Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROGEOLOGI

KETERDAPATAN AIR TANAH

DisusunOleh:
Muhammad Syaikhul Afif
21100116120012

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI


LINGKUNGAN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
SEPTEMBER 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Hidrogeologi, acara Keterdapatan air tanah yang disusun oleh
Muhammad Syaikhul Afif, yang disahkan pada :
hari :
tanggal:
pukul :
Sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah Hidrogeologi.

Semarang, September 2018


Asisten Acara, Praktikan,

Yodi Istianto Muhammad Syakhul Afif


NIM. 21100115140059 NIM. 21100116120012
SOAL

Kristian sang leader Hidrogeologist sedang melakukan


penelitian airtanah di daerah CAT Sukowati, Tembalang seluas 6000
Ha. Didapatkan data litologi dari pemboran 6 sumur yang ditemui.
Masing – masing sumur tersusun atas :
1. Sumur A : elevasi 22 mdpl; litologi dari muda ke tua yaitu lapisan soil
setebal 2 m, batugamping 4m, batulempung 6m, batupasir 3 m,
Batupasir karbonatan 2 m, batupasir 1,5m, granit 2m
2. Sumur B : 400 m ke timur dari sumur A; elevasi 22 mdpl; lapisan soil
3 m, batulempung 6m, batupasir 2 m, Batupasir Karbonatan 2 m,
batupasir 2,5 m, granit 2m.
3. Sumur C : 300m dari sumur B; elevasi 25 mdpl; lapisan soil 2 m,
batulempung 4 m, batugpasir 0.5 m, batulempung 2 m, batupasir 2 m,
batupasir karbonatan 2,5m, batupasir 3 m, granit 3m
4. Sumur D : 100 m dari sumur C; elevasi 25 mdpl; lapisan soil 2 m,
batulempung 4 m, batugpasir 0.5 m, batulempung 2 m, batupasir 2 m,
batupasir karbonatan 2,5m, batupasir 3 m, granit 3m
5. Sumur E : 250 m dari sumur D; elevasi 26 mdpl; lapisan soil 2 m,
batugamping 3m, batulempung 6m, batupasir 3m, batupasir
karbonatan 2m, batupasir 2m, granit 1,5m
6. Sumur F : 500 m dari sumur E; elevasi 21 m; lapisan soil 2 m,
batugamping 1m, batulempung 4m, batupasir 2m, batupasir
karbonatan 1m, batupasir 2m, granit 1m
Skala Vertikal 1:100 , Skala Horizontal 1:5000
PEMBAHASAN

Dari soalyang telah terlampirkan didapatkan sejumlah 6 sumur yang memiliki


susunan statigrafi yang berbeda beda, hal ini juga mempengaruhi dari jenis akuifer tiap sumur
apakah sumur tersebut memiliki akuifer yang baik untuk dijadikan subur air tanah. Adapun
jenis litologi yang terdapat dari statigrafi sumur tersebut yaitu soil, batugamping,
batulempung, batu pasir, batu pasir karbonatan dan granit.

Dari keterdapatan jenis litologi tersebut dapat di kelompokkan dalam sifat porositas
dan permeabilitas batuan tersebut dimana :

1. Soil, yang merupakan zona vadose ataupun zona resapan air dari air permukaan yang
masuk kedalam tanah dan menjadi air tanah
2. Batugamping, terdapat 2 kemungkinan dari jenis batuan ini dimana jika batugamping
tersemut merupakan batugamping pasiran, maka batu ini merupakan jenis batuan
yang memiliki porositas yang baik dikarenakan hubungan antar butir yang tidak
terlalu rapat atau masif yang berpotensi memiliki daya serap air yang bagus, sehingga
termasuk kedalam jenis porositas yang baik, dikarenakan hubungan butir yang tidak
terlalu rapat, makan batuan ini juga memiliki daya untuk mengalirkan air yang kurang
bagus sehingga termasuk kedalam jenis batuan yang memiliki sifat permeabilitas yang
kurang bagus pula. Porositas dan permeabilitas yang bangus merupakan salah satu
sarat untuk menjadi jenis akuifer yang baik, berbeda dengan jenis batugamping
kristalin dimana hungan butir yang masif menyebabkan batuan menjadi akufier yang
buruk.
3. Batulempung, dari jenis batuan ini yaitu batulempung merupakan batuan yang
memiliki komposisi dominan mud atau lumpur, dimana hubungan tiap butir dari
komponen batuan ini sangat rapat namun mudah untuk menyerap air, sehingga
termasuk kedalam jenis batuan yang memiliki sifat porositas yang baik. Akan tetapi
dikarenakan hubungan tiap butir yang sangat rapat maka akan mempersulit air
tersebut untuk bergerak, dalam artian air yang terserap akan tetap berada dalam
batuan, dari penjelasan tersebut batuan ini termasuk kedalam jenis batuan yang
memilik sifat permeabilitas yang buruk dam menjadikan batulempung sebagai jenis
akuifer yang buruk.
4. Batupasir, dari jenis batuan ini yaitu batupasir merupakan batuan yang memiliki
hubungan antar butir yang tidak terlalu rapat dan mudah untuk air terserap kedalam
batuan, dari hal ini menjadikan batupasir sebagai jenis batuan yang memiliki porositas
yang baik, dikarenakan jarak antar butir yang tidak rapat memudahkan air untuk
mengalir atau bermigrasi dan menjadikan batuan ini memiliki sifat permeabilitas yang
baik. Dan menjadikan batu ini sebagai jenis akuifer yang baik
5. Batupasir karbonatan, sama halnya dengan batugamping pasiran dimana jarak antar
butir yang baik menjadikan batuan ini termasuk kedalam jenis batuan yang memiliki
sifat porositas baik, akan tetapi sifat karbonatan tersebut menghambat air untuk
bermigrasi dan menjadikan permeabilitas batuan ini kurang bagus.
6. Granit, merukapan jenis batuan beku yang memiliki tekstur batuan masif, batuan ini
tidak memiliki porositas dan permeabilitas yang disebabkan kemasifan batuan ini.
Sehinggal menjadikan batuan ini sebagai akuifer yang buruk.

Dari jenis batuan yang telah dijelaskan diatas maka dapat dikelompokkan menjadi
beberapa jenis akuifer yaitu akuifer, akuifer menggantung, akuifer tertekan, akuiklud, akuifug
dan akuitar. Adapun pembahasan dari statigrafinya yaitu :
1. Batupasir sisipan, seperti yang diketahui batupasir merupakan jenis akuifer yang baik
namun dikarenakan keberadaan yang hanya sisipan menjadikan batupasir ini sebagai
akuifer menggantung.
2. Batulempung, seperti penjelasan diatas batulempung merupakan akuifer yang buruk
dikarenakan memiliki sifat permeabilitas buruk oleh karna itu batu ini temasuk
kedalam jenis akuiklud atau batuan yang mampu menyerap air tetapi tidak bisa
mengalirkan air.
3. Batugamping, batugamping merupakan batuan yang termasuk kedalam akuifer yang
kurang baik dikarenakan mampu menyerap air tetapi daya menghantarkan airnya
terbatas, oleh karena itu batugamping temasuk kedalam jenis akuitar atau akuifer yang
mampu mengalirkan ir tetapi hanya dalam jumlah yang terbatas.
4. Batupasir karbonatan, sama halnya seperti batugamping batu pasir memiliki
kemampuan untuk menyerap air tetapi memiliki kemampuan untuk menghantarkan
air yang terbatas sehinggga batuan ini termasuk kedalam jenis akuitar.
5. Batupasir I, batupasir ini memiliki porositas dan mermeabilitas yang baik,
dikarenakan berada pada kedalaman yang cukup damalam dan berada dibawah
lapisan batulempung sebagai penutup, batupasir ini termasuk kedalam jenis akuifer
tertekan.
6. Batupasi II, merupakan jenis akuifer yang baik, tetapi dikarenakan batupasir ini
berada pada lapisan ke 2 terbawah menyebabkan batuan memiliki pressure yang lebih
tinggi, dan dikarenakan lapisan diatas batuan ini adalah batupasir karbonatan makan
air akan bocor masuk kedalam batupasir karbonatan dan menyebabkan batupasir ini
masukkedalam jenis akuifer bocoh
7. Granit, yaitu batuan beku yang termasuk kedalam jenis akuifug atau batuan yang
tidak memiliki sifat poros dan permeabilitas.

Berdasarkan hasil korelasi dari berbagai jenis litologi dan jenis akuifer yang telah
dijelaskan, maka sumur yang memiliki potensi mengeluarkan air tanah yaitu sumur C dan
sumur D dimana sumur ini memiliki statigrafi atau susunan batuan yang terdiri dari akuifer
yang baik dan cukup tebal dimana juga akuifer pada sumur ini lebih dekat dari permukaan,
dimana sumur ini memotong beberapa jenis akuifer yang baik yaitu akuifer menggantung,
akuifer tertekan, akuitar dan akuifer bocor, yang dari susunannya dominan menyebabkan air
tertekan kepermukaan tanah, sehingga menjadikan sumur terbaik untuk memiliki potensi
mengeluarkan air tanah

Anda mungkin juga menyukai