Teknik Lingkungan
Universitas Kebangsaan Republik Indonesia
ALIRAN AIR TANAH
Menurut Freeze & Cherry (1979) dan Toth (1990) ada enam parameter
sifat-sifat fisik dasar yang harus diketahui dalam menguraikan dan
menjelaskan aliran tanah secara hidraulik. Parameter tersebut dapat
dikatagorikan menjadi dua kelompok:
• 3 parameter untuk air : kerapatan air (ρ), viskositas dinamik (μ), dan
kompresiblitas (β)
• 3 parameter untuk media porous: pemeabilitas (k),kompleksibilitas (α)
dan porositas (η)
Parameter yang lain tentang sifat-sifat hidraulik aliran air tanah diuraikan
dan dijabarkan dari enam parameter ini:
- Tampungan spesifik Sₒ (specific storage)
- Transimisivitas T (transmissivity)
- Storativitas S (Storativity)
- Difusifitas
Storativitas
Adalah volume air yang dilepaskan atau diambil dalam tampungan tiap unit
permukaan area akuifer tiap unit perubahan dalam komponen dari tinggi hidrolik
sampai pada permukaan tersebut.
Transmisifitas
Didefinisikan sebagai besarnya konduktivitas hidrolik dikalikan tebalnya akuifer.
Difusifitas
Adalah rasio trasmisifitas terhadap tampungan dalam kondisi sementara.
Trasmisifitas dan storativitas khususnya dipakai untuk analisis aliran air tanah dua
dimensi ada confined
Potensi Fluida
Aliran dalam tanah merupakan suatu proses mekanis. Energi mekanis terdiri dari energi
potensi, energi kinetik dan energi elastis. Jumlah – jumlah energi ini untuk satuan masa fluida
disebut potensi fluida. Dengan adanya potensi fluida ini maka partikel air akan bergerak
(dalam bentuk aliran) dari suatu tempat ke tempat lainnya sesuai dengan berapa besar
potensi fluida yang ada pada partikel tersebut.
Hampir selalu aliran air di dalam tanah (groundwater flow) mengikuti azas-azas hidrolika
aliran laminer dimana salah satu cirinya aliran ini mengalir dengan kecepatan yang sangat
kecil. Disamping hal tersebut air dapat termapatkan atau dapat dikatakan kerapatannya
konstan. Air di dalam tanah mengalir dan bergerak dari energi yang lebih besar ke energi
yang lebih kecil.
Piezometer
Untuk mengukur elevasi muka air atau ketinggian hidraulik aliran air digunakan tabung atau
pipa, di laboratorium alat ini dinamakan manometer dan di lapangan disebut piezometer.
Tinggi muka air tanah ini sama dengan tinggi muka air pada suatu sumur, ataupun tinggi
muka air dalam alat piezometer.
Permukaan Piotentiometric
Untuk unconfined aquifer maka ketinggian hidroliknya tidak lagi berupa muka air namun
merupakan garis yang disebut sebagai potentiometric surface atau disebut pula piezometris.
Garis ini merupakan garis imajiner bertepatan dengan ketinggian tekanan hidrostatis dari
aliran dalam confined aquifer.
Batuan biasanya jenuh oleh air dengan demikian air mungkin mengandung gas terlarut.
Tekanan fluida lebih besar dibandingkan tekanan atmosfir karena berat air di atasnya. Pada
permukaan yang mudah dipengaruhi, tekanan fluida berkurang ketika ketebalan fluida di
atasnya berkurang. Pada beberapa kedalaman yang bervariasi dari satu tempat ke tempat
lainnya, tekanan fluida dalam pori-pori dapat sama dengan tekanan atmosfir. Naik turunnya
permukaan dimana pori-pori tekanan air sama dengan tekanan atmosfir disebut sebagai
muka airtanah (water table).
Posisi muka airtanah biasanya mengikuti bentuk umum topografi, walaupun relief muka
airtanah tidak sebesar relief topografi. Pada semua kedalaman di bawah muka airtanah,
batuan umumnya mengandung air selama memiliki rongga-rongga yang saling
terhubungkan.
Pada umumnya, aliran air tanah di dalam akuifer dimanapun merupakan aliran horiontal
(aquifer-type flow), atau dengan kata lain mengesampingkan komponen aliran vertikal.
Hal ini dapat terjadi untuk dalam aliran horizontal, homogen, isotropik, akuifer tertekan,
ketebalan yang konstan dan dengan penetrasi penuh. Hal ini tetap berlaku walaupun
ketebalan akuifer bervariasi/ tipis (gambar a)
Namun hal ini tidak dapat terjadi pada daerah yang memiliki komponen aliran vertikal
yang besar seperti di daerah berpenetrasi sebagian (gambar b), atau di daerah keluaran
mata air. Bagaimanapun jika ada jarak yang besar dari sumber air menghilang (sink),
aliran horizontal berlaku kembali.
Aliran horizontal juga berlaku untuk daerah leaky aquifer (gambar d), ketika konduktivitas
hidrolik lebih besar dari lapisan semipermeable dan ketebalan lapisan pertama lebih tebal
dari lapisan berikutnya, maka berlaku aliran horizontal, sedangkan aliran vertikal berada
di daerah semipermeabel.