Anda di halaman 1dari 10

Dampak Reklamasi Lingkungan Perairan : Studi Kasus

Teluk Benoa, Bali, Indonesia

Mega AMELIA1, Kevin Muster Regulus VICTOR1, Nursiyam BARKAH1, Iwan


DEWANTAMA2
1
Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 453636,
Jatinangor, Indonesia
2
Conservation International (CI), Indonesia
E-mail : megaamelia19@yahoo.co.id
SARI
Teluk Benoa merupakan kawasan perairan yang memegang peranan penting dalam
menjaga ekosistem dan hidrologi Bali Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah
membuat permodelan reklamasi Teluk Benoa dan menganalisis kualitas air DAS
Tukad Badung yang mengarah langsung ke Teluk Benoa sebagai kajian kuantitatif
dalam Perpres No.51/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah Finite Volume
Coastal Ocean Model (FVCOM) dan analisis kimia-fisika air sungai mengacu pada
PP RI No.82 Tahun 2001 dan Peraturan No.907/MENKES/SK/VII/2002. Hasil dari
penelitian ini menampilkan permodelan Teluk Benoa pada saat menerima limpahan
maksimum air sungai dan runoff DAS Tukad Badung selama kondisi air pasang
(empat jam). Reklamasi yang dilakukan seluas 15% meningkatkan permukaan air laut
di daerah selatan muara sungai Sama dan sungai Bualu, dan meningkat signifikan
pada saat dilakukan reklamasi seluas 80% mencakup wilayah sekitar DAS Tukad
Badung. Analisis kimia menunjukkan bahwa percontoh air DAS Tukad Badung yang
diambil pada enam titik lokasi memiliki tingkat kualitas air tergolong tercemar karena
berada diatas persyaratan kualitas air kelas I dengan parameter suhu 29 oC, pH (6,00-
9,58), BOD (14,00-22,89 mg/L), COD (30,41-122,20 mg/L), dan kadar deterjen
(0,08-0,53 mg/L). Hasil analisis fisika menunjukkan bahwa enam percontoh
umumnya berbau dan berasa, kekeruhan (0-11,00 NTU), dan warna (0-80,00 TCU).
Reklamasi Teluk Benoa dapat menyebabkan berkurangnya reservoir dari DAS Tukad
Badung. Dengan rata-rata curah hujan DAS Tukad Badung mencapai 65 mm (empat
jam) dengan runoff 3.628.459 m3 dapat diperkirakan kawasan Bali Selatan akan
mengalami bencana banjir dan adanya wabah penyakit karena limpahan air yang
meluap dalam kondisi tercemar di kota Denpasar. Diharapkan kajian ini menjadi
pertimbangan kebijakan reklamasi Teluk Benoa pada Perpres No.51/2014.
Kata kunci : Dampak, Permodelan, Reklamasi, Teluk Benoa, DAS Tukad Badung.
Seminar Nasional Ke III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Ngurah Rai dan Tanjung Benoa. Dari hasil


modeling, dampak reklamasi yang paling
PENDAHULUAN signifikan adalah terjadinya penurunan
Teluk Benoa terletak di sisi tenggara salinitas air di dalam Teluk Benoa akibat
pulau Bali. Teluk Benoa merupakan kawasan tingginya muka air di dalam teluk yang
perairan yang memegang peranan penting mengakibatkan menurunnya jumlah air laut
dalam menjaga ekosistem dan hidrologi Bali yang bisa masuk pada saat pasang.
Selatan. Teluk Benoa terletak pada kondisi
morfologi yang mempunyai tingkat erosi METODE PENELITIAN
permukaan kecil, daerah abrasi, serta proses
pengendapan aktif. Teluk Benoa berbentuk Metode penelitian yang digunakan
intertidal yang disekelilingnya yaitu hutan yaitu dengan Finite Volume Coastal Ocean
mangrove dan dilindungi dari gelombang air Model (FVCOM) dan analisis kimia-fisika air
air yang besar oleh Semenanjung Jimbaran sungai Badung berdasarkan PP RI No.82
disebelah barat, Tanjung Benoa dan Pulau Tahun 2001 dan Peraturan
Serangan di sebelah timur. Bentuk teluk No.907/MENKES/SK/VII/2002.
tersebut relatif datar dan sangat dangkal, Pada analisis FVCOM domain
sehingga sebagian besar dasar laut komputasi telah di konfigurasikan dengan
tereksposur pada waktu air surut rendah. Bagi unstructured triangular grid untuk daerah
masyarakat setempat Teluk Benoa memiliki horizontal dan sigma level untuk wilayah
jasa perlindungan, ekonomi hingga sosial vertical. Untuk grid horizontal di desain
Dengan demikian untuk meningkatkan dengan resolusi yang berbeda, yaitu 200 m di
pariwisata, pemerintah Bali berencana untuk dalam teluk sampai dengan 600m di luar
mereklamasi Teluk Benoa dan Pulau Pudut teluk. Untuk menghitung daerah basah dan
yang akan dijadikan kawasan Marina dan kering akibat dari kondisi pasang surut, maka
kawasan wisata terpadu. Namun rencana ini metode perlakuan wet/dry point juga
ditolak oleh masyarakat sekitar karena takut dipertimbangkan dalam perhitungan. Untuk
akan kehilangan mata pencaharian dan kedalaman air yang kurang dari 0.05 m pada
ekosistem alam yang rusak akibat reklamasi. sell grid pada saat air surut di desain sebagai
Rencana reklamasi Teluk Benoa bertentangan daerah kering dan memiliki kecepatan arus
dengan master plan pembangunan Bali yang sama dengan nol.
tertuang dalam Perda Rencana Tata Ruang Pada studi ini, daerah model
Wilayah Provinsi (RTRWP) Bali Nomor digerakkan oleh air yang bermuara ke dalam
Tahun 2009. Reklamasi perairan Teluk Benoa teluk, dan di batas terbuka air digerakkan oleh
akan secara langsung mengurangi volume 4 komponen pasang surut, yaitu komponen
tampungan banjir. Secara teoritis, dengan semi diurnal (M2 dan S2) dan komponen
debit air yang keluar teluk sama sementara diurnal (O1 dan K1). Dalam perhitungan
volume tampungan di dalam teluk berkurang numeric, air limpasan dari daratan juga
karena reklamasi maka sebagian air dari aliran diperhitungkan di dalam model, yaitu air yang
permukaan DAS pada saat hujan dan air laut masuk pada musim hujan sebagai air limpasan
pasang akan menggenangi daerah sekitarnya yang masuk melalui Daerah aliran sungai
yang mempunyai topografi rendah dan (DAS) Badung, DAS Mati, DAS Sama dan
semakin buruk bila terjadi penurunan tanah DAS Bualu.
(land subsident). Berdasarkan peta topografi,
daerah yang terancam tergenang yaitu Sanur Pada analisis kimia-fisika air sungai
Kauh, Suwung Kangin, Pesanggaran, Badung metode yang digunakan yaitu dengan
Pemogan, Simpang Dewa Ruci, Bandara analisis kualitatif dan kuantitatif. Jenis data

Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Seminar Nasional Ke III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

dalam penelitian ini merupakan jenis data kriteria mutu air berdasarkan kelas I
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif sebesar 10,00 mg/L. Dari enam
meliputi suhu, rasa, bau, dan pengamatan percontoh air yang dianalisis, seluruhnya
sedimentasi. Data kuantitatif meliputi pH, berada diatas ambang batas.
BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD
(Chemical Oxygen Demand), deterjen Kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand)
(Surfaktan Anion), kekeruhan, dan warna air mempunyai nilai berkisar antara 14,00-22,89
pada Tukad Badung tahun 2015. mg/L, jika dibandingkan dengan kriteria
kualitas mutu air berdasarkan kelas I sebesar
HASIL 2,00 mg/L. Dari enam percontoh air yang
Hasil analisis fisika dan kimia dari enam dianalisis, seluruhnya berada diatas ambang
percontoh air Tukad Badung secara lengkap batas.
dapat dilihat pada Tabel 1. 3. Kadar Deterjen (Surfaktan Anion)
mempunyai nilai berkisar antara 0,08-
0,53 mg/L, jika dibandingkan dengan
kriteria kualitas mutu air berdasarkan
kelas I sebesar 0,20 mg/L. Umumnya
dari enam percontoh yang dianalisis, dua
percontoh berada diatas ambang batas.
Analisis Fisika
Hasil penelitian air Tukad Badung mengacu
pada kondisi fisika air tersebut serta
membandingkan dengan persyaratan kualitas
Tabel 1. Hasil Analis Fisik dan Kimia Air Tukad air minum menurut Surat Keputusan Menteri
Badung. Kesehatan RI No.
907/MENKES/SK/VII/2002.
Analisis Kimia
1. Dari enam percontoh yang dianalisis
Mengacu pada Peraturan Pemerintah menunjukkan bahwa air Tukad Badung
Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 adalah sebagai beikut :
maka hasil penelitian kimia kualitas air yang
dilakukan di Tukad Badung menunjukkan Tiga percontoh berbau tidak sedap.
bahwa air tersebut telah terkontaminasi
dengan limbah, . Parameter kualitas air tanah Tiga percontoh tidak berbau
yang dimaksud tersebut antara lain :
Empat percontoh berasa pahit
1. Kadar pH yang diukur pada suhu 29oC
mempunyai nilai berkisar antara 6,00- Dua percontoh tidak berasa
9,58, jika dibandingkan dengan kriteria Secara fisika air bisa dirasakan oleh lidah. Air
mutu air berdasarkan kelas I sebesar 6,00 yang terasa asam, manis, pahit, atau asin
9,00. Umumnya dari enam percontoh menunjukkan bahwa kualitas air tersebut
air yang dianalisis, dua percontoh berada tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya
diatas ambang batas. garam-garam tertentu yang larut dalam air.
2. Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Sedangkan rasa asam diakibatkan adanya
mempunyai nilai berkisar antara 30,41- asam organik maupun asam anorganik (air-
122,20 mg/L, jika dibandingkan dengan minum.org). Jika dibandingkan dengan

Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Seminar Nasional Ke III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

kualitas fisik persyaratan kualitas air adalah Hasil dari studi ini akan menampilkan kondisi
tidak berasa dan tidak berbau. Umumnya dari perairan teluk benoa pada saat menerima
enam percontoh menunjukkan air Tukad limpahan air sungai secara maximum dan
Badung adalah berbau dan berasa. runoff dari DAS selama kondisi air pasang
(~6 jam). Gambar 2. memperlihatkan pola
2. Kekeruhan air mempunyai nilai berkisar aliran air di teluk benoa pada saat kondisi
antara 0-11,00 NTU, jika dibandingkan pasang. Dari gambar tersebut terlihat pula
dengan nilai maksimum kekeruhan air aliran yang terjadi akibat dari runoff DAS.
adalah 5,00 NTU, dua dari enam DAS Badung, DAS mati, DAS Sama dan
percontoh berada diatas kadar maksimum DAS Bualu menyumbangkan volume air ke
yang diperbolehkan dalam persyaratan dalam Teluk Benoa, namun DAS di utara
kualitas air minum. Pulau Serangan mengalir melalui utara Pulau
3. Warna air mempunyai nilai berkisar 0 Serangan. Pola aliran yang hampir sama
80,00 TCU, jika dibandingkan dengan diperlihatkan pada Kondisi Teluk Benoa saat
nilai maksimum adalah 15,00 TCU, ini dan Teluk Benoa direklamasi seluas 15%,
empat percontoh berada diatas kadar namun terdapat pola arus yang sangat berbeda
maksimum yang diperbolehkan dalam ketika Teluk Benoa di reklamasi seluas 80%.
persyaratan kualitas air minum. Pada saat Teluk Benoa direklamasi 80%,
aliran sungai Sama dan Bualu mengalir
Hal lain yang perlu diantisipasi melalui sisi barat menuju ke utara dengan
pencemarannya adalah total coliform dan kekuatan arus yang cukup besar dibandingkan
faecal coliform mengingat dari pengamatan kondisi sebelumnya.
di lapangan terlihat adanya pembuangan
limbah kamar mandi dan kotoran ternak
yang langsung diarahkan ke sungai, tanpa
diproses lebih awal seperti yang terlihat
pada Gambar 1. Hal ini tentu
mempengaruhi kesehatan ikan yang berada
di Tukad Badung mulai dari hulu hingga ke
hilir telah mengalami pencemaran, diduga
sebagian besar dari ikan pada Tukad
Badung sudah tidak sehat.

Gambar . Kondisi Tukad Badung Akibat Limbah


Rumah Tangga (Foto : Pemprov Bali, 2014).
Gambar 1. Kondisi Tukad Badung Akibat Limbah Rumah
Tangga (Foto : Pemprov Bali, 2014).

FVCOM Gambar 2. Pola aliran arus laut saat pasang dan pola aliran air
dari runoff

Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Seminar Nasional Ke III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Pada grafik 1 memperlihatkan perbandingan


elevasi permukaan air pada 5 kondisi yang Genangan air akibat dari runoff dan
berbeda, yaitu kondisi saat ini (existing), peningkatan ketinggian permukaan air akibat
reklamasi 15%, reklamasi 30%, reklamasi reklamasi dapat di tunjukkan dari gambar 3
50%, dan dan 4. Reklamasi yang dilakukan seluas 15%
reklamasi 80%. Terlihat bahwa elevasi telah meningkatkan permukaan air laut di
permukaan air meningkat sehubungan dengan daerah selatan pulau reklamasi (di sekitar
peningkatan jumlah reklamasi yang di daerah muara sungai Sama dan Bualu),
lakukan di Teluk Benoa, dan secara signifikan namun meningkat secara signifikan pada saat
meningkat pada saat Teluk Benoa di di lakukan reklamasi 80% dan meningkat
reklamasi seluas 80%. Perbandingan elevasi sampai mecakup wilayah sekitar sungai mati
permukaan air pada mulut teluk dan daerah dan badung (gambar 3).Daerah yang
bagian utara teluk (timur sungai Badung) tergenang akibat tertahannya air akibat runoff
diperlihatkan pada gambar 4. Elevasi di mulut oleh air pasang terlihat pada gambar 4.
teluk sangat dipengaruhi oleh pola pasang Daerah yang tergenang meningkat dengan
surut (sinusoidal), namun dibagian tengah peningkatan luasan area yang di reklamasi.
teluk sangat dipengaruhi oleh aliran air dari
sungai dan runoff DAS yang dicirikan dengan
tidak terlihatnya pola sinusoidal elevasi.
Elevasi di bagian tengah teluk juga
menunjukkan elevasi yang lebih tinggi
sepanjang waktu di bandingkan pada mulut
teluk.

Grafik 1. Elevasi permukaan air di dalam teluk benoa diatas


mean sea level

Gambar 3. Elevasi permukaan air secara spasial

Grafik 2. Perbandingan elevasi di mulut teluk dan daerah


dalam teluk

Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Seminar Nasional Ke III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

CaCO3 (Sumanti et al., 2010) seperti terlihat


pada Gambar 5. Nilai pH yang sedikit asam
ini disebabkan karena jenis tanah dan batuan
di lokasi banyak mengandung kapur dan
batuan karbonat, sehingga akan menyebabkan
terbentuknya asam karbonat yang
mempengaruhi pH tanah dan air sumber yang
bersifat asam. Penanganan biologik dapat
dilakukan dengan metode modifikasi pH,
yaitu dengan netralisasi, pengenceran dengan
efluen lain, dan pengendalian proses reaksi
biologik. Metode yang terakhir untuk
mengatasi pH tinggi pada percontoh lima dan
enam adalah dengan menyesuaikan laju
penghilangan input massa basa (Sumanti et
Gambar 4. daerah genangan air akibat runoff dan reklamasi al., 2010).
teluk Benoa

Reklamasi terhadap perairan Teluk Benoa


juga dapat mengakibatkan menurunnya
volume air laut yang dapat masuk ke dalam
perairan teluk. Dari model didapatkan bahwa
reklamasi yang dilakukan seluas 80% akan
berakibat menurunnya volume air ke dalam
teluk berkisar 60%. Penurunan volume air
laut yang memasuki kawasan teluk dapat
berakibat pada perubahan kondisi salinitas air
di dalam teluk.
Bay condition Volume M3
Existing 25.000.000 Gambar 5. Kadar pH Percontoh Air Tukad Badung.
15 % 24.500.000
Reclamation COD atau kebutuhan oksigen kimia (KOK)
30 % 19.100.000 adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
Reclamation mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam
50 % 10.500.000 satu liter sampel air, dimana pengoksidanya
Reclamation adalah K2Cr2O7 atau KMNO4. Angka COD
80 % 10.100.000 merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh
Reclamation zat-zat organik yang secara alamiah dapat
Tabel 2. Volume air laut memasuki perairan teluk
dioksidasi melalui proses mikrobiologis dan
DISKUSI mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut
di dalam air (Muhajir S, 2013). Salah satu
Masalah yang timbul sehubungan dengan parameter penelitian COD (Chemical Oxygen
karakteristik suhu dan pH adalah air limbah Demand) dilakukan untuk mengukur
yang mengalami proses anaerobik (Sumanti senyawa-senyawa organik yang tidak dapat
et al., 2010). Banyak limbah industri, dipecah pada air seperti pelarut, pembersih,
pertanian hingga rumah tangga pada air dan lainnya. Pada Gambar 6 menunjukkan
Tukad Badung ini yang bersifat alkali dengan kadar COD air Tukad Badung. Pada enam
pH antara 6,00 9,00 dan maka bisa percontoh yang dianalisis, dapat dilihat bahwa
disimpulkan memiliki alkalinitas 250,00 mg/L

Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Seminar Nasional Ke III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

COD melebihi kriteria mutu air kelas I pada Badung yang mempunyai karakteristik
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 sebagai bahan pencemar.
yang mengindikasikan air Tukad Badung
mengalami pencemaran bahan organik kimia
mulai dari tengah hingga hilir sungai.

Gambar 7. Kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand)


PercontohAir Tukad Badung

Gambar 8 menunjukkan kadar deterjen


(Surfaktan Anion) pada percontoh air Tukad
Gambar 6. Kadar COD (Chemical Oxygen Demand)
PercontohAir Tukad Badung. Badung yang umumnya melebihi kriteria
mutu air kelas I pada Peraturan Pemerintah
Pemeriksaan BOD (Biochemical Oxygen Nomor 82 Tahun 2001. Nilai atau kadar
Demand) diperlukan untuk menentukan beban deterjen pada air Tukad Badung memiliki
pencemaran akibat air buangan penduduk atau tingkat pencemaran yang rendah- tinggi mulai
industri, dan untuk mendesain sistem dari hulu hingga hilir sungai. Deterjen dalam
pengolahan biologis bagi air yang tercemar skala kecil digunakan pada rumah tangga,
tersebut. Pemecahan bahan organik diartikan binatu di hotel, dan binatu sedangkan skala
bahwa bahan organik ini digunakan oleh besar digunakan pada industri. Limbah yang
organisme sebagai bahan makanan dan dihasilkan akibat buangan deterjen secara
energinya diperoleh dari proses oksidasi langsung kebadan air mengakibatkan dampak
(Alaerts dan Santika, 1984). Pada Gambar 7 ekologis bagi lingkungan. Salah satunya
menunjukkan kadar BOD air Tukad Badung. adalah terjadinya euthrophikasi yang
Pada enam percontoh yang dianalisis, merupakan masalah lingkungan hidup yang
menunjukkan bahwa kadar BOD melebihi diakibatkan oleh limbah fosfat (PO3-),
ambang batas dari kriteria mutu air kelas I khususnya dalam ekosistem air tawar (Sediadi
pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun et al., 2000). Salah satu bahan pembentuk
2001, semakin tinggi nilai BOD suatu air deterjen adalah LAS (Linier Alkyl Benzene
semakin tinggi pula tingkat pencemaran dari Sulfonate). Bahan pembentuk ini bersifat
limbah organik pada air tersebut (Sumanti et racun. Berbagai cara untuk mengatasi limbah
al., 2010). Pemeriksaan kadar BOD deterjen agar sesuai baku mutu telah
diperlukan untuk menentukan beban diterapkan pada pengolahan limbah industri
pencemaran akibat air limbah penduduk maupun pengolahan air minum.
maupun industri serta untuk mendesain
sistem-sistem pengolahan biologi bagi air
yang tercemar tersebut. Dari hasil analisis
COD dan BOD diatas tebukti bahwa air
Tukad Badung memiliki nilai COD dan BOD
yang tinggi, hal ini disebabkan karena adanya
bahan organik maupun kimia pada air Tukad

Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Seminar Nasional Ke III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

hingga Jalan Gatot Subroto masih membuang


limbah langsung ke Tukad Badung tanpa
pengolahan terlebih dahulu yang
mengakibatkan air sungai tercemar, seperti
terlihat pada Gambar 11.

Gambar 8. Kadar Deterjen (Surfaktan Anion) Percontoh Air


Tukad Badung

Gambar 9 menunjukkan kekeruhan pada


percontoh air Tukad Badung yang melebihi
standar kualitas air minum yang ditemukan
pada daerah hilir sungai, ditunjukkan melalui
Gambar 10. Warna Percontoh Air Tukad Badung.
percontoh lima hingga percontoh enam.
Kekeruhan pada air permukaan umumnya
berasal dari erosi bahan-bahan tersuspensi
yang lebih besar berupa lapisan permukaan
tanah yang terbawa oleh aliran air pada saat
hujan. Tingginya nilai kekeruhan seperti yang
ditemukan pada lokasi Jalan By Pass Ngurah
Rai (Jembatan), Teluk Benoa hingga Waduk
Muara Nusa Dua diperkirakan dapat
mengurangi efektifitas desinfeksi pada proses
penjernihan air PDAM. Keputusan Menteri
Kesehatan No.907/MENKES/SK/VII/2002
Gambar 11. Kondisi Tukad Badung Akibat Limbah Industri
menetapkan bahwa air minum harus jernih (Foto: Dokumentasi Pribadi,2015).
dan tidak berwarna.
Di kawasan hilir, bergabungnya anak-anak
Tukad Badung menyebabkan kapasitas aliran
meningkat sehingga terjadi limpasan di
kawasan hilir. Kondisi ini diperparah dengan
konversi lahan resapan air (catchment area)
menjadi kawasan industri dan permukiman,
pengelolaan limbah yang belum memadai,
dan sedimentasi yang menghambat aliran air
menuju muara.
Gambar 9. Kekeruhan Percontohan Air Tukad Badung. Teluk Benoa sangat memegang peranan
Gambar 10 menunjukkan kondisi percontoh penting khususnya bagi wilayah Bali Selatan
air Tukad Badung di lokasi Tukad Yeh Sungi, guna mencegah bencana seperti banjir,
Tukad Citarum, Jalan By Pass Ngurah Rai tsunami, abrasi, dan lainnya namun disisi lain
(jembatan), dan Teluk Benoa yang secara Teluk Benoa ini telah terdegradasi oleh
umum kadar warnanya melebihi batas kadar berbagai aktivitas merusak lingkungan akibat
maksimum yang diperbolehkan sebagai pembangunan yang tidak terkendali. Sejumlah
persyaratan kualitas air minum. Industri- proyek terus mendegradasi kawasan Teluk
industri yang berada di daerah Puputan Benoa. Kawasan teluk ini semakin didesak

Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Seminar Nasional Ke III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

oleh pembangunan fisik diatas lahan bakau kerjasama yang baik antara pihak Kabupaten
yang di reklamasi, hingga berubah fungsi Badung, Kota Denpasar serta pihak provinsi
menjadi ruko, hotel, juga perumahan yang agar dapat berjalan optimal. Pemantauan
secara kasat mata dapat dilihat di sepanjang dilakukan oleh perangkat desa baik itu Kepala
Jl. By Pass Ngurah Rai dari wilayah Serangan Desa, Kelian Banjar dan perangkat lainnya
hingga Nusa Dua. Megaproyek reklamasi yang berada di sekitar DAS Tukad Badung,
Pulau Serangan yang telah dilakukan dan pemantauan ini lebih difokuskan kepada
pembangunan Pelabuhan Benoa merupakan perilaku masyarakat terkait masalah
bagian tak terpisahkan dari perusakan Teluk pembuangan limbah rumah tangga maupun
Benoa. Sedimentasi yang terjadi di kawasan industri.
Teluk Benoa jelas membahayakan karena
teluk ini merupakan muara dari sejumlah Apabila reklamasi ini tetap berjalan,
sungai besar yang berada di Kota Denpasar terjadinya bencana banjir tidak bisa dihindari.
maupun Kabupaten Badung yang nantinya Limpasan air yang meluap dalam kondisi
dapat mengakibatkan kawasan Bali Selatan tercemar akan menggenangi kota Denpasar.
akan tenggelam jika sedimentasi dibiarkan Dari hasil analisis diatas kualitas air di Tukad
terus menerus terjadi karena air sungai Badung sangat buruk dan apabila bencana
kesulitan mengalir ke laut. banjir terjadi, dampak buruk bagi masyarakat
sekitar sangat tinggi, khususnya dampak bagi
kesehatan masyarakat. Air banjir mengandung
bahan penyebab infeksi yang bisa
menyebabkan beragam macam penyakit,
terutama kulit dan pencernaan, macam-
macam penyakit lainnya yaitu Tifus, Diare,
Hepatitis-A, Kolera, dll. Namun apabila
reklamasi ini tidak terjadi percontoh air di
hulu hingga hilir Tukad Badung masih
memiliki potensi untuk dimanfaatkan PDAM
sebagai air baku minum, dengan cara
pengolahan terlebih dahulu terutama jika
Gambar 12. Kondisi Hutan Mangrove yang Terletak memanfaatkan air di tengah hingga hilir
di Teluk Benoa (Foto : Dokumentasi Pribadi, 2015).
sungai.
Menurut penelitian Gede Suarjana
Dari hasil FVCOM diatas apabila reklamasi
(Universitas Udayana, 2003) bahwa
terhadap perairan Teluk Benoa juga dapat
pertumbuhan penduduk di Kota Denpasar
mengakibatkan menurunnya volume air laut
adalah sebesar 3-4% tiap tahunnya, hal ini
yang dapat masuk ke dalam perairan teluk.
akan semakin memperburuk lingkungan jika
Dari model didapatkan bahwa reklamasi yang
tidak juga diikuti dengan perubahan perilaku
dilakukan seluas 80% akan berakibat
masyarakat terutama pada Tukad Badung.
menurunnya volume air ke dalam teluk
Untuk mewujudkan sungai terpadu maka
berkisar 60%. Penurunan volume air laut yang
diperlukan beberapa program pengelolaan
memasuki kawasan teluk dapat berakibat pada
sungai seperti pemantauan yang dapat
perubahan kondisi salinitas air di dalam teluk,
dilakukan oleh pihak DKP, Badan
dan abrasi menyebabkan intrusi air laut ke
Lingkungan Hidup dan pihak lain yang
sumber-sumber air masyarakat sekitar. Hal ini
berperan dalam mengontrol keadaan DAS
akan mempengaruhi salinitas dan sanitasi
Tukad Badung secara berkala. Pelaksanaan
sumber-sumber air tersebut yanng tentunya
pemantauan dilakukan dengan cara menjalin
akan berdampak pada penurunan kualitas

Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Seminar Nasional Ke III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

kesehatan masyarakat. Salinitas sumber-


sumber air meningkat. Kesehatan masyarakat
akan terganggu dan biasanya timbul penyakit-
penyakit pada saluran pencernaan, dan kulit.

KESIMPULAN
Jika rencana reklamasi di sekitar perairan
Teluk Benoa benar-benar terealisasi, dapat
diperkirakan kawasan Bali Selatan akan
mengalami bencana banjir dan adanya wabah
penyakit karena limpahan air yang meluap
dalam kondisi tercemar di kota Denpasar.
DAFTAR PUSTAKA
Dewantama, I, dkk. 2013. Laporan Kajian
Modeling Teluk Benoa. Conservation
International. Indonesia
2002. Surat Keputusan Menteri
KesehatanNo.907/MENKES/SK/VII/2002
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. (Hal
5)

2014. Perpres No.51/2014 tentang Reklamasi


Teluk (Hal 7)
Angeline, Mia .2013. Bingkai Pemberitaan
Reklamasi Teluk Benoa Bali. Faculty of
Economic and Communication. Binus
University.

Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan

Anda mungkin juga menyukai