Anda di halaman 1dari 18

EVAPORASI,

EVAPOTRANSPIRASI &
KONDENSASI

Siklus Hidrologi
Massa udara lembab
lautan
Massa udara daratan

T
P

Infiltrasi

Ro

Infiltrasi

Laut

Perkolasi

Cadangan air tanah

P;Presipitasi, E;evaporasi, T;transpirasi, Ro;run off

Jumlah air yang


dibutuhkan tanaman
tergantung :
Faktor lingkungan
-iklim
-tanah
Tanaman
- jenis
- pertumbuhan
- fase perkembangan

Evaporasi & transpirasi


Kehilangan air melalui permukaan tanah atau air
(evaporasi) dan kehilangan air melalui permukaan
tanaman (transpirasi) disebut Evapotranspirasi, ada juga
yang dikenal dengan penggunaan air tanaman (water
use).
Efek evaporasi berdampak terhadap fisiologi tanaman
secara tidak langsung, seperti mempercepat penurunan
kadar air pada lapisan atas dan memodifikasi iklim mikro
disekitar tanaman (Tanner, 1981)

Evapotranspirasi (ET)
Ukuran total kehilangan air
(penggunaan air; water use) untuk
suatu luasan lahan melalui evaporasi
dari permukaan tanah/air dan
transpirasi dari permukaan tanaman.

Evapotranspirasi potensial dan


aktual

Evapotranspirasi potensial (ETp) laju maksimum


kehilangan air suatu pertanaman yang ditentukan oleh
kondisi iklim pada keadaan penutupan tajuk tanaman
pendek yang rapat dengan penyediaan air yang cukup.
ETp juga merupakan gambaran kebutuhan atmosfer
untuk penguapan (atmospheric demand for
evaporation).
Nilai ETa (Evapotranspirasi aktual) akan lebih kecil dari
ETp pada saat penutupan tajuk belum penuh,
permukaan tanah yang kering, atau ketika terjadi
peningkatan tahanan stomata karena terbatasnya air
tanah yang tersedia.

Evapotranspirasi standard

Untuk mengukur ETp secara praktis digunakan


evapotranspirasi standard (ETo).
ETo adalah ET untuk lahan dengan penutupan tajuk penuh oleh
rerumputan hijau dengan tinggi antara 8-15 cm dan
karakteristik kekasaran aerodinamik yang relatif konstan serta
minimum selama musim tumbuhnya. Umumnya nilai relatif di
antara ETa, ETP dan ETo untuk jenis tanaman dan lokasi
tertentu adalah ;
ETa ETo ETp.
Nilai ETp dihubungkan dengan ETo melalui koefisien tanaman c
yaitu ETp = c. ETo. Hampir semua tanaman pendek
mempunyai nilai c=1, sedang tanaman yang secara
aerodinamik kasar, tanaman yang tinggi dan hutan, nilai c
dapat mencapai 1,25.

Evapotranspirasi pertanaman
(ETc)

ETc umumnya digunakan untuk perencanaan irigasi. Berbeda


dengan ETo, nilai ETc selalu berubah-ubah menurut fase dan
perkembangan tanaman. Hal ini dikarenakan luas penutupan
tajuk tanaman sebagai bidang penguapan. Perlu diperhatikan
ETc bukan merupakan kehilangan air aktual melalui
evapotranspirasi (ETa) karena ETc tidak memperhitungkan
pengaruh-pengaruh seperti fluktuasi kadar air tanah dan
kejadian hujan yang mempengaruhi laju evaporasi tanah.
Dalam perencanaan irigasi, ETc dianggap merupakan
kebutuhan air optimum tanaman yang didekati dari :
ETc = Kc. ETo
Kc : koefisien tanaman yang tergantung umur tau fase
perkembangan tanaman

Usaha mengurangi jumlah


Evaporasi
Pengaturan populasi yang efisien
Pemberian mulsa
Pemilihan kultivar yang
mempunyai efisiensi transpirasi
tinggi

Input & Output air lahan


Pada suatu areal pertanian sumber air berasal (Input):
Curah hujan (P) dan Irigasi (I)
Sedangkan kehilangan air dapat berupa (output) :

Drainase (D), limpasan permukaan (runoff; Ro),


evaporasi dan transpirasi
Sebagian air disimpan sebagai cadangan air dalam
tanah (S)
Keseluruhan input dan output dapat dirumuskan
sebagai neraca air :
P + I = D + Ro + E + T + S

Pengukuran
evapotranspirasi

Kancah/Panci klas A
ETp = Kp. Eo
Eo ; evaporasi panci klas A (mm)
Kp ; koefisien panci, berkisar 0,7-0,8

20 cm

120 cm

Lisimeter
E

S
I
D

Pendugaan evapotranspirasi dengan


rumus-rumus empirik
Penman (1948)
Penman Monteith (1964)
Makkink dan Priestly-Taylor
Thornwaite dan Mather
dll

KONDENSASI
Perubahan fase air :
Evaporasi
: cair uap air
Kondensasi
: uap air cair
Kondensasi terjadi ketika RH lebih dari 100%
atau pada saat tekanan uap air aktual =
tekanan uap air jenuh.

Inti kondensasi
Di atmosfer kondensasi sangat sulit
terjadi sehingga kejadian kondensasi
terjadi bila terdapat partikel-partikel
di atmosfer yang disebut inti
kondensasi (terutama partikel-parikel
yang bersifat higroskopis).

Massa udara yang mengandung uap air/udara


lengas akan lebih cepat mengalami kondensasi bila:

1. Suhu udara diturunkan


2. Massa udara menyentuh benda-benda yang
dingin, benda-benda meradiasikan panasnya
keluar, bercampur udara panas dengan
dingin, tekan udara turun berkaitan dengan
penurunan suhu secara adiabatik.
3. Penambahan uap air dari lingkungan
4. Massa udara yang melewati lautan, dimana
terdapat banyak uap air diatasnya.

Peristiwa kondensasi dapat dipercepat oleh


adanya inti kondensasi :
Kristal-kristal garam kecil yang berasal dari percikan
gelombang air laut (0,001 m -0,1 m)
Debu, amoniak, sulfat, asap di daerah industri lebih
tinggi
Percikan debu dan gas gunung berapi
Serta benda-benda mikroskopik lainnya yang yang
bersifat higroskopis
Ukuran inti kondensasi antara 0,001 m - 10 m

Inti kondensasi lanjutan


Inti kondensasi bersifat higroskopis dan mulai menyerap
uap air ketika RH 80% yang kemudian terus tumbuh
sampai 96% dan semakin cepat tumbuhnya hingga
terjadi kondensasi ketika RH=100%
Berdasarkan tempat terjadinya kondensasi dibedakan:
1. Kondensasi pada benda-benda padat dipermukaan
bumi
2. Kondensasi pada inti-inti kondensasi di atmosfer

Sekian

Anda mungkin juga menyukai