Disusun oleh:
(13/346641/TK/40546)
FAKULTAS TEKNIK
YOGYAKARTA
2017
NASKAH SEMINAR Oktober 2017
PEMODELAN KUALITAS AIR (BOD dan DO) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS 4.1
INTISARI
Kali Belik adalah sungai dengan hulu di daerah Karangwuni Kabupaten Sleman dan hilirnya di daerah Wonokromo Kabupaten Bantul
serta mengalir melalui kawasan Universitas Gadjah Mada (UGM). UGM telah membangun beberapa bangunan air dalam rangka
mengoptimalkan aliran Kali Belik di sepanjang kawasan UGM. Dari pembangunan-pembangunan tersebut, telah dilakukan peninjauan
terhadap aspek hidraulika namun belum pernah dilakukan analisa pengaruhnya terhadap kualitas air Kali Belik padahal permasalahan
kualitas air bukanlah aspek yang dapat disepelekan mengingat kondisi Kali Belik yang semakin memburuk kualitasnya. PDAM di hulu
Kali Belik disinyalir sebagai salah satu faktor pencemar aliran air Kali Belik karena dalam pengoperasiannya menggunakan sumber air
dari mata air Kali Belik yg menyebabkan berkurangnya aliran air. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka dilakukan suatu
penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan model kulitas air di Kali Belik agar dapat melihat suatu pola perubahan konsentrasi
parameter kualitas air khususnya Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Dissolved oxygen (DO)
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan sekunder. Data primer diambil dari pengukuran dan pengambilan
sampel langsung di lokasi penelitian pada tanggal 15 November 2016. Lokasi Penelitian terletak pada ruas Sungai Belik karangwuni,
Lembah UGM sampai dengan Klitren Lor sepanjang 3,7 km yang dibagi menjadi 6 segmen yaitu 2 segmen di daerah sebelum memasuki
kawasan UGM, 2 segmen di kawasan UGM, dan 2 segmen setelah melewati kawasan UGM. Setiap segmen tersebut memiliki 1 titik
sampling. Data sekunder merupakan data kualitas air dari IPAL MM UGM. Data-data tersebut kemudian digunakan sebagai data input
dalam simulasi kualitas air dengan menggunakan program komputer HEC-RAS 4.1 yang dijalankan dengan kondisi steady state.
Dari hasil simulasi pada tanggal 15 November 2016 di lokasi penelitian didapatkan nilai konsentrasi rerata DO dengan kisaran 1,553-
9,93 mg/l. Sementara, konsentrasi rerata BOD5 dengan kisaran 8,856- 48,4 mg/l telah melebihi batas nilai maksimum yang diijinkan
dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 yaitu sebesar 3 mg/l. Beban BOD5 dari sumber polutan menuju ke sungai pada tanggal
15 November 2016 yaitu sebesar 20,072-691,442 kg/hari telah melebihi beban yang ditetapkan pada baku mutu peraturan pemerintah
No.82 Tahun 2001 yaitu sebesar 0.0195 kg/hari. Dari proses kalibrasi kualitas air didapatkan beberapa titik sumber polutan yaitu pada
RS 3700, RS 2560-2580, RS 1940-1960, dan RS 100-200 yang jika disesuaikan dengan hasil survei lapangan lokasi tersebut secara
berturut-turut adalah PDAM karangwuni, Pusat Jajanan Lembah UGM, IPAL Wisma MM UGM, dan tempat pembuangan sampah.
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 1
Oktober 2017 NASKAH SEMINAR
pengaruhnya terhadap kualitas air Kali Belik padahal 2. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh bangunan
permasalahan kualitas air bukanlah aspek yang dapat air dikawasan UGM terhadap kualitas air Kali
disepelekan mengingat kondisi Kali Belik yang Belik berdasarkan sifat penyebaran konsentrasi
semakin memburuk kualitasnya. Di daerah hulu Kali polutan
Belik terdapat PDAM yang disinyalir sebagai salah 3. Mengidentifikasi sumber polutan berdasar data
satu faktor pencemar aliran air Kali Belik karena monitoring kualitas air di Kali Belik,
dalam pengoperasiannya menggunakan sumber air 4. Mengetahui taraf beban pencemar Kali Belik atas
dari mata air Kali Belik yg menyebabkan dasar beberapa parameter baku mutu air yang
berkurangnya aliran air Kali Belik. Selain itu limbah ditetapkan sesuai dengan PP No.82 tahun 2001.
hasil pengolahan juga dikembalikan ke Kali Belik
sehingga air Kali Belik berubah warna dan berbau. 1.4 Batasan Masalah
Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka Untuk menghindari pembahasan yang terlalu meluas
dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk dalam studi ini, ruang lingkup penelitian meliputi hal-
mengembangkan model kualitas air di Kali Belik agar hal berikut ini :
dapat melihat suatu pola perubahan konsentrasi 1. Lokasi penelitian adalah di sebagian area aliran
parameter kualitas air khususnya Biochemical Oxygen Kali Belik yang melintasi kawasan UGM.
Demand (BOD) dan Dissolved oxygen (DO). Program 2. Simulasi yang dilakukan pada pemodelan adalah
komputer yang digunakan untuk membantu simulasi aliran permanen tak seragam (steady non uniform)
kualitas air pada penelitian kali ini adalah HEC-RAS. dan simulasi kualitas air dilakukan hanya pada
HEC-RAS 4.1 sendiri merupakan software yang tanggal 15 November 2016 disepanjang 3,72 km
biasanya digunakan untuk menganalisa aliran sungai dari hulu pada pukul 07:00 WIB. Hal ini
dari segi hidraulika. Pada praktiknya, software ini didasarkan terbatasnya data monitoring kualitas
sering dimanfaatkan sebagai alat bantu desain air yang tersedia,
bangunan pengendali banjir. Namun, pada penelitian 3. Parameter kualitas air yang ditinjau adalah BOD5
kali ini, software ini digunakan untuk menganalisa dan DO.
kualitas air dengan menggunakan fitur water quality 4. Peninjauan bangunan air kawasan UGM hanya
simulation yang terdapat didalamnya. Diharapkan berdasarkan sifat penyebaran konsentrasi polutan.
dengan adanya penelitian ini juga dapat diketahui ada
atau tidaknya pengaruh bangunan pengendali banjir 1.5 Manfaat Penelitian
yang dibangun UGM terhadap kualitas air Kali Belik. Menjadikan penelitian ini sebagai gambaran pola
persebaran kualitas air di Kali Belik daerah penelitian
1.2 Rumusan Masalah sekaligus mengenalkan fitur water quality simulation
Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah dari HEC-RAS 4.1.
disusun, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut: 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Bagaimana sifat penyebaran konsentrasi polutan
di ruas Kali Belik (khususnya BOD5 dan DO)? 2.1 Penelitian yang Terkait dengan Transpor Polutan
2. Apakah ada pengaruh bangunan air di kawasan di Sungai
UGM terhadap kualitas air di Kali Belik Penelitian tentang pola aliran dan penyebaran polutan,
berdasarkan sifat penyebaran konsentrasi polutan? pernah dilakukan oleh Atiam (2010), pendekatan yang
3. Apa saja sumber polutan yang berpengaruh besar dilakukan adalah dengan simulasi numeris transpor
pada pola penyebaran konsentrasi BOD5 di Kali polutan. Simulasi numeris transpor polutan di sungai
Belik daerah penelitian? dapat diselesaikan dengan pendekatan dua dimensi
4. Berapa nilai beban pencemar di Kali Belik atas menggunakan software SMS 8.1 (Surface Water
dasar beberapa parameter baku mutu air yang Modelling System) atau satu dimensi menggunakan
ditetapkan sesuai dengan PP No.82 tahun 2001? software HEC-RAS 4.1. Penelitian ini dilakukan pada
ruas Sungai Bedog, Kabupaten Bantul, Yogyakarta
1.3 Tujuan Penelitian sepanjang 4,7 km. Hasil simulasi dengan pendekatan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 2-dimensi pada saat musim kemarau dan hujan
1. Mengetahui sifat penyebaran konsentrasi polutan menunjukkan polutan menyebar searah aliran sungai
di ruas Kali Belik,khususnya BOD5 dan DO, mengikuti alur sungai. Besaran debit tidak
mempengaruhi arah penyebaran polutan hal ini diduga
2 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Oktober 2017
SMS 8.1 mempunyai keterbatasan dalam mengencerkan polutan lebih cepat daripada debit
mensimulasikan model sungai yang lebarnya kecil. sungai yang kecil.
Hasil simulasi 1-dimensi menunjukkan bahwa Sukmana (2016) melakukan simulasi aliran pada
konsentrasi Dissolved Oxygen (DO) rerata sungai pada saluran drainase Kali Belik menggunakan program
musim hujan (5,28-6,35 mg/) dan musim kemarau HEC-RAS v.4.1 untuk mengetahui debit limpasan di
(7,21-7,56 mg/) masih melebihi konsentrasi DO daerah tangkapan yang masuk ke sistem drainase Kali
minimum (4 mg/) yang diijinkan. Konsentrasi BOD Belik sampai titik kontrol gorong-gorong Jalan
rerata musim hujan (3,19-4,39 mg/) dan musim Kolombo. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
kemarau (15,56-23,99 mg/) telah melebihi batas bahwa dalam penggunaan HEC-RAS untuk simulasi
BOD maksimum (3 mg/) yang diijinkan. Beban BOD aliran sistem Kali Belik di ruas UGM sampai Klitren
ke sungai musim hujan (4.033,98 kg/hari) lebih besar Lor dengan model unsteady yang menghasilkan
dari beban BOD musim kemarau (3.623,95-5.219,86 peredaman puncak banjir dan penurunan jumlah
kg/hari). volume yang melewati titik kontrol pada simulasi
Ratna (2008) melakukan penelitian tentang fluktuasi debit banjir 5 dan 10 tahunan. Dengan adanya
BOD-DO di Sungai Bedog akibat adanya bahan perubahan tampang saluran sesuai dengan rencana
pencemar organik serta strategi manajemen sungai DED karakteristik hidrograf debit banjir tidak
dalam hal pembatasan jumlah polutan yang dapat mengalami perubahan yang signifikan, debit banjir
diterima oleh badan sungai. Penelitian tersebut puncak 5 tahunan yang masuk ke dalam saluran Kali
menggunakan simulasi steady non uniform flow Belik hingga daerah jalan Colombo adalah sebesar 8,1
dengan perangkat lunak QUAL2K. Dari hasil m3/s pada kondisi eksisting, dan 8,1 m3/s pada kondisi
penelitian diperoleh bahwa kekasaran saluran rencana DED, dan sebesar 9,01 m3/s pada kondisi
mempengaruhi fluktuasi BOD-DO yang berkaitan eksisting dan 8,95 m3/s pada kondisi setelah ada
dengan kondisi morfologi dan karakteristik aliran pembangunan rencana DED kala ulang 10 tahunan,
seperti kedalaman dan kecepatan aliran. Dari Dari beberapa penelitian di atas tampak bahwa
penelitian ini juga dapat diketahui bahwa besarnya penelitian tentang penyebaran aliran polutan di sungai,
pembuangan beban sungai oleh non point source lebih khususnya Kali Belik yang menjadi tempat saluran
dominan daripada pembuangan beban oleh IPAL pembuangan polutan domestik dengan HEC-RAS
sehingga mempengaruhi strategi penanganan sungai. belum banyak di teliti.
Meidiansyah (2014) juga melakukan identifikasi
sumber dan penyebaran polutan dengan simulasi 3 LANDASAN TEORI
pendekatan satu dimensi menggunakan perangkat
lunak HEC-RAS 4.1 di Sungai Code. Dari hasil 3.1 Sumber dan Karakter Polutan
penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar Dilihat dari sumbernya,air buangan atau air polutan
kadar DO dan BOD dalam sungai telah melebihi batas dapat diklasifikasikan dalam 2 golongan, yaitu:
konsentrasi yang diijinkan akibat adanya sumber 1. Polutan domestik, merupakan buangan yang
limbah yang telah mencemari Sungai Code. Buangan berasal dari rumah tangga dan berbentuk cairan
limbah tersebut berasal dari limbah domestik, seperti buangan yang berasal dari WC, dapur dan
rusunawa, hotel, dan rumah makan. sebagainya,
Herdyasrastiti (2015) mengkaji sensitivitas model 2. Polutan non domestik, merupakan buangan yang
transpor sedimen yang dihasilkan oleh pemodelan berasal dari industri, pertanian dan sebagainya.
HEC-RAS 4.1 dan juga melakukan simulasi untuk Karakteristik air polutan yang dihasilkan dari berbagai
mengetahui transpor polutan BOD dan DO yang sumber pembuangan baik domestik maupun non
terjadi di Sungai Serayu hilir. Dari hasil penelitian domestik dapat dibedakan menjadi dua:
dapat disimpulkan bahwa berdasarkan uji sensitivitas 1. Kuantitas air polutan (debit aliran) yaitu volume
terhadap perubahan temperatur air, ukuran butiran, air polutan per satuan waktu,
dan computational increment untuk data dari Sungai 2. Kualitas air polutan, kualitas air polutan dapat
Serayu, hasil dari persamaan Toffaleti lebih stabil dari diketahui dengan memeriksa parameter-
pada persamaan Laursen. Berdasarkan hasil penelitian parameter fisik, kimia maupun biologi yang
juga dapat diketahui bahwa penambahan debit dapat terkandung di dalam air polutan.
mempengaruhi proses transpor polutan dan kondisi
kualitas air sungai. Debit sungai yang lebih besar dapat
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 3
Oktober 2017 NASKAH SEMINAR
3.2 Indikator Kualitas Air Sungai 4.1 berisi empat komponen analisis hidraulika 1-D
Budi Utama dan Purwono (1992), menyatakan yaitu:
parameter untuk mengetahui kandungan bahan a. Perhitungan profil permukaan aliran steady
pencemar dalam air buangan dengan menghitung b. Simulasi aliran unsteady;
jumlah oksigen dalam sistem air yang dibutuhkan oleh c. Perhitungan transpor sedimen;
bakteri aerobik untuk menetralisir atau menstabilkan d. Perhitungan kualitas air.
bahan-bahan sampah (organik) dalam air, melalui 3.4.1 Koefisien kekasaran
proses oksidasi biologis, secara dekomposisi aerobik
yang disebut dengan Biochemical Oxygen Demand Koefisien kekasaran Manning menggambarkan
(BOD). Makin besar BOD dalam sistem air, maka kekasaran saluran. Koefisien ini digunakan untuk
persediaan oksigen terlarut yang berada di dalam air menghitung kecepatan rerata suatu penggal saluran.
tersebut semakin berkurang. Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai koefisien kekasaran.
Thomann dan Mueller (1987), menyatakan bahwa
2
Dissolved Oxygen (DO) merupakan parameter yang 1
= 3 (3.1)
menunjukkan banyaknya oksigen yang terlarut dalam
air. Jumlah kandungan oksigen terlarut dalam air V : kecepatan (m2/det)
merupakan indikator tingkat pencemaran air oleh zat n : koefisien kekasaran Manning (m-1/3det)
organik. Hasil pemeriksaan konsentrasi O2 dapat
memberikan indikasi apakah air sampel sungai R : jari-jari hidraulik (m).
tersebut sudah tercemar atau belum. Jika konsentrasi Tabel 3.1 Nilai Koefisien Kekasaran Manning Pada
O2 tinggi maka menunjukkan angka pencemaran Program HEC-RAS 4 1
masih rendah. Saat konsentrasi O2 rendah maka air Saluran alam untuk
No Minimum Normal Maksimum
sungai tersebut tercemar. Disini ada hubungan yang saluran di dataran
berlawanan antara konsentrasi O2 dengan BOD. Bila Saluran lurus, terisi
konsentrasi O2 tinggi maka BOD rendah dan berlaku penuh, tanpa
1 0,025 0,030 0,033
rekahan atau ceruk
sebaliknya.
dalam
3.3 Model Kualitas Air Sungai Seperti Nomor 1,
2 banyak batu-batu, 0,030 0,035 0,040
Loucks (1981), menyatakan bahwa untuk tanaman penggangu
memprediksi tingkat pencemaran sungai dapat Bersih, berkelok-
dilakukan dengan memodelkan kualitas air dalam 3 kelok, berceruk, 0,033 0,040 0,045
berbagai macam asumsi dan pendekatan. Model bertebing
kualitas air yang didasarkan pada keseimbangan Seperti Nomor 3,
kandungan oksigen terlarut DO dan kebutuhan dengan tanaman
4 0,035 0,045 0,050
penggangu, batu-
oksigen bagi biokimia BOD dalam air sungai telah
batu
dikembangkan sehingga dikenal dengan model BOD-
Seperti Nomor 3,
DO. tidak terisi penuh,
5 banyak kemiringan 0,040 0,048 0,055
3.4 Program HEC-RAS dan penampang
yang kurang efektif
Hydraulic Engineering Center-River Analysis System
Tenang pada bagian
(HEC-RAS) dikembangkan oleh U.S Army Corps of lurus, tanaman
Engineers River Analysis System. Program ini 6 0,050 0,070 0,080
penggangu, ceruk
digunakan untuk perhitungan aliran satu dimensi,baik dalam
untuk aliran permanen (steady) maupun aliran tidak Banyak tanaman
permanen (unsteady) dalam suatu jaringan yang penggangu, ceruk
berada pada saluran alami maupun buatan. HEC-RAS 7 dalam atau jalan air 0,075 0,100 0,150
penuh kayu dan
ranting
4 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Oktober 2017
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 5
Oktober 2017 NASKAH SEMINAR
6 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Oktober 2017
4.3 Pemodelan dengan Program HEC-RAS 4.1 yang digunakan sebagai gambaran identifikasi
Dalam melakukan simulasi suatu aliran dengan running simulai program. Langkah dalam melakukan
program HEC-RAS 4.1, terdapat serangkaian simulasi pada model HEC-RAS 4.1 adalah sebagai
prosedur yang harus diikuti agar simulasi dapat berikut:
berjalan dalam sistem.
1. Memasukkan data geometri sesuai hasil
Urutan prosedur tersebut mencakup: pengukuran/desain, termasuk memasukkan nilai
1. Pembuatan file project. kekasaran Manning berdasarkan data pustaka
2. Input data geometri. yang ada.
3. Input data aliran steady. 2. Jalankan simulasi program dalam kondisi
4. Performa hitungan aliran steady. steady flow dengan masukan nilai debit sesuai
5. Simulasi kualitas air. waktu kejadian.
3. Menyesuaikan debit aliran di sepanjang sungai
4.3.1 Pembuatan File Project berdasarkan data terukur dengan cara
menambahkan atau mengurangi dari lateral
Langkah pertama pemodelan atau hitungan hidraulika inflow/outflow pada titik-titik monitoring.
dengan HEC- RAS 4.1 adalah membuat file project.
Suatu model dalam HEC-RAS 4.1 disimpan dalam
4.3.5 Simulasi Kualitas Air
sebuah file project. Kemudian, pengguna membuat
dan memasukkan nama file project sehingga HEC- Persiapan untuk melakukan input model kualitas air
RAS 4.1 akan memberi nama semua file yang harus memenuhi beberapa syarat atau batasan. Syarat-
berkaitan dengan model tersebut sesuai dengan nama syarat batas dan awal kualitas air yang harus dipenuhi
yang telah dimasukkan. sebelum melakukan simulasi kualitas air antara lain:
1. Syarat-syarat temperatur air, syarat batas
4.3.2 Input Data Geometri temperatur air diterapkan disepanjang sungai
Langkah selanjutnya adalah memasukkan data yang ditinjau sedangkan syarat awal yaitu
geometri, yang terdiri dari sistem informasi aliran temperatur awal yang diterapkan hanya pada
yang saling berhubungan. Parameter geometri saluran titik-titik monitoring sungai.
yang dibutuhkan oleh HEC-RAS 4.1 adalah skema 2. Syarat model nutrisi, kondisi batas konsentrasi
sistem sungai berupa alur, tampang melintang, dan polutan (BOD5 dan DO) berupa data
koefisien kekasaran dasar sungai. konsentrasi polutan yang diterapkan di
sepanjang titik-titik monitoring sungai. Syarat
4.3.3 Input Data Aliran awal yaitu konsentrasi awal polutan yang
langkah selanjutnya adalah memasukkan data aliran. diterapkan hanya pada titik-titik monitoring
Pada Pengunaan HEC-RAS 4.1,disyaratkan untuk sungai.
memasukkan data aliran, kondisi batas (boundary Setelah semua data kualitas air dimasukkan, langkah
condition) dan kondisi awal (initial condition). terakhir yaitu melakukan eksekusi/analisis terhadap
Kondisi awal yang dimasukkan berupa data debit data masukan. Untuk menampilkan hasil simulasi
sedangkan kondisi batas upstream dan downstream
berupa ketinggian muka air (known w.s.). Kondisi 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
awal yang digunakan berupa data debit di beberapa
titik tinjauan. Data aliran yang di masukan pada 5.1 Peniruan Bentuk Geometri pada Software HEC-
penelitian ini hanya terbatas pada data aliran dari Kali RAS
Belik saja, tanpa memperhitungkan data dari lateral Dalam peniruan bentuk geometri aliran dengan
flow. program HEC-RAS 4.1, serangkaian prosedur harus
diikuti agar mendapatkan bentuk geometri yang sesuai
4.3.4 Simulasi Hitungan Aliran dengan kondisi di lapangan. Urutan prosedur tersebut
Setelah data geometri dan aliran dimasukkan, langkah mencakup:
terakhir yaitu melakukan running terhadap data
masukan. Langkah pertama dalam running simulasi 5.1.1 Penentuan alur saluran
adalah dengan memasukkan nama suatu plan. Plan Pada program HEC-RAS, data geometri digunakan
diartikan sebagai data geometri dan data aliran steady untuk menentukan lokasi-lokasi titik di sepanjang
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 7
Oktober 2017 NASKAH SEMINAR
lokasi penelitian yaitu berupa titik river station (RS). dengan titik stationing RS 2278, RS 2031, dan RS
Pada penelitian ini, terdapat 186 RS yang antar 1879.
stasiunnya berjarak 0,2 km. Batas hulu ditandai
dengan titik RS 3700 sampai batas hilir titik RS 0. 5.1.5 Daerah Tampungan Air
Tabel 5.1 merupakan keterangan untuk menjelasakan Kali Belik memiliki dua buah daerah tampungan air
lokasi titik-titik RS pada lokasi titik monitoring. yaitu Embung UGM yang terletak di sisi hulu dan
Tabel 5.1 Lokasi River Station Embung Langensari yang terletak di daerah hilir.
Penelitian ini menggunakan Area Times Depht
RS Lokasi Method dalam pemasukan data sehingga data yang
3700-3007 Sebelum memasuki kawasan UGM dibutuhkan adalah luasan dan elevasi minimum. Data
yang digunakan untuk perancangan embung adalah
3000-1864 Berada di kawasan UGM data sekunder dari Balai Lingkungan Hidup dan
RENBANG UGM berupa luasan dan elevasi dasar
1840-0 Setelah memasuki kawasan UGM embung.
5.1.2 Tampang Melintang dan Memanjang 5.2 Peniruan Hidraulika (Steady Flow)
Data tampang melintang dan memanjang sungai Simulasi aliran dilakukan dengan running program
diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan, data menggunakan steady flow simulation. Debit aliran
tersebut secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. pada initial condition dimasukkan berdasarkan data
Dalam pembuatan data tampang lintang ini, juga yang terukur di lapangan sedangkan Boundary
dilakukan masukan koefisien kekasaran Manning. condition upstream dan downstream berupa data
Nilai koefisien kekasaran Manning yang digunakan ketinggian muka air (known w.s.) yang memiliki nilai
adalah 0,04, nilai ini didapatkan berdasarkan berturt-turut sebesar 0,05 m dan 0,35 m. Data debit
penyesuaian hasil pengamatan di lapangan dengan aliran dapat dilihat pada Tabel 5.3
standar koefisien kekasaran Manning yang dapat
Tabel 5.3 Nilai debit aliran
dilihat pada Tabel 3.1 Data koefisien kekasaran
Manning dapat dilihat pada Tabel 5.2 di bawah ini. No River Station Debit (m3/det)
Tabel 5.2 Data koefisien kekasaran dasar Manning 1 3700 0,023
River Left Of Right Of 2 3200 0,006
Channel
Station Bank Bank
3 2560 0,208
3700 0,04 0,04 0,04
4 1913 0,185
3200 0,04 0,04 0,04
2560 0,04 0,04 0,04 5 940 0,12
1913 0,04 0,04 0,04 6 100 0,889
940 0,04 0,04 0,04 5.3 Peniruan Kualitas Air.
100 0,04 0,04 0,04 Dalam peniruan kualitas air dengan program HEC-
RAS 4.1, terdapat beberapa hal yang perlu ditinjau
5.1.3 Jembatan dan Gorong-gorong
yaitu Boundary Condition, Initial Condition,
Pada daerah penelitian ini, terdapat total jembatan dan Dispersion Coefficients, Meteorology Datasets,
gorong-gorong sebanyak 27 buah. Namun, jembatan Nutrient Parameters, dan Observed Data.
dan gorong-gorong yang dimodelkan hanya berjumlah
12 buah karena tidak semua bangunan tersebut 5.3.1 Kondisi Awal dan Kondisi Batas
mempengaruhi perubahan dimensi penampang sungai. Tahap awal peniruan kualitas air adalah memasukkan
data kondisi batas dan kondisi awal. Data yang akan
5.1.4 Bendung
dimasukan berupa suhu, konsentrasi DO, dan
Jumlah bendung pada area penelitian adalah tiga buah. konsentrasi BOD5 yang didapatkan dari hasil
Bendung-bendung tersebut terletak di kawasan UGM pengambilan sampel di lapangan. Pada penelitian ini
pengaruh dari algae, oksidasi nitrogen, dan phosporus
8 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Oktober 2017
diabaikan dengan asumsi bahwa jumlahnya adalah Tabel 5.5 Nilai data meteorologi
sedikit sehingga oksigen yang dihasilkan pada proses 15 November
fotosintesis juga kecil. Hal ini dilakukan mengingat Data meteorologi Satuan
2016
tidak tersedianya data pengukuran algae, nitrogen, dan
phosporus. a. Atmospheric Atm 1
5.3.2 Koefisien Dispersi b. Air temperature Celcius 26
Setelah penentuan nilai koefisien kekasaran Manning c. Humidity %RH 80
dan debit aliran dilakukan, langkah selanjutnya adalah
running program untuk kualitas air. Pada simulasi d. Short wave w/m2 1
kualitas air, sebelumnya ditentukan input koefisien radiation
dispersi. Untuk menentukan nilai koefisien dispersi di e. Cloudness fraction 0,5
titik-titik pengukuran, dapat dilakukan dengan
pendekatan menggunakan Persamaan 3.2. Tabel 5.4 f. Wind speed m/det 1
berikut menunjukkan nilai input koefisien dispersi:
'a' coef 10E-6 0,5
Tabel 5.4 Nilai input koefisien dispersi
'b' coef 10E-6 1,5
Koefisien
River Station
dispersi(m2/det) 'c' coef Atm 1
3700 0,646 Tampak di atas nilai atmospheric untuk bulan
2560 4,565 November adalah 1 atm, nilai Humidity (kelembaban,
80 %RH), dan cloudness 0,5 disesuaikan dengan
1913 1,792
cuaca waktu pengukuran
940 2,262
5.3.4 Parameter Nutrisi
100 3,755
Nilai input untuk simulasi parameter nutrisi seperti
Koefisien dispersi tidak selalu konstan, koefisien algae, nitrogen, phosphorus dapat dilihat pada Tabel
dispersi sangat dipengaruhi oleh karakteristik fisik 5.6 di bawah ini. Nilai koefisien yang diisikan
sungai seperti lebar sungai, bentuk geometri sungai, merupakan nilai default yang disarankan oleh user
kecepatan, luas aliran permukaan aliran, kedalaman manual HEC-RAS 4.1. Hal ini mengingat tidak
aliran, gesekan pada dasar sungai dan kemiringan tersedianya data sehingga hal yang perlu dilakukan
dasar saluran. adalah dengan pendekatan secara empiris.
Dari nilai input di atas tampak nilai koefisien dispersi Tabel 5.6 Nilai parameter nutrisi
terbesar terdapat pada titik RS 2560 dengan nilai 4,565
m2/det. Hal ini sangat dimungkinkan karena pada titik 15 Nov
Parameter nutrisi Satuan
tersebut mempunyai lebar permukaan aliran yang 2016
relatif besar yaitu 2,4 m, kedalaman air yang relatif
kecil yaitu 0,1 m, dan kecepatan aliran yang cukup Algae
besar yaitu 0,87 m/det. Sebaliknya, koefisien terkecil
terdapat pada titik RS 3700 dengan nilai 0,646 m2/det. 0 Biomass(Cha-a ratio) ugCha/mgA 10
Hal ini karena pada titik tersebut memiliki kecepatan
aliran yang relatif kecil yaitu 0,252 m/det. 1 Biomass(Nitrogen) mgN/mgA 0,07
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 9
Oktober 2017 NASKAH SEMINAR
Tabel 5.6 Nilai parameter nutrisi (lanjutan) Tabel 5.7 Data hasil pengolahan sampel uji
15 River Station Parameter
Parameter nutrisi Satuan Nov DO (mg/l) BOD5 (mg/l)
2016 3700 1.7 48.4
3200 2.3 38.4
Kp Growth limitation mgP/L 0,001
(P) 2560 9.66 16.65
1913 5 15.75
0 Light extinction m-1 0,03
(nonalgal) 940 4.9 7.6
10 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Oktober 2017
diasumsikan sebagai masukan polutan dari Pusat fungsi waktu. Hal ini dapat diartikan sebagai proses
Jajanan Lembah UGM. reaerasi yang lebih besar daripada proses
Gambar 5.1 menunjukkan hasil simulasi kalibrasi deoksidasinya. Deoksidasi yang lambat meng-
menggunakan koefisien hasil trial yang sudah akibatkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
disesuaikan dengan keadaan lapangan. bakteri hanya sedikit sedangkan pada deoksidasi yang
cepat jumlah oksigen yang dibutuhkan lebih banyak
daripada bila deoksidasi lambat (Ratna, 2008). Nilai
koefisien untuk simulasi DO dapat dilihat pada Tabel
5.9.
Tabel 5.9 Nilai koefisien untuk simulasi DO
15 'November
Parameter Nutrisi Satuan
2016
DO
3 Org-N Production per
mgO/mgA 1,6
unit algal growth
4 NH4 Uptake per unit
mgO/mgA 1,6
algal respired
5 Uptake per unit NH4
mgO/mgN 3
Gambar 5.1 Hubungan antara jarak dengan oxidized
konsentrasi BOD5 6 Uptake per unit NO2
mgO/mgN 1
Hasil simulasi konsentrasi BOD5 menunjukkan tren oxidized
penurunan. Hal ini terjadi karena adanya proses K2 Atmospheric
deoksidasi yang menyebabkan penurunan dari kadar hari-1 10
reaeration
BOD5. Dari Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa terjadi
K4 Sediment demand hari-1 0
penurunan yang signifikan dari RS 30001720
(kawasan UGM). Penurunan ini terjadi karena adanya Hasil percobaan awal simulasi ternyata belum
ketersediaan konsentrasi DO yang cukup untuk mendekati data lapangan. Oleh karena itu, perlu
melakukan reaksi deoksidasi seperti yang dapat dilihat dilakukan penambahan konsentrasi DO dari beban
pada Gambar 5.2. Naiknya konsentrasi DO dan merata non point source yang diwakilkan oleh point
turunnya konsentrasi BOD5 yang signifikan ini diduga source coba-coba sampai mendekati data pengukuran.
karena adanya penambahan debit dengan kualitas air Hal ini diduga karena adanya beban-beban point
yang lebih baik dari selokan mataram, saluran Kali source dan non point source yang tidak terukur,
Belik di UGM yang lebih lebar dan merupakan saluran kemungkinan masuk ke sungai dan menyebabkan
permanen sehingga mampu meningkatkan kecepatan kenaikan konsentrasi DO. Hasil kalibrasi DO pada
aliran, dan adanya pengaruh bangunan-bangunan air Gambar 5.2 menunjukkan adanya kenaikan yang
di UGM dalam meningkatkan kualitas air. cukup signifikan pada masukan point source dari
RS 2580-2560, yakni mencapai 11,5 mg/l. Hal ini
5.5 Kalibrasi Kualitas Air DO dimungkinkan karena adanya penambahan aliran yang
Pada penelitian ini, variabel yang mempengaruhi berasal dari Selokan Mataram dengan kualitas yang
perubahan DO adalah oksidasi karbon (K1) dan lebih baik dibandingkan dengan kualitas air Kali
reaerasi dari atmosfer (K2). Oksidasi karbon berasal Belik. Adanya tren penurunan setelah RS 2560
dari hasil simulasi koefisien BOD5. Nilai parameter menunjukan bahwa DO yang terdapat di dalam aliran
input untuk parameter-parameter lainnya seperti 3, sungai digunakan untuk proses deoksidasi polutan
4, 5, 6, dan K4 yang digunakan adalah nilai yang terdapat pada Kali Belik. Penambahan beban
default yang disarankan oleh HEC-RAS 4.1 tersebut dilakukan secara coba-coba dengan asumsi
sedangkan nilai parameter yang diubah-ubah adalah maksimum konsentrasi DO adalah sebesar 14,6 mg/l
parameter K2. Kemudian, nilai K1 diperoleh dari untuk menaikkan kadar perhitungan DO agar
koefisien K1 BOD5. Pengaruh reaerasi (K2) yang mendekati data pengukuran (Herdyasrastiti, 2015).
lebih besar daripada deoksidasi (K1) dapat
menyebabkan nilai DO mengalami tren kenaikan pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 11
Oktober 2017 NASKAH SEMINAR
Perbandingan hasil simulasi kalibrasi dan verifikasi Tabel 5.11 Beban polutan yang masuk ke badan sungai
aliran menggunakan koefisien hasil trial dengan data saat bulan November (BOD ) lanjutan
pengukuran di lapangan dapat dilihat pada Gambar 5.2 Jarak DO min Beban
Debit DO
dari yang pencemaran
rerata rerata
hilir diijinkan DO
(m3/det) (mg/l)
(km) (mg/l) (kg/hari)
3.20 0,00605 38,4 3 20,072
2,56 0,2088 16,65 3 300,371
1,92 0,1848 15,75 3 251,476
9,40 0,12 7,6 3 78,797
1,00 0,8892 9 3 691,442
Pada Tabel 5.10 dan 5.11, tampak bahwa pemanfaatan
potensi sungai pada lokasi studi untuk parameter
BOD5 telah melampaui batas yang telah diijinkan.
Pada parameter DO, pemanfaatan yang terjadi masih
Gambar 5.2 Hubungan antara jarak dan konsentrasi
di atas beban minimum yang diijinkan, kecuali untuk
DO.
jarak 3,7 km dan 3,2 km dari hilir. Beban DO yang
5.6 Pembuangan Beban Polutan ke Sungai terjadi berkisar antara 1,202-384,134 kg/hari,
sedangkan untuk BOD5 yang terjadi dalam satu hari
Pembuangan polutan cair ke sungai dihitung dengan berkisar antara 20,072-691,442 kg/hari. Berdasarkan
mengalikan debit alirandengan konsentrasi polutan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang
(Persamaan 3.10). Menurut Peraturan Pemerintah No. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pencemaran Air dengan kriteria mutu air golongan II,
Pengendalian Pencemaran Air, kriteria mutu air untuk Rentang nilai BOD5 tersebut telah melebihi batas ijin
Kali Belik termasuk dalam golongan II dengan nilai yaitu sebesar debit terkecil dikalikan dengan nilai
BOD5 maksimum 3 mg/l dan nilai DO minimum 4 BOD5 maksimum yang diijinkan (0.0195 kg/hari).
mg/l.
Tabel 5.10 Beban polutan yang masuk ke badan sungai 6 KESIMPULAN DAN SARAN
saat bulan November (DO)
6.1 Kesimpulan
Jarak DO min Beban 1) Dari hasil simulasi kualitas air pada tanggal 15
Debit DO
dari yang pencemaran November 2016 di daerah penelitian diperoleh:
rerata rerata
hilir diijinkan DO
(m3/det) (mg/l) a. Konsentrasi rerata DO dengan kisaran 1,553-
(km) (mg/l) (kg/hari)
9,93 mg/l. Hasil simulasi tersbut menunjukkan
3,70 0,02268 1,7 4 3,331 bahwa masih ada ruas sungai yang memiliki
3,20 0,00605 2,3 4 1,202 konsentrasi DO yang lebih rendah dari
konsentrasi DO minimum yang diijinkan yaitu
2,56 0,2088 9,66 4 174,269
4 mg/l. Adapun ruas sungai yang memiliki
1,92 0,1848 5 4 79,834 konsentrasi yang lebih rendah dari standar
9,40 0,12 4,9 4 50,803 yang diijinkan tersebut adalah ruas 2.853
3.700 m dari hilir.
1,00 0,8892 5 4 384,134
b. Konsentrasi rerata BOD5 pada tanggal 15
Tabel 5.11 Beban polutan yang masuk ke badan sungai November 2016 dengan kisaran 8,856- 48,4
saat bulan November (BOD5) mg/l telah melebihi batas nilai maksimum
BOD5 yang diijinkan yaitu sebesar 3 mg/l.
Jarak Beban 2) Berdasarkan hasil simulasi dapat dilihat bahwa
Debit BOD5 maks
X km pencemaran
rerata rerata yang terjadi penurunan konsentrasi BOD5 yang cukup
dari BOD5
(m3/det) (mg/l) diijinkan signifikan sebelum dan sesudah memasuki
hilir (kg/hari)
(mg/l) kawasan UGM yaitu dari yang sebelumnya
3,70 0,02268 48,4 3 94,842 bernilai 39,9 mg/l menjadi 10,82 mg/l. Hal ini
menunjukan bahwa adanya pengaruh bangunan
12 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Oktober 2017
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 13
LAMPIRAN
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada