Anda di halaman 1dari 28

KUALITAS AIR

Oleh :
Winanda Nathania
2110115220001
A-1
Pendidikan Geografi
FKIP
DEFINISI KUALITAS AIR

Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu. Kualitas
air dapat diartikan sebagai kondisi kualitatif yang dicerminkan oleh kategori,
parameter: organik, anorganik, fisik, biologik, radiologik dalam hubungannyna
dengan kehiduan.(Rukandar, 2009). Berdasarkan peraturan perundang-undang yang
berlaku, ststus kualitas air adalah tingkat kondisi kualitas air yang menunjukkan
kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan
membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan (Daud, 2011). Kualitas air
dapat dipecahkan kepada tiga kategori utama yaitu kualitas atau sifat fisika, kimia
dan biologi.
KARAKTERISTIK KUALITAS AIR
ciri-ciri air tanah yang sehat dirangkum dari Laman Ilmu Geografi:

1. Air Harus Jernih , Air yang jernih/bening memang belum tentu bersih, namun setidaknya bisa dijadikan tanda awal untuk menilai kualitas air
tanah. Sebaliknya untuk air tanah yang keruh dapat dipastikan tidaklah bersih.

2. Tidak Berwarna , Warna air tanah bergantung pada unsur yang terkandung di dalamnya. Jadi jika kondisi air tanah berwarna, maka sudah pasti
tidak layak untuk digunakan. Air tanah berwarna kecokelatan, misalnya, biasanya mengandung lumpur.

3. Rasanya Tawar, Untuk menguji kualitas air tanah harus dilakukan pengujian secara manual, yakni dengan mencicipi sampel air tanah tersebut. Air
tanah yang baik tidak memiliki rasa apa pun. Tawarnya rasa air tanah dikarenakan tidak adanya unsur apa pun di dalamnya. Inilah yang disebut air
tanah yang murni.

4. Derajat Keasaman (PH) Netral, Air tanah yang baik haruslah memiliki PH berkisar antara 6.8—7.2 untuk rentang sempit atau 6.5—7.5 untuk
rentang yang lebih lebar. Air tanah yang terlalu asam berbahaya untuk diminum manusia, bahkan hewan peliharaan/ternak. Cara mengukur PH air
tanah bisa dengan menggunakan berbagai alat ukur yang tersedia di pasaran.
KARAKTERISTIK KUALITAS AIR
5. Tidak Mengandung Zat Kimia Berbahaya, Air tanah yang berada di dekat pusat industri biasanya memiliki kualitas
yang lebih buruk, karena hasil buangan limbah pabrik dapat saja mencemari air tanah, terlebih air tanah dangkal. Zat
yang sering ditemukan adalah Arsen, Timah, Merkuri, senyawa sulfida, amoniak dan lainnya.

6. Tingkat Kesadahan Rendah, Kesadahan adalah ada atau tidaknya kandungan logam berat tertentu dalam air. Untuk
mengetahuinya mudah. Yakni saat deterjen untuk cuci baju dimasukkan ke dalam air, namun air itu sukar berbusa. Ini
bisa menjadi tanda air tanah tersebut mengandung Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Untuk air tanah yang berbau
anyir/kurang sedap mungkin mengandung unsur Mangan (Mn) dan Besi (Fe). Air dengan kesadahan tinggi, terutama
dengan kandungan Besi tinggi, dapat menyebabkan timbulnya noda kecokelatan pada pakaian sehabis dicuci.

7. Tidak Mengandung Bakteri Berbahaya,Air tanah yang mengandung banyak bakteri dapat menimbulkan berbagai
macam penyakit, seperti diare dan penyakit berat seperti typus, hepatitis, dan kolera.
KARAKTERISTIK FISIK PERAIRAN

1. Muatan sedimen

Kualitas fisik perairan sebagian besar ditentukan oleh jumlah konsentrasi sedimen yang terdapat di perairan
tersebut. Muatan sedimen total yang terdapat dalam aliran air terdiri atas sedimen merayap (bedload) dan sedimen
melayang (suspended sediment) Untuk suatu sistem daerah aliran air, terutama yang terletak di hulu, jumlah
muatan sedimen yang terlarut dalam aliran air mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap kualitas air di
tempat tersebut. Pengaruh tersebut diwujudkan dalam bentuk pengaruh muatan sedimen pada besar-kecilnya dan
kedalaman cahaya matahari yang masuk ke dalam aliran air. Muatan sedimen dalam suatu sistem perairan diukur
melalui tingkat kekeruhan yang terjadi di aliran air tersebut. Pada tingkat kekeruhan tertentu, cahaya matahari yang
masuk ke dalam badan air berkurang sehing ga menghambat proses fotosintesis jenis vegetasi yang tumbuh di
dalam perairan. Cahaya matahari yang dapat masuk ke dalam badan air juga berguna untuk kehidupan organisme
akuatis, teruta ma dalam hal mempertahankan suhu perairan tersebut pada tingkat yang memungkinkan untuk
menunjang kehidupan organisme tersebut.
2. Tingkat kekeruhan

Kekeruhan biasanya menunjukkan tingkat kejernihan aliran air atau kekeruhan aliran air yang
diakibatkan oleh unsur-unsur muatan sedimen, baik yang bersifat mineral atau organik. Kekeruhan air dapat
dianggap sebagai indikator kemam puan air dalam meloloskan cahaya yang jatuh di atas badan air. apakah
cahaya tersebut kemudian disebarkan atau diserap oleh air tersebut. Semakin kecil atau rendah tingkat kekeruhan
suatu perair an, semakin dalam cahaya dapat masuk ke dalam badan air dan. dengan demikian, semakin besar
kesempatan bagi vegetasi akuatis untuk melakukan proses fotosintesis. Dengan semakin meningkat nya proses
fotosintesis, maka semakin besar persediaan oksigen yang ada dalam air. Tingkat kekeruhan suatu aliran air
ditentukan dengan cara mengukur transmisi cahaya melalui sampel air dalam satuan miligram per liter (mg/l) atau
untuk jumlah yang lebih kecil adalah dalam satuan parts per million (ppm).

3. Gar terurai

Kandungan gas oksigen terurai dalam air mempunyai peranan menentukan untuk kelangsungan hidup
organisme akuatis dan untuk berlangsungnya proses reaksi kimia yang terjadi di dalam badan perairan. Gas
terurai dalam aliran air yang perlu mendapat perhatian adalah oksigen (O), karbon dioksida (CO). kualitas air
yang umum dievaluasi adalah coliform, benthos, da plankton.
4. Suhu air

Telah dikemukakan bahwa suhu di dalam air da menjadi faktor penentu atau pengendali kehidupan
flors dan fast akuatis, terutama suhu di dalam air yang telah melampaui ang batas (terlalu hangat atau terlalu
dingin) bagi kehidupan flora dan fauna akuatis tersebut di atas. Jenis, jumlah dan keberadaan for dan fauna
akuatis seringkali berubah dengan adanya perubatan suhu air, terutama oleh adanya kenaikan suhu di dalam
air Securs umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenalcat aktivitas biologi dan, pada gilirannya,
memerlukan lebih banyak oksigen di dalam perairan tersebut. Hubungan antara suhu air dan oksigen biasanya
berkorelasi negatif, yaitu kenaikan suhu di dalam air akan menurunkan tingkat solubilitas oksigen dan, dengan
demikian, menurunkan kemampuan organisme akustis dalam memanfaatkan oksigen yang tersedia untuk
berlangsungnya proses proses biologi di dalam air. Kenaikan suhu suatu perairan alamiah umumnya
disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sepanjang tebing aliran air tersebut. Dengan adanya
penebangan atau pembukaan vegetasi di sepanjang tebing aliran tersebut mengakibatkan lebih banyak
cahaya matahari yang dapat menembus ke permukaan aliran air tersebut dan, pada gilirannya. akan
meningkatkan suhu di dalam air.
5. pH air

pH air biasanya dimanfaatkan untuk menentukan indeks


pencemaran dengan melihat tingkat keasaman atau kebasan air yang
dikaji, terutama oksidasi sulfur dan nitrogen pada proses
pengasaman dan oksidasi kalsium dan magnesium pada proses
pembasaan. Angka indeks yang umum digunakan mempunyai
kisaran antara 0 hingga 14 dan merupakan angka logaritmik negatif
dari konsentrasi ion hidrogen di dalam air.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS
AIR

Kualitas air tanah maupun air permukaan, dipengaruhi oleh faktor-faktor alami maupun non alami (aktivitas
manusia). Faktor alami yang berpengaruh terhadap kualitas air adalah kondisi geologi, iklim dan vegetasi,
sementara beberapa faktor non alami yang berpengaruh antara lain adalah pupuk dan limbah pertanian,
insektisida, limbah domestik dan limbah industri. Kualitas air akan bervariasi menurut ruang dan waktu, antara
lain karena faktor-faktor tersebut. faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air tanah secara umum dapat
dikelompokan menjadi faktor alami dan non alami (manusia), secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Iklim Curah hujan dan kualitasnya yang jatuh ke permukaan bumi dan merupakan bagian dari siklus hidrologi
sangat berpengaruh terhadap kualitas air di suatu wilayah. Sebagai contoh, kualitas air hujan yang jatuh di sekitar
daerah pantai akan berbeda dengan kualitas air hujan yang berada pada daerah pegunungan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS
AIR
2. Batuan/geologi Komposisi kimia air, terutama air tanah merupakan kombinasi dari air hujan yang jatuh ke dalam tanah dan
terjadinya reaksi-reaksi kimia antara air dan mineral batuan penyusun akuifer tempat air berbeda. Beberapa proses kimia
antara air sebagai media pelarut dan mineral batuan dapat membuat komposisi kimia air berubah dari satu tempat ke
tempat lain. Misalkan daerah karst memiliki unsur yang berbeda dibanding dengan airtanah yang berada di daerah
pegunungan/vulkan.

3. Waktu Komposisi kimia air juga tergantung dari waktu tinggal air di dalam media untuk bereaksi dengan mineral batuan.
Semakin lama air berada dalam tanah, maka semakin lama air akan bereaksi dengan mineral batuan. Sehingga
mengakibatkan jumlah unsur yang terlarut dalam air akan semakin banyak dan mempengaruhi komposisi kimia air. Waktu
diakbatkan oleh kecepatan aliran air baik di atas permukaan ataupun di bawah permukaan dan kecepatan di atas
permukaan lebih cepat dibanding kecepatan aliran air tanah

4. Vegetasi Tumbuhan mempunyai pengaruh yang baik terhadap kualitas air tanah di suatu wilayah.

5. Manusia Faktor non alami ini pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas air tanah, terutama dalam hal pembuangan
limbah.
KUALITAS AIR ALAMIAH

Proses abrasi dan erosi tebing sungai akan menambah larutan unsur-unsur non-organik ke dalam aliran sungai.
Sedimen terlarut dalam sungai umumnya bervariasi tergantung pada laju debit aliran:
1 Sedimen melayang (suspended material) dalam perairan/sungas alamiah dibedakan menjadi dua tipe:

a. Sedimen non-organik, terutama terdiri atas pasir, debu dan koloida-koloida yang berasal dari permukaan
tanah daerah tangkapan air dan dari dasar saluran-saluran air di tempat tersebut.
b. Sedimen organik, terdiri atas unsur-unsur tanaman dan hewan baik yang hidup atau mati yang terlarut
dalam aliran air sungai Sedimen-sedimen organik dapat juga teruraikan (decomposed) oleh biota yang hidup
dalam perairan tersebut, antara lain. serangga dan vegetasi perairan lainnya, bakteri, jamur dan ganggang
menjadi bentuk lain dari unsur organik Seperti telah dikemukakan dalam sub Bab debut aliran, semakin cepat
aliran suatu perairan, jumlah sedimen yang terlarut dalam aliran sungai tersebut menjadi semakin besar. Secara
umum, hutan berdaun lebar akan menghasilkan lebih banyak unsur organik dibandingkan aliran air yang
berasal dari hutan berdaun jarum
KUALITAS AIR ALAMIAH

2. Sedimen terlarut (dissolved material) dalam perairan/sungai alamiah juga dapat dibedakan menjadi dua tipe:

a. Larutan non-organik, termasuk unsur-unsur mineral dan gas. Meskipun unsur-unsur mineral mendominasi
larutan non organik, ternyata beberapa jenis gas, terutama O₂ dan CO memegang peranan yang lebih penting
untuk keterlanjutan kehidupan flora dan fauna akuatis serta menentukan status kualitas air. Unsur CO, bersama-
sama dengan H₂O memberikan masukan yang penting bagi pembentukan sel-sel protoplasma. Sedangkan gas
O; dan CO, menentukan proses metabolisme kehidupan flora dan fauna akuatis. Pada dasarnya hampir seluruh
unsur-unsur yang terbentuk secara alamiah di permukaan bumi ini, termasuk unsur radio aktif, dapat ditemukan
di dalam aliran air permukaan. Untuk memahami bagaimana status kualitas air untuk pemanfaatan tertentu
dipengaruhi oleh mineral-mineral terlarut, dapat ditunjukkan bahwa kalsium dalam jumlah yang kecil dapat
memberikan rasa yang enak pada air minum. Sedangkan apabila unsur magnesium dalam jumlah yang sama
ditemukan dalam air minum, maka ia akan memberikan rasa yang tidak enak bagi kebanyakan orang.
b. Larutan organik, meliputi bermacam-macam unsur organik yang bersifat
kompleks sebagai hasil proses-proses fotosintesis. metabolisme dan dekomposisi
jaringan-jaringan tanaman dan hewan yang hidup di perairan. Beberapa unsur-
unsur organik tersebut ditemukan dalam keadaan tidak stabil, sebagian lainnya
diserap oleh organisme akuatis untuk menghasilkan sedimen organik lain, dan
banyak di antara komponen-komponen organik tersebut yang berfungsi sebagai
unsur hara makanan dan bentuk sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang
hidup di perairan bagian hilir. Dalam aliran air, kecuali unsur CO, dan beberapa ion
seperti HCO,, Cl, dan SO. yang kemungkinan merupakan bagian dari daur 2
atmosfer, sebagian besar unsur-unsur mineral terlarut yang dijumpai
D A M PA K P E M A N FA ATA N L A H A N T E R H A D A P
K U A L I TA S A I R P E R M U K A A N K U A L I TA S A I R

Meskipun akan tergantung pada lingkungan sekitarnya,


kualitas air permukaan yang ada di permukaan bumi ini
Aktivitas pemanfaatan lahan, antara lain, dalam bentuk
diharapkan mampu mendukung kehidupan satwa perairan dan pembalakan hutan, perubahan tataguna lahan,
mempunyai nilai estetis. Demikian pula, apabila dikehendaki,
air permukaan tersebut seharusnya dapat di "treatment" pembuatan bangunan bangunan konservasi tanah dan
dengan menggunakan prosedur standar untuk konsumsi air, pengembangan tanaman pertanian dan aktivitas lain
manusia. Kebanyakan air permukaan biasanya diklasifikasi
sesuai dengan keperluan pemakaian air permukaan tersebut. yang bersifat mengubah kondisi permukaan tanah,
Apabila tujuan pemanfaatan air permukaan telah ditentukan.
biasanya dikonsentrasikan di daerah hulu dan tengah
maka klasifikasi yang didasarkan pada karakteristik fisik,
biologi dan kimia air permukaan perlu disesuaikan dengan suatu DAS. Pemanfaatan lahan tersebut dapat
standar baku mutu air untuk peruntukan tertentu tersebut.
menunjukkan klasifikasi yang lazim digunakan untuk meningkatkan jumlah mineral. mineral dan komponen-
menentukan kualitas air permukaan yang meliputi kriteria- komponen (organik dan non-organik) lain yang
kriteria untuk oksigen terlarut, partikel-partikel terlarut dan
coliform Parameter-parameter terlarut lainnya yang biasanya terangkut masuk ke dalam sungai dan, pada gilirannya,
dimanfaatkan untuk menentukan status kualitas air untuk dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap
pemanfaatan tertentu adalah pH, toksisitas, bau dan rasa,
suhu, warna, dan unsur-unsur yang bersifat radiasi. keseimbangan ion-ion yang ada dalam suatu DAS.
D A M PA K P E M AN FAATA N L A H A N T E R H A D A P K U AL I TA S A I R

Pembalakan Hutan Hasil penelitian yang telah dilakukan di banyak tempat di dunia menunjukkan suatu
kecenderungan umum baliwa besarnya kehilangan unsur hara (terutama Aation dan Ni) meningkat setelah
kegiatan pembalakan hutan. Meningkatnya "kehilangan" atau lepasnya unsur unsur hara tersebut dari lokasi
pembalakan hutan serta meningkatnya air larian akibat kegiatan yang sama cenderung akan meningkatkan
jumlah konsentrasi unsur hara yang masuk ke sungai dan danau/waduk. Faktor-faktor yang akan menentukan
waktu terjadinya dan besarnya "kehilangan unsur hara meliputi proporsi unsur hara yang terkandung dalam
vegetasi yang akan ditebang, luas pembalakan hutan, perlakuan terhadap sisa-sisa tegakan yang tidak laku
diperdagangkan (daun, cabang dan bagian lain yang tidak dimanfaatkan tersebut apakah akan dibakar,
dibiarkan membusuk atau dibuang ke luar hutan), dan proses pengasaman tanah melalui dekomposisi sisa-sisa
tebangan. Dengan banyaknya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap "kehilangan" unsur hara (K, N. Ca, dan
Mg) akibat pembalakan hutan, maka besarnya angka "kehilangan" unsur hara tahunan sangat bervariasi antara
kurang dari 10 % hingga lebih besar dari 50% (Anderson dan Spencer, 1991).
Dampak yang ditimbulkan oleh adanya pembalakan hutan adalah meningkatnya
sedimentasi di sungai yang mengalirkan air dari daerah tangkapan air yang
bersangkutan sebesar dua hingga tiga kali daripada keadaan normal. Muatan
sedimen meningkat dari 180 ppm sebelum pembalakan menjadi 320 ppm selama
tahun pertama setelah pembalakan hutan dan meningkat menjadi 520 ppm pada dua
tahun setelah pembalakan (Hamilton dan King, 1983). Perbedaan besarnya

sedimentasi pada waktu yang berbeda tersebut di atas disebabkan oleh kebakaran
Hutan.
PEMANTAUAN KUALITAS AIR

Dalam melaksanakan pengambilan sampel att dan pemantas kualitas air. informasi yang biasanya
diperlukan adalah ukuran dan penyebaran partikel partikel non-organik di dalam perairan yang akan
dianalisis. Partikel-partikel tersebut dapat dirinci karakteristik fisiknya menurut bentuk, ukuran, warna, jenis
mineralnya, besarnya korasi di dalam air. Demikian juga, pengambilan parameter parameter dir dalam air
disesuaikan dengan keperluan pengambilan sampel. Apabila pengambilan sampel air diperlukan t
pemantauan stabilitas tebing sungai maka parameter yang perlu diambil sampelnya adalah material dalam
air yang berkaitan dengan faktor-faktor pembentuk stabilitas tebing sungai seperti kandungan kelembaban
tanah tebing sungai), material-material yang dapa menentukan tekstur tanah, persentase akar vegetasi
tebing sungai, dan bahan balian organik lainnya yang berkaitan dengan pembentukan stabilitas tebing
sungai. Dengan cara yang sama, pengambilan sampel material material yang berada di dasar sungai dapat
dimanfaatkan untuk menentukan kekasaran permukaan dasar sungai dan tipe habitat bentos
PEMANTAUAN KUALITAS AIR

pelaksanaan pengelolaan sumberdaya alam untuk akala DAS dapat


diklasifikasikan sebagai satu atau kombinasi dari beberapa butir-butir di bawah
ini (Ponce, 1980 dalam Brooks et al. 1989):
 
1. Pemantauan untuk hubungan rebah dan akibat
2. Pemantauan untuk pengumpulan data dasar  
3. Pemantauan untuk inventarisasi.
ALAT UKUR AIR BERDASARKAN 3 PARAMETER

 Alat Ukur Air Berdasarkan Parameter Biologi

Untuk mengukur kualitas air berdasarkan parameter Biologi, kita dapat menggunakan beberapa alat
ukur air seperti berikut ini.

1. Bogorov Tray 2. Haemocytometer

Haemocytometer
Bogorov Tray adalah adalah mikroskop
mikroskop binokuler dengan 100 kali
dengan 40 kali pembesaran yang
pembesaran yang digunakan untuk
digunakan untuk mengamati plankton
mengamati zoop mikroskopik atau
lankton dalam air. phytoplankton dalam
air
ALAT UKUR AIR BERDASARKAN 3 PARAMETER

3. Plankton Net

Plankton Net adalah sebuah jaring yang digunakan untuk


menyaring plankton dalam air dan biasanya terbuat dari nilon
berbentuk kerucut dengan panjang 4 hingga 5 kali diameter
mulutjaring. Plankton yang ada di dalam air jumlah dan ukurannya
sangat banyak. Untuk mendapatkan plankton dengan ukuran yang
diinginkan, kita harus menggunakan plankton net dengan mesh
size yang sesuai.
ALAT UKUR AIR BERDASARKAN 3 PARAMETER

4. Sedgwick Rafter Cell

Sedgwick Rafter Cell adalah mikroskop


binokuler dengan 100 kali pembesaran yang
digunakan untuk mengamati phytoplankton dan
mikrozooplanton dalam air.

 Alat Ukur Air Berdasarkan Parameter Fisika

Untuk mengukur kualitas air berdasarkan parameter Fisika, kita dapat menggunakan beberapa alat
ukur air seperti berikut ini.
CURRENT METER

Current meter digunakan untuk mengukur kecepatan


arus dan debit air yang dapat dibagi menjadi 2 bagian
berdasarkan metode yang digunakan untuk mengukur
kecepatan arus dan debit airnya. Pertama, current meter
dengan pengukuran otomatik adalah current meter yang
dapat merekam data tentang kecepatan arus dan debit
air tanpa harus langsung dilakukan oleh orang yang
menggunakannya. Kedua, current meter dengan
pengukuran non-otomatik adalah current meter yang
dapat merekam data tentang kecepatan arus dan debit
air yang harus dilakukan langsung oleh orang yang
menggunakannya.
SALINOMETER

Salinometer digunakan untuk
mengukur salinitas air. Salinitas air
sendiri memiliki pengertian tingkat
keasinan yang terlarut atau tingkat
kadar garam dalam air. Air tawar
memiliki salinitas kurang dari 0,05
part-per-thousand (ppt), air payau atau
saline memiliki salinitas antara 3-5
ppt, dan brine memiliki salinitas lebih
dari 5 ppt.
TERMOMETER AIR TURBIDITY METER

Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu air


Turbidity meter digunakan untuk mengukur tingkat
berdasarkan sifat termometrik, yaitu sifat yang terjadi
kekeruhan air. Kekeruhan pada air terjadi karena
karena adanya perubahan suhu air. Selain untuk mengukur
adanya kandungan zatorganik yang berasal dari hewan
suhu air, termometer juga dapat mengukur suhu tubuh,
dan tanaman yang mengalami pelapukan atau zat
suhu ruang, hingga suhu alat pemanggang dengan nama
anorganik yang berasal dari logam dan batu-batuan
yang berbeda-beda.
yang mengalami pelapukan.
 Alat Ukur Air Berdasarkan Parameter Kimia

Untuk mengukur tingkat kualitas air berdasarkan parameter Kimia, kita dapat menggunakan beberapa
alat ukur air seperti berikut ini.

1. DO Meter
DO (Dissolve Oxygen) Meter digunakan untuk mengukur kadar oksigen di dalam air atau di dalam suatu
larutan dengan sistem digital. Kadar oksigen dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kandungan
berbagai macam zat organik dan suhu udara. Kualitas air dapat dikatakan baik jika memiliki Dissolve Oxygen
yang tinggi dan dapat dikatakan buruk jika memiliki Dissolve Oxygen yang rendah.
 
2. CO2 Meter
Selain harus mengetahui kadar oksigen dengan mengukurnya menggunakan DO Meter, kita juga harus
mengetahui kadar karbondioksida untuk mengetahui tingkat kualitas air. Kadar karbondioksida dalam air ini dapat
kita ukur dengan menggunakan CO2 Meter. Jika kadar karbondioksidanya tinggi, kualitas air dapat dikatakan
buruk dan jika kadar karbondioksidanya rendah, kualitas air dapat dikatakan baik
3. Spektrofotometer
Alat ukur air yang satu ini terdiri atas 2 alat ukur, yaitu spektrometer dan fotometer. Sebagai alat ukur air,
spektrofotometer digunakan untuk mengukur kadar amonia, fosfat, nitrat, dan nitrit. Dalam dunia perikanan,
spektrofotometer digunakan untuk pembenihan udang jenis vannamei atau vaname (udang dariAmerika
Selatan yang di budidayakan di Indonesia sebagai pengganti udang windu).

4. pH Meter
pH Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar pH (kadar basa atau kadar keasaman) pada
air. pH Meter memiliki sebuah probe atau elektroda pengukur berbentuk batang berstruktur yang biasanya
terbuat dari kaca dan ini menjadi bagian yang sangat penting pada pH Meter. Air dapat dikatakan memiliki
kadar asam yang tinggi jika elektron yang terdeteksi oleh pH meter jumlahnya banyak dan air dapat
dikatakan memiliki kadar basa yang tinggi jika electron yang terdeteksi oleh pH Meter jumlahnya banyak.
5. Kertas pH Indikator
Pada dasarnya, kegunaan kertas pH Indikator, pH Strips Paper, atau Indikator Universal sama seperti
pH Meter. Meskipun sama-sama digunakan untuk mengukur kadar pH pada air, pH Meter dan kertas
pH Indikator memiliki bentuk yang berbeda. pH Meter berbentuk ala tukur digital, sedangkan kertas
pH Indikator berbentuk kertas dengan 4 garis warna, yaitu kuning, hijau, jingga, dan jingga
kecokelatan.

6. Titrasi
Titrasi adalah alat untuk mengukur kadar konsentrasi alkalinitas pada air dengan mencampurkan
beberapa volume larutan dan beberapa volume larutan lain yang sudah diketahui kadar konsentrasi
alkalinitasnya atau larutan baku. Ada 2 jenis titrasi yang dapat kita gunakan untuk mengetahui kadar
pH air, yaitu alkalimetri (menentukan konsentrasi larutan asam menggunakan larutan baku basa) dan
asidimetri (menentukan konsentrasi larutan basa menggunakan larutan baku asam).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai