KARAKTERISTIK PENGALIRAN
DI ATAS BROAD CRESTED WEIR
Hari dan Tanggal Percobaan : Sabtu, 03 Desember 2016
Lokasi Percobaan : Laboratorium Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Waktu : 13.00 17.00 WIB
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan besarnya koefisien debit pada suatu pengaliran di dalam
laboratorium dengan pengaliran dia atas broad crested weir.
2. PERALATAN
a. Multi Purpose Teaching Flume
b. Hook and Point Gauge
c. Perangkat Pitot Tube
d. Broad Crested Weir
e. Waterpass
3. DASAR TEORI
Untuk pengaliran di atas broad crestec weir berlaku persamaan Bernouli, yaitu
:
V2
H Hc
2g
atau :
V 2 g ( H Hc )
Dimana :
H = tinggi muka air hulu di atas weir
Hc = Dc = kedalaman air kritis
V = kecepatan aliran pada Hc
g = percepatan gravitasi
Apabila lebar weir adalah B dan koefisien debit adalah C d, maka debit yang
mengalir melalui broadcrested weir adalah :
Dengan pengaliran di hilir weir jatuh bebas, maka kedalaman di atas weir
adalah kedalaman yang memberikan debit maksimum sehingga harga (H.hc 2hc3)
juga maksimum. Maka diperoleh :
d ( H .Hc 2 Hc 3 )
0
d .hc
2.H.hc.-3hc2 = 0
Jadi :
Q Cd .B 2 g ( H .hc 2 hc 3 )
2 2
Q Cd .B 2 g H ( H ) 2 ( H ) 3
3 3
4
Q Cd .B 2 g ( H 3)
27
3
Q Cd .B.1,705.H 2
Asalkan bendungan tidak terendam (level air dihilir rendah), aliran diatas
bendung Broad (rested dapat dianggap kritis saat melewati bendung karenanya:
2 3
o 1 1
H . Y Y = Maksimum ..................................(4)
Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat
ukur pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan
pengertian yang lain debit atau aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu.
Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per
detik (m3/dt). Sungai dari satu atau beberapa aliran sumber air yang berada di
ketinggian,umpamanya disebuah puncak bukit atau gunung yg tinggi, dimana air
hujan sangat banyak jatuh di daerah itu, kemudian terkumpul dibagian yang
cekung, lama kelamaan dikarenakan sudah terlalu penuh, akhirnya mengalir
keluar melalui bagian bibir cekungan yang paling mudah tergerus air.
Selanjutnya air itu akan mengalir di atas permukaan tanah yang paling
rendah, mungkin mula mula merata, namun karena ada bagian- bagian
dipermukaan tanah yg tidak begitu keras, maka mudahlah terkikis, sehingga
menjadi alur alur yang tercipta makin hari makin panjang, seiring dengan makin
deras dan makin seringnya air mengalir di alur itu.
Semakin panjang dan semakin dalam, alur itu akan berbelok, atau bercabang,
apabila air yang mengalir disitu terhalang oleh batu sebesar alur itu, atau batu
yang banyak, demikian juga dgn sungai di bawah permukaan tanah, terjadi dari air
yang mengalir dari atas, kemudian menemukan bagian-bagan yang dapat di
tembus ke bawah permukaan tanah dan mengalir ke arah dataran rendah yg
rendah.lama kelamaan sungai itu akan semakin lebar.
6. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Memastikan bahwa flume Horizontal dengan menggunakan alat
Waterpass.
2. Setelah flume horizontal lalu menempatkan Broad Crester Weir dan
mengalirkan air sampai mengalir di atas weir tersebut.
3. Setelah air mengalir diatas weir, kemudian memasang Hook and Point
Gauge agak kehulu dari Weir.
4. Melakukan pembacaan data dengan mengukur tinggi weir (H).
5. Mengatur pengaliran air ke dalam flume untuk mendapatkan tinggi
tekanan H dimulai dari 5 mm dengan memperbesarnya setiap 5 mm
secara bertahap. Mangukur dan mencatat debit Q, tinggi tekanan H,
kedalaman air di hulu du, dan kedalaman air kritis dc untuk masing-
masing tahapan ini. Pengukuran debit dan tinggi tekanan dilakukan setelah
pengaliran air di dalam stabil.
6. Merapikan kembali alat setelah selesai melakukan percobaan.
7. ANALISA DATA
Dari hasil percobaan diperoleh data-data sebagai berikut:
Peercobaan 1
Dik : H = 5 mm
Q = 700 l/det
B = 64
Penyelesaian
H = (5) = 11.180 mm
Cd =
Cd = = 0.547
Percobaan 2
Dik : H = 12 mm
Q = 1100 l/det
B = 64
Penyelesaian
H = (12) = 41569 mm
Log H = log 12 = 1.079
Log Q = log 1100 = 3.041
Cd =
Cd = = 0.243
Percobaan 3
Dik : H = 19 mm
Q = 1600 l/det
B = 64
Penyelesaian
H = (19) = 82.819 mm
Cd =
Cd = = 0.177
Percobaan 4
Dik : H = 26 mm
Q = 2100 l/det
B = 64
Penyelesaian
H = (26) = 132.57 5 mm
Log H = log 26 = 1.415 mm
Log Q = log 2100 = 3.322 mm
Cd =
Cd = = 0.145
Percobaan 5
Dik : H = 33 mm
Q = 2900 l/det
B = 64
Penyelesaian
H = (33) = 189.571 mm
Cd = = = 0.140
SARAN
1. Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum harus dilakukan dengan hati-
hati dan teliti agar data yang diperoleh lebih akurat dan tepat.
2. Demi kenyamanan dalam melaksanakan praktikum, diharapkan agar
laboratorium dibuat tempat tersendiri atau tidak bercampur dengan
laboratorium yang lain.
3. Diharapkan untuk melengkapi peralatan agar wawasan untuk mengenai
lebih luas.
GAMBAR ALAT