Anda di halaman 1dari 3

UPAYA PENANGGULANGAN GERAKAN TANAH DAN

LONGSOR

Dari keadaan yang dapat dideskripsikan pada daerah pemetaan ini, dapat
simpulkan bahwa pemahaman akan ilmu geologi teknik sangatlah dibutuhkan.
Karena ilmu geologi teknik menganalisa dan mengkaji faktor geologi yang
berpengaruh pada suatu konstruksi bangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan
bangunan teknik, serta perlindungan dan perbaikan dari konstruksi tersebut. Dan
terutama ilmu geologi teknik digunakan untuk mendukung berbagai proyek
pembangunan konstruksi. Pada STA 4 daerah yang mengalami longsoran ini
merupakan daerah lereng yang lahannya dialihfungsikan menjadi lahan
pemukiman oleh warga sekitar. Sehingga tingkat kestabilan lerengnya menjadi
melemah. Kestabilan lereng ini erat kaitannya dengan morfologi seperti
kemiringan lereng yang pada daerah ini memiliki kemiringan lereng sebesar 70̊.

Sebagai bentuk pencegahan dari bencana gerakan tanah maupun longsor di


daerah STA 4 ini dapat dilakukan suatu pembuatan Peta Bahaya Longsor yang
nantinya dapat bermanfaat untuk penyususnan maupun rencana pengembangan
wilayah daerah tersebut, sehingga tidak dibangun perumahan di sekitar daerah itu
dan meminimalisir dampak dari gerakan tanah. Selain itu, dapat dilakukan upaya
pencegahan dengan melakukan suatu pemantauan pada daerah sekitar dengan
lereng yang lumayan terjal dengan menggunakan suatu peralatan pemantau
pergerakan tanah pada lereng. Atau dapat dilakukan dengan pemberian tanda
bahaya pada daerah dengan lereng terjal maupun di sekitar daerah yang berpotensi
terjadi gerakan tanah maupun longsor.

Untuk upaya penanggulangan dapat dilakukan dengan melakukan


pengendalian faktor penyebab longsor yaitu dengan meminimkan kelandaian dari
kemiringan lereng di daerah STA 4, hal ini dapat dilakukan dengan memberi
galian dan timbunan. Namun, dalam pelandaian lereng di daerah perumahan
haruslah merobohkan sebagian maupun seluruh bangunan terlebih dahulu untuk
selanjutnya dilakukan pemindahan penduduk terlebih dahulu dan kemudian baru
dibangun bangunan kembali. Sehingga hal ini akan memakan waktu yang tidak
sedikit, serta biaya yang tidak ekonomis. Upaya ini dapat diimbangi dengan
pengendalian sistem drainase untuk mengurangi banyaknya air hasil infiltrasi
yang berhasil masuk ke tanah. Yaitu dengan pengendalian air permukaan, seperti
misalnya dengan pembuatan gorong-gorong di sekitar rumah warga yang airnya
dialirkan ke arah Kali Garang, ataupun dari sistem aliran bawah permukaan dapat
dilakukan pembuatan sumur vertikal maupun horisontal, yang pastinya akan
memakan waktu lama dalam pembuatannya. Upaya penanggulangan lainnya yang
dapat dilakukan yaitu dengan cara grouting, dimana dilakukan penyuntikkan
semen ataupun bahan kimia terhadap tanah dan batuan sehingga meningkatkan
nilai kohesi tanah.

Adapun upaya penanggulangan lainnya yang dapat dilakukan adalah


dengan pembuatan dinding penahan pada lereng yang kurang stabil. Umumya,
dilakukan pembuatan dinding penahan berupa DPT maupun dinding turap.
Kekuatan dari DPT ditentukan oleh stabilitas gesernya. Sehingga pada pembuatan
DPT haruslah memperhatikan tanah timbunan pada badan jalan serta kuat
gesernya yang ditentukan oleh berat DPT dan parameter tanah di bawah DPT.
Selain itu, pembuatan DPT membutuhkan dimensi yang sangat besar, sehingga
cenderung cocok digunakan pada suatu pemukiman seperti pada STA 4 ini. Jika
memilih membuat dinding turap, sebaiknya dilakukan pada kedalaman yang angat
dalam guna memperkuat lereng di sekitar daerah STA 4. Namun, untuk
pembuatan DPT serta dinding turap perlu dilakukan analisa lebih lanjut seperti
analisa perkuatan tanahnya.
KESIMPULAN

 Gerakan tanah merupakan salah satu proses geologi dimana terdapat


gerakan massa tanah atau batuan ke arah bawah lereng sebagai akibat
tanah tidak mempunyai kuat geser tanah untuk mengatasi gerakan tanah
tersebut.
 Faktor penyebab gerakan tanah dapat diketahui berasal dari topografi
lereng, keadaan tanah dan batuan, hidrogeologi serta tata penggunaan
lahan.
 Dari daerah pemetaan geologi teknik ini, diperoleh salah satu daerah
dengan kondisi telah mengalami gerakan tanah pada litologi perselingan
breksi dan batuan sedimen semi-vulkaniklastik dan slope 70̊
 Adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan pembuatan
peta bahaya longsor maupun pemberian tanda bahaya pada daerah dengan
potensi longsor besar.
 Sedangkan upaya penanggulangan yang dapat dilakukan yaitu :
1. Dengan cara pengendalian air yang dapat digunakan dua cara dari air
permukaan yaitu dengan pembuatan gorong-gorong maupun
pengendalian air bawah permukaan yaitu pembuatan sumur vertikal
dan horizontal yang dilakukan pada lereng yang telah terjadi gerakan
tanah.
2. Memperkuat tanah dan batuan dengan cara grouting, yaitu
penyuntikkan semen atau bahan kimia ke dalam lapisan tanah.
Grouting dapat meningkatkan nilai kohesi tanah sehingga tanah
menjadi stabil, dan tidak rawan terjadi gerakan tanah.

Anda mungkin juga menyukai