MODUL IV
SASARAN :
1. Mengetahui aspek properti kimia/fisika airtanah
2. Mampu menyajikan data kimia airtanah
3. Mampu menganalisis fasies serta genesa airtanah
1. Temperatur (T)
Temperatur airtanah pada tempat dan waktu tertentu merupakan hasil dari bermacam
proses pemanasan yang terjadi di bawah dan/atau di permukaan bumi (Matthess, 1982).
Temperatur air tanah dan temperatur udara dapat diukur menggunakan alat termometer. Dari
perbandingan antara temperatur air pada tubuh air dengan temperatur rata-rata udara lokal
saat pengukuran akan diketahui adanya zonasi hipertermal, mesotermal, dan hipotermal. Pada
zonasi hipertermal temperatur air pada tubuh air tersebut lebih tinggi dari temperatur udara
lokal. Zonasi mesotermal apabila temperatur air sama dengan temperatur rata-rata udara lokal.
Zonasi hipotermal apabila temperatur air lebih rendah dengan temperatur rata-rata udara lokal.
Ternperatur rata-rata udara lokal berubah menurut ketinggiannya, yaitu makin tinggi lokasi
pengukuran semakin rendah temperatur udara. Sehingga untuk menentukan zonasi temperatur,
perlu diperhatikan gradien temperatur udara yang berlaku di daerah tersebut. Gradien
temperatur udara didapatkan dari perhitungan perubahan tomperatur udara lokal terhadap
ketinggian (Gambar 1).
temperatur disebut dengan mataair hipotermal, dari yang berada pada garis gradien temperatur
disebut mataair mesotermal.
Karena pengaruh gradien geotermik, temperatur airtanah berubah menurut
kedalamannya, yaitu semakin dalam lokasi ainanah berada maka semakin tinggi temperaturya.
Gradien geotermik vang dipakai adalah 3 oC per 100 m perubahan kedalaman. Kenaikan
temperatur airtanah tidak selalu berhubungan dengan gradien gootermik, tetapi bisa
disebabkan oleh pengaruh aktifitas magmatik di bawah permukaan. Komposisi kimia airtanah
dapat dipakai sebagai salah satu cara untuk membedakan kedua faktor di atas. Kenaikan
temperatur airtanah menyebabkan kandungan ion-ion terlarut di dalam air semakin besar dan
secara tidak langsung akan merubah properti kimia/fisika air.
per centimeter oC. Satuan yang lebih umum digunakan adalah mikroSiemens (μS). Untuk
menghantarkan arus listrik, ion-ion bergerak dalam larutan memindahkan muatan listriknya
(ionic mobility) yang bergantung pada ukuran dan interaksi antar ion dalam larutan. Nilai daya
hantar listrik untuk berbagai jenis air adalah sebagai berikut (Mandel, 1981):
− Air destilasi (aquades) : 0,5 - 5,0 μS
− Air hujan : 5,0 - 30 μS
− Airtanah segar : 30 - 2.000 μS
− Air laut : 45.000 - 55.000 μS
− Air garam (Brine) : ≥ 100.000 μS
Nilai konduktivitas merupakan fungsi antara temperatur, jenis ion-ion terlarut, dan
konsentrasi ion terfarut. Peningkatan ion-ion yang terlarut menyebabkan nilai konduktivitas air
juga meningkat. Sehingga dapat dikatakan nilai konduktivitas yang terukur merefleksikan
konsentrasi ion yang terlarut pada air.
- Penyajian data analisa kimia dengan peta atau penampang, contoh: peta
sebaran konsentrasi Fe, Mg dan lain-lain.
Pengklasifikasian ini juga dilakukan untuk penentuan fasies airtanah. Definisi fasies airtanah
adalah : identifikasi jenis airtanah berdasarkan perbedaan dan genesa air yang berhubungan
dengan sistem dan tubuh tempat keterdapatan ainanah (Back, 1961,1966 ; Morgan & Winner,
1962 , Seaber, 1962 dalam Freeze & Cherry, 1979). Fasies hidrokimia airtanah juga dinyatakan
sebagai zona dengan komposisi kation dan anion dalam kategori yang berbeda. Pembagian ini
dapat fasies airtanah ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini (Gambar 9).
Gambar 9. Diagram klasifikasi fasies anion-ation airtanah dalam persentasi ion utama.
diolah dahulu sebelum diminum), C (air hanya dapat digunakan untuk pertanian dan industri),
dan D (air hanya dipergunakan untuk keperluan industri) seperti terlampir.
Daftar Pustaka
1. .............., 1092 ; Himpunan Peraturan Lingkungan Hidup dan Kependudukan 1992, CV.
Eko Jaya, Jakarta Indonesia.
2. Davis S.N & De Wiest, 1966 ; Hydrogeology, Jelin Wilev & Sons, United States of
America.
3. Domenico & Schwarts, 1990 ; Physical & Chemical Hydrogeology, John Wiley & Soils,
Toronto Canada.
4. Fetter, CW, 1980 ; Applied Hidrogeologi Third Edition, Merrill Pubs.co. Colombus Ohio
United States of America.
5. Freeze R.A. & Cherry. 1070 ; Groundwater, Prentice Hall, Inc. United State of America.
6. Matthess G & Harvey J.C, 1982 ; The Properties of Groundwater, John Willey & Sons,
Canada.