1. Pelakasanaan Praktikum
2. Tujuan Percobaan
3. Peralatan Praktikum
V= 2 g ( H Hc )
dimana :
H = tinggimuka air huludiatas weir
Hc, dc = kedalaman air kritis
V = kecepatanaliranpadaHc
g = percepatangravitasi
Apabila lebar weir adalah B dan koefisien debit adalah Cd, maka debit yang
mengalir melalui Broad Crested Weir adalah:
Q = Cd .B .Hc . V
Q = Cd .B .Hc 2 g ( H .Hc )
Q = Cd.B 2 g ( H .Hc 2 Hc 3 )
Dengan pengaliran dihilir weir jatuh bebas, maka kedalaman diatas weir adalah
kedalaman yang memberikan debit maksimum sehingga harga (H.𝐻𝑐 2 -𝐻𝑐 3 ) juga
maksimum. Maka diperoleh:
d ( H .Hc 2 Hc 3 )
=0
d .Hc
2.Hc - Hc 2 =0
Hc = 2/3 H
Maka :
Q = Cd.B 2 g ( H .Hc 2 Hc 3 )
2 2
Q = Cd.B 2 g H ( H ) 2 ( H ) 3
3 3
4 3
Q = Cd.B 2 g ( H )
27
3
Q = Cd.B.1,705.H 2
Maka debit yang melalui Broad Crested Weir adalah :
3
Q = 1,705.Cd.B.H 2
5. Teori Tambahan
sehingga
𝑉1 = √2𝑔 (𝐻0 − 𝑦1 )………………………………………………………(2)
laju aliran Q diberikan oleh:
Q = 𝑦1 𝑣1 𝑏1
Asalkan bendung tidak terbenam (level air di hilir rendah), aliran di atas
bendung Broad Crested dapat dianggap kritis saat melewati bendung. Karenanya:
𝐻0 𝑦12 − 𝑦13 = maksimum………………………………………………...(4)
Maksimum suatu fungsi, turunan pertamanya adalah nol, sehingga
𝑑𝑞
= 0 = 2𝐻0 𝑦12 − 3𝑦13 ……………………………………………..…..(5)
𝑑ℎ
Oleh karena itu
2
𝑦1 = 3 𝐻0 …………………………………………………………………(6)
Sebuah bendung berpuncak lebar adalah suatu struktur didalam kanal terbuka
yang mempunyai puncak horizontal yang diatasnya tekanan fluida dapat dianggap
hidrostatis. Secara umum, untuk memajukan pengoprasian yang benar, bendung-
dendung itu terbatas pada kisaran 0.08 ˂ H ˂ IW ˂ 0.50, untuk bentuk bendung
yang panjang (H/IW kuang dari 0.08). Kerugian head pada bendung tidak dapat
diabaikan meskipun bendung berpuncak lebara dapat digunakan untuk kanal
dengan bentuk penampang apapun. Kita membatasi hanya pada kanal segi empat.
Cara kerja dari bendung berpuncak lebar didasarkan pada kenyataan bahwa
aliran rantis yang hamper seragam dicapai pada belokan yang dekat diatas balok
bendung.
7. Prosedur Percobaan
Dc Du H Q
NO (mm) (mm) (mm) (L/det) 𝐇 𝟑/𝟐 Log H Log Q h Cd
Grup: 12A
1. Taufiqurrahman
(ENGGAR TIAWAN WAHYU PUTRA) 2. Vina Yusdianty
3. Deny Syahputra Siregar
4. Muhammad Nur Alfin
5. Albiah Hanum
6. Syahid Muammar A.Nst
7. Ahmad Syarif Alfan Dani
8. Muhammad Antoni
8. Analisa Data
Percobaan 1:
Maka diperoleh:
𝑄
Cd =
𝐵 .1,705 .𝐻 3/2
3400
=
64 .1,705 . 46,872
= 0,664
Percobaan 2:
Maka diperoleh:
𝑄
Cd =
𝐵 .1,705 .𝐻 3/2
3600
=
64 .1,705 . 52,383
= 0,629
Percobaan 3:
Maka diperoleh:
𝑄
Cd =
𝐵 .1,705 .𝐻 3/2
3800
=
64 .1,705 . 58,094
= 0,599
Percobaan 4:
Maka diperoleh:
H3/2 = 16 3/2 = 64 mm
𝑄
Cd =
𝐵 .1,705 .𝐻 3/2
4000
=
64 .1,705 . 64
= 0,572
Percobaan 5:
Maka diperoleh:
𝑄
Cd =
𝐵 .1,705 .𝐻 3/2
4200
=
64 .1,705 . 70,092
= 0,549
9. Grafik
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0
H (mm)
Grafik Hubungan antara CD dengan H
3.560
1.146; 3.556
3.540
1.113; 3.531
3.520
3.500
1.000 1.050 1.100 1.150 1.200 1.250
Log H
Hubungan antara Log Q dengan Log H
10. Kesimpulan
Fungsi:
Sebagai media tempat pengaliran
air.
Fungsi:
Untuk mengukur ketinggian
permukaan air didalam flume.
Fungsi:
Sebagai alat uji yang akan
digunakan didalam flume.
e. Watarpass.
Fungsi:
Alat untuk mengetahui bahawa
flume sudah horizontal.
f. Mistar.
Fungsi:
Untuk mengukur ketinggian air
didalam flume.
g. Kain Lap.
Fungsi:
untuk membersihkan alat
praktikum yang telah digunakan.