Disusun Oleh :
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI
2019
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Nama : Giani Novita Arum Pramesti
NIM : 111.170.098
Plug : 10
Kelompok : 14
Mengetahui,
Asisten Hidrogeologi
(Arkan Ayatullah )
KATA PENGANTAR
Puji syukur praktikan panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, kemudahan, dan karunia-Nya sehingga praktikan dapat menyusun Laporan
Pengukuran Debit Sungai.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air menempati lebih dari 2/3 daru luasan permukaan bumi. Air yang ada di bumi
terdiri dari air laut kurang lebih 97.2 % dan air tawar sekitar 2.8% dari seluruh volume
air yang ada. (Fetter, 1994).
Debit sungai adalah salah satu komponen dari siklus hidrogeologi yang paling
akurat diukur (Hagemann & Mimenil, 1998: Dingman, 2001). Debit adalah laju aliran
air yang melewati penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam satuan SI
besarnya debit dinyatakan dalam (m3/dt). debit aliran sungai akan naik setelah hujan
yang cukup dan akan turun kembali saat hujan selesai.
1. Meteran
2. Tongkat meteran
3. Current Meter
4. Bola Pingpong
5. Stopwatch (Hp)
6. Kalkulator
7. Tabulasi
8. HVS
9. Penggaris dan busur
10. Alat tulis
11. Milimeter block
Langkah kerja:
Langkah kerja:
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Dasar Pengukuran Debit
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per
waktu. Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS).
Satuan debit yang digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Gambar naik turunnya
debit sungai menurut waktu disebut hidrograf. Bentuk hidrograf suatu sungai tergantung
dari sifat hujan dan sifat-sifat aliran sungai (Arsyad, 2006). Debit sungai yang diperoleh
setelah melakukan pengukuran kecepatan aliran sungai dan kemudian mengalikan
dengan luas penampangnya (Sosrodarso dan Taminango, 1984).
Penentuan debit sungai dapat dilaksanakan dengan cara pengukuran aliran dan cara
analisis. Pelaksanaan pengukuran debit sungai dapat dilakukan secara langsung dan cara
tidak langsung, yaitu dengan melakukan pendataan terhadap parameter alur sungai dan
tanda bekas banjir. Dalam hidrologi masalah penentuan debit sungai dengan cara
pengukuran termasuk dalam bidang hidrometri, yaitu ilmu yang mempelajari masalah
pengukuran air atau pengumpulan data dasar untuk analisis mencakup data tinggi muka
air dan debit.
Besarnya debit ditentukan oleh kecepatan aliran dan luas penampang air sesuai
dengan percobaan darcy, yaitu
Q=v.A
Keterangan:
Rumus:
V = S/t Q=v.A
Prinsip kerja dari alat current meter adalah mengukur besar kecepatan arus
berdasarkan jumlah putara kipas pada alat.
Rumus:
V=a+b.N
N = jumlah putaran
waktu
Parameter luas penampang sungai (A) juga digunakan untuk menghitung debit,
dimana :
Q = v. A
Pada metode current meter debit dihitung pada tiap segmen dengan cara
menghitung kecepatan tiap segmen dikalikan dengan luas segmen pada tiap
penampang, sehingga debit total lintasan diperoleh :
Keterangan :
Q = debit (m3/s)
An = luas penampang segmen ke-n (m2)
vn = kecepatan current meter segmen ke-n (m/s)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Metode current meter
3.1.1 Perhitungan
Penampang 1
𝒅(𝒏 − 𝟏) + 𝒅𝒏
𝐴𝑎 = 𝒙𝒕
𝟐
0.68m+0.71m
Segmen I : A1 = x 0.8m = 0.556 m2
2
0.71m+0.53m
Segmen II : A2 = x 0.8m = 0.496 m2
2
0.53m+0.49m
Segmen III : A3 = x 0.8m = 0.408 m2
2
0.49m+0.54m
Segmen IV : A4 = x 0.8m = 0.412 m2
2
0.54m+0.55m
Segmen V : A5 = x 0.8m = 0.436 m2
2
0.55m+0.42m
Segmen VI : A6 = x 0.8m = 0.388 m2
2
0.42m+0.4m
Segmen VII : A7 = x 0.8m = 0.328 m2
2
0.4m+0.39m
Segmen VIII : A8 = x 0.8m = 0.316 m2
2
0.39m+0.26m
Segmen IX : A9 = x 0.8m = 0.26 m2
2
0.26m+0.08m
Segmen X : A10 = x 0.8m = 0.136 m2
2
A total =3.736 m2
Qn = vn x An
d10:0,08 m
d0: 0,68 m d1:0,71 m d2: 0,53 m d3: 0,49 m d4:0,54 m d5: 0,55 m d6: 0,42 m d7:0,40 m d9:0,39 m d8:0,26 m
I10
I7 I8 I9
I3 I4 I5 I6
I1 I2
Penampang 2
𝒅(𝒏 − 𝟏) + 𝒅𝒏
𝑨𝒂 = 𝒙𝒕
𝟐
1.11𝑚+1.45𝑚
Segmen I : 𝐴1 = 𝑥 0.7 𝑚 = 0.896 m2
2
1.45𝑚+1.8𝑚
Segmen II : 𝐴2 = 𝑥 0.7 𝑚 = 1.138 m2
2
1.8𝑚+1.8𝑚
Segmen III: 𝐴3 = 𝑥 0.7 𝑚 = 1.26 m2
2
1.8𝑚+1.84𝑚
Segmen IV : 𝐴4 = 𝑥 0.7𝑚 = 0.637 m2
2
1.84𝑚+1.43𝑚
Segmen V : 𝐴5 = 𝑥 0.7𝑚 = 1.145 m2
2
1.43𝑚+1.2𝑚
Segmen VI: 𝐴6 = 𝑥 0.7𝑚 = 0.921 m2
2
1.2𝑚+0.89𝑚
Segmen VII : 𝐴7 = 𝑥 0.7𝑚 = 0.732 m2
2
0.89𝑚+0.56𝑚
Segmen VIII: 𝐴8 = 𝑥 0.7𝑚 = 0.508 m2
2
0.56𝑚+0.36𝑚
Segmen IX: 𝐴9 = 𝑥 0.7𝑚 = 0.322 m2
2
0.36𝑚+0.43𝑚
Segmen X: 𝐴10 = 𝑥 0.7𝑚 = 0.277 m2
2
A total = 7.836 m2
Qn = An x vn
d0:1,11 m d1:1,45 m d2:1,8 m d3:1,8 m d4:1,84 m d5:1,43 m d6:1,2 m d7:0,89 m d8: 0,56 m d9:0,36 m d10:0,43 m
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10
Penampang 3
𝒅(𝒏 − 𝟏) + 𝒅𝒏
𝑨𝒂 = 𝒙𝒕
𝟐
1.8𝑚+1.9𝑚
Segmen I : 𝐴1 = 𝑥 0.7𝑚 = 1.295 m2
2
1.9m+2m
Segmen II : A2 = x 0.7m = 1.365m2
2
2𝑚+1.65m
Segmen III : 𝐴3 = 𝑥 0.7𝑚 = 1.278 m2
2
1.65𝑚+1.75𝑚
Segmen IV : 𝐴4 = 𝑥 0.7𝑚 = 1.19 m2
2
1.75𝑚+1.22𝑚 A total = 8.585 m2
Segmen V : 𝐴5 = 𝑥 0.7 𝑚 = 1.040 m2
2
1.22𝑚+0.92𝑚
Segmen VI : 𝐴6 = 𝑥 0.7 𝑚 = 0.749 m2
2
0.92𝑚+0.7𝑚
Segmen VII : 𝐴7 = 𝑥 0.7𝑚 = 0.567 m2
2
0.7𝑚+0.56𝑚
Segmen VIII : 𝐴8 = 𝑥 0.7𝑚 = 0.441 m2
2
0.56𝑚+0.5𝑚
Segmen IX : 𝐴9 = 𝑥 0.7𝑚 = 0.371 m2
2
0.5𝑚+0.32𝑚
Segmen X : 𝐴10 = 𝑥 0.7𝑚 = 0.287 m2
2
Qn = An x vn
= 66518 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
d0=1.8
I 0.7 16800 1.295 21756
d1=1.9
II d2=2 0.7 12000 1.365 16380
3.2.1 Perhitungan
Lintasan 1
Luas Lintasan = 3.736 m2
S = 5m
Q1 = v rata-rata x A
= 13535.065 m/s x 3.736 m2
=50567.002 m3/hari
Lintasan 2
Luas Lintasan = 7.836 m2
S = 5m
Q1 = v rata-rata x A
= 9621.454 m/s x 7.836 m2
= 75393.714 m3/hari
𝑄1+𝑄2+
Qrata-rata =
2
= 62980.358 m3/hari
1 28 5 13114.286
2 34 5 10800
3.736 50567.002
3 22 5 16690.909
1 33 5 11127.273
2 47 5 7812.766
7.836 75393.714
3 37 5 9924.324
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Dari pengukuran menggunakan metode current meter didapatkan debit total pada
penampang 1 yaitu 17884.8 m3/hari, pada penampang 2 yaitu 79052.4 m3/hari, pada
penampang 3 yaitu 102616.8 m3/hari dan didapatkan debit rata-ratanya yaitu 66518
m3/hari.
2. Dengan pengukuran menggunakan metode float didapatkan debit total pada lintasan
1 yaitu 50567.002 m3/hari, pada penampang 2 yaitu 75393.714 m3/hari dan
didapatkan debit rata-ratanya yaitu 62980.358 m3/hari.
3. Didapatkan perbedaan debit rata-rata pada metode current meter dan metode float
yaitu sebesar 3537.642 m3/hari .
4. Pada metode float memiliki tingkat ketelitian yang kurang baik karena hanya
menaksir secara kasar, dan dapat dipengaruhi oleh angin, gelombang, dan pusaran.
5. Pada metode current meter memiliki tingkat keakuratan yang lebih tinggi daripada
metode float karena prinsip kerja dari alat ini mengukur kecepatan aliran
berdasarkan jumlah putaran kipas.
4.2 Saran
BSN.2015. Tata Cara Pengukuran Debit Aliran Sungai dan Saluran terbuka
Menggunakan alat ukur arus dan pelampung. Jakarta:BSN
Finawan, Aidi. 2011. Pengukuran Debit Air Berbasis Mikrokontroler AT89S51.
Lhokseumawe: Politeknik Lhokseumawe
APN. 2017. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi.
Bandung: KPUBNPSDM
Widyastuti, M. 2016. Hidrologi dan Hidrogeologi Karst. Yogyakarta: BPFG UGM
LAMPIRAN