Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROGEOLOGI

KUALITAS AIR TANAH

DisusunOleh:
Muhammad Syaikhul Afif
21100116120012

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI


LINGKUNGAN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
NOVEMBER 2018
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kegiatan sehari hari, kita sebagai manusia pasti
menggunakan suatu benda yang disebut dengan air, baik itu digunakan
untuk suatu pekerjaan maupun untuk dikonsumsi. Sehingga dari kegiatan
tersebut perlu dilakukan analisis kualitas air yang digunakan, lebih
spesifiknya yaitu kualitas air tanah.

1.2. Maksud dan Tujuan


1.2.1. Maksud
- Mempelajari mengenai metode dan perhitungan Kualitas Air Tanah
1.2.2. Tujuan
- Menentukan kelas air tanah berdasarkan beberapa metode
- Studi genetik airtanah

1.3. Waktu Pelaksanaan


Tempat / Lokasi : Ruang GS 202 Gedung Pertamina Sukowati
Waktu : 18.30 WIB - Selesai
Hari / Tanggal : Rabu, 17 Oktober 2018
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Airtanah

Pengertian kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai


dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Mutu air adalah kondisi kualitas
air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter- parameter tertentu dan
metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang¬undangan yang berlaku.
Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air.
Menurut Permenkes RI No. 416 Tahun 1990 Kualitas air bersih
meliputi kualitas secara fisika, secara kimia, secara mikrobiologi dan kualitas
secara radioaktivitas. Sedangkan parameter-parameter yang harus terpenuhi
meliputi :
 Parameter fisika meliputi: Bau, Rasa, Warna, Zat padat terlarut dan Suhu.
 Parameter kimia meliputi: kimia Anorganik seperti Air raksa, Arsen,
Fluorida, Kadmium, Kesadahan (Ca CO3), Khlorida, Kromium-Valensi-
6, Mangan, Nitrat sebgai N, Nitrit sebagai N, pH, Selenium, Seng,
Sianida, Sulfat dan Timbal. Kimia Organik seperti Aldrin dan Dieldrin,
Benzene, Benzo (a) pyrene, Chlordane (total isomer), Chloroform, 2,4 D,
DDT, Detergen, ,2 Dichloroethane, 1,2 Dichloroethane, 1,1
Dichloroethane, Heptachlor dan heptachlor epoxide, Hexachlorbenzene,
Gamma-HCH (Lindane), Methoxychlor, Pentachlorophenol,
Pestisiotalda T, 3,4,6-Trichlorephenol, Zat Organik (KMnO4).
 Parameter Mikrobiologi meliputi: Total Caliform (MPN).
 Parameter Radioaktifitas meliputi: Aktivitas Alpha (Gross Alpha
Activity), Aktivitas Beta (Gross Beta Activity).
Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas air tanah sendiri
meliputi :
 Faktor Alami : Faktor alami merupakan faktor yang dipengaruhi interaksi
antara airtanah yang bersifat pelarut unsur kimia yang ada dalam batuan
penyimpan airtanah (akuifer). Besarnya kandungan unsur kimia
bergantung pada lamanya interaksi, bentuk dan ukuran butir dari akuifer.
 Faktor Non Alami : Faktor non alami, adalah masuknya unsur kimia
tertentu ke dalam airtanah disebabkan karena oleh kegiatan manusia, baik
itu pupuk, pestisida, limbah industri dsb.

2.2. Sifat Airtanah


Kualitas air tanah ditentukan oleh tiga sifat utama, yaitu : sifat fisik,
kimia, dan sifat biologi / bakteriologi :
2.2.1. Sifat Fisik
Sifat fisik antara lain warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan,
suhu (Hadipurwo, 2006 dalam Badan Geologi dan Tata Lingkungan,
2013).
 Warna air tanah disebabkan oleh zat yang terkandung di dalamnya,
baik berupa suspensi maupun terlarut.
 Bau air tanah dapat disebabkan oleh zat atau gas yang mempunyai
aroma yang terkandung dalam air.
 Rasa air tanah ditentukan oleh adanya garam atau zat yang
terkandung dalam air tersebut, baik yang tersuspensi maupun yang
terlarut.
 Kekentalan air dipengaruhi oleh partikel yang terkandung di
dalamnya. Semakin banyak yang dikandung akan semakin kental.
Di samping itu apabila suhunya semakin tinggi maka
kekentalannya akan semakin kecil (encer).
 Kekeruhan air disebabkan oleh adanya tidak terlarutkan zat yang
dikandung. Sebagai contoh adalah adanya partikel lempung, lanau,
juga zat organik ataupun mikroorganisme.
 Suhu air juga merupakan sifat fisik dari air. Suhu ini dipengaruhi
oleh keadaan sekeliling, seperti musim, cuaca, siang-malam,
tempat ataupun lokasinya.

2.2.2. Sifat Kimia


Penentuan kualitas air yang termasuk dalam sifat kimia adalah
kesadahan, jumlah garam terlarut atau TDS (Total Dissolved Solids),
DHL (Daya Hantar Listrik), keasaman, dan kandungan ion
(Hadipurwo, 2006 dalam Badan Geologi dan Tata Lingkungan,
2013).Warna air tanah disebabkan oleh zat yang terkandung di
dalamnya, baik berupa suspensi maupun terlarut.
 Kesadahan atau Kekerasan
Kesadahan atau kekerasan (total hardness), adanya kandungan Ca
dan Mg. Kesadahan ada dua macam, yaitu kesadahan karbonat dan
kesadahan non karbonat. Air dengan kesadahan tinggi sukar
melarutkan sabun, oleh karenanya air tersebut perlu dilunakkan
lebih dahulu.
 Daya Hantar Listrik
Daya Hantar Listrik adalah sifat menghatanrkan listrik dari air. Air
yang banyak mengandung garam akan mempunyai DHL tinggi.
Pengukurannya dengan alat Electric Conductivity Meter (EC
Meter), yang satuannya adalah mikromhos/cm atau μmhos/cm atau
μsiemens/cm sering ditulis μS/cm. Air tanah pada umumnya
mempunyai harga 100 - 5000 μmhos. Besaran DHL dapat
dikonversikan menjadi jumlah garam terlarut (mg/l), yaitu: 10 m3
μmhos/cm = 640 mg/l atau 1 mg/l = 1,56 mmhos/cm (1,56 μS/cm).
Hubungan antara harga DHL dengan jumlah garam yang terlarut
secara tepat perlu banyak koreksi seperti temperatur pengukuran,
maupun tergantung juga dengan jenis garam yang terlarut, tetapi
secara umum angka tersebut di atas sedikit banyak dapat mewakili.
 Keasaman Air
Keasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai
dari 1-14. Air yang mempunyai pH 7 adalah netral, sedangkan yang
mempunyai pH lebih besar/kecil dari 7 disebut bersifat basa/asam.
Jadi air yang mengandung garam kalsium karbonat atau
magnesium karbonat, bersifat basa (pH 7,5 - 8), sedangkan yang
mempunyai harga pH < 7 adalah bersifat asam, sangat mudah
melarutkan Fe, sehingga air yang asam biasanya mempunyai
kandungan besi (Fe) tinggi. Pengukuran pH air di lapangan
dilakukan dengan pH meter, atau kertas lakmus (Hadipurwo, 2006
dalam Badan Geologi dan Tata Lingkungan, 2013).
 Kandungan Ion
Kandungan ion baik kation maupun anion yang terkandung di
dalam air diukur banyaknya, biasanya dalam satuan part per
million (ppm) atau mg/l. Ion-ion yang diperiksa antara lain Na, K,
Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, SO4, CO2, CO3, HCO3, H2SF,
NH4, NO3, , NO2, KMn O4, SiO2, boron, ion-ion logam yang
biasanya jarang akan tetapi ion ini bersifat sebagai racun antara lain
As, Pb, Sn, Cr, Cd, Hg, Co (Hadipurwo, 2006 dalam Badan
Geologi dan Tata Lingkungan,2013).
2.2.3. Sifat Biologi
Kandungan biologi di dalam air diukur terutama dengan
banyaknya bakteri coli. Untuk standar air minum ada batas maksimum
kandungan coli yang diperbolehkan (Hadipurwo, 2006 dalam Badan
Geologi dan Tata Lingkungan, 2013).

2.3. Metode Analisis Kualitas Airtanah


2.3.1. Tabel Kurlov
Motode kurlov dilakukan untuk mengetahui nama air tanah
berdasarkan nilai mol equivalen perliter dari masing-masing ion yang
diperoleh dari perkalian konsentrasi ion (mg/l) dengan valensi dibagi
dengan FW dari ion. Kemudian dicari nilai persentase ion-ion dan nilai
tertinggi pada kation dan anion digunakan untuk penamaan air tanah.
2.3.2. Diagram Stiff
Metode stiff digunakan untuk mengetahui penyebaran ion yang
paling banyak, baik kation maupun anion. Manfaatnya adalah dapat
membantu visualisasi air dari aliran air yang dapat diperkirakan,
sehingga dapat diketahui pula komposisi ion pada perubahan tubuh air.
Namun kekurangannya adalah hanya dapat dianalisa per plot ion-
ionnya.

Gambar 1.1. Diagram Stiff


2.3.3. Diagram Piper
Metode piper diketahui dengan mengeplotkan seluruh ion pada
diagram diamond-shaped field. Dengan begitu akan diketahui fasies air
tanah.
Gambar 1.2. Diagram Piper
2.3.4. Sodium Absorbtion Ratio
SAR adalah Ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk
digunakan dalam irigasi pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan
terlarut dalam air. Richard (1954).

2.3.5. Water Quality Index


WQI adalah Penentuan kualitas airtanah untuk air minum,
industri, ataupun irigasi salah satunya dideterminasi dengan perhitungan
water quality index (WQI). WQI merupakan indeks yang
menggambarkan keseluruhan kualitas air pada suatu lokasi berdasarkan
parameter kualitas air.
BAB III
DIAGRAM ALIR

Mulai

Tahap Persiapan
Pengambilan dan anlisis Ion Air tanah

Analisis

Tabel Diagram Diagram SAR WQI


Kurlov Stiff Piper

Fasies dan Genesa Airtanah Kualitas Airtanah

Kesimpulan

Selesai

Legenda :
: Awal atau akhir sebuah proses
: Data
: Proses
: Arah Proses
BAB IV
HASIL PERNGERJAAN

Dalam perngerjaan untuk mengetahui Kualitas Air tanah dan Ganesa Air
Tanah tersebut perlu dilakukan analisis menggunakan beberapa metode, adapun
metode yang dilakukan yaitu perhitungan dengan Diagram Kurlov, Diagram Stiff
dan Diagram Piper. Lalu juga melakukan perhitungan SAR dan mencari nilai WQI.
Adapun hasil pengerjaan nya terlampir dibawah ini.

4.1. Diagram Kurlov


Dalam Tabel atau Diagram kurlov, dilakukan perhitungan dari nilai ion
ion yang telah didapat, adapun perhitungan pertama mencari nilai meq/L yang
didapat dari

Konsentrasi mg/L valensi *


Konsentrasi meq/l = -----------------------------------------------
Nomer massa

yang akan menghasilkan nilai meq/l. Lalu dilakukan perhitungan untuk


mencari nilai persen dari meq/l dengan rumus

Nilai mg/L (anion/kation)


% meq/l = ----------------------------------- X 100 %
Total (anion/Kation)

Dengan data sebagai berikut :


PB 1
Conc. Conc.
Ion Val. F.W. (% meq/l)
(mg/l) (meq/l)
Ca+2 19.312 2 40.08 0.96 28
Mg+2 5.6 2 25.3 0.44 13
Na+ 41 1 22.99 1.78 53
K+ 8.1 1 39.1 0.21 6

Total kation meq/l 3.40 100

HCO3- 480.9 1 60.99 7.88 48


SO4-2 121.2 2 96.03 2.52 15
Cl- 212 1 35.45 5.98 36

Total anion meq/l 16.39 100

Natrium Calcium Bicarbonat

PB 2
Conc. Conc.
Ion Val. F.W. (% meq/l)
(mg/l) (meq/l)
Ca+2 81.2 2 40.08 4.05 88
Mg+2 1.6 2 25.3 0.13 2.7

Na+ 9.2 1 0.40 8.7


22.99
K+ 1.2 1 39.1 0.03 1

Total kation meq/l 4.61 100

HCO3- 49 1 60.99 0.80 8


SO4-2 0 2 0.00 0
96.03
Cl- 312 1 35.45 8.80 92

Total anion meq/l 9.60 100

Calcium Natrium Clorida


PB 3
Conc. Conc. (%
Ion Val. F.W.
(mg/l) (meq/l) meq/l)
Ca+2 68.12 2 40.08 3.40 26
Mg+2 10.9 2 25.3 0.86 7
Na+ 199.9 1 22.99 8.70 66
K+ 5.1 1 39.1 0.13 1

Total kation meq/l 13.09 100

HCO3- 532.1 1 60.99 8.72 73


SO4-2 49 2 96.03 1.02 9
Cl- 80.12 1 35.45 2.26 19

Total anion meq/l 12.00 100

Natrium Calcium Bicarbonat

PB 4
Conc. Conc. (%
Ion Val. F.W.
(mg/l) (meq/l) meq/l)
Ca+2 312 2 40.08 15.57 81
Mg+2 12.8 2 25.3 1.01 5.3

Na+ 57.6 1 2.51 13.1


22.99
K+ 1.5 1 39.1 0.04 0

Total kation meq/l 19.12 100

HCO3- 400 1 60.99 6.56 72


SO4-2 57.2 2 1.19 13
96.03
Cl- 46.12 1 35.45 1.30 14

Total anion meq/l 9.05 100

Calcium Natrium Bicarbonat


PB 5
Conc. Conc.
Ion Val. F.W. (% meq/l)
(mg/l) (meq/l)
Ca+2 701.2 2 40.08 34.99 95
Mg+2 13 2 1.03 30
25.3
Na+ 0 1 22.99 0.00 0
K+ 38.7 1 39.1 0.99 29

Total kation meq/l 37.01 154

HCO3- 374.9 1 6.15 93


60.99
SO4-2 5.5 2 96.03 0.11 2
Cl- 11.12 1 35.45 0.31 5

Total anion meq/l 6.58 100

Calcium Magnesium Bikarbonat

PB 6
Conc. Conc. (%
Ion Val. F.W.
(mg/l) (meq/l) meq/l)
Ca+2 12.2 2 40.08 0.61 34
Mg+2 1.4 2 0.11 6
25.3
Na+ 19.7 1 22.99 0.86 48
K+ 8.1 1 39.1 0.21 12

Total kation meq/l 1.78 100

HCO3- 128.8 1 2.11 10


60.99
SO4-2 0 2 96.03 0.00 0
Cl- 712 1 35.45 20.08 90

Total anion meq/l 22.20 100

Natrium Calcium Clorida


PB 7
Conc. Conc.
Ion Val. F.W. (% meq/l)
(mg/l) (meq/l)
Ca+2 112 2 40.08 5.59 79
Mg+2 3 2 25.3 0.24 3.4
Na+ 27.4 1 22.99 1.19 16.9
K+ 1.2 1 39.1 0.03 0

Total kation meq/l 7.05 100

HCO3- 299.7 1 60.99 4.91 76


SO4-2 44.5 2 96.03 0.93 14
Cl- 23.12 1 35.45 0.65 10

Total anion meq/l 6.49 100

Calcium Natrium Bikarbonat

4.2. Diagram Stiff


Setelah didapatkan data meq/l didiagram kurlov, maka dapat di plot
pada diagram stiff, dimana diagram stiff menggunakan parameter dari nilai
meq/l dari masing masing ion yang ada pada data, sehingga didapatkan
kenampakan :
a. Sample PB1
b. Sample PB2

c. Sample PB3
d. Sample PB4

e. Sample PB5
f. Sample PB6

g. Sample PB7

4.3. Diagram Piper


Selain menggunakan diagram stiff, juga dilakukan pengeplotan
menggunakan diagram piper, dimana diagram piper menggunakan nilai persen
darii masing masing ion yang telah dihitung dari data diagram kurlov, adapun
kenampakan pengeplotan data sebagai berikut :

4.4. Sodium Absorbtion Ratio (SAR)


Dalam pengukuran kuatlitas airtanah, digunakan parameter ukuran
kesesuaian air, dimana hal ini dilakukan perhitungan sodium Absorbtion Ratio
atau SAR yang digunakan dalam irigasi pertanian, ditentukan oleh konsentrasi
padatan terlarut dalam air. Richard (1954). Perhitungan SAR dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Dari perhitungan, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Sampel PB 1 : 11.617
2. Sampel PB2 : 1.430
3. Sampel PB3 : 31.802
4. Sampel PB4 : 4.513
5. Sampel PB5 : 0
6. Sampel PB6 : 1.828
7. Sampel PB7 : 3.613

4.5. Water Quality Index (WQI)


Penentuan kualitas airtanah untuk air minum, industri, ataupun irigasi
salah satunya dideterminasi dengan perhitungan water quality index (WQI).
WQI merupakan indeks yang menggambarkan keseluruhan kualitas air pada
suatu lokasi berdasarkan parameter kualitas air. Parameter yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah berdasarkan dari Permenkes dan WHO.
Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pembobotan
berdasarkan parameter – parameter sebagai berikut :

Setelah dilakukan pembobotan, untuk memperoleh nilai WQI perlu


dilakukan beberapa langkah perhitungan, diantaranya perhitungan bobot relatif
(Wi) pada persamaan 1, quality rating scale (qi) dengan persamaan 2, silai
subindex (SI) dengan persamaan 3, dan WQI. Rumusnya adalah sebagai
berikut :
 Wi

 Qi

 SI

Setelah semua perhitungan dilakukan, maka kemudian didapatkan


hasilnya adalah sebagai berikut :
1. Sampel PB1
PB 1
Permenkes WHO
Parameter Wi
qi SI qi SI
TDS 0.118 96.800 11.388 48.400 5.694
NH4 0.176 80.000 14.118 75.000 13.235
Fe 0.118 66.667 7.843 50.000 5.882
Cl 0.235 10.450 2.459 83.600 19.671
Kesadahan 0.235 14.252 3.353 14.252 3.353
SO4 0.118 48.480 5.704 48.480 5.704
WQI 44.865 53.539

2. Sampel PB2
PB 2
Permenkes WHO
Parameter Wi
qi SI qi SI
TDS 0.118 94.400 11.106 47.200 5.553

NH4 0.176 153.333 27.059 143.750 25.368


Fe 0.118 103.333 12.157 77.500 9.118
Cl 0.235 124.800 29.365 124.800 29.365
Kesadahan 0.235 41.868 9.851 41.868 9.851
SO4 0.118 0.000 0.000 0.000 0.000
WQI 89.538 79.254

3. Sampel PB3
PB 3
Parameter Wi Permenkes WHO
qi SI qi SI
TDS 0.118 175.200 20.612 87.600 10.306
NH4 0.176 73.333 12.941 68.750 12.132
Fe 0.118 166.667 19.608 125.000 14.706
Cl 0.235 32.048 7.541 32.048 7.541
Kesadahan 0.235 42.990 10.115 42.990 10.115
SO4 0.118 19.840 2.334 19.840 2.334
WQI 73.151 57.134
4. Sampel PB4

PB 4
Permenkes WHO
Parameter Wi
qi SI qi SI
TDS 0.118 304.000 35.765 152.000 17.882
NH4 0.176 53.333 9.412 50.000 8.824
Fe 0.118 223.333 26.275 167.500 19.706
Cl 0.235 18.436 4.338 18.436 4.338
Kesadahan 0.235 167.170 39.334 167.170 39.334
SO4 0.118 22.880 2.692 22.880 2.692
WQI 117.815 92.776

5. Sampel PB5
PB 5
Permenkes WHO
Parameter Wi
qi SI qi SI
TDS 0.118 72.800 8.565 36.400 4.282
NH4 0.176 33.333 5.882 31.250 5.515
Fe 0.118 60.000 7.059 45.000 5.294
Cl 0.235 4.848 1.141 4.848 1.141
Kesadahan 0.235 360.055 84.719 360.055 84.719
SO4 0.118 2.200 0.259 2.200 0.259
WQI 107.624 101.210

6. Sampel PB6
PB 6
Permenkes WHO
Parameter Wi
qi SI qi SI
TDS 0.118 16.800 1.976 8.400 0.988
NH4 0.176 13.333 2.353 12.500 2.206
Fe 0.118 280.000 32.941 210.000 24.706
Cl 0.235 284.800 67.012 284.800 67.012
Kesadahan 0.235 116.514 27.415 116.514 27.415
SO4 0.118 0.000 0.000 0.000 0.000
WQI 131.697 122.327
7. Sampel PB7

PB 7
Permenkes WHO
Parameter Wi
qi SI qi SI
TDS 0.118 729.600 85.835 364.800 42.918
NH4 0.176 66.667 11.765 62.500 11.029
Fe 0.118 310.000 36.471 232.500 27.353
Cl 0.235 9.248 2.176 9.248 2.176
Kesadahan 0.235 58.402 13.742 58.402 13.742
SO4 0.118 17.800 2.094 17.800 2.094
WQI 152.082 99.312
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum Mata Kuliah Hidrogeologi, acara Kualitas Air Tanah yang
dilaksanakan di Ruang GS 202, Gedung Pertamina Sukowati, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro, dilakukan analisis perhitungan dengan menggunakan
beberapa metode, yang mencangkup 7 sampel yaitu sampel PB1 hingga PB7.
Dimana perhitungan memperhatikan nilai ion pada masing masing sample dan
kemudian dilakukan pengeplotan pada diagram kurlov, diagram stiff dan diagram
piper guna mengetahui ganesa air yang dianalis serta juga dilakukan perhitungan
SAR dan WQI, adpun pembahasannya sebagai berikut :

5.1. Sampel PB1


Tabel 5.1. Tabel Kurlov Sampel PB1
PB 1
Conc. Conc.
Ion Val. F.W. (% meq/l)
(mg/l) (meq/l)
Ca+2 19.312 2 40.08 0.96 28
Mg+2 5.6 2 25.3 0.44 13
Na+ 41 1 22.99 1.78 53
K+ 8.1 1 39.1 0.21 6

Total kation meq/l 3.40 100

HCO3- 480.9 1 60.99 7.88 48


SO4-2 121.2 2 96.03 2.52 15
Cl- 212 1 35.45 5.98 36

Total anion meq/l 16.39 100

Natrium Calcium Bicarbonat


Gambar 5.1. Diagram Stiff Sampel PB1
Pada Sampel airtanah PB1 dilakukan perhitungan dengan metode
Kurlov dimana, hasil perhitungan kadar ion dari sampel menunjukkan
kandungan meq/l yang berbeda dimana jika dilakukan penarikan nama
berdasarkan kadar ion (kation dan anion) maka didapatkan nama Natrium
Calcium Bicarbonat
Dari kenampakan data yang telah di plot di diagram stiff, memiliki
kenampakan bahwa pada nilai ion kation sample PB1 persentase Na + k
memiliki persen yang cukup tinggi, sehingga dapat di interpretasikan bahwa
air tersebut terdapat didalam batuan sedimen yang kemuudian kandungan Na
+ k batuan sedimen berpindah ke dalam air. Dapat dilihat juga kandungan
HCO3 yang tinggi dapat diinterpretasikan bahwa tingginya nilai alkali dalam
air yang disebabkan oleh kandungan bikarbonat yang biasanya brasal dari air
hujan ataupun air permukaan yang masuk kedalam batuan dan diapatkan
interpretasi air dari sample tersebut masuk kedalam Fasies campuran dengan
alkali lebih dominan.
Gambar 5.2. Diagram Piper Sampel PB1

Gambar 5.3. Fasies Airtanah pada Diagram Piper


Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu
ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi
pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard
(1954). Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut :

Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan nilai SAR pada sample


PB1 yaitu 11.617, maka berdasarkan Klasifikasi nilai kualitas air oleh Richard
1954, maka sample PB1 ini memiliki Kualitas air yang Baik dan bisa
digunakan untuk irigasi dan aktivitas pertanian.

Tabel 5.2. Klasifikasi SAR (Richard, 1954)

Selanjutnya dari analisis Water Quality Index (WQI) dilakukan


pengklasifikasian berdasarkan dari parameter – parameter kualitas air yang
dikeluarkan oleh Permenkes dan WHO. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3. Hasil Perhitungan WQI pada Sampel PB1
PB 1
Permenkes WHO
Parameter Wi
qi SI qi SI
TDS 0.118 96.800 11.388 48.400 5.694
NH4 0.176 80.000 14.118 75.000 13.235
Fe 0.118 66.667 7.843 50.000 5.882
Cl 0.235 10.450 2.459 83.600 19.671
Kesadahan 0.235 14.252 3.353 14.252 3.353
SO4 0.118 48.480 5.704 48.480 5.704
WQI 44.865 53.539

Dari data yang telah didapat melalui perhitungan, maka dapat


ditentukan nilai kualitas air berdasarkan standar parameter Permenkes dan
WHO, adapaun hasilnyas ebagai berikut :
 Berdasarkan dari parameterdari Permenkes, total skala Permenkes
yang didapatkan adalah sebesar 44.865. Berdasarkan dari tabel skala
WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Sangat Baik.
Oleh karena itu airtanah sampel PB1 ini dikatakan Sangat Baik untuk
dikonsumsi.

 Berdasarkan dari parameterdari WHO, total skala WHO yang


didapatkan adalah sebesar 53.539. Berdasarkan dari tabel skala WQI
maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Baik. Oleh karena itu
airtanah sampel PB1 ini dikatakan bisa baik digunakan untuk
dikonsumsi.
5.2. Sampel PB2
Tabel 5.2. Tabel Kurlov Sampel PB2
PB 2
Conc. Conc.
Ion Val. F.W. (% meq/l)
(mg/l) (meq/l)
Ca+2 81.2 2 40.08 4.05 88
Mg+2 1.6 2 25.3 0.13 2.7

Na+ 9.2 1 0.40 8.7


22.99
K+ 1.2 1 39.1 0.03 1

Total kation meq/l 4.61 100

HCO3- 49 1 60.99 0.80 8

SO4-2 0 2 0.00 0
96.03
Cl- 312 1 35.45 8.80 92

Total anion meq/l 9.60 100

Calcium Natrium Clorida


Gambar 5.2. Diagram Stiff Sampel PB2
Pada Sampel airtanah PB2 dilakukan perhitungan dengan metode
Kurlov dimana, hasil perhitungan kadar ion dari sampel menunjukkan
kandungan meq/l yang berbeda dimana jika dilakukan penarikan nama
berdasarkan kadar ion (kation dan anion) maka didapatkan nama Calcium
Natrium Clorida
Dari kenampakan data yang telah di plot di diagram stiff, memiliki
kenampakan bahwa pada nilai ion kation sample PB2 persentase Ca memiliki
persen yang cukup tinggi, sehingga dapat di interpretasikan bahwa air tersebut
terdapat didalam batuan sedimen karbonat seperti gipsum ataupun anhidrit
yang kemuudian kandungan Ca atau Kalsium batuan sedimen berpindah ke
dalam air. Dapat dilihat juga kandungan Clorida yang tinggi dapat
diinterpretasikan bahwa tingginya nilai alkali dalam air yang disebabkan oleh
kandungan sodium klorida yang terlarut dalam air, hasil dari pelapukan batuan
keperairan. dan diapatkan interpretasi air dari sample tersebut masuk kedalam
Fasies alkali dominan Sulfat-Klorida.
Gambar 5.2. Diagram Piper Sampel PB2

Gambar 5.3. Fasies Airtanah pada Diagram Piper


Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu
ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi
pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard
(1954). Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut :

Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan nilai SAR pada sample


PB2 yaitu 1.430, maka berdasarkan Klasifikasi nilai kualitas air oleh Richard
1954, maka sample PB1 ini memiliki Kualitas air yang Sangat Baik dan bisa
digunakan untuk irigasi dan aktivitas pertanian.

Tabel 5.2. Klasifikasi SAR (Richard, 1954)

Selanjutnya dari analisis Water Quality Index (WQI) dilakukan


pengklasifikasian berdasarkan dari parameter – parameter kualitas air yang
dikeluarkan oleh Permenkes dan WHO. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3. Hasil Perhitungan WQI pada Sampel PB1

Permenkes WHO
Parameter Wi
qi SI qi SI
TDS 0.118 94.400 11.106 47.200 5.553
NH4 0.176 153.333 27.059 143.750 25.368
Fe 0.118 103.333 12.157 77.500 9.118
Cl 0.235 124.800 29.365 124.800 29.365
Kesadahan 0.235 41.868 9.851 41.868 9.851
SO4 0.118 0.000 0.000 0.000 0.000
WQI 89.538 79.254

Dari data yang telah didapat melalui perhitungan, maka dapat


ditentukan nilai kualitas air berdasarkan standar parameter Permenkes dan
WHO, adapaun hasilnyas ebagai berikut :
 Berdasarkan dari parameterdari Permenkes, total skala Permenkes
yang didapatkan adalah sebesar 89.538. Berdasarkan dari tabel skala
WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Baik. Oleh karena
itu air tanah sampel PB2 ini dikatakan Baik untuk dikonsumsi.

 Berdasarkan dari parameterdari WHO, total skala WHO yang


didapatkan adalah sebesar 79.254. Berdasarkan dari tabel skala WQI
maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Baik. Oleh karena itu
airtanah sampel PB2 ini dikatakan bisa baik digunakan untuk
dikonsumsi.
5.3. Sampel PB1
Tabel 5.3. Tabel Kurlov Sampel PB3
PB 3
Conc. Conc. (%
Ion Val. F.W.
(mg/l) (meq/l) meq/l)
Ca+2 68.12 2 40.08 3.40 26
Mg+2 10.9 2 25.3 0.86 7
Na+ 199.9 1 22.99 8.70 66
K+ 5.1 1 39.1 0.13 1

Total kation meq/l 13.09 100

HCO3- 532.1 1 60.99 8.72 73


SO4-2 49 2 96.03 1.02 9
Cl- 80.12 1 35.45 2.26 19

Total anion meq/l 12.00 100

Natrium Calcium Bicarbonat


Gambar 5.3. Diagram Stiff Sampel PB3
Pada Sampel airtanah PB3 dilakukan perhitungan dengan metode
Kurlov dimana, hasil perhitungan kadar ion dari sampel menunjukkan
kandungan meq/l yang berbeda dimana jika dilakukan penarikan nama
berdasarkan kadar ion (kation dan anion) maka didapatkan nama Natrium
Calcium Bicarbonat
Dari kenampakan data yang telah di plot di diagram stiff, memiliki
kenampakan bahwa pada nilai ion kation sample PB3 persentase Ca memiliki
persen yang cukup tinggi, sehingga dapat di interpretasikan bahwa air tersebut
terdapat didalam batuan sedimen karbonat seperti gipsum ataupun anhidrit
yang kemuudian kandungan Ca atau Kalsium batuan sedimen berpindah ke
dalam air. Dapat dilihat juga kandungan Clorida yang tinggi dapat
diinterpretasikan bahwa tingginya nilai alkali dalam air yang disebabkan oleh
kandungan sodium klorida yang terlarut dalam air, hasil dari pelapukan batuan
keperairan. dan diapatkan interpretasi air dari sample tersebut masuk kedalam
Fasies alkali dominan Sulfat-Klorida.
Gambar 5.2. Diagram Piper Sampel PB3

Gambar 5.3. Fasies Airtanah pada Diagram Piper


Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu
ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi
pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard
(1954). Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut :

Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan nilai SAR pada sample


PB3 yaitu 31.802, maka berdasarkan Klasifikasi nilai kualitas air oleh Richard
1954, maka sample PB1 ini memiliki Kualitas air yang Buruk dan tidak bisa
digunakan untuk irigasi dan aktivitas pertanian.

Tabel 5.2. Klasifikasi SAR (Richard, 1954)

Selanjutnya dari analisis Water Quality Index (WQI) dilakukan


pengklasifikasian berdasarkan dari parameter – parameter kualitas air yang
dikeluarkan oleh Permenkes dan WHO. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3. Hasil Perhitungan WQI pada Sampel PB3

Parameter Wi Permenkes WHO


qi SI qi SI
TDS 0.118 175.200 20.612 87.600 10.306
NH4 0.176 73.333 12.941 68.750 12.132
Fe 0.118 166.667 19.608 125.000 14.706
Cl 0.235 32.048 7.541 32.048 7.541
Kesadahan 0.235 42.990 10.115 42.990 10.115
SO4 0.118 19.840 2.334 19.840 2.334
WQI 73.151 57.134

Dari data yang telah didapat melalui perhitungan, maka dapat


ditentukan nilai kualitas air berdasarkan standar parameter Permenkes dan
WHO, adapaun hasilnyas ebagai berikut :
 Berdasarkan dari parameterdari Permenkes, total skala Permenkes
yang didapatkan adalah sebesar 73.151. Berdasarkan dari tabel skala
WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Baik. Oleh karena
itu air tanah sampel PB3 ini dikatakan Baik untuk dikonsumsi.

 Berdasarkan dari parameterdari WHO, total skala WHO yang


didapatkan adalah sebesar 57.134. Berdasarkan dari tabel skala WQI
maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Baik. Oleh karena itu
airtanah sampel PB3 ini dikatakan bisa baik digunakan untuk
dikonsumsi.
5.4. Sampel PB4
Tabel 5.4. Tabel Kurlov Sampel PB4
PB 4
Conc. Conc. (%
Ion Val. F.W.
(mg/l) (meq/l) meq/l)
Ca+2 312 2 40.08 15.57 81
Mg+2 12.8 2 25.3 1.01 5.3

Na+ 57.6 1 2.51 13.1


22.99
K+ 1.5 1 39.1 0.04 0

Total kation meq/l 19.12 100

HCO3- 400 1 60.99 6.56 72

SO4-2 57.2 2 1.19 13


96.03
Cl- 46.12 1 35.45 1.30 14

Total anion meq/l 9.05 100

Calcium Natrium Bicarbonat


Gambar 5.1. Diagram Stiff Sampel PB4
Pada Sampel airtanah PB4 dilakukan perhitungan dengan metode
Kurlov dimana, hasil perhitungan kadar ion dari sampel menunjukkan
kandungan meq/l yang berbeda dimana jika dilakukan penarikan nama
berdasarkan kadar ion (kation dan anion) maka didapatkan nama Calcium
Natrium Bicarbonat
Dari kenampakan data yang telah di plot di diagram stiff, memiliki
kenampakan bahwa pada nilai ion kation sample PB4 persentase Ca memiliki
persen yang cukup tinggi, sehingga dapat di interpretasikan bahwa air tersebut
terdapat didalam batuan sedimen karbonat seperti gipsum ataupun anhidrit
yang kemuudian kandungan Ca atau Kalsium batuan sedimen berpindah ke
dalam air. Dapat dilihat juga kandungan Clorida yang tinggi dapat
diinterpretasikan bahwa tingginya nilai alkali dalam air yang disebabkan oleh
kandungan sodium klorida yang terlarut dalam air, hasil dari pelapukan batuan
keperairan. dan diapatkan interpretasi air dari sample tersebut masuk kedalam
Fasies alkali dominan Sulfat-Klorida.
Gambar 5.2. Diagram Piper Sampel PB1

Gambar 5.3. Fasies Airtanah pada Diagram Piper


Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu
ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi
pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard
(1954). Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut :

Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan nilai SAR pada sample


PB4 yaitu 4.513, maka berdasarkan Klasifikasi nilai kualitas air oleh Richard
1954, maka sample PB1 ini memiliki Kualitas air yang Baik dan bisa
digunakan untuk irigasi dan aktivitas pertanian.

Tabel 5.2. Klasifikasi SAR (Richard, 1954)

Selanjutnya dari analisis Water Quality Index (WQI) dilakukan


pengklasifikasian berdasarkan dari parameter – parameter kualitas air yang
dikeluarkan oleh Permenkes dan WHO. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3. Hasil Perhitungan WQI pada Sampel PB1

PB 4
Permenkes WHO
Parameter Wi
qi SI qi SI
TDS 0.118 304.000 35.765 152.000 17.882
NH4 0.176 53.333 9.412 50.000 8.824
Fe 0.118 223.333 26.275 167.500 19.706
Cl 0.235 18.436 4.338 18.436 4.338
Kesadahan 0.235 167.170 39.334 167.170 39.334
SO4 0.118 22.880 2.692 22.880 2.692
WQI 117.815 92.776

Dari data yang telah didapat melalui perhitungan, maka dapat


ditentukan nilai kualitas air berdasarkan standar parameter Permenkes dan
WHO, adapaun hasilnyas ebagai berikut :
 Berdasarkan dari parameterdari Permenkes, total skala Permenkes
yang didapatkan adalah sebesar 117.815. Berdasarkan dari tabel skala
WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Buruk. Oleh
karena itu airtanah sampel PB4 ini dikatakan Buruk untuk
dikonsumsi.

 Berdasarkan dari parameterdari WHO, total skala WHO yang


didapatkan adalah sebesar 92.776. Berdasarkan dari tabel skala WQI
maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Baik. Oleh karena itu
airtanah sampel PB4 ini dikatakan bisa baik digunakan untuk
dikonsumsi.
5.5. Sampel PB5
Tabel 5.1. Tabel Kurlov Sampel PB5
PB 5
Conc. Conc.
Ion Val. F.W. (% meq/l)
(mg/l) (meq/l)
Ca+2 701.2 2 40.08 34.99 95
Mg+2 13 2 1.03 30
25.3
Na+ 0 1 22.99 0.00 0
K+ 38.7 1 39.1 0.99 29

Total kation meq/l 37.01 154

HCO3- 374.9 1 6.15 93


60.99
SO4-2 5.5 2 96.03 0.11 2
Cl- 11.12 1 35.45 0.31 5

Total anion meq/l 6.58 100

Calcium Magnesium Bikarbonat


Gambar 5.1. Diagram Stiff Sampel PB5
Pada Sampel airtanah PB5 dilakukan perhitungan dengan metode
Kurlov dimana, hasil perhitungan kadar ion dari sampel menunjukkan
kandungan meq/l yang berbeda dimana jika dilakukan penarikan nama
berdasarkan kadar ion (kation dan anion) maka didapatkan nama Calcium
Magnesium Bicarbonat
Dari kenampakan data yang telah di plot di diagram stiff, memiliki
kenampakan bahwa pada nilai ion kation sample PB5 persentase Ca memiliki
persen yang cukup tinggi, sehingga dapat di interpretasikan bahwa air tersebut
terdapat didalam batuan vulkanik yang kemuudian kandungan Ca batuan
sedimen berpindah ke dalam air. Dapat dilihat juga kandungan HCO3 yang
tinggi dapat diinterpretasikan bahwa tingginya nilai alkali dalam air yang
disebabkan oleh kandungan bikarbonat yang biasanya brasal dari air hujan
ataupun air permukaan yang masuk kedalam batuan dan diapatkan interpretasi
air dari sample tersebut masuk kedalam Fasies Alkali Tanah
Gambar 5.2. Diagram Piper Sampel PB1

Gambar 5.3. Fasies Airtanah pada Diagram Piper


Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu
ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi
pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard
(1954). Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut :

Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan nilai SAR pada sample


PB5 yaitu 0, maka berdasarkan Klasifikasi nilai kualitas air oleh Richard 1954,
maka sample PB5 ini memiliki Kualitas air yang Sangat Baik dan bisa
digunakan untuk irigasi dan aktivitas pertanian.

Tabel 5.2. Klasifikasi SAR (Richard, 1954)

Selanjutnya dari analisis Water Quality Index (WQI) dilakukan


pengklasifikasian berdasarkan dari parameter – parameter kualitas air yang
dikeluarkan oleh Permenkes dan WHO. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3. Hasil Perhitungan WQI pada Sampel PB5
PB 5
Permenkes WHO
Parameter Wi
qi SI qi SI
TDS 0.118 72.800 8.565 36.400 4.282
NH4 0.176 33.333 5.882 31.250 5.515
Fe 0.118 60.000 7.059 45.000 5.294
Cl 0.235 4.848 1.141 4.848 1.141
Kesadahan 0.235 360.055 84.719 360.055 84.719
SO4 0.118 2.200 0.259 2.200 0.259
WQI 107.624 101.210

Dari data yang telah didapat melalui perhitungan, maka dapat


ditentukan nilai kualitas air berdasarkan standar parameter Permenkes dan
WHO, adapaun hasilnyas ebagai berikut :
 Berdasarkan dari parameterdari Permenkes, total skala Permenkes
yang didapatkan adalah sebesar 107.624. Berdasarkan dari tabel skala
WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Buruk. Oleh
karena itu airtanah sampel PB1 ini dikatakan Buruk untuk
dikonsumsi.

 Berdasarkan dari parameterdari WHO, total skala WHO yang


didapatkan adalah sebesar 101.210. Berdasarkan dari tabel skala WQI
maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Buruk. Oleh karena itu
airtanah sampel PB1 ini dikatakan Buruk digunakan untuk
dikonsumsi.
5.6. Sampel PB6
Tabel 5.6. Tabel Kurlov Sampel PB6
PB 6
Conc. Conc. (%
Ion Val. F.W.
(mg/l) (meq/l) meq/l)
Ca+2 12.2 2 40.08 0.61 34
Mg+2 1.4 2 0.11 6
25.3
Na+ 19.7 1 22.99 0.86 48
K+ 8.1 1 39.1 0.21 12

Total kation meq/l 1.78 100

HCO3- 128.8 1 2.11 10


60.99
SO4-2 0 2 96.03 0.00 0
Cl- 712 1 35.45 20.08 90

Total anion meq/l 22.20 100

Natrium Calcium Clorida


Gambar 5.6. Diagram Stiff Sampel PB6
Pada Sampel airtanah PB6 dilakukan perhitungan dengan metode
Kurlov dimana, hasil perhitungan kadar ion dari sampel menunjukkan
kandungan meq/l yang berbeda dimana jika dilakukan penarikan nama
berdasarkan kadar ion (kation dan anion) maka didapatkan nama Natrium
Calcium Clorida
Dari kenampakan data yang telah di plot di diagram stiff, memiliki
kenampakan bahwa pada nilai ion kation sample PB6 persentase Ca memiliki
persen yang cukup tinggi, sehingga dapat di interpretasikan bahwa air tersebut
terdapat didalam batuan sedimen yang kemuudian kandungan Na + k batuan
sedimen berpindah ke dalam air. Dapat dilihat juga kandungan Cl Fasies
campuran dengan dominan sulfat muncul ketika asal airtanah adalah air sulfat
yang berasal dari aktifitas geothermal, sedangkan Fasies Campuran Dengan
Dominan Klorida muncul ketika kandungan garam natrium klorida dalam
konsentrasi banyak dimana menunjukkan asal airnya adalah air laut.
Gambar 5.2. Diagram Piper Sampel PB1

Gambar 5.3. Fasies Airtanah pada Diagram Piper


Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu
ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi
pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard
(1954). Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut :

Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan nilai SAR pada sample


PB1 yaitu 1.828, maka berdasarkan Klasifikasi nilai kualitas air oleh Richard
1954, maka sample PB6 ini memiliki Kualitas air yang Baik dan bisa
digunakan untuk irigasi dan aktivitas pertanian.

Tabel 5.2. Klasifikasi SAR (Richard, 1954)

Selanjutnya dari analisis Water Quality Index (WQI) dilakukan


pengklasifikasian berdasarkan dari parameter – parameter kualitas air yang
dikeluarkan oleh Permenkes dan WHO. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3. Hasil Perhitungan WQI pada Sampel PB6
PB 6
Permenkes WHO
Parameter Wi
qi SI qi SI
TDS 0.118 16.800 1.976 8.400 0.988
NH4 0.176 13.333 2.353 12.500 2.206
Fe 0.118 280.000 32.941 210.000 24.706
Cl 0.235 284.800 67.012 284.800 67.012
Kesadahan 0.235 116.514 27.415 116.514 27.415
SO4 0.118 0.000 0.000 0.000 0.000
WQI 131.697 122.327

Dari data yang telah didapat melalui perhitungan, maka dapat


ditentukan nilai kualitas air berdasarkan standar parameter Permenkes dan
WHO, adapaun hasilnyas ebagai berikut :
 Berdasarkan dari parameterdari Permenkes, total skala Permenkes
yang didapatkan adalah sebesar 131.697. Berdasarkan dari tabel skala
WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Buruk. Oleh
karena itu airtanah sampel PB6 ini dikatakan Buruk untuk
dikonsumsi.

 Berdasarkan dari parameterdari WHO, total skala WHO yang


didapatkan adalah sebesar 122.327. Berdasarkan dari tabel skala WQI
maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Buruk. Oleh karena itu
airtanah sampel PB6 ini dikatakan bisa baik digunakan untuk
dikonsumsi.
5.7. Sampel PB7
Tabel 5.7. Tabel Kurlov Sampel PB7
PB 7
Conc. Conc.
Ion Val. F.W. (% meq/l)
(mg/l) (meq/l)
Ca+2 112 2 40.08 5.59 79
Mg+2 3 2 25.3 0.24 3.4
Na+ 27.4 1 22.99 1.19 16.9
K+ 1.2 1 39.1 0.03 0

Total kation meq/l 7.05 100

HCO3- 299.7 1 60.99 4.91 76


SO4-2 44.5 2 96.03 0.93 14
Cl- 23.12 1 35.45 0.65 10

Total anion meq/l 6.49 100

Calcium Natrium Bikarbonat


Gambar 5.1. Diagram Stiff Sampel PB7
Pada Sampel airtanah PB7 dilakukan perhitungan dengan metode
Kurlov dimana, hasil perhitungan kadar ion dari sampel menunjukkan
kandungan meq/l yang berbeda dimana jika dilakukan penarikan nama
berdasarkan kadar ion (kation dan anion) maka didapatkan nama Calcium
Natrium Bicarbonat
Dari kenampakan data yang telah di plot di diagram stiff, memiliki
kenampakan bahwa pada nilai ion kation sample PB7 persentase Ca memiliki
persen yang cukup tinggi, sehingga dapat di interpretasikan bahwa air tersebut
terdapat didalam batuan sedimen yang kemuudian kandungan Na + k batuan
sedimen berpindah ke dalam air. Dapat dilihat juga kandungan Cl Fasies
campuran dengan dominan sulfat muncul ketika asal airtanah adalah air sulfat
yang berasal dari aktifitas geothermal, sedangkan Fasies Campuran Dengan
Dominan Klorida muncul ketika kandungan garam natrium klorida dalam
konsentrasi banyak dimana menunjukkan asal airnya adalah air laut.
Gambar 5.2. Diagram Piper Sampel PB1

Gambar 5.3. Fasies Airtanah pada Diagram Piper


Selanjutnya dilakukan analisis Sodium Absorbtion Ratio / SAR, yaitu
ukuran kesesuaian air (dan kebasaan tanah) untuk digunakan dalam irigasi
pertanian, ditentukan oleh konsentrasi padatan terlarut dalam air. Richard
(1954). Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut :

Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan nilai SAR pada sample


PB7 yaitu 3.613, maka berdasarkan Klasifikasi nilai kualitas air oleh Richard
1954, maka sample PB7 ini memiliki Kualitas air yang Sangad Baik dan bisa
digunakan untuk irigasi dan aktivitas pertanian.

Tabel 5.2. Klasifikasi SAR (Richard, 1954)

Selanjutnya dari analisis Water Quality Index (WQI) dilakukan


pengklasifikasian berdasarkan dari parameter – parameter kualitas air yang
dikeluarkan oleh Permenkes dan WHO. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3. Hasil Perhitungan WQI pada Sampel PB1

PB 7
Permenkes WHO
Parameter Wi
qi SI qi SI
TDS 0.118 729.600 85.835 364.800 42.918
NH4 0.176 66.667 11.765 62.500 11.029
Fe 0.118 310.000 36.471 232.500 27.353
Cl 0.235 9.248 2.176 9.248 2.176
Kesadahan 0.235 58.402 13.742 58.402 13.742
SO4 0.118 17.800 2.094 17.800 2.094
WQI 152.082 99.312
Dari data yang telah didapat melalui perhitungan, maka dapat
ditentukan nilai kualitas air berdasarkan standar parameter Permenkes dan
WHO, adapaun hasilnyas ebagai berikut :
 Berdasarkan dari parameterdari Permenkes, total skala Permenkes
yang didapatkan adalah sebesar 152.082. Berdasarkan dari tabel skala
WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Buruk. Oleh
karena itu airtanah sampel PB7 ini dikatakan Buruk untuk
dikonsumsi.

 Berdasarkan dari parameterdari WHO, total skala WHO yang


didapatkan adalah sebesar 99.312 Berdasarkan dari tabel skala WQI
maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Baik. Oleh karena itu
airtanah sampel PB7 ini dikatakan bisa baik digunakan untuk
dikonsumsi.
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
6.1.1. Sampel PB1
Nama airtanah Sampel PB1 adalah Natrium Calsium Bicarbonate.
Berdasarkan analisis Diagram Piper, dan didapatkan hasil bahwa dominansi
kandungan ion mengarah ke Fasies campuran dengan alkali lebih dominan.
hydrocarbonate sulphate. Berdasarkan Klasifikasi SAR oleh Richard, 1954,
maka Sampel airtanah PB1 mempunyai kualitas air yang baik. Oleh karena itu
airtanah sampel PB1 ini dikatakan baik digunakan untuk irigasi dan pertanian.
Berdasarkan dari parameterdari Permenkes, total skala WQI yang didapatkan
adalah sebesar 44.865. Berdasarkan dari tabel skala WQI maka didapatkan hasi
berupa kualitas air yang baik. Oleh karena itu airtanah sampel PB1 ini
dikatakan Sangat baik digunakan untuk air minum. Berdasarkan dari
parameterdari WHO, total skala WQI yang didapatkan adalah sebesar 53.539.
Berdasarkan dari tabel skala WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air
yang baik. Oleh karena itu airtanah sampel PB1 ini dikatakan baik digunakan
untuk air minum.

6.1.2. Sampel PB2


Nama airtanah Sampel PB2 adalah Calsium Natrium Bicarbonate.
Berdasarkan analisis Diagram Piper, dan didapatkan hasil bahwa dominansi
kandungan ion mengarah ke Fasies alkali dominan Sulfat-Klorida.
hydrocarbonate sulphate. Berdasarkan Klasifikasi SAR oleh Richard, 1954,
maka Sampel airtanah PB2 mempunyai kualitas air yang SAngat baik. Oleh
karena itu airtanah sampel PB2 ini dikatakan baik digunakan untuk irigasi dan
pertanian. Berdasarkan dari parameterdari Permenkes, total skala WQI yang
didapatkan adalah sebesar 89.538. Berdasarkan dari tabel skala WQI maka
didapatkan hasi berupa kualitas air yang baik. Oleh karena itu airtanah sampel
PB2 ini dikatakan baik digunakan untuk air minum. Berdasarkan dari
parameterdari WHO, total skala WQI yang didapatkan adalah sebesar 79.254.
Berdasarkan dari tabel skala WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air
yang baik. Oleh karena itu airtanah sampel PB2 ini dikatakan baik digunakan
untuk air minum.

6.1.3. Sampel PB3


Nama airtanah Sampel PB3 adalah Natrium Calsium Bicarbonate.
Berdasarkan analisis Diagram Piper, dan didapatkan hasil bahwa dominansi
kandungan ion mengarah ke Fasies alkali dominan Sulfat-Klorida.
hydrocarbonate sulphate. Berdasarkan Klasifikasi SAR oleh Richard, 1954,
maka Sampel airtanah PB3 mempunyai kualitas air yang Buruk. Oleh karena
itu airtanah sampel PB3 ini dikatakan Buruk digunakan untuk irigasi dan
pertanian. Berdasarkan dari parameterdari Permenkes, total skala WQI yang
didapatkan adalah sebesar 73.151. Berdasarkan dari tabel skala WQI maka
didapatkan hasi berupa kualitas air yang baik. Oleh karena itu airtanah sampel
PB3 ini dikatakan baik digunakan untuk air minum. Berdasarkan dari
parameterdari WHO, total skala WQI yang didapatkan adalah sebesar 57.134.
Berdasarkan dari tabel skala WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air
yang baik. Oleh karena itu airtanah sampel PB3 ini dikatakan baik digunakan
untuk air minum.

6.1.4. Sampel PB4


Nama airtanah Sampel PB4 adalah Calsium Natrium Bicarbonate.
Berdasarkan analisis Diagram Piper, dan didapatkan hasil bahwa dominansi
kandungan ion mengarah ke Fasies alkali dominan Sulfat-Klorida..
Berdasarkan Klasifikasi SAR oleh Richard, 1954, maka Sampel airtanah PB4
mempunyai kualitas air yang Sangat Baik. Oleh karena itu airtanah sampel PB4
ini dikatakan Sangat baik digunakan untuk irigasi dan pertanian. Berdasarkan
dari parameterdari Permenkes, total skala WQI yang didapatkan adalah sebesar
117.815. Berdasarkan dari tabel skala WQI maka didapatkan hasi berupa
kualitas air yang Buruk. Oleh karena itu airtanah sampel PB4 ini dikatakan baik
digunakan untuk air minum. Berdasarkan dari parameterdari WHO, total skala
WQI yang didapatkan adalah sebesar 92.776. Berdasarkan dari tabel skala
WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang baik. Oleh karena itu
airtanah sampel PB4 ini dikatakan baik digunakan untuk air minum.

6.1.5. Sampel PB5


Nama airtanah Sampel PB5 adalah Calsium Magnesium Bicarbonate.
Berdasarkan analisis Diagram Piper, dan didapatkan hasil bahwa dominansi
kandungan ion mengarah ke Fasies Alkali Tanah. hydrocarbonate sulphate.
Berdasarkan Klasifikasi SAR oleh Richard, 1954, maka Sampel airtanah PB5
mempunyai kualitas air yang Sangat Baik. Oleh karena itu airtanah sampel PB5
ini dikatakan Sangat baik digunakan untuk irigasi dan pertanian. Berdasarkan
dari parameterdari Permenkes, total skala WQI yang didapatkan adalah sebesar
107.624. Berdasarkan dari tabel skala WQI maka didapatkan hasi berupa
kualitas air yang Buruk. Oleh karena itu airtanah sampel PB5 ini dikatakan
Buruk digunakan untuk air minum. Berdasarkan dari parameterdari WHO, total
skala WQI yang didapatkan adalah sebesar 101.210. Berdasarkan dari tabel
skala WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Buruk. Oleh karena
itu airtanah sampel PB5 ini dikatakan Buruk digunakan untuk air minum.

6.1.6. Sampel PB6


Nama airtanah Sampel PB6 adalah Natrium Calsium Bicarbonate.
Berdasarkan analisis Diagram Piper, dan didapatkan hasil bahwa dominansi
kandungan ion mengarah ke Fasies Campuran Dengan Dominan Klorida..
Berdasarkan Klasifikasi SAR oleh Richard, 1954, maka Sampel airtanah PB6
mempunyai kualitas air yang Sangat Baik. Oleh karena itu airtanah sampel PB6
ini dikatakan Sangat baik digunakan untuk irigasi dan pertanian. Berdasarkan
dari parameterdari Permenkes, total skala WQI yang didapatkan adalah sebesar
131.697. Berdasarkan dari tabel skala WQI maka didapatkan hasi berupa
kualitas air yang Buruk. Oleh karena itu airtanah sampel PB6 ini dikatakan
Buruk digunakan untuk air minum. Berdasarkan dari parameterdari WHO, total
skala WQI yang didapatkan adalah sebesar 122.327. Berdasarkan dari tabel
skala WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Buruk. Oleh karena
itu airtanah sampel PB6 ini dikatakan Buruk digunakan untuk air minum.

6.1.7. Sampel PB7


Nama airtanah Sampel PB5 adalah Calsium Natrium Bicarbonate.
Berdasarkan analisis Diagram Piper, dan didapatkan hasil bahwa dominansi
kandungan ion mengarah ke Fasies Campuran Dengan Dominan Klorida..
Berdasarkan Klasifikasi SAR oleh Richard, 1954, maka Sampel airtanah PB7
mempunyai kualitas air yang Sangat Baik. Oleh karena itu airtanah sampel PB7
ini dikatakan Sangat baik digunakan untuk irigasi dan pertanian. Berdasarkan
dari parameterdari Permenkes, total skala WQI yang didapatkan adalah sebesar
152.082. Berdasarkan dari tabel skala WQI maka didapatkan hasi berupa
kualitas air yang Buruk. Oleh karena itu airtanah sampel PB7 ini dikatakan
Buruk digunakan untuk air minum. Berdasarkan dari parameterdari WHO, total
skala WQI yang didapatkan adalah sebesar 99.312. Berdasarkan dari tabel
skala WQI maka didapatkan hasi berupa kualitas air yang Baik. Oleh karena
itu airtanah sampel PB6 ini dikatakan Baik digunakan untuk air minum.

Anda mungkin juga menyukai