Anda di halaman 1dari 17

EKSPERIMEN IV

HYDRAULIC JUMP DI BAWAH PINTU

Hari dan Tanggal Percobaan : Jum’at, 02 Desember 2014


Waktu : 17.50 WIB
Lokasi Percobaan : Laboratorium Teknik Sipil UMSU

1. TUJUAN PERCOBAAN

 Menunjukkan bahwa perubahan dari aliran yang cepat (super kritis) ke


aliran yang lambat (sub kritis) pada jarak yang relative pandek disertai
dengan kehilangan energi.

2. PERALATAN

a. Multi Purpose Teaching Flume


b. Hook and Point Gauge
c. Perangkat Pitot Tube
d. Adjustable Undershot Weir
e. Mistar
f. Waterpass
3. DASAR TEORI

Hydraulic Jump terjadi bila suatu aliran superkritis berubah menjadi


aliran subkritis pada jarak yang relative pendek di dalam saluran.
Analisa gaya dari volume loncatan yang terkontrol pada section a dan b
berhubungan antara aliran dan kedalaman pada kedua sisi dari loncatan. Gaya
gesek pada dasar saluran diabaikan dan hanya gaya luar secara horizontal pada
air dengan volume yang terkontrol. Gaya luar tersebut adalah tekanan
hidrostatis yang terdistribusi pada section a dan b.
Resultan daya dipakai untuk fluida dengan volume yang terkontrol pada
bahagian hilir adalah :
1 1
∑ 𝐹𝑥 = 𝜌. 𝑔. 𝑦𝑎 2 − 𝜌. 𝑔. 𝑦𝑏 2
2 2
Pengaruh gaya ini pada momentum aliran rata-rata dari fluida dengan
volume yang terkontrol adalah :
𝜌. 𝑄. 𝑉𝑏 − 𝜌. 𝑄. 𝑉𝑎
1 1
Sehingga : 2 𝜌. 𝑔. 𝑦𝑎 − 2 𝜌. 𝑔. 𝑦𝑏 = 𝜌. 𝑄. (𝑉𝑏 − 𝑉𝑎 )

Setelah mensubtitusikan harga Q dan Vb ke dalam bentuk Va dan ya


persamaannya menjadi sebagai berikut :

𝑦𝑎 1 8𝑉𝑎 2
= [√(1 + ) − 1]
𝑦𝑏 2 𝑔. 𝑦𝑎

Kehilangan energi pada jump adalah :


𝑉𝑎 2 𝑉𝑏 2
∆𝐻 = 𝑦𝑎 + − (𝑦𝑏 + )
2𝑔 2𝑔
(𝑦𝑏 − 𝑦𝑎 )3
∆𝐻 =
4. 𝑦𝑎 . 𝑦𝑏
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑦𝑏 3
∆𝐻 (𝑦𝑎 − 1)
=
𝑦𝑎 4. 𝑦𝑏
𝑦𝑎
Karena daerah kerja dari aliran di saluran adalah pendek, maka untuk
kepentingan pembuktian pada eksperimen dapat dipakai ya = y1 = dan yb = y3.
4. TEORI TAMBAHAN

Hydraulic Jump (loncatan air) terjadi apabila suatu aliran super kritis
berubah menjadi aliran sub kritis dan akan terjadi pembuangan energi.
Konsep perhitungan pada hydraulic jump sering dipakai pada
perhitungan bangunan peredaran energi :
 Di sebelah hilir bangunan pelimpah.
 Di sebelah hulu bangunan pelimpah.
a. Type Hydralic Jump
1. Undetar Jump (Fr : 1,00 – 1,70)
Perubahan aliran super kritis menjadi sub kritis terjadi secara tiba –
tiba, terlihat deretan gelombang berombak dipermukaan air.
2. Weak Up (Fr : 1,70 – 2,50)
Gelombang pada permukaan atau loncatan air mulai pecah, loncatan
air masih lemah.
3. Oscilating Jump (Fr : 2,50 – 4,50)
Loncatan air dengan gelombang dibelakang.
4. Steady Jump (Fr : 4,50 – 9,00)
Loncatan yang terjadi untuk peredaman energi dan tidak terjadi
gelombang di hilir.
b. Panjang Hydraulic Jump
1. Woyeiski (1931)
Lj / (h2 – h1) = c – 0,05 h2 / h1 → c = 8
2. Smetana
Lj / (h2 – h1) = c → c = 6
3. Silvester (1964)
Lj / h1 = (Fr 1 – 1)

Sumber:bahan materi mata kuliah Mekanika Fluida UGM Yogyakarta


5. APLIKASI

Loncatan hidraulik (hydraulic jump) adalah fenomena yang banyak


ditemukan pada aliran tidak seragam (varied flow) dalam saluran terbuka
dimana terjadi perubahan yang cepat dan aliran kecepatan rendah, kedalaman
air besar dan keadaan subkritis.
Pada loncatan hidraulik akan terjadi turbulensi dan kehilangan banyak
energi yang cukup besar, oleh karenanya persamaan energi Bernaulli tidak
dapat digunakan untuk analisis. Maka persamaan momentum yang
diturunkan dari hokum Newton kedua yang digunakan.
Terdapat banyak kegunaan yang di miliki hydraulic jump diantaranya
adalah:
 Untuk meredam energi
 Untuk meninggikan muka air dibagian hilir
 Untuk mengurangi gaya uplift netto dengan meningkatkan berat,
yaitu karena ketinggian kedalaman
 Untuk membuat penampang control (control section)
 dll.
6. PROSEDUR

a. Memastikan Memastikan bahwa flume sudah horizontal.


b. Menepatkan adjustable undershot weir pada flume secara vertikal dengan
tepi bawahnya 10 mm hingga ketinggian 30 mm (dengan melakukan
kenaikan setiap 5 mm dengan 5 kali percobaan) diatas flume.
c. Mengalirkan air ke dalam flume sampai setinggi yo = 65 mm.
d. Mengatur tinggi bukaan pintu sehingga terjadi hydraulic jump di tengah
flume.
e. Mengukur dan mencatat nilai-nilai y1,y3, dan Q.
f. Mengulangi untuk nilai-nilai yo = 65 mm dan yg lainnya untuk hydraulic
jump diatas mercu.
7. ANALISA DATA

 Untuk hydraulic jump di bawah pintu


Dari percobaan diperoleh data-data sebagai berikut :
Diketahui:
 Percobaan 1
Di peroleh data sbb:
yg = 6 mm
yo = 65 mm
y1 = 6 mm
y3 = 28 mm
B = 64 mm
g = 9810 mm/s2
Q = 2500 liter/hari
= (2500 × 106) / 3600
= 694444,444 mm3/s

Maka diperoleh:
 A1 = B × y1
= 64 × 6 = 384 mm2
 A2 = B × y3
= 64 × 28 = 1792 mm2
𝑄 694444,444
 V1 = = = 1808,449 mm/s
𝐴1 384
𝑄 694444,444
 V3 = = = 387,525 mm/s
𝐴3 1792

V12
 E1 = y1 + ( )
2×𝑔

1808,4492
=6+( )
2×9810

= 172,692
V32
 E3 = y3 + ( )
2×𝑔

387,525 2
= 28 + ( )
2×9810
= 35,654

V12 1808,4492
 ( ) =( )
𝑔×𝑦1 9810 × 6

= 55,564
y 28
 ( 3) =( )
𝑦1 6

= 4,667
𝑦
(( 3 )−1)3
𝑦
 ∆𝐻⁄𝑦1 = 1𝑦3
4× ⁄𝑦1

(4,667−1)3
=
4×4,667

= 2,641
3 𝑄2
 yc =√
𝐵2 ×𝑔

3 694444,444 2
=√
64 2 ×9810

= 22,895

 Percobaan 2
Di peroleh data sbb:
yg = 15 mm
yo = 65 mm
y1 = 12 mm
y3 = 34 mm
B = 64mm
g = 9810 mm/s2
Q = 3600 liter/hari
= (3600 × 106) / 3600
= 1000000 mm3/s

Maka diperoleh:
 A1 = B × y1
= 64 × 12 = 768 mm2

 A2 = B × y3
= 64 × 34 =2176 mm2
𝑄 1000000
 V1 = = = 1302,083 mm/s
𝐴1 768
𝑄 694444,444
 V3 = = = 459,559 mm/s
𝐴3 1792

V12
 E1 = y1 + ( )
2×𝑔

1302,083 2
= 64 + ( )
2 × 9810

= 98,413
V32
 E3 = y3 + ( )
2×𝑔

459,559 2
= 28 + ( )
2×9810

= 44,764
V12 1302,0832
 ( ) =( )
𝑔×𝑦1 9810 ×12

= 14,402
y 34
 ( 3) =( )
𝑦1 12

= 2,833
𝑦
(( 3 )−1)3
𝑦
 ∆𝐻⁄𝑦1 = 1𝑦3
4× ⁄𝑦1

(2,833−1)3
=
4×2,833

= 0,544
3 𝑄2
 yc =√
𝐵2 ×𝑔

3 10000002
=√
64 2 ×9810

= 29,196
 Percobaan 3
Di peroleh data sbb:
yg = 20 mm
yo = 65 mm
y1 = 15 mm
y3 = 39 mm
B = 64 mm
g = 9810 mm/s2
Q = 4300 liter/hari
= (4300 × 106) / 3600
= 1194444,444 mm3/s

Maka diperoleh:
 A1 = B × y1
= 64 × 15 = 960 mm2
 A2 = B × y3
= 64 × 39 = 2496 mm2
𝑄 1194444,444
 V1 = = = 1244,213 mm/s
𝐴1 960
𝑄 1194444,444
 V3 = = = 478,543 mm/s
𝐴3 2496

V12
 E1 = y1 + ( )
2×𝑔

1244,213 2
= 15 + ( )
2×9810

= 93,902
V32
 E3 = y3 + ( )
2×𝑔

478,543 2
= 39 + ( )
2×9810

= 50,672
V12 1244,213 2
 ( ) =( )
𝑔×𝑦1 9810 ×15

= 10,520
y 39
 ( 3) =( )
𝑦1 15

= 2,6
𝑦
(( 3 )−1)3
𝑦
 ∆𝐻⁄𝑦1 = 1𝑦3
4× ⁄𝑦1

(2,6−1)3
=
4×2,6

= 0,394
3 𝑄2
 yc =√
𝐵2 ×𝑔

3 1194444,444 2
=√
64 2 ×9810

= 32,868

 Percobaan 4
Di peroleh data sbb:
yg = 25 mm
yo = 65 mm
y1 = 19 mm
y3 = 42 mm
B = 64 mm
g = 9810 mm/s2
Q = 5100 liter/hari
= (5100 × 106) / 3600
= 1416666,667 mm3/s

Maka diperoleh:
 A1 = B × y1
= 64 × 19 = 1216 mm2
 A2 = B × y3
= 64 × 42 = 2688 mm2
𝑄 1416666,667
 V1 = = = 1165,022 mm/s
𝐴1 1216
𝑄 1416666,667
 V3 = = = 527,034 mm/s
𝐴3 2688

V12
 E1 = y1 + ( )
2×𝑔

1165,0222
= 19 + ( )
2×9810

= 88,178
V32
 E3 = y3 + ( )
2×𝑔

527,034 2
= 42 + ( )
2×9810

= 56,157
V12 1165,022
 ( ) =( )
𝑔×𝑦1 9810 ×19

= 7,282
y 42
 ( 3) =( )
𝑦1 19

= 2,211
𝑦
(( 3 )−1)3
𝑦
 ∆𝐻⁄𝑦1 = 1𝑦3
4× ⁄𝑦1

(2,211−1)3
=
4×2,211

= 0,201
3 𝑄2
 yc =√
𝐵2 ×𝑔

3 1416666,6672
=√
64 2 ×9810

= 36,827

 Percobaan 5
Di peroleh data sbb:
yg = 30 mm
yo = 65 mm
y1 = 22 mm
y3 = 46 mm
B = 64 mm
g = 9810 mm/s2
Q = 5600 liter/hari
= (5600 × 106) / 3600
= 1555555,556 mm3/s

Maka diperoleh:
 A1 = B × y1
= 64 × 22 = 1408 mm2
 A2 = B × y3
= 64 × 46 = 2944 mm2
𝑄 1555555,556
 V1 = = = 1104,798 mm/s
𝐴1 1408
𝑄 1555555,556
 V3 = = = 528,382 mm/s
𝐴3 2944

V12
 E1 = y1 + ( )
2×𝑔

1104,798 2
= 22 + ( )
2×9810

= 84,211
V32
 E3 = y3 + ( )
2×𝑔

528,382 2
= 46 + ( )
2×9810

= 60,230
V12 1104,798 2
 ( ) =( )
𝑔×𝑦1 9810 ×22

= 5,655
y 46
 ( 3) =( )
𝑦1 22

= 2,091
𝑦
(( 3 )−1)3
𝑦
 ∆𝐻⁄𝑦1 = 1𝑦3
4× ⁄𝑦1
(2,091−1)3
=
4×2,091

= 0,155
3 𝑄2
 yc =√
𝐵2 ×𝑔

3 1555555,5562
=√
64 2 ×9810

= 39,197

8. GRAFIK
Grafik Hubungan antara V1^2 / g.Y1 dengan Y3/Y1

60.000
55.000 4.667; 55.564
50.000
45.000
40.000
V1^2 / g.Y1

35.000
30.000
25.000
20.000
2.833; 14.402
15.000 2.600; 10.520
10.000 2.211; 7.282
5.000 2.091; 5.6555
0.000
4.667 2.833 2.600 2.211 2.091

Y3/Y1

Grafik Hubungan Antara H/Y1 Dengan Y3/Y1


3.000 4.667; 2.641
2.500

2.000
H/Y1

1.500

1.000
2.600; 0.394
0.500 2.211; 0.201 2.091; 0.155
2.833; 0.544
0.000
4.667 2.833 2.600 2.211 2.091
Y3/Y1

9. KESIMPULAN DAN SARAN

 KESIMPULAN
a. Berdasarkan Kecepatan aliran V1 pada section 1 lebih besar dari
pada aliran kecepatan aliran V3 pada section 3 dikarenakan section
1 memiliki luas penampang basah yang lebih kecil daripada section
3 dengan debit yang sama.
b. Terjadinya kehilangan energi dari section 1 ke section 3 sebesar :
 Percoban 1 : E1 – E3 = 137,038
 Percoban 2 : E1 – E3 = 53,649
 Percoban 3 : E1 – E3 = 43,230
 Percoban 4 : E1 – E3 = 32,021
 Percoban 5 : E1 – E3 = 23,981
c. Semakin tinggi yg, maka energi akan semakin kecil.

 SARAN

a. Demi Demi kelancaran praktikum, sebaiknya alat di perbanyak agar


menambah kapasitas kelompok praktikum perhari.
b. Disarankan untuk menambah eksperimen lain yang belum pernah
dilakukan pada praktikum hidrolika UMSU.
c. Disarankan untuk menambah item analisa data seperti kehilangan
energi.

10. GAMBAR ALAT


a. Multi Purpose
Teaching Flume
 Alat yang digunakan sebagai media tempat dilakukannya percobaan

b. Hook and Point Gauge


 Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian muka air

c. Perangkat Pitot Tube


 Alat yang digunakan untuk mengatur debit aliran
d. waterpass
 Alat yang digunakan untuk memposisikan flume secara horizontal

e. Adjustable Undershot Weir


 Alat ukur untuk mengetahui tinggi permukaan air

f. Mistar
 Pengukur tinggi permukaan air

g. Kain Lap
 Alat yang digunakan untuk membersihkan perlatan

Anda mungkin juga menyukai