1
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
LEMBARAN PENGESAHAN
MENGETAHUI
2
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
pertolonganNya sehingga penyusunan Laporan Praktikum Hidrolika ini dapat
terselesaikan.
Adapun tujuan serta maksud diadakannya praktikumhidrolikaini adalah agar para
mahasiswa mengamati karakteristik aliran air fluida dalam pipa, yang mungkin laminar
atau turbulen aliran dengan mengukur bilangan Reynolds dan perilaku aliran, kedua untuk
menghitung kisaran untuk laminar dan aliran turbulen, dan yang terakhir untuk
membuktikan bilangan Reynolds adalah bilangan tanpa dimensi dengan menggunakan
rumus bilangan. Mengingat terbatasnya waktu praktikum serta banyaknya materi kuliah,
maka tidak semua teori dalam kuliah dapat diterapkan tetapi yang digunakan hanya yang
bersifat pokok saja.
Kami sebagai penulis laporan ini mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu kami, terutama kepada :
Dalam penyusunan laporan ini tentu banyak sekali kekurangan, baik dari segi isi
maupun penulisan, jadi besar rapan kami atas kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca sehngga dapat menjadi suatu masukan untuk kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Surabaya,
3
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
DAFTAR ISI
4
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
BAB I
Eksperimen dari Hydraulic Jump
5
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
1.2 Teori
Suatu hydraulic jump terjadi yaitu ketika aliran mengalir pada suatu
kecepatan tinggi terekspos pada suatu aliran dengan kecepatan rendah yang
terjadi pada keluaran .Secara teori, aliran tersebut terjadi dari aliran super
kritikal menuju aliran yang subkritikal. Froude Number (Fr) adalah bilangan
yang mengkarakteristikkan aliran kritis :
𝑣
Fr = …( 1 )
√𝑔.𝑦
Dengan :
V adalah kecepatan aliran ( m/s )
G adalah percepatan gravitasi ( m/s2 )
Y adalah kedalaman dari aliran fluida ( m )
6
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
v1.A1 = v2.A2
atau
v1.y1.w = v2.y2.w…………………………………………………………( 2 )
Kembali bahwa gaya hidrostatik yang terjadi pada cross section 1 dan 2
adalah :
𝑦1
F1 = ɣ. . A1………………………………………………………………( 4 )
2
Dan
𝑦2
F2 = ɣ. . A2………………………………………………………………( 5 )
2
F1 – F2 = m (v2 – v1)………………………………………………………( 6 )
Maka :
𝑦1 𝑦2
ɣ. - ɣ. = ƿ ( y2.v2 – y1.v1 ).………………………………………….( 8 )
2 2
7
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
𝑣1
Karena adalah merupakan kuadrat dari Frounde Number maka :
𝑔.𝑦1
𝑦2 𝑦2
[ ]2 + – 2.Fr2 = 0.……………………………………………………( 10 )
𝑦1 𝑦1
Energi losses (hL) karena fenomena transisi dari aliran turbulent diberikan
melalui persamaan :
( 𝑦2−𝑦1 )³
ℎ𝐿 = ………………………………………………….......( 12 )
4.𝑦1.𝑦2
8
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Saluran didingin gelas dengan pintu air (sluice gate) dan sebuah
pengaturan saluran jatuh (spillway)
Titik - titik pengukur
Manometer dan skala meter
Pompa
Stopwatch
9
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
10
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
𝑉1 = Fr ∗ √g ∗ y1
𝑦1
𝑉2 = ∗ v1
𝑦2
11
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Y2 7,5
Fr = 1 = = = 750
Y1 0,01
Y2 12,5
Fr = 1,7 = Y1
= = 146,66
0.03
Y2 12
Fr = 2,5 = Y1
= = 300
0,04
Y2 9,5
Fr = 3 = Y1
= = 190
0,05
Y2 18
Fr = 4,5 = Y1
= = 300
0,06
Lj 6
Fr = 1 = = = 600
Y1 0,01
Lj 10
Fr = 1,7 = Y1
= = 333,33
0.03
Lj 7
Fr = 2,5 = Y1
= = 175
0,04
Lj 9
Fr = 3 = Y1
= = 180
0,05
Lj 8
Fr = 4,5 = Y1
= = 133
0,06
12
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Gambar hubungan antara prosentase kerugian energy terhadap variasi Froude number
(∆E/E1 -> Fr)
(Y2−Y1)3 (7,5−0,01)3
Fr = 1 = hL = = = 1400,6
4 ∗ 𝑌1∗ 𝑌2 4∗0,01∗7,5
(Y2−Y1)3 (12,5−0,03)3
Fr = 1,7 = hL = = = 1292,730
4 ∗ 𝑌1∗ 𝑌2 4∗0,03∗12,5
(Y2−Y1)3 (12−0,04)3
Fr = 2,5 = hL = = = 891.029
4 ∗ 𝑌1∗ 𝑌2 4∗0,04∗12
(Y2−Y1)3 (9,5−0,05)3
Fr = 3 = hL = = = 444,162
4 ∗ 𝑌1∗ 𝑌2 4∗0,05∗9,5
(Y2−Y1)3 (18−0,06)3
Fr = 4,5 = hL = = = 1336,544
4 ∗ 𝑌1∗ 𝑌2 4∗0,06∗18
13
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
14
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
15
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Kesimpulan :
16
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Saran :
Untuk eksperimen atau percobaan tersebut, alat dan metoda nya lebih
diperbaharui dan ditingkatkan lagi agar kesalahan atau error pada saat
pengambilan data menjadi berkurang.
17
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
BAB II
PERCOBAAN OSBORNE REYNOLDS
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah pertama untuk mengamati
karakteristik aliran air fluida dalam pipa, yang mungkin laminar atau turbulen
aliran dengan mengukur bilangan Reynolds dan perilaku aliran, kedua untuk
menghitung kisaran untuk laminar dan aliran turbulen, dan yang terakhir
untuk membuktikan bilangan Reynolds adalah bilangan tanpa dimensi dengan
menggunakan rumus bilangan Reynolds. Untuk tujuan pertama dan kedua, itu
melibatkan menjalankan peralatan Obsorne Reynolds dengan memvariasikan
debit air. Dalam percobaan ini kita menset waktu, yaitu 5 detik untuk
mengumpulkan jumlah air.Pada saat yang sama kita juga mengamati
karakteristik aliran, ada laminar, transisi dan juga aliran turbulen. Dari data
yang dikumpulkan kami membuat perhitungan untuk memperkirakan rentang
untuk laminar dan aliran turbulen.Untuk membuktikan bahwa bilangan
Reynolds tanpa dimensi, kita juga menghitung menggunakan unit saja dan
menggunakan rumus yang tepat, terbukti bahwa bilangan Reynolds adalah
bilangan tanpa dimensi.
18
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2.1 PENDAHULUAN
Aliran yang benar – benar dibatasi oleh permukaan padat disebut aliran
internal ( aliran dalam ). Demikian juga aliran internal yang meliputi mengalir
melalui pipa , saluran, nozel, diffusers, katup, dan alat kelengkapan.Aliran ini
dapat berupa laminar atau turbulen.Obsorne Reynolds (1842-1912) adalah
orang pertama yang membedakan antara aliran laminar dan turbulen dan
mengukur ketika aliran beralih dari salah satu aliran kerezim yang lain.
Peralatan terdiri dari reservoir yang dimasukan kedalam pipa transparan
dengan panjang tertentu. Laju aliran melalui pipa dikendalikan oleh katup di
pintu keluar dari pipa, kemudian dengan memasukkan pita tipis pewarna akan
terlihat jenis aliran.
Dalam mekanika fluida dan perpindahan panas, bilangan Reynolds, adalah
tanpa berdimensi.
𝜌. 𝑉. 𝑑
𝑅𝑒 =
µ
Adalah sebuah bilangan yang memberikan ukur anrasio gaya inersia ( ρ.V )
sedang untuk gaya viskositas (µ/D) dan akibatnya menjumlahkan kedua
kepentingan relative dari kedua jenis kekuatan untuk diberikan sebagai
kondisi aliran. Bilangan Reynolds sering timbul saat melakukan analisis tanpa
dimensi cairan dinamika dan masalah perpindahan panas. Mereka juga
digunakan untuk mengkarakteristikan rezim/jenis aliran yang berbeda, seperti
laminar dan aliran turbulen. Aliran laminar terjadi pada angka Reynolds
rendah, dimana kekuatan viscositas ( kekentalan ) yang lebih dominan, dan
ditandai dengan aliran yang halus, gerakan fluida konstan, sedangkan aliran
turbulen terjadi pada angka Reynolds yang tinggi dan didominasi oleh gaya
inersia, yang cenderung menghasilkan pusaran dengan kondisi acak, vortisitas
dan fluktuasi aliran dll.
19
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
20
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2.3 TEORI
21
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Dengan transportasi fluida minyak dan air jarak jauh, pemahaman yang
menyeluruh tentang aliran dalam pipa diperlukan.Dalam aliran melintasi pipa,
efek viskositas menjadi penting dan perilaku lapisan batas harus
diperhitungkan. Di pintu masuk dari pipa yang boundary layer sangat tipis
sehingga aliran di daerah ini dapat dianggap inviscid kecuali dekat dinding
pipa. Namun ketika aliran dalam pipa bergerak turun, ada ketebalan lapisan
batas ( entrence region ) sampai aliran itu memenuhi penampang pipa
keseluruhan.Aliran berkembang penuh 9 fully develop) itu akan terjadi ketika
seluruh penampang telah dipengaruhi oleh lapisan batas.
Konsep aliran laminar adalah suatu aliran dimana lapisan fluida meluncur
diatas satu sama lain dalam sebuah pola garis lurus yang berlapis - lapis,
lapisan yang satu tidak menabrak lapisan yang lain. Dalam pipa aliran itu
adalah murni aksial dan setelah aliran sepenuhnya menjadi berkembang,
profil kecepatan menjadi independen dari koordinat sepanjang arah
aliran.Stabilitas aliran laminar dapat denganmu dah dilihat pada percobaan
klasik Reynolds pada aliran viskos dimana pewarna disuntikan kedalam aliran
air yang melalaui pipa transaparan.Bentuk seperti benang dari pewarna
bergerak menunjukan perilaku laminar. Setelah meningkatnya kecepatan air,
gerakan berfluktuasi pewarna akan terlihat, menunjukan transisi kealiran tidak
stabil. Pada kecepatan yang lebih tinggi benang pewarna menjadi bercampur
dengan cairan, fluktuasi kecepatan radial menjadi tidak beraturan
ditambahkan di atas gerakan aksialnya dan aliran ini dikatakan menjadi
turbulen.
22
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
23
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
24
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
25
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Diameter 8 mm
Tabel 2.2 data percobaan OSBORNE REYNOLDS
Sudut Waktu Karakteristik
No Percobaan aliran aliran
(Deg) (dtk) Aliran
(ml)
1 15˚ 1 100 60 LAMINAR
2 100 71 LAMINAR
3 100 72 LAMINAR
2 18˚ 1 100 31 TRANSISI
2 100 30 TRANSISI
3 100 30 TRANSISI
3 19˚ 1 100 22 TURBULEN
2 100 22 TURBULEN
3 100 21 TURBULEN
4 20˚ 1 100 16 TURBULEN
2 100 17 TURBULEN
3 100 17 TURBULEN
5 30˚ 1 100 6 TURBULEN
2 100 6 TURBULEN
3 100 6 TURBULEN
26
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Diameter 10 mm
Tabel 2.3 data percobaan OSBORNE REYNOLDS
Sudut Waktu Karakteristik
No Percobaan aliran aliran
(Deg) (dtk) Aliran
(ml)
1 15˚ 1 100 56 LAMINAR
2 100 57 LAMINAR
3 100 58 LAMINAR
2 18˚ 1 100 27 TRANSISI
2 100 28 TRANSISI
3 100 28 TRANSISI
3 19˚ 1 100 25 TURBULEN
2 100 25 TURBULEN
3 100 25 TURBULEN
4 20˚ 1 100 19 TURBULEN
2 100 18 TURBULEN
3 100 18 TURBULEN
5 30˚ 1 100 5 TURBULEN
2 100 5 TURBULEN
3 100 5 TURBULEN
DIAMETER
27
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2
A = π x𝑟
A1 = 3,14 X 0,000009
= 0,00002826 𝑚2
A2 = 3,14 X 0,000016
= 0,00005024 𝑚2
A3 = 3,14 X 0,000025
= 0,0000785 𝑚2
28
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Analisa data :
Gambar plot dari debit (Q) terhadap sudut buka
1
katub.
Sket hubungan antara Reynold Number dengan sudut bukaan
2
katub.
Buatkan diagram batang karakteristik aliran dari percobaan ini ( Re → Buka
3
Katub )
pada suhu
ρ = massa jenis air
27ºC
pada suhu
µ = viskositas
27ºC
t = waktu debit air
V = volume
v = laju aliran rata-rata
Interpolasi untuk menemukan (ρ) masa jenis air dan (µ) viskositas pada suhu 27⁰
→ 27 - 25 = ρ - 997,08
ρ
30 - 25 995,68 - 997,08
0 = 0
5 -1,4
5 ρ -4985,35 = -2,78
5 ρ = 4982,57
ρ = 996,514 kg/m³
→ 27 - 25 = µ - 0,8949
µ
30 - 25 0,7834 - 0,8949
2 = µ - 0,8949
5 -0,11
5 µ -4,4745 = -0,223
5 µ = 4,2515
µ = 0,85030 m²/s
29
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Diameter 6 mm
D = 0.006
Deg = 15⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q =t = = 1.428 𝑚3 /s
70
Q 1.428
V = = = 49.930 m/s
A 0.0000286
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 49.930 ∗ 0.006
=
0.85030
= 2985 (transisi)
D = 0.006
Deg = 18⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q =t = = 1.369 𝑚3 /s
21
Q 1.369
V = = = 48.443m/s
A 0.00002826
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 48.443 ∗ 0.006
=
0.85030
= 3406 (transisi)
D = 0.006
Deg = 19⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q =t = = 5.263 𝑚3 /s
19
Q 5.263
V = = = 18.623m/s
A 0.00002826
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 18.623 ∗ 0.006
=
0.85030
= 3406 (transisi)
30
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
D = 0.006
Deg = 20⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q =t = = 5.121 𝑚3 /s
20
Q 5.121
V = = = 18.12 m/s
A 0.00002826
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 1812 ∗ 0.006
=
0.85030
= 1274 (laminar)
D = 0.006
Deg = 30⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q =t = = 7.692 𝑚3 /s
13
Q 7.692
V = = = 27.21 m/s
A 0.00002826
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 2721 ∗ 0.006
=
0.85030
= 5206 (turbulan)
31
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Diameter 8 mm
D = 0.008
Deg = 15⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q =t = = 1.666 𝑚3 /s
60
Q 1.666
V = = = 3.316 m/s
A 0.00005024
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 2721 ∗ 0.008
=
0.85030
= 3108 (transisi)
D = 0.008
Deg = 18⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q =t = = 3.225 𝑚3 /s
31
Q 3.225
V = = = 6.419 m/s
A 0.00005024
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 6.419 ∗ 0.008
=
0.85030
= 6018 (turbulen)
32
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
D = 0.008
Deg = 19⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q =t = = 4.545 𝑚3 /s
22
Q 4.545
V = = = 8.865 m/s
A 0.00005024
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 8.865 ∗ 0.008
=
0.85030
= 8308 (turbulen)
D = 0.008
Deg = 20⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q =t = = 0.001 𝑚3 /s
10
Q 0.001
V = = = 1.990 m/s
A 0.00005024
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 1.990 ∗ 0.008
=
0.85030
= 1865 (laminar)
D = 0.008
Deg = 30⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q =t = = 16.66 𝑚3 /s
6
Q 1.666
V = = = 3.316 m/s
A 0.00005024
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 3.316 ∗ 0.008
=
0.85030
= 3108 (laminar)
33
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Diameter 10 mm
D = 0.01
Deg = 15⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q = t = 56 = 1.786 𝑚3 /s
Q 1.786
V = = 0.0000785 = 2.275 m/s
A
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 2.275 ∗ 0.01
=
0.85030
= 2666 (transisi)
D = 0.01
Deg = 18⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q = t = 27 = 3.703 𝑚3 /s
Q 3.703
V = = = 4.717 m/s
A 0.0000785
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 4.717 ∗ 0.01
=
0.85030
= 5528 (transisi)
D = 0.01
Deg = 19⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q = = 25 = 4 𝑚3 /s
t
Q 4
V = = = 5.095 m/s
A 0.0000785
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 5.095 ∗ 0.01
=
0.85030
= 5971 (transisi)
34
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
D = 0.01
Deg = 20⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q = t = 19 = 5.263 𝑚3 /s
Q 5.263
V = = = 6.704 m/s
A 0.0000785
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 6.704 ∗ 0.01
=
0.85030
= 7856 (Trubulen)
D = 0.01
Deg = 30⁰
Vol = 100 ml = 0.0001 𝑚3
V 0.0001
Q =t = = 2 𝑚3 /s
5
Q 2
V = = = 2.547 m/s
A 0.0000785
p∗V∗D
Re =
µ
996.514 ∗ 2.547 ∗ 0.01
=
0.85030
= 2984 (Transisi)
35
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Tabel
Tabel2.6
2.4Analisa
AnalisaHasil
hasilPercobaan
percobaanLap
lapdan
danPerhitungan
perhitunganDiameter
Diameter8 8mm
mm
Tabel
Tabel2.7
2.5Analisa
AnalisaHasil
hasilPercobaan
percobaanLap
lapdan
danPerhitungan
perhitunganDiameter
Diameter1010mm
mm
36
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Diameter 6 mm
Tabel 2.8 Hubungan debit (Q) dengan bukaan katub
sudut 𝑚2
(Deg) 𝑄 ( )
𝑠
15⁰ 1.428
18⁰ 1.369
19⁰ 5.263
20⁰ 5.121
30⁰ 7.692
Chart Title
9
7.692
8
7
6 5.263 5.121
5
Q
4
3
2 1.428 1.369
1 0 0
0
sudut (Deg) 15⁰ 18⁰ 19⁰ 20⁰ 30⁰
Sudut (deg)
37
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Diameter 8 mm
15⁰ 1.666
18⁰ 3.225
19⁰ 8.865
20⁰ 0.001
30⁰ 16.66
Chart Title
18 16.66
16
14
12
10 8.865
Q
8
6
3.225
4
1.666
2 0 0 0.001
0
sudut (Deg) 15⁰ 18⁰ 19⁰ 20⁰ 30⁰
Sudut (deg)
38
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Diameter 10 mm
sudut (Deg)
15⁰ 1.786
18⁰ 3.703
19⁰ 4
20⁰ 5.263
30⁰ 2
Chart Title
6
5.263
5
4
3.703
4
3
Q
2
1.786
2
1
0 0
0
sudut (Deg) 15⁰ 18⁰ 19⁰ 20⁰ 30⁰
Sudut (deg)
39
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Diameter 6
Tabel 2.11 Hubungan Re dengan bukaan katub
sudut
(Deg) Re
15⁰ 2285
18⁰ 3406
19⁰ 3406
20⁰ 1274
30⁰ 5206
Re
6000
5206
5000
3000 2285
2000 1274
1000
0
15⁰ 18⁰ 19⁰ 20⁰ 30⁰
Sudut (Deg)
40
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Diameter 8
Tabel 2.12 Hubungan Re dengan bukaan katub
sudut
(Deg) Re
15⁰ 3108
18⁰ 6018
19⁰ 8308
20⁰ 1805
30⁰ 3108
Re
9000 8308
8000
7000 6018
6000
5000
Re
41
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Diameter 10
Tabel 2.13 Hubungan Re dengan bukaan katub
sudut
(Deg) Re
15⁰ 2666
18⁰ 5528
19⁰ 5971
20⁰ 7856
30⁰ 2984
Re
9000
7856
8000
7000 5971
5528
6000
5000
Re
4000 2984
2666
3000
2000
1000
0
15⁰ 18⁰ 19⁰ 20⁰ 30⁰
Sudut (Deg)
42
Laporan Praktikum Hidrolika
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Kesimpulan :
1. Dengan semakin besarnya sudut serta semakin besar luas penampang
selang, maka semakin ringgi pula debit ysng dihasilkan, hal ini
menandakan sudut berbanding lurus dengan kecepatan dan luas
penampang.
2. Semakin besar sudut dan luas penampang selang maka semakin besar
bilangan Reynold yang dihasilkan, hal ini menunjukkan bahwa bilangan
Reynold berbanding lurus dengan sudut serta luas penampang dan
berbanding terbalik dengan nilai voskositas.
3. Semakin besar sudut bukaan katub maka semakin besar besar pula
volume aliran yang dihasilkan.
Saran :
Untuk eksperimen atau percobaan tersebut, alat dan metoda nya lebih
diperbaharui dan ditingkatkan lagi agar kesalahan atau error pada saat
pengambilan data menjadi berkurang.
43