Anda di halaman 1dari 13

Cara Mengukur Debit Air Sungai Secara Sederhana

Kali ini kita akan belajar mengenai cara mengukur debit air sungai secara
sederhana atau menggunakan alat dan bahan yang murah serta mudah kita jumpai
di tempat kita. Apa itu debit ? Debit adalah jumlah air yang mengalir dari suatu
saluran melalui penampang lintang tertentu dalam satuan waktu. Satuan dari debit
adalah m3/detik. Lebih jelasnya, Anda dapat melihat langkah-langkah mengukur
debit air sungai dibawah ini :
Alat dan Bahan
-

Siapkan alat pelampung (kayu dan sejenisnya) untuk mengukur debit sungai
Siapkan pita ukur (meter roll)
Siapkan pengukur waktu (jam/stop watch)
Langkah Kerja :

Tentukan lokasi pengukuran pada bagian sungai yang lurus dan permukaannya
relatif datar.
Tentukan Jarak pengukuran (m)

Tentukan luas penampang aliran dengan mengukur kedalaman (tinggi muka air)
dikalikan dengan lebar penampang (m 2) di daerah lokasi pengukuran yang telah

ditetapkan
Perhitungan kecepatan aliran sungai :
Hanyutkan pelampung (kayu dan sejenisnya) ke dalam aliran sungai sampai
sebagiannya tenggelam untuk mengetahui waktu tempuh sesuai dengan jarak yang
sudah ditentukan, hitung kecepatan aliran dengan cara membagi jarak pengukuran
dengan waktu pengukuran.

Kecepatan Aliran (V) = Jarak Tempuh (L) / Waktu Tempuh (t)

Lakukan

tahapan

pengukuran

tersebut

beberapa

kali

untuk

mendapatkan hasil pengukuran kecepatan aliran rata-rata.


-

Perhitungan debit air sungai :


Debit air (Q) = Kecepatan aliran rata-rata (V) x Luas penampang
aliran (A)

Kira-kira cara mengukur debit air sungai secara sederhana seperti itu.
Mengapa satuan debit adalah m 3/detik ? Sudah jelas penjabarannya dari atas, Q =
V (m/detik) x A (m2) = m3/detik. Mengetahui debit suatu aliran sungai yang
kualitasnya baik itu penting, misalnya dalam kegiatan perencanaan penyediaan air
bersih di suatu kawasan. Hasil perhitungan debit bisa memberi gambaran bahwa
suatu sumber air baku dari segi kuantitas dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air bersih warga di suatu kawasan. Debit sekian bisa dinikmati oleh
berapa KK (kepala keluarga) ? Debit sekian bisa memenuhi kebutuhan air bersih
warga suatu desa atau tidak ? (*).

Mengukur Debit Aliran Sungai


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu pengelolaan sumber daya air dengan perancangan bangunan
air diperlukan suatu informasi yang menunjukan jumlah air yang akan masuk ke
bangunan tersebut dalam satuan waktu yang dikenal sebagai debit aliran.Informasi
mengenai besarnya debit aliran sungai membantu dalam merancang bangunan
dengan memperhatikan besarnya debit puncak ( banjir) yang diperlukan untuk
perancangan bangunan pengendalian banjir dan juga dilihat dari data debit
minimum

yang

diperlukan

untuk

pemanfaatan

air

terutama

pada

musim

kemarau.Sehingga dengan adanya data debit tersebut pengendalian air baik dalam
keadaan berlebih atau kurang sudah dapat diperhitungkan sebagai usaha untuk
mengurangi dampak banjir pada saat debit maksimum dan kekeringan atau defisit
air pada saat musim kemarau panjang.Oleh karena itu, dalam praktikum ini belajar
melakukan pengukuran debit sungai untuk mendapatkan informasi besarnya air
yang mengalir pada suatu sungai pada saat waktu tertentu.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengukur debit aliran sungai di
Cikuda dengan metode apung dan current meter.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Debit Aliran
Debit aliran adalah laju air ( dalam bentuk volume air ) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu.Dalam system SI besarnya debti
dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik ( m 3/dt).Sedangkan dalam laporanlaporan

teknis,

debit

aliran

biasanya

ditunjukan

dalam

bentuk

hidrograf

aliran.Hidrograf aliranadalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya perubahan


karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS oleh adanya kegiatan
pengelolaan DAS dan / atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan)
iklim local.
2.2 Pengukuran Debit
Teknik pengukuran debit aliran langsung di lapangan pada dasarnya dapat
dilakukan melalui empat katagori ( Gordon et al., 1992):
1. Pengukuran volume air sungai
2. Pengukuran debiut dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas
penampang melintang sungai.
3. Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia ( pewarna) yang dialirkan
dalam aliran sungai (substance tracing method).
4. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukuran debit seperti weir ( aliran
air lambat) atau flume ( aliran cepat).
Pada katagori pengukuran debit yang kedua, yaitu pengukuran debit dengan
bantuan alat ukur current meter atau sering dikenal sebagai pengukuran debit
melalui pendekatan velocity-area method yang paling banyak digunakan dan
berlaku untuk kebanyakan aliran sungai. Current meter berupa alat yang berbentuk
propeller dihubungkan dengan kotak pencatat ( monitor yang akan mencatat jumlah
putaran selama propeller tersebut berada dalam air) kemudian dimasukan ke dalam
sungai yang akan diukur kecepatan alirannya.Bagian ekor alat tersebut yang
berbentuk seperti sirip akan berputar karena gerakan lairan air sunagi.Kecepatan
lairan air akan ditentukan dengan jumlah putaran per detik yang kemudian dihitung
akan disajikan dalam monitor kecepatan rata-rata aliran air selama selang waktu
tetentu..Pengukuran

dilakukan

dengan

membagi

kedalaman

sungai

menjadi

beberapa bagian dengan leber permukaan yang berbeda.Kecepatan aliran sungai


pada setiap bagian diukur sesuai dengan kedalaman.Ketentuan pengukurannya
disajikan dalam tabel berikut.
Kedalama
n (m)

Pengamat

Kecepatan rata-rata

an
kecepatan

0.0 0.6

0.6d

=V

0.6 - 3.0

0.2d

= 0.5 (V

0.6d
0.2d

+V

0.8d

0.8d
3.0 - 6.0

0.2d

0.6d
0.8d
>6

0.2d
0.6d
0.8d
b
Tabel 1 Penentuan kedalaman sungai
Dimana d adalah kedalaman sungai
Setelah kecepatan aliran sungai dan luasnya didapatkan, debit aliran sungai dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan matematis berikut.
Q=AV
Dimana Q adalah debit ( m3/dt)
V adalah kecepatan (m/dt)
A adalah luasan sungai (m2)

Dalam melakukan pengukuran debit sungai perlu diperhatikan angka


kecepatan aliran rata-rata, lebar sungai, kedalaman, kemiringan, dan geseran tepid
an dasar sungai.Geseran tepi dan dasar sungai akan menurunkan kecepatan aliran
terbesar pada bagian tengah dan terkecil pada bagian dasar sungai.Faktor penting
lainnya yang perlu diperhatikan adalah jari-jari hidrolik r (hydraulic radius).
R = A/Wp
dimana : A luasan penampang melintang (m2)
Wp = keliling basahan (wetted perimeter)
Cara pengukuran lainnya selain dengan menggunakan alat Current meter,
dalam pengukuran kecepatan aliran sungai juga dapat dilakukan dengan metode
apung (floating method).Caranya dengan menempatkan benda yang tidak dapat
tenggelam di permukaan aliran sungai untuk jarak tertentu dan mencatat waktu
yang diperlukan oleh benda apung tersebut bergerak dari satu titik pengamatan ke
titik pengamatan lain yang telah ditentukan.Benda apung yang digunakan dalam
pengukuran ini pada dasarnya adalah benda apa saja sapanjang dapat terapung
dalam aliran sungai.Pemilihan tempat pengukuran sebaiknya pada bagian sungai
yang relatiflurus dengan tidak banyak arus tidak beraturan.Jarak antara dua titik
pengamatan yang diperlukan ditentukan sekurang-sekurangnya yang memberikan
waktu perjalanan selama 20 detik.Pengukuran dilakukan beberapa klai sehingga
dapat diperoleh kecepatan rata-rata permukaan aliran sungai dengan persamaan
berikut.
Vper = L/ t
Dimana : L = jarak antara dua titik pengamatan (m)
t = waktu perjalanan benda apung (detik)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Current meter
2. Stopwatch
3. Meteran
4. Tali
5. Bambu atau tongkat berskala
6. Pensil
7. Kertas
8. Benda yang dapat terapung
3.2 Prosedur
a. Prosedur pelaksanaan praktikum ini untuk pengukuran kecevatan aliran sungai
dengan menggunakan alat current meter adalah sebagai berikut:
1. ukur dimensi sungai meliputi lebar sungai, dan bagi lebar sungai menjadi beberapa
segmen tergantung keadaan sungai tersebut.
2. hitung kedalaman sungai dengan menggunakan tongkat berskala
3. tempatkan alat ukur current meter pada kedalaman tertentu sesuai kedalaman
sungai (lihat tabel 1)
4. dengan menggunakan stopwatch, hitunglah kecepatan sungai melalui angka yang
ditampilkan dalam monitor current meter. Lama waktu pencatatan adalah 1 menit.
5. Ulangi langkah hingga tiga kali pengukuran.
6. Lakukan pengukuran pada segmen, yaitu segmen 2 dan 3
7. Hitung kecepatan aliran sungai rata-rata pada setiap segmen pengukuran dengan
cara menjumlahkan nilai pengamatannya.
8. Hitung debit sungai dengan mengalikan luas penampang sungai dengan kecepatan
rata-rata aliran sungai.
b. Prosedur pengukuran kecepatan aliran sungai dengan metode apung ( floating
method) adalah sebagai berikut:
1. Ukurlah panjang sungai dengan meteran yang akan dijadikan sebagai lintasan
benda.Jarak

atau

panjang

sungai

sekurang-kurangnya

memberikan

waktu

perjalanan selama 20 detik.


2. Jatuhkan benda yang dapat terapung pada titik pengamatan 1 dan waktu mulai
dihitung.Hentikan pencatat waktu ketika benda telah sampai pada titik pengamatan
2.

3. Catat waktu yang ditempuh benda tersebut.


4. Lakukan pengamatan beberapa kali minimalnya tiga kali percoban
5. Hitung rata-rata waktu yang diperlukan benda selama percobaan tersebut.
6. Hitung kecepatan aliran sungai dengan mengalikan antara jarak titik pengamatan
dengan waktu tempuh rata-rata.Kemudian kalikan kecepatan aliran tersebut dengan
angka tetapan 0,75 ( keadaan dasar sungai kasar).
7. Hitung debit sungai dengan mengalikan luas sungai dan kecepatan aliran yang
didapatkan dari perhitungan pada langkah 6.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Perhitungan luas penampang sungai

III

III

II

2,8

Luas A1

= 0,5 ( 3 x 2,8) = 4,2 m2

Luas AII

= 3 x 2,8 = 8,4 m2

Luas AIII

= 0,5 ( 3 x 2,8) = 4,2 m2

Luas total sungai =16,8 m2


b. Hasil percobaan dengan metode floating method
No

Benda

Waktu
(sekon)

Panjang
sungai (m)

Kecepata
n
m/s

Kec.rata-rata
m/s

17

22

1,29

1,32

16

22

1,37

17

22

1,29

15

22

1,47

17

22

1,29

24

22

0,92

Kecepatan rata-rata benda 1 dan 2

1,27

Perhitungan :
Q = V x A = (0,75 x 1,27 m/s) x 16,8 m 2
Q = 16,002 m3/s
c. Hasil percobaan dengan Current meter
No

Kecepatan( m/s )
Segmen1

Segmen 2

Segmen 3

0,4

0,8

0,5

0,4

0,8

0,5

0,2

0,7

0,5

Kec

0,33

0,77

0,5

1,22

Kecepatan
rata-rata
(m/s)

0,53

ratarata
Perhitungan :
Q = A x V = 16,8 m2 x 0,53 m/s
Q = 8,90 m3/s
4.2 Pembahasan
Pengukuran debit sungai yang dilakukan pada saat praktikum menggunakan
dua metode, yaitu metode apung ( floating method) dan menggunakan alat current
meter.Berdasarkan data dan hasil perhitungan kedua metode tersebut
menghasilkan debit yang jauh berbeda dengan selisih antara keduanya mencapai
7,101 m3/s.Tentunya hal tersebut dikarena kedua debit didapatkan dari dua
pengukuran yang berbeda.Dalam prakteknya di lapangan banyak factor-faktor yang
mengakibatkan ketidakakuratan dalam perhitungan debit aliran sungai.
Pada pengukuran dengan metode apung, karakteristik sungai yang tidak
beraturan, baik dari segi kedalaman, kecepatan arus maupun medn yang berat
sehingga menyulitkan praktikan dalam menetukan lokasi yang tepat untuk
pengukuran.Hasil praktikum dengan menggunakan metode apung ini kecepatan
aliran yang didapatkan relative dengan selisih konstan, yaitu 1m/s namun pada
pengukuran terakhir berubah signifikan, kecepatannya jauh lebih lambat dari
perngukuran sebelumnya, yaitu pada pengukuran dengan benda dua pengamatan
ketiga didapatkan kecepatan aliran sungai mencapai 0,92 m/s yang jauh lebih kecil
secara berturut-turut sebesar 0,37; 0,55 dari pengamatan 2 dan 1 dengan benda
yang sama.Hal tersebut dikarenakan aliaran air yang tidak beraturan sehingga
sesekali benda yang terapung di aliran permukaan sungai terjebak oleh cekungan
arus sehingga perjalanan benda dari pengamatan 1 dan 2 tidak lancer yang
mengakibatkan waktu tempuhnya jauh dari pengamatan yang lain.Penggunaan
benda sebagi alat yang mengapung di aliran sungai juga perlu diperhatikan.Hasil
pengamatan antara benda 1 dan 2 yang mempunyai perbedaan ukuran
menyebabkan perbedaan kecepatan aliran yang di dapatnya.Pada pengamatan di
dapatkan benda 1 yang ukurannya lebih kecil dari benda 2 ternyata mempunyai
kecepatan rata-rata yang lebih besar dibandingkan dengan benda 2 yang berukuran
lebih besar, yaitu kecepatan rata-rata benda 1 mencapai 1,32 m/s sedangkan pada
benda 2 kecepatnnya mencapai1,22 m/s, terdapat perbedaan yang mencapai 1,1
m/s.Selain itu juga, menurut referensi jarak pengamatan setidaknya benda untuk
mencapai titik akhir pengamatan memerlukan waktu 20 detik.Namun hasil
praktikum hanya ada satu kali pengamatan yang mencapai waktu lebih dari 20
detik selebihnya kurang dari 20 detik, itu juga benda yang mencapai waktu lebih
dari 20 detik dikarenakan terjebak di pusaran air sehingga waktu tempuhnya
menjadi lebih lama.Dengan demikian, jarak pengamatan yang mencapai 22 m itu

masih kurang untuk suatu pengamatan kecepatan aliran sungai pada keadaan
aliran sungai tersebut, sehingga data yang didapatkan pun kurang akurat.
Berbeda hal nya dengan metode apung, metode pengukuran debit air
dengan current meter ini lebih sulit penggunaannya.Pengukuran kecepatan aliran
airnya tidak sesederhana metode apung, pada metode ini kedalaman sungai
menjadi suatu penentu dalam pengukuran, selain itu juga sungai harus dibagi ke
beberapa bagian untuk mendapatkan kecepatan rata-rata aliran sungai pada dari
bagian tepi dan tengah.Sehingga sebelum pelaksanaan pengamatan perlu
memperhatikan beberapa hal, yang utama adalah kedalaman sungai, selain itu juga
arus tidak boleh terhalang oleh suatu benda atau adanya batuan yang menghalangi
sebab hal tersebut akan mempengaruhi terhadap hasil pengamatan.Hasil
pengamatan menunjukan kecepatan aliran sungai pada segmen tengah lebih besar
dai pada bagian tepi kiri dan kanan.Dari hasil pengamatan 1 sampai dengan 3 pada
segmen tengah paling besar, yaitu berkisar antara 0,7 0,8 sedangkan pada bagian
kiri dan kanan maksimal kecepatan aliran sungai mencapai 0,5 m/s.Hal tersebut
dikarenakan pada bagian tengah relatif lebih halus permukaan dasarnya ssehingga
air tidak terhalang perjalannya, berbeda dengan yang ada di tepi yang banyak
terhalang bebatuan.Faktor-faktor yang dapat mengurangi keakuratan data hasil
pengamatan adalah terbatasnya peralatan yang tersedia sehingga dalam penetuan
titik pengamatan terhamabat oleh arus yang besar, permukaan dasar sungai yang
tidak beraturan menyebabkan ketidak telitian dalam penghitungan kedalaman
air.Namun demikian,jika dibandingkan dengan hasil pengamatan dengan metode
apung, metode current meter lebih teliti terbukti dengan hasil pengamatan yang
jauh jebih kecil.Selain itu juga penggunaan alat yang cukup baik dapat
mengghindari berbagai kesalahan dalam pengukuran dibandingkan dengan metode
apung.Debit aliran sungai yang didapatkan dari hasil pengamatan baik berdasarkan
metode apung maupun menggunakan current meter dapat dijadikan sebagai
informasi yang sangat penting dalam perancangan bangunan air.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di Sungai Cikuda Jatinagor dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Debit aliran sungai berdasarkan pengukuran dengan metode apung sebesar 16,002
m3/s.
2. Debit aliran sungai berdasarkan pengukuran dengan menggunakan current meter
sebesar 8,90 m3/s.

3. Pengukuran debit aliran sungai dengan menggunakan current meter lebih akurat
dibandingkan dengan metode apung.
5.2 Saran
Pada pengukuran debit aliran sungai dengan metode apung sebaiknya dikaji
mengenai pengaruh dimensi benda yang digunakan dan sebelum pengamatan
dilakukan sebaiknya dicoba dahulu berapa waktu tempuh benda dari jarak tertentu
hingga dapat menetukan jarak yang memenuhi syarat pengamatan, yaitu waktu
perjalanan benda sekurang-kurangnya 20 detik.Untuk pengukuran dengan current
meter perlu diperhatikan tempat pengukuran yang arusnya tidak terhalang oleh
batu atau benda lainnya sehingga kecepatan yang diukur benar-benar kecepatan
aliran sungai.

Anda mungkin juga menyukai