Anda di halaman 1dari 7

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Journal of Nahdlatul Ulama Sidoarjo University

Journal of Research and Technology, Vol. 1 No. 1 Desember 2015


ISSN No. 2477-6165

PERBANDINGAN RASIO BOD/COD PADA AREA TAMBAK


DI HULU DAN HILIR TERHADAP BIODEGRADABILITAS
BAHAN ORGANIK

Muchammad Tamyiz

Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 61213 Sidoarjo
E-mail: m_tamyiz.tkl@unusida.ac.id

Abstrak

Tambak merupakan salah satu tempat yang digunakan sebagai tempat untuk
membudidayakan ikan, udang, dan hewan air lainnya yang bisa hidup di air
payau. Perubahan kualitas perairan di daerah hulu dan hilir dari tambak akibat
bahan pencemar dapat mempengaruhi keseimbangan ekologis perairan. Bahan
pencemar dapat ditentukan dengan dua parameter sederhana, yaitu biochemical
oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD). Sedangkan
kemampuan untuk mengurai bahan pencemar (biodegradability) dapat ditentukan
dengan menggunakan rasio BOD/COD. Analisis BOD menggunakan metode
titrasi Winkler, sedangkan analisis COD menggunakan metode titrimetri. Nilai
BOD, COD, dan rasio BOD/COD di daerah hulu adalah 28,00 mg/L, 60,00 mg/L,
dan 0,467 secara berurutan. Sedangkan nilai BOD, COD, dan rasio BOD/COD di
daerah hilir adalah 20,00 mg/L, 43,00 mg/L, dan 0,465 secara berurutan. Rasio
BOD/COD yang didapatkan menunjukkan bahwa bahan pencemar organik yang
ada di dalam tambak bersifat biodegradable.

Kata kunci: titrasi Winkler, pencemar organik, biodegradable

Abstract

Pond is one place that is used as a place to cultivate fish, shrimp, and other aquatic
animals that can live in brackish water. Changes in water quality upstream and
downstream of the pond due to pollutants may affect the ecological balance of
waters. Pollutants can be determined by two simple parameters, the biochemical
oxygen demand (BOD) and chemical oxygen demand (COD). While the ability to
break down pollutants (biodegradability) can be determined using the ratio of
BOD/COD. BOD analysis using the Winkler titration method, whereas the COD
analysis using titrimetric method. The value of BOD, COD, and the ratio of
BOD/COD in the upstream area is 28.00 mg/L, 60.00 mg/L, and 0,467
respectively. While the value of BOD, COD, and the ratio of BOD/COD in the
downstream area is 20.00 mg/L, 43.00 mg/L, and 0.465 respectively. Ratio
BOD/COD obtained show that the organic pollutants in the pond is biodegradable.

Keywords: Winkler titration, organic pollutants, biodegradable

9
Journal of Research and Technology, Vol. 1 No. 1 Desember 2015
ISSN No. 2477-6165

1 PENDAHULUAN
Ekosistem wilayah pantai memiliki Tanah dasar tambak mempunyai
karakter yang unik dan khas karena peranan penting sebagai sumber hara
ekosistem tersebut merupakan perpaduan mineral dalam air tambak, karena tanah
antara kehidupan darat dan air. Keunikan dasar tambak berinteraksi langsung dengan
ekosistem tersebut dapat juga terjadi di air yang ada di atasnya. Pada tanah dasar
daerah hulu dan hilir pada kawasan tambak, sumber bahan organik terutama
pertambakan secara berturut-turut seperti berasal dari sisa pakan, feces, dan sisa-sisa
pada Gambar 1 dan Gambar 2. Ekosistem metabolisme. Bahan organik menjadi salah
wilayah pantai memiliki peran penting satu faktor internal yang dapat menentukan
terutama dalam bidang ekologis dan keberhasilan atau kegagalan dalam
ekonomi. Roda perekonomian di wilayah budidaya ikan di tambak (Garno, 1995).
pantai Sidoarjo, khususnya Desa Perubahan kualitas perairan akibat jumlah
Kalanganyar mayoritas digerakkan oleh bahan pencemar (polutan) yang terdapat
kegiatan budidaya ikan di tambak. Tambak dalam bahan organik terus bertambah baik
merupakan salah satu tempat yang secara langsung maupun tidak langsung
digunakan sebagai tempat untuk dapat mempengaruhi keseimbangan
membudidayakan ikan, udang dan hewan ekologis perairan dan menjadi penghambat
air lainnya yang bisa hidup di air payau terhadap pertumbuhan oganisme yang
(Puspita, 2005). berada di dalamnya. Selain itu, konsentrasi
Air yang berada di dalam tambak bahan pencemar yang melebihi baku mutu
sebagian besar berasal dari laut pada saat dapat mengancam kelangsungan hidup
air laut pasang. Pada umumnya pengelolaan organisme yang dibudidayakan.
tambak dilakukan dengan cara manual Bahan pencemar yang mengandung
(alamiah) yaitu dengan memanfaatkan material-material organik dan anorganik
pasang surut air laut. Selain air laut, tambak dapat ditentukan dengan dua parameter
juga memerlukan air tawar untuk sederhana, yaitu biochemical oxygen
mengimbangi kadar garam yang terlalu demand (BOD) dan chemical oxygen
tinggi pada saat terjadi penguapan. Tanah demand (COD). Sedangkan kemampuan
tambak secara umum merupakan tanah untuk mengurai bahan pencemar
endapan yang tingkat kesuburannya lebih (biodegradability) dapat ditentukan dengan
ditentukan oleh kualitas material yang menggunakan rasio BOD/COD. Perubahan
diendapkan. Bahan organik tanah derajat biodegradability ditandai dengan
merupakan bahan penting dalam kenaikan rasio BOD/COD. Rasio
menunjang kesuburan tanah, baik secara BOD/COD untuk bahan pencemar non-
fisik, kimia, dan biologi tanah (Davide, biodegradable < 0,01, sedangkan untuk
1976 dalam Denila, 1977). limbah yang bersifat biodegradable > 0,1
(Koch et al., 2002). Oleh sebab itu, peneliti
menggunakan deskripsi rasio BOD/COD
untuk penentuan biodegradabilitas dari
bahan organik di daerah hulu dan hilir dari
tambak.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada tambak
bandeng yang dikelola masyarakat di Desa
Kalanganyar, Kecamatan Sedati,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pada
daerah hilir, sampel air tambak diambil
Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel daerah
Hulu
dengan posisi titik koordinat 7°24’04,4’’ S

10
Journal of Research and Technology, Vol. 1 No. 1 Desember 2015
ISSN No. 2477-6165

dan 112°47’32,8’’ E. Sedangkan pada air (Wardhana, 2004). Nilai BOD


daerah hulu, sampel air tambak diambil digunakan untuk mengukur secara relatif
dengan posisi titik koordinat 7°24’21,4’’ S jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
dan 112°48’01,2’’ S. Penelitian mengoksidasi atau mendegradasi bahan-
dilaksanakan pada bulan September sampai bahan pencemar yang ada di dalam air. Jika
November 2015. Penentuan parameter konsumsi oksigen semakin tinggi yang
biochemical oxygen demand (BOD) ditunjukkan dengan semakin kecilnya
dilakukan dengan menggunakan metode jumlah sisa oksigen terlarut, maka
titrasi Winkler. Sedangkan penentuan kandungan bahan-bahan pencemar di dalam
paramater chemical oxygen demand (COD) air membutuhkan jumlah oksigen yang
menggunakan peralatan reflux dan metode tinggi.
titrimetri. Sebagai tambahan, parameter
Chemical Oxygen Demand (COD) juga
3. HASIL DAN DISKUSI dapat digunakan untuk menentukan kualitas
Desa Kalanganyar merupakan salah air tambak. COD adalah jumlah oksigen
satu desa yang ada di wilayah pesisir yang dibutuhkan agar bahan-bahan
Kabupaten Sidoarjo, di mana sebagian pencemar yang ada di dalam air dapat
penduduknya bermata pencaharian sebagai teroksidasi atau terurai melalui reaksi kimia
nelayan dan petani tambak. Petani tambak (Wardhana, 2004). Uji COD pada
pada umumnya mengandalkan pasang air umumnya menghasilkan nilai kebutuhan
laut untuk mengaliri air laut ke dalam oksigen yang lebih besar daripada uji BOD,
tambak. Air laut yang masuk ke dalam karena bahan-bahan pencemar yang stabil
tambak dapat membawa berbagai macam terhadap reaksi biologi dan mikroorganisme
bahan pencemar misalnya bahan cairan oli, dapat ikut teroksidasi dalam uji COD
minyak, logam berat, detergen dan bahan (Srikandi, 1992). Nilai BOD yang tinggi
organik, sehingga dapat mengancam tidak hanya menimbulkan masalah dengan
kehidupan di dalam tambak. kualitas air, akan tetapi juga menimbulkan
Sumber bahan organik dapat berasal masalah aroma busuk yang sangat
baik dari dalam maupun dari luar perairan menyengat. Nilai BOD5, COD, dan rasio
tambak itu sendiri. Bahan pencemar yang BOD5/COD pada sampel air tambak
berasal dari dalam perairan tambak disebut ditunjukkan pada tabel 1.
sebagai autochthonous. Bahan pencemar
autochthonou seperti pembusukan Tabel 1. Nilai BOD5, COD, dan rasio
organisme mati oleh detritus, aktifitas BOD5/COD pada sampel air
perifiton, makrofita dan fitoplankton. tambak
Sedangkan bahan pencemar yang berasal BOD5 COD Rasio
Lokasi
dari luar badan perarian tambak disebut (mg/L) (mg/L) BOD/COD
sebagai allochthonous, termasuk di Hulu 28,00 60,00 0,467
dalamnya bahan organik yang dibawa oleh Hilir 20,00 43,00 0,465
aliran air dari daerah sekitar (Allan, 1995).
Dalam hal ini, kualitas air yang berada di Pengkuran parameter Biochemical
dalam tambak menjadi salah satu faktor Oxygen Demand (BOD) menunjukkan
penentu keberhasilan dalam budidaya ikan kualitas air pada lokasi penelitian yaitu hulu
di tambak. dan hilir adalah 28,00 mg/L dan 20,00
Kualitas air tambak dapat ditentukan mg/L secara berurutan. Nilai parameter
dengan parameter Biochemical Oxygen Biochemical Oxygen Demand (BOD) dari
Demand (BOD) menunjukkan jumlah daerah hulu dan hilir memenuhi batas
oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh ambang baku mutu yang ditetapkan
organisme hidup untuk mendegradasi menurut Keputusan Menteri Kelautan dan
bahan-bahan pencemar yang ada di dalam Perikanan KEP. 28/MEN/2004 tentang

11
Journal of Research and Technology, Vol. 1 No. 1 Desember 2015
ISSN No. 2477-6165

Baku Mutu Efluen Tambak Udang dengan di area tambak. Wardhana (1995)
nilai BOD < 45 mg/L. Sedangkan menurut menyebutkan bahwa Biochemical Oxygen
Kep-51/MENKLH/2004 tentang baku mutu Demand (BOD) erat kaitannya dengan suhu
air laut untuk biota laut dengan nilai BOD dan Dissolved Oxygen (DO). Apabila suhu
ideal adalah <20 mg/L. tinggi, maka nilai DO akan berkurang.
Menurut Slamet (2000), kadar BOD Sedangkan apabila suhu sedang, maka nilai
yang tinggi akan mengancam kehidupan DO akan normal. Namun, apabila nila DO
biota air karena turunnya kadar oksigen rendah, maka kebutuhan oksigen yang
dalam air serta akan menjadi media dibutuhkan oleh BOD akan terganggu dan
distribusi penyakit. Secara umum, proses pemecahan bahan-bahan pencemar
parameter BOD banyak digunakan untuk organik dalam air tidak berjalan secara
menentukan tingkat pencemaran air optimal. BOD membutuhkan DO dalam air
buangan (Salmin, 2005). Penentuan kadar untuk mendegradasi bahan-bahan pencemar
BOD suatu perairan sangat penting untuk organik di dalam air. Semakin tinggi nilai
menelusuri aliran pencemaran dari tingkat BOD yang dihasilkan, maka semakin
hulu ke hilir. BOD menunjukkan jumlah banyak bahan-bahan pencemar yang ada di
oksigen yang dibutuhkan oleh dalam air (Wardhana, 1995).
mikroorganisme aerob untuk mengoksidasi
bahan organik menjadi karbondioksida dan Tabel 2. Biodegradability Index
air (Davis dan Cornwell, 1991). Nilai Rasio
Biodegradability
BOD/COD
> 0,6 biodegradable
0,3 – 0,6 diperlukan treatment
< 0,3 non-biodegradable

Perbedaan jumlah pemberian makan


ikan pada daerah hulu dan hilir dari tambak
juga mempengaruhi nilai BOD pada air
tambak tersebut. Pengaruh banyaknya
masukan nutrien (pakan ikan) pada badan
air, menunjukkan penurunan nilai oksigen
terlarut (DO) pada area yang luas, nilai
BOD yang lebih tinggi, dan konsentrasi
Gambar 2. Lokasi pengambilan sampel daerah
Hilir
ammonia di dalam perairan meningkat. Hal
tersebut seperti yang dilakukan oleh
Meskipun nilai BOD antara daerah Warren dan Hansen (1982) yang
hulu dan hilir memenuhi baku mutu yang menggunakan pakan buatan. Ternyata
ditetapkan, akan tetapi nilai BOD di daerah pakan buatan secara signifikan mengurangi
hulu (28,00 mg/L) lebih besar daripada di masukan bahan-bahan pencemar di sekitar
derah hilir (20,00 mg/L). Hal ini perairan.
menunjukkan bahwa bahan-bahan Pengkuran selanjutnya yaitu
pencemar yang berada di daerah hilir lebih parameter Chemical Oxygen Demand
kecil dibandingkan di dearah hulu, sehingga (COD) di daerah hulu dan hilir pada tabel 1
kebutuhan oksigen untuk mendegradasi sebesar 60,00 mg/L dan 43,00 mg/L secara
bahan-bahan pencemar organik di daerah berurutan. Nilai parameter Chemical
hilir lebih sedikit. Selain itu, keberadaan Oxygen Demand (COD) dari daerah hulu
tumbuhan di sekitar tambak memberikan dan hilir melebihi batas ambang baku mutu
peran yang penting untuk mengurangi yang ditetapkan menurut Keputusan
intensitas panas/cahaya matahari yang jatuh Menteri Kelautan dan Perikanan KEP.
28/MEN/2004 tentang Parameter kualitas

12
Journal of Research and Technology, Vol. 1 No. 1 Desember 2015
ISSN No. 2477-6165

air sumber dengan nilai BOD < 40 mg/L. pencemar anorganik juga seperti kandungan
Sedangkan menurut Yusuf dan Handoyo logam dalam air. Perbedaan reaksi
(2004) baku mutu nilai COD adalah <80 penguraian BOD dan COD adalah apabila
mg/L (aturan longgar) dan nilai idealnya BOD menggunakan mikroorganisme serta
<25 mg/L. Uji COD pada umumnya membutuhkan waktu yang cukup lama,
menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang sedangkan COD menggunakan reaksi kimia
lebih besar daripada uji BOD, karena serta membutuhkan waktu yang relatif lebih
bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi singkat. Semakin tinggi limbah yang
biologi dan mikroorganisme dapat ikut terdapat di kolam baik berupa organik dan
teroksidasi atau terdegradasi dalam uji anorganik maka oksigen yang dibutuhkan
COD (Srikandi, 1992: 38). semakin banyak.
Nilai COD menunjukkan kadar Rasio BOD/COD mengindikasikan
oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk biodegradibilitas dari air buangan, semakin
menguraikan atau mendegradasikan zat tinggi rasio maka semakin rendah
organik tertentu secara kimia karena sukar biodegradibilitas dari air buangan
dihancurkan secara biologis. Nilai COD (Papadopoulos et al., 2001). Menurut
meningkat seiring dengan meningkatnya Mangkoedihardjo (2010), Rasio BOD/COD
kandungan bahan organik dalam perairan tidak lebih dari sebuah indikator untuk
(Boyd dalam Yusuf & Handoyo, 2004). dampak output dari zat organik yang berada
Penggunaan pupuk untuk merangsang pada air, limbah, lindi, kompos material-
pertumbuhan fitoplankton dan pemberian material lain yang serupa yang terjadi di
pakan yang berlebihan di dalam perairan lingkungan baik di lingkungan alam
diduga menjadi faktor nilai COD yang maupun di lingkungan buatan manusia.
tinggi. Sedangkan hubungan COD dengan Rasio BOD/COD terbagi menjadi tiga zona
suhu udara, DO dengan COD hampir sama di dalam perairan yaitu zona stabil, zona
dengan BOD, bila suhu terlalu tinggi DO biodegradable, dan zona toksik. Rasio
akan rendah dan mempengaruhi COD. BOD/COD yang baik digunakan untuk
COD memiliki arti kebutuhan oksigen untuk budidaya serta proses biologis berada
untuk reaksi oksidasi secara kimia terhadap di dalam range biodegradable yaitu 0,2 -
bahan pencemar di dalam air. Tingginya 0,5 (Mangkoediharjo, 2010).
kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh Fresenius et al., (1989) menyatakan
reaksi oksidasi terhadap bahan pencemar di bahwa rasio BOD/COD antara 0,2 - 0,5
dalam air akan mempengaruhi kadar dapat mendegradasi bahan-bahan pencemar
oksigen yang tersedia di dalam perairan. Di dengan proses biologis, akan tetapi proses
sisi lain, oksigen juga dibutuhkan oleh dekomposisinya berjalan lebih lambat
makhluk hidup yang berada di dalam karena mikroorganisme pengurai
tambak. Hal ini berdampak pada membutuhkan aklimatisasi dengan limbah
ketersedian DO di dalam air yang tidak tersebut. Dari tabel 1 menunjukkan rasio
sesuai dengan kebutuhan COD yang BOD/COD dari hulu dan hilir sebesar 0,467
dibutuhkan untuk menguraikan bahan- dan 0,465 secara berurutan. Rasio
bahan pencemar. Akibatnya, bahan-bahan BOD/COD baik di daerah hulu maupun di
pencemar di dalam air tidak dapat diproses hilir menunjukkan bahwa bahan-bahan
dengan optimal. pencemar yang berada di dalam tambak
COD berkaitan erat dengan kadar tersebut bersifat biodegradable. Sedangkan
kandungan logam di dalam air karena COD proses biodegardasi yang paling tinggi
mampu menetralisir kandungan logam berat terjadi pada saat awal musim hujan yang
seperti Pb dan Cr yang terdapat di dalam air secara langsung berhubungan dengan
tambak. Menurut (Wardhana, 1995), COD ketersediaan oksigen dalam jumlah besar
tidak hanya mampu memecah bahan-bahan yang digunakan untuk menguraikan
pencemar organik, akan tetapi bahan-bahan substrat yang bersifat biodegradable

13
Journal of Research and Technology, Vol. 1 No. 1 Desember 2015
ISSN No. 2477-6165

(Sakrabani, 2008). Perbandingan BOD dan dukungan biaya dan fasilitas untuk
COD yang sangat rendah yaitu < 0,01 penelitian ini.
menunjukkan bahwa bahan-bahan
pencemar organik yang masuk bersifat DAFTAR PUSTAKA
sukar terurai (persistent/non- Allan, JD. (1995). Stream Ecology:
biodegradable). Sebagaimana disebutkan Structureand Function of Running
oleh Srinivas (2008) tentang Waters. London: Chapman and Hall.
biodegradability index pada tabel 2. Armenante, P.M. (1997). Precipitation of
Di sisi lain, Armenante (1997) yang Heavy Metals from Wastewaters.
menyatakan bahwa efektifitas presipitasi http://www.cpe.njit.edu/dinotes/CH
dapat meningkat dengan naiknya pH. E685/Cls06-2.pdf.
Peningkatan pH juga terbukti dalam Budhi, Y.B., T. Setiadi dan B. Harimurti
penelitian mampu menaikkan tingkat (1999). Peningkatan
biodegradabilitas limbah. Hal ini Biodegradabilitas Limbah Cair
ditunjukkan dengan adanya peningkatan Printing Industri Tekstil Secara
rasio BOD/COD yang mengindikasikan Anaerob, Prosiding Seminar
terjadinya penurunan kadar senyawa Nasional Teknik Kimia Soehadi
organik kompleks yang sulit Reksowardojo, 19-20 Oktober 1999,
terbiodegradasi (Budhi, et al., 1999). Institut Teknologi Bandung, 157-
Kemampuan untuk meningkatkan 164.
biodegradibilitas dapat dilakukan dengan Davis, M.L and Cornwell, D.A. (1991).
menggunakan phytotreatment dari suatu Introduction to Environmental
tanaman dengan spesies Eichornia Engineering. Second Edition. New
crassipes. Penggunaan tanaman dengan York: Mc-Graw Hill, Inc., 822p.
spesies Eichornia crassipes dapat Denila, L. (1977). Conditioningof Fish
meningkatkan rasio BOD/COD dari kisaran Ponds, Reading on Aquaculture
0,05 - 0,11 menjadi 0,3 - 0,5 selama 2 bulan Practices. SEAFDEC, Iloilo,
(Mangkoedihardjo, 2006). Philippines.
Fresenius, W., Schneider, W., & Böhnke,
4. KESIMPULAN B. (1989). Wastewater technology:
Dari diskusi tersebut dapat origin, collection, treatment and
disimpulkan bahwa rasio BOD/COD dari analysis of wastewater. In
daerah hulu dan hilir sebesar 0,467 dan Wastewater technology: origin,
0,465 secara berurutan. Rasio BOD/COD collection, treatment and analysis of
yang didapatkan menunjukkan bahwa wastewater. Springer-Verlag.
bahan-bahan pencemar organik yang ada di Ganjar Samudro dan Mangkoedihardjo.
dalam tambak bersifat biodegradable. (2010). Review on BOD,COD and
BOD/COD ratio: A triangle zone for
Saran toxic, biodegradable and stable
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai levels. International Journal of
derajat biodegradabilitas menggunakan Academic Research, 2(4).
zonasi, sehingga dapat memudahkan Garno Y. S., P., Pranoto dan W.,
langkah penanganan terhadap bahan Komarawidjaja. (1995).
pencemar yang masuk ke dalam tambak. Menyelamatkan kehancuran
industri budidaya udang dari
Penghargaan degradasi ekosistem tambak. BPP
Kami sampaikan penghargaan setinggi- Teknologi.
tingginya kepada Lembaga Penelitian dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Pengabdian Masyarakat (LPPM) Hidup No. 51 tahun 2004 tentang
Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo atas Baku Mutu Air Laut. Jakarta:

14
Journal of Research and Technology, Vol. 1 No. 1 Desember 2015
ISSN No. 2477-6165

Kantor Menteri Negara Lingkungan sebagai salah satu indicator untuk


Hidup. menentukan kualitas perairan.
Koch, M., Yediler, A., Lienert, D., Insel, Jurnal Oseana XXX, 3: 21-26.
G., & Kettrup, A. (2002). Ozonation Slamet, J.S. (2000). Kesehatan lingkungan.
of hydrolyzed azo dye reactive Yogyakarta: Gadjah Mada
yellow 84 (CI). Chemosphere, University Press.
46(1): 109-113. Srikandi, F. (1992). Polusi Air dan Udara.
Mangkoedihardjo, S. (2006). PT. Kanisius, Bogor.
Biodegradability improvement of Srinivas, T., (2008). Environmental
industrial wastewater using Biotechnology. New Age
hyacinth, Journal of Applied International
Sciences, 6 (6): 1409-1414. Wardhana, W. (2004). Dampak
Papadopoulos, A., Parissopoulos, G., Pencemaran Lingkungan (Edisi
Papadopoulos, F., & Karteris, A. Revisi). Yogyakarta: ANDI.
(2001). Variations of COD/BOD5 Wardhana. W., (1995). Dampak
ratio at different units of a Pencemaran Lingkungan.
wastewater stabilization pond pilot Yogyakarta: Andi Offset.
treatment facility. In Proceeding of Warren-Hansen,I. (1982). Methods of
7th International Conference on treatment of waste water from trout
Environmental Science and farrning. In: Alabaster, J.S (Eds.),
Technology Ermoupolis, 16-19. EIFAC Technical Paper No.4l .
Puspita, L. (2005). Lahan basah buatan di Report of the EIFAC Workshop on
Indonesia. Wetlands International, Fish-Farm Effluents, Silkeborg,
Indonesia Programme. Denmark, 26-28 Muy, 1981. FAO,
Sakrabani, R. (2008). Biodegradability of Rome, ll3-121.
organic matter associated with Yusuf, M. & Handoyo, G. (2004). Dampak
sediments during first flush. Science pencemaran terhadap kualitas
of Total Environment, 407: 2989- perairan dan strategi adaptasi
2995. organism makrobentos di perairan
Salmin. (2005). Oksigen terlarut (DO) dan Pulau Tirangcawang Semarang.
kebutuhan oksigen biologi (BOD) Ilmu Kelautan, 9(1): 12-42.

15

Anda mungkin juga menyukai