Anda di halaman 1dari 7

Lab. Hidrolika dan Hidromekanika .

Waktu : 13.00-16.00 16.00 Hari, tanggal : Senin, 16 April 2012

PENGUKURAN DEBIT PADA SALURAN TERBUKA

KELOMPOK 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. Cindhy Ade Hapsari Panji P. Wicaksono Fasih Huda Wiratama Fricilia Gazela Dian Puspa Trias Megantoro ( F44100008 ) ( F44100018 ) ( F44100031 ) ( F44100056 ) ( F44100067 ) ( F44100075 )

Asisten : Afdhol Ariska Choir ( F44080015 ) Departemen Teknik SIpil dan Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor 2012

I.

PENDAHULUAN Praktikum kali ini tentang pengukuran debit pada saluran terbuka yang menggunakan bantuan sekat ukur (weir) dan juga menggunakan velocity-area method serta talang ukur (flumes). Sekat ukur (weir) adalah sekat penghalang yang dikalibrasi, dibuat melintang (tegak lurus terhadap aliran) di saluran (kanal). ( I. Shames, Mechanics of Fluids, New York, 1962). Sekat ukur dipergunakan apabila aliran tersebut mempunyai head yang cukup sedangkan talang ukur dipergunakan apabila aliran tanpa head. Talang ukur yang terkenal adalah talang ukur parshall (Parshall Flume). Talang ukur tidak menimbulkan adanya endapan pada saluran. Agar dapat dipergunakan secara langsung aliran harus termasuk aliran bebas atau free flow. Free flow terjadi apabila Hb/Ha kurang dari sama dengan 70%. Apabila perbandingan tersebut lebih dari 70% maka aliran disebut dalam kondisi terendam. Selain Parshall Flume ada juga talang ukur yang dipergunakan yaitu Cut Throat Flume, yang memiliki ciri pada saat penyempitan tanpa disertai perpanjangan leher (throat) dan keuntungannya adalah menjadi lebih pendek dan ekonomis. Sekat ukur (weir) yang terdapat di laboratorium kali ini ada dua jenis, yaitu sekat ukur segitiga dan sekat ukur segi empat. Praktikum kali ini menggunakan sekat ukur segitiga untuk saluran terbuka pada kaca, dan sekat ukur persegi pada saluran terbuka pada beton dimana besarnya debit : segi empat : Q= K H1,5 segitiga : Q= K H2,5 Nilai K adalah konstanta atau koefisien, fungsi terhadap sudut weir dan unit pengukuran. Nilai K untuk sekat ukur segi empat yaitu bernilai (0,6440,368H) dan untuk sekat ukur segitiga bernilai 0,014. Nilai H adalah ketinggian air di atas ambang. Pada Velocity-Area Method, dilakukan terlebih dahulu pengukuran kecepatan dengan menggunakan current meter. Besarnya kecepatan aliran dihitung dengan persamaan:
V = aN + b

Dimana nilai N pada persamaan tersebut adalah jumlah banyaknya putaran tiap satuan waktu. Nilai a dan nilai b adalah ketentuan dari alat tersebut , karena nilai a dan nilai b pada setiap alat berbeda - beda. Pada current meter yang terdapat di laboratorium nilai a sebesar 0,13 dan nilai b sebesar - 0,001 . Setelah di dapatkan kecepatannya maka didapatkan pula debit dengan persamaan :
Q=AxV

Nilai A adalah nilai luas penampang aliran. Luas penampang aliran yang digunakan sesuai dengan bentuk saluran. Setelah diketahui luas penampang dan kecepatan maka besarnya debit aliran bisa diketahui.

II. TUJUAN PERCOBAAN Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menentukan besarnya debit aliran pada saluran terbuka dengan menggunakan sekat ukur ( sekat ukur segitiga dan sekat ukur segi empat ), currentmeter ( velocity method area ) dan dengan menggunakan talang ukur parshall. III. ALAT DAN BAHAN Sekat ukur segitiga, sekat ukur persegi, currentmeter, talang ukur parshall, penggaris, stopwatch. IV. METODE PRAKTIKUM Praktikum diawali dengan pengaturan debit pada replika saluran terbuka beton. Kemudian tinggi muka air dan lebar dalam penampang saluran diukur. Luas diperoleh dengan perkalian antara tinggi muka air dan lebar saluran sedangkan kecepatan saluran diperoleh melalui current meter dengan rumus = 0,12 + 0,005 (1)

Kemudian nilai debit pada saluran beton diperoleh melalui rumus: = (2)

Pengukuran selanjutnya menggunakan sekat ukur segiempat untuk mendapatkan nilai debit aliran, dengan rumus sebagai berikut :

Q = (0,644 0,368 H) H1,5 ... (3)


Setelah itu praktikum dilanjutkan dengan saluran terbuka untuk talang Parshall (Cut throat). Sama seperti halnya pada saluran terbuka beton di mana tinggi muka (H) air dan lebar (B) diukur sehingga diperoleh luas penampangnya yaitu A = B x H. Kecepatan aliran diukur dengan current meter sehingga diperoleh melalui rumus current meter pada persamaan (I) di atas. Selanjutnya diperoleh nilai debit (Q) saluran diperoleh dengan rumus: = 0,3816
,

(4)

Hasil perhitungan debit yang diperoleh pada saluran talang Parshall dibandingkan dengan hasil pengukuran debit yang mengalir pada leher (throat) saluran. Selanjutnya praktikum dilakukan pada saluran terbuka kaca diawali dengan pengaturan debit pada pintu air. Tinggi muka air (H) dan lebar penampang (B) saluran diukur dengan mistar sehingga kembali diperoleh luas penampang saluran yaitu A = B x H. Kemudian kecepatan aliran (V) dihitung dengan current meter melalui rumus pada persamaan (1) di atas. Selanjutnya hasil debit diperoleh dengan menggunakan rumus pada persamaan (2). Pengukuran selanjutnya

menggunakan sekat ukur segitiga, dengan menghitung headnya akan didapatkan debitnya dengan rumus sebagai berikut :

Q = 0,014 H2,5 . (5)


Semua hasil debit yang telah diukur pada saluran terbuka beton, saluran talang Parshall, dan saluran terbuka kaca dibandingkan nilainya dan diberi penjelasan. V. HASIL PERCOBAAN 1. Pengukuran Debit pada Saluran Terbuka Kaca Dengan menggunakan Sekat Ukur Segitiga H Q (cm) (Liter/detik) 21.4 29.659 Nilai Q didapatkan melalui persamaan berikut : Q = 0,014 H2,5 = 0.014 ( 21,4)2,5 = 29,659 liter/detik Dengan menggunakan Currentmeter t N V A Q Ulangan 2 (detik) (putaran/detik) (m/detik) (m ) (Liter/detik) 1 7.2 5.56 0.672 28.541 424.728 x 10-4 2 7.5 5.33 0.645 27.395 Nilai A atau luas penampang saluran didapatkan dari data berikut : Lebar saluran = b = 40,8 cm Tinggi permukaan air = h = 10,41 cm yang kemudian dimasukkan dalam persamaan berikut : A = b x h = 40,8 x 10,41 = 424,728 cm2 = 424.728 x 10-4 m2 Nilai V dan Q didapatkan dari persamaan berikut : V = 0,12 N + 0,005 Q=VxA Sehingga pada ulangan 1 didapatkan nilai V dan Q sebagai berikut : V = 0,12 N + 0,005 = 0,12 ( 5,56) + 0,005 = 0,672 m/det Q = V x A = 0,672 x 424,728 x 10-4 = 28,541 liter/det Dan pada ulangan 2 didapatkan nilai V dan Q sebagai berikut : V = 0,12 N + 0,005 = 0,12 ( 5,33) + 0,005 = 0,645 m/det Q = V x A = 0,645 x 424,728 x10-4 = 27.395 liter/det 2. Pengukuran Debit pada Saluran Terbuka Beton Dengan menggunakan Sekat Ukur Persegi H Q (m) (m3/detik) 0.092 0.017 Nilai Q didapatkan melalui persamaan berikut : Q = (0,644 0,368 H) H1,5 = (0,644 0,368 (0,092)) (0,092)1,5 = 0.017 m3/det

Dengan menggunakan Currentmeter t N V Ulangan (detik) (putaran/detik) (m/detik) 1 11.6 3.448 0.4187 2 11.7 3.418 0.4169

A (m2) 421.86 x 10-4

Q (m /detik) 0.0176 0.01752


3

Nilai A atau luas penampang saluran didapatkan dari data berikut : Lebar saluran = b = 39,5 cm Tinggi permukaan air = h = 10,68 cm yang kemudian dimasukkan dalam persamaan berikut : A = b x h = 39,5 x 10,68 = 421,86 cm2 = 421,86 x 10-4 m2 Nilai V dan Q didapatkan dari persamaan berikut : V = 0,12 N + 0,005 Q=VxA sehingga pada ulangan 1 didapatkan nilai V dan Q sebagai berikut : V = 0,12 N + 0,005 = 0,12 ( 3,448) + 0,005 = 0,4187 m/det Q = V x A = 0,4187 x 421,86 x10-4 = 0,0176 m3/det dan pada ulangan 2 didapatkan nilai V dan Q sebagai berikut : V = 0,12 N + 0,005 = 0,12 ( 3,418) + 0,005 = 0,4169 m/det Q = V x A = 0,4169 x 421,86 x10-4= 0,01752 m3/det Dengan menggunakan talang ukur didapatkan data sebagai berikut : H Q 3 (cm) (m /detik) Ha 16.25 5,685 x 10-4 Hb 15.72 5,395 x 10-4 Lebar leher (throat) = 7,6 cm Nilai Q didapatkan dengan menggunakan persamaan berikut : Q = 0,3816 Ha1,58 Jika dimasukkan nilai Ha maka akan didapatkan nilai Q sebesar Q = 0,3816 Ha1,58 = 0,3816 ( 16,25 x 10-3)1,58= 5,685 x 10-4 m3/det Jika dimasukkan nilai Hb maka akan didapatkan nilai Q sebesar Q = 0,3816 Ha1,58 = 0,3816 ( 15,72 x 10-3)1,58= 5,395 x 10-4 m3/det VI. PEMBAHASAN Debit adalah laju aliran air ( dalam bentuk volume air ) yang melewati suatu penampang melintang per satuan waktu ( Anonim 2009 ). Pada umumnya pengukuran debit dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu pengukuran secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dilakukan dengan cara volumetric dan ambang ukur. Sementara pengukuran tidak langsung dapat menggunakan velocity area method, slope area method, da dilution method ( Munawaroh 2010 ). Selain itu pengukuran debit bisa juga dilakukan dengan sekat ukur dan talang ukur. Sekat ukur digunakan apabilaaliran mempunyai beda tinggi ( head ) yang cukup, sedangkan talang ukur digunakan untuk aliran tanpa beda tinggi ( head ). Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pengukuran debit dengan menggunakan sekat ukur segitiga, sekat ukur segiempat, currentmeter, dan

talang ukur. Pada percobaan pertama dilakukan pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bahan kaca, dengan menggunakan sekat ukur segitiga dan currentmeter. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bahan beton, dengan menggunakan sekat ukur persegi, currentmeter dan talang ukur. Talang ukur yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah talang ukur Parshall. Talang ukur parshall mempunyai leher (throat) yang panjang dibandingkan dengan talang ukur cut-throat yang tidak mempunya leher (throat). Dari percobaan pengukuran debit dengan menggunakan sekat ukur segitiga pada saluran terbuka dengan bahan kaca, didapatkan nilai headnya (H) sebesar 21,4 cm. Sehingga dengan memasukkan nilai head tersebut pada persamaan (5) akan didapatkan nilai debitnya sebesar 29,659 liter/detik. Dengan menggunakan currentmeter, didapatkan waktu untuk setiap 40 kali putaran ( empat kali bunyi ) adalah 7,2detik pada ulangan 1 dan 7,5 detik pada ulangan 2. Sehingga didapatkan nilai N nya masing-masing sebesar 5,56 putaran/detik dan 5,33 putaran/detik. Dengan nilai N tersebut dapat ditentukan nilai kecepatan atau V dengan menggunakan persamaan (1). Sehingga dengan memasukkan nilai N pada persamaan (2) tersebut didapatkan nilai V untuk masing-masing ulangan adalah sebesar 0,672 m/detik dan 0,645 m/detik. Setelah mengetahui nilai V maka dapat ditentukan nilai debit atau Q dengan menggunakan persamaan (2). Sebelum itu luas penampang aliran harus diketahui terlebih dahulu, yaitu dengan cara mengalikan lebar saluran dengan tinggi aliran. Dengan lebar saluran sebesar 40,8 cm dan tinggi aliran sebesar 10,41 cm, didapatkan luas penampang aliran sebesar 421,86 cm2 atau sama dengan 421,86 x 10-4 m2. Setelai nilai V dan A didapatkan makadengan menggunakan persamaan (2) didapatkan nilai debitnya masing-masing sebesar 28,541 liter/detik dan 27,395 liter/detik. Pada saluran terbuka dengan bahan beton, pengukuran debit dengan menggunakan sekat ukur persegi didapatkan nilai headnya sebesar 0,092 meter. Sehingga dengan memasukkan nilai tersebut pada persamaan (3) didapatkan nilai debitnya sebesar 0,017 m3/detik. Kemudian pengukuran debit dengan mengguankan currentmeter didapatkan waktu untuk 40 kali putaran ( empat kali bunyi ) sebesar 11,6 detik pada ulangan pertama dan 11,7 detik pada ulangan kedua. Sehingga didapatkan nilai N untuk masingmasing ulangan sebesar 3,448 putaran/detik dan 3,418 putaran/detik. Dengan luas penampang aliran sebesar 421,86 x 10-4 m2, didapatkan nilai kecepatannya dengan menggunakan persamaan (1) sebesar 0,4187 m/detik dan 0,4169 m/detik. Dengan memasukkan nilai V dan A ke dalam persamaan (2 ) didapatkan nilai debit atau Q sebesar 0,0176 m3/detik dan 0,01752 m3/detik. Setelah pengukuran dengan menggunakan sekat ukur dan currentmeter, dilakukan pengukuran debit dengan menggunakan talang ukur parshall pada saluran terbuka dengan bahan beton namun dengan lokasi yang berbeda dari pengukuran sebelumnya. Talang ukur digunakan apabila tidak ada perbedaan head aliran. Pada praktikum kali ini talang ukur parshall yang digunakan mempunyai lebar leher (throat) sebesar 7,6 cm. Kemudian dilakukan pengukuran nilai Ha dan Hb yang masing-masing sebesar 16,25 cm dan 15,72 cm. Dimana Ha adalah tinggi aliran sebelum memasuki leher (throat) dan Hb adalah tinggi lairan ketika memasuki leher (throat). Dengan

nilail Ha dan Hb ini didapatkan nilai debit dengan memasukkan nilai Ha dan Hb tersebut dalam persamaan (4). Sehinggan didapatkan nilai debit sebelum air memasuki leher (throat) sebesar 5,685 x 10-4 m3/detik dan besar debit aliran ketika memasuki leher (throat) sebesar 5,395 x 10-4 m3/detik. Sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa debit aliran menurun ketika memasuki leher (throat) pada talang ukur. Aplikasi alat-alat pengukuran debit ini dalam kehidupan sehari-hari antara lain digunakan dalam penentuan debit pada saluran irigasi, saluran PDAM,bendungan maupun untuk mengukur besarnya debit aliran sungai. VII. KESIMPULAN Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa praktikan telah mampu menentukan nilai debit aliran dengan menggunakan sekat ukur (sekat ukur segitiga dan segiempat), currentmeter, dan talang ukur. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil yang telah didapatkan yaitu pada saluran terbuka dengan bahan kaca besar debit yang diukur dengan menggunakan sekat ukur segitiga sebesar 29,659 liter/detik,dan yang diukur dengan currentmeter sebesar 28,541 liter/detik dan 27,395 liter/detik. Pada saluran terbuka dengan bahan beton, pengukuran debit dengan menggunakan sekat ukur segiempat sebesar 0,017 m3/detik, dengan menggunakan currentmeter sebesar 0,0176 m3/detik dan 0,01752 m3/detik. Dan pengukuran dengan menggunakan talang ukur parshall sebesar 5,685 x 10-4 m3/detik sebelum memasuki leher (throat) dan 5,395 x 10-4 m3/detik ketika di dalam leher (throat). VIII. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Debit. http://repository.usu.ac.id/.../Chapter II.pdf . (Diakses tanggal 22 April 2012 ). Munawaroh, moony. 2010. Metode Pengukuran Debit. http://earthymoony.blogspot.com/2010/11/metode-pengukuran-debit.html (Diakses tanggal 22 April 2012 )

Anda mungkin juga menyukai