Anda di halaman 1dari 3

waste

wastewater management, actually krn aku belajar dan lebih paham ttg issue ini sih
hehe

Menurut World Bank, lebih dari setengah populasi manusia di bumi ini tinggal di
urban cities, sekitar 56% dari total populasi yg berarti kurang lebih 4 miliar
penduduk. Fenomena urbanisasi yg meningkat tajam menyebabkan lahan di kota
semakin sempit, air tanah menipis tetapi yg membuang limbah semakin byk. Dgn
kawasan padat penduduk tentu sistem pembuangan limbah semakin kompleks.
Alhasil jika kota tdk siap dgn fenomena urbanisasi tsb, tdk siap dgn infrastuctur yg
ada, maka kejadian-kejadian not healthy living akan semakin byk. Kawasan kumuh
disepanjang bantaran sungai, buang air besar sembarangan, tdk adanya integrasi
sistem pengolahan limbah dan lain-lain. Dan dampaknya apa?

1. 700 juta penduduk urban cities dont have access to hygine sanitation, it
means a lot. Saat personal problem ttg buang air limbah sendiri tdk bisa
terpenuhi maka pilihannya adalah buang air besar sembarangan yg dilakukan
mostly di sungai atau its okay di conventional sanitation/open defecation:
dimana saja ditanah mana saja. Akibatnya menjadi polutan di sungai atau di
tanah yg akhirnya mencemari air tanah, bahkan data UNICEF menyebutkan
55% air tanah di Jakarta sudah terkontaminasi bakteri E colli. Kandungan
Bakteri E Colli di air tanah yg semakin byk mengakibatkan byk org sakit
terutama yg paling kerasa adalah anak-anak, sebesar 1400 anak di dunia
meninggal setiap harinya krn diare atau penyakit yg related dgn fenomena
akibat buang air besar sembarangan. Yg juga itu berarti menjadi penyebab
kematian anak-anak terbesar kedua setelah mal nutrisi.
2. Indonesia harus mengeluarkan biaya sekitar Rp. 56 Triliun rupiah
pertahunnya atau 2.3% dari total PDB negara hanya krn sanitasi yg buruk
dan setengah dari biaya tsb digunakan utk biaya kesehatan. It means a lot.
Kenapa? Krn misal dgn analogi sederhana, utk membuat IPAL Komunal
beserta fasilitas kamar mandi umumnya yg dapat melayani 250jiwa biaya yg
dibutuhkan sekitar Rp 500juta. Kalau biaya kesehatan yg dibutuhkan utk
mengobati org sakit akibat buruknya sanitasi setengah dari 56T maka bisa
utk membangun 56000 IPAL Komunal yg berarti sekitar 14 juta jiwa yg bisa
mendapat akses sanitasi layak. Bukankah itu suatu hal yg lebih efektif? Tdk
hanya mengobati saja tetapi melakukan tindakan preventif.

Yg aku ingin tekankan disini adalah kita harus siap dgn fenomena urbanisasi yg
akan terus meningkat, bukan suatu yg terelakkan krn itu sudah menjadi hak
masing-masing penduduk, walaupun mencegah hal itu terjadi juga bisa dgn
menghidupkan local potency dan pembangunan yg lebih merata. Tetapi kita bisa
lihat bahwa ketdksiapan tsb akan berdampak nyata, baik secara kesehatan dan
biaya yg harus dikeluarkan. Suatu hal yg penting utk masyarkat yaitu mulai aware
dgn apapun yg mereka buang, limbah seperti apa, masuk dalam sistem yg
bagaimana, dampaknya bagaimana sehingga tdk hanya eksploitasi lahan, air, dan
kehidupan saja tetapi juga aware dalam memanagenya. Pemerintah tdk dapat
menjalankannya sendiri, selama ini sudah byk sekali program pemerintah bagus
kaitannya dgn wastewatermanagement: Sanitasi Berbasis Masyarakat, berbasis
Pedesaan, Perkotaan dan lain-lain tetapi apalah daya kalau masyarakatnya juga tdk
aware utk berperilaku healthy living dan proaktif dgn program-program pemerintah.
This is important because the cities need a reliable system to dispose of human
feces in a safe way yg bisa dilakukan secara bersama-sama.

wastewater management,actually krn aku bljar dan lbih phm ttg issue ini hehe

Menurut World Bank, lebih dr stngah populasi mnusia di bumi tinggal di urban
cities,skitar 56% dr total populasi yg berarti krng lbih 4 miliar pndduk. Fenomena
urbanisasi yg mningkat tajam mnyebabkan lahan di kota smakin sempit,air tanah
menipis ttapi yg mmbuang limbah semakin byk. Dgn kawasan pdat pnduduk tentu
sistem pembuangan limbah semakin kompleks. Alhasil jika kota tdk siap dgn
fenomena urbanisasi tsb,tdk siap dgn infrastuctur yg ad, mka kejadian2 not healthy
living akn smakin byk. Kwasan kumuh disepanjang bantaran sungai,buang air besar
smbarangan,tdk adanya integrasi sistem pengolahan limbah dll. Dampaknya ap?

1. 700 jt pduduk urban cities dont have access to hygine sanitation,it means a
lot. Saat personal problem ttg buang air limbah tdk bsa trpenuhi mka plihannya
adlh buang air besar smbarangan yg dlakukan mostly di sungai atau conventional
sanitation/open defecation: dmna sja ditanah mna sja. Akibatnya mnjadi polutan di
sungai atau di tanah yg akhirnya mncemari air tanah, bahkan data UNICEF
mnyebutkan 55% air tanah di Jakarta sdah trkontaminasi bakteri E colli. Kandungan
Bakteri E Colli di air tanah yg smakin byk mengakibatkan byk org sakit terutama yg
paling kerasa adlh anak2, sbesar 1400 anak di dunia meninggal setiap harinya krn
diare atau pnyakit yg related dgn fnomena tsb. Yg juga itu berarti mjadi pnyebab
kematian anak2 trbesar kedua setelah mal nutrisi.

2. Indonesia hrus mngeluarkan biaya skitar Rp. 56 Triliun rupiah prtahunnya


atau 2.3% dri total PDB negara hanya krn sanitasi yg buruk dan stengah dari biaya
tsb digunakan utk biaya kesehatan. It means a lot. Kenapa? Krn misal dgn analogi
sderhana, utk mmbuat IPAL Komunal bserta fasilitas kamar mandi umumnya yg
dapat melayani 250jiwa biaya yg dibutuhkan sktar Rp 500jt. Klau biaya ksehatan yg
dbutuhkan utk mngobati org sakit akbt bruknya sanitasi stengah dri 56T mka bsa
utk mmbangun 56000 IPAL Komunal yg brarti sekitar 14 juta jiwa yg bisa mendapat
akses sanitasi layak. Bukankah itu lbih efektif? Tdk hanya mengobati saja ttapi
melakukan tindakan preventif.

Kita dpat mlihat bahwa ketdksiapan mnghadapi urbanisasi yg trs mngkat akan
berdampak nyata, baik secara kesehatan dan biaya yg harus dkeluarkan. Suatu hal
yg penting utk masyarkat yaitu mulai aware dgn apapun yg mereka buang, limbah
seperti apa, masuk dalam sistem ygbagaimana, dampaknya bagaimana sehingga
tdk hanya eksploitasi lahan, air, dan kehidupan saja tetapi juga aware dalam
memanagenya. Pemerintah tdk dapat menjalankannya sendiri, selama ini sudah byk
sekali program pemerintah bagus kaitannya dgn wastewatermanagement: Sanitasi
Berbasis Masyarakat, berbasis Pedesaan, Perkotaan dll tetapi apalah daya kalau
masyarakatnya juga tdk aware utk berperilaku healthy living dan proaktif dgn
program-program pemerintah. This is important because the cities need a reliable
system to dispose of human feces in a safe way.

Anda mungkin juga menyukai