HIDROMETRI SUNGAI
Disusun Oleh :
Puji syukur ke hadirat Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Rekayasa Sungai ini dengan cukup baik.
Dalam penulisan makalah ini, penulis membahas tentang Hidrometri Sungai.
Rasa terima kasih diucapkan kepada dosen pembimbing yang telah membimbing
penulis dalam penyusunan makalah ini. Dan juga diucapkan terima kasih kepada teman-teman
serta keluarga yang telah ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini di masa mendatang.
Semoga tugas makalah Rekayasa Sungai ini bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa
teknik sipil umumnya dan juga bagi penulis sendiri khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
1.2 Tujuan.......................................................................................................................... 4
Sungai merupakan bagian terendah di permukaan bumi dalam bentuk alur memanjang
dari hulu menuju hilir. Sungai juga merupakan sistem alur alam yang dapat terdiri dari satu
atau lebih alur-alur yang bertemu atau memanjang. Bentuk ataupun sifat tiap sungai berbeda-
beda sehingga perilaku sungai hanya dapat dipahami dengan baik apabila disertai dengan
pengamatan-pengamatan dan pengukuran-pengukuran yang dicatat untuk dipakai sebagai data
empirik. Bagian dari hidrologi yang membahas tentang pengukuran air dan pengumpulan data
untuk analisis hidrologi disebut hidrometri.
1.2 Tujuan
1. Pengukuran geodetik,
2. Pengukuran elevasi muka air,
3. Pengukuran profil kedalaman,
4. Pengukuran kecepatan air,
5. Pengukuran debit,
6. Pengukuran transport sedimen
Beberapa macam pengukuran yang lain adalah kualitas air dan salinitas sungai sangat
berkaitan dengan pemanfaatan sungai untuk keperluan industri serta masalah pembuangan
limbah cair ataupun padat ke sungai.
Survei geodetik, atau survei pemetaan, atau pemetaan Bumi, atau pemetaan (mapping)
adalah kegiatan pengukuran dalam pemetaan Bumi. Surveyor adalah orang yang terlibat dalam
survei geodetik. Pemetaan Bumi merupakan kegiatan pengukuran, perhitungan, pendataan, dan
penggambaran Bumi, khususnya permukaan Bumi.
Perencanaan pemetaan
Pengumpulan informasi spasial
Penyimpanan informasi spasial
Pengolahan informasi spasial
Penyajian informasi spasial
Tinggi muka air (stage height, gauge height) sungai adalah elevasi permukaan air
(water level) pada suatu penampang melintang sungai terhadap suatu titik tetap yang elevasinya
telah diketahui. Tinggi muka air biasanya dinyatakan dalam satuan meter (m) atau centimeter
(cm). Fluktuasi permukaan air sungai menunjukkan adanya perubahan kecepatan aliran dan
debitnya. Pengukuran tinggi muka air merupakan langkah awal dalam pengumpulan data aliran
sungai sebagai data dasar hidrologi.
Data tinggi muka air dapat digunakan secara langsung untuk berbagai keperluan
pembangunan, misalnya saja untuk perhitungan pengisian air pada waduk, menentukan
perubahan kedalaman aliran dari waktu ke waktu untuk keperluan transportasi air, perencanaan
pembangunan fisik di daerah dataran banjir dan untuk keperluan lainnya.
Untuk keperluan analisa hidrologi, data tinggi muka air digunakan sebagai dasar
perhitungan debit setelah dibuat hubungan antara tinggi muka air dan debit hasil pengukuran
debit yang dilakukan secara berkala, yang mencakup pengukuran debit pada muka air rendah
sampai tinggi. Dengan demikian ketelitian dalam perhitungan data debit juga tergantung
daripada ketelitian pengukuran tinggi muka air.
Pengukuran tinggi muka air dapat dilaksanakan dengan cara manual menggunakan alat
duga air biasa (non recording gauges) dan atau cara otomatis menggunakan alat duga air
otomatik (recording gauges) yang dipasang pada suatu pos duga air sungai. Untuk keperluan
pendataan aliran sungai yang memerlukan waktu dengan periode panjang, maka pengukuran
tinggi muka air dari suatu pos duga air harus menggunakan alat duga air otomatik.
Prinsip : Sebuah pelampung diikat pada kabel alat perekam, dibagian ujung lainnya diikat
pemberat. Pelampung diletakkan pada sebuah sumur dan pelampung akan mengikuti
perubahan tinggi muka air. Pergerakan vertikal ini kemudian ditransfer menjadi pergerakan
horisontal pena tulis alat tersebut. Pena tulis kemudian merekam pergerakan ini pada kertas
perekam berupa kurva pasang surut.
Dapat diperoleh sebuah Gambar yang akurat, karena skala vertikal dan horizontal dapat
diatur.
Dapat diperoleh rekaman yang tak terputus sampai maksimum 4 bulan.
Dapat merekam tinggi muka air maksimum tertinggi dan terendah kedalam kertas.
Kerugian:
Diperlukan bangunan yang cukup mahal untuk alat perekam dan sumur pelampung.
Kedalaman sumur pelampung harus cukup dalam sehingga dapat mencakup tinggi
muka air yang terendah.
Aplikasi:
Jika dipasang permanen pada daerah pasang surut maupun daerah tanpa pengaruh pasang surut,
Alat ukur dapat digunakan untuk mengukur pergerakan vertikal pasang surut untuk keperluan
analisa pasang surut dan perhitungan MSL.
Pengukuran tinggi muka air cara manual dilaksanakan dengan membaca elevasi
permukaan air yang tertera pada alat duga air biasa yaitu alat duga air yang tidak dengan
sendirinya dapat bekerja secara otomatis dalam mencatat fluktuasi muka air berdasarkan fungsi
waktu. Pengukurannya dilakukan oleh seorang pengamat secara teratur setiap harinya, minimal
dilakukan tiga kali setiap harinya yaitu jam 07.00 pagi, jam 12.00 siang dan 17.00 sore hari
waktu setempat, apabila diperlukan frekuensi pengukurannya dapat ditambah, terutama selama
terjadi banjir agar data muka airnya lebih lengkap. Banyaknya pengukuran tinggi muka air
setiap harinya tergantung dari banyaknya faktor, antara lain :
Pengamat secara teratur harus melaporkan datanya kepada instansi hidrologi yang
berwenang. Pelaporan harian dapat dilaksanakan menggunakan telepon atau teletype, apabila
datanya sangat segera diperlukan. Pelaporan bulanan atau mingguan, data muka air dapat
dikirim melalui kantor pos terdekat atau diambil setiap tiga bulan sekali oleh petugas.
Tinggi muka air setiap jam diamati secara manual oleh operator (pencatat) dan dicatat
pada suatu formulir pengamatan pasang surut. Pada palem dilukis tanda-tanda skala bacaan.
Pencatat akan menuliskan kedudukan tinggi muka air laut relatif terhadap palem pada jam-jam
tertentu sesuai dengan skala bacaan yang tertulis pada palem. Muka air laut yang relatif tidak
tenang membatasi kemampuan pencatatan dalam menaksir bacaan skala. Walaupun demikian,
cara ini cukup efektif untuk memperoleh data pasang surut dengan ketelitian hingga sekitar 2,5
cm. Tinggi palem disesuaikan dengan karakter tunggang air pada wilayah perairan yang
diamati pola pasang surutnya, yang biasanya sekitar 4 hingga 6 meter.
Pengukuran tinggi muka air cara manual dengan menggunakan alat duga air biasa mempunyai
beberapa kelebihan, antara lain :
Disamping itu, pengukuran tinggi muka air cara manual dengan menggunakan alat duga
air biasa juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain kebenaran data tergantung daripada
pengamat (kesalahan pembacaan, pencatatan atau juga pemalsuan data mempunyai
kemungkinan lebih besar).
1.4 Konsep Suatu Pengukuran Hidrometri
Suatu survei yang direncanakan dengan baik akan berusaha untuk menjaga efektifitas,
efisiensi dan mutu hasil survei. Tiga karaketer ini dapat dicapai dengan perencanaan survei
yang sistematis dan realistis. Sistematis berarti semua kegiatan terorganisir dan saling
mendukung satu dengan yang lain untuk mewujudkan suatu tujuan survei yang terumuskan
dengan jelas. Oleh karena itu penjelasan berikut ini akan dimulai dengan mengulas pengaruh
tujuan dan kedudukan survei hidrometri pada kerangka kegix`atan yang melingkupinya.
Ringkasan:
Karakter survei:
1. Efektif
2. Efisien
3. Hasil berkulitas
Diperlukan perencanaan yang
1. Sistematis
2. Realistis
Sistematis: Unsur-unsur kegiatan terorganisir sehingga
1. Saling mendukung
2. Terarah untuk mencapai tujuan yang jelas
Pada suatu kegiatan perencanaan bangunan air diperlukan data masukan yang di
antaranya adalah data lapangan. Perencanaan bangunan air untuk melindungi tebing dapat
diartikan suatu persiapan pengamanan dalam jangka waktu yang panjang dapat pula merupakan
suatu perencanaan pengamanan yang harus segera dilaksanakan dalam jangka pendek.
Perencanaan pengamanan tebing sungai atau pantai jangka panjang pada umumnya
ditujukan sebagai upaya perencanaan pengamanan tebing sungai atau pantai secara menyeluruh
yang melihat kemungkinan-kemungkinan perubahan yang disebabkan oleh intervensi manusia
di masa yang akan datang. Perencanaan pengamanan tebing sungai atau pantai jangka pendek
adalah perencanaan perlakuan tebing yang harus segera diberikan kepada suatu tebing sungai
atau daerah pantai karena terjadinya suatu perubahan oleh adanya bencana alam atau intervensi
manusia.
Observasi rutin dalam jangka waktu yang panjang seperti monitoring elevasi muka air,
tinggi dan periode gelombang datang serta kecepatan dan arah angin adalah contoh bagian dan
survei jangka panjang. Pengukuran yang lebih sulit dilakukan seperti arus pantai, transpor
sedimen sejajar pantai pada umumnya dilakukan untuk program-program khusus baik untuk
keperluan monitoring keadaan pantai sebelum atau sesudah pembangunan suatu bangunan
pantai ataupun untuk keperluan penelitian ilmiah.
BAB III. KESIMPULAN
Efektif
Efisien
Hasil berkulitas