Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“PENGUKURAN TINGGI MUKA AIR”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hidrologi Sungai Dan Danau

Dosen Pengampu:

Muhammad Muhaimin, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Winanda Nathania (2110115220001)

Nikmah (2110115320001)

Siti Maysarah (2110115220018)


Nadya Lestari (2110115120001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-

Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul ”


Pengukuran Tinggi Muka Air” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memahami
tugas dari bapak Muhammad Muhaimin, S.Pd., M.Si pada mata kuliah Hidrologi
Sungai Dan Danau.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang sekarang kami tekuni.kami menyadari,
makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
yang kami buat ini.

Banjarmasin, 20 Maret 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

B. DATUM TINGGI MUKA AIR................................................................5

C. PENGUKURAN TINGGI MUKA AIR DENGAN CARA MANUAL. .7

D. PENDUGAAN PERMUKAAN AIR......................................................16

E. PEMASANGAN ALAT DUGA AIR ATOMATIK...............................20

F. SISTEM TELEMETERING...................................................................23

G. ALAT PENCATAT DEBIT....................................................................25

H. PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN ALAT DUGA AIR


OTOMATIK......................................................................................................26

REFERENSI..........................................................................................................27
BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGUKURAN TINGGI MUKA AIR

Tinggi muka air (stage height, gauge height) sungai adalah elevasi
permukaan air (water level) pada suatu penampang melintang sungai terhadap
suatu titik tetap yang elevasinya telah diketahui. Fluktuasi permukaan air sungai
menunjuk- kan adanya perubahan kecepatan aliran dan debitnya. Pengukuran
tinggi muka air merupakan langkah awal dalam pengumpulan data aliran sungai
sebagai data dasar hidrologi. (BAB II PEMBAHASAN, n.d.). Data tinggi muka air dapat
digunakan secara langsung untuk berbagai keperluan pembangunan, misalnya saja
untuk perhitungan pengisian air pada waduk, menentukan perubahan kedalaman
aliran dari waktu ke waktu untuk keperluan transportasi air, sebagaimana banyak
dilakukan di pulau Sumatera dan Kalimantan, perencanaan pembangunan fisik di
daerah dataran banjir dan untuk keperluan lainnya. Untuk keperluan analisa
hidrologi, data tinggi muka air digunakan sebagai dasar perhitungan debit setelah
dibuat hubungan antara tinggi muka air dan debit hasil pengukuran debit yang
dilakukan secara berkala, yang mencakup pengukuran debit pada muka air rendah
sampai tinggi. Data debit tersebut selanjutnya digunakan sebagai data untuk
berbagai keperluan, misalnya untuk keperluan sumber tenaga listrik, perhitungan
persediaan air dari suatu daerah Irigasi, perhitungan keseimbangan air dari suatu
DPS dan untuk analisa hidrologi lainnya. Dengan demikian ketelitian dalam
perhitungan data debit juga tergantung daripada ketelitian pengukuran tinggi
muka air. Pengukuran tinggi muka air dapat dilaksanakan dengan cara manual
menggunakan alat duga air biasa (non recording gauges) dan atau cara otomatis
menggunakan alat duga air otomatik (recording gauges) yang dipasang pada suatu
pos duga air sungai. Pemilihan penggunaan kedua macam cara pengukuran tinggi
maka air tersebut tergantung dari beberapa hal, antara lain:
1. Tersedianya dana;
2. Cepat atau lambatnya perubahan tinggi muka air;
3. Maksud analisa hidrologi;
4. Tersedianya pengamat untuk pengoperasian pos duga air, dan
5. Ketelitian data debit yang diinginkan.

Untuk keperluan pendataan aliran sungai yang memer- lukan waktu dengan
periode panjang, maka pengukuran tinggi muka air dari suatu pos duga air harus
menggunakan alat duga air otomatik.

B. DATUM TINGGI MUKA AIR

Datum tinggi muka air adalah elevasi titik nol alat duga air terhadap
permukaan air laut rata-rata (titik tetap/trianggulasi atau titik tetap sementara),
dimaksudkan agar memudahkan penggunaan datanya untuk berbagai keperluan.
Untuk meng- hindari pembacaan tinggi muka air dengan nilai negatip maka
elevasi datum harus ditentukan di lebih rendah dari aliran nolnya, biasanya
dipasang 10 sampai 20 cm lebih rendah dari aliran nol tersebut. Apabila terjadi
perubahan penampang kendali seba- gai akibat dari proses degradasi sehingga
terjadi alirannya lebih rendah dari datum. Untuk menghindari pengukuran tinggi
muka air dengan nilai negatip, maka diperlukan perubahan elevasi da- tum.
Apabila terdapat penampang kendali buatan (misalnya am- bang), maka datum
tinggi muka air ditentukan pada elevasi aliran nol, yaitu pada titik terendah dari
mercu penampang kendali bua- tan tersebut. Suatu keadaan yang harus
diperhatikan adalah bahwa datum tinggi muka air harus dijaga sedapat mungkin
jangan sam- pai berubah elevasinya terhadap titik tetap, sehingga hanya ada satu
titik nol alat duga air untuk semua tinggi muka air yang diu- kur selama pos duga

air itu berfungsi. Untuk menjaga agar ked- udukan elevasi datum tinggi muka air
tidak berubah maka perlu dipasang paling sedikit dua atau tiga titik tetap
sementara di seki- tar bangunan pos duga air.
Elevasi datum tinggi muka air harus di cek secara berka- la terhadap titik tetap
sementaranya, sedangkan titik tetap semen- tara juga harus di cek elevasinya
terhadap titik trianggulasi ter- dekat (apabila memungkinkan).

Gambar di atas menunjukan sketsa daripada pengukuran tinggi muka air terhadap
datum dan titik sementaranya. Apabila terjadi perubahan elevasi penampang
kendali sehingga pada muka air rendah mempunyai nilai negatip terhadap
datumnya maka dalam pencatatan tinggi muka airnya yang diukur harus diberi
tanda negatip, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesa- lahan dalam
perhitungannya. Apabila terjadi perubahan lokasi pos duga air dari sekitar pos
duga air yang telah ada, maka perubahan elevasi datumnya harus juga
diperhitungkan. Bangunan s tik tetap sementara harus kuat dan kokoh serta tidak
mudah rusak atau berubah, diberi nomor dan identitas dan harus diusahakan
diketahui elevasi terhadap bangunan tertentu atau dari permukaan laut, keadaan
tersebut dimaksudkan apabila datumnya hilang atau rusak maka elevasinya masih
dapat ditentukan lagi sesuai dengan elevasi datum tinggi muka air yang semula.
Perubahan elevasi daripada datum tinggi muka air harus dicatat dan diikutsertakan
sebagai bahan diskripsi pos duga air dalam buku publikasi debitnya. Bangunan
titik tetap biasanya dibuat dari bangunan be ton bertulang dengan ukuran 200 x
200 x 750 mm dan ukuran pondasinya 200 x 600 x 600 mm serta dibagian atasnya
diberi besi baja ukuran diameter 10 x 150 mm, ukuran tersebut dapat berubah
sesuai dengan kebutuhan dan tersedianya bahan. Gambar 3.3 menunjukan contoh
lokasi daripada titik tetap sementara, dua titik tetap di luar bangunan pos duga air
sedangkan elevasi titik tetap yang ketiga ditempelkan pada bangunan pos duga air
nya.

C. PENGUKURAN TINGGI MUKA AIR DENGAN CARA MANUAL

Pengukuran tinggi muka air cara manual dilaksanakan dengan membaca


elevasi permukaan air yang tertera pada alat duga air biasa yaitu alat duga air yang
tidak dengan sendirinya dapat bekerja secara otomatis dalam mencatat fluktuasi
muka air berdasarkan fungsi waktu. Pengukurannya dilakukan oleh seorang
pengamat secara teratur setiap harinya, minimal dilaku- kan tiga kali setiap
harinya yaitu jam 07.00 pagi, jam 12.00 siang dan 17.00 sore hari waktu setempat,
apabila diperlukan frekuensi pengukurannya dapat ditambah, terutama selama
terjadi banjir agar data muka airnya lebih lengkap. Banyaknya pengukuran tinggi
muka air setiap harinya tergantung dari banyaknya faktor, antara lain:

1. Besarnya fluktuasi muka air;


2. Tersedianya dana untuk honor pengamat, dan 3. Ketelitian yang
diinginkan.

Pengamat secara teratur harus melaporkan datanya kepada instansi


hidrologi yang berwenang. Pelaporan harian da- pat dilaksanakan menggunakan
telepon atau teletype, apabila datanya sangat segera diperlukan. Pelaporan bulanan
atau mingguan, data muka air dapat dikirim melalui kantor pos terde- kat atau
diambil setiap tiga bulan sekali oleh petugas dari instansi hidrologi yang
bersangkutan sambil membayarkan honor pengamat yang melaksanakan
pengukuran tinggi muka air dan melaksanakan pengukuran debit. Pengukuran
tinggi muka air cara manual dengan meng- gunakan alat duga air biasa
mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:

1. Mudah dalam memasang peralatannya, dan


2. Biaya untuk pemasangan, operasi dan pemeliha- raannya lebih murah
dibanding pengukuran tinggi muka air cara otomatik.

Disamping itu, pengukuran tinggi muka air cara manual dengan menggunakan
alat duga air biasa juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:

1. Kebenaran data tergantung daripada pengamat (kesa- lahan pembacaan,


pencatatan atau juga pemalsuan. Data mempunyai kemungkinan lebih
besar);
2. Kesulitan untuk mendeteksi kesalahan data muka air yang tercatat;
3. Keratasan kuensi pengukuran muka an musa yang hanya 3 kali sehari)
maka perubahan tinggi muka air tidak terukur semua sehingga datanya ku-
rang dapat menggambarkan fluktuasi yang sebenar- nya (lihat gambar 3.4)
keadaan demikian maka datanya tidak dapat digunakan untuk analisa
hidro- grap banjir, apalagi banjir di Indonesia kebanyakan terjadi pada
sore hingga malam hari, pada saat tidak dilakukan pengukuran tinggi
muka air, walaupun demikian penggunaan alat duga air biasa untuk
mengukur tinggi muka air rendah pada musim kemarau umumnya dapat
memperoleh data yang cukup teliti;
4. Tidak semua lokasi, terutama di daerah terpencil dapat dengan mudah
dijumpai orang yang sanggup untuk mengukur tinggi muka air tiga kali
sehari, dan
5. Faktor ketidak lancarnya pembayaran honor, atau Rendahnya honor
pengamat dapat menyebabkan kerjanya kurang baik.

Pada pekerjaan pelaporan data tinggi muka air harus di- lengkapi dengan berbagai
informasi, misal nama sungai, tempat pos duga air, nama pengamat, jenis
penampang kendalinya. Se- tiap petugas dari instansi hidrologi yang
melaksanakan inspeksi harus membuat laporan teknis antara lain mencakup:

1. Keadaan penampang kendali dan alur sungainya;


2. Keadaan pos duga air;
3. Keadaan alatnya;
4. Pekerjaan pengamat;
5. Informasi lainnya yang dapat memberikan keterangan tentang pengukuran
tinggi muka air dan debit, dan
6. Saran-saran teknis untuk kemudahan pelaksanaan pengoperasian dan
pemeliharaan pos duga air serta kegiatan pengukuran tinggi muka air dan
debitnya.
Alat duga air biasa dapat dipasang berdampingan dengan alat duga air otomatik
dengan tujuan :

1. Sebagai penunjuk tinggi muka air sungai untuk dasar pengecekan tinggi
muka air pada alat duga air
2. Sebagai penunjuk tinggi muka air sungai untuk da- sar pengecekan tinggi
muka air pada alat duga air otomatik; 2. Sebagai pengganti sementara
untuk mengukur tinggi muka air pada saat alat duga air otomatik tidak
berfungsi (rusak, persediaan kertas grafik habis, d sebagainya), pada
keadaan demikian pengamat ha- rus mengukur tinggi muka air
menggunakan alat daga air biasa.

Pengukuran tinggi muka air secara manual dengan menggunakan alat duga air
dapat menggunakan alat:

1. Duga air papan (staff gauge), atau


2. Duga air gantung (suspended gauge).

Alat duga air biasa dapat dipasang di tepi sungai ata dengan sengaja dibuatkan
sumuran di tepi sungai.

1. Alat Duga Air Papan (staff gauge)

Duga air papan merupakan alat yang paling kuno untuk mengukur tinggi
muka air. Posisi permukaan air sungai secara langsung (visual) dapat diukur
dengan membaca pada skala alat duga airnya. Duga air papan tegak adalah alat
duga air biasa yang paling umum dan banyak digunakan untuk mengukur tinggi
muka air di Indonesia. Papan duga dapat dipasang tegak atan miring, apabila
memungkinkan duga air papan tegak adalah yang paling disarankan untuk
digunakan dibanding dengan duga air papan miring.
2. Alat duga air papan tegak (suspended gauge)

Alat duga air papan tegak (vertical staff gauge) pada umumnya dibuat dari
besi enamel berukuran lebar 100 – 200 mm, panjang 100 cm, bertanda khusus
setiap 1,0 cm dan diberi tanda lain setiap 1,0 dm. Dapat juga menggunakan
alumunium atau besi baja yang antikorosi. Gambar 3.5 menunjukkan contoh
pemberian skala pada papan duga air papan tegak. Duga airDuga air papan tegak
dapat dipasang di tepi sungai dengan menggunakan dinding kayu keras atau besi
yang tahan air, di pasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah hanyut karena
banjir atau rusak karena kena benturan material yang dibawa aliran.
Duga air papan tegak dapat pula dipasang pada pilar jembatan atau pada bangunan
pengairan lainnya seperti dipasang pada ambang, intake saluran irigasi, Gambar
3.6 dan 3.7 menunjukan contoh sketsa tempat pemasangan papan duga air tegak.
Pemasangan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga memudahkan
pengoperasian dan pemeliharaannya, oleh karena itu antara lain harus meliputi
keadaan:

1. Elevasi titik nol duga air papan tegak harus lebih rendah dari aliran nol
(10-20 cm lebih rendah);
2. Elevasi titik tertinggi harus lebih tinggi (1,0 m) dari aliran banjir tertinggi
yang pernah terjadi;
3. Cat alat duga air papan tegak berikut skala harus jelas dibaca, siang
ataupun malam hari;
4. Pondasi tiang pancang alat duga air papan tegak harus kuat dan tahan
korosi;
5. Tidak mudah runtuh atau rusak karena aliran banjir atau oleh sebab yang
lainnya;
6. Mudah dicapai dan mudah dibaca, biasanya gambar skala elevasi tinggi
muka air dipasang menghadap ke arah tebing;
7. Datumnya harus diketahui elevasinya terhadap titik tetap.
Pengukuran tinggi muka air cara manual menggunakan alat duga air biasa jenis
alat duga air papan tegak dilaksanakan sebagai berikut :

 Alat Duga Air Gantung

Alat duga air gantung (suspended gauge) dapat digunakan sebagai alat
untuk mengukur tinggi muka air untuk lokasi yang sulit dicapai atau pada saat
pengukuran debit sebagai pen- gecekan tinggi muka air yang diukur dari alat duga
air papan. Tinggi muka air diukur dari titik tertentu yang telah diketahui
elevasinya, misalnya dari jembatan untuk tinggi muka air sungai atau dari lantai
sumur untuk tinggi muka air tanah. Bahannya terdiri dari alat duga kedalaman,
mekanis atau elektris yang digantung dengan alat gantung seperti rantai, kawat
atau kabel haja sampai menyentuh permukaan air. Kedalamannya diukur dari
skala pada alat gantung atau dari alat hitung untuk menentukan kedalaman
alirannya secara mekanis. Alat duga air gantung yang biasa digunakan antara lain:

1. Alat duga air rantai dengan pemberat; 2. Alat duga air pita metal dengan
pelampung; atau kabel baja sampai menyentuh permukaan air.
Kedalamannya diukur dari skala pada alat gantung atau dari alat hitung
untuk menentukan kedalaman alirannya secara mekanis. Alat duga air
gantung yang biasa digunakan antara lain :
 Alat duga air rantai dengan pemberat;
 Alat duga air pita metal dengan pelampung;
 Alat duga air kawat dengan pemberat; dan
 Alat duga air pita metal dengan bandul elektrik.

Prinsip kerja alat duga air pita dengan bandul elektrik adalah sama dengan duga
air kawat dengan pemberat. Datum alat duga air gantung biasanya berada di
permukaan tanah dan tidak berada lebih rendah dari titik ketinggian aliran nol pos
duga air- nya.
 Alat duga air rantai dengan pemberat

Alat duga air rantai dengan pemberat (chain gauge) terdiri dari tangkai
penopang yang tetap pada suatu tempat, ba- gian alat yang terbuat dari email yang
dipasang horizontal pada tangkai penopang, rantai yang berjalan melalui roda alur
yang dipasang di ujung tangkai penopang, rantai digantungi dengan pemberat
tinggi muka air diukur dengan menaik-turunkan pemberat hingga menyentuh
permukaan air, ketinggian muka air diketahui dari pembacaan skala horizontal.

 Alat duga pita metal dengan pelampung

Alat duga air pita metal dengan pelampung (float type gauge), alat ini
terdiri dari pita ukur baja, pemberat, roda alur dan pelampung (lihat gambar 3.12).
Roda alur mempunyai garis tengah 0,15 m dengan alur selebar pita ukur baja dan
ditempat- kan pada suatu dudukan. Tangkai penunjuk tinggi muka air dipasang
pada dudukan tersebut. Pelampung diikat pada ujung pita ukur dengan kelem yang
dapat dipakai untuk mengatur pan- jang pita ukur yang diinginkan. Pelampung
dibuat dari bah kuningan dengan diameter 0,250 m. Pemberat dibuat dari timah
seberat 1,0 kg. Tinggi muka air diukur dengan cara membaca skala kedalaman
yang ditunjukan pada pita baja sesuai dengan posisinya terhadap tangkai petunjuk
tinggi muka air. Alat duga air ini biasanya digunakan untuk mengecek inggi muka
air pada sumuran alat duga air otomatik.

 Alat duga air kawat dengan pemberat

Alat duga air kawat dengan pemberat (type wire - weight gauge). Alat ini
terdiri dari silinder yang digulungi kabel yang terbuat dari kawat baja dengan
ujungnya diikat dengan pemberat yang dibuat dari bahan perunggu, dilengkapi
dengan sebuah piringan berskala dan alat hitung kedalaman. Semua peralatan ini
ditempatkan dalam suatu kotak alumunium (lihat gambar 3.13). Kawat baja yang
digunakan dibuat dari bahan anti karat dengan garis tengah 0,10 cm, dan dapat
digulung oleh sebuah roda penggulung. Tinggi muka air diukur dengan cara
menurunkan kabel dengan gantungan pemberat tadi sampai menyentuh
permukaan air. Ketinggian muka airnya dibaca pada alat hitung kedalaman.

 Alat duga air pita metal dengan pemberat elektrik

Alat duga air pita metal dengan pemberat elektrik (electric tape gauge) terdiri dari
pita ukur baja yang pada ujungnya dipasang pemberat elektrik berbentuk silinder,
penggulung pita yang dipasang dalam bingkai, baterai 4,5 volt dan volt meter.
Apabila pemberat diturunkan sampai permukaan air maka akan terjadi aliran
listrik yang kemudian membuat sinyal pada volt meter. Tinggi muka air dibaca
pada pita ukur baja yang telah dilengkapi skala kedalaman. Alat duga air ini
biasanya dipasang pada sumuran bangunan pos duga air otomatik. Alat duga air
ini tidak dapat berfungsi dengan baik apabila permukaan air tertutup oleh lapisan
minyak karena minyak bukan penghantar arus listrik yang baik. Alat ini juga
banyak digunakan untuk menduga keda- laman permukaan air tanah dari suatu
sumur produksi ataupun sumur eksplorasi dalam penyelidikan air tanah.

 Alat Duga Tinggi Muka Air Puncak Banjir

Alat duga air muka puncak air banjir (crest gauges), dipakai untuk
mendapatkan data tinggi muka air puncak banjir, terutama pada lokasi pos duga
air yang pengukuran tinggi muka airnya dilaksanakan secara manual
menggunakan alat duga air biasa. Dapat juga digunakan sebagai pelengkap pada
lokasi pos duga air yang pengukuran 25 dari 70mya dilaksanakan secara otomatis,
terutama untuk mengetahui kemiringan muka air puncak banjir dalam rangka
pengukuran debit puncak banjir. 3.3.3. Alat Duga Tinggi Muka Air Puncak Banjir
Alat duga air muka puncak air banjir (crest gauges), dipakai untuk mendapatkan
data tinggi muka air puncak banjir, terutama pada lokasi pos duga air yang
pengukuran tinggi muka airnya dilaksanakan secara manual menggunakan alat
duga air biasa. Dapat juga digunakan sebagai pelengkap pada lokasi pos duga air
yang pengukuran tinggi muka airnya dilaksanakan secara otomatis, terutama
untuk mengetahui kemiringan muka air puncak banjir dalam rangka pengukuran
debit puncak banjir. Alat daga ini banyak digunakan karena beberapa faktor lain:

1. Sederhana;
2. Ekonomis;
3. Mudah dipasang, dan
4. Dapat dipercaya kebenaran datanya.

Dapat juga dipasang pada lokasi pos duga air yang sulit & jangkan untuk
melaksanakan pengukuran tinggi muka air puncak banjirnya, dapat pula dipasang
pada waduk, danau, rawa untuk mengetahui volume dari tinggi muka air
tertingginya. Ada beberapa jenis alat duga tinggi muka air puncak banjir yang
telah dikembangkan antara lain:

1. Alat duga puncak banjir jenis Griffin;


2. Alat duga puncak banjir jenis pelampung, dan
3. Alat duga puncak banjir jenis botol;

D. PENDUGAAN PERMUKAAN AIR

1. Sistem Pelampung
Sistem pelampung terdiri dari pita baja atau kabel baja yang dipasang pada
suatu alat kerekan dan alat pemberat dipasang pada salah satu ujungnya,
sedangkan ujung yang lain dipasang alat pelampung. Alat pelampung akan
bergerak turun dan naik sesuai dengan naik turunnya permukaan air, dan tinggi
muka airnya dapat dibaca dari alat pencatat tinggi muka air yang dihubungkan
dengan alat kerekan tersebut. Gambar 3.16 menun- jukkan prinsip sistem
pelampung dan gambar 3.17 menunjukkan salah satu jenis alat sistem pelampung
dan alat pencatat tinggi muka air yang sampai saat ini banyak digunakan di
Indonesia. Kepekaan pengukuran tinggi muka air tergantung dari banyak faktor,
antara lain:

1. Diamater alat pelampung (semakin besar diameter- nya akan semakin


peka);
2. Berat alat pelampung (semakin berat semakin ku- rang peka);
3. Diameter alat kerekan, dan
4. Skala kertas grafik yang digunakan dan pena atau pensil yang digunakan.

Pengukuran tinggi muka air dengan menggunakan alat penduga sistem pelampung
banyak digunakan di Indonesia, karena per- timbangan sebagai berikut:

1. Mudah perawatan dan pengoperasiannya,


2. Grafik tinggi muka air yang tercatat cukup jelas dan mempunyai ketelitian
yang cukup tinggi, dan
3. Dapat dipasang pada semua kondisi aliran sungai.

2 Sistem Gelembung Gas

Sistem gelembung gas terdiri dari sebuah sumber tekanan gas atau udara,
sistem pengontrol tekanan, sebuah selang plastik yang dipasang sampai pada dasar
sungai, dan sebuah manometer. Gas dimasukan melalui selang plastik dan meng-
gelembung bebas kedalam aliran sungai melalui lobang selang tersebut. Tekanan
gas di dalam selang plastik selalu sama dengan tinggi tekanan pizometrik pada
tempat gas tersebut keluar. Tekanan ini diteruskan ke manometer yang
dihubungkan dengan selang plastik ke sistem pengontrol tekanan yang berupa
tabung air raksa yang berisi pelampung. Untuk mendapatkan data tinggi muka
yang tepat, maka penempatan lubang selang plastik di dalam air harus pada
elevasi yang tepat dimana tinggi muka air di atasnya sama dengan tinggi muka air
di sungai, apabila lobang tersebut sebagian terbenam didalam pasir atau lumpur
dapat menyebabkan tinggi muka air yang tercatat akan lebih besar dari yang
sesungguhnya. Sistem gelembung sebaiknya tidak dipasang pada sungai yang
arusnya deras dan aliran turbulensinya tinggi.
3. Sistem Elektronis

Sistem ini terdiri dari alat pengukur tekanan air yang datanya dapat
disimpan pada suatu alat penyimpan memori. Alat ini bekerja secara elektronis
dan secara otomatis dan periode waktu penggunaannya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Alat logger dapat dipasang pada dasar sungai dengan masa operasi
selama 12 bulan setelah selesai operasinya alat logger dapat diambil untuk
selanjutnya datanya diproses dan dapat diganti dengan alat Logger yang baru
Logger yang masih kering diperlukan untuk kreasi

 alat pencatat tinggi muka air

Alat pencatat tinggi muka air dapat menggunakan berbagai macam bahan seperti
kertas grafik kertas punch magnetic ataupun alat penyimpan memori tinggi muka
air. data tinggi muka air yang diukur dengan pendugaan sistem pelampung atau
sistem gelembung gas, masih tercatat dalam bentuk:

1) grafik, pada alat pencatat grafik, alat ini masih paling banyak digunakan di
Indonesia dengan pendugaannya sistem pelampung (lebih dari 99% dari
pos duga air di Indonesia karena mudah pengoperasiannya dan biaya
perawatan relatip murah serta tidak memerlukan tenaga skill yang tinggi).
2) digital, pada alat pencatat digital yang biasanya di Indonesia menggunakan
kertas punch, penggunaan di Indonesia masih terbatas.

 alat pencatat grafik

Alat pencatat grafik adalah alat yang dapat meng- hasilkan gambar grafik tentang
hubungan tinggi muka air dan waktu pada kertas grafik yang dipasang pada alat
duga air. Skala tinggi muka air mulai dari 1 cm = 2,5 cm (1: 2,5) sampai 1 cm =
10 cm (1:10), sedangkan skala waktu tiap hari tersedia 1,2 cm sampai 4,8 cm.
Lebar kertas grafik biasanya 25 cm. Pada umumnya skala tinggi muka air 1 cm =
10 cm (1: 10) dengan skala waktu tiap hari 4,8 cm.

 alat pencatat tinggi muka air digital

Alat tersebut mencatat tinggi muka air dari nol sampai 30 m dengan selang
penambahan 0,3 cm dan kemudian diteruskan ke alat dengan batang masukan
(input shaft). Perputaran batang tersebut oleh alat diubah menjadi kode catatan
berupa pita berlubang yang mudah langsung dibaca. Kode terdiri dari empat
kelompok yang masing-masing terdiri dari empat lubang. Di tiap kelompok pada
lubang pertama berarti "8", kedua berarti "2", ketiga berarti "3", yang keempat
berarti "8". Jadi kombinasi sampai tiga lubang dalam suatu kelompok mewakili
angka-angka satu sampai sembilan dengan kosong untuk nol dan keempat
kelompok lubang mewakili semua angka dari 1 samai 9,999.
Alat pengatur waktu pada alat digital adalah pengatur waktu elektronik yang
bertenaga listrik dengan baterai 7,5 volt yang juga menggerakkan motor 6 volt
tersebut di atas. Alat pengatur waktu akan mengatur jalannya alat pencatat digital
dengan interval waktu 5, 15, 30 atau 60 menit sesuai dengan keinginan yang telah
dipilih sebelumnya dengan memasang sisir (cam) berbeda untuk tiap interval
waktu yang berbeda.Sisir pada alat pengatur waktu sesuai dengan jarum menit
sebuah jam yaitu satu putaran satu jam dibuat searah jarum jam. Apabila sisir
mempunyai satu titik penurunan, kecepatan pencatat akan membuat lubang tiap
jam. Apabila mempunyai dua titik penurunan, kecepatan alat akan membuat
lubang tiap 30 menit dan apabila mempunyai 4 titik penurunan kecepatan alat
akan membuat lubang tiap 15 menit. Alat pengatur waktu mempunyai empat titik
penurunan kecepatan. Pada waktu titik penurunan kecepatan pada sisir melewati
tangkai maka mulailah putaran pembacaan termasuk pelubangan pita.Alat
pencatat digital mungkin tidak dapat mencatat tinggi muka air maksimum secara
mutlak terutama apabila dipasang pada sungai yang alirannya deras. Akan tetapi
dengan cara menyelipkan jepitan kertas atau memasang magnit kecil dipita
pelampung sedikit dibawah papan kedudukan alat maka puncak banjir antara dua
lubang pencatatan dapat ditentukan.Pita yang dilubangi secara mekanis adalah
paling praktis untuk dipasang di lapangan yang keadaan suhu dan kelembaban-
nya berbeda-beda. Secara elektronik catatan pita berlubang 16 jalur dapat
dialihkan ke pita yang cocok untuk dimasukkan ke komputer digital untuk
dihitung tinggi muka air harian rata-rata dan debit rata-ratanya.
E. PEMASANGAN ALAT DUGA AIR ATOMATIK

 Sumuran Alat Duga Air

Sumuran alat d air berfungsi untuk melindungi pelampung, mengurangi


pengaruh fluktuasi muka air yang disebabkan oleh angin dan turbulensi agar
diperoleh pencatatan data tinggi muka air yang teliti. Sumuran alat duga air dapat
dibuat dari beton, beton bertulang, blok beton, pipa beton, pipa baja dan kadang-
kadang dari kayu. Sumuran ini dapat dipasang di tepi sungai atau langsung di
sungai menempel tiang jembatan.

Beberapa kondisi yang harus dipenuhi oleh bangunan sumuran, antara lain:

1) panjang sumuran harus cukup yaitu dasar sumuran paling sedikit harus 10 20
cm lebih-rendah dari tinggi aliran nolnya dan puncaknya harus 1,00 cm lebih
tinggi daripada elevasi puncak banjir tertinggi (atau banjir 50 tahunan);
2) endapan lumpur di dalam sumur harus selahr dibersihkan secara berkala;
3) bangunan dari sumuran harus cukup kuat dan tahan rembesan air, tidak
mudah korosi;
4) dasar sumuran paling sedikit 0,20 m di bawah lobang intake untuk mencegah
pelampung dapat terkena dasar sumuran tersebut;
5) diameter sumuran paling sedikit harus 0,06 m lebih lebar daripada diameter
pelampung;
6) alat pemberat harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
alat pemberat menempel pada pelampung;
7) alat pemberat harus dipasang sedemikian sehingga tidak akan tenggelam di
dalam air karena rupa akan mempengaruhi tingkat tenggelamnya pelampung.

 Rumah Alat
Pendugaan permukaan air dengan menggunakan sistem pelampung
ataupun sistem gelembung gas kedua-duanya memer- lukan rumah alat. Rumah
alat dapat dibuat dari bahan bangunan apa saja yang tersedia dan ukurannya dapat
bermacam-macam tergantung dari keadaan setempat. Di dalamnya diletakkan
meja untuk memasang alat duga air dan menempatkan perleng- kapannya.

 Rumah Alat Untuk Pendugaan Sistem Pelampung

Biasanya rumah alat diberi ventilasi yang baik dan lantainya harus rapat
agar uap air dari sumuran tidak masuk. Lubang ventilasi dan lubang lain yang ada
di sumuran atau rumah alat harus diberi alat rintangan untuk mencegah masuknya
serangga, tikus atau binatang lainnya masuk kedalamnya. Di dalam rumah alat
harus dilengkapi bahan pelengkap yang penting untuk operasi pos duga air, antara
lain:

1) pensil, botol tinta, pisau;


2) cadangan kertas grafik;
3) satu kotak silika-gel untuk menjaga udara didalamnya tetap kering;
4) buku pengecekan pos duga air"
5) buku tamu;
6) penanggalan, dan
7) alat pembersih lantai/dinding.

 Rumah Alat Untuk Pendugaan Sistem Gelembung

Rumah alat untuk pendugaan sistem gelembung dapat ditempatkan dimana saja,
asal elevasinya lebih tinggi dari jang- kauan muka air banjir tertinggi dan aman
dari segala gangguan ataupun pencurian. Alat duga airnya dapat dipasang di
rumah penduduk setempat atau khusus dibuatkan rumahnya tanpa membuat
sumuran, tanpa memasang pipa horizontal dan tanpa membuat bangunan
penyangga.
 Alat Duga Air Tambahan

Semua alat duga air biasa yang dipasang di lokasi pos duga air otomatik
dipandang sebagai pos duga air tambahan.

1) Di luar bangunan pos duga air Alat duga air biasa berfungsi sebagai alat
penge- cekan tinggi muka air yang tercatat pada alat pen- catat grafik
terhadap tinggi muka air di sungai. Tinggi muka air disungai adalah tinggi
muka air yang sebenarnya, oleh karena itu tinggi muka air pada alat pencatat
harus disesuaikan dengan tinggi muka air di sungai. Apabila alat duga air
otomatik tidak dapat berfungsi maka untuk sementara tinggi muka airnya
harus diukur dari alat duga air tambahan di luar bangunan pos duga air
sampai dengan alat duga air otomatiknya berfungsi lagi.
2) Di dalam bangunan pos duga air Alat duga air biasa yang dipasang di dalam
sumuran bangunan pos duga air berfungsi sebagai alat cek ketinggian muka
air di dalam terhadap tinggi muka air di luar bangunan pos duga air.

F. SISTEM TELEMETERING
Ada dua jenis sistem telemetering, yaitu:
1) Telemetering yang mencatat tinggi muka air secara terus menerus dari
lokasi yang jauh, contoh jenis ini adalah sistem telemetering "position-
motor dan impuls.
2) Telemetering yang menyampaikan pembacaan tinggi muka air apabila
diminta atau pembacaan pada interval yang ditentukan, contoh jenis ini
adalah sistem telemetering "telemark" dan tahanan.

 Sistem Position Motor

Sistem ini memakai sepasang motor yang dapat mensinkronkan


diri,apabila alat mengirim yang rotornya dijalankan oleh penduga sistem
pelampung atau sistem gelembung dan rotor motor yang di unit penerima
mengikuti gerak putaran motor pengirim yang berhubungan secara elektrik. Untuk
operasinya, sistem ini menggunakan arus bolak balik dengan hubungan berkawat
lima, dua kawat excitation dan tiga kawat saluran.

 Sistem Impuls

Sistem ini menggunakan kawat telepon atau kawat pengatur logam sebagai
media penghubung. Pengirim impuls di pos duga air dijalankan oleh penduga
sistem pelampung atau sistem gelembung dan impuls listrik dikirim ke alat
penerima melalui kawat penghu- bung. Biasanya sistem ini mempunyai baterai
sebagai sumber tenaga yang ditempatkan di alat pengirim dan arus bolak balik
pada alat penerima. Arus searah atau arus bolak balik dapat di- pakai pada alat
pengirim maupun pada alat penerima.

 Sistem Telemark

Sistem ini secara langsung dapat dengan segera mengirim tanda tinggi
muka air melalui jaringan telepon atau dengan kode pulsa melalui radio. Jarak
pengiriman tidak terbatas karena sinyal dapat dikirim melalui telepon jarak jauh
atau radio secara otomatis. Apabila pengiriman informasi melalui radio, maka
sinyal dimulai oleh alat pengatur waktu yang telah diatur sebelumnya untuk
melaksanakan penyiaran atau untuk memulai sinyal dapat ditanya melalui saluran
radio.

 Sistem Tahanan

Sistem tahanan mempunyai kemampuan jarak pengiriman data sampai


dengan 65 km, akan tetapi ada juga jenis ini yang hanya mempunyai kemampuan
sampai dengan 15 km. Sistem ini terdiri dari dua potensiometer, salah satu
diantaranya ditempatkan dalam rumah alat pencatat yang digerakkan oleh
pelampung dan roda alur. Potensiometer yang lain dan indikator nol ditempatkan
pada tempat pengamatan.

 Penggunaan Mikroprosesor

Mikroposesor (MPU) pada salah satu bagiannya ditu bungkan dengan


peralatan sensor oleh CMOS Bus, sedangkan di bagian lainnya dihubungkan
dengan peralatan output data oleh MP 6800 Bus. Kapasitas memory yang
digunakan tergantung pada kuantitas data yang diukur dan volume program. Alat
ini dapat dihubungkan dengan 14 macam sensor yang dapat berupa malog atau
digital. Data yang diukur kemudian diproses dengan program komputer, yang
setiap sensor dapat menghasilkan data tinggi muka air, debit atau hujan dan data
lainnya dapat berupa data rata-rata, minimum dan maksimum atau bentuk data
yang lain. Sensor dengan analog output dihubungkan melalui analog module AM
yang berfungsi untuk merubah sinyal analog ke sinyal digital yang selanjutnya
diproses oleh mikroposesor. Sedangkan sensor dengan digital output dihubungkan
ke mikro- posesor melalui digital modul DMP untuk paralel input atau melalui
modul DMS serial input.

 Penggunaan Satelit Untuk Telemetering

Dengan semakin majunya teknologi, maka beberapa negara maju telah


menggunakan jasa satelit bumi untuk mengi rimkan data hidrometri ke pusat data
hidrologinya. Pengguna jasa satelit ini sangat penting apabila di dalam operasi
suatu pro- yek memerlukan data tinggi muka air, debit atau data hidrometri
lainnya yang sifatnya tepat waktu (real time) yang meliputi daerah jangkauan
pengiriman data jarak jauh. Amerika Serikat telah menggunakan jasa satelit Earth
Resources Technology Satellite (ERTS) sejak tahun 1972, untuk mengirimkan
data ting gi muka air ke stasiun penerima di Goldstone, California dan Freenbelt.
Di Ingrris penerapan sistem telemetering telah meng gunakan jasa satelit
METEOSAT, dan di Kanada menggunakan Geostationary Satellite System
(GOES).

G. ALAT PENCATAT DEBIT


Pada dasarnya alat pencatat debit adalah merupakan alat pencatat tinggi
muka air dan kemudian secara langsung diubah menjadi debit. Pada umumnya
dipasang untuk sungai-sungai kecil, pos duga airnya dilengkapi alat duga air
otomatik, penam- pang kendali buatan dan perangkat alat yang dapat langsung
menunjukkan hubungan tinggi muka air dengan debitnya, misal- nya saja alat
yang dapat menyajikan secara langsung persamaan debit sebagai berikut:
H. PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN ALAT DUGA AIR
OTOMATIK

Untuk mendapatkan data muka air yang berkesinambungan harus selalu dijaga
agar alat pencatat jangan sampai rusak atau macet dan pengamat duga air harus
selalu melakukan pemeriksaan. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mendapat
data tinggi muka air yang teliti dan berkesinam- bungan antara lain:

1) datum pengukur tinggi muka air harus tetap, paling lama 3 tahun sekali
harus di cek lagi dengan titik tetap.
2) tinggi muka air yang dicatat oleh alat duga otomatik harus senantiasa
disamakan dengan tinggi muka air sungai.Pemeriksaan ini dapat dilakukan
dua kali seminggu dan setiap petugas datang ke lokasi pos duga air
3) ukuran dan Kedudukan pipa horizontal yang masuk kesumuran harus
benar terjadinya turun naik muka air secara mendadak untuk menghindari
Pembacaan alat didalam dan di luar sumuran harus selalu sama, demikian
juga pada saat banjir muka air yang tercatat harus dibandingkan dengan
muka air tanda bekas banjir.
4) kerusakan atau kemacetan alat duga air dapat diperkecil dengan cara
mengadakan pemeliharaan secara berkala.
5) rumah alat harus berventilasi cukup untuk menjaga agar suhu dan
kelembaban tetap rendah.

Pengoperasian dan pemeliharaan alat duga air otomatik juga harus dilakukan
oleh team pengukur debit setiap datang melaksanakan pengukuran debit
ataupun untuk keperluan lainnya. Pengecekan harus dilakukan pada :

1) alat duga air biasa pada pos duga air otomatik;

2) rumah alat dan bangunan sumurannya;

3) alat pencatat tinggi muka airnya.

Berikut cara penggatian kertas grafik yang banyak digunakan dengan


tahapannya adalah:
1. tahap persiapan
2. penggantian kertas grafik
3. penyelesaian

REFERENSI

BAB II PEMBAHASAN. (n.d.).

Anda mungkin juga menyukai