Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan

pembangunan

disamping

meningkatkan

kesejahteraan manusia juga menimbulkan dampak negatif terhadap


lingkungan hidup. Industrialisasi dan urbanisasi yang cepat di banyak
negara juga telah mengakibatkan pencemaran yang serius. Untuk
mengatasi pencemaran yang dihasilkan, saat ini industri telah menitik
beratkan pada pengolahan limbah sebagai pengelolaan lingkungan
pada proses tahap akhir (end-of-pipe). Namun metode pengolahan
tahap akhir ini sangatlah mahal.
Oleh karena itu timbul pemikiran perlunya konsep pencegahan
pencemaran, yang akhirnya menuju kepada Produksi Bersih.
Produksi bersih adalah alternatif untuk strategi manajemen lingkungan.
Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung

kehidupan

manusia

dan

mahluk

hidup

lainnya.

Terpeliharanya ekosistim yang baik dan sehat merupakan tanggung


jawab yang menuntut peran serta setiap anggota masyarakat untuk
meningkatkan daya dukung lingkungan.
Oleh karena itu, pembangunan yang bijaksana harus dilandasi
wawasan lingkungan sebagai sarana untuk mencapai kesinambungan
dan menjadi jaminan bagi kesejahteraan generasi sekarang dan
mendatang. Pada awalnya strategi pengelolaan lingkungan didasarkan
pada pendekatan kapasitas daya dukung (carrying capacity approach).
Akibat terbatasnya daya dukung lingkungan alamiah untuk menetralisir
pencemaran yang semakin meningkat, maka upaya mengatasi
masalah pencemaran berkembang ke arah pendekatan mengolah
limbah yang terbentuk (end-of-pipe treatment).

B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi produksi bersih?

Konsep Produksi Bersih

b. Bagaimana konsep penerapan produksi bersih?


c. Apa saja aspekaspek dalam pelaksanaan produksi bersih?
d. Apa pengaruh aspek lingkungan dalam pasaran global, regional
e.
f.
g.
h.

dan nasional?
Apa peluang dan tantangan penerapan produksi bersih?
Apa kendala penerapan produksi bersih?
Apa manfaat dan keuntungan penerapan produksi bersih?
Apa implementasi produksi bersih di bidang Industri?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui definisi produksi bersih.
b. Untuk mengetahui konsep penerapan produksi bersih.
c. Untuk mengetahui aspekaspek dalam pelaksanaan produksi
bersih.
d. Untuk mengetahui pengaruh aspek lingkungan dalam pasaran
global, regional dan nasional.
e. Untuk mengetahui peluang dan tantangan penerapan produksi
bersih.
f. Untuk mengetahui kendala penerapan produksi bersih.
g. Untuk mengetahui manfaat dan keuntungan penerapan produksi
bersih.
h. Untuk mengetahui implementasi produksi bersih di budang
Industri.

Konsep Produksi Bersih

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Produksi Bersih
Produksi Bersih merupakan istilah yang digunakan untuk
menjelaskan pendekatan secara konseptual dan operasional terhadap
proses produksi dan jasa, dimana dampaknya dari keseluruhan daur
hidup produk terhadap lingkungan dan manusia diupayakan sekecil
mungkin. Strategi Produksi Bersih mempunyai arti yang sangat luas
karena didalamnya termasuk upaya pencegahan pencemaran dan
perusakan lingkungan melalui pilihan jenis proses, yang akrab
lingkungan, minimisasi limbah, analisis daur hidup dan teknologi
bersih.
Pencegahan terhadap pencemaran dan perusakan lingkungan
adalah strategi yang perlu diprioritaskan dalam upaya mewujudkan
industri dan jasa yang berwawasan lingkungan, namun bukanlah
merupakan satu-satunya strategi yang harus diterapkan. Strategi lain
seperti program daur ulang, pengolahan dan pembuangan limbah
tetap diperlukan sehingga dapat saling melengkapi satu dengan
lainnya. Menurut Undang-undang Republik Indonesia, No. 23 tahun
1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi-definisi berikut
ini perlu diketahui sebelum melangkah kepada definisi Produksi Bersih.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan mahluk hidup, termasuk didalamnyamanusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain.
Pengelolaan

lingkungan

hidup

adalah

upaya

terpadu

untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan


penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.
Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan
kesatuan

utuh

menyeluruh

Konsep Produksi Bersih

dan

Baling
3

mempengaruhi

dalam

membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan


hidup.
Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk mendukung kehidupan manusia serta mahluk hidup lain.
Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar mahluk
hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan /atau
unsur pencemar yang ditenggarai keberadaanya dalam suatu sumber
daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya
mahluk

hidup,

zat,

energi,

dan/atau

komponen

lain

kedalam

lingkungan hidup oleh kegiatan manusia, sehingga kualitasnya turun


sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau
hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi
dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
Dampak

lingkungan

hidup

adalah

pengaruh

perubahan

pada

lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau


kegiatan.
Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) mendefinisikan
Produksi Bersih sebagai:
Suatu strategi pengelolaan lingkungan yang preventive dan diterapkan
secara terus menerus pada proses produksi, serta daur hidup produk
dan jasa untuk meningkatkan eko-efisiensi dengan tujuan mengurangi
resiko terhadap manusia dan lingkungan.

B. Konsep Penerapan Produksi Bersih


Konsep Produksi Bersih memiliki 4 (empat) prinsip dasar, yaitu:
1. Prinsip kehati-hatian (precautionary): tanggung jawab yang utuh

Konsep Produksi Bersih

dari produsen agar tidak menimbulkan dampak yang merugikan


sekecil apapun.
2. Prinsip pencegahan (preventive): penting untuk memahami
siklus hidup produk (product life cycle) dari pemilihan bagan
baku hingga terbentuknya limbah.
3. Prinsip demokrasi: komitmen dan keterlibatan semua pihak
dalam rantai produksi dan konsumsi.
4. Prinsip holistic: pentingnya keterpaduan dalam pemanfaatan
sumber daya lingkungan dan konsumsi sebagai satu daur yang
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Strategi yang digunakan dalam penerapan Produksi Bersih adalah:
1. Pencegahan terhadap pencemaran dan perusakan lingkungan;
2. Program daur ulang;
3. Pengolahan dan pembuangan limbah tetap diperlukan sehingga
dapat saling melengkapi satu dengan lainnya.
Konsep

pencegahan

pencemaran

dengan

penerapan

Produksi Bersih dapat diperinci urutan penerapannya atau hirarki


pelaksanaan Produksi Bersih seperti di bawah ini:

Gambar 2.1 Konsep Penerapan Produksi Bersih


Strategi untuk menghilangkan limbah atau mengurangi limbah
sebelum terjadi (preventive strategy), lebih disukai daripada strategi
yang berurusan dengan pengolahan limbah atau pembuangan limbah
yang telah ditimbulkan (treatment strategy). Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan strategi berikut ini:
1. Eliminasi

Konsep Produksi Bersih

Strategi ini dimasukkan sebagai metode pengurangan limbah


secara total. Bila perlu tidak mengeluarkan limbah sama sekali
(zero discharge). Didalam konsep penerapan Produksi Bersih hal
ini dimasukkan sebagai metode pencegahan pencemaran.
2. Minimalisasi Limbah (mengurangi sumber limbah)
Strategi pengurangan limbah yang terbaik adalah strategi yang
menjaga

agar

limbah

tidak

terbentuk

pada

tahap

awal.

Pencegahan limbah mungkin memerlukan beberapa perubahan


penting terhadap proses.
3. Daur Ulang
Jika timbulnya limbah tidak dapat dihindarkan dalam suatu proses,
maka strategi-strategi untuk meminimkan limbah tersebut sampai
batas tertinggi yang mungkin dilakukan harus dicari, seperti
misalnya daur ulang (recycle) dan/atau penggunaan kembali (reuse). Jika limbah tidak dapat dicegah, pengolahan limbah dapat
dilakukan.
4. Pengendalian Pencemaran
Strategi

yang

terpaksa

dilakukan

mengingat

pada

proses

perancangan produksi perusahaan belum mengantisipasi adanya


teknologi baru yang sudah bebas terjadinya limbah.
5. Pengolahan dan Pembuangan
Strategi terakhir yang perlu dipertimbangkan adalah metoda
pembuangan

altematif.

Pembuangan

limbah

yang

tepat

merupakan suatu komponen penting dari keseluruhan program


manajemen lingkungan. Ini adalah teknik yang paling tidak efektif.
6. Remediasi
Strategi penggunaan kembali bahan-bahan yang terbuang bersama
limbah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar peracunan dan
kuantitas limbah yang ada.
Esensi dasar dari produksi bersih adalah:
1) Pencegahan, pengurangan dan penghilangan limbah dari

Konsep Produksi Bersih

sumbernya.
2) Perubahan mendasar pada sikap manajemen dan diperlukan
komitmen.
3) Pencegahan polusi harus dilaksanakan sedini mungkin, pada
setiap tahapan kegiatan yaitu pada pembuatan peraturan.,
kebijakan, implementasi proyek, proses produksi dan desain
produk.
4) Program harus dilaksanakan secara kontinyu dan selaras
dengan perkembangan sains dan teknologi
5) Penerapan strategi yang komprehensif dan terpadu, agar produk
dapat bersaing di pasar lokal maupun internasional.
6) Produksi bersih hendaknya melibatkan pertimbangan daur
hidup suatu produk.
7) Program multi media dan multi desain.
Diterapkan di seluruh sektor: industri, pemerintah, pertanian,
energi, transportasi, para konsumen.

Gambar 2.2 Daur Hidup Produk dan Dampak Lingkungan


Pada dasarnya, fokus dari teknik Produksi Bersih adalah tentang
bagaimana mengurangi limbah dari sumbernya. Adapun hal-hal
yang dapat dilakukan teknik pengurangan limbah ini adalah:
a. Manajemen inventaris
1. Pengendalian inventaris

Konsep Produksi Bersih

2. Pengendalian bahan
b. Modifikasi proses produksi
1. Prosedur operasi dan pemeliharaan
2. Perubahan bahan
3. Modifikasi peralatan proses
c. Pengurangan volume
1. Pemilahan sumber
2. Pengentalan
d. Recovery
1. Recovery on site (di lokasi)
2. Recovery off site (diluar lokasi)
C. Aspek-Aspek dalam Pelaksanaan Produksi Bersih
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya pelaksanaan
Produksi Bersih adalah:
1. Proses
Mencakup upaya konservasi bahan baku dan energi, menghindari
pemakaian bahan berbahaya dan beracun, mengurangi jumlah dan
toksisitas semua limbah dan emisi yang dikeluarkan sebelum
meninggalkan proses.
2. Produk
Menitik

beratkan

pada

upaya

pengurangan

dampak

pada

keseluruhan daur hidup produk, mulai dari ekstraksi bahan baku


sampai pembuangan akhir setelah produk tidak digunakan.
3. Jasa
Menitik beratkan pada upaya penggunaan proses 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) diseluruh kegiatannya, mulai dari penggunaan
bahan baku sampai ke pembuangan akhir.
Penerapan produksi bersih dalam proses produksi dapat
dilakukan dengan mengintegrasikan aspek-aspek tersebut di atas.
Konsep Produksi Bersih

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.3 Integrasi Manajemen Lingkungan Dalam Proses Produksi


D. Pengaruh Aspek Lingkungan dalam Pasaran Global, Regional dan
Nasional
Saat ini terdapat dua mekanisme yang mendorong terjadinya
pendekatan baru dalam hal perdagangan global, yaitu:
Pertama, adanya kekuatan konsumen yang makin meningkat dan
makin besarnya rasa solidaritas lingkungan (ecolabel atau green label)
Kedua, dalam waktu sekitar lima belas tahun (awal tahun tujuh
puluhan sampai pertengahan delapan puluhan), industri menghadapi
penegakan hukum yang konsisten disertai baku mutu yang makin
ketat. Dari sisi perdagangan, adanya pengaturan perdagangan dunia
adalah meminimalkan hambatan perdagangan dan menciptakan pasar
terbuka serta kecenderungan mengaitkan aspek lingkungan hidup
yang terus meningkat (Standardisasi ISO 9000 maupun ISO 14000).
Perlunya Mengintegrasikan Produksi Bersih dengan Strategi

Konsep Produksi Bersih

Pemasaran Produk dan Manfaat yang akan Diperoleh


Bahwa sikap Indonesia mengenai perlunya integrasi Produksi
Bersih dengan strategi pemasaran produk dalam menanggapi isu
lingkungan sudah jelas. Hal tersebut sudah menjadi komitmen
pemerintah. Dalam konteks perdagangan dan industri di Indonesia,
pemerintah juga telah memperkenalkan Produksi Bersih (cleaner
production) sejak tahun 1993 melalui program - program yang
dikembangkan oleh BAPEDAL untuk menarik minat masyarakat
(Community Awareness ) dalam menerapkan Produksi Bersih.
Selanjutnya program-program Produksi Bersih dilaksanakan sejalan
dengan program-program lain yang dapat mendorong penerapan
Produksi Bersih seperti label lingkungan (environmental labelling) dan
Sistem Manajemen Lingkungan (environmental management system)
melalui kerjasama dengan instansi terkait misalnya Departemen
Perindustrian dan Perdagangan.
Dengan adanya integrasi Produksi Bersih dengan strategi
pemasaran produk maka banyak manfaat yang dapat diperoleh bagi
semua pihak (win-win situation). Misalnya, bagi usaha ekspor, upaya
mengintegrasikan

penerapan

Produksi

Bersih

dengan

strategi

pemasaran akan membuat produk dan atau jasa-nya telah memenuhi


persyaratan tertentu sehingga dapat dikatakan sebagai produk / jasa
yang akrab dengan lingkungan. Dengan demikian produk-nya dapat
diterima oleh konsumen internasional.

E. Peluang dan Tantangan Penerapan Produksi Bersih


Peluang penerapan produksi bersih, yakni:
1. Memberi keuntungan ekonomi, sebab didalam Produksi Bersih
terdapat strategi pencegahan pencemaran pada sumbernya
(source reduction dan inprocess recycling) yaitu pencegahan
Konsep Produksi Bersih

10

terbentuknya limbah secara dini dengan demikian

dapat

mengurangi biaya investasi yang harus dikeluarkan untuk


pengolahan dan pembuangan limbah atau upaya perbaikan
lingkungan.
2. Mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan.
3. Memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam
jangka panjang melalui konservasi sumber daya, bahan baku
dan energi.
4. Mendorong pengembangan teknologi baru yang lebih efisien dan
akrab lingkungan
5. Mendukung

prinsip

`environmental

equity'

dalam

rangka

pembangunan berkelanjutan.
6. Mencegah atau memperlambat terjadinya proses degradasi
lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya alam.
7. Memelihara ekosistem lingkungan.
8. Memperkuat daya saing produk dipasar intemasional.
Tantangan Penerapan Produksi Bersih, antara lain:
1. Tercapainya efisiensi produksi yang optimal;
2. Diperolehnya penghargaan masyarakat terhadap sistim produksi
yang akrab lingkungan; dan
3. Mendapatkan insentif

F. Kendala Penerapan Produksi Bersih


Kendala-kendala yang dapat timbul dalam penerapan Produksi Bersih
adalah:
1. Kendala Ekonomi
Hambatan ekonomi akan timbul bila kalangan usaha merasa tidak
akan mendapat keuntungan dalam penerapan Produksi Bersih.
Sekecil

apapun

Konsep Produksi Bersih

penerapan

Produksi
11

Bersih,

bila

tidak

menguntungkan
manajemen

bagi

untuk

perusahaan

membuat

maka

keputusan

akan
tentang

sulit

bagi

penerapan

Produksi Bersih. Contoh hambatan adalah sebagai berikut:


a) Keperluan biaya tambahan peralatan.
b) Tingginya modal/investasi dibanding kontrol pencemaran
secara konvensional sekaligus penerapan Produksi Bersih.
c) Penghematan proses Produksi Bersih yang belum nyata
realisasinya.
2. Kendala Teknologi
a) Kurangnya informasi Produksi Bersih.
b) Sistem yang baru ada kemungkinan tidak sesuai
dengan yang diharapkan atau malah menyebabkan
gangguan.
c) Fasilitas produksi ada keTungkinan sudah penuh.
tidak ada tempat lagi untuk tambahan peralatan.
3. Kendala Sumber Daya Manusia
a) Kurangnya komitmen manajemen puncak.
b) Adanya keengganan untuk berubah baik secara individu
maupun organisasi.
c) Lemahnya komunikasi internal.
d) Pelaksanaan organisasi yang kaku.
e) Birokrasi, terutama dalam pengumpulan data.
f) Kurangnya dokumentasi dan penyebaran informasi.
g) Kurangnya pelatihan SDM mengenai Produksi Bersih.
G. Manfaat dan Keuntungan Penerapan Produksi Bersih
Manfaat penerapan Produksi Bersih, antara lain:
1. Lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya alam.
2. Mengurangi biaya-biaya yang berkenaan dengan lingkungan
3. Mengurangi atau mencegah terbentuknya pencemar
4. Mencegah berpindahnya pencemar dari satu media ke media
lain

Konsep Produksi Bersih

12

5. Mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan


6. Memberikan peluang untuk mencapai sistem manajemen
lingkungan pada ISO 14000
7. Memberikan keunggulan daya saing dipasar domestik dan
internasional
Keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dengan diterapkannya
produksi bersih, yaitu:
1. Mengurangi atau mencegah terbentuknya pencemar.
2. Mencegah berpindahnya pencemar dari suatu mediake media
lain.
3. Mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
4. Memberikan peluang untuk mencapai sistem manajemen
lingkungan seperti pada ISO 14000
5. Mengurangi biaya-biaya pentaatan hukum.
6. Menghindari biaya-biaya lingkungan.
7. Memberikan keunggulan daya saing di pasar domestik dan
internasional.
H. Implementasi Produksi Bersih di Bidang Industri
Berikut ini bebrapa contoh perusahaan yang telah melakukan
penerapan produksi bersih.
a. Perbaikan Melalui Perubahan Proses Pada Fasilitas di
Pabrik Otomotif: PT. X Jakarta
Sejarah singkat perusahaan
PT. X Jakarta berdiri pada tahun 1990, kemudian diambil
alih kepemilikan oleh PT. Astra International. Perusahaan ini
memproduksi mobil, khususnya minibus dengan kapasitas
produksi pada tahuhn 1996 sebesar 30.000 unit.
Pelaksanaan Produksi Bersih
Pada awalnya, proses yang digunakan oleh proses
produksi

yang

Konsep Produksi Bersih

digunakan

adalah

13

wet

sanding.

Pada

pelaksanaannya proses wet sanding menghasilkan limbah cair


sebesar 68,9 l/unit. Dengan diterapkannya produksi bersih yang
diimplementasikan dengan perubahan proses produksi, yaitu
slight sanding, maka limbah cair yang dihasilkan menjadi 12,2
l/unit.
Berdasarkan uraian singkat di atas dapat diketahui bahwa
dengan perubahan proses produksi, limbah cair yang dihasilkan
menjadi menurun. Hal ini sesuai dengan konsep produksi bersih,
yaitu mengurangi limbah langsung dari sumbernya. Untuk lebih
memahami kedua proses produksi di atas, dapat dilihat pada
diagram alir berikut.

Gambar 2.4 Proses wet sanding, Gambar 2.5 Proses slight sanding

Konsep Produksi Bersih

14

Gambar 2.6 Proses wet sanding dan slight sanding


Keuntungan

yang

diperoleh

perusahaan

dari

penerapan

produksi bersih, dalam hal ini perubahan pada proses produksi adalh
keuntungan dari segi ekonomis dan keuntungan dari segi lingkungan.
Adapun keuntungan dari segi ekonomis adalah:
a) Penghematan konsumsi air demineralisasi dari 68,9 l/unit
menjadi 12,2 l/unit (penghematan sebesar Rp. 8.419.950 /
tahun).
b) Penghematan pemakaian amplas dari 1 lembar per unit
menjadi 0,16 lembar per unti (penghematan sebesar Rp.
21.546.000 / tahun).
c) Penggunaan degreaser (160 l/hari) tidak digunakan lagi dan
diganti dengan proses pemyemprotan udara (penghematan
Rp. 80.640.000 / tahun).
d) Pengematan ruang kerja sebesar 465 m 2, di mana proses
wet sanding memerlukan area seluas 510 m 2, sedangkan
proses slight sanding memerlukan area sebesar 45 m 2. Hal
ini berarti terjadi penghematan sebesar Rp. 50.533.875 /
tahun.
e) Penghematan waktu untukperbaikan dari 26,7 menit menjadi
8 menit.
f) Penurunan jumlah cacat per unit dari 58,5 menjadi 8.
Sedangkan keuntungan yang didapatkan perusahaan dari segi
lingkungan adalah:
a) Mengurangi dampak lingkungan dari pemakaian
sanding.
b) Mengurangi dampak lingkungan dari pemakaian

Konsep Produksi Bersih

15

degreaser.
c) Mengurangi resiko terhadap kesehatan karyawan
dengan adanya proses baru debu dapat dikurangi.
d) Baku mutu limbah cair mengenai debit limbah
dapat dipenuhi, bahkan dapat direduksi lebih dari
50%.
b. Modifikasi Produksi dan Proses Pada Pabrik Kendaraan
Bermotor: PT. DENSO - Bekasi
Sejarah singkat perusahaan
PT. DENSO Bekasi merupakan perusahaan asing dari
Jepang yang bekerjasama dengan pihak Indonesia. PT. DENSO
memproduksi alat-alat kendaraan bermotor antara lain car dan
bus air, conditioner, busi, filter, alternator, starter.
PT. DENSO menerapkan sistem produksi bersih dengan
memodifikasi dalam hal produk yang dihasilkan dan modifikasi
proses. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.7.
Keuntungan terpenting yang diperoleh PT. DENSO dengan
diterapkannya program ini adalah perlindungan terhadap lapisan
ozon serta keuntungan tambahan, yaitu penghematan biaya
produksi.

Tabel 2.1 Penghematan Biaya PT. DENSO


Program Lama
Pelumasan

861.660

TCE Bersih 7.200.000


Konsep Produksi
T O TAL

8.061.660

Program Baru
Pelumasan

2.332.725

Air16
panas

660.000

T O TAL

2.992.725

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan diterapkannya


produksi bersih, perusahaan melakukan penghematan sebesar
Rp. 5.068.935 / bulan.

Gambar 2.7

Modifikasi
proses pada PT. DENSO

Konsep Produksi Bersih

17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Produksi Bersih adalah Suatu strategi pengelolaan lingkungan
yang preventive dan diterapkan secara terus menerus pada
proses produksi, serta daur hidup produk dan jasa untuk
meningkatkan eko efisiensi dengan tujuan mengurangi resiko
terhadap manusia dan lingkungan.
b. Prinsip kehati-hatian (precautionary),

prinsip

pencegahan

(preventive), prinsip demokrasi, dan prinsip holistic. Konsepnya


antara lain: Eliminasi, minimalisasi limbah (mengurangi sumber
limbah), daur ulang, pengendalian pencemaran, pengolahan
dan pembuangan, dan remediasi
c. Aspek yang perlu diperhatikan yakni: proses, produk, jasa.
d. Dengan adanya integrasi Produksi Bersih dengan strategi
pemasaran produk maka banyak manfaat yang dapat diperoleh
bagi semua pihak (win-win situation)
e. Peluang: Memberi keuntungan ekonomi, mencegah terjadinya
pencemaran dan perusakan lingkungan, memelihara dan
memperkuat

pertumbuhan

ekonomi

dalam

Mendorong

pengembangan teknologi baru yang lebih efisien dan akrab


lingkungan, mendukung prinsip environmental equity,
mencegah atau memperlambat terjadinya proses degradasi
lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya alam, memelihara
ekosistem lingkungan, dan memperkuat daya saing produk
dipasar

intemasional.

Tantangan:

Tercapainya

efisiensi

produksi yang optimal, diperolehnya penghargaan masyarakat


terhadap sistim produksi yang akrab lingkungan, dan
Mendapatkan insentif.
f. Kendalanya: ekonomi, teknologi, dan sumber daya manusia.
g. Manfaat dan penerapan produksi bersih Lebih efektif dan
efisien, mengurangi atau mencegah terbentuknya pencemar.
h. Implementasi produksi bersih di bidang industri yakni PT. Denso
- Bekasi
Konsep Produksi Bersih

18

B. SARAN
1. Sebaiknya setiap perusahaan di Indonesia menerapkan konsep
produksi bersih di perusahaannya masing-masing. Sehingga
terjadi peningkatan kualitas bagi perusahaan tersebut nantinya.
2. Bagi perusahaan yang telah menerapkan konsep produksi
bersih

disarankan

untuk terus meninjau

kinerjanya

dan

dilakukan terus-menerus.

DAFTAR PUSTAKA
Johansson, Allan. (1992). Clean technology. Lewis. Boca Raton.
Nemerow, N. L. (1995). Zero Pollution for Industry, waste minimization
through industrial complexes. John Wiley & Sons. New York &
Singapore
Konsep Produksi Bersih

19

Randall, Paul M. (ed). (2001). Engineers guide to cleaner production


technologies. Technomic. Basel.

Konsep Produksi Bersih

20

Anda mungkin juga menyukai