Metoda
gayaberat,
digunakan
dalam
pencarian mineralisasi emas tipe epitermal.
Masing-masing
mineral
tambang
memiliki
densitas yang berbeda-beda. Karena itulah maka
bila terdapat variasi mineral di suatu lingkungan
homogen, maka akan terdapat anomali yang
berbeda sehingga dapat diperkirakan mineral
yang terkandung di dalamnya
Metoda
gayaberat
digunakan
untuk
menyelidiki
struktur-struktur
yang
berasosiasi dengan sistem panas bumi.
Umumnya jebakan panas bumi berasosiasi
dengan tubuh intrusi batuan beku sebagai
sumber panas. Tubuh intrusi batuan inilah yang
dapat ditemukan dengan metode gravitasi.
DALAM
PELAKSANAANNYA,
METODE
GRAVITASI MEMERLUKAN INSTRUMEN
YANG DISEBUT GRAVIMETER.
GRAVIMETER
SEDERHANA
YANG
PERTAMA DICIPTAKAN PERTAMA KALI
OLEH VENING MEISNEZ -VAN BEMEELEN
BERUPA PENDULUM UNTUK MENGUKUR
VARIASI DI LAUT CINA SELATAN.
LALU LA COSTE (1934) MENEMUKAN
GRAVIMETER. TEMUAN LA COSTE TERUS
DIKEMBANGKAN HINGGA KINI.
Contoh : Gravimeter La
Coste
UKURAN BUMI
Eratostenes (275-195 SM) yang tinggal di Alexandria berhasil menghitung
keliling bumi hingga mendekati kebenaran, ia memperhatikan sinar
matahari pada tengah hari di pertengahan musim panas di kota Syene,
yang jatuh tepat di dasar sumur. Sedangkan di Alexandria yang berjarak
5.000 stad pada saat yang sama bayangan jarum gnomon (jam matahari)
memperlihatkan besarnya 1/50 dari seluruh lingkaran. Sudut ini
dinamakan sudut APS (Alexandria, Pusat Bumi, Syene), maka dengan
demikian ia menyimpulkan bahwa keliling bumi haruslah 50 kali 5.000
stad atau 250.000 stad. Jika 1 stad kurang lebih sama dengan 157 m
maka keliling bumi adalah sekitar 39.250 km.
Bentuk bumi tidaklah sebulat seperti yang diduga semula. Pengukuran
panjang garis bujur (meridian) di beberapa garis lintang bumi
menunjukkan bahwa jari-jari poler (kutub), sehingga bumi agak
menggembung di daerah katulistiwa. Pada tahun 1617 Snellius
melakukan pengukuran dengan metoda segitiga. Dan sejak ditentukannya
satuan meter pada tahun 1719, maka keliling bumi sekitar 40.000 km.
Harga rata-rata jari-jari bumi di khatulistiwa ialah 6.378,38 km,
sedangkan di kutub 6.356,91 km dengan permukaan seluas
510.100.934 km2.
relief permukaannya tidak rata, berotasi, berrevolusi dalam sistem matahari serta tidak
homogen, sehingga variasi gravitI disetiap titik
dipermukaan bumi dipengaruhi oleh berbagai
faktor :
1.Lintang
2.Ketinggian
3.Topografi
4.Pasang surut
5.Variasi densitas bawah permukaan
Dalam melakukan survei gravity hanya satu faktor saja yang
berperan yaitu variasi densitas bawah permukaan. Sehingga
pengaruh 4 faktor lainnya harus dikoreksi atau dihilangkan
dari harga pembacaan alat.
Tempat terendah di dunia ada di Laut Mati, < -420 m di bawah laut
H. Newton II :
Gaya adalah massa dikalikan dengan percepatan
F = m.a .b)
Formula a) dan b) disubstitusikan ,
a = F = G.m1.m2 = G.m
(dalam satuan Gal, mGal)
m
r2
r2
a : percepatan (cm/det2) : cgs
a : percepatan gravitasi (Gal, Mgal),
1 Gal = 1 cm/det2
= 1000 mGal
1 Gal (mikrogal) = 10-6Gal
DATA LAPANGAN
Koreksi Tidal
Koreksi Drift
G OBSERVASI
Koreksi g Normal
Koreksi Udara Bebas
Korekasi Bouguer
Koreksi Medan
ANOMALI BOUGUER
KONTINUASI KE ATAS
ANOMALI
SEMI-REGIONAL
INFORMASI GEOLOGI
MODEL
KESIMPULAN
(r- q)
c : koreksi drift di stasiun n
p : waktu pembacaan di stasiun n
q : waktu pembacaan di stasiun awal
r : waktu pembacaan di stasiun akhir
x : nilai pembacaan di stasiun akhir
y : nilai pembacaan di stasiun awal
Teknik pengambilan data dengan menggunakan
sistem LOOPING
2.Dm3
2.Ds3
G : konstanta gravitasi
m : bulan D : jarak
M : massa
s : matahari
: sudut geosentris
F = G.m1.m2
a = F = G.m1.m2 = G.m
m
r2
r2
r2
go = G.m gh = G.m
r2
gh /go =
1
(r+h)2
gh /go = G.m x
r2
(r+h)2
G.m = r2
.
(1+h/r)2
(r2+2rh+h2)
gh /go = (1 +
h/r)2
=1
gh /go = 1 - 2h/r
: r2
.
2
gh /go = 1 - 2h/r
gh =go - 2h.go
r
gh - go = - 2h.go
r
g = - 2h.go
r
Apabila r =67.367.108 cm
go = 980.629 Gal (pada lintang 45o)
Maka :
g = - 2. (980.629).h
67.367.108
= -3.0803.10-6 x h (Gal/cm)
= -3.0803 x h (mGal/m)
= -0.09406 x h (Gal/ft)
Jika g di atas datum, maka = + 3.0803 x h
(mGal/m)
Jika g di bawah datum, maka = - 3.0803 x h
(mGal/m)
gh
h
datum
go
go = G.m
gh = G.m
r2
(r+h)2
gh akan mempunyai gravitasi kecil, sehingga hasil koreksi
harus ditambahkan dengan harga gravitasi (g) pada
stasiunpengukuran (bernilai positif)
go akan mempunyai gravitasi besar, sehingga hasil
koreksi harus dikurangkan dengan harga gravitasi (g)
pada stasiunpengukuran (bernilai negatif)
g = 2...G.h
Jika G = 6.6732.10-8, maka :
g = 0.04193..h (mGal/m)
= 0.01278..h (mGal/ft)
Sehingga :
Jika g di atas datum, maka = - 0.04193..h (mGal/m) , karena gh akan
mempunyai gravitasi besar, sehingga hasil koreksi harus
dikurangkan dengan harga gravitasi (g) pada stasiun pengukuran
(bernilai negatif).
Jika g di bawah datum, maka = + 0.04193..h (mGal/m), gh akan
mempunyai gravitasi kecil, sehingga hasil koreksi harus ditambahkan
dengan harga gravitasi (g) pada stasiun pengukuran (bernilai positif).
Sifat dari koreksi Bouguer berlawanan dengan koreksi udara
bebas
Anomali Bouguer :
1.Anomali regional : anomali yang berhubungan
dengan massa homogen
2.Anomali Residual : anomali yang berhubungan
dengan target eksplorasi
Cekungan batubara
H ig h
10
Low