Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH

MINERAL BUKAN LOGAM

PROSES PENGOLAHAN BAHAN GALIAN SEBAGAI BAHAN


PRODUKSI SEMEN PT.SEMEN BATURAJA (PERSERO)

Disusun Oleh :
Muhammad Syaikhul Afif
21100116120012

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
OKTOBER 2019
Pada umumnya bahan galian industri terdapat didekat permukaan tetapi juga
ada yang terdapat dan terkumpul dibawah permukaan yang relatif agak dalam.
Selain itu bahan galian tersebut ada yang keras, ada yang lunak bahkan setengah
kompak. Karena teridesak oleh keperluan bahkan ada bahan'galian yang berada di
bawah air. Sehubungan dengan hal tersebut di atas teknik penambangan bahan
galian industri berdasarkan atas cara kerjanya teknik penambangan dapat dilakukan
dengan digali misalnya penambangan batugamping disemprot dengan pompa
bertekanan tinggi misalnya penambangan pasir disedot dengan pompa hisap
misalnya penambangan pasir di laut.
Disamping itu berdasarkan atas tempat kegiatan penambangan dilaksanakan
dikenal:
1. Tambang terbuka, semua kegiatan penambangan dilakukan dipermukaan
tanah/bumi. Pada kegiatan penambangan ini khususnya untuk bahan galian
industri disebut sebagai kuari. Berdasarkan atas produk yang dihasilkan,
letak dan bentuknya kuari dibagi menjadi:
2. Kuari tipe sisi bukit (.sirlr hill type), dengan lereng yang berjenjang.
3. Kuari tipe lubang galian (pir type/ sun surface ry,pe), yaitu kuari yang
endapannya terletak di bawah permukaan tanah dan topografinya mendatar
sehingga setelah ditambang akan membentuk cekungan (pil ) berjenjang.
4. Tambang bawah tanah, dikenal dengan istilah lubang tikus (gophering),
disebut pula sebagai lubang marmot, biasa diterapkan untuk endapan bahan
galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan ukuran tidak teratur serta
tersebar tidak merata. Arah penam21 bangan biasanya mengikuti arah
bentuk endapan atau urat bijih yang ditambang
Dalam melaksanakan kegiatan tambang terbuka tahapan kerja yang perlu
diperhatikan sebagai berikut:
o Pengupasan tanah penutup (land clearing) perlu dilakukan apabila di atas
endapan bahan galian terdapat tanah penutup (.soil) dan tumbuhtumbuhan.
o Bagian tanah penutup yang subur sesudah dikupas, dipindahkan ke tempat
penimbunan yang nantinya dimanfaatkan kembali pada saat melakukan
reklarnasi.
o Secara umum kegiatan penambangan dari suatu kuari meliputi pemberaian
(pembongkaran, pemuatan, pengangkutan dan penimbunan).
o Cara pemberaian atau pembongkaran bahan galian dari batuan induknya
tergantung dari kekerasan bahannya. Jika lunak pembongkaran dapat
dilakukan dengan alat gali manual (cangkul, ganco, dsb) atau alat gali
mekanis yang tergolong dalam excavator. Jika agak keras pembongkaran
dibantu dengan alat penggaru (ripper). Untuk bahan galian yang keras
atau sangat keras, pembongkaran dilakukan dengan pemboran dan
peledakan.
o Kegiatan selanjutnya adalah pendorongan dan pemuatan, pengangkutan
diakhiri dengan penumpahan/penimbunan pada unit pengolahan.

PT Semen Baturaja merupakan perusahaan yang berfokus pada penambangan


mineral non logam lebih spesifiknya yaitu batu kapur/ gamping yang digunakan
sebagai bahan olahan pembuatan semen, didirikan pada 14 November 1974,
Perusahaan lahir dengan nama PT Semen Baturaja (Persero) dengan kepemilikan
saham sebesar 45% dimiliki oleh PT Semen Gresik dan PT Semen Padang sebesar
55%. Lima tahun kemudian, pada tanggal 9 November 1979 Perusahaan berubah
status dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi Persero dengan
komposisi saham sebesar 88% dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, PT
Semen Padang sebesar 7% dan PT Semen Gresik sebesar 5%. Beberapa tahun
kemudian yaitu pada tahun 1991, saham Perseroan diambil alih secara penuh oleh
Pemerintah Republik Indonesia. Selanjutnya Perseroan terus mengalami
perkembangan sehingga pada tanggal 14 Maret 2013 PT Semen Baturaja
(Persero) mengalami perubahan status menjadi Perseroan terbuka dan berubah
nama menjadi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.

Dalam proses pengolahan bahan galian tersebut, terdaoat beberapa langkah yang
dilakukan dalam pengolahan dari pengambilan bahan galian di lapangan hingga
proses pengemasan menjadi bahan produksi/bahan industri, berikut adalah proses
proses pengolahan bahan galian tersebut :
Bahan baku utama semen yang berupa bahan baku akan diperoleh dari mining
atau tambang. Bahan baku berupa batu kapur dan tanah liat akan dihancurkan untuk
memperkecil ukuran agar mudah dalam proses penggilingan. Alat untuk
menghancurkan bahan baku tersebut dinamakan Crusher. Ukuran setelah crushing
idelanya 75mm Bahan mentah di transport dari lokasi penambangan ke pabrik
1. Proses Pengambilan Bahan Galian

Pembuatan semen menggunakan bahan baku utama Batu Kapur dan


Tanah Liat yang diambil dari proses penambangan di Quarry milik Perseroan.
Penambangan Batu Kapur dilakukan dengan cara peledakan dan Surface
Minner, sedangkan untuk memperoleh Tanah Liat dilakukan dengan cara
pengerukan. Selanjutnya Batu Kapur dan Tanah Liat diangkut
ke Crusher dengan Dump Truck.

2. Proses Pengilingan

Alat utama yang digunakan dalam proses penggilingan dan pengeringan


bahan baku adalah Vertical Roller Mill (VRM). Dengan proses sebagai berikut:

 Grinding Material campuran yang masuk dihaluskan lagi, yang semula 700 mm,
setelah keluar dari RM menjadi 90 Mikron.
 Drying Material campuran dikeringkan sampai kelembaban 1%. Media
pengeringan adalah hot gas yang berasal dari Suspension pre heater
 Transport hot gas yang dipakai untuk mengeringikan material juga berfungsi
untuk mentransportasikan material campuran tersebut.
 Separating Selama proses di RM, material yang sudah halus kemudian menuju
tahapan proses berikutnya, sedangkan yang masih kasar akan terus mengalami
penggilingan (grinding) sampai halus. Setelah keluar dari RM, bahan material
ini disebut dengan istilah Raw Mix atau Raw Meal. Raw meal ini kemudian
masuk lagi ke sebuah storage atau biasa disebut Blending Silo. Selain bertujuan
untuk penyimpanan sementara, Blending Silo berfungsi untuk tempat
homogenization.

3. Proses Pre-Heating
Alat utama yang digunakan
untuk proses pemanasan awal bahan
baku adalah suspension pre-heater.
Setelah mengalami homogenisasi di
blending silo, material terlebih dahulu
ditampung ke dalam kiln feed bin. Bin
ini merupakan tempat umpan yang akan
masuk ke dalam pre-heater. Setelah itu,
material akan masuk ke dalam rotary
kiln.
4. Proses Pembakaran
Alat utama yang digunakan adalah tanur putar atau rotary kiln .
Rotary kiln adalah alat berbentuk silinder memanjang horizontal yang
diletakkan dengan kemiringan tertentu . Kemiringan rotary kilnumumnya
sekitar 3 – 4 o dengan arah menurun (declinasi). Dari ujung tempat material
masuk (inlet), sedangkan di ujung lain adalah tempat terjadinya pembkararn
bahan bakar (burning zone ) . Di sini terjadi proses kalsinasi lanjutan.
Suhunya mencapai sekitar 1400ºC. Suhu sebesar ini diperoleh dari
pembakaran bahan bakar, biasanya digunakan batu bara.

5. Proses Pendinginan (cooling)


Alat utama yang digunakan untuk proses pendinginan clinker adalah
cooler. Cooler ini dilengkapi dengan alat penggerak material, sekaligus
sebagai saluran udara pendingin yang disebut dengan grate atau alat
pemecah clinker (clinker crusher). Selanjutnya material yang sudah
mencapai suhu 100-125 derajat celcius di transport ke clinker silo.
6. Porses Penggilingan Akhir
Klinker yang ditranspor dari Klinker Silo Baturaja digiling
di Cement Mill dengan menambahkan Gypsum dan bahan ke-3. Proses
penggilingan semen ini merupakan tahapan dimana kita akan mendapatkan
semen seperti yang di pasar. Material ini bersama-sama diumpankan ke
semen mill kemudian mengalami proses penggilingan dan produknya
berupa semen OPC Tipe I dan PCC. Setelah didapat semen yang berkualitas
maka semen tersebut disimpan melalui semen silo kemudian ditranspor ke
bin semen melalui air slide, belt conveyor, dan vibrating screen. Keluaran
dari semen silo berupa semen curah sebagian dijual dalam bentuk Semen
Curah dengan alat transpor berupa mobil kapsul dan gerbong kereta kapsul
ke Palembang, Baturaja, dan Lampung dan sebagian dikirim ke Packing
Plant Baturaja. Alat utama yang digunakan pada penggilingan akhir,
dimana terjadinya pula penggilingan clinker dengan gypsum adalah tube
mill/finish mill. Alat ini berbentuk silinder horizontal. Gypsum adalah
bahan tambahan dalam pembuatan semen yang akan dicampur dengan
clinker pada penggilingan akhir.

7. Proses Pengemasan
Packing plant adalah sebuah kombinasi mesin dari alat transpor
sampai ke packer. Packer berfungsi untuk melakukan pembungkusan atau
pengepakan semen bungkus atau zak dan timbangan berat yang ditetapkan.
Packer merupakan unit terakhir dari proses produksi dari suatu pabrik semen
dimana produk packer yang telah dikemas berupa semen zak, 50 kg, big bag
1 ton untuk dipasarkan di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan
Jambi.

Anda mungkin juga menyukai