Disusun Oleh :
JULIAN ROBIN
111.170.055
PLUG 9
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI
2019
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
NIM : 111.170.055
Plug :9
Kelompok : 12
Mengetahui,
Asisten Hidrogeologi
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya
sehingga dapat menyelesaikan laporan ini tanpa kendala yang berarti. Laporan ini
disusun sebagai bentuk rangkaian praktikum laboratorium Hidrogeologi. Saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak dan Ibu yang senantiasa mendoakan terbaik untuk saya
2. Dosen mata kuliah Hidrogeologi yang membuka pemikiran menjadi lebih kritis
dan peka, lalu tidak lupa kepada Assisten Laboratorium Hidrogeologi yang telah
membimbing dengan sabar.
3. Teman- teman Kelompok 12 yang telah bekerja sama dalam proses pengambilan
dan pengerjaan data.
Untuk itu, saya ucapkan mohon maaf. Sekian yang dapat penyusun sampaikan,
atas perhatiannya penyusun ucapkan terima kasih.
JULIAN ROBIN
111.170.055
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Alat dan Posisi Baling Baling Saat Pengukuran ................................... 11
v
DAFTAR TABEL
vi
Laboratorium Hidrogeologi 2019
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hidrogeologi secara bahasa berasal dari kata hidro dan geologi, dimana hidro
yang berarti air dan geologi yang berarti ilmu yang mempelajari mengenai bumi. Secara
istilah, hidrogeologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
peristiwa/kejadian dan pergerakan air dibawah tanah (Mead, 1919). Hidrologi berkaitan
dengan karakteristik batuan dan hubungannya dengan air dibawah tanah misalnya
berkaitan dengan porositas dan permeabilitas.
Pada zaman sekarang kebutuhan manusia terhadap air bersih meningkat, dimana
air merupakan kebutuhan pokok selain hal yang menyangkut energi seperti halnya
minyak, gas, dan geothermal. Keberadaan air bersih sangat terbatas jika dilihat dari
prosentase airtawar yang hanya 2,8% (Kusumayudha, 2008) dari total air yang berada di
Bumi. untuk itu sangat penting memahami ilmu yang menyangkut keberadaan air di
muka bumi, ilmu itu adalah hidrogeologi. Dalam ilmu ini hal mendasar adalah
mengenai perhitungan debit suatu aliran permukaan seperti aliran air pada sungai agar
mengetahui hubungan antara kecepatan arus, luas penampang, dan volume air per
detiknya yang mengalir. Hukum Darcy dapat diaplikasikan dalam berbagai hal, salah
satunya dalam menghitung debit sungai atau volume zat cair per satuan waktu.
Pengukuran debit sungai dapat dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga
dengan penggunaannya harus disesuaikan dengan jenis sungai yang akan diukur.
Metode tak langsung – pengapungan (float) menggunakan alat bantu berupa benda yang
mengapung, kemudian dihitung waktu pergerakannya pada jarak tertentu, metode tak
langsung – current meter memanfaatkan alat dengan cara kerja menghitung jumlah
putaran pada alat tersebut sehingga nantinya didapatkan kecepatan aliran sungai.
Untuk itu, pada hari 16 September 2019 dilakukan kegiatan praktik lapangan
penghitungan debit sungai dengan metode currentmeter dan float yang berada di Sungai
Babarsari, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta.
5. Menggunakan metode float dan current meter. Metode Float menggunakan bola
pingpong sedangkan metode current meter menggunakan alat current meter.
BAB II
DASAR TEORI
Q = v. A
Dimana, Q = Debit aliran m3/s, v = kecepatan aliran (m/s), dan A = luas penampang
(m2)
Debit merupakan koefesien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir dari
suatu sumber persatuan waktu, debit aliran sungai dapat diukur dengan beberapa metode
bergantung pada tujuan dan kondisi dari sungai nya sendiri.
atau Q = V x A. Dalam pengukuran debit dapat dilakukan dalam banyak segmen yang
nantinya dijumlahkan Q v1a1 v2a2 ... viai dimana pengukuran metode ini
bergantung pada kehalusan dari dasar sungai dan kedalaman.
Sekarang ini, metode pengukuran debit secara garis besar dibagi menjadi metode
langsung dan metode tidak langsung.
a. Metode Langsung
1. Volumetrik
Merupakan pengukuran debit yang dilakukan pada sungai dengan ukuran
kecil dan menggunakan bejana yang volumenya sudah diketahui, diperlukan
juga pengukuran waktu untuk memenuhi persamaan debit nya.
2. Ambang Ukur
Merupakan pengukuran debit yang dibuat sedemikian rupa hingga akhirnya
ada hubungan langsung antara debit aliran dengan tinggi muka air.
3. Cairan Perunut
Merupakan metode yang mennggunakan bahan-bahan kimia seperti LiCl,
NaCl, dan lain-lain. Konsentrasi dari bahan kimia ini akan dipantau dibagian
hulu dan hilir. Dibutuhkan ahli yang khusus dapat membaca/menyimpulkan
hubungan debit dengan konsentrasi kimia nya.
laminar, kedalaman antara 5 hingga 75 cm, saluran sungai yang halus, aliran
sungai relative lurus, dan tanpa adanya point bar.
2. Trupp’s Ripple Meter
Pengukuran debit yang memanfaatkan rangkaian papan ukur dan batang
kayu. Prinsip kerja Trupp’s Ripple Meter adalah dengan mengamati sudut
yang dibentuk oleh riak pada hilir batang yang dipancang pada aliran sungai.
3. Pitot Meter
Pitot meter adalah alat pengukur debit yang memanfaatkan prinsip tekanan.
Pitot meter terdiri dari pipa bengkok yang dimasukkan ke dalam aliran yang
akan diukur.
4. Pengapungan (Float)
Merupakan metode pengukuran debit tak langsung yang memanfaatkan
benda ringan yang dapat mengapung di muka air, kemudian dihitung waktu
benda tersebut untuk sampai pada suatu jarak tertentu.
5. V’Nocth
Serangkaian alat yang terdiri dari papan yang membentuk huruf V dengan
disertai alat ukur berskala.
6. Current Meter
Pengukuran debit menggunakan alat bantu yang pada dasarnya mengukur
kecepatan arus berdasarkan jumlah putaran kipas dalam alat. Setelah didapat
kecepatan aliran air, kemudian dihitung debit nya dengan mengkalikan
dengan luas penampang (A).
dipermukaan air, tidak berubah sifat dan bentuknya, ukuran keliling 10 cm sampai
dengan 100 cm, bagian yang tenggelam maksimum 25% dari kedalaman aliran serta
pengukuran ini tidak pada daerah yang dipengaruhi pasang surut atau arus balik. Dalam
pengukuran menggunakan pelampung akan ada beberapa kesalahan yang membuat
adanya suatu koreksi salah satunya koreksi arah aliran menyudut yaitu ketika
pengapung arah pergerakannya tidak sejajar panjang sungai (gambar 2.2.1), dan
pengaruh kecepatan angin
BAB III
PEMBAHASAN
III.1.1 Perhitungan
Pengukuran dengan cara ini hanya menafsirkan secara kasar, karena meliputi kecepatan
aliran di permukaan, rumus: V = s/t
Keterangan : V = Kecepatan rata-rata aliran
s = Jarak
t = waktu tempuh yang dibutuhkan oleh benda apung
Rumus : Q = V.A
Keterangan : Q = Debit Aliran
V = Kecepatan Aliran
A = Luas Penampang
A 1 = 0,215
A 2 = 0,263
A 3 = 0,162
A 4 = 0,138
A 5 = 0,144
A 6 = 0,156
A 7 = 0,24
A 8 = 0,216
A 9 = 0,09
A 10 = 0,042
( 𝑡1+𝑡2+𝑡3 )
Trata-rata = 𝑛
S = 5 meter
t1 = ( 9,92 + 9,34 + 8,26 ) / 3 = 9,173 s
A 1 = 0,23
A 2 = 0,15
A 3 = 0,095
A 4 = 0,11
A 5 = 0,14
A 6 = 0,135
A 7 = 0,155
A 8 = 0,18
A 9 = 0,135
A 10 = 0,055
( 𝑡1+𝑡2+𝑡3 )
Trata-rata = 𝑛
S = 5 meter
t1 = ( 6,94 + 7,79 + 7,5 ) / 3 =7,235 s
t2 = ( 10,591 + 9,21 + 9,61 ) / 3 = 10 s
t3 = ( 7,05 + 8,571 + 8,961 ) / 3 = 8,26 s
9,92
Kiri 5 9,173 40.030,524 66.690,85298
9,34
8,26
9,27
Tengah 5 9,123 40.249,918 1,666 67.056,363
9,83
8,3
13,3
Kanan 5 13,603 26.994,045 44.973,07897
13,1
14,4
Rata-rata 59.573,09832
III.2.1 Perhitungan
Rumus dasar yang digunakan dalam Metode current meter adalah :
Rumus : V = a+b x N
Keterangan: V = kecepatan aliran
a, b = konstanta
N = jumlah putaran baling-baling
Rumus : Q = V x A
Keterangan : Q = Debit Aliran
V = Kecepatan Aliran
A = Luas Penampang
BAB IV
KESIMPULAN
BAB IV KESIMPULAN
IV.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil dan pembahasan adalah:
1 Penentuan debit air didasarkan oleh besarnya luas penampang sungai dan
kecepatan aliran sungai
2 Pengukuran debit menggunakan metode tidak langsung
3 Pengukuran menggunakan metode Current Meter memiliki akurasi lebih
tinggi daripada metode Float, karena objek yang diukur adalah arus dibawah
permukaan,, sedangkan metode Float diarus permukaan yang kecepatannya
dipengaruhi oleh angina dan sebagainya.
4 Hasil pengukuran Current meter didapatkan debit sungai rerata 61.724,6333
m3/d
5 Hasil pengukuran Float meter didapatkan debit sungai rerata 60.248,1439
m3/s
IV.2 Saran
Dalam pengukuran debit aliran disarankan menggunakan metode langsung untuk
memperbanyak data dan sungai juga dapat dibagi menjadi banyak segmen, sehingga
waktu menjadi efektif dan efisien.
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA