Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PANCASILA

PELAKSANAAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA


INDONESIA DI ERA GLOBAL

Disusun Oleh:
Ilham Perdana Harahap
21100116120029

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DESEMBER 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah dasar negara, ideologi bangsa dan falsafah serta pandangan
hidup bangsa, yang di dalamnya terkandung nilai dasar, nilai instrumental dan
nilai praksis. Selain itu Pancasila sebagai ideologi terbuka setidaknya memiliki
dua dimensi nilai- nilai, yaitu nilai-nilai ideal dan aktual. Namun nilai-nilai itu
kondisinya dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawa globalisasi, sehingga
berdampak terjadinya pergeseran peradapan, yang juga membawa perubahan
pemaknaan dan positioning Pancasila (Sultan Hamengku Buwono X, Kongres
Pancasila IV, UGM 2012). Pengaruh-pengaruh budaya asing akan bisa dihindari
jika kita generasi muda mampu menyaring budaya asing dengan menggunakan
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar acuan dalm kehidupan kita.

Pancasila yang memiliki semboyan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an, dengan


pluralisme dan multikulturalisme yang harus disatukan oleh “rasa bersama”
dalam idiom nation-state berikut semangat nasionalisme yang menyertainya. Sri
Edi Swasono berpendapat, nasionalisme menegaskan bahwa kepentingan
nasional harus diutamakan, tanpa mengabaikan tanggung jawab global. Dengan
demikian Pancasila memiliki makna yang berbeda akan tetapi tetap satu, banyak
ragam tetapi tetap mewujudkan persatuan. Seperti halnya yang dituliskan oleh
Empu Tantular: “Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Darma Mangrwa”.
Menunjukan bahwa Pancasila merupakan alat persatuan dari keanegaraman yang
ada di negara Indonesia, multikultural dan juga pluralistik bangsa Indonesia. Tan
Hana Darma Mangrwa menurut Empu Tantular adalah tidak ada kewajiban yang
mendua, artinya hanya demi bangsa dan negara. Inilah wujud loyalitas yang
diharapakan dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Darma Mangrwa”.
Loyalitas pada bangsa dan Negara Indonesia, rasa nasionalisme dan patriotism
terhadap bangsa dan negara Indonesia. Selanjutnya Sri Edi Swasono
mengatakan, bahwa bila pemuda-pemudi Indonesia tidak mampu berwawasan
Nusantara, tidak tahu tanah airnya sendiri, tidak tahu sabang merauke dan
keanekaragaman di dalamnya, maka ini merupakan cacat embrional bagi
nasionalisme Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pengaruh dari globalisasi terhadap Pancasila sebagai ideologi


Bangsa Indonesia ?.

1.2.2 Bagaimana peranan pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia dalam


menumbuhkan rasa nasionalisme dikalangan generasi muda ?

1.2.3 Bagaimana cara menyikapi dampak globalisasi terhadap Pancasila sebagai


ideologi Bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh dari globalisasi terhadap pancasila sebagai


ideologi Bangsa Indonesia.

1.3.2 Untuk mengetahui peranan pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia


dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dikalangan generasi muda.

1.3.3 Untuk mengetahui cara menyikapi dampak globalisasi terhadap ideologi


pancasila.
BAB II
Permasalahan

Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia ini adalah


memudarnya semangat nasionalisme, patriotisme dan ideologi pancasila di
kalangan generasi muda. Hal ini disebabkan banyaknya pengaruh budaya asing
yang banyak masuk di negara kita, akibatnya banyak generasi muda yang
melupakan budaya sendiri karena menganggap bahwa budaya asing merupakan
budaya yang lebih modern dibanding budaya bangsa sendiri. Hal ini berakibat
nilai-nilai luhur bangsa banyak diabaikan hampir terjadi disebagian besar generasi
muda. Sejak dahulu dan sekarang ini serta masa yang akan datang peranan pemuda
atau generasi muda sebagai pilar, penggerak dan pengawal jalannya pembangunan
nasional sangat diharapkan. Melalui organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda
dan generasi muda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mengawal
jalann pembangunan nasional. Berbagai permasalahan yang timbul akibat rasa
nasionalisme dan kebangsaan yang memudar banyak terjadi belakangan ini, banyak
generasi muda atau pemuda yang mengalami disorientasi, dislokasi dan terlibat
pada suatu kepentingan yang hanya mementingkan diri pribadi atau sekelompok
tertentu dengan mengatasnamakan rakyat sebagai alasan dalam kegiatanya.
Globalisasi merupakan proses tatanan masyarakat yang tidak mengenal batas
wilayah. Globalisasi dapat mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara baik
secara langsung maupun tidak langsung. Globalisasi tidak hanya menjadi tantangan,
tetapi juga sekaligus merupakan peluang untuk lebih mengetahui kehidupan lain di
berbagai belahan dunia. Globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan
suatu negara termasuk Indonesia. Dampak globalisasi tersebut meliputi dampak
positif dan negatif di berbagai bidang kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan
budaya yang akan berpengaruh pada semangat mewujudkan nilai-nilai nasionalisme
bangsa. Semangat nasionalisme merupakan salah satu modal utama yang harus
dimiliki bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman-ancaman ketahanan nasional
terutama globalisasi. Disadari atau tidak, nasionalisme bangsa memberikan
pengaruh yang besar bagi kemajauan suatu bangsa tersebut.
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan hasil kesepakatan
bapak pendiri bangsa ketika negara Indonesia didirikan, dan hingga sekarang di era
globalisasi, negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar
negara. Sebagai dasar negara, Pancasila harus menjadi acuan negara dalam
menghadapi berbagai tantangan global dunia yang terus berkembang. Di era
globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga
eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, karena dengan adanya globalisasi batasan
batasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing
dapat masuk dengan mudah ke masyarakat. Hal ini dapat memberikan dampak
positif dan negatif bagi bangsa indonesia, jika kita dapat memfilter dengan baik
berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan
menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan mempererat
hubungan antar bangsa dan negara di dunia, sedangkan hal negatif dari dampak
globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan Indonesia.

Sehubungan hal tersebut, generasi muda sebagai pilar bangsa diharapkan


memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme dengan tetap bertahan pada nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia meskipun banyak budaya asing masuk di negara
Indonesia. Dengan berlandaskan Pancasila diharapkan pengaruh budaya asing bisa
disaring sehingga generasi muda bisa menjadi generasi yang benar-benar cinta
pada tanah air Indonesia apapun keadaanya.
BAB III
Pembahasan

3.1. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa


Indonesia Dikalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di
kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh
globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian
diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul
dalam kehidupan sehari-hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian banyak
remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya
Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan
bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut
jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka
dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan
cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya
bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa
batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah
menjadi santapan mereka sehari-hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita
memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian,
Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak
semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada
lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat
menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan
handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan
santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena
globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka
hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan
kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak
daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk
mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
Dalam kondisi seperti itu Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara
memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang bisa
diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Dengan begitu,
nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa
Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar
mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak
dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam
memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan
tersebut.

3.2. Peranan Ideologi Pancasila Dalam Menumbuhkan Rasa Nasionalisme


Dikalangan Generasi Muda
Pancasila sejak masa Orde Baru runtuh sampai sekarang ini dianggap sebelah
mata oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena penyimpangan yang dilakukan oleh
pemerintah dan telah melanggar nilai-nilai dari Pancasila. Penyimpangan terbesar dan
yang paling sulit untuk dibasmi adalah masalah KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme), masalah yang seolah-olah sudah menjadi penyakit mendarah daging di
Indonesia ini. KKN dilakukan karena kurang adanya rasa nasionalisme dalam bangsa
Indonesia tersebut, dan tidak mengamalkan Pancasila dengan baik dan benar.
Sebagai bangsa yang baik harus dapat menentukan mana sesuatu yang baik
dan mana yang buruk. Dalam kata lain, tidak boleh melanggar nilai-nilai yang
terdapat pada Pancasila. Bangsa yang baik juga harus dapat memisahkan antara
kepentingan pribadi dan golongan, dengan kepentingan bersama yakni kepentingan
bersama harus didahulukan. Tetapi dalam keseharian, sikap mengutamakan
kepentingan bersama sangat susah dan hampir dikatakan mustahil untuk dihapuskan
karena masalah pribadi, hubungan pertemanan, relasi, dan hubungan darah
merupakan hubungan yang erat dan bahkan dapat mengalahkan rasa nasionalisme
terhadap bangsa Indonesia.
Pancasila yang sejak dahulu diciptakan sebagai dasar negara dan sudah sejak
nenek moyang kita digunakan sebagai pandangan hidup sudah seharusnya dijadikan
pedoman bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan
bermasyarakat. Demikian juga bagi generasi muda, Pancasila yang mulai kehilangan
pamornya di kalangan generasi muda diharapkan akan muncul kembali kejayaannya
jika generasi muda mulai sadar dan memahami fungsi Pancasila serta melaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Semangat nasionalisme dan patriotism di kalangan generasi muda mulai
menurun. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya generasi muda yang menganggap bahwa
budaya barat lebih modern dibanding dengan budaya sendiri. Generasi muda terutama
di kalangan mahasiswa pelajar, banyak mengekor budaya barat dari pada budaya
sendiri. Hal ini bisa dilihat dari cara bersikap, berpakaian, berbicara sampai pola
hidup yang cenderung meniru budaya asing dari pada budayanya sendiri.
Menurut Rajasa (2007), generasi muda mengembangkan karakter
nasionalisme melalui tiga proses yaitu :
1. Pembangun Karakter (character builder) yaitu generasi muda berperan membangun
karakter positifr bangasa melalui kemauan keras, untuk menjunjung nilai-nilai
moral serta menginternalisasikannya pada kehidupan nyata.
2. Pemberdaya Karakter (character enabler), generasi muda menjadi role model dari
pengembangan karakter bangsa yang positif, dengan berinisiatif membangun
kesadaran kolektif dengan kohesivitas tinggi, misalnya menyerukan penyelesaian
konflik.
3. Perekayasa karakter (character engineer) yaitu generasi muda berperan
dan berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta terlibat dalam
proses pembelajaran dalam pengembangan karakter positif bangsa sesuai   dengan
perkembangan zaman.
Pancasila berperan besar dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan
patriotism di kalangan generasi muda. Apapun langkah tindakan yang dilakukan
harus selalu didasarkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila yang memiliki lima sila yang
antara sila satu yang lain saling menjiwai dan dijiwai dan menunjukan satu kesatuan
yang utuh, memiliki makna yang sangat dalam untuk menjadi landasan bersikap
bertindak dan bertingkah laku. Berbagai tantangan sudah dialamai bangsa Indonesia
untuk menggantikan ideologi Pancasila tidak menggoyahkan keyakinan kita bahwa
Pancasila yang cocok sebagai dasar negara dan sebagai ideologi sejati di negara
Indonesia. Pancasila dijadikan acuan para generasi muda dalam bersikap bertindak
dan bertutur kata yang sesuai dengan norma Pancasila.
Seringkali kita mendengar demonstrasi-demonstrasi yang anarkis dilakukan
mahasiswa mengatasnamakan perjuangan atas nama rakyat yang ujung-ujungnya
pengrusakan fasilitas-fasilitas pemerintah, membakar mobil dan lain-lain. Juga
terjadinya kerusuhan-kerusuhan pertandingan sepak bola yang dilakukan oleh
suporter masing-masing kesebelasan yang merasa tidak puas akan kekalahan timnya.
Dan juga tawuran pelajar masih juga terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia.
3.3.  Cara Menyikapi Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Ideologi Pancasila
Globalisasi merupakan suatu proses yang tak terelakkan. Kita tidak mungkin
mengabaikan serta menghentikan proses globalisasi. Agar dampak globalisasi tidak
merusak kehidupan masyarakat maka kita harus mengetahui sisi positifnya, sehingga
kita dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dampak negatif
globalisasi dapat mempengaruhi beberapa hal mulai dari tingkah laku kita dalam
kehidupan sehari-hari..
Beberapa contoh sikap untuk menghadapi dampak negatif dari globalisasi misalnya :
1 Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya
terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2 Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya.
3 Belajar tekun agar menjadi manusia yang berguna dan dapat membedakan
perilaku yang benar dan salah.
4 Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
5 Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai
produk dalam negeri.
6 Mempertimbangkan setiap perbuatan agar tidak merugikan diri sendiri dan orang
lain.
7 Menggunakan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
8 Bergaul dengan orang-orang yang berakhlak baik dan tidak terpengaruh terhadap
lingkungan dan pergaulan buruk.
9 Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti
sebenar-benarnya dan seadil-adilnya.
10 Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.
Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu
menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap
bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.
3.4 Pengaruh Positif Globalisasi Terhadap Peranan Pancasila Sebagai Ideologi
Bangsa Indonesia
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika
pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan
mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa
rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik
seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang
sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya
memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap
bangsa.

BAB IV
Penutup

4.1. Kesimpulan
 Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan
juga pengaruh negatif. Pengaruh-pengaruh tersebut tidak secara langsung
berpengaruh terhadap ideologi pancasila. Namun secara keseluruhan dapat
menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau
bahkan hilang.
 Cara menyikapi dampak globalisasi terhadap pancasila sebagai ideologi
bangsa Indonesia adalah kita perlu memahami pentingnya nasionalisme untuk
menjaga integritas kita sebagai bangsa Indonesia.
 Untuk menjadi bangsa yang besar, bangsa Indonesia harus menanamkan sikap
nasionalisme sejak dini, sejak kecil, atau sejak masa sekolah dasar.
B. Saran
Globalisasi memang tidak bisa dihindari. Jika kita menghindari justru akan
menjadi manusia yang primitif lagi. Tetapi sebaiknya selektif terhadap pengaruh
globalisasi. Dapat membedakan mana yang memberikan pengaruh baik dan mana
yang memberikan pengaruh buruk bagi kita. Kita harus membekali diri dengan
kepribadian yang kuat agar tidak mudah begitu saja terpengaruh dengan dampak
negatif globalisasi. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan
sebaik- baiknya terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang
Maha Esa adalah cara terbaik untuk tidak mudah terpengaruh dari arus globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Darmiyati, Tri. 2011. “Pengaruh Globalisasi terhadap Nilai-nilai Nasionalisme”.


Jakarta
Kaelan. 2011. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Paradigma.
Kumpulan Makalah Kongres Pancasila IV. Yogyakarta: UGM.
Jamli, Edison, 2005. Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.
Surono, ed. 2010. Nasionalisme dan Pembangunan Karakter Bangsa. Yogyakarta:
Pusat Studi Pancasil Press

Anda mungkin juga menyukai