Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL TUGAS AKHIR.

UNJUK KERJA CONSTRUCTED WETLAND (LILY) DAN BAKTERI ENDOFIT DALAM


MENGOLAH AIR LINDI DI TPA PIYUNGAN

Diajukan Oleh : Diana Irawati Wulandari Dosen

Pembimbing Proposal : Dr. Joni Aldilla Fajri, S.T., M.Eng

Proposal ini sudah diperiksa dan layak untuk diajukan ke tahapan evaluasi proposal.

Yogyakarta, 23, Juli, 2022.

Tanda Tangan
Dr. Joni Aldilla Fajri, S.T., M.Eng

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN, UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

TAHUN
1.1 Latar Belakang

Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah, maka perlu
adanya perhatian khusus terhadap pengelolaan sampah. Salah satu cara adalah dengan mencari
berbagai altematif pegolahan sampah yang murah, efektif dan effisien tetapi dapat
mendatangkan manfaat yang besar. Menyadari bahwa sampah telah menjadi masalah bersama,
maka sebagian besar Pemerintah Daerah termasuk Kota Yogyakarta melaksanakan kerjasama
pengelolaan prasarana dan sarana persampahan. TPA Piyungan terletak di Dusun Ngablak, desa
Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Luas dari TPA Piyungan ini
yaitu 13 hektare dengan luas area landfill 10Ha dan 2,5 Ha digunakan sebagai sarana pendukung
seperti kantor, jembatan timbang, parkiran, dan zona penyangga. Di area landfill terdiri dari
beberapa sel yaitu sel 1 seluas 3 Ha, sel 2 seluas 3 Ha dan sel 3 seluas 4 Ha.

Peningkatan jumlah penduduk salah satu faktor utama dari peningkatan air lindi
dikarenakan sampah yang dihasilkan oleh setiap orang semakin banyak dan menimbulkan
permasalahan lingkungan. Kondisi tersebut memungkinkan terjadinya peningkatan yang cukup
signifikan dari pertambahan timbulan sampah yang dihasilkan, semakin banyak sampah yang
tertumpuk, maka air lindi yang dihasilkan akan bertambah banyak dan peristiwa tersebut tidak
boleh terjadi. Apabila hal itu terjadi maka akan terjadi permasalahan lingkungan yang
menimbulkan kerusakan, kelestarian, dan kesehatan masyarakat itu sendiri. Salah satu alternatif
pengolahan yang murah, sederhana dan efisien adalah dengan system constructed wetland.

Pengolahan System constructed wetlands yaitu seperti sedimentasi, filtrasi, gas transfer,
adsrobsi, pengolahan kimia dan pengolahan biologis karena aktivitas mikrorganisme dalam
tanah dan aktivitas tanaman untuk proses fotosintesis dan pengoksida (Metcalf & Eddy, 1993).
Keuntungan dari system constructed wetlands adalah biaya yang murah, sederhana, dan
memiliki kemampuan proses meminimalisasi kadar limbah yang tinggi Pengolahan limbah
dengan Constructed Wetlands memanfaatkan mikroorganisme dalam tanah dan tanaman dalam
areal tersebut. Terdapat tiga fungsi dasar dari constructed wetland yang membuat pengolahan
limbah cair ini sangat potensial yaitu sebagai berikut :

1. Secara fisiki dapat menahan kandungan polutan-polutan yang terdapat di permukaan


tanah dan senyawa organic yang terdapat pada limbah.
2. Syarat pemeliharaan yang sangat rendah dan mudah untuk menghasilkan pengolahan
yang baik
2
3. Memanfaatkan (utilization) dan sebagai Transformation dari berbagai macam jenis
mikroorganisme

1.2 Rumusan Masalah 

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah sistem Constructed Wetlands dengan menggunakan tanaman Lily dapat


menurunkan konsentrasi logam yang terkandung dalam limbah ?

2. Berapakah penurunan konsentrasi logam pada limbah setelah dengan constructed


wetland?

1.3 Tujuan

Tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 

1. Menganalisis cara kerja wetland dengan bakteri endofit di TPA Piyungan 


2. Mengidentifikadi proses kinerja constructed wetland dalam pengolahan air lindi di TPA
Piyungan

1.3 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Pengambilan sampel yang berupa air lindi diambil dari unit pengolahan air lindi di TPA
Piyungan
2. Parameter yang akan diteliti adalah BOD, COD, logam, dan NH3
3. Analisis dan metode yang dimanfaatkan dalam penelitian adalah constructed wetland
dalam pengolahan air lindi.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi mengenai kinerja constructed wetland dalam pengolahan air


lindi di TPA Piyungan

3
1.5 Kerangka Berpikir

4
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Lindi
2.3 Parameter Pencemar Air Lindi
Air lindi merupakan cairan dari sampah yang terdapat unsur unsur terlarut dan
Parameter pada air lindi yaitu sebagai berikut :
tersuspensi sehingga dapat mencemari lingkungan yang dihasilkan oleh timbunan sampah.
1. Parameter fisika, parameter fisika terbagi menjadi dua yaitu suhu dan TSS (Total
Sampah yang terdapat di lokasi TPA mengandung zat organic, jika hujan turun terus menerus
Suspended Solid).
akan membuat genangan, genangan itulah yang dinamakan air lindi. Jika genangan tersebut di
 Suhu merupankan suatu badan perairan yang dipengaruhi oleh musim, posisi
biarkan terus menerus akan menimbulkan efek yang kurang baik bagi lingkungan dan bagi
lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara,
manusia. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari air
penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air.
lindi yakni cuaca, komposisi sampah, umur sampah, dan jenis TPA (Andhikari. B et. al, 2008).
 TSS (Total Suspendes Solid) merupakan Padatan tersuspensi adalah padatan
Air lindi dapat mengalami peningkatan ketika hujan turun dan membasahi tumpukan sampah
yang dapat menyebabkan kekeruhan pada air, tidak terlarut dan tidak dapat
yang tertumpuk yang dapat meningkatkan laju dan jumlah air lindi yang dihasilkan. Masalah
langsung mengendap, yang terdiri dari partikel-partikel yang ukuran ataupun
tersebut sulit untuk dicegah dalam kondisi apapun, karena pada dasanya air lindi dikategorikan
beratnya lebih dari sedimen
limbah yang sulit sekali untuk mengalami degradasi, disebabkan karena air lindi mengandumg
2. makro
bahan Parameter Kimia,
molekul parameter
seperti kimiapolimer
kandungan terdiri dari
danbeberapa parameter
bahan organik yangyang pertama
tinnggi yang adalah
memilki
 Air
sifat sintetik. DO lindi
(Dissolved
memilikiOxygen) merupakan
tingkat dengan kadarkonsentrasi
nilai rasio gas
dari oksigen
BOD danyang
CODterlarut
kurang
dalam airdapat diidentifikasikan bahwa air lindi memiliki nilai rasio yang rendah
dari 0,4. Hal tersebut
dan bahan organik
Logam berat air
di dalam yang
lindiberbahaya diketahui
tersebut sangat dapat mengalami
sulit untuk mengumpulproses
dan degradasi
bersifat
akumulatif
(Payandeh et al., 2017). apabila terus menerus terkumpul dalam jangka waktu yang lama aka
menjadi
2.2 Pengolahan racun. Air limbah yang mengandung logam berat seperti Hg, Co, As,
Air Lindi
Cr bersifat toksik
Tujuan dari pengoahan bagiadalah
air lindi kehidupan
untukmahluk hidup dan
mengurangi lingkungan.
dampak Karakteristik
negative yang dapat
logam
ditimbulkan dari beratbaik
air lindi seperti
padamemiliki spesifikasi
lingkungan gravity
sekitar dan padayang sangat
makhluk besat
hidup (lebih
yang daridi
tinggal
4), mempunyai
lingkungan tersebut. nomor
Kandungan atom
bahan 22-24 dan
pencemarn air40-50
lindi serta
lebih unsur-unsur lantanida
besar dari pada dan
air limbah
aktanida,
domestic biasa, dan mempunyai
maka perlu respon bikoimia
dilakukan pengolahan yangyang spesifik
paling cocok,pada organisme
efisien hidup.
dan sederhana
dalam pengolahan
 CODair(Chemical
lindi tersebut. Proses pengolahan
Oxygen air lindi
Demand) atau memanfaatkan
kebutuhan proses
oksigen fisika,
kimiawi
kimia dan biologis. Ada bebrapa
menggambarkan faktor
jumlah total yang mempengaruhi
oksigen pengolahan
yang dibutuhkan air lindi yang
untuk mengoksidasi
dilakukan di TPA yang
bahan mencakup
organic secarakualitas
kimiawi,danyang
kuantitas
dapat air lindi yang secara
di degradasi dihasilkan menggunakan
biologis menjadi
berbagai media dan teknologi
karbondioksida yangPerairan
dan air. diterapkan dalam mengurangi
yang memiliki dan meminimalisir
kadar COD yang cukup tinggi
kandungan airtidak
lindi dapat
yang menimbulkan
di manfaatkansumber
untuk polutan,
kegiatan akan tetapi dan
perikanan beberapa teknologi
pertanian yang
(Effendi,
diterapkan dalam
2003)pengolahan air lindi membutuhkan tahapan dan waktu yang cukup lama
dalam menentukan
 BOD teknologi yang Oxygen
(Biochemical sesuai dengan karakteristik
Demand) air lindi tersebut
atau kebutuhan oksigen (Oktiawan
biokimiawiet
al., 2021) merupakan gambaran kadar bahan organic yang dapat didekomposisi secara
biologis, jumlah oksigen untuk mengoksidasi bahan organic menjadi
karbondioksida dan air.(Effendi 2003)

5
 Amonia pada perairan dihasilkan oleh proses dekomposisi, reduksi nitrat oleh
bakteri, kegiatan pemupukan dan ekskresi organisme yang ada di dalamnya
 Nitrat adalah bentuk nitrogen utama dalam perairan dan merupakan nutrien
utama bagi tumbuhan dan algae .
 Sulfat adalah bentuk sulfur utama dalam perairan dan tanah
 Besi adalah logam dalam kelompok makromineral didalam kerak bumi, tetapi
tetapi termasuk kelompok mikro dalam sistem biologi. Logam ini mungkin
logam yang pertama kali digunakan oleh manusia sebagai pertanian

2.4 Baku Mutu Air Lindi

Air lindi yang di buang atau dialirkan ke sungai atau badan air harus sesuai dengan baku mutu
yang telah di tentukan oleh pemerintah harus sesuai dengan standar baku mutu air lindi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 tentang Baku Mutu Lindi Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah, seperti pada tabel 2.1 berikut ini :

2.5 Constructed Wetlands

Constructed wetlands direncanakan di tanah jenuh yang dapat di tumbuhi oleh tanaman air pada
bagian permukaannya dapat dimanfaatkan oleh aktivitas mikroorganismc atau komunitas
hcwan. Tujuan dari constructed wetlands adalah untuk meminimalisasikan kandungan
konsentrasi air limbah yang dapat menyebabkan pencemaran air. Terdapat tiga fungsi dari
wetlands dalam pengolahan air limbah tersebut, yaitu :

1. Secara fisik mampu menahan atau menangkap kandungan-kandungan polutan yang


terdapat di limbah tersebut

6
7
2. Memanfaatkan (Utilization) dan sebagai transformation dari berbagai macam aktifitas
mikroorganisme dan adsorpsi terhadap tanah dan bahan organik adanya aktivits dari akar
jenis mikroorganisme.
tanaman.
3. Memerlukan energi dan syarat pemeliharaan yang rendah dan mudah untuk
menghasilkan
Pada sistem pengolahan
pengolahan yang
constructed baik. ini terdapat dua jenis pengaliran air limbah yaitu
wetlands
secara horizontal (sub surfaceflow wetlands) danjenis pengaliran secara vertikal (vertical flow
Prinsip dari constructed wetlands ini adalah memanfaatkan peranan aktivitas mikroorganisme
wetlands). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengolahan wetlands antara lain:
atau bakteri sebagai mikrobal degradation of contaminans yang terdapat di dalam limbah dan di
permukaan air atau yang hidup di akar. Proses pengolahan yang terjadi di dalam wetlands
A. Tanaman
tersebut berupa sedimentasi, filtrasi, gas transfer, adsorpsi atau disebut juga dengan proses
Yang di perlukan
pengolahan fisik, dalam system constructed
untuk pengolahan wetlands dan
secara kimiawi adalah tanaman
biologi padayang tergolongwetland
constructed dalam
jenis
terjaditanaman
karena yang memerlukan
adanya aktivitas kadar
dari air yang tinggi. Jenis
mikroorganisme dalamtanaman
tanah.yang digunakan
Variabel dalam
- variabel
constructed
perencanaanwetland adalah tanaman
pada constrncted duckweed,
wetlands reeds,
meliputi cattail, debit
kapasitas water air
hyacinth
limbahdanyang
bulrush. Jenis
dialirkan,
tanaman tersebut
beban organik merupakan
limbah jenis tanaman
yang tertentu, kedalamanmudah
mediadi tanah
temukan dan air,
maupun tanaman
serta tersebut
adanya
digolongkan
pemeliharaansebagai
tanamantanaman gulma yang
yang digunakan hidupproses
selama di perairan bebas.
pengolahan.

2.6 B. Media Reaktor


Mekanisme Sistem Pengolahan Wetlands

Media yang constructed


Pengolahan digunakan diwetlands
contrucsted wetlands
terbagi terdiri
menjadi dua dari
tipe tanah, pasir, dan
yaitu system freekerikil.
water Adapun
surface
fungsi
(FWS)dari
dan media
systemtanah pada system
sub surface flows ini adalah :
(SSF)

 Sebagai
a) SistemFree tempat hidup
WaterSurface dan tubuhnya tanaman
(FWS)
 Sebagai tempat berkembangbiaknya mikroorganisme
System free water berbentuk
Sebagai tempatkolam yang proses
terjadinya dilapisifisik
lapisan
yaituimpermeable alami atau
proses sedimentasi lapisan
dalam tanah.
penurunan
Lapisan tersebut berfungsisolid
konsentrasi untukairmencegah
limbah terjadinya rembesam air limbah atau keluarnya air
limbah dari kolam tersebut. Komposisi utama pada system free water surface (FWS) adalah
Sistem pengolahan
tanah sebagai wetlands
subrat ini dipengaruhi
untuk tempat hidupnyaoleh waktu detensi,
hidupnya tanamandiair.
mana waktu
Pada detensi
sistem FWSakan
ini
mempengaruhi
biasanya tanamankontak antara mikromgmrisme
yang digunakan dengan
berupa cattail, reed, air limbah,
seadge dan rush.waktu
Kondisidetensi juga
yang harus
mempengaruhi oksigen
diperhatikan dalam yang
sistem FWSakan
inidike1uarkan
adalah : akar tanaman.

C. Mikroorganisme
 Kedalaman air relatif dangkal
 Velocity atau kecepatan air rendah (low)
Dalam constructed wetlands yang digunakan sebagai jenis indicator pengukuran secara
 Keberadaan batang dan sisa-sisa tanaman yang mempengaruhi aliran air • Lebih
langsung dalam proses pengolahan air limbah yaitu jenis mikroorganisme dari bakteri, virus,
effisien digunakan pada saluran atau area yang panjang
ragi, microscopis fungi, protozoa, alga. Proses hubungan antara komunitas mikroba ini da1am
b) Sistem Sub Surface Flows (SSF)
wetlands merupakan faktor utama dalam merecycling kandungan pencemar dalam air limbah
yaitu
Systemterjadinya prosesflows
sub surface dekomposisi dan denitrifikasi.
menggunakan media berpori seperti : kerikil, dan pasir kasar.

8
Proses transformasi yang terjadi di dalam wetlands sebagian besar dipengaruhi oleh adanya
hubungan metabolisme mikroorganisme dalam merupakan sumber energi bagi mikroba, di
mana carbon digunakan untuk membentuk biomassa dari mikroba (C SH702N) 12 sebagai
nutrien, proses fotosintesis yang dilakukan oleh protozoa juga memberikan respons yang cepat
untuk meningkatkan jumlah nutrien dalam air limbah. Adanya proses transtormasi dan
dekomposisi oleh mikroba secara langsung mempengaruhi jumlah komunitas mikroba
(microbial population densities), dan penambahan jenis bakteri anaerobik seperti streptococci,
Enterobacteriaceae, dan aerobic spore (Bacillus spp, Pseudomonas alcaligenes, dan
Aeromonas spp) y a n g berperan dalam mengurai bahan pencemar menjadi nutrien. Aktivitas
dari mikroorganisme pada sistem pengolahan wetlands mempengaruhi kinerja proses kimia
dan biologis.

D. Temperatur

Temperature dari air limbah mempengaruhi kualitas effluent air limbah karena berpengaruh
pada waktu detensi. System constructed wetlands mempunyai keungulan dari pada pengolahan
system konvensional yang lain. System konvensional yang di maksud seperti system ponds atau
lagoon. Kendala-kendala yang sering ditemui pada sistem ponds atau lagoon antara lain sebagai
berikut:

 Timbulnya bau dan aroma yang tidak enak


 Tempat berkembangbiaknya la1at dan insecta lain
 Tingkat removal pengolahan yang kurang optimal.

Selain menggunakan system constructed wetlands, terdapat beberapa metode yaitu seperti
activated sludge dan oxidationditch namun kedua metode pengolahan tersebut memerlukan
biaya yang cukup tinggi dan perawatan kusus. Kendala kendala di atas dapat di atasi dengan
menggunakan sistem pengolahan constructed wetlands (Natural treatment) karena sistem ini
mempunyai beberapa Keunggulan yaitu :

 Sistem pengolahan dilakukan di dalam tanah, sehingga genangan air akan dapat
diminimalkan dan timbulnya bau dapat dihindari.
 Tingkat removal atau efisiensi pengolahan yang cukup tinggi.
 Tidak memerlukan perawatan khusus dalam prosesnya.
 Sistem pengolahannya mudah dan murah.

9
2.7 Prinsip Pengolahan Crunstucted Wetlands

Secara umum proses ini dapat melalui biotik atau abiotic maupun dapat digabungkan keduanya
dan pengolahan awal secara constructed wetland secara abiotic :

1. Setting dan pengendapan merupakan salah satu Langkah yang cukup efisiensi
mengurangi partikel maupun padatan yang telah mengalami proses suspense senyawa
2. Reduksi dan oksidasi dalam proses pengikatan air lindi yang terdapat kadar logam yang
berbahaya
3. Penurunan tingkat pencemar seperti bahan pencemar yang saling berkaitan dengan
adanya cahaya matahari melalui proses penguraian senyawa
4. Penurunan tangkat pencemaran akibat penguapan selama proses pengolahan air lindi.

Proses Biotik melalui biodegrades dan penyerapan oleh tanaman yang dapat mengurangi kadar
polutan di dalam air limbah dari proses tersebut dapat diketahui dari bentuk organic yang
relative tinggi. Dalam proses constructed wetlands akar tanaman membentuk senyawa yang
dihasilkan dari mikroorganisme dalam pengolahan air lindi.

2.8 Media Tanaman (Lily)

Lili memiliki nama latin Lilium longiflorum Thunb. Bunga lily merupakan herba dengan batang
yang tidak bercabang, batang yang terdapat di dalam tanah memiliki tinggi 0,5-1,3m dengan
umbi lapis, bunga lily memiliki daun yang menyebar dan tulang daun membujur. Lily adalah
tanaman beumbi sejati, bentuk lily yang seperti cawan berfungsi sebagai cadangan makanan
yang berisikan zat tepung, gula, dan protein. Tanaman lili tumbuh optimal di daerah yang
memiliki ketinggian 400–1.500 m di atas permukaan laut. Sedangkan temperaturnya adalah 20-

0 0
25 C pada siang hari dan 10-15 C pada malam hari.

2.9 Bakteria Endofit


Bakteri endofit ialah salah satu bakteru yang dapat bertahan hidup didalam jaringan tanaman
yang mempunyai inang dan tidak menyebabkan penyakit. Bakteri endofit dapat masuk
kedalam jaringan melewati sistem perakaran, akan tetapi banyak Sebagian tanaman yang
terkean paran udara secara kontak mencakup bunga, sampai dengan jalur masuk bakteria
endofit. Bakteria endofit pada tanaman memiliki jumlah yang belum dapat ditentukan, akan
tetapi dapat melakukan isolasi memanfaatkan media agar.

1
0
METODE.

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan cara mengobservasi langsung ke lokasi yang akan di teliti.
Lokasi penelitian terdapat Lokasi TPA piyungan terdapat di dusun Ngablak, Desa Sitimulyo,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi tersebut terletak
di sebelah tenggara dari pusat kota Yogyakarta + 13 km dari akses Jalan Yogya-Wonosari.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah gelas beaker 250 mL, hot plate,
pipet ukur 10 ml, labu ukur 25 mL, spektrofotometri, botol sampling, sarung tangan karet,
masket, alat pengambil contoh sederhana, kertas label, buku catatan, corong kaca. Bahan yang
akan digunakan untuk penelitian diantaranya sampel air lindi, akuades, dan tanaman Lilium
longiflorum Thunb .
3.3 Metode Penelitian
3.3.1Metode Pengambilan Sampling
Pengambilan sampling meliputi beberapa tahap yaitu :
1. Sampel diambil dari reaktor dyngan menggunakan ember plastik.
2. Ember plastik bagian dalam dibersihkan dengan cara dicuci menggunakan air bersih.
3. Sampel ditampung di ember yang sudah bersih.
4. Setelah itu sampel dipotong-Potong.
5. Sampel di timbang.
6. Sampel di masukan ke dalam oven.
7. Dilakukan destruksi
8. Masuk ke dalam alat agitator.
9. Air sampel di saring.
10. Di masukan ke dalam botoI.
3.3.2 Metode Pengolahan data
Data yang dibutuhkan berupa data yang didapatkan dari kadar BOD, COD, Logam, dan NH3
didalam air lindi dilakukan dengan sistem constructed wetland dengan tanaman Lilium
longiflorum Thunb .
3.3.3 Metode pengujian karakteristik air lindi
Metode pengujian karakteristik air lindi dengan melakukan pengujian tingkat konsentrasi awal
meliputi BOD, COD, Logam, dan NH3 pada sampel air lindi yang dimanfaatkan sebelum
dilakukan proses reduksi.

1
1
3.3.4 Metode Aklimatisasi Tanaman lili (Lilium longiflorum Thunb)
Aklimatisasi ialah proses pemindahan/pengadaptasian planlet dari kondisi in vitro ke kondisi
luar/lapangan. Proses metode aklimatisasi lili yang pertama adalah dengan penambahan air
dimulai dari top water kemudian dilakukan penambahan pupuk dimasukkan ke reactor.
Tahapan tersebut dilakukan dengan tujuan tanaman tersebut dapat melakukan adaptasi dan
penyesuaian kondisi lingkungan sekitar yang masih tergolong baru
3.3.5 Metode Culture Bakteri
Bakteri akan mengalami pertumbuhan peningkatan jumlah dan mulai menumbuhkan inoculum
bakteri pada media tanaman lili (Lilium longiflorum Thunb). Bakteri yang sudah sesuai dan
sudah terpilih akan langsung digunakan untuk pengujian parameter air lindi dan di
kembangbiakann sesuai dengan ketentuan yang ada.
3.3.6. Metode Reaktor Batch
Reaktor terbuat dari kayu dan dilapisi plastik sebagai lapisan kedap air. Reaktor yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 bunh reaktor. Tiap l'eaktor akan dibcri perlnkuan
konsentrasi limbah yang berbeda.. Reaktor ini terbagi atas reaktor kontrol, dimana reaktor ini
diberi limbah namun tidak ditanami tanaman lili dan reaktor uji yang mana reaktor diberi
limbah dan ditanami lili.
3.3.7 Metode Running & Sampling
Metode running & sampling ini menggunakan reaktor yang akan dipisahkan menjadi setiap
reaktor batch dengan menggunakan kode. Debit yang akan digunakan pada proses ini adalah
setiap reaktor akan dibedakan, dan setelah selesai proses tersebut hasil sampling akan setiap 2
hari sekali akan dibawa, pada hari ke 2, 4, 6, dan 8. Air lindi yang telah dilakukan pengolahan
yang dibantu dengan tanaman Lily (Lilium longiflorum Thunb), kemudian dialirkan menuju
bak atau wadah yang telah disterilkan dengan cara dilalui dengan keran outlet.
3.3.8 Analisis data
Untuk mengetahui tingkat effisiensi dari reaktor yang sedang diteliti, maka dilakukan analisa
data yang diperoleh dari hasil pengarnatan, baik data utama (lingkat penurunan) maupun data
pendukung (kond~sitanaman uji dan air limbah). Analisis data yang telah didapatkan
penelitian sebelumnya dilakukan untuk mengidentifikasi berapa tingkat konsentrasi BOD,
COD, Logam, dan NH3 yang terdapat pada air lindi setelah dilakukan pengolahan secara
constructed wetland memanfaatkan tanama Typha (Typha angustifolia)

1
2
JADWAL TUGAS AKHIR.

3.3.9 Diagram Alir Penelitian

Gambar Diagram Alir Penelitian

1
3
Jadwal Tugas Akhir
Untuk melaksanakan tugas akhir ini membutuhkan waktu untuk melaksanakan penelitian selama 4
bulan. Adapun jadwal kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian akan dijelaskan secara teperinci
pada tabel 4.1 :
Waktu Penelitian
N
Deskripsi Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pendaftaran Proposal Tugas Akhir                                
2 Seminar Proposal Tugas Akhir                                
3 Pengumpulan Revisi                                
4 Pengumpulan Data                                
5 Pengambilan Sampel                                
6 Pengujian Laboratorium                                
7 Pengolahan Dan Analisis Data                                
8 Penyusunan Laporan Tugas Akhir                                
Diskusi Laporan Dengan Dosen
                               
9 Pembimbing
1
                               
0 Pendaftaran Seminar Hasil
1
Pelaksanaan Seminar Hasil                                
1
1
                               
2 Revisi
1
                               
3 Pendaftaran Pendadaran
1
                               
4 Pendadaran

Rencana Anggaran Biaya Tugas Akhir

Adapun Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk melaksanakan penelitian ini akan dijelaskan secara
terperinci pada tabel 4.2 :

PENGAMBILAN SAMPEL
No Keperluan Satuan Harga Satuan Jumlah Biaya
1 Sekop buah Rp 65.000 1 Rp 65.000
2 Cangkul buah Rp 45.000 1 Rp 45.000
3 Sarung Tangan buah Rp 55.000 2 Rp 110.000
4 Masker buah Rp 30.000 1 Rp 30.000
5 Container Box Kecil buah Rp 50.000 2 Rp 100.000
TOTAL BIAYA Rp 350.000

1
4
Abdel Sattar A.M., Bonakdari H., Negm A., Gharabaghi B., Elhakeem M. (2018) Soil
Aquifer Treatment System Design Equation for Organic Micropollutant Removal. In:
Negm A. (eds) Groundwater in the Nile Delta. The Handbook of Environmental
Chemistry, vol 73. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/698_2017_136

Amy, G., & Drewes, J. (2007). Soil aquifer treatment (SAT) as a natural and sustainable
wastewater reclamation/reuse technology: Fate of wastewater effluent organic Matter
(EfoM) and trace organic compounds. Environmental Monitoring and Assessment,
129(1–3), 19–26. https://doi.org/10.1007/s10661-006-9421-4

Ali Munawar. 2011. Rembesan Air Lindi (Leachate) Dampak pada Tanaman Pangan dan
Kesehatan. Veteran Jawa Timur. UPN Pres. Surabaya.

Bringer, L. M., dos Reis, J. A. T., & Mendonça, A. S. F. (2018). Wastewater treatment
systems selection inside watersheds by using multiobjective analysis. Revista Brasileira
de Recursos Hidricos, 23. https://doi.org/10.1590/2318-0331.231820170140

Crites, R. W., Middlebrooks, J., & Reed, S. C. (2006). Natural Treatment Wastewater
Systems. In Book:

Damanhuri,Enri.2008.Diktat: Landfilling Limbah.Fakultas Teknik Sipil dan


Lingkungan.ITB.Bandung

Dervišević, I., Đokić, J., Elezović, N., Milentijević, G., Ćosović, V., & Dervišević, A. (2016).
The Impact of Leachate on the Quality of Surface and Groundwater and Proposal of
Measures for Pollution Remediation. Journal of Environmental Protection, 07(05), 745–
759. https://doi.org/10.4236/jep.2016.75067
Fitri, R., 2007, Studi Kualitas Air Tanah Dangkal di Kawasan Lokasi Pembuangan Akhir
(TPA) Air Dingin Kota Padang dengan Parameter Logam Berat (Hg, Pb, Cr, Cu, Zn),
Skripsi, Fakultas Teknik, Padang.

Gorgoglione, A., & Torretta, V. (2018). Sustainable management and successful application
of constructed wetlands: A critical review. Sustainability (Switzerland), 10(11), 1–19.
https://doi.org/10.3390/su10113910

Grisa, A. M. C., Paese, C., Dotto, O. J., Nicola, R., & Zeni, M. (2012). Chemometric Analysis
of an Sanitary Landfill Leachate. Journal of Water Resource and Protection, 04(01),
16–24. https://doi.org/10.4236/jwarp.2012.41003
Hijosa-Valsero, M., Matamoros, V., Martín-Villacorta, J., Bécares, E., & Bayona, J. M.
(2010). Assessment of full-scale natural systems for the removal of PPCPs from
wastewater in small communities. Water Research, 44(5), 1429–1439.
https://doi.org/10.1016/j.watres.2009.10.032

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2014. Peraturan Menteri Lingkungan


Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah.Jakarta.

KEMENPU. (2013). Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam


Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, 35.
DAFTAR PUSTAKA.
1
5
Kasam. 2011. Analisis Resiko Lingkungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
(Studi Kasus: TPA Piyungan Bantul). Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 3(1) , 019‐030.

Usman Sarip dan Imam Santosa. 2014. Pengolahan Air Limbah Sampah (Lindi) Dari Tempat
Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Menggunakan Metoda Constructed Wetland. Jurnal
Kesehatan, 5(2), 98-108.

Aminati, Kalfi. 2006. Efektifitas Teknologi Membran Keramik terhadap Penurunan Konsentrasi
Besi (Fe) dan Chemical Oxygen Demand (COD) pada Limbah Cair Lindi Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Piyungan Jogjakarta, Penellitian, Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta

Maharani Khalfina. 2022. Identifikasi Bakteri Indigeneous Untuk Meningkatkan Degradasi Cod
Pada Pengolahan Limbah Tenun Menggunakan Sistem Floating Treatment Wetland (FTW),
Penelitian, Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Ida Dwiningrum. 2002. Identifikasi Jenis dan Jumlah Mikroba pada Leachate dan Sludge dalam
Sampah di Tpa Jatibarang, Penelitian, Universitas Diponegoro, Semarang.

Maulana, M. Nidhamul. 2019. IDENTIFIKASI BAKTERI PADA LINDI DI TEMPAT


PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU (TPST) 3R MULYOAGUNG BERSATU KECAMATAN
DAU KABUPATEN MALANG DAN KAJIAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR
BIOLOGI. Undergraduate (S1) thesis. University of Muhammadiyah Malang

1
6
1
7

Anda mungkin juga menyukai