikian rupa sehingga kuat untuk menahan beban
pekerja dan peralatan kerja yang berada di atasnya. Platform berfungsi
untuk memberikan akses bagi pekerja dan peralatan kerja yang
digunakan untuk pekerjaan yang berada pada ketinggian.
Platform dipasang pada dinding dengan mengunakan angkur
baja. Stek angkur telah dipasang sebelumnya pada saat pemasangan
bekisting shear wall, dengan jarak dan elevasi pemasangan sesuai
dengan gambar kerja proyek. Langkah pemasangan platform adalah
sebagai berikut:
1. pembuatan platform dikerjakan di los kerja
2. pemasangan angkur untuk melekatkan platform dengan
shear wall
3. pemasangan platform dilakukan dengan mengunakan
alat tower crane
c. Pembuatan Tulangan
Dinding geser (shear wall) sebagai struktur dinding yang
berbentuk beton bertulang yang biasanya dirancang untuk menahan
geser, gaya lateral akibat gempa bumi harus diperhatikan secara teliti
penulangannya sehingga pelaksanaan pekerjaannya tidak
menyimpang dari shop drawing. Tulangan yang digunakan pada
pekerjaan shear wall dirangkai di luar lokasi proyek seperti hal nya
pekerjaan tulangan pada kolom.
Langkah pekerjaan pembuatan tulangan shear wall adalah
sebagai berikut:
1. tulangan dengan diameter sesuai gambar kerja (shop drawing)
didatangkan oleh pihak logistik ke lokasi proyek sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan di lapangan. biasanya panjang tulangan
dari supplier adalah 12 m
2. pemotongan tulangan dilakukan dengan alat bar cutter dan
pembengkokan tulangan dilakukan dengan mengunakan alat
bar bender
3. pembengkokan tulangan dilakukan sesuai dengan ketentuan
pendetailan tulangan. untuk sengkang dengan pembengkokan
pengait dengan sudut 135o, maka panjang tulangan yang
diperlukan adalah sepanjang keliling tulangan ditambah
dengan panjang pengait 6 d atau 75 mm (dipilih yang terbesar).
sementara untuk pengait di ujung tulangan yang dibengkokan
dengan sudut 90o, maka panjang pengait yang dibutuhkan
adalah 12 D
4. pemotongan tulangan utama dilakukan sepanjang tinggi shear
wall perlantai bangunan ditambah dengan panjang penyaluran
tulangan (overlap) untuk keperluan penyambungan tulangan.
panjang penyaluran tulangan (overlap) yang dibutuhkan adalah
sebesar 40 diameter tulangan terbesar yang disambung.
penekukan bagian bawah tulangan sepanjang panjang
penyaluran dilakukan untuk memudahkan penyambungan
tulangan shear wall tiap lantai
5. pemotongan tulangan utama dilaksanakan di los kerja besi,
kemudian tulangan utama tersebut diangkat ke tempat
pelaksanaan dengan bantuan tower crane untuk dirangkai di
tempat
6. pengikatan tulangan sengkang dengan tulangan utama shear
wall dilakukan dengan menggunakan kawat bendrat
d. Pemasangan Tulangan
Tulangan utama yang telah dipotong di los kerja, selanjutnya
diangkat dengan menggunakan alat tower crane untuk kemudian
ditempatkan pada posisi penyambungan antartulangan shear wall.
Pengangkatan tulangan shear wall dilakukan dengan mengikatkan
pipa besi pada tulangan utama, kemudian seling tower crane
diikatkan pada pipa besi.
Setelah panel-panel tulangan shear wall ditempatkan pada posisi
penyambungan antar tulangan, kemudian panel-panel tulangan
tersebut disatukan dengan tulangan penyambung. Panjang tulangan
penyambung harus memenuhi panjang penyambungan yang
disyaratkan oleh Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971 yaitu
sepanjang 40 kali diameter tulangan yang akan disambung.
Setelah seluruh panel tulangan tersambung, pekerjaan ini
dilakukan di setiap sisi-sisi shear wall yang akan didirikan. Dalam
install tulangan harus dilakukan dengan benar sehingga tidak terjadi
pergeseran posisi dinding yang kemudian akan menyebabkan
terjadinya eksentrisitas. Untuk itu pemasangan tulangan harus selalu
diiringi dengan pekerjaan pengukuran (iutzet) untuk memastikan
pekerjaan install tulangan telah dilakukan sesuai dengan gambar
rencana. Jangan lupa juga memasang stek tulangan pada bagian shear
wall untuk penyaluran gaya dari plat ke shear wall.
e. Pembuatan Bekisting
Dalam pembuatan bekisting shear wall, digunakan bahan-
bahan sebagai berikut :
1. penolit film
merupakan lapis pemukaan dalam bekisting yang langsung
bersentuhan dengan beton. kondisi permukaan penolit film
akan berpengaruh langsung terhadap kualitas permukaan beton
setelah pengecoran.
2. balok lvl
merupakan balok kayu/hollow dan posisinya berada tepat
dibelakang penolit film berfungsi untuk menerima beban akibat
pengecoran dari penolit film.
3. bracket + push pull props
adalah pipa penyangga bekisting yang berfungsi untuk
mempertahankan posisi bekisting shear wall sehingga tidak
dapat bergerak karena sesuatu hal yang tidak diinginkan.
4. washer + m16 bolt
merupakan baut yang berfungsi untuk mengikat/menempelkan
balok lvl dengan waller beam dan menjaga jarak antar waller
beam.
5. corner tie holder
merupakan penyambung antara panel bekisting yang
ditempatkan pada ujung waller beam atau pada sudut-sudut
bekisting shear wall.
6. platform
merupakan plat pelayanan pengecoran yang digunakan sebagai
tempat pekerja berdiri pada saat melaksanakan pengecoran
beton.
7. tie-rod
merupakan separator atau penjaga jarak antara bekisting
sebelah dalam dan bekisting sebelah luar shear wall yang
berfungsi untuk menjaga ketebalan shear wall sehingga tidak
terjadi penyempitan pada shear wall akibat melendutnya
plywood yang digunakan, sehingga ketebalan shear wall yang
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
8. pvc tube + cone plastic
merupakan pipa pvc dan kerucut plastik yang berfungsi untuk
membungkus tie-rod sehingga pada saat pengecoran
berlangsung tie-rod
tidak bersentuhan dengan beton. tie-rod yang tidak bersentuhan
dengan beton dapat dilepas pada saat pembongkaran bekisting
dan dapat digunakan untuk pengecoran berikutnya.
f. Pemasangan Bekisting
Setelah bekisting selesai dibuat, kemudian diangkat dengan
bantuan alat tower crane dari los kerja bekisting menuju lokasi
pemasangan. Urutan proses pemasangan bekisting shear wall adalah
sebagai berikut:
1. bekisting yang telah dibuat di los kerja ditempatkan pada
lokasi pelaksanaan pekerjaan dengan mengunakan bantuan alat
tower crane.
2. sebelum bekisting dipasang, harus terlebih dahulu dilakukan
pemasangan blockout guna menutupi daerah yang tidak akan
terkena adukan beton. blockout biasanya menggunakan
styrofoam yang dimasukkan dalam tulangan sesuai letak
daerah yang dibutuhkan.
3. pemasangan dimulai dari bekisting sebelah dalam shear wall.
4. setelah bekisting sebelah dalam shear wall dipasang dengan
bantuan alat tower crane, kemudian adjustable push pull props
pada bagian dalam langsung diikatkan ke base plate dengan
dynabolt untuk menahan bekisting agar tidak terjatuh dan
menimpa pekerja.
5. pemasangan tie-rod bertujuan untuk menjaga ketebalan
shearwall & corewall agar tidak berubah saat beton mengeras
dan dilanjutkan dengan pemasangan pvc tube dan plastic cone.
6. pemasangan bekisting sebelah luar shear wall.
7. pemasangan penghubung tie-rod ke bekisting luar shear wall
dan kemudian dikencangkan dengan wing nut untuk
menyesuaikan tebal dinding yang diinginkan.
8. pemasangan angkur untuk tempat untuk melekatkan climbing
platform untuk keperluan pekarjaan shear wall pada lantai
berikutnya.
9. check posisi (as shear wall) dan kelurusan bekisting dengan
menggunakan alat theodolite dan verticality pemasangan
bekisting dengan menggunakan unting-unting.