Anda di halaman 1dari 34

HIDROMETRI

hidromentri

 Distribusi Debit sungai dalam ruang dan waktu


sangat penting dalam memberikan informasin untuk
perencanaan bangunan dan pemanfaatan sumber
daya air
 Notasi debit Q dinyatkan dalam (m³/d)
 Debit aliran sangat bervariasi sehingga memerlukan
pengamatan yang sangat panjang
Pengukuran Q

 Pengukuran di lapangan
 Membuat stasiun pengamatan,mengukur Q bagunan
air,bendung,peluap
 Parameter yang di ukur di stasiun pengamat tampang lintang
sungai,elevasi muka air,kecepatan aliran
 Berdasarkan data Q dari stasiun terdekat
 Berdasarkan data hujan
 Berdasarkan pembangkit data Q
Pengukuran Q jika di lokasi tidak ada pencatat Q

 Q di perkirakan berdasarkan:
 Q lokasi lain pada sungai yang sama

 Q lokasi lain pada sungai di sekitarnya

 Q di sungai yang berjauhan tapi mempunyai karakteristik yang


sama
 Q di lokasi yang di tinjau di hitung berdasarkan
perbandingan luas DAS yang di tinjau dan luas DAS
referensi
persamaan

Dengan
 = Q di sta. A yang di cari (pada DAS yang sama dengan sta.B)
 = data Q di Sta.B yang di ketahui
 = Q di Sta. C yang di cari (pada DAS yang berbeda dengan Sta.B
tetapi mempunyai karakteristik yang sama)
 = Luas DAS di Sta. A,Sta.B,dan di Sta. C
Teory pengukuran Q

 Parameter di atas di ukur pada suatu tampang lintang


sungai
 Luas tampang aliran di peroleh dengan memgukur
elevasi permukaan air dengan berbagai kondisi(Qkecil
s/d Q besar) dan dasar sungai
 Kecepatan aliran di ukur dengan menggunakan alat
current meter,pelampung dll
 Buat curve elevasi muka air dan Q (jika aliran sungai
tidak terpangaru oleh PASUT air laut)
Distribusi kecepatan di tampang lintang sungai

 Bentuk distribusi V pada tampang sungai


 Arah vertikal Berbentuk parabolis dengan V=0 di dasar
dan bertambah besar menuju permukaan
 Arah horisontal V di kedua tebing 0 dan semakin besar
di tengah
 Pengukuran harus di lakukan di beberapa titik vertikal
arah horosontal
 Buat sejumlah pias di tampang sungai dan di ukur setiap
pias di ukur kecepatan dan luas pias
 Buat kecepatan rerata dengan menyamakan luasan
distribusi kecepatan terukur dengan luasan kecepatan
rerata pada seluruh kedalaman
Distribusi kecepatan aliran di penampang sungai
Debit aliran

a = luasam dari setiap pias


 v = kecepatan rerata setiap pias
Langkah – langkah pengukuran Q

 Pemilihan lokasi Sta.pengukuran


 Pengukuran kedalaman sungai
 Pengukuran elevasi muka air secara kontinyu/harian
 Pengukuran kecepatan aliran
 Hitung Q
 Membuat rating curve hubungan elevasi muka air
dengan Q
 Cari Q aliran berdasarkan pencatatan elevasi muka
air
 Presentasi dan publikasi data terukur dan terhitung
Pemilihan lokasi Sta.pengukuran

 Mudah dicapai pengamat (jembatan,dll)


 Di bagian sungai yang lurus dengan penampang yang
stabil dan teratur (tidak terjadi erosi maupun
sedementasi)
 Di hilir pertemuan antara anak sungai
 Di mulut sungai menuju laut/danau
 Di lokasi banganan air bendungan,bendung dll
 Tidak di pengaruhi oleh gari pembendung (back water)
 Aliran berada di dalam alur utama (tdk ada aliran d
bantaran)
Pengukuran kedalaman sungai

 Bak ukur
 Bak ukur di beri skala dan plat di bagian bawah
 Plat harus menyentuh dasar sungai
 Hasil pengukuran di berikan dalam bentuk elevasi

 Tali dengan pemberat


 Jika sungai dalam dan arus kuat
 Penggunaan tali/tabel perlu adanya koreksi karena pengaruh arus menyebabkan
tali tidak vertikal
 Koreksi di berikan pada tali yang ada di permukaan dan di bawah permukaan air

 Echosounder
 Pada sungai yang lebar
 Menggunakan gelombang suara yang di pantulkan oleh dasar sungai dengan
kecepatan ± 1435 m/d
 Kedalaman di hitung berdasarkan selang waktu antar a pemancaran dengan penerimaan
getaran
Prosedur untuk menhitung nilai koreksi mengukur
kedalaman dengan tali pemberat

 Kedalaman aef di ukur dengan tali


 Ukur jarak vertikal ab,dengan tali tersebut ketika
pemberat berada pada permukaan air
 Ukur sudut ɵ pada tali di udara
 Kedalaman tali basah,
 Hitung koreksi tali basah untuk menghitung ef
 ef = aef – (ab +koreksi di udara)
 Hitung koreksi
 bc = aef – ab – (koreksi di udara + koreksi tali basah)
Contoh soal

 Dalam pengukuran kedalaman menggunakan tali


dengan pemberat kedalaman total tali( aef) 7,68
m.kedalaman dari titik tetap (a) ke permukaan air
3,14 m,sudut kemiringan tali terhadap vertikal
adalah 24ᵒ.berapakah kedalaman air sesungguhnya?
penyelesaian

 Perhatikan gambar posisi letak aef 7,68 m, a 3,14 m


 Dari tabel 5.1 untuk ɵ 24ᵒ di peroleh
 Koreksi di udara
 Ɵ vertikal x ab =.....m
 Kedalaman tali basah
 ef = aef – (ab + koreksi di udara)
 =.....m
 Dari tabel 5.2 untuk ɵ 24ᵒ
 Koreksi tali basah
 Ɵ vertikal x ef =.....m
 Kedalaman terkoreksi
 bc = aef – ab – (koreksi di udara + koreksi tali basah)
 =......m
Pengukuran elevasi muka air

 Papan duga
 Alat yang terbuat dari papan dan plat dengan skala dan angka ukur
dalam cm
 Di pasang di tepi sungai atau di suatu bangunan air
 Angka 0 di tempatkan pada titik terendah sehingga pembacaan +
 Alat pengukur muka elevasi max
 Alat sederhana berupa tabung dengan lubang bagian dasar dan
tertutup bagian atas dan lubang udara di dalam tabung di tepatkan
papan ukur dan gabus
 Pencatat muka air otomatis
 Pengukuran ini dengan menggunakan alat yang di lengkapi
pelambung untuk tanda naik turunnya muka air
Pengukuran kecepatan aliran

 Dengan menggunakan pelampung atau current meter


 Pelampung
 Dilakukan pada kondisi banjir
 Mengukur selang waktu yang diperlukan oleh pelampung dengan
menempuh suatu jarak tertentu
 Tentukan titik pengamat dengan jarak pengamatan 4 s/d 5 kali lebar
sungai
 Pelampung di sebar secara merata dari titik awal/hulu
 Ada 3 pelampung (pelampung permukaan,pelampung
kaleng,pelampung batang)
 Apabila di gunakan pelampung permukaan harus x dengan nilai
koefisien 0,85
Pengukuran kecepatan dengan pelampung

 Kecepatan aliran
 V = L/t
 L = jarak antara pengamatan penampan
 t = waktu yang di perlukan untuk melintasi penampang pengamat
Current meter

 Pengukuran dengan alat ini paling banyak di lakukan


 Tipe current meter
 Tipe mangkok (price – cup current meter) berputar terhadap sumbu
vertikal
 Tipe baling – baling (propeller current meter) berputar terhadap
sumbu horisontal
 Jumlah putaran per satuan waktu di konversi menjadi kecepatan arus
 Hubungan antara jumlah putaran /dtk (n) dan kecepatan arus (v)
 v=a+bn

 Nilai a dan b konstan berdasarkan hasil kalibrasi alat yg dilakukan oleh


pabrik
 Contoh current meter tipe baling2 diameter 0,125 mm mempunyai
bentuk
 Jika n ˂ 2,22 v = 0,2543 n + 0,018
 Jika n ˃ 2,22 v = 0,2615 n + 0,02
Metode mengukuran kecepatan

 Metode pengukuran di tentukan berdasarkan


ketelitian yang di iginkan,ketersedian waktu,lebar
dan kedalaman sungai
 Pengukuran di lakukan dengan menentukan pias
virtikal dengan 1 sampai 3 titik/pias
 Penentuan titik pias berdasarkan kedalaman muka
air/aliran (h atau d) yaitu 0,2 h; 0,6 h dan 0,8 h
Jenis metode

 Metode satu titik di gunakan jika saluran dangkal kecepatan di ukur


pada kedalaman 0,6h atau 0,6 d

 Metode dua titik hasil kecepatan merupakan kecepatan rerata dari 0,2
h dan 0,8 h

 Metode tiga titik kecepatan rerata 0,2 ; 0,6 ; 0,8

 Metode lima titik


Metode Hitungan Q

 Metode tampang tengah


 Metode tampang rerata
 Metode integrasi kedalaman kecepatan
 Metode kontur kecepatan
 notasi
 W = lebar antara 2 garis vertikal

 V = kecepatan ( V1,2....nkecepatan rerata di pias 1,2...n)

 d = kedalaman air di 2 pias


Metode tampang tengah

 Kecepatan di anggap kecepatan di setiap vertikal kecepatan rerata dari


pias setengah jarak antara pias kiri dan kanan

 Dengan melalui pias 3

 Secara umum Q melalui pias x


Metode tampang rerata

 Tampang lintang di anggap tersusun dari beberapa pias yang masing di batasi 2
vertikal yang berdampingan
 Luas tampang pias 3-4

 Debit melalui pias 3-4

 Debit secara umum melalui


pias x dan x+1
Metode integrasi kedalaman kecepatan

 Di hitung Q setiap satuan lebar


 Per kalian antara v̅ x d
 Nilai komponen di atas
di gambar pada garis muka air
 Buat kurva yang menghubungkan
titik tersebut
 Q sungai di hitung melalui
luasan yang di batasi oleh kurva tsb.
Metode kontur kecepatan

 Berdasarkan kecepatan terukur di sejumlah titik di


seluruh pias di buat kurva yang mempunyai
kecepatan yang sama (garis kontur kecepatan)
 Garis kontur Vmax di ukur luasan yang di batasi
garis kontur tsb dengan muka air memakai kertas
planimeter
 Buat diagram dengan ordinat sumbu X (luasan yang
di batasi oleh V dan permukaan air) dan Y
(kecepatan dan absis)
Terima kasih...

 Limpasan
 Analisa freuensi

Anda mungkin juga menyukai